ASKEP GAWAT DARURAT ENDOKRIN

dokumen-dokumen yang mirip
KETOASIDOSIS DIABETIK

KETOASIDOSIS DIABETIK

MAKALAH KOMA HIPERGLIKEMI

KETOASIDOSIS DIABETIK. yang serius, suatu keadaan darurat yang harus segera diatasi. Merupakan

MANUAL PROSEDUR TATALAKSANA HIPOGIKEMIA & HIPERGLIKEMIA HIPOGLIKEMI & TATALAKSANANYA

HIPOGLIKEMIA PADA PASIEN DIABETES MELLITUS

ANAK. DIVISI ENDOKRINOLOGI ANAK FKUSU/RSHAM Dr. HAKIMI, SpAK Dr. MELDA DELIANA, SpAK Dr. SISKA MAYASARI LUBIS,SpA

HYPERGLYCEMIA AND HYPOGLYCEMIA

BAB I PENDAHULUAN. Menurut kamus kedokteran tahun 2000, diabetes melitus (DM) adalah

BAB I PENDAHULUAN. absolute atau relatif. Pelaksanaan diet hendaknya disertai dengan latihan jasmani

BAB I PENDAHULUAN.

HUBUNGAN KADAR GLUKOSA DARAH DENGAN BETA HIDROKSI BUTIRAT PADA PENDERITA DIABETES MELITUS

BAB XII. Kelenjar Pankreas

PATOFISIOLOGI DAN IDK DM, TIROID,PARATIROID

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Rangkuman P-I. dr. Parwati Abadi Departemen biokimia dan biologi molekuler 2009

ANALISA KASUS. Apabila keton ditemukan pada darah atau urin, pengobatan harus cepat dilakukan karena

BAB 1 PENDAHULUAN. Komplikasi akut adalah gangguan keseimbangan kadar glukosa darah jangka

glukosa darah melebihi 500 mg/dl, disertai : (b) Banyak kencing waktu 2 4 minggu)

DM à penyakit yang sangat mudah kerja sama menjadi segitiga raja penyakit : DM CVD Stroke

Efek Diabetes Pada Sistem Ekskresi (Pembuangan)

BAB 1 PENDAHULUAN. Hipoglikemia adalah suatu keadaan dimana kadar glukosa dalam darah

Definisi Diabetes Melitus

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1,5 juta kasus kematian disebabkan langsung oleh diabetes pada tahun 2012.

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Diabetes mellitus (DM) merupakan penyakit kronis yang dapat

kepatuhan dan menjalankan self care individu lanjut usia dengan Diabetes Melitus selama menjalani terapi hipoglikemi oral dan insulin?.

DIARE AKUT. Berdasarkan Riskesdas 2007 : diare merupakan penyebab kematian pada 42% bayi dan 25,2% pada anak usia 1-4 tahun.

Diabetes Mellitus Type II

PENYAKIT DEGENERATIF V I L D A A N A V E R I A S, M. G I Z I

BAB I PENDAHULUAN. menstimulasi pengeluaran CRH (Corticotropin Realising Hormone) yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. sakit kritis nondiabetes yang dirawat di PICU (Pediatric Intensive Care Unit)

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Mellitus (DM) merupakan gangguan metabolisme dengan. yang disebabkan oleh berbagai sebab dengan karakteristik adanya

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan ada tiga bentuk diabetes mellitus, yaitu diabetes mellitus tipe 1 atau disebut IDDM (Insulin Dependent

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Dosis : 0,2-1 unit/kgbb/hari, diberikan secara subkutan 1-2 x/hari

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Melitus (DM) merupakan penyakit metabolisme dari karbohidrat,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Diabetes Mellitus DEFINISI PENYEBAB

Obat Herbal Diabetes Pencegah Ketoasidosis & Keton

Patogenesis Diabetes Melitus Tipe 2

PENATALAKSANAAN KOMPLIKASI SELAMA DIALISIS DIALYSIS DISEQUILIBRIUM SYNDROME (DDS) Imam Hadi Yuwono PD. IPDI Jawa Tengah

Diabetes tipe 1- Gejala, penyebab, dan pengobatannya

DIABETES MELITTUS APAKAH DIABETES ITU?

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang terkandung di dalam urine serta adanya kelainan-kelainan pada urine.

Pelayanan Kesehatan bagi Anak. Bab 5 Diare. Catatan untuk instruktur

DIABETES MELITUS GESTASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan meningkatnya glukosa darah sebagai akibat dari

BAB 1 PENDAHULUAN. penurunan sekresi insulin yang progresif dilatar belakangi oleh resistensi insulin.

Derajat 2 : seperti derajat 1, disertai perdarah spontan di kulit dan atau perdarahan lain

TERAPI CAIRAN MAINTENANCE. RSUD ABDUL AZIS 21 April Partner in Health and Hope

Syok Syok Hipovolemik A. Definisi B. Etiologi

baik berada di atas usus kecil (Kshirsagar et al., 2009). Dosis yang bisa digunakan sebagai obat antidiabetes 500 sampai 1000 mg tiga kali sehari.

JENIS GANGGUAN ELEKTROLIT

I. PENDAHULUAN. Diabetes Melitus disebut juga the silent killer merupakan penyakit yang akan

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. homeostasis glukosa bersifat khas untuk bayi baru lahir dan anak-anak. Yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetic foot merupakan salah satu komplikasi Diabetes Mellitus (DM).

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. gejala yang disebabkan oleh peningkatan kadar gula (glukosa) darah akibat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang di Indonesia kita kenal dengan nama penyakit gula atau kencing

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

Gejala Diabetes pada Anak yang Harus Diwaspadai

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

Diabetes Melitus Gestasional. Matrikulasi Calon Peserta Didik PPDS Obstetri dan Ginekologi

Obat Penyakit Diabetes Metformin Biguanide

Obat Diabetes Farmakologi. Hipoglikemik Oral

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Diabetes Melitus (DM) merupakan salah satu penyakit metabolik yang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit Diabetes Melitus atau kencing manis, seringkali dinamakan

Dehidrasi. Gejala Dehidrasi: Penyebab Dehidrasi:

OLEH Dr. H. Hakimi SpAK Dr. Melda Deliana SpA Dr. Siska Mayasari Lubis SpA

RESUSITASI CAIRAN. Ery Leksana SMF/Bagian Anestesi dan Terapi Intensif RSUP Dr Kariadi / FK UNDIP Semarang

Konsep Pemberian Cairan Infus

GANGGUAN NAPAS PADA BAYI

BAB I PENDAHULUAN. pada seseorang yang disebabkan adanya peningkatan kadar glukosa darah

I. PENDAHULUAN. pengganti ginjal berupa dialisis atau transplantasi ginjal (Suwitra, 2009).

SKRIPSI. Oleh. Indah Kusuma Wardani

Pola buang air besar pada anak

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Diabetes Mellitus (DM) yang juga dikenal sebagai penyakit kencing manis

SATUAN ACARA PENYULUHAN DIABETES MELLITUS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. yang ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Dr.Or. Mansur, M.S. Dr.Or. Mansur, M.S

Dr.HM.Bambang Purwanto, dr. SpPD-KGH, FINASIM. Divisi Ginjal & Hipertensi Lab/SMF IPD FK.UNS / RSUD Dr.Moewardi Surakarta

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilakukan Rumah Sakit Umum Daerah Toto Kecamatan Kabila Kabupaten

EMBOLI CAIRAN KETUBAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Diabetes melitus (DM) adalah gangguan metabolis kronik kompleks

Pelayanan Kesehatan bagi Anak. Bab 7 Gizi Buruk

Asuhan Keperawatan Pasien Rujuk Balik dengan Diabetes Mellitus di Instalasi Rawat Jalan. RSUD Kota Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. adanya kenaikan gula darah (hiperglikemia) kronik. Masalah DM, baik aspek

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di Indonesia, masih ditemukan berbagai masalah ganda di bidang kesehatan. Disatu sisi masih ditemukan penyakit

BAB I PENDAHULUAN. ditandai oleh kadar glukosa darah melebihi normal serta gangguan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Melitus (DM) merupakan sekelompok kelainan heterogen yang

BAB 1 PENDAHULUAN. American Heart Association, 2014; Stroke forum, 2015). Secara global, 15 juta

BAB II STUDI KEPUSTAKAAN. I. Penyakit Diabetes Mellitus dan Pengelolaannya. Diabetes Mellitus adalah sindroma yang disebabkan oleh

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sebanyak 17 orang dari 25 orang populasi penderita Diabetes Melitus. darah pada penderita DM tipe 2.

1. Asetat dimetabolisme di otot, dan masih dapat ditolelir pada pasien yang mengalami gangguan hai

Transkripsi:

ASKEP GAWAT DARURAT ENDOKRIN Niken Andalasari PENGERTIAN Hipoglikemia merupakan keadaan dimana didapatkan penuruan glukosa darah yang lebih rendah dari 50 mg/dl disertai gejala autonomic dan gejala neurologic. 1

Menurut Boedisantoso dan Subekti (2007) gejala ini dapat ringan berupa gelisah hingga berat berupa koma dengan kejang. Penyebab tersering hipoglikemia adalah obat-obat hipoglikemia oral golongan sulfonilurea, Hipoglikemia pada DM tersering terjadi karena : a) Kelebihan obat, baik obat hipoglikemik oral maupun yang lebih sering insulin atau kebutuhan tubuh akan insulin yang relative menurun seperti pada keadaan gagal ginjal kronik, dan pasca persalinan. b) Makan tidak adekuat, baik jumlah kalori maupun waktu makan yang tidak tepat dihubungkan dengan pemakaian obat hipoglikemik. c) Kegiatan jasmani yang berlebihan yang dapat meningkatkan sensitifitas insulin. 2

Tanda klinis hipoglikemia Adapun tanda-tanda hipoglikemia adalah sebagaiberikut: stadium parasimpatik: lapar, mual, tekanan darah turun; stadium gangguan otak ringan : lemah, lesu, sulit bicara, kesulitan menghitung sederhana; stadium simpatik : keringat dingin pada muka terutama di hidung, bibir atau tangan, berdebar-debar; stadium gangguan otak berat: koma (tidak sadar) dengan atau tanpa kejang (Boedisantoso dan Subekti, 2007). 3

St. simpatis St ggnotak ringan St. parasimpatik INTERVENSI Stadium permulaan (sadar) meliputi pemberian gula murni sekitar 30 gram (2 sendok makan) atau sirop, permen dan makanan yang mengandung hidrat arang. Stop obat hipoglikemik sementara, periksa glukosa darah sewaktu. 4

Stadium lanjut (koma hipoglikemia) penanganan harus cepat. Berikan glukosa 40% 2 flakon, melalui vena setiap 10 20 menit hingga pasien sadar disertai pemberian cairan dekstrosa 10% per infus 6 jam per kolf untuk mempertahankan glukosa darah dalam nilai normal atau di atas normal. Bila belum teratasi dapat diberikan antagonis insulin seperti adrenalin, kortison dosis tinggi atau glukagon 1 mg intravena (Boedisantoso dan Subekti, 2007). DIABETIK KETOASIDOSIS (KAD) Merupakan defisiensi insulin berat dan akut dari suatu perjalanan penyakit diabetes melitus. Kondisi terdapat hiperglikemia berat dengan ketosis atau asidosis. Tanda khas adalah kesadaran menurun disertai dehidrasi berat. Yang membahayakan dari ketoasidosis adl ggn kes cairan dan elektrolit 5

Sering terjadi pd DM Tipe 1 Dapat terjadi pada Elderly dg DM tipe 2 Insidensi 4.6-8 per 1000 pasien DM Mortalitas 5 % Faktor yang mempengaruhi angka kematian 1) terlambat diagnosis karena biasanya pasien DM dibawa setelah koma; 2) pasien belum tahu mengalami diabetes; 3) sering ditemukan bersama-sama dengan komplikasi lain yang berat, misalnya sepsis, renjatan, infark miokard, dan Cerebro Vascular Disease; 4) kurangnya fasilitas laboratorium yang menunjang suksesnya penatalaksanaan ketoasidosis. 6

KRITERIA KAD KADAR GLUKOSA >250 MG/DL Ph <7,35 Hco3 rendah Keton serum (+) PATOFISIOLOGI INSULIN DEFISIENSI PENINGKATAN GLUKAGON GLUKONEOGENESIS 7

Glukoneogenesis meningkt metabolisme lemak yg menyebabkan ketogenesis shg tjd ketonemia dan penurunan serum Ph Yg akhirnya menyebabkan asidosis Kondisi hiperglikemia berat menyebabkan glycosuria dan diuretik osmosis,shg terjadi polyuria yg berakibat penurunan sodium, potassium, phosporus dan bicarbonat, shg tjd lah dehidrasi berat 8

Dehidrasi Hiperosmolaritas hemokonsentrasi hypotension Tissue hypoxia KAD jg disebabkan aktivasi hormon counterregulatory yg lain: Catecholamine, Glukagon dan Cortisol 9

Efek Cortisol Meningkatk lipolysis Meningkatkn pemecahan protein, dan pelepasan asam amino Meningkatkan glukoneogenesis di hepar PRINSIP INTERVENSI penggantian cairan & natrium menekan lipolisis lemak & menekan glukoneogenesis sel hati dg pemberian insulin mengatasi stres sbg pencetus KAD mengembalikan kondisi fisiologis normal 10

INTERVENSI Prinsip dasar penatalaksanaan adalah rehidrasi cepat-tepat, pemberian insulin, memperbaiki gangguan elektrolit dan mengatasi faktor pencetus. monitoring ketat setiap jam hingga tanda dan gejala klinis membaik. INTERVENSI Pertama rehidrasi cepat merupakan tindakan awal yang harus segera dilakukan. Cairan yang dipilih adalah NaCl 0,9%, meskipun ada pendapat lebih baik digunakan 0,45%. Pemberian cairan sebanyak 1 liter pada 30 menit pertama kemudian 0,5 liter pada 30 menit kedua, jadi berjumlah 1,5 liter pada jam pertama. Setelah itu cairan diberikan sesuai tingkat dehidrasi. Pada permulaaan diagnosis, plasma ekspander sangat berguna pada keadaan SYOK. Bila kadar glukosa darah < 200 mg/dl, NaCl 0,9% segera diganti dengan dekstrosa 5% 11

Kedua: insulin mulai diberikan pada jam ke-2, dalam bentuk bolus (intravena) dosis 180 mu/kg BB, dilanjutkan dengan drip insulin 90 mu /jam/ kgbb menjadi 45 mu/ jam/ kg BB. Bila glukosa darah stabil sekitar 200 300 mg/dl selama 12 jam, dilanjutkan dengan drip insulin 1-2 unit/ perjam dan dilakukan sliding scalesetiap 6 jam. Ketiga: bikarbonat. Koreksi natrium bikarbonat dilakukan bila ph <7,1. 12

Keempat: Kalium. Pemberian kalium agak penting terutama pada pasien yang tidak mengalami SYOK. Cara pemberian tergantung skema pengobatan yang dipergunakan. Suplementasi kalium dapat dilakukan perinfus atau bila pasien sadar dapat diberikan peroral. Bila ph naik, kalium akan turun, oleh karena itu pemberian Natrium Bikarbonat disertai dengan pemberian kalium. Kelima: antibiotik, untuk mencegah infeksi atau meluasnya infeksi, maka sebaiknya antibiotik adekuat diberikan pada waktu permulaan. 13

THANKS FOR YOUR KINDNESS ATTENTION 14