18 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Alat-Alat yang Digunakan 1. Kaca arloji 2. Spatula 3. Sendok sungu 4. Gelas beker 250 ml 5. Gelas beker 100 ml 6. Labu takar 250 ml 7. Labu takar 100 ml 8. Labu takar 25 ml 9. Pipet ukur 5 ml 10. Pipet ukur 25 ml 11. Propipet 12. Pipet tetes 13. Stirrer 14. Hotplate 15. Buret 16. ph meter (KANA) 17. Timbangan 18. Perangkat alat voltametri siklik (Metrohm)
19 4.2 Bahan-Bahan yang Digunakan 1. KCl padatan (Merck) 2. NaOH padatan (Merck) 3. H2SO4 p.a (Merck) 4. KHP (Merck) 5. NaHCO3 padatan (Merck) 6. KH2PO4 padatan (Merck) 7. Akuades 8. Asam urat murni 9. Urin manusia 4.3 Pembuatan Larutan Elektrolit 4.3.1. Pembuatan Larutan KCl 0,1 M 1. Ditimbang KCl sebanyak 1,863 gram dengan menggunakan kaca arloji dan dimasukkan dalam gelas beker 100 ml. 2. Dilarutkan dengan akuades dan diaduk hingga homogen. 3. Dipindahkan larutan kedalam labu takar 250 ml. 4. Diencerkan dengan akuades hingga tanda batas kemudian dihomogenkan. 4.3.2 Pembuatan Larutan H2SO4 0,1 M 1. Diambil sebanyak 1.39 ml ml menggunakan pipet ukur 5 ml kemudian dimasukkan dalam gelas beker 100 ml. 2. Diencerkan menggunakan akuades kemudian dihomogenkan.
20 3. Dipindahkan larutan dalam labu takar 250 ml. 4. Diencerkan dengan akuades hingga tanda batas kemudian dihomogenkan. 4.3.3 Pembuatan Larutan NaOH 0,1 M 1. Ditimbang sebanyak 1 gram padatan NaOH menggunakan kaca arloji kemudian dimasukkan ke dalam gelas beker 250 ml ml. 2. Dilarutkan dengan 100 ml akuades kemudian diaduk hingga homogen. 3. Dipindahkan larutan ke dalam labu takar 250 ml. 4. Diencerkan dengan akuades hingga tanda batas kemudian dihomogenkan. 4.3.4 Pembuatan Larutan ph Buffer 4, 7, dan 10 1. Untuk membuat larutan buffer ph 4, diambil 100 ml larutan KHP 0,1 M kemudian dimasukkan dalam gelas beker 250 ml. Dipasang ph meter dalam gelas sambil dialiri dengan larutan NaOH 0,1 M dalam buret sedikit demi sedikit hingga ph stabil menunjukkan angka 4. 2. Untuk membuat larutan buffer ph 7, diambil 100 ml larutan KH2PO4 0,1 M kemudian dimasukkan dalam gelas beker 250 ml. Dipasang ph meter dalam gelas sambil dialiri dengan larutan NaOH 0,1 M dalam buret sedikit demi sedikit hingga ph stabil menunjukkan angka 7. 3. Untuk membuat larutan buffer ph 10, diambil 100 ml larutan NaHCO3 0,005 M kemudian dimasukkan dalam gelas beker 250 ml. Dipasang ph meter dalam gelas sambil dialiri dengan larutan NaOH 0,1 M dalam buret sedikit demi sedikit hingga ph stabil menunjukkan angka 10.
21 3.3.5 Pembuatan Larutan Standar Asam Urat 0,1 M 1. Ditimbang 1,6811 gram serbuk asam urat menggunakan kaca arloji. 2. Dipanaskan larutan NaOH 1 M diatas hotplate sambil distrirer. 3. Dimasukkan serbuk asam urat sedikit demi sedikit hingga semuanya terlarut sempurna. 4. Didinginkan dan dimasukkan dalam botol kaca gelap dan disimpan ditempat yang aman. 4.4. Penentuan Karakteristik Puncak Asam Urat akuades dan dikeringkan dengan tisu sampai benar-benar bersih. 2. Diambil 5 ml KCl 0,1 M menggunakan pipet volume 5 ml dan 20 ml akuades menggunakan pipet volume 20 ml, dimasukkan dalam sel elektrolisis 3. Dipasang elektroda emas disisi kanan, elektroda Pt disisi kiri serta elektroda rujukan (AgCl) dipasang ditengah dan elektroda dihubungkan dengan kabel yang sesuai. 4. Dilakukan scan atau pengujian menggunakan instrument siklik voltametri. 5. Diulangi langkah 1-4 dengan masing-masing elektrolit NaOH 0,1 M dan H2SO4 0,1 M. 6. Dibandingkan voltamogram yang dihasilkan dan ditentukan elektrolit yang paling sesuai.
22 4.5. Penentuan ph optimum akuades dan dikeringkan dengan tisu sampai benar-benar bersih. 2. Dipasang elektroda emas disisi kanan, elektroda Pt disisi kiri serta elektroda rujukan (AgCl) dipasang ditengah dan elektroda dihubungkan dengan kabel yang sesuai 3. Diambil 5 ml ph buffer 4 menggunakan pipet ukur 5 ml dan 20 ml akuades menggunakan pipet ukur 20 ml, dimasukkan dalam sel elektrolisis. 4. Dilakukan scan atau pengujian menggunakan instrumen siklik voltametri. 5. Diambil 5 ml ph buffer 4 menggunakan pipet ukur 5 ml dan 20 ml asam urat 0,003 M menggunakan pipet ukur 20 ml, dimasukkan dalam sel elektrolisis. 6. Dilakukan scan atau pengujian menggunakan instrument siklik voltametri. 7. Dibandingkan voltamogram yang dihasilkan. 8. Diulangi langkah 3-8 untuk masing larutan ph buffer 7 dan 10. 4.6. Preparasi Sampel 1. Diambil sebanyak 5 ml sampel urin dan 5 ml larutan standar asam urat. 2. Dimasukkan dalam labu takar 50 ml. 3. Diencerkan menggunakan akuades hingga tanda batas dan dihomogenkan. 4. Dibuat sampel dari larutan standar asam urat 0,1 M masing-masing dengan konsentrasi 0,001 M; 0,002 M; 0,003 M; 0,004 M; dan 0,005 M. 5. Dibuat sampel dari larutan standar asam urat 0,1 M masing-masing dengan
23 konsentrasi 0,005 M; 0,01 M; 0,015 M; 0,02 M; dan 0,025 M. 4.7. Analisis Sampel 4.7.1. Pengaruh Variasi Konsentrasi Asam Urat akuades dan dikeringkan menggunakan tisu sampai benar-benar bersih dan kering. 2. Dipasang elektroda emas disisi kanan dan elektroda Pt disisi kiri serta elektroda rujukan (AgCl) dipasang di tengah dan elektroda dihubungkan dengan kabel yang sesuai. 3. Diambil 5 ml larutan elektrolit NaOH 0,1 M menggunakan pipet ukur 5 ml dan 20 ml larutan asam urat 0,001M menggunakan pipet ukur 20 ml, kemudian dimasukkan dalam sel elektrolisis. 4. Diuji larutan analit pada kecepatan scan 100 mvs -1. 5. Diulangi langkah 1-4 untuk masing-masing konsentrasi 0,002 M; 0,003 M; 0,004 M; 0,005 M; 0,01 M; 0,015 M; 0,02 M; dan 0,025 M 6. Voltamogram yang dihasilkan dipelajari untuk menentukan pengaruh variasi konsentrasi. 4.7.2. Penentuan Presisi Pengukuran akuades dan dikeringkan menggunakan tisu sampai benar-benar bersih dan kering. 2. Diambil 5 ml larutan elektrolit NaOH 0,1 M dan 5 ml sampel urin
24 menggunakan pipet volume 5 ml dan 15 ml larutan standar asam urat 0,005 M menggunakan pipet volume 20 ml, kemudian dimasukkan dalam sel elektrolisis. 3. Dipasang elektroda emas disisi kanan dan elektroda Pt disisi kiri serta elektroda rujukan (AgCl) dipasang di tengah dan elektroda dihubungkan dengan kabel yang sesuai. 4. Diulangi langkah 1-3 untuk masing-masing konsentrasi 0,01 M; 0,015 M; 0,02 M; dan 0,025 M. 5. Diuji larutan analit hingga 7 kali pengujian. 4.7.3. Penentuan linieritas Kurva Kalibrasi, Limit Deteksi, dan Limit Kuantifikasi akuades dan dikeringkan menggunakan tisu sampai benar-benar bersih dan kering. 2. Diambil 5 ml larutan elektrolit NaOH 0,1 M menggunakan pipet volume 5 ml dan 20 ml larutan standar asam urat menggunakan pipet volume 20 ml, kemudian dimasukkan dalam sel elektrolisis. 3. Dipasang elektroda emas disisi kanan dan kiri serta elektroda rujukan (AgCl) dipasang di tengah dan elektroda dihubungkan dengan kabel yang sesuai. 4. Diuji larutan standar asam urat 0,1 M yang masing-masing telah ditambah dengan elektrolit 0,1M. 5. Voltamogram yang dihasilkan ditentukan kurva kalibrasi, limit deteksi
25 (LOD), limit kuantifikasi (LOQ). 6. Voltamolgram yang dihasilkan ditentukan kurva kalibrasi, limit deteksi (LOD), dan limit kuantifikasi (LOQ). 4.7.4. Penentuan Recovery akuades dan dikeringkan menggunakan tisu sampai benar-benar bersih dan kering. 2. Dipasang elektroda emas disisi kanan dan elektroda Pt disisi kiri serta elektroda rujukan (AgCl) dipasang di tengah dan elektroda dihubungkan dengan kabel yang sesuai. 3. Diambil 5 ml larutan elektrolit NaOH 0,1 M, 5 ml aquades menggunakan pipet volume 5 ml dan 15 ml larutan standar asam urat 0,015 M menggunakan pipet volume 20 ml, kemudian dimasukkan dalam sel elektrolisis. 4. Diambil 5 ml sampel urin manusia ditambahkan dengan 5 ml elektrolit NaOH 0,1 M dan 15 ml akuades. 5. Diambil 5 ml sampel urin manusia ditambahkan dengan 5 ml elektrolit NaOH 0,1 M dan 15 ml larutan standar asam urat 0,015 M. 6. Dilakukan analisis menggunakan alat voltametri siklik. 7. Dilakukan perhitungan berdasarkan data voltamogram yang diperoleh untuk menentukan recovery.