HUBUNGAN TINGKAT ASUPAN ZAT GIZI MIKRO DAN MORBIDITAS TERHADAP STATUS GIZI SISWA SISWI DI SMP MUHAMMADIYAH 1 KARTASURA Karya Tulis Ilmiah ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah Diploma III Gizi Disusun oleh: Ratih Twinda Astuty J300110001 PROGRAM STUDI DIPLOMA III GIZI FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2014
HUBUNGAN TINGKAT ASUPAN ZAT GIZI MIKRO DAN MORBIDITAS TERHADAP STATUS GIZI SISWA SISWI DI SMP MUHAMMADIYAH 1 KARTASURA ABSTRAK Latar Belakang: Masa remaja merupakan masa dimana pertumbuhan manusia, pada masa ini terjadi pertahapan perubahan yang sangat cepat. Status kesehatan dan gizi nya dapat mudah terpengaruhi oleh perubahan fisik karena pertumbuhannya. Masalah gizi dapat disebabkan oleh ketidak seimbangan asupan kebutuhan baik itu berupa masalah gizi lebih maupun kurang. Masalah gizi pada remaja akan berdampak negatif pada tingkat kesehatan masyarakat, misalnya penurunan konsentrasi belajar, risiko melahirkan BBLR dan penurunan kesegaran jasmani. Tujuan : Mengetahui hubungan tingkat asupan zat gizi mikro (vitamin A dan vitamin C) dan morbiditas terhadap status gizi siswa/siswi di SMP Muhammadiyah 1 Kartasura. Metode : Metode penelitian yang digunakan adalah survei dengan desain cross-sectional yaitu variabel-variabel yang diteliti diukur pada saat bersamaan. Dalam penelitian ini digunakan sampel sebanyak 31 siswa di SMP Muhammadiyah 1 Kartasura, Kabupaten Sukoharjo dan data diambil dengan menggunakan teknik recall dengan durasi waktu 3 hari x 24 jam dan kuesioner. Analisis data menggunakan analisis univariat dan bivariat dilanjutkan dengan analisis data Chi Square. Hasil : Berdasarkan hasil uji Chi-Square diperoleh nilai χ 2 hitung sebesar 0.784 dengan nilai probabilitas 0,376 yang menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara asupan gizi mikro dengan status gizi berdasarkan IMT. Berdasarkan hasil uji Chi-Square diperoleh nilai χ 2 hitung sebesar 27,187 dengan nilai probabilitas 0,000 yang menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara morbiditas dengan status gizi berdasarkan IMT. Kesimpulan dan saran: Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara asupan gizi mikro dengan status gizi berdasarkan IMT dengan nilai 18,5-25,0. Hal ini terbukti dari hasil uji Chi-Square yang memperoleh nilai χ 2 hitung sebesar 0,784 dengan nilai probabilitas 0,376 (p>0,05). Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara morbiditas dengan status gizi berdasarkan IMT. Hal ini terbukti dari hasil uji Chi-Square yang memperoleh nilai χ 2 hitung sebesar 0,267 dengan nilai probabilitas 0,605 (p>0,05). Kata kunci: Zat gizi mikro, Morbiditas, Status gizi
A. Latar Belakang Masa remaja merupakan masa dimana pertumbuhan manusia, pada masa ini terjadi pertahapan perubahan yang sangat cepat. Status kesehatan dan gizinya dapat mudah terpengaruhi oleh perubahan fisik karena pertumbuhannya. Masalah gizi dapat disebabkan oleh ketidakseimbangan asupan kebutuhan, baik itu berupa masalah gizi lebih maupun kurang. Masalah gizi pada remaja akan berdampak negatif pada tingkat kesehatan remaja, misalnya penurunan konsentrasi belajar, risiko melahirkan BBLR dan penurunan kesegaran jasmani (Permaisih, 2003). Masa pertumbuhan, baik secara fisik, yang ditandai dengan berkembangnya jaringan-jaringan dan organ tubuh yang membuatnya lebih berisi, maupun secara kejiwaan, yaitu kelabilan emosi karena merupakan masa transisi dari jiwa anak-anak menuju dewasa (Garwarti dan Wijayati, 2010). Secara umum di Indonesia terdapat dua masalah gizi utama, yaitu kurang gizi mikro dan kurang gizi makro. Kurang gizi makro pada umumnya disebabkan oleh kekurangan asupan energi dan protein dibanding kebutuhannya yang menyebabkan gangguan kesehatan, sedangkan kurang gizi mikro disebabkan kekurangan zat gizi mikro (Dinkes Purworejo, 2006). Gizi buruk adalah bentuk terparah dari proses terjdinya kekurangan gizi menahun. Anak balita sehat atau kurang gizi secara sederhana dapat diketahui dengan membandingkan antara berat badan menurut umurnya dengan rujukan (standar) yang telah ditetapkan. Apabila berat badan menurut umur sesuai dengan standar, anak disebut gizi baik. Kalau sedikit dibawah standar disebut gizi kurang. Apabila jauh dibawah standar disebut gizi buruk. B. METODE PENELITIAN 1. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah survei dengan desain cross-sectional yaitu variabel-variabel yang diteliti diukur pada saat bersamaan. Subjek penelitian merupakan sumber data yang dimintai informasinya sesuai dengan masalah penelitian. Subjek yang digunakan dalam penelitian
ini adalah kaum remaja usia 14-17 tahun yang sekolah di SMP Muhammadiyah 1 Kartasura. 2. Populasi dan Sampel Populasi yang diambil dari penelitian adalah kelas 2 SMP Muhammadiyah 1 Kartasura dengan jumlah populasi 31 siswa. Kelas 1 dan 3 tidak dijadikan populasi karena kelas 1 masih peralihan dari SD ke SMP, sedangkan untuk kelas 3 sedang mempersiapkan untuk Ujian Nasional (UN). Kriteria inklusinya sebagai berikut : a. Remaja usia14-17 tahun. b. Remaja yang sehat dan tidak cacat. c. Siswa siswa yang bersedia menjadi peserta penelitian. Kriteria eksklusinya sebagai berikut : a. Remaja yang sudah berusia diatas 20 tahun b. Remaja yang tidak bersekolah di SMP Muhammadiyah 1 Kartasura c. Remaja yang tidak hadir dikelas Besar sampel ditentukan dengan populasi terbatas dengan menggunakan rumus Lamesshow 1997 : n = Z 2 x P (1-P) 2 x N d 2 (N-1) + Z 2 x P (1-P) Keterangan : n = besar sampel yang dilakukan Z = tingkat kemaknaan 95% (1,96) P = proporsi variabel yang dikehendaki 31,5% (0,31) N = besar populasi siswa D = presisi yang ingin dicapai dinyatakan dalam decimal 0,1 Berdasarkan rumus tersebut maka besar sampel ditentukan sebagai berikut : n =,,,,,,, =,,,,, = 66,7478 2,34 =28,52 sampel Berdasarkan perhitungan besar sampel yang telah dilakukan, diperoleh hasil sampel minimal sebanyak 28,52 sampel dan ditambah 10% dari jumlah sampel (lost of follow) kemungkinan hilang ketika pengamatan, sehingga total sampel 28,52+2,85 = 31,37 atau
31 sampel. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik Purposive Sampling sehingga didapatkan 31 sampel. 3. Variabel Penelitian Variabel adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian (Arikunto, 2002: 96). Variabel bebas (X) dari penelitian ini adalah : a. Asupan zat gizi mikro b. Morbiditas Variabel terikat (Y) dari penelitian ini adalah status gizi remaja di SMP Muhammadiyah 1 Kartasura. 4. Definisi Operasional Tabel 1 Definisi operasional Variabel Definisi Skala Asupan zat gizi mikro Morbiditas Status gizi Asupan vitamin A dan vitamin C yang diperoleh dari hidangan baik makanan pokok maupun jajanan yang dikonsumsi perhari dengan metode food recall selama 3x24 jam (Amelia, 2008) Jumlah hari sakit anak remaja SMP yang diperoleh melalui pengisian kuesioner oleh responden dengan menggunakan kuesioner angka kesakitan, yang dilakukan selama satu bulan, yang diambil setiap satu minggu sekali, sebanyak empat kali. Jenis penyakit tersebut adalah batuk, pilek, diare dan demam (price, 2002). Keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi yang diukur melalui penilaian antropometri meliputi penimbangan berat badan menggunakan timbangan injak dan pengukuran tinggi badan menggunakan microtoice serta indeks IMT (Almatsier, 2005). Nominal Nominal Nominal 5. Jenis Data Jenis data yang dikumpulkan adalah data primer dan data sekunder. Data primer meliputi identitas responden, data morbiditas pada siswa, data asupan zat
gizi mikro dan data antropometri. a. Identitas responden : dengan cara mengisi kuesioner yang dibagikan. b. Data morbiditas : dengan cara mengisi kuesioner yang dibagikan kepada responden c. Data asupan zat gizi mikro: dengan cara recall selama 3 x 24 jam. d. Data antropometri : dengan cara mengukur BB dan TB menggunakan timbangan dan microtoice. Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung yaitu jumlah siswa pada SMP Muhammadiyah 1 Kartasura. Data diperoleh dari metode observasi, hasil isian kuesioner, wawancara, recall dan penimbangan berat badan dan tinggi badan langsung oleh peneliti. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini meliputi: a. Recall Prinsip dari metode recall 24 jam, dilakukan dengan mencatat jenis dan jumlah bahan makanan yang dikonsumsi pada periode 24 jam yang lalu. b. Kuesioner Kuesioner adalah pertanyaan terstruktur yang diisi sendiri oleh responden atau diisi oleh pewawancara yang membacakan pertanyaan dankemudian mencatat jawaban yang berikan (Sulistyo-Basuki, 2006: 110). Pertanyaan yang akan diberikan pada kuesioner ini adalah pertanyaan menyangkut fakta dan pendapat responden, sedangkan kuesioner yangdigunakan pada penelitian ini adalah kuesioner tertutup, dimana responden diminta menjawab pertanyaan dan menjawab dengan memilih dari sejumlah alternatif. Keuntungan bentuk tertutup ialah mudah diselesaikan, mudah dianalisis, dan mampu memberikan jangkauan jawaban. c. Penimbangan berat badan dan tinggi badan Penimbangan berat badan dan tinggi badan ini dilakukan untuk mengetahui berat badan responden, dan kemudian dihitung status gizinya menggunakan rumus IMT.
6. Analisis Data a. Analisis Univariat Analisa univariat yang dilakukan pada data berupa variabel tunggal dalam bentuk frekuensi dan presentasenya antara lain, umur, jenis kelamin, zat gizi mikro, morbiditas dan status gizi. b. Analisis Bivariat Analisis bivariat dilakukan dengan menguji hubungan variable bebas dab variable terikat. Uji hubungan menggunakan uji chi square. Interpretasi : 1. Bila P value < 0,005 maka Ho ditolak, berarti ada hubungan antara tingkat asupan zat gizi mikro dan morbiditas terhadap status gizi. 2. Bila P value > 0,05 maka Ho diterima, berarti tidak ada hubungan antara tingkat asupan zat gizi mikro dan morbiditas terhadap status gizi. C. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Hasil Penelitian a. Distribusi Subjek Berdasarkan Jenis Kelamin Distribusi subjek berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel 10. Berikut ini disajikan distribusi frekuensi karakteristik subjek menurut jenis kelamin. Tabel 2 Distribusi Karakteristik Subjek Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Jumlah Persentase Jenis Kelamin - Perempuan 17 54,8% - Laki-laki 14 45,2% Sumber: data primer diolah Tabel 2 menunjukkan mayoritas responden berjenis kelamin perempuan dengan persentase mencapai 54,8%. Sebagian besar responden baru berumur 14 tahun dengan persentase sebesar 61,3%. b. Distribusi Subjek Berdasarkan Umur Distribusi subjek berdasarkan umur dapat dilihat pada Tabel 11 dibawah ini:
Tabel 3 Distribusi Karakteristik Subjek Berdasarkan Umur Umur Jumlah Persentase Umur 14 tahun 19 61,3 % 15 tahun 12 38,7 % Sumber: data primer diolah Subjek dalam penelitian ini adalah remaja usia 14-15 tahun yang masih bersekolah di SMP Muhammadiyah 1 Kartasura. Keseluruhan jumlah subjek adalah 31 anak. Berikut disajikan distribusi subjek berdasarkan umur responden. Menurut Dariyo (2004), tahapan perkembangan remaja berdasarkan kematangan psikososial dan seksual yaitu umur 11-13 tahun tergolong masa remaja awal, umur 14-16 tahun tergolong masa remaja tengah dan umur 17-20 tahun tergolong masa remaja lanjut. Berdasarkan tabel 11 tentang distribusi subjek diketahui sebagian besar berada pada kelompok umur 14-15 tahun yang tergolong umur remaja tengah sebanyak 31 orang (81.6%). c. Distribusi Subjek Berdasarkan Umur Distribusi subjek berdasarkan berat badan dapat dilihat pada tabel 12 di bawah ini: Tabel 4 Distribusi Karakteristik Subjek Berdasarkan Berat Badan Berat Badan Jumlah Persentase Berat Badan < 40 kg 3 9,7 % 40 50 kg 17 54,8 % > 50 kg 11 35,5 % Sumber: data primer diolah 50 kg sebagian besar 11 orang Berdasarkan data di atas atau 35,5%. dapat dilihat bahwa subjek dengan d. Distribusi Frekuensi Status Gizi berat badan < 40 kg berjumlah 3 Distribusi subjek orang atau 9,7%, berat badan - 40 berdasarkan status gizinya dapat 50 kg berjumlah 17 orang dilihat pada tabel 13 di bawah ini: dengan prosentase 54,8% dan - >
Tabel 5 Distribusi Frekuensi Status Gizi Status Gizi Jumlah Persentase Underweight 6 19,4 % Normal 15 48,4 % Overweight 10 32,3 % Tabel 5 menunjukkan bahwa tingkat status gizi subjek hanya 19,4% yang termasuk dalam kategori underweight, tingkat status gizi subjek yang berada di atas sebesar 32,3%, dan tingkat status gizi yang normal mencapai 48,4%. Tabel 6 Tingkat Kecukupan Asupan Vitamin A e. Tingkat Kecukupan Asupan Gizi Mikro Tingkat asupan gizi mikro subjek dalam penelitian ini dapat dilihat dalam tabel 14 di bawah ini: Asupan Gizi Jumlah Persentase (Vitamin A) Kurang 15 48,4 % Cukup 16 51,6 % Tabel 6 menunjukkan bahwa tingkat kecukupan asupan vitamin A subjek mayoritas termasuk kategori cukup dengan Tabel 7 Tingkat Kecukupan Asupan Vitamin C persentase mencapai 51,6%, sedangkan 48,4% sisanya memliki asupan vitamin A yang kurang. Asupan Gizi Jumlah Persentase (Vitamin C) Kurang 14 45,2 % Cukup 17 54,8 % Tabel 7 menunjukkan bahwa tingkat kecukupan asupan vitamin C subjek mayoritas termasuk kategori cukup dengan persentase mencapai 54,8%, sedangkan 45,2% sisanya memliki asupan vitamin C yang kurang.
Tabel 8 Tingkat Pengetahuan Gizi Pengetahuan Gizi Jumlah Persentase Kurang 8 25,8 % Cukup 19 61,3 % Baik 4 12,9 % Tabel 8 menunjukkan mencapai 61,3%, sedangkan bahwa tingkat pengetahuan gizi subjek mayoritas termasuk kategori 25,8% memliki pengetahuan gizi yang kurang, dan 12,9% memiliki cukup dengan persentase pengetahuan gizi yang baik. Tabel 9 Morbiditas Remaja Morbiditas Jumlah Persentase Tidak sakit 18 58,1 % Sakit 13 41,9 % Morbiditas dihitung dengan jumlah hari sakit pada subjek selama satu bulan, yang diambil setiap satu minggu sekali, sebanyak empat kali. Tabel 9 menunjukkan bahwa morbiditas subjek mayoritas termasuk kategori tidak sakit dengan persentase mencapai 58,1%, sedangkan 41,9% pernah mengalami sakit. 2. Pembahasan a. Hubungan Antara Tingkat Asupan Zat Gizi Mikro dengan Status Gizi 1. Vitamin A Analisis data pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis Chi-Square. Analisis ini digunakan untuk mengetahui keterkaitan antara tingkat asupan zat gizi mikro (vit A) dengan status gizi. Berdasarkan hasil analisis Chi Square diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 10 Hasil Analisis Chi Square Keterkaitan Asupan Zat Gizi Mikro (Vit. A) dengan Status Gizi Asupan gizi Normal Status Gizi Overweight & underweight Total (F / %) Kurang 9 (60%) 6 (40%) 15 (100%) Cukup 6 (37,5%) 10 (62,5%) 16 (100%) Total 15 (48,4%) 16 (51,6%) 31 (100,0%) χ 2 hitung : 1,569 Ho : diterima
Tabel 10 menunjukkan bahwa responden yang asupan gizinya termasuk kurang, mayoritas status gizinya normal (48,4%) dan di bawah normal/underweight (51,6%). Deskripsi tersebut mengindikasikan bahwa asupan gizi mikto memiliki peran terhadap status gizi subjek. Asupan gizi yang cukup berdampak pada status gizi yang baik. Selanjutnya dari komposisi tersebut diperoleh nilai χ 2 hitung sebesar 1,569 dengan nilai probabilitas (p) = 0,210. Dikarenakan nilai p>0,05 (0,210>0,05), maka Ho diterima artinya tidak terdapat keterkaitan antara asupan gizi mikro dengan status gizi remaja. 2. Vitamin C Analisis data pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis Chi-Square. Analisis ini digunakan untuk mengetahui keterkaitan antara tingkat asupan zat gizi mikro (vit C) dengan status gizi. Berdasarkan hasil analisis Chi Square diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 11 Hasil Analisis Chi Square Keterkaitan Asupan Zat Gizi Mikro (Vit C) dengan Status Gizi Asupan gizi Normal Status Gizi Overweight & underweight Total (F / %) Kurang 8 (57,1%) 6 (42,9%) 14 (100%) Cukup 7 (41,2%) 10 (58,8%) 17 (100%) Total 15 (48,4%) 16 (51,6%) 31 (100,0%) χ 2 hitung : 0,784 Ho : diterima Selanjutnya dari komposisi Tabel 11 menunjukkan bahwa responden yang asupan gizinya termasuk kurang, mayoritas status gizinya normal (48,4%) dan di bawah normal/underweight (51,6%). Deskripsi tersebut mengindikasikan bahwa asupan gizi mikto memiliki peran terhadap status gizi subjek. Asupan gizi yang cukup berdampak pada status gizi yang baik. tersebut diperoleh nilai χ 2 hitung sebesar 0.784 dengan nilai probabilitas (p) = 0,376. Dikarenakan nilai p>0,05 (0,376>0,05), maka Ho diterima artinya tidak terdapat keterkaitan antara asupan gizi mikro dengan status gizi remaja. 2. Hubungan Antara Morbiditas dengan Status Gizi Berdasarkan hasil analisis Chi Square diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 12 Hasil Analisis Chi Square Keterkaitan Morbiditas dengan status gizi Status Gizi Total Morbiditas Kurang Cukup (F / %) Tidak sakit 8 (44,4%) 10 (55,6%) 18 (100%) Sakit 7 (53,8%) 6 (46,2%) 13 (100%) Total 15 (48,4%) 16 (51,6%) 31 (100,0%) χ 2 hitung : 0,267 Ho : diterima Tabel 12 menunjukkan bahwa responden yang tidak sakit, mayoritas status gizinya cukup (51,6%). Kemudian responden yang pernah sakit, mayoritas memiliki status gizinya kurang (48,4%). Deskripsi tersebut mengindikasikan bahwa morbiditas memiliki peran terhadap status gizi subjek. Remaja yang pernah sakit cenderung memiliki status kecukupan gizi yang kurang dari normal. Selanjutnya dari komposisi tersebut diperoleh nilai χ 2 hitung sebesar 0,267 dengan nilai probabilitas (p) = 0,605. Dikarenakan nilai p<0,05 (0,605 > 0,05), maka Ho diterima artinya tidak terdapat keterkaitan antara morbiditas dengan status gizi remaja. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat asupan gizi mikro 51,6% subjek tergolong cukup dan hanya 48,4% yang tingkat asupan gizi mikronya kurang. Sebagian besar subjek tingkat asupan gizi mikronya cukup karena asupan makanan di rumah cukup mengandung buah dan sayuran. Remaja tidak enggan mengkonsumsi buah dan sayuran karena pengetahuan gizi yang cukup. Hal ini dibuktikan dengan hasil kuesioner pengetahuan gizi yang mayoritas termasuk kategori cukup (61,3%). Seperti diketahui, seseorang memerlukan sejumlah zat gizi untuk dapat hidup sehat serta dapat mempertahankan kesehatannya (Almasier, 2009). Zat gizi yang diperoleh melalui konsumsi pangan harus sesuai dan cukup bagi kebutuhan tubuh (Almasier, 2011). 3. Keterbatasan Penelitian Keterbatasan dalam penelitian ini yaitu peneliti menggunakan pengukuran asupan gizi mikro menggunakan kuesioner food frequency semi quantitative (FFSQ), maka terdapat kelemahan karena jawaban tergantung daya ingat subjek penelitian.
D. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dapat disimpulkan bahwa: 1. Berdasarkan hasil analisis asupan vitamin A, terdapat 51,6% responden yang mempunyai asupan vitamin A cukup, sedangkan responden yang mempunyai asupan vitamin A kurang hanya 48,4%. Untuk vitamin C, terdapat 54,8% yang mempunyai asupannya cukup dan 46,2% kategori kurang. 2. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara asupan gizi mikro dengan status gizi berdasarkan IMT dengan nilai 18,5-25,0. Hal ini terbukti dari hasil uji Chi-Square yang memperoleh nilai χ 2 hitung sebesar 0,784 dengan nilai probabilitas 0,376 (p>0,05). 3. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara morbiditas dengan status gizi berdasarkan IMT. Hal ini terbukti dari hasil uji Chi- Square yang memperoleh nilai χ 2 hitung sebesar 0,267 dengan nilai probabilitas 0,605 (p>0,05). DAFTAR PUSTAKA Almatsier, S. 2001. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. 2004. Prinsip dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.. (2009). Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama. Arisman, 2004. Gizi dalam Daur Kehidupan. EGC, Jakarta. Baliwati, Y. F. (2004). Pengantar Pangan dan Gizi, Cetakan I. Jakarta: Penerbit Swadaya. Bailey, L.B. 2000. New Standart for Dietary folate Intake in Pregnant Women. American Journal of Clinical Nutrition. Vol 71 (5), 1304s-1307s. Brown, J.E. et al. 2005, Nutrition Trough the Life Cycle 2nd edition,thomson Wadswoth, Belmont Desi & Dwi, 2009.Gizi Dalam Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta: Nuha Medika. Davies MB, Austin J, Partridge DA. 1991. Vitamin C: Its Chemistry and Biochemistry. Hal : 97-100. The Royal Society of Chemistry: Cambridge Dorland, W.A.N., 2006. Kamus Kedokteran Dorland Edisi 29. Alih Bahasa: Huriawati