PEMBANGUNAN DAN TINGKAT KEBAHAGIAAN MASYARAKAT KABUPATEN KARIMUN

dokumen-dokumen yang mirip

Survei Pengukuran Tingkat Kebahagiaan, 2014

Indeks Pembangunan Manusia

INDEKS KEBAHAGIAAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN 2014

Indeks Kebahagiaan Jawa Timur Tahun 2014

Indeks Kebahagiaan Papua Tahun 2014

INDEKS KEBAHAGIAAN DKI JAKARTA TAHUN 2014

Indeks Kebahagiaan Jawa Tengah 2014

SURVEI SOSIAL EKONOMI DAERAH KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2011

Indeks Kebahagiaan Bengkulu Tahun 2014

KERJASAMA : BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA BANDUNG DENGAN BADAN PUSAT STATISTIK KOTA BANDUNG

Indeks Kebahagiaan Kalimantan Tengah Tahun 2014

BERITA RESMI STATISTIK

Indeks Kebahagiaan Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2014

INDEKS KEBAHAGIAAN JAMBI TAHUN 2014

Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Kor, 2013

Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Kor, 2017

KERJASAMA BAPPEDA KABUPATEN SEMARANG BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN SEMARANG

Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Kor, 2016

Katalog BPS: TAHUN 2010 KERJASAMA BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BANDUNG DENGAN BAPPEDA KABUPATEN BANDUNG

Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Modul Ketahanan Sosial, 2014

INDEKS KEBAHAGIAAN SULAWESI UTARA TAHUN 2014

Penyusunan Indikator Perilaku Peduli Lingkungan Hidup, 2015

BERITA RESMI STATISTIK

Survei Perlindungan Sosial (Suplemen Susenas 2013 Triwulan I), 2013

Indeks Kebahagiaan Kalimantan Barat Tahun 2014

BERITA RESMI STATISTIK

Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Kor, 2014

Data Sosial Ekonomi. Masyarakat Kabupaten Bandung Tahun 2008 (Publikasi Hasil SUSEDA 2008) Kerjasama Badan Pusat Statistik Kabupaten Bandung

Indonesia - Survei Sosial Ekonomi Nasional 2013 Modul (Gabungan)


Survei Migrasi Internasional dan Remitan, 2013

Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) - Modul Sosial Budaya dan Pendidikan (Tahunan), 2012

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT NUSA TENGGARA TIMUR 2014

Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Kor, 2015

Survei Evaluasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Rencana Strategis Pembangunan Kampung di Provinsi Papua dan Papua Barat, 2013

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif, karena dalam

KABUPATEN ACEH UTARA. Katalog BPS : BADAN PUSAT STATISTIK

INDEKS KEBAHAGIAAN SULAWESI SELATAN TAHUN 2017

Survei Pengukuran Tingkat Kebahagiaan, 2017

Katalog BPS: Katalog BPS:

(Sakernas), Proyeksi Penduduk Indonesia, hasil Sensus Penduduk (SP), Pendataan Potensi Desa/Kelurahan, Survei Industri Mikro dan Kecil serta sumber

BAB I PENDAHULUAN. suatu barang dan jasa demi memenuhi kebutuhan dasarnya. Seseorang yang melakukan

BERITA RESMI STATISTIK

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Teknik Penarikan Contoh

METODE PENELITIAN. Populasi dan Teknik Pengambilan Contoh

INDEKS KEBAHAGIAAN JAWA TENGAH TAHUN 2017

INDEKS KEBAHAGIAAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN 2017

BAB 3 METODE PENELITIAN

INDEKS KEBAHAGIAAN KALIMANTAN BARAT TAHUN 2017

STATISTIK DAERAH KECAMATAN BATAM KOTA

INDEKS KEBAHAGIAAN SULAWESI UTARA TAHUN 2017

INDEKS KEBAHAGIAAN SULAWESI TENGAH TAHUN 2017 INDEKS KEBAHAGIAAN SULAWESI TENGAH TAHUN 2017 SEBESAR 71,92 PADA SKALA 0-100

STATISTIK DAERAH. Kecamatan Sukajadi Kota Bandung Tahun 2015 BADAN PUSAT STATISTIK KOTA BANDUNG. Katalog BPS nomor :

Boleh dikutip dengan mencantumkan sumbernya

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK

Survei Perilaku Peduli Lingkungan Hidup, 2013

Indonesia - Survei Sosial Ekonomi Nasional 2015 Maret (KOR)

DISTRIBUSI PENDAPATAN KOTA PALANGKA RAYA 2014

BERITA RESMI STATISTIK

4 GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR

BAB II. GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN PEMBANGUNAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN SUMBA BARAT

STATISTIK DAERAH KECAMATAN BENGKONG

PANDUAN PELAKSANAAN SURVEI PENGUKURAN TINGKAT KEBAHAGIAAN (SPTK) 2014

Distribusi Variabel Berdasarkan Tingkat Analisis, Jenis data, Variabel, dan Skala Pengukuran

Survei Biaya Hidup, 2012

PENDAHULUAN Latar Belakang

INDEKS KEBAHAGIAAN INDONESIA TAHUN 2017


INDEKS KEBAHAGIAAN KALIMANTAN TIMUR TAHUN 2017

INDEKS KEBAHAGIAAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2017

INDEKS KEBAHAGIAAN MALUKU UTARA TAHUN 2017

INDEKS KEBAHAGIAAN SUMATERA UTARA TAHUN 2017

INDEKS KEBAHAGIAAN BANTEN TAHUN 2017

INDEKS KEBAHAGIAAN KEP. BANGKA BELITUNG TAHUN 2017

PEDOMAN 2 SURVEI ANGKATAN KERJA NASIONAL (SAKERNAS) 2002 PEDOMAN PENGAWAS/PEMERIKSA BPS BADAN PUSAT STATISTIK, JAKARTA

KABUPATEN KARIMUN KABUPATEN KARIMUN


Indonesia - Survei Sosial Ekonomi Nasional 2015 September (Modul)

SURVEI SOSIAL EKONOMI NASIONAL

Indonesia - Survei Sosial Ekonomi Nasional 2016 Maret (KOR)

DISTRIBUSI PENDAPATAN PENDUDUK KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2013

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPRI

RINGKASAN EKSEKUTIF BUKU INDIKATOR MAKRO PEMBANGUNAN EKONOMI KABUPATEN BEKASI 2012

BERITA RESMI STATISTIK

DATA SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR SAMPAI DENGAN SEMESTER I TAHUN Jumlah penduduk wajib KTP Orang

SURVEI PERILAKU PEDULI LINGKUNGAN HIDUP 2013

STATISTIK PENDIDIKAN JAWA TENGAH 2014 Hasil Susenas 2014

KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT FEBRUARI 2015

INDEKS KEBAHAGIAAN JAWA BARAT TAHUN 2017

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT K O T A K U P A N G /


STATISTIK GENDER 2011

Penambahan Angkatan Kerja Baru di Provinsi Jawa Tengah


BAB VI KARAKTERISTIK INDIVIDU DAN RUMAHTANGGA PETANI PESERTA PROGRAM PEMBERDAYAAN PETANI MELALUI TEKNOLOGI DAN INFORMASI PERTANIAN (P3TIP)

INDEKS KEBAHAGIAAN RIAU TAHUN 2017

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPRI

INDEKS KEBAHAGIAAN PROVINSI BALI TAHUN 2017

Transkripsi:

PEMBANGUNAN DAN TINGKAT KEBAHAGIAAN MASYARAKAT KABUPATEN KARIMUN HASIL SURVEI PENGUKURAN TINGKAT KEBAHAGIAAN TAHUN 2014 KERJASAMA BAPPEDA KABUPATEN KARIMUN DENGAN BPS KABUPATEN KARIMUN

PEMBANGUNAN DAN TINGKAT KEBAHAGIAAN MASYARAKAT KABUPATEN KARIMUN HASIL SURVEI PENGUKURAN TINGKAT KEBAHAGIAAN TAHUN 2014 Ukuran Buku : 16 x 21 cm Jumlah Halaman : 156 + xi Halaman Penulis Perwajahan : Erie Sadewo Rizka Mei Wulan Kharissa Dereviani P Dewi Apriyanti Fadila Indriasari Siska Oktaviana D.A. : Kharissa Dereviani P Boleh dikutip dengan menyebutkan sumbernya ii

BUPATI KARIMUN KATA SAMBUTAN BUPATI KARIMUN Tujuan utama pembangunan adalah mencapai masyarakat Kabupaten Karimun yang sejahtera. Berbagai upaya telah dilakukan dan menghasilkan pencapaian pembangunan secara objektif dan terukur, namun hal ini belum dapat menjawab pertanyaan, apakah masyarakat bahagia dengan pencapaian tersebut?. Dalam rangka menjawab pertanyaan itu, maka suara masyarakat perlu didengarkan sebagai pilar utama dari pelaksanaan demokrasi. Untuk itu saya menyambut gembira dengan adanya publikasi "Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun" sebagai jawaban atas pertanyaan tersebut. Saya mengucapkan terima kasih bagi semua pihak yang terlibat dalam penyusunan publikasi ini. Semoga Allah SWT merahmati kita semua. Tanjungbalai Karimun, Desember 2014 BUPATI KARIMUN Dr. H. NURDIN BASIRUN iii

iv

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN KARIMUN KATA SAMBUTAN KEPALA BAPPEDA KABUPATEN KARIMUN Proses perencanaan pembangunan yang baik perlu dilaksanakan dengan memperhatikan seluruh informasi yang tersedia. Penyusunan publikasi "Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun" merupakan salah satu upaya pemerintah untuk mendapatkan informasi subjektif berbasis kepentingan masyarakat. Melalui informasi ini diharapkan pencapaian pembangunan dapat diterima dan dinikmati sepenuhnya oleh masyarakat. Ucapan terima kasih disampaikan kepada BPS Kabupaten Karimun beserta seluruh stakeholder yang terlibat dalam penyusunan publikasi ini. Semoga publikasi ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Tanjungbalai Karimun, Desember 2014 KEPALA BAPPEDA KABUPATEN KARIMUN DJUNAIDY, S.Sos, M.Si Pembina Tingkat I/IVb NIP. 19660604 199010 1 001 v

vi

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN KARIMUN KATA PENGANTAR KEPALA BPS KAB. KARIMUN Salah satu implementasi Reformasi Birokrasi di lingkungan BPS adalah upaya penyediaan jenis data yang semakin beragam. "Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun" merupakan publikasi pertama yang dihasilkan BPS Kabupaten Karimun melalui pengukuran yang bersifat subjektif. Publikasi ini hadir sebagai salah satu upaya untuk mempertemukan kepentingan masyarakat dan para pengambil kebijakan. Ucapan terima kasih disampikan kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam proses penyusunan publikasi ini. Kami sadar bahwa masih banyak kekurangan yang perlu diperbaiki. Untuk itulah kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan. Akhirnya semoga publikasi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Tanjungbalai Karimun, Desember 2014 Kepala BPS kabupaten Karimun ENDRA, S.E. NIP. 19641003 198603 1 004 vii

viii

DAFTAR PUSTAKA HALAMAN JUDUL... Error! Bookmark not defined. KATA SAMBUTAN BUPATI KARIMUN... iii KATA SAMBUTAN KEPALA BAPPEDA KABUPATEN KARIMUN... v KATA PENGANTAR KEPALA BPS KAB. KARIMUN... vii DAFTAR PUSTAKA... ix DAFTAR TABEL... xi DAFTAR GAMBAR... xiii PENDAHULUAN... 1 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Maksud dan Tujuan... 5 1.3. Jenis Data... 6 1.4. Sistematika Penyajian... 6 METODOLOGI... 9 2.1. Ruang Lingkup... 9 2.2. Kerangka Sampel... 10 2.3. Pemilihan Sampel... 11 2.4. Cakupan Data... 13 2.5. Pengolahan Data... 14 PROFIL RESPONDEN... 19 KEBAHAGIAAN BERDASARKAN JENIS KELAMIN... 29 STATUS PERKAWINAN DAN TINGKAT KEBAHAGIAN... 49 ix

TINGKAT PENDIDIKAN DAN KEBAHAGIAAN... 65 KEGIATAN USAHA DAN TINGKAT KEBAHAGIAAN... 79 KEBAHAGIAAN MENURUT KELOMPOK UMUR... 99 LAMA TINGGAL DAN TINGKAT KEBAHAGIAAN... 115 PENGHASILAN DAN TINGKAT KEBAHAGIAAN... 133 PENUTUP... 151 DAFTAR PUSTAKA... 155 x

DAFTAR TABEL Tabel 2.1. Target dan Lokasi Kerja SPTK 2014 Beserta Realisasinya... 12 Tabel 4.1. Perkembangan Jumlah Fasilitas Kesehatan di Kabupaten Karimun Tahun 2009-2013... 33 Tabel 6.1. Perbandingan Jumlah Responden Berdasarkan Penilaian Terkait Pekerjaan (Persen)... 70 Tabel 7.1. Jumlah Penduduk Usia 15 Tahun Keatas Menurut Tingkat Pendidikan Tertinggi Yang Ditamatkan dan Lapangan Usaha di Kabupaten Karimun 2013 (Persen)... 84 xi

xii

DAFTAR GAMBAR Gambar 1.1. Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Karimun Tahun 2004-2013 (Persen)... 2 Gambar 2.1. Alat Bantu Pengukuran Tingkat Kebahagiaan... 13 Gambar 3.1. Sebaran Jumlah Responden Menurut Kedudukan Dalam Rumah Tangga dan Jenis Kelamin (Persen).. 19 Gambar 3.2. Sebaran Jumlah Responden Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin (Persen)... 20 Gambar 3.3. Sebaran Jumlah Responden Menurut Status Perkawinan dan Jenis Kelamin (Persen)... 21 Gambar 3.4. Sebaran Jumlah Responden Menurut Tingkat Pendidikan yang Ditamatkan dan Jenis Kelamin (Persen)... 23 Gambar 3.5. Sebaran Jumlah Responden Menurut Lama Tinggal di Tempat Sekarang dan Jenis Kelamin (Persen)... 24 Gambar 3.6. Sebaran Jumlah Responden Menurut Lapangan Usaha dan Jenis Kelamin (Persen)... 25 Gambar 3.7. Sebaran Jumlah Responden Menurut Status Kedudukan dalam Usaha dan Jenis Kelamin (Persen)... 26 xiii

Gambar 3.8. Sebaran Jumlah Responden Menurut Kelompok Pendapatan RT dan Jenis Kelamin (Persen)... 27 Gambar 3.9. Sebaran Jumlah Responden Menurut Kepemilikan Rumah Tinggal dan Jenis Kelamin (Persen).. 28 Gambar 4.1. Jumlah Responden Survei Pengukuran Tingkat Kebahagiaan di Kabupaten Karimun Tahun 2014 menurut Jenis Kelamin (Persen)... 31 Gambar 4.2. Tingkat Kepuasan tentang Kesehatan menurut Jenis Kelamin... 32 Gambar 4.3. Tingkat Kepuasan tentang Pendidikan Menurut Jenis Kelamin... 35 Gambar 4.4. Jumlah Responden Pengukuran Kepuasan tentang Pekerjaan menurut Jenis Kelamin (Persen)... 36 Gambar 4.5. Perkembangan Upah Minimum Regional (UMR) Kabupaten Karimun, 2005 2013... 37 Gambar 4.6. Tingkat Kepuasan tentang Pekerjaan Menurut Jenis Kelamin... 38 Gambar 4.7 Tingkat Kepuasan tentang Pendapatan rumah Tangga menurut Jenis Kelamin... 39 Gambar 4.8. Tingkat Kepuasan tentang Keadaan Lingkungan menurut Jenis Kelamin.. 40 Gambar 4.9. Tingkat Kepuasan tentang Keadaan Keamanan menurut Jenis Kelamin... 41 Gambar 4.10. Tingkat Kepuasan tentang Keharmonisan Keluarga menurut Jenis Kelamin... 42 xiv

Gambar 4.11. Tingkat Kepuasan tentang Hubungan Sosial di Lingkungan Sekitar menurut Jenis Kelamin... 43 Gambar 4.12. Tingkat Kepuasan tentang Kehidupan secara Keseluruhan menurut Jenis Kelamin... 44 Gambar 4.13. Tingkat Kebahagiaan tentang Kehidupan secara Keseluruhan menurut Jenis Kelamin... 47 Gambar 5.1. Rata-rata Tingkat Kepuasan tentang Kesehatan berdasarkan Status Perkawinan... 50 Gambar 5.2. Rata-rata Tingkat Kepuasan tentang Pendidikan berdasarkan Status Perkawinan... 52 Gambar 5.3. Rata-rata Tingkat Kepuasan dengan Pekerjaan berdasarkan Status Perkawinan... 53 Gambar 5.4. Rata-rata Tingkat Kepuasan dengan Pendapatan Rumah Tangga berdasarkan Status Perkawinan... 55 Gambar 5.5. Rata-rata Tingkat Kepuasan dengan Keadaan Lingkungan berdasarkan Status Perkawinan... 56 Gambar 5.6. Rata-rata Tingkat Kepuasan dengan Keamanan berdasarkan Status Perkawinan... 57 Gambar 5.7. Rata-rata Tingkat Kepuasan dengan Keharmonisan Keluarga berdasarkan Status Perkawinan... 59 xv

Gambar 5.8. Rata-rata Tingkat Kepuasan dengan Hubungan Sosial di Lingkungan Sekitar berdasarkan Status Perkawinan... 60 Gambar 5.9. Rata-rata Tingkat Kepuasan dengan Kehidupan Keseluruhan berdasarkan Status Perkawinan... 62 Gambar 5.10. Tingkat Kebahagiaan dengan Kehidupan Keseluruhan berdasarkan Status Kawin... 63 Gambar 6.1. Penilaian Masyarakat Terhadap Kepuasan Tingkat Kesehatan Menurut Pendidikan Yang Ditamatkan... 67 Gambar 6.2. Penilaian Masyarakat Terhadap Kepuasan Tingkat Pendidikan Menurut Pendidikan Yang Ditamatkan... 68 Gambar 6.3. Penilaian Masyarakat Terhadap Kepuasan Dalam Pekerjaan Menurut Pendidikan Yang Ditamatkan... 70 Gambar 6.4. Penilaian Masyarakat Terhadap Kepuasan Pendapatan Rumah Tangga Menurut Pendidikan Yang Ditamatkan... 71 Gambar 6.5. Penilaian Masyarakat Terhadap Kepuasan Keadaan Lingkungan Menurut Pendidikan yang Ditamatkan... 72 xvi

Gambar 6.6. Penilaian Masyarakat Terhadap Kepuasan Keamanan Menurut Pendidikan yang Ditamatkan... 73 Gambar 6.7. Penilaian Masyarakat Terhadap Kepuasan Keharmonisan Keluarga Menurut Pendidikan yang Ditamatkan... 74 Gambar 6.8. Penilaian Masyarakat Terhadap Kepuasan Kehidupan Sosial Menurut Pendidikan yang Ditamatkan... 75 Gambar 6.10. Penilaian Masyarakat Terhadap Kepuasan Kehidupan Secara Umum Menurut Pendidikan yang Ditamatkan... 76 Gambar 6.11. Penilaian Masyarakat Terhadap Kebahagiaan Hidup Secara Umum Menurut Pendidikan yang Ditamatkan... 77 Gambar 7.1. Kepuasan tentang Kesehatan menurut Status Pekerjaan... 82 Gambar 7.2. Kepuasan tentang Kesehatan menurut Lapangan Usaha... 83 Gambar 7.3. Kepuasan tentang Pendidikan menurut Lapangan Usaha... 86 Gambar 7.4. Kepuasan dengan Pekerjaan menurut Lapangan Usaha... 88 Gambar 7.5. Kepuasan dengan Pendapatan Rumah Tangga menurut Lapangan Usaha... 89 Gambar 7.6. Kepuasan dengan Lingkungan Sekitar menurut Lapangan Usaha... 91 xvii

Gambar 7.7. Kepuasan dengan Keamanan Lingkungan Sekitar menurut Lapangan Usaha... 92 Gambar 7.8. Kepuasan dengan Keharmonisan Keluarga menurut Lapangan Usaha.. 94 Gambar 7.9. Kepuasan dengan Kehidupan Secara Keseluruhan menurut Lapangan Usaha... 96 Gambar 7.10. Kebahagiaan dengan Kehidupan Secara Keseluruhan menurut Lapangan Usaha... 97 Gambar 8.1. Kepuasan tentang Kesehatan menurut Kelompok Umur... 102 Gambar 8.2. Kepuasan tentang Pendidikan menurut Kelompok Umur... 103 Gambar 8.3. Kepuasan dengan Pekerjaan menurut Kelompok Umur... 105 Gambar 8.4. Kepuasan dengan Pendapatan Rumah Tangga menurut Kelompok Umur... 106 Gambar 8.5. Kepuasan dengan Keadaan Lingkungan Sekitar menurut Kelompok Umur... 107 Gambar 8.6. Kepuasan dengan Keamanan menurut Kelompok Umur... 108 Gambar 8.7. Kepuasan dengan Keharmonisan Keluarga menurut Kelompok Umur.. 110 Gambar 8.8. Kepuasan dengan Hubungan Sosial menurut Kelompok Umur... 111 Gambar 8.9. Kepuasan dengan Kehidupan Secara Keseluruhan menurut Kelompok Umur... 112 xviii

Gambar 8.10. Kebahagiaan dengan Kehidupan Secara Keseluruhan menurut Kelompok Umur... 114 Gambar 9.1. Penilaian terhadap Kepuasan Kesehatan Masyarakat menurut Lama Tinggal... 116 Gambar 9.2. Penilaian terhadap Kepuasan Pendidikan Masyarakat menurut Lama Tinggal... 118 Gambar 9.3. Penilaian terhadap Kepuasan Pekerjaan Masyarakat menurut Lama Tinggal... 121 Gambar 9.4. Penilaian terhadap Kepuasan Pendapatan Rumah Tangga menurut Lama Tinggal... 123 Gambar 9.5. Penilaian terhadap Kepuasan Keadaan Lingkungan menurut Lama Tinggal... 124 Gambar 9.6. Penilaian terhadap Kepuasan Keamanan Masyarakat menurut Lama Tinggal... 125 Gambar 9.7. Penilaian terhadap Kepuasan Keharmonisan Keluarga menurut Lama Tinggal... 126 Gambar 9.8. Penilaian terhadap Kepuasan Hubungan Sosial di Lingkungan Sekitar menurut Lama Tinggal... 128 Gambar 9.10. Penilaian terhadap Kepuasan Kehidupan Keseluruhan menurut Lama Tinggal... 129 xix

Gambar 9.11. Penilaian terhadap Kebahagiaan Kehidupan Keseluruhan menurut Lama Tinggal... 130 Gambar 10.1. Perkembangan Pendapatan Perkapita Masyarakat di Kabupaten Karimun Atas Dasar Harga Berlaku dan Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2009-2013... 134 Gambar 10.2. Penilaian Masyarakat Terkait Kepuasan Terhadap Kesehatan Menurut Kelompok Penghasilan... 136 Gambar 10.3. Penilaian Masyarakat Terkait Kepuasan Terhadap Pendidikan Menurut Kelompok Penghasilan... 137 Gambar 10.4. Penilaian Masyarakat Terkait Kepuasan Terhadap Pekerjaan Menurut Kelompok Penghasilan... 139 Gambar 10.5. Penilaian Masyarakat Terkait Kepuasan Terhadap Pendapatan Rumah Tangga Menurut Kelompok Penghasilan... 140 Gambar 10.6. Penilaian Masyarakat Terkait Kepuasan Terhadap Keadaan Lingkungan Menurut Kelompok Penghasilan... 141 Gambar 10.7. Penilaian Masyarakat Terkait Kepuasan Terhadap Keamanan Menurut Kelompok Penghasilan... 142 Gambar 10.8. Penilaian Masyarakat Terkait Kepuasan Terhadap Keharmonisan Keluarga Menurut Kelompok Penghasilan... 144 xx

Gambar 10.9. Penilaian Masyarakat Terkait Kepuasan Terhadap Hubungan Sosial Menurut Kelompok Penghasilan... 145 Gambar 10.10 Persentase Golongan Pendapatan Masyarakat Berdasarkan Pendidikan yang Ditamatkan... 146 Gambar 10.11 Penilaian Masyarakat Terkait Kepuasan Terhadap Kepuasan Hidup Keseluruhan Menurut Kelompok Penghasilan... 147 Gambar 10.12 Penilaian Masyarakat Terkait Kepuasan Terhadap Kebahagiaan Hidup Secara Keseluruhan Menurut Kelompok Penghasilan... 148 Gambar 11.1. Penilaian Masyarakat Kabupaten Karimun Tentang Tingkat Kepuasan dan Kebahagiaan Berdasarkan Beberapa Aspek Kehidupan... 152 xxi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebagian besar negara di dunia, termasuk Indonesia beranggapan bahwa tujuan utama dari pembangunan adalah menciptakan kesejahteraan bagi seluruh rakyatnya. Konsep kesejahteraan tersebut pada umumnya ditafsirkan sebagai kondisi terpenuhinya segala kebutuhan dasar masyarakat yang dinilai dari tingginya pendapatan perkapita. Dalam hal ini, kesejahteraan masih dinilai secara materiil saja dimana fokus dari peningkatan kesejahteraan adalah pada pembangunan ekonomi. Padahal, kesejahteraan merupakan suatu konsep yang multidimensional dimana perlu juga dilihat pembangunan dari sisi sosial seperti pemenuhan hak asasi masyarakat, pemenuhan pendidikan, kesehatan, dan sebagainya. Selepas terjadinya krisis global dan gejolak ekonomi, perekonomian Indonesia justru menunjukkan kondisi yang semakin membaik. Secara objektif, keadaan ini juga turut dirasakan oleh Kabupaten Karimun dimana pendapatan perkapita penduduk selalu mengalami peningkatan. Bahkan, laju pertumbuhan ekonomi selama Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun 1

satu dekade terakhir cenderung meningkat.pada tahun 2013 tercatat bahwa pertumbuhan ekonomi Kabupaten Karimun sebesar 7,14 persen, lebih tinggi dibandingkan nasional yang hanya sebesar 5,78 persen. Gambar 1.1. Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Karimun Tahun 2004-2013 (Persen) 8.00 6.00 5.05 5.62 6.05 5.90 6.04 6.30 6.56 7.05 7.26 7.14 4.00 2.00 0.00 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 Selain pertumbuhan ekonomi, indikator objektif lainnya yang menunjukkan tingkat kesejahteraan seperti angka kemiskinan, rasio gini dan sebagainya. Namun belakangan ini telah terjadi pergeseran konsep dimana kesejahteraan tidak hanya diukur secara nominal saja, tetapi juga mengarah pada konsep kebahagiaan. Kebahagiaan memiliki penafsiran yang luas tidak hanya terbatas pada kondisi kehidupan yang menyenangkan dan 2 Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun

kondisi kehidupan yang baik saja, tetapi juga pada kondisi kehidupan yang bermakna. Kebahagiaan merupakan refleksi dari berbagai kepuasan hidup terhadap kondisi kehidupan pribadi, sosial, serta dampak yang dihasilkan dari lingkungannya. Secara pribadi, seseorang akan cenderung puas ketika mudah memperoleh akses kebutuhan dasar, sehat, mudah menjalani pekerjaan, memperoleh penghasilan yang layak, yang akhirnya mudah memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Munculnya konsep baru dari kesejahteraan tersebut menumbuhkan pemikiran untuk mengukur sejauh mana tingkat kebahagiaan yang dirasakan oleh masyarakat sebagai suatu dari hasil pembangunan. Kebahagiaan yang dimaksud tidak hanya diukur dengan uang tetapi juga mencakup dimensi kebahagiaan yang lainnya. Gagasan awal tentang pengukuran tingkat kebahagiaan dicanangkan oleh PBB melalui pengukuran Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Meskipun sudah banyak dipakai, IPM dirasa belum cukup untuk mengukur sejauh mana tingkat kebahagiaan seseorang. Dimensi yang diukur oleh IPM hanya sebatas pada dimensi pendapatan, kesehatan serta pendidikan. Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun 3

Selama hampir sepuluh tahun terakhir ini, organisasi internasional di bidang kerjasama ekonomi dan pembangunan, Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD )mencari metode baru untuk mengukur keberhasilan pembangunan dengan meninggalkan pertumbuhan ekonomi. Untuk itu dirumuskan suatu Better Life Index,yang telah disambut baik dan telah digunakan di tiga puluh enam negara maju. OECD berharap segera untuk membuat indeks yang berlaku bagi negara-negara lain, terutama di negaranegara berkembang, termasuk Indonesia. Pengukuran tingkat kebahagiaan masyarakat Indonesia menjadi sebuah kebutuhan yang mendesak mengingat melihat pembangunan dari segi ekonomi saja pada saat sekarang sudah kurang relevan. Menjawab kebutuhan tersebut, Badan Pusat Statistik melakukan serangkaian studi mendalam terkait substansi, indikator, dan pengukuran tingkat kebahagiaan masyarakat. Pada tahun 2014, untuk pertama kalinya BPS melaksanakan Survei Pengukuran Tingkat Kebahagiaan (SPTK). Data yang dikumpulkan dalam survei ini mencakup pengamatan dan penilaian objektif tentang kondisi kesehatan, pendidikan, pekerjaan dan pendapatan, keamanan, dan sebagainya yang dilengkapi dengan 4 Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun

penilaian subjektif dari responden mengenai tingkat kebahagiaan dan kepuasan hidup. Survei ini dilaksanakan di seluruh wilayah Indonesia termasuk Kabupaten Karimun. 1.2. Maksud dan Tujuan Pembangunan Kabupaten Karimun yang semakin maju dewasa ini hendaknya tidak hanya diukur dari segi ekonomi saja, akan tetapi juga pada segikesejahteraan masyarakat melalui pengukuran tingkat kebahagiaan. Secara umum, tujuan dari penyusunan publikasi Survei Pengukuran Tingkat Kebahagiaan (SPTK) Kabupaten Karimun ini adalah untuk menyediakan data pokok mengenai kondisi sosial ekonomi yang dikaitkan dengan penilaian subyektif mengenai tingkat kebahagiaan dan kepuasan hidup yang dirasakan masyarakat Kabupaten Karimun. Data hasil SPTK 2014 tersebut dapat dijadikan bahan untuk penyusunan kebijakan serta sebagai alat ukur baru dalam mengukur keberhasilan pembangunan di wilayah Kabupaten Karimun. Adapun indikator yang dijelaskan dalam publikasi ini mencakup keterangan individu dan keterangan perumahan dan aset rumah tangga. Keterangan Individu meliputi, kesehatan, pendidikan, pekerjaan dan Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun 5

pendapatan, lingkungan dan keamanan, kehidupan keluarga, kehidupan sosial, waktu luang dan partisipasi berpolitik. Sementara itu, keterangan perumahan dan aset rumah tangga meliputi status penguasaan dan luas bangunan tempat tinggal, kualitas bangunan rumah, fasilitas rumah, dan kepemilikan aset rumah tangga untuk kenyamanan hidup. Seluruhnya dikaitkan dengan penilaian subyektif responden mengenai tingkat kebahagiaan dan kepuasan hidup. 1.3. Jenis Data Jenis data yang dikumpulkan untuk penyusunan publikasi Survei Pengukuran Tingkat Kebahagiaan (SPTK) Kabupaten Karimun 2014 ini adalah data primer yang dikumpulkan langsung dari responden. Sumber data utama dalam publikasi ini adalah data hasil Survei Pengukuran Tingkat Kebahagiaan (SPTK) Tahun 2014. Selain itu, sebagai pelengkap dan perbandingan digunakan juga berbagai data yang bersumber pada hasil sensus dan berbagai survei lainnya. 1.4. Sistematika Penyajian Penyusunan publikasi Survei Pengukuran Tingkat Kebahagiaan (SPTK) Kabupaten Karimun 2014 ini 6 Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun

menggunakan analisis deskriptif yang menggambarkan secara umum mengenai profil kependudukan, kesehatan, pendidikan, lingkungan dan keamanan, kehidupan keluarga, kehidupan sosial, perumahan dan kaitannya dengan persepsi masyarakat mengenai tingkat kebahagiaan dan kepuasan hidup di Kabupaten Karimun tahun 2014. Data disajikan dalam bentuk tabel dan grafik/gambar yang terbagi dalam beberapa bab sebagai berikut: BAB I Pendahuluan berisi latar belakang penyusunan publikasi Survei Pengukuran Tingkat Kebahagiaan (SPTK) Kabupaten Karimun, maksud dan tujuan, jenis data yang dikumpulkan dan sistematika penyajian publikasi. BAB II Metodologi menjelaskan ruang lingkup, kerangka sampel, metodologi pengumpulan data dan pengolahan data, serta menjelaskan berbagai konsep dan Definisi yang digunakan dalam publikasi ini. BAB III Profil Responden, menyajikan gambaran mengenai karakteristik responden yang menjadi sampel pada kegiatan ini. Melalui gambaran demografi, ekonomi dan sosial diharapkan dapat menjelaskan keterkaitan lebih lanjut dengan persepsi kebahagiaan yang dimiliki. Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun 7

BAB IV Perbandingan berbagai Indikator Kepuasan Hidup/Kebahagian berdasarkanjenis kelamin. BAB V Perbandingan berbagai Indikator Kepuasan Hidup/Kebahagian berdasarkan status perkawinan BAB VI Perbandingan berbagai Indikator Kepuasan Hidup/Kebahagian berdasarkan tingkat pendidikan BAB VII Perbandingan berbagai Indikator Kepuasan Hidup/Kebahagian berdasarkan lapangan usaha BAB VIII Perbandingan berbagai Indikator Kepuasan Hidup/Kebahagian berdasarkan kelompok umur BAB IX Perbandingan berbagai Indikator Kepuasan Hidup/Kebahagian berdasarkan lamanya tinggal di tempat saat ini BAB X Perbandingan berbagai Indikator Kepuasan Hidup/Kebahagian berdasarkan rata-rata tingkat penghasilan sebulan BAB XI kesimpulan. 8 Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun

BAB II METODOLOGI 2.1. Ruang Lingkup Badan Pusat Statistik untuk petama kalinya melaksanakan Survei Pengukuran Tingkat Kebahagiaan (SPTK) pada tahun 2014. Survei ini dilaksanakan setelah serangkaian studi mendalam terkait substansi, indikator, dan pengukuran tentang kebahagiaan masyarakat yang telah dilaksanakan selama kurun waktu dua tahun sejak 2012. Data yang dikumpulkan dalam survei ini sedikit berbeda dari data yang biasa dikumpulkan oleh BPS dalam berbagai survey. Pada umumnya, data yang dikumpulkan BPS sifatnya kuantitatif berdasarkan pengamatan dan penilaian obyektif. Sebaliknya, data yang dikumpulkan pada SPTK 2014 mencakup pengamatan dan penilaian obyektif yang dilengkapi dengan data yang merupakan hasil penilaian responden yang sifatnya subyektif. SPTK 2014 dilaksanakan di seluruh kabupaten/kota di Indonesia termasuk juga di Kabupaten Karimun. Jumlah sampel SPTK 2014 di Kabupaten Karimun sebanyak 14 blok sensus yang merupakan blok sensus terpilih dari Susenas 2014 Triwulan 2. Dari setiap blok sensus terpilih tersebut diambil 10 rumah tangga sampel. Rumah tangga yang terpilih sebagai sampel adalah Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun 9

rumah tangga biasa. Untuk rumah tangga yang tinggal di blok sensus khusus dan rumah tangga khusus yang tinggal di blok sensus biasa tidak terpilih sebagai sampel. Publikasi Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun disusun untuk menggambarkan tingkat kepuasan hidup dan kebahagiaan masyarakat yang dianalisis berdasarkan karakteristik demografi penduduk, pendidikan, kondisi kesehatan, kondisi ekonomi, perumahan, dan sebagainya. Pada publikasi ini, statistik/indikator yang disajikan merupakan gambaran kepuasan hidup dan tingkat kebahagiaan masyarakat Kabupaten Karimun pada tahun 2014 hasil pengolahan Survei Pengukuran Tingkat Kebahagiaan (SPTK) tahun 2014. 2.2. Kerangka Sampel Kerangka sampel yang digunakan untuk SPTK 2014 merupakan kerangka sampel Susenas 2014 Triwulan 2. Kerangka sampel yang digunakan pada SPTK 2014 terdiri dari tiga jenis, yaitu: a. Kerangka sampel pemilihan daftar wilayah pencacahan SP2010 yang disertai dengan banyaknya rumah tangga hasil listing SP2010 (Daftar RBL1), muatan blok sensus dominan (pemukiman biasa, pemukiman mewah, 10 Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun

pemukiman kumuh), informasi daerah sulit/tidak sulit, dan klasifikasi desa/ kelurahan. b. Kerangka sampel pemilihan daftar blok sensus pada setiap wilayah pencacahan terpilih. c. Kerangka sampel pemilihan daftar rumah tangga biasa tidak termasuk rumah tangga khusus (panti asuhan, barak polisi/militer, penjara, dsb) dalam setiap blok sensus terpilih Susenas Triwulan 2. Pendaftaran rumah tangga dicatat menggunakan daftar VSEN14.DSBS. 2.3. Pemilihan Sampel Berdasarkan kerangka sampel dilakukan pemilihan sampel empat tahap, dimana pada tahap pertama sampai denga ketiga dipilih sampel Kecamatan, Desa/Kelurahan serta Blok Sensus (BS) secara Proportional Probability to Size (PPS). Selanjutnya pada tahap kedua dilakukan pemilihan Rumah Tangga sampel secara systematic random yang berjumlah 10 unit untuk masing-masing BS. Dari hasil pemilihan sampel tersebut didapatkan sasaran dan wilayah kerja sebagaimana pada Tabel 2.1. Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun 11

Tabel 2.1. Target dan Lokasi Kerja SPTK 2014 Beserta Realisasinya Kecamatan Jumlah BS Target Non Respon Realisasi (1) (2) (3) (4) (5) Durai 1 10 0 10 Kundur 2 20 1 19 Kundur Utara 1 10 0 10 Karimun 3 30 5 25 Buru 1 10 1 9 Meral 4 40 2 38 Tebing 2 20 1 19 Kab. Karimun 14 140 10 130 Sumber: BPS Kabupaten Karimun, hasil pengolahan Sedikit berbeda dari data yang biasa dikumpulkan oleh BPS dalam berbagai survei, data yang dikumpulkan dalam SPTK 2014 ini mencakup pengamatan dan penilaian obyektif yang dilengkapi dengan data yang merupakan hasil penilaian responden yang sifatnya subyektif. Oleh karena itu, pencacahan SPTK 2014 ini dilaksanakan oleh petugas yang memiliki kemampuan dan pengalaman berwawancara yang baik dan persuasif serta berdedikasi tinggi dalam tugas sehingga dapat meminimalisir non sampling error dan non respon. Pengumpulan data dari rumah tangga terpilih dilakukan melalui wawancara tatap muka antara pencacah dengan responden yang sesuai, yaitu kepala rumah tangga 12 Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun

atau pasangannya dengan menggunakan kuesioner SPTK2014. Oleh karena itu meskipun telah diupayakan, namun kesulitan dalam menemui Kepala Rumah Tangga sebagai target sampel menyebabkan adanya non response rate sebesar 7,14 persen. Gambar 2.1. Alat Bantu Pengukuran Tingkat Kebahagiaan 2.4. Cakupan Data Data yang dikumpulkan dalam SPTK 2014 dapat dikelompokan menjadi tiga bagian, yaitu: a. Keterangan umum anggota rumah tangga meliputi nama, hubungan dengan kepala rumah tangga, Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun 13

jenis kelamin, umur, status perkawinan, dan pendidikan tertinggi yang ditamatkan; b. Keterangan individu responden terpilih meliputi: kesehatan, pendidikan, pekerjaan dan pendapatan, lingkungan dan keamanan, kehidupan keluarga, kehidupan sosial, waktu luang dan partisipasi berpolitik, serta penilaian subyektif mengenai tingkat kebahagiaan dan kepuasan hidup. c. Keterangan perumahan dan aset rumah tangga mencakup status penguasaan dan luas bangunan tempat tinggal, kualitas bangunan rumah (lantai, dinding, dan atap), fasilitas rumah (sumber penerangan utama, bahan bakar utama untuk memasak, tempat buang air besar, dan sumber air minum) dan kepemilikan aset rumah tangga untuk kenyamanan hidup. 2.5. Pengolahan Data Pengolahan data hasil SPTK 2014 dilakukan oleh BPS Kabupaten/Kota setempat. Tahap awal yang dilakukan sebelum pengolahan data dimulai adalah dilakukan proses receiving, batching, cek awal atas kelengkapan isian daftar pertanyaan, pengkodean (coding), penyuntingan (editing) terhadap isian yang tidak wajar termasuk hubungan 14 Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun

keterkaitan (konsistensi) terhadap isian antara satu jawaban dengan jawaban lainnya. Untuk keperluan analisis, selanjutnya data diolah dalam bentuk tabel-tabel dan grafik/gambar menggunakan program SPSS dan Microsoft Excel. Dalam tahapan pengolahan data, mulai perekaman data (data entri), pemeriksaan konsistensi antar isian dalam kuesioner sampai dengan tahap tabulasi, sepenuhnya dilakukan dengan menggunakan komputer. 2.6. Konsep Definisi Blok sensus adalah bagian dari suatu wilayah desa/kelurahan yang merupakan daerah kerja seorang petugas pencacah. Blok sensus membagi habis desa/kelurahan dan harus mempunyai batas-batas (alam/buatan) yang jelas. Batas satuan lingkungan setempat (SLS) seperti rukun tetangga (RT), rukun warga (RW), dusun atau lingkungan diutamakan sebagai batas blok sensus bila batas SLS tersebut jelas. Satu blok sensus harus terletak pada satu hamparan tidak boleh terpisah oleh blok sensus lain. Rumah tangga dalam hal ini dibedakan menjadi dua, yaitu rumah tangga biasa dan rumah tangga khusus. Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun 15

1) Rumah tangga biasaadalah seorang atau sekelompok orang yang mendiami sebagian atau seluruh bangunan fisik/sensus, dan biasanya makan bersama dari satu dapur. Makan dari satu dapur adalah jika pengurusan kebutuhan sehariharinya dikelola bersama menjadi satu. Selain rumah tangga biasa yang terdiri dari bapak, ibu dan anak, yang juga dianggap rumah tangga biasa antara lain: a. Seseorang yang menyewa kamar atau sebagian bangunan sensus dan mengurus makanannya secara sendiri. b. Keluarga yang tinggal terpisah di dua bangunan sensus tapi makannya dari satu dapur asal kedua bangunan sensus tersebut masih dalam satu segmen. c. Suatu rumah tangga yang menerima pondokan dengan makan (indekos) yang pemondoknya berjumlah kurang dari 10 orang. d. Pengurus asrama, panti asuhan, lembaga pemasyarakatan dan sejenisnya yang tinggal sendiri maupun bersama anak, istri serta anggota rumah tangga lainnya, makan dari satu dapur yang terpisah dari lembaga yang diurusnya. 16 Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun

e. Beberapa orang yang bersama-sama mendiami satu kamar dalam satu bangunan sensus walaupun mengurus makannya sendiri-sendiri dianggap satu rumah tangga biasa. 2) Rumah tangga khusus, yaitu orang-orang yang tinggal di asrama, tangsi, panti asuhan, lembaga pemasyarakatan, rumah tahanan, dan sekelompok orang yang mondok dengan makan (indekos) dan berjumlah 10 orang atau lebih. Anggota rumah tanggaadalah semua orang yang biasanya bertempat tinggal di suatu rumah tangga, baik yang berada di rumah pada waktu pencacahan maupun sementara tidak ada. Anggota rumah tangga yang telah bepergian 6 bulan atau lebih, dan anggota rumah tangga yang bepergian kurang dari 6 bulan tetapi bertujuan pindah/akan meninggalkan rumah 6 bulan atau lebih, tidak dianggap sebagai anggota rumah tangga. Orang yang telah tinggal di suatu rumah tangga 6 bulan atau lebih atau yang telah tinggal di suatu rumah tangga kurang dari 6 bulan, tetapi berniat menetap di rumah tangga tersebut dianggap sebagai anggota rumah tangga. Kepala rumah tanggaadalah seseorang dari sekelompok anggota rumah tangga yang bertanggung Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun 17

jawab atas kebutuhan sehari-hari rumah tangga tersebut atau orang yang dianggap/ditunjuk sebagai kepala didalam rumah tangga tersebut. 18 Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun

BAB 3 PROFIL RESPONDEN Responden survei pengukuran tingkat kebahagiaan di Kabupaten Karimun terdiri dari 130 rumah tangga (RT). Dari jumlah tersebut 100 responden atau 76,92 persennya berjenis kelamin laki-laki dan 30 responden atau 23,08 persen sisanya merupakan responden perempuan. Diantara 100 reponden berjenis kelamin perempuan, 46,67 persen diantaranya merupakan kepala rumah tangga sedangkan 53,33 sisanya berstatus sebagai pasangan KRT. Gambar 3.1. Sebaran Jumlah Responden Menurut Kedudukan Dalam Rumah Tangga dan Jenis Kelamin (Persen) 100% 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% 0.00 13.08 53.33 100.00 86.92 46.67 Laki-laki Perempuan Total Pasangan KRT Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun 19

100% Umumnya, responden perempuan yang berstatus sebagai pasangan ini diambil sebagai sampel karena kepala rumah tangga yang berjenis kelamin laki-laki sulit ditemui karena sedang bekerja atau bepergian. Dengan demikian secara keseluruhan terdapat 86,92 persen reponden yang merupakan kepala rumah tangga, sementara 13,08 persen sisanya merupakan pasangannya. Gambar 3.2. Sebaran Jumlah Responden Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin (Persen) 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% 23.00 21.00 27.00 25.00 4.00 13.33 20.00 30.00 26.67 10.00 20.77 20.77 27.69 25.38 5.38 Laki-laki Perempuan Total Jika ditinjau menurut kelompok umur, maka diketahui bahwa jumlah responden survei pengukuran tingkat kebahagiaan Kabupaten Karimun sebagian besar berusia diatas 30 tahun. Jumlah responden yang berusia dibawah 30 tahun hanya sebesar 5,38 persen, sementara 20 Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun >60 50-59 40-49 30-39 <30

pada empat kelompok umur yang lain, jumlah responden tersebar merata berkisar antara 20-28 persen. Jumlah responden terbanyak berada pada kelompok 40-49 tahun yaitu sebesar 27,69 persen. Secara umum tidak terdapat perbedaan yang berarti dalam sebaran kelompok umur antara responden laki-laki dan perempuan. Namun demikian, berdasarkan Gambar 3.2. terlihat bahwa responden perempuan memiliki jumlah responden usia dibawah 30 tahun yang lebih banyak, sementara responden yang berumur diatas 60 lebih sedikit dibandingkan dengan responden laki-laki. Gambar 3.3. Sebaran Jumlah Responden Menurut Status Perkawinan dan Jenis Kelamin (Persen) 100% 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% 9.00 1.00 13.85 30.00 2.31 6.67 87.00 81.54 63.33 3.00 0.00 2.31 Laki-laki Perempuan Total Cerai Mati Cerai Hidup Kawin Belum Kawin Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun 21

Status perkawinan sebagian besar responden adalah kawin. Jumlah responden berstatus kawin mencapai 81,54 persen diikuti oleh responden berstatus cerai mati sebesar 13,85 persen. Sementara itu, reponden belum kawin dan cerai hidup memiliki jumlah yang sama sebesar 2,31 persen. Terdapat perbedaan cukup signifikan antara responden laki-laki dan permpuan dalam hal status perkawinan. Jumlah responden laki-laki berstatus kawin mencapai 87 persen, sementara pada perempuan jumlahnya hanya sebesar 63,33 persen. Selain itu jumlah responden perempuan berstatus cerai mati memiliki jumlah cukup besar mencapai 30 persen. Jika ditinjau menurut tingkat pendidikan, sebagian besar responden merupakan tamatan SMA sederajat. Jumlah responden tamatan SMA sederajat mencapai 28,46 persen, diikuti oleh responden tamatan SD sederajat sebesar 26,92 persen. Jumlah respondden paling sedikit berasal dari kelompok pendidikan S2/S3 yang hanya sebesar 0,77 persen. 22 Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun

Gambar 3.4. Sebaran Jumlah Responden Menurut Tingkat Pendidikan yang Ditamatkan dan Jenis Kelamin (Persen) Total 11.54 26.92 16.15 28.46 9.23 Perempuan 13.33 26.67 13.33 36.67 6.67 Laki-laki 11.00 27.00 17.00 26.00 10.00 Terdapat perbedaan karakteristik pendidikan antara responden laki-laki dan perempuan utamanya pada responden yang tidak/belum pernah sekolah. Responden pada kelompok ini didominasi oleh laki-laki. Hal ini kemungkinan dikarenakan penduduk laki-laki dengan tingkat pendidikan ini lebih mudah ditemui, selain itu responden perempuan yang tidak/belum pernah sekolah biasanya sudah sangat tua dan tidak berkedudukan sebagai KRT. 0% 20% 40% 60% 80% 100% Tdk/blm prnh sekolah Tdk tmt SD SD sederajat SMP sederajat SMA sederajat DIII DIV/S1 S2,S3 Jika ditinjau menurut lamanya tinggal di tempat sekarang, dapat diketahui bahwa sebagian besar Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun 23

100% 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% responden merupakan orang-orang yang sudah tinggal cukup lama di tempatnya saat ini. Lebih dari tujuh puluh persen responden sudah tinggal lebih dari sepuluh tahun. Sementara jumlah responden yang sudah tinggal 20 tahun atau lebih mencapai 50 persen. Gambar 3.5. Sebaran Jumlah Responden Menurut Lama Tinggal di Tempat Sekarang dan Jenis Kelamin (Persen) 54.00 19.00 14.00 13.00 40.00 26.67 13.33 20.00 50.77 20.77 13.85 14.62 Laki-laki Perempuan Total > 20 th 10-19 th 5-9 th <5 th Jumlah responden yang merupakan pendatang baru, yaitu mereka yang baru tinggal kurang dari lima tahun mencapai 14,62 persen. Responden laki-laki lebih lama tinggal dibandingkan dengan perempuan, dimana responden laki-laki telah tinggal di tempat sekarang ratarata selama 25, 8 tahun, sementara responden perempuan tinggal rata-rata selama 18,5 tahun. 24 Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun

Jika ditinjau menurut kegiatan selama seminggu terakhir, dapat diketahui bahwa 65,38 persen responden memiliki pekerjaan. Jumlah responden laki-laki yang bekerja mencapai 75 persen, sementara pada perempuan jumlahnya hanya 33,33 persen. Secara umum sebagian besar atau 65,88 persen dari seluruh responden bekerja pada sektor industri, yang merupakan gabungan dari berbagai sektor ekonomi non pertanian dan jasa. 100% 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% Gambar 3.6. Sebaran Jumlah Responden Menurut Lapangan Usaha dan Jenis Kelamin (Persen) 62.67 10.67 90.00 10.00 65.88 10.59 Laki-laki Perempuan Total Industri Jasa Pertanian Lapangan usaha untuk responden perempuan didominasi oleh sektor industri, sementara pada responden laki-laki jumlah responden yang bekerja di sektor pertanian cukup besar mencapai 26,67 persen. Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun 25

Status usaha sebagian besar responden merupakan buruh/karyawan/pegawai. Secara keseluruhan terdapat 46,51 persen responden bekerja dengan status tersebut. Pada responden perempuan, jumlahnya lebih besar yaitu mencapai 60 persen. Pada status berusaha sendiri, jumlah responden laki-laki lebih besar yaitu mencapai 31,58 persen. Tidak terdapat responden perempuan yang bekerja sebagai pekerja bebas dalam survei ini. Hal tersebut cukup wajar mengingat lapangan usaha dominan untuk laki-laki dan perempuan adalah sektor industri. Gambar 3.7. Sebaran Jumlah Responden Menurut Status Kedudukan dalam Usaha dan Jenis Kelamin (Persen) Total 29.07 10.47 10.47 46.51 Perempuan 10.00 10.00 20.00 60.00 Laki-laki 31.58 10.53 9.21 44.74 0% 20% 40% 60% 80% 100% Berusaha sendiri Berusaha dibantu buruh tetap/dibayar Pekerja bebas Berusaha dibantu buruh tdk ttp/tdk dibayar Buruh/karyawan/pegawai 26 Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun

Jika ditinjau menurut penghasilan dalam sebulan terakhir, diketahui bahwa 61,54 persen responden memiliki tingkat pendapatan rumah tangga kurang dari 3 juta rupiah per bulan. Sementara itu, jumlah responden yang memiliki pendapatan lebih dari 7,2 juta rupiah per bulan hanya sebesar 7,69 persen. Kelompok terbesar responden berada pada pendapatan antara 1,8 juta hingga 3 juta rupiah per bulan dengan jumlah 33,08 persen. Gambar 3.8. Sebaran Jumlah Responden Menurut Kelompok Pendapatan RT dan Jenis Kelamin (Persen) Total 7.69 12.31 18.46 33.08 28.46 Perempuan 13.33 16.67 26.67 23.33 20.00 Laki-laki 6.00 11.00 16.00 36.00 31.00 0% 20% 40% 60% 80% 100% > Rp 7.2 jt Rp 4.8 jt - Rp 7.2 jt Rp 3 jt - Rp 4.8 jt Rp 1.8 jt - Rp 3 jt <= Rp 1.8 jt Dengan melihat kepada karakteristik tingkat pendapatan serta lama tinggal, dapat diketahui bahwa sebagian besar responden yang ditemui telah hidup cukup mapan. Sebanyak 82,31 persen responden diketahui telah Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun 27

100% 80% memiliki rumah tinggal pribadi. Pada responden laki-laki jumlah pemiliki rumah pribadi lebih tinggi dibandingkan dengan responden perempuan. Selain itu masih terdapat hampir 17,69 responden yang belum memiliki rumah tinggal sendiri. Hal ini disebabkan karena mereka adalah pendatang yang baru tinggal kurang dari lima tahun. Gambar 3.9. Sebaran Jumlah Responden Menurut Kepemilikan Rumah Tinggal dan Jenis Kelamin (Persen) 4.00 3.33 3.85 6.00 6.67 6.15 60% 40% 84.00 76.67 82.31 20% 0% Laki-laki Perempuan Total Milik sendiri Kontrak Sewa Bebas sewa Milik orang tua/sanak/saudara 28 Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun

BAB IV KEBAHAGIAAN BERDASARKAN JENIS KELAMIN Kebahagiaan merupakan bagian dari kesejahteraan. Konsep kebahagiaan adalah sinonim dari kepuasan hidup atau satisfaction with life (Veenhoven, 2000).Kepuasan hidup merupakan bentuk nyata dari kebahagiaan dimana kebahagiaan tersebut merupakan sesuatu yang lebih dari suatu pencapaian tujuan dikarenakan pada kenyataannya kebahagiaan selalu dihubungkan dengan kesehatan yang lebih baik, kreativitas yang lebih tinggi serta tempat kerja yang lebih baik (Diener, 2007). Sejalan dengan konsep tersebut, dalam pembahasan kali ini, tingkat kebahagiaan seorang individu akan diukur melalui pendekatan tingkat kepuasan individu terhadap berbagai aspek kehidupan, yang pada akhirnya akan mengarah pada tingkat kebahagiaan akan kehidupan yang dijalaninya. Dalam perkembangan masyarakat dari waktu ke waktu terutama di era globalisasi saat ini, kesetaraan antara laki-laki dan perempuan selalu menjadi pokok bahasan yang hangat untuk diperbincangkan. Dalam Garis- Garis Besar Haluan Negara (GBHN) juga dikemukakan prinsip kesetaraan dan keadilan antara laki-laki dan Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun 29

perempuan, yaitu perempuan dan laki-laki baik sebagai manusia atau sebagai warga negara di dalam hukum dan perundang-undangan di Indonesia tidaklah beda. Sebagai sumberdaya insani, potensi yang dimiliki perempuan tidaklah berada di bawah potensi laki-laki. Mereka memiliki kedudukan, hak dan kewajiban yang sama. Dalam kesetaraannya, laki-laki maupun perempuan berhak untuk menikmati hasil pembangunan di segala bidang baik kesehatan, pendidikan maupun bidang lainnya, dan berhak untuk merasakan kebahagiaan dalam hidupnya. Oleh karena itu, dalam bab ini akan diuraikan tingkat kebahagiaan pada laki-laki dan perempuan melalui pendekatan tingkat kepuasan berbagai aspek kehidupan yang dijalani. Pengukuran tingkat kepuasan dan tingkat kebahagiaan dalam pembahasan ini melibatkan sejumlah responden dimana 76,92 persen adalah laki-laki dan 23,08 persen perempuan, terkecuali pada pengukuran kepuasan terhadap pekerjaan, responden yang dilibatkan terdiri dari 82,56 persen responden laki-laki dan 17,44 persen responden perempuan, yang berstatus bekerja dan merupaka bagian dari responden pengukuran kepuasan terhadap variabel lainnya. 30 Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun

Gambar 4.1. Jumlah Responden Survei Pengukuran Tingkat Kebahagiaan di Kabupaten Karimun Tahun 2014 menurut Jenis Kelamin (Persen) 23.08% Laki-laki Perempuan 76.92% Pengukuran kepuasan tentang kesehatan dalam pembahasan ini dilakukan melalui beberapa indikator, yakni keluhan kesehatan yang dialami, tindakan pengobatan, ketersediaan jaminan kesehatan, gangguan/disabilitas, dan upaya pemeliharaan kesehatan.pada kelompok perempuan, dari skala 0 sampai 10 rata-rata tingkat kepuasan terhadap kesehatan berada pada poin 7,47, sedangkan pada kelompok laki-laki berada pada poin 7,45. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa perempuan sedikit lebih puas terhadap kesehatan daripada laki-laki. Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun 31

Gambar 4.2. Tingkat Kepuasan tentang Kesehatan menurut Jenis Kelamin 7.47 7.47 7.46 7.46 7.45 7.45 7.44 Kepuasan tentang kesehatan Laki-Laki Perempuan 7.45 7.47 Kepuasan masing-masing individu terhadap kesehatan ini tidak lepas dari adanya sarana prasana kesehatan yang tersedia di Kabupaten Karimun.Fasilitas kesehatan bagi masyarakat dengan kuantitas yang cukup dan kualitas yang memadai akan semakin menjamin terwujudnya masyarakat yang sehat. Pada tahun 2013, di Kabupaten Karimun telah tersedia 2 buah rumah sakit, akan tetapi letaknya masih terkonsentrasi di Pulau Karimun saja. Bagi penduduk yang tinggal di luar Pulau Karimun pelayanan kesehatan terdekat diperoleh dari puskesmas maupun puskesmas pembantu. Pada tahun 2013 Kabupaten Karimun telah memiliki 9 puskesmas, ditambah dengan 37 puskesmas pembantu. 32 Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun

Upaya peningkatan sarana kesehatan sebaiknya diikuti oleh peningkatan jumlah tenaga kesehatan.data yang ada menunjukkan pada tahun 2013 ada 82dokter umum, 13 dokter spesialis dan 16 dokter gigi serta tenaga paramedis lainnya seperti bidan sebanyak 210 orang yang siap melayani masyarakat. Jumlah ini mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Dengan hasil pengukuran kepuasan tentang kesehatan yang berada pada kisaran poin 7, menunjukkan bahwa kepuasan individu masih belum maksimal. Oleh karena itu, peningkatan kondisi kesehatan masyarakat masih harus terus ditingkatkan. Tabel 4.1. Perkembangan Jumlah Fasilitas Kesehatan di Kabupaten Karimun Tahun 2009-2013 Jenis Fasilitas Kesehatan Tahun 2009 2010 2011 2012 2013 (1) (2) (3) (4) (5) (6) Rumah Sakit 2 2 2 2 2 Puskesmas 9 9 9 9 9 Puskesmas Pembantu 37 37 37 37 37 Puskesmas Keliling 25 20 20 19 23 Balai Pengobatan 9 9 9 9 9 Dokter Praktek 90 89 89 37 37 Bidan Praktek 80 88 88 59 70 Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Karimun Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun 33

Pengukuran kepuasan tentang pendidikan dilakukan melalui beberapa indikator, yakni pendidikan tertinggi yang ditamatkan, upaya peningkatan pengetahuan, keikutsertaan dalam anggota perkumpulan dan akses terhadap media informasi.pendidikan merupakan hak segala bangsa.oleh karena itu, kepuasan terhadap pendidikan kiranya dapat diperoleh oleh setiap insan di Kabupaten Karimun. Untuk mencapai kepuasan akan pendidikan, masing-masing individu perlu memiliki suatu standar pendidikan yang cukup. Standar yang ditetapkan oleh masing-masing orang tentu berbeda. Sejumlah orang mungkin puas dengan pendidikan sampai dengan tingkat SMA, akan tetapi untuk orang lain sangat mungkin baru merasa puas jika telah mencapai pendidikan tinggi setingkat sarjana atau pasca sarjana. Untuk keperluan standarisasi pendidikan, pemerintah Indonesia pada 2 Mei 1984 mencanangkan wajib belajar pendidikan dasar 6 tahun (SD), dan pada tahun 2009 dirubah menjadi program wajib belajar 9 tahun (SD dan SMP). Menghadapi perkembangan zaman dan tuntutan akan SDM yang berpendidikan tinggi, pemerintah mulai merintis program wajib belajar 12 tahun (SMA) untuk dapat diterapkan di Indonesia. 34 Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun

Berdasarkan pengukuran kepuasan tentang pendidikan yang dilakukan, diperoleh hasil bahwa dari skala 0 sampai 10, rata-rata tingkat kepuasan tentang pendidikan individu pada kelompok laki-laki berada pada poin 7,09, sedangkan pada kelompok perempuan rata-rata berada pada poin 6,97. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa laki-laki lebih puas tentang pendidikannya daripada perempuan. Gambar 4.3. Tingkat Kepuasan tentang Pendidikan Menurut Jenis Kelamin 7.10 7.05 7.00 6.95 6.90 Kepuasan tentang pendidikan Laki-Laki Perempuan 7.09 6.97 Dari seluruh responden yang dilibatkan dalam pengukurantingkat kebahagiaan, responden yang diukur tingkatkepuasan tentang pekerjaannya adalah responden yang berstatus bekerja. Sebanyak 82,56 persen responden adalah laki-laki dan 17,44 persen adalah responden perempuan. Konsep bekerja yang digunakan dalam Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun 35

pengukuran ini adalah kegiatan memperoleh atau membantu memperoleh penghasilan atau tambahan penghasilan rumah tangga yang dilakukan setidaknya satu jam berturut-turut selama seminggu terakhir. Pada sejumlah responden yang bekerja ini, dilakukan pengukuran terhadap kepuasan mengenai pekerjaan yang dijalani. Pengukuran yang dilakukan terhadap kepuasan pekerjaan mencakup kesesuaian antara pekerjaan yang dijalani dengan keahlian/ketrampilan, kesesuaian pekerjaan dengan minat/keinginan, kenyamanan situasi/kondisi tempat kerja, kemudahan mencapai tempat kerja serta kesesuaian penghasilan. Gambar 4.4. Jumlah Responden Pengukuran Kepuasan tentang Pekerjaan menurut Jenis Kelamin (Persen) 17.44% 82.56% Laki-laki Perempuan Salah satu indikator untuk mengukur kepuasan terhadap pekerjaan yang dijalani adalah rata-rata 36 Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun

pendapatan setiap bulan. Bagi mereka yang berstatus karyawan/pegawai, bersaran Upah Minimum Regional (UMR) tentunya akan turut mempengaruhi kepuasan terhadap pekerjaan. Sebab, semakin tinggi UMR maka semakin tinggi pendapatan seorang pekerja.dari tahun ke tahun, UMR Kabupaten Karimun terus mengalami peningkatan seperti yang disajikan dalam Gambar 4.5 berikut. Gambar 4.5. Perkembangan Upah Minimum Regional (UMR) Kabupaten Karimun, 2005 2013 2013 2012 2011 2010 2009 2008 2007 2006 2005 1,057,000 981,000 935,000 899,000 839,000 818,000 766,000 557,500 1,600,000-500,000 1,000,000 1,500,000 2,000,000 UMR (Rp) Sumber : Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Karimun Hasil dari pengukuran tingkat kepuasan yang dilakukan, diketahui bahwa pada skala 0 sampai 10, ratarata tingkat kepuasan laki-laki terhadap pekerjaan yang Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun 37

dijalaninya berada pada poin 7,99 sedangkan perempuan rata-rata berada pada poin 8,00. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kelompok perempuan merasa lebih puas akan pekerjaan yang dijalaninya daripada laki-laki. Gambar 4.6. Tingkat Kepuasan tentang Pekerjaan Menurut Jenis Kelamin 8.00 8.00 7.99 7.99 7.98 7.98 Kepuasan dengan pekerjaan Laki-Laki Perempuan 7.99 8.00 Pada pengukuran tingkat kepuasan tentang pendapatan rumah tangga, dilakukan pengukuran terhadap beberapa indikator meliputi kebiasaan rumah tangga dalam menabung dan bersedekah, kepemilikan rumah tangga akan jaminan hari tua, seberapa besar pengeluaran rumah tangga selama satu bulan terakhir, seberapa besar rata-rata pendapatan rumah tangga dalam sebulan dan kecukupan pendapatan rumah tangga dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. 38 Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun

Dari pengukuran yang dilakukan, diperoleh hasil bahwa dari skala 0 sampai 10, tingkat kepuasan kelompok laki-laki terhadap pendapatan rumah tangga berada pada poin 7,19 sedangkan pada kelompok perempuan berada pada poin 7,73. Dengan kata lain, perempuan lebih puas terhadap pendapatan rumah tangga daripada laki-laki. Gambar 4.7. Tingkat Kepuasan tentang Pendapatan rumah Tangga menurut Jenis Kelamin 7.80 7.60 7.40 7.20 7.00 6.80 Kepuasan dengan pendapatan rumah tangga Laki-Laki Perempuan 7.19 7.73 Guna mendapatkan tingkat kepuasan tentang keadaan lingkungan tempat tinggal, dilakukan pengukuran terhadap beberapa indikator meliputi kondisi air tanah dan kondisi udara di lingkungan sekitar tempat tinggal serta kejadian bencana yang pernah terjadi di lingkungan tempat tinggal. Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun 39

Gambar 4.8. Tingkat Kepuasan tentang Keadaan Lingkungan menurut Jenis Kelamin 8.20 8.10 8.00 7.90 7.80 7.70 Kepuasan dengan keadaan lingkungan Laki-Laki Perempuan 7.90 8.13 Dari pengukuran yang dilakukan diperoleh hasil bahwa pada skala 0 sampai 10, rata-rata tingkat kepuasaan kelompok laki-laki terhadap keadaan lingkungan tempat tinggalnya berada pada poin 7,90 sedangkan pada kelompok perempuan rata-rata berada pada poin 8,13. Dengan kata lain, kelompok perempuan lebih puas terhadap keadaan lingkungan tempat tingggalnya daripada laki-laki. Guna mengetahui tingkat kepuasan tentang keadaan keamana tempat tinggal dilakukan pengukuran melalui beberapa indikator. Indikator yang digunakan meliputi pengalaman akan tindak kejahatan selama setahun terakhir, tindak kejahatan desa/kelurahan tempat tinggal selam setahun terakhir, dan kejadian perkelahian 40 Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun

massal di desa/kelurahan tempat tinggal selama setahun terakhir. Dari pengukuran yang dilakukan, diperoleh hasil bahwa pada skala 0 sampai 10, tingkat kepuasan tentang keadaan keamanan lingkungan tempat tinggal pada kelompok laki-laki berada pada poin 8,32 sedangkan pada perempuan berada pada poin 8,30. Dengan kata lain, tingkat kepuasaan laki-laki lebih tinggi daripada perempuan, meskipun perbedaannya hanya sedikit. Gambar 4.9. Tingkat Kepuasan tentang Keadaan Keamanan menurut Jenis Kelamin 8.32 8.32 8.31 8.31 8.30 8.30 8.29 Kepuasan dengan keamanan Laki-Laki Perempuan 8.32 8.30 Pengukuran tingkat kepuasan akan keharmonisan keluarga dilakukan melalui beberapa indikator, yakni frekuensi perjumpaan/perbincangan/komunikasi dengan anggota keluarga, frekuensi perselihan pendapat, perasaan dihormati oleh anggota keluarga lain dan frekuensi Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun 41

melakukan kegiatan bersama keluarga, serta penentu keputusan dalam keluarga. Dari pengukuran yang dilakukan, diperoleh hasil bahwa pada skala 0 sampai 10, tingkat kepuasan laki-laki akan keharmonisan keluarga berada pada poin 8,28sedangkan pada perempuan berada pada poin 7,80. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kelompok lakilaki lebih puas akan keharmonisan keluarga daripada perempuan. Gambar 4.10. Tingkat Kepuasan tentang Keharmonisan Keluarga menurut Jenis Kelamin 8.40 8.20 8.00 7.80 7.60 7.40 Kepuasan dengan keharmonisan keluarga Laki-Laki Perempuan 8.28 7.80 Guna mengetahui tingkat kepuasan tentang hubungan sosial di lingkungan sekitar tempat tinggal, dilakukan pengukuran yang mencakup beberapa indikator. Indikator yang digunakan yakni pengetahuan akan tetangga di lingkungan sekitar tempat tinggal, frekuensi 42 Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun

bersosialisasi dengan tetangga, kepercayaan terhadap orang lain di sekitar tempat tinggal, sikap terhadap suku atau agama lain di sekitar tempat tinggal, kebebasan menjalankan ibadah, partisipasi dalam kegiatan keagamaan, pertolongan terhadap masalah keuangan, kebiasaan mengikuti kegiatan bersama di lingkungan tempat tinggal, dan keanggotaan organisasi/perkumpulan. Gambar 4.11. Tingkat Kepuasan tentang Hubungan Sosial di Lingkungan Sekitar menurut Jenis Kelamin 8.05 8.00 7.95 7.90 7.85 7.80 7.75 7.70 7.65 Kepuasan dengan hubungan sosial di lingkungan sekitar Laki-Laki Perempuan 8.02 7.80 Berdasarkan pengukuran yang dilakukan, diperoleh hasil bahwa pada skala 0 sampai 10, tingkat kepuasan kelompok laki-laki berada pada poin 8,02 sedangkan pada perempuan berada pada poin 7,80. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa laki-laki lebih puas akan hubungan sosial di lingkungan sekitar tempat tinggal daripada perempuan. Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun 43

Guna menggambaran tingkat kepuasan tentang kehidupan secara keseluruhan, dilakukan pengukuran melalui beberapa indikator yang menunjukkan afeksi atau sikap individu dalam menghadapi kehidupan termasuk sikap memaafkan, kesabaran, dan pencapaian harapan/keinginan. Gambar 4.12. Tingkat Kepuasan tentang Kehidupan secara Keseluruhan menurut Jenis Kelamin 8.15 8.10 8.05 8.00 7.95 Kepuasan dengan kehidupan keseluruhan Laki-Laki Perempuan 8.03 8.13 Berdasarkan pengukuran tingkat kepuasan terhadap kehidupan secara menyeluruh, diperoleh hasil bahwa pada skala 0 sampai dengan 10, rata-rata tingkat kepuasan laki-laki berada pada poin 8,03 sedangkan pada perempuan rata-rata 8,13. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa perempuan lebih puas terhadap kehidupan secara menyeluruh daripada laki-laki. 44 Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun

Gambaran tingkat kebahgiaan tentang kehidupan secara keseluruhan tercermin dari tingkat kepuasan terhadap berbagai variabel. Berikut disajikan rangkuman tingkat kepuasan terhadap beberapa variabel seperti pada pembahasan di atas. Terkait dengan kesehatan, tingkat kepuasan perempuan lebih tinggi daripada laki-laki namun keduanya berada pada kisaran poin 7. Terkait dengan pendidikan, tingkat kepuasan lakilaki lebih tinggi daripada perempuan. Pada kelompok laki-laki berada pada kisaran poin7, sedangkan pada kelompok perempuan hampir mencapai poin7. Terkait dengan pekerjaan, tingkat kepuasan perempuan lebih tinggi daripada laki-laki. Pada kelompok perempuan, tingkat kepuasan berada pada kisaran poin 8, sedangkan kelompok laki-laki hampir mencapai poin 8. Terkait dengan pendapatan rumah tangga, tingkat kepuasan perempuan lebih tinggi daripada lakilaki, namun keduanya berada pada kisaran poin 7. Terkait dengan keadaan lingkungan, tingkat kepuasan perempuan lebih tinggi daripada lakilaki. Pada kelompok perempuan, tingkat kepuasan Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun 45

berada pada kisaran poin 8, sedangkan kelompok laki-laki berada pada kisaran poin 7. Terkait dengan keadaan keamanan lingkungan tempat tinggal, tingkat kepuasan laki-laki lebih tinggi dibandingkan perempuan meskipun tingkat kepuasan keduanya berada pada kisaran poin 8. Terkait dengan keharmonisan keluarga, tingkat kepuasan laki-laki lebih tinggi bila dibandingkan perempuan. Pada kelompok laki-laki tingkat kepuasan berada pada kisaran poin 8, sedagakan pada perempuan berada pada kisaran poin 7. Terkait dengan hubungan sosial di lingkungan sekitar tempat tinggal, laki-laki memiliki tingkat kepuasan yang lebih tinggi daripada perempuan. Pada kelompok laki-laki tingkat kepuasan berada pada kisaran poin 8, sedangkan pada perempuan berada pada kisaran poin 7. Setelah melihat gambaran kepuasan mengenai berbagai variabel atas, diambil suatu nilai atau ukuran pada laki-laki dan perempuan yang menggambarkan seberapa bahagia mereka menjalani kehidupannya. Berdasarkan pengukuran tingkat kebahagiaan yang dilakukan, diketahui bahwa pada skala 0 sampai 10, kelompok laki-laki dan perempuan sama-sama berada pada poin 8.53. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa 46 Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun

laki-laki dan perempuan memiliki tingkat kebahagiaan yang sama tentang kehidupan yang dijalaninya. Gambar 4.13 Tingkat Kebahagiaan tentang Kehidupan secara Keseluruhan menurut Jenis Kelamin 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0 Seberapa bahagia dengan kehidupan keseluruhan Laki-Laki Perempuan 8.53 8.53 Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun 47

48 Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun

BAB V STATUS PERKAWINAN DAN TINGKAT KEBAHAGIAN Menurut Seligman dan Carr kebahagiaan seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu: uang, pernikahan, kehidupan sosial, kesehatan, agama, usia, pendidikan, iklim, ras dan jender. Pada bagian ini akan dipaparkan khusus mengenai rata-rata tingkat kepuasan tentang kesehatan, pendidikan, pekerjaan, pendapatan rumah tangga, keadaan lingkungan, keamanan, keharmonisan keluarga, hubungan sosial lingkungan sekitar, kehidupan secara keseluruhan dan kebahagiaan dengan kehidupan secara keseluruhan berdasarkan status kawin penduduk. Status kawin pada penduduk dibedakan menjadi 4, yaitu: belum kawin, kawin, cerai hidup, dan cerai mati. Pertama, kita akan membahas mengenai tingkat kepuasan terhadap kesehatan. Rata-rata tingkat kepuasan terhadap kesehatan dapat dilihat dari berbagai aspek, antara lain: Intensitas mengalami gangguan kesehatan, kepemilikan jaminan kesehatan, dan upaya untuk menjaga kesehatan. Berdasarkan gambar 5.1 dapat kita lihat rata-rata tingkat kepuasan dengan kesehatan yang paling tinggi Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun 49

dirasakan oleh penduduk yang berstatus belum kawin. Hal ini dikarenakan usia penduduk yang berstatus belum kawin rata-rata masih muda dimana tingkat kesehatannya baik dan belum mengalami berbagai gangguan kesehatan serta masih intensif melakukan upaya untuk menjaga kesehatan seperti olahraga. Dan penduduk yang rata-rata tingkat kepuasan kesehatannya paling rendah adalah penduduk yang berstatus cerai hidup. Gambar 5.1. Rata-rata Tingkat Kepuasan tentang Kesehatan berdasarkan Status Perkawinan 9.00 8.67 8.00 7.00 7.45 7.00 7.33 6.00 5.00 4.00 3.00 2.00 1.00 0.00 Belum Kawin Kawin Cerai Hidup Cerai Mati Dapat kita pahami jika perceraian merupakan salah satu permasalahan terberat dalam hidup seseorang. Jika seseorang tidak memiliki kekuatan untuk menjalani 50 Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun

permasalahan hidup, maka akan timbul berbagai gejala gangguan kesehatan seperti susah tidur, mengalami gangguan pola makan, merasa gelisah, sering merasa kesepian, kurang bersemangat menjalani hidup, sampai gangguan kesehatan seperti diare, atau pusing. Tentu berbagai gangguan tersebut akan menurunkan kepuasan seseorang terhadap kesehatannya. Selain dilihat dari tingkat kepuasan kesehatannya, kita juga dapat melihat tingkat kepuasan pendidikan masyarakat berdasarkan status perkawinannya dari gambar 5.2. Penduduk yang berstatus belum kawin memiliki rata-rata tingkat kepuasan dengan pendidikan yang paling tinggi dibandingkan penduduk dengan status perkawinan yang lainnya. Sedangkan penduduk yang berstatus cerai hidup memiliki rata-rata tingkat kepuasan tentang pendidikan yang paling rendah. Usia penduduk yang berstatus belum kawin yang rata-rata masih muda pada umumnya masih terus berusaha meningkatkan keahlian yang dimilikinya seperti kursus, pelatihan, seminar dan sejenisnya. Intensitas penduduk yang berstatus belum kawin dalam mengakses berbagai informasi dari media cetak maupun elektronik untuk meningkatkan kemampuan mereka juga sangat tinggi. Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun 51

Gambar 5.2. Rata-rata Tingkat Kepuasan tentang Pendidikan berdasarkan Status Perkawinan 9.00 8.33 8.00 7.00 6.00 5.00 7.14 5.00 6.72 4.00 3.00 2.00 1.00 0.00 Belum Kawin Kawin Cerai Hidup Cerai Mati Jika ditinjau dari segi tingkat kepuasan pekerjaan dan kepuasan pendapatan berdasarkan status kawinnya, penduduk yang berstatus belum kawin, kawin, cerai hidup, maupun cerai mati tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada tingkat kepuasan dengan pekerjaan dan kepuasan pendapatan yang dirasakan, pada gambar 5.4 dapat kita lihat bahwa rata-rata tingkat kepuasan dengan pekerjaan dan rata-rata tingkat kepuasan pendapatan berkisar antara skala 7 dan 8. 52 Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun

Rata-rata tingkat kepuasan terhadap pekerjaan pada gambar 5.3 yang paling tinggi dirasakan oleh penduduk yang berstatus cerai hidup. Dan rata-rata tingkat kepuasan terhadap pendapatan yang paling tinggi juga dirasakan oleh penduduk yang berstatus cerai hidup. Gambar 5.3. Rata-rata Tingkat Kepuasan dengan Pekerjaan berdasarkan Status Perkawinan 9.00 8.00 7.00 7.00 8.00 8.33 8.09 6.00 5.00 4.00 3.00 2.00 1.00 0.00 Belum Kawin Kawin Cerai Hidup Cerai Mati Jadi, penduduk yang merasakan tingkat kepuasan yang tinggi terhadap pendapatan juga merasakan tingkat kepuasan yang tinggi pada pekerjaan. Karena salah satu faktor yang mempengaruhi kepuasan seseorang terhadap Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun 53

suatu pekerjaan adalah besar pendapatan yang diperolehnya. Semakin besar pendapatan yang diperoleh seseorang, maka akan semakin tinggi kepuasan terhadap pekerjaan. Jika kita cermati di sini, tingkat kepuasan terhadap pekerjaan dan pendapatan paling kecil dirasakan oleh penduduk yang berstatus belum kawin. Penduduk yang berstatus belum kawin di sini merupakan penduduk yang masih bersekolah, mencari pekerjaan, maupun yang sudah bekerja tetapi masih terus mencari pekerjaan yang lebih baik. Kelompok penduduk tersebut masih dalam masa pencarian jenis pekerjaan apa yang cocok dan nyaman untuk mereka, dan pekerjaan apa yang dapat memberikan mereka penghasilan yang terbesar. Karena pada usia muda sesorang cenderung tidak akan cepat merasa puas akan apa yang telah diraihnya. Berbeda halnya dengan penduduk yang berstatus cerai mati ataupun cerai hidup yang cenderung berumur lebih tua dibanding penduduk yang berstatus belum kawin. Kelompok penduduk tersebut lebih merasa puas dengan pendapatan dan pekerjaan yang mereka miliki dan mulai mempersiapkan tabungan untuk masa depan dan hari tuanya. 54 Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun

Gambar 5.4. Rata-rata Tingkat Kepuasan dengan Pendapatan Rumah Tangga berdasarkan Status Perkawinan 8.00 7.00 6.00 5.00 4.00 3.00 2.00 1.00 0.00 7.00 7.35 7.67 Belum Kawin Kawin Cerai Hidup 7.11 Cerai Mati Dalam bekerja dan menjalani kehidupannya manusia memerlukan lingkungan yang bersih, nyaman, aman, dan terhindar dari berbagai bencana yang membuat manusia merasa puas dan bahagia dengan kehidupannya. Jika berdasar pada status kawin penduduk, penduduk yang berstatus cerai hidup memiliki rata-rata tingkat kepuasan terhadap keadaan lingkungan yang paling tinggi sedangkan penduduk yang berstatus belum kawin memiliki rata-rata tingkat kepuasan terhadap keadaan lingkungan paling rendah. Tingginya rata-rata kepuasan yang penduduk yang berstatus cerai hidup Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun 55

maupun yang cerai mati dikarenakan mereka telah menemukan lingkungan yang tepat untuk mereka tinggali. Mereka telah lama tinggal pada tempat tersebut dan telah menyatu dengan lingkungan sekitar. Gambar 5.5. Rata-rata Tingkat Kepuasan dengan Keadaan Lingkungan berdasarkan Status Perkawinan 9.00 8.00 7.00 7.00 7.92 8.33 8.22 6.00 5.00 4.00 3.00 2.00 1.00 0.00 Belum Kawin Kawin Cerai Hidup Cerai Mati Selain lingkungan yang nyaman seseorang juga membutuhkan lingkungan yang aman. Kepuasan seorang individu terhadap keamanan suatu lingkungan dapat dilihat dari ada tidaknya tindak kejahatan seperti pencurian, perampokan, penipuan dan lain sebagainya yang dialami individu tersebut di suatu lingkungan. Dari 56 Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun

segi kepuasan dengan keamanan penduduk yang berstatus cerai hidup memiliki rata-rata tingkat kepuasaan yang paling tinggi dibandingkan yang lain yang rata-rata tingkat kepuasaannya mencapai skala 9. Gambar 5.6. Rata-rata Tingkat Kepuasan dengan Keamanan berdasarkan Status Perkawinan 9.00 8.00 7.67 8.25 9.00 8.72 7.00 6.00 5.00 4.00 3.00 2.00 1.00 0.00 Belum Kawin Kawin Cerai Hidup Cerai Mati Sedangkan rata-rata kepuasan terhadap keamanan yang paling rendah dirasakan oleh penduduk yang berstatus belum kawin. Rendahnya rata-rata tingkat kepuasan terhadap keamanan pada penduduk yang berstatus belum kawin dapat dikarenakan penduduk tersebut pada umumnya tinggal sendiri, sehingga mereka pasti akan merasa kurang aman. Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun 57

Sebagai makhluk sosial, manusia tidak dapat hidup sendiri. Manusia selalu membutuhkan orang lain dalam kehidupannya. Untuk itu, manusia membentuk keluarga dan membentuk suatu kelompok masyarakat. Keharmonisan dalam keluarga tentu berpengaruh terhadap kebahagiaan seseorang. Keluarga sendiri terdiri dari beberapa orang yang saling berinteraksi antar pribadi. Interaksi antar anggota keluarga berpengaruh terhadap keadaan harmonis atau tidak harmonisnya suatu keluarga. Ketidakharmonisan salah seorang anggota keluarga dengan anggota keluarga yang lain pasti berpengaruh pula terhadap seluruh anggota keluarga (Gunarsa 1995:31). Kosongnya salah satu peran dalam keluarga misalnya peran salah satu orang tua tentu akan mengganggu keharmonisan keluarga. Jika suatu keluarga yang lengkap dan setiap anggota keluarga melaksanakan tugas sesuai perannya masing-masing dengan baik maka akan tercipta keharmonisan dalam keluarga tersebut. Dari Gambar 5.7 dapat kita simpulkan bahwa penduduk yang berstatus kawin mempunyai rata-rata tingkat kepuasan dengan keharmonisan keluarga paling tinggi dibanding yang lain. Pada penduduk yang berstatus belum kawin rata-rata tingkat kepuasan dengan keharmonisan keluarganya paling kecil. Tingkat kepuasan 58 Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun

terhadap keharmonisan keluarga ini tidak terlepas dari lengkapnya peran di dalam keluarga dan hubungan yang terjalin dengan baik antar anggota keluarga. Gambar 5.7. Rata-rata Tingkat Kepuasan dengan Keharmonisan Keluarga berdasarkan Status Perkawinan 9.00 8.00 7.33 8.25 7.67 7.89 7.00 6.00 5.00 4.00 3.00 2.00 1.00 0.00 Belum Kawin Kawin Cerai Hidup Cerai Mati Pada penduduk dengan status belum kawin dan tinggal sendiri, intensitas mereka untuk bertemu keluarga pasti sangat kurang. Hal tersebutlah yang mengakibatkan perasaan kurang harmonisnya hubungan pada keluarga mereka. Sehingga kepuasan terhadap keharmonisan keluarga pasti akan kecil. Disamping berhubungan dengan anggota keluarga, seseorang juga butuh berhubungan dengan masyarakat. Kepuasan seseorang terhadap kehidupan sosial yang Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun 59

sedang dijalani dapat dilihat dari aspek intensitas bersosialisasi dengan anggota masyarakat yang lain, kepercayaan antar anggota masyarakat, dan partisipasi dalam berbagai kegiatan bermasyarakat. Gambar 5.8. Rata-rata Tingkat Kepuasan dengan Hubungan Sosial di Lingkungan Sekitar berdasarkan Status Perkawinan 9.00 8.00 7.00 6.00 5.00 4.00 3.00 2.00 1.00 0.00 7.00 Belum Kawin 7.95 8.00 8.22 Kawin Cerai Hidup Cerai Mati Berdasarkan Gambar 5.8 dapat kita deskripsikan bahwa penduduk yang berstatus cerai mati memiliki ratarata tingkat kepuasan terhadap hubungan sosial di lingkungan sekitar paling tinggi dibandingkan dengan penduduk yang berstatus kawin lainnya. Sedangkan penduduk dengan status belum kawin memiliki rata-arata 60 Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun

tingkat kepuasan hubungan sosial di lingkungan sekitar paling rendah. Penduduk yang berstatus belum kawin yang memang belum berkeluarga dan masih berusia muda memiliki kecenderungan untuk berpindah-pindah tempat tinggal karena alasan pendidikan maupun pekerjaan. Lingkungan tempat tinggal yang selalu berganti menyebabkan hubungan sosial yang kurang erat antara individu dengan lingkungan sekitarnya dan pada akhirnya akan menurunkan tingkat kepercayaan dengan anggota masyarakat lain dan pada akhirnya akan menurunkan tingkat kepuasan terhadap hubungan sosial dalam masyarakat. Selain itu, kurangnya intensitas bersosialisasi dan berpartisipasi dalam berbagai kegiatan bermasyarakat karena terlalu tenggelam dalam kesibukan dunia kerja juga dapat menurunkan keeratan hubungan sosial dengan lingkungan atau anggota masyarakat lain. Untuk tingkat kepuasan dengan kehidupan keseluruhan berdasarkan status kawin yang rata-ratanya paling tinggi ditempati oleh penduduk yang berstatus cerai mati yaitu pada skala 8,39 dan yang paling rendah ditempati oleh penduduk yang yang berstatus belum kawin yang hanya pada skala 7,33. Penduduk yang berstatus cerai mati pada umumnya penduduk kelompok umur tua. Penduduk yang telah berusia tua cenderung telah merasa puas akan Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun 61

kehidupannya. Berbeda dengan penduduk yang belum kawin dan cenderung berusia muda yang masih belum merasa puas akan berbagai pencapaian dalam hidupnya. Mereka masih memiliki berbagai cita-cita dan memiliki kemampuan dan keoptimisan untuk memiliki kehidupan yang lebih baik. Gambar 5.9. Rata-rata Tingkat Kepuasan dengan Kehidupan Keseluruhan berdasarkan Status Perkawinan 9.00 8.00 7.00 6.00 5.00 4.00 3.00 2.00 1.00 0.00 7.33 Belum Kawin 8.01 8.33 8.39 Kawin Cerai Hidup Cerai Mati Tingkat kepuasan hidup juga dapat diukur dari seberapa mudah memaafkan kesalahan orang lain dan seberapa sabar seseorang dalam menghadapi suatu cobaan atau musibah dalam hidupnya. Karena jika seseorang 62 Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun

dapat memaafkan orang lain dan sabar maka beban pikiran seseorang akan menjadi lebih ringan dan lebih puas serta bersyukur akan kehidupannya. Penduduk yang berstatus cerai hidup ataupun cerai mati lebih cenderung dapat berpikir dewasa dan lebih sabar dalam menghadapi berbagai cobaan hidup berdasarkan pengalaman yang telah mereka miliki. Gambar 5.10 Tingkat Kebahagiaan dengan Kehidupan Keseluruhan berdasarkan Status Kawin 9.00 8.00 8.00 8.58 8.00 8.44 7.00 6.00 5.00 4.00 3.00 2.00 1.00 0.00 Belum Kawin Kawin Cerai Hidup Cerai Mati Berbeda dengan tingkat kepuasan dengan kehidupan, pada Gambar 5.10 digambarkan bahwa penduduk yang bertempat tinggal di Kabupaten Karimun Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun 63

yang memiliki rata rata tingkat kebahagiaan dengan kehidupan keseluruhan yang paling tinggi adalah penduduk yang berstatus kawin yaitu skala 8,58. Sedangkan penduduk yang memiliki rata-rata tingkat kebahagiaan dengan kehidupan keseluruhan yang paling rendah adalah penduduk yang belum kawin dan cerai hidup yang hanya sebesar 8,00. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Seligman (2002) yang menyatakan bahwa individu yang menikah cenderung lebih bahagia daripada mereka yang tidak menikah. Pernikahan juga memiliki dampak yang jauh lebih besar dibanding uang dalam mempengaruhi kebahagiaan seseorang. Lebih bahagianya individu yang telah menikah bisa karena pernikahan menyediakan keintiman psikologis dan fisik, konteks untuk memiliki anak, membangun rumah tangga, dan mengafirmasi identitas serta peran sosial sebagai pasangan dan orang tua (Carr, 2004). Seligman juga mengemukakan jika pernikahan yang bahagia akan mempengaruhi panjang umur seseorang dan besar penghasilan seseorang. Karena dalam pernikahan seseorang akan menemukan rasa aman, nyaman, saling melengkapi serta kasih sayang yang akan menimbulkan perasaan bahagia sehingga termotivasi untuk melakukan yang terbaik untuk keluarganya. 64 Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun

BAB VI TINGKAT PENDIDIKAN DAN KEBAHAGIAAN Berbagai hasil pembangunan telah dicapai dalam rentang waktu 15 tahun sejak berdirinya Kabupaten Karimun. Dalam bidang pendidikan, hasil pembangunan tersebut tercermin diantaranya melalui indeks angka melek huruf yang pada tahun 2013 mencapai 97,35 persen. Angka ini telah mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2004-2008 yang nilainya relatif tidak berubah di 95 persen. Selain itu, rata-rata lama sekolah di Kabupaten Karimun tahun 2013 telah mencapai 8,22 tahun atau setingkat kelas 2 SMP. Padahal pada tahun 2004 pencapaian indikator yang sama baru 7,8 tahun atau setingkat kelas 1 SMP. Pencapaian tersebut turut mendorong perkembangan indeks pembangunan manusia Kabupaten Karimun dari 71,02 pada tahun 2004 menjadi 74,95 pada tahun 2013. Keberhasilan tersebut tentunya tidak terlepas dari upaya pemerintah dalam meningkatkan kuantitas dan kualitas sarana prasarana pendidikan di Kabupaten Karimun. Pada tahun 2002, baru terdapat 136 unit SD sederajat, 30 unit SMP sederajat, dan 14 unit SMU Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun 65

sederajat. Stafing rasio saat itu masih berkisar antara 24 untuk SD, 20 untuk SMP, dan 21 untuk SMA. Pada tahun 2013 jumlah fasiltas SD sederajat telah mencapai 146 unit, SMP sederajat 58 unit, dan SMU sederajat 29 unit. Stafing Rasio kemudian dapat ditekan menjadi 15 untuk SD, 8 untuk SMP dan 6 untuk SMU sederajat. Hasil dari upaya peningkatan kualitas sarana prasarana pendidikan tersebut juga berimbas pada tingkat pendidikan penduduk Kabupaten Karimun dimana jumlah penduduk lulusan SMU keatas semakin meningkat menjadi 28,95 persen pada tahun 2013. Hal ini merupakan salah satu modal penting dalam menggerakkan perekonomian daerah. Namun berangkat dari berbagai indiaktor objektif tersebut, menarik untuk diketahui seberapa besar tingkat pendidikan yang telah dicapai masyarakat menentukan cara pandangnya terhadap kebahagiaan yang dirasakan. Terkait dengan masalah kesehatan, berdasarkan SPTK 2014 dapat diketahui bahwa sebagian besar masyarakat karimun cenderung cukup puas dengan kondisi kesehatannya. Hal ini dibuktikan dari rata-rata skor kepuasan yang diberikan pada setiap tingkatan pendidikan seluruhnya lebih besar dari 5 (lima). 66 Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun

Gambar 6.1. Penilaian Masyarakat Terhadap Kepuasan Tingkat Kesehatan Menurut Pendidikan Yang Ditamatkan S2,S3 DIV/S1 DIII SMA sederajat SMP sederajat SD sederajat Tdk tmt SD Tdk/blm sekolah 9.00 8.25 8.00 7.32 7.43 7.40 7.33 6.60 0.00 2.00 4.00 6.00 8.00 10.00 Jika rata-rata masyarakat yang tidak pernah sekolah memberikan skor sebesar 6,60, maka mereka yang tidak tamat SD memberikan skor yang lebih tinggi yaitu 7,33. Kenaikan besaran skor ini terus meningkat seiring dengan semakin tingginya tingkat pendidikan seseorang. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka semakin tinggi pula kepuasannya terhadap kondisi kesehatan. Hal ini sangat dimungkinkan mengingat orang berpendidikan tinggi mendapatkan lebih banyak informasi dan pengetahuan yang lebih banyak sehingga dapat merubah pola hidup menjadi lebih sehat. Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun 67

Sebagaimana halnya dengan kesehatan, sebagian besar masyarakat merasa cukup puas dengan tingkat pendidikannya saat ini. Hal ini dibuktikan dari rata-rata skor kepuasan yang diberikan pada setiap tingkatan pendidikan seluruhnya lebih besar dari 5 (lima). Meskipun demikian secara kualitas, rentang kepuasan dalam hal pendidikan lebih lebar dibandingkan dengan urusan kesehatan. Gambar 6.2. Penilaian Masyarakat Terhadap Kepuasan Tingkat Pendidikan Menurut Pendidikan Yang Ditamatkan S2,S3 10.00 DIV/S1 8.50 DIII SMA sederajat SMP sederajat SD sederajat 7.50 7.41 7.14 6.89 Tdk tmt SD Tdk/blm sekolah 5.40 6.00 0.00 2.00 4.00 6.00 8.00 10.00 Masyarakat berpendidikan rendah, cenderung untuk hanya sekedar puas dengan pendidikannya. Hal ini terlihat dari rata-rata skor yang mendekati lima. Namun demikian, terdapat hal yang menarik dimana penduduk 68 Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun

yang tidak tamat SD memiliki skor kepuasan yang lebih rendah dibandingkan dengan mereka yang tidak/belum pernah sekolah. Hal ini mengindikasikan adanya rasa penyesalan, karena jika dibandingkan dengan skor yang dimiliki oleh penduduk tamatan SD, terdapat selisih skor kepuasan yang cukup jauh. Secara umum dapat disimpulkan bahwa masyarakat berpendidikan tinggi cenderung lebih puas terhadap pendidikannya dibandingkan mereka yang berpendidikan rendah. Dalam hal pekerjaan, terdapat kecenderungan persepsi kepuasan yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan kesehatan dan pendidikan. Penduduk yang tidak/belum pernah sekolah memiliki rata-rata skor kepuasan pekerjaan sebesar 7,33. Angka ini lebih tinggi jika dibandingkan penduduk tidak tamat SD yang nilainya sebesar 6,75. Skor yang sama juga terlihat pada penilaian kepuasan dalam bekerja antara penduduk lulusan SMA sederajat dengan penduduk lulusan DIII. Penduduk lulusan SMA memiliki rata-rata skor kepuasan sebesar 8,35, sementara mereka yang tamatan DIII justru memiliki ratarata skor sebesar 8. Hal ini menarik mengingat mereka yang memiliki pendidikan lebih tinggi semestinya memiliki peluang lebih besar untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih baik. Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun 69

Gambar 6.3. Penilaian Masyarakat Terhadap Kepuasan Dalam Pekerjaan Menurut Pendidikan Yang Ditamatkan 9.00 8.35 8.50 9.00 8.00 8.00 7.33 7.20 7.29 6.75 7.00 6.00 5.00 4.00 3.00 2.00 1.00 0.00 Adanya perbedaan tersebut menunjukkan bahwa tingkat kepuasan terhadap pekerjaan tidak semata-mata berkaitan dengan pendapatan yang diterima. Bisa jadi terdapat faktor lain yang mempengaruhi kepuasan dalam bekerja sebagaimana terlihat pada Tabel 6.1. Tabel 6.1. Perbandingan Jumlah Responden Berdasarkan Penilaian Terkait Pekerjaan (Persen) Penilaian Terkait pekerjaan SMA DIII (1) (2) (3) Pekerjaan sesuai bidang keahlian 70,00 50,00 Pekerjaan sesuai Minat 55,00 50,00 Penghasilan Sesuai 80,00 50,00 Kondisi Tempat Kerja nyaman 95,00 100,00 Ada Kepastian Usaha 50,00 100,00 Rata-rata 70,00 70,00 70 Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun

Berdasarkan penilaian terkait pekerjaan saat ini, lulusan SMA lebih banyak menilai bahwa pekerjaan sesuai dengan bidang keahlian, pekerjaan sesuai minat, dan penghasilan telah sesuai jerih payah. Sementara itu mereka yang berpendidikan DIII lebih banyak menilai bahwa kondisi tempat kerja nyaman, serta ada kepastian akan keberlangsungan usaha. Meskipun berdasarkan tabel 6.1. diketahui bahwa hanya sedikit lulusan DIII menilai bahwa penghasilan yang diterima sudah sesuai, namun secara keseluruhan tingkat kepuasan terkait pendapatan RT cenderung lebih baik dibandingkan dengan lulusan SMA. Gambar 6.4. Penilaian Masyarakat Terhadap Kepuasan Pendapatan Rumah Tangga Menurut Pendidikan Yang Ditamatkan S2,S3 DIV/S1 DIII SMA sederajat SMP sederajat SD sederajat TT SD sederajat Tdk/blm bersekolah 7.00 8.17 7.75 7.32 7.38 7.17 6.93 6.80 0.00 2.00 4.00 6.00 8.00 10.00 Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun 71

Terkait keadaan lingkungan, dapat diketahui bahwa masyarakat cenderung cukup puas dengan lingkungan sekitarnya. Hal ini diketahui berdasarkan skor tingkat kepuasan masyarakat yang bernilai diatas 7. Tidak terdapat pola-pola tertentu yang dapat menghubungkan antara kepuasan kondisi lingkungan dengan tingkat pendidikan. Namun demikian skor yang cukup tinggi pada mereka yang berpendidikan rendah mengindikasikan bahwa sampel yang sebagian besar berumur merasa cukup puas dengan kondisi lingkungan sekitarnya. Gambar 6.5. Penilaian Masyarakat Terhadap Kepuasan Keadaan Lingkungan Menurut Pendidikan yang Ditamatkan S2,S3 7.00 DIV/S1 DIII SMA sederajat SMP sederajat SD sederajat TT SD sederajat Tdk/blm bersekolah 8.33 7.25 7.86 7.57 8.46 7.67 7.40 0.00 2.00 4.00 6.00 8.00 10.00 72 Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun

Terkait dengan keadaan keamanan, tingkap kepuasan masyarakat Kabupaten Karimun lebih tinggi dibandingkan dengan kepuasan terhadap lingkungan. Sebagian besar masyarakat dari berbagai tingkat pendidikan memberikan skor diatas 8. Hal ini mengindikasikan bahwa sesungguhnya wilayah Karimun termasuk kedalam daerah yang aman dan kondusif untuk ditinggali. Gambar 6.6. Penilaian Masyarakat Terhadap Kepuasan Keamanan Menurut Pendidikan yang Ditamatkan 9.00 8.50 8.00 7.50 8.00 8.80 8.71 8.05 8.03 7.50 8.33 8.00 7.00 6.50 Sementara itu, jika melihat pengaruh pendidikan terhadap tingkat keharmonisan keluarga, diketahui bahwa sebagian besar masyarakat merasa cukup puas dengan kondisi keharmonisan keluarganya. Skor tertinggi Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun 73

kepuasan terhadap keharmonisan keluarga dimiliki oleh meraka yang tidak tamat SD. Hal ini mengindikasikan bahwa pengaruh tingkat pendidikan terhadap keharmonisan keluarga kurang begitu signifikan. Persepsi ini selanjutnya perlu dikembalikan kepada seberapa sering berkomunikasi dan seberapa seorang kepala rumah tangga dihormati oleh anggota keluarga lainnya. Gambar 6.7. Penilaian Masyarakat Terhadap Kepuasan Keharmonisan Keluarga Menurut Pendidikan yang Ditamatkan S2,S3 8.00 DIV/S1 8.25 DIII 7.25 SMA sederajat 8.19 SMP sederajat 8.00 SD sederajat TT SD sederajat 8.20 8.37 Tdk/blm 7.80 6.50 7.00 7.50 8.00 8.50 Jika hubungan didalam rumah tangga sudah cukup baik, maka hal ini seyogyanya memberikan pengaruh positif terhadap kehidupan sosial bermasyarakat. Hal ini terlihat dari tingkat kepuasan kehidupan sosial yang 74 Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun

nilainya juga cukup tinggi. Secara umum tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara mereka yang berpendidikan tinggi maupun rendah. Namun demikian, semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang ternyata juga diikuti oleh kepuasan hubungan sosial yang lebih baik. Gambar 6.8. Penilaian Masyarakat Terhadap Kepuasan Kehidupan Sosial Menurut Pendidikan yang Ditamatkan 9.00 8.00 7.00 6.00 5.00 4.00 3.00 2.00 1.00 0.00 6.60 7.20 7.46 7.86 7.84 7.50 8.17 8.00 Berdasarkan beberapa ukuran kepuasan mengenai kualitas hidup dan hubungannnya dengan tingkat pendidikan, selanjutnya ingin diketahui seberapa besar pengaruh tingkat pendidikan tersebut terhadap kepuasan dalam keidupan secara keseluruhan. Hasilnya diketahui bahwa tingkat kepuasan tertinggi dimiliki oleh penduduk yang berpendidikan pascasarjana. Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun 75

Gambar 6.9. Penilaian Masyarakat Terhadap Kepuasan Kehidupan Secara Umum Menurut Pendidikan yang Ditamatkan 8.60 8.40 8.33 8.50 8.20 8.00 7.80 7.80 8.00 7.91 7.95 7.97 8.00 7.60 7.40 Pada urutan kedua, kepuasan dalam hidup secara keseluruhan dimiliki oleh tamatan sarjana. Sementara itu, mereka yang tamat diploma dan mereka yang tidak tamat SD memiliki skor kepuasan yang sama. Hal ini disebabkan karena lebih dari separuh responden yang tidak tamat SD telah berumur 50 tahun keatas. Dimana faktor usia yang telah matang mempengaruhi cara pandang seseorang mengenai kehidupan dimana kepuasan hidup yang telah dijalani menjadi bernilai cukup tinggi. 76 Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun

Sejalan dengan kepuasan terhadap kehidupan yang telah dijalani, tingkat kebahagiaan penduduk juga menunjukkan tren yang meningkat pada setiap jenjang pendidikan. Hasil survei menunjukkan bahwa tingkat kebahagiaan masyarakat Kabupaten Karimun sangat tinggi. Skor terrendah terdapat pada kelompok penduduk yang belum/tidak pernah sekolah sebesar 8. Semakin tinggi pendidikan yang telah dijalani, maka tingkat kebahagiaan juga cenderung lebih baik. Gambar 6.10. Penilaian Masyarakat Terhadap Kebahagiaan Hidup Secara Umum Menurut Pendidikan yang Ditamatkan 9.00 8.50 8.00 8.00 8.13 8.29 8.24 8.54 8.75 8.75 9.00 7.50 Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun 77

78 Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun

BAB VII KEGIATAN USAHA DAN TINGKAT KEBAHAGIAAN Kebahagiaan memiliki konsep yang luas dan berkaitan dengan berbagai aspek kehidupan manusia. Salah satu sisi kehidupan yang bisa menentukan kebahagiaan seseorang adalah status pekerjaan. Status pekerjaan seseorang berhubungan erat dengan kebahagiaan. Hal yang paling nyata adalah orang yang bekerja dapat memperoleh pendapatan atau uang untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.seseorang yang bekerja dapat mengambil manfaat dari pekerjaannya tersebut dan meningkatkan kesejahteraan hidupnya. Hal yang lebih penting lagi adalah status pekerjaan dapat menjadikan hidup seseorang lebih bermakna dimana harga diri dan kedudukan sosialnya meningkat. Menurut Argyle (2001) Individu yang bekerja pada umumnya lebih bahagia dibandingkan dengan individu yang tidak bekerja dan individu yang bekerja pada pekerjaan yang membutuhkan keterampilan (skilled jobs) lebih bahagia dibandingkan pekerja pada pekerjaan yang tidak membutuhkan keterampilan (unskilled jobs). Sementara itu, individu yang tidak bekerja memiliki tingkat stress yang tinggi, kepuasan hidup yang rendah Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun 79

dan bahkan dapat membawanya pada perilaku negatif yang berujung pada kriminalitas. Selain itu, orang yang tidak bekerja memiliki resiko bunuh diri yang lebih tinggi dibandingkan dengan orang yang bekerja. Dari teori diatas dapat diambil kesimpulan bahwa individu yang bekerja lebih bahagia jika dibandingkan dengan individu yang tidak bekerja terutama untuk individu yang memiliki pekerjaan dengan keahlian tinggi. Dari teori tersebut, menjadi hal yang menarik untuk dianalisis individu yang bekerja di lapangan usaha manakah yang memiliki tingkat kebahagiaan lebih tinggi. Berikut ini disajikan skor tingkat kebahagiaan penduduk Kabupaten Karimun yang bekerja berdasarkan lapangan usaha. Kategori penduduk yang bekerja adalah penduduk yang selama seminggu terakhir memang betulbetul bekerja atau penduduk yang memiliki pekerjaan namun selama seminggu terakhir sementara tidak bekerja, seperti petani yang menunggu hasil panen, nelayan yang sedang tidak melaut, karyawan yang cuti, dan sebagainya. Lapangan usaha dalam penyajian tingkat kepuasan dan kebahagiaan penduduk akan dibedakan ke dalam tiga sektor, yaitu pertanian, jasa, dan industri. Pekerja di sektor pertanian meliputi pertanian tanaman padi palawija, holtikultura, perkebunan, perikanan, peternakan, kehutanan dan pertanian lainnya. Sektor jasa menangkap 80 Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun

segala macam kgiatan yang menyediakan layanan jasa, meliputi perdagangan, hotel dan rumah makan, transportasi dan pergudangan, informasi dan komunikasi, keuangan dan asuransi, jasa lainnya. Sementara itu, pekerja di sektor industri meliputi pekerja tambang dan penggalian, industri pengolahan, listrik dan gas, serta konstruksi/bangunan. Tingkat kebahagiaan berdasarkan lapangan pekerjaan tersebut akan disajikan dalam bentuk skor dengan skala nilai antara 1 sampai 10 yang dibedakan berdasarkan kepuasan tentang kesehatan, kepuasan tentang pendidikan, kepuasan dengan pekerjaan, kepuasan dengan pendapatan rumah tangga, kepuasan dengan keadaan lingkungan, kepuasan dengan keamanan, kepuasan dengan keharmonisan keluarga, kepuasan hidup keseluruhan, serta kebahagiaan hidup secara keseluruhan. Ditinjau dari segi kesehatan, secara umum orang bekerja memiliki tingkat kesehatan yang lebih tinggi dibandingkan dengan orang yang tidak bekerja. Orang yang bekerja cenderung lebih jarang di rawat di rumah sakit, jarang menderita gangguan mental, dan lebih panjang umur. Pada intinya, status pekerjaan menentukan kesejahteraan jiwa dan raga. Gambar 7.1. Kepuasan tentang Kesehatan menurut Status Pekerjaan Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun 81

7.13 7.62 Bekerja Tidak Bekerja Berdasarkan Gambar 7.1 terlihat bahwa orang yang bekerja memiliki skor kepuasan tentang kesehatan lebih tinggi dibandingkan dengan orang yang tidak bekerja. Artinya, penduduk Kabupaten Karimun yang bekerja merasa lebih puas dengan kesehatan dirinya dibandingkan dengan penduduk yang tidak bekerja. Dapat dikatakan juga bahwa penduduk bekerja merasa lebih sehat dibandingkan dengan penduduk yang tidak bekerja. Untuk lebih memperkaya analisis tentunya kita perlu melihat penduduk yang bekerja tersebut berada di sektor mana. Oleh karena itu, pada Gambar 7.2 disajikan skor kepuasan penduduk tentang kesehatan berdasarkan lapangan usaha. Lapangan usaha penduduk dibedakan 82 Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun

berdasarkan tiga sektor usaha, yaitu pertanian, industri, dan jasa. Gambar 7.2. Kepuasan tentang Kesehatan menurut Lapangan Usaha 7.65 7.55 Pertanian Jasa Industri 7.44 Dari Gambar 7.2 tersebut terlihat sekilas bahwa orang yang bekerja di pada lapangan usaha industri memiliki skor kepuasan tentang kesehatan lebih tinggi dibandingkan dengan orang bekerja di pertanian ataupun jasa. Artinya, penduduk Kabupaten Karimun yang bekerja di sektor industi merasa lebih puas dengan kesehatan dirinya dibandingkan dengan penduduk yang bekerja di pertanian ataupun jasa. Meskipun demikian, skor kepuasan atau kebahagiaan diantara ketiga lapangan usaha tersebut tidak terlalu berbeda signifikan. Dalam kaitannya dengan pekerjaan seseorang, latar belakang pendidikan menjadi salah satu faktor utama Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun 83

yang menentukan kedudukannya dalam pekerjaan. Pekerjaan dengan tingkat keahlian dan ketrampilan tinggi biasanya lebih mensyaratkan individu dengan kualifikasi latar pendidikan tinggi seperti dokter, tenaga ahli di bsuatu bidang, manager, dan sebagainya. Sebaliknya, unskilled job lebih tidak menuntut individu dengan pendidikan tinggi seperti pelayan toko, pembantu rumah tangga, dan sebagainya Tabel 7.1. Jumlah Penduduk Usia 15 Tahun Keatas Menurut Tingkat Pendidikan Tertinggi Yang Ditamatkan dan Lapangan Usaha di Kabupaten Karimun 2013 (Persen) Ijazah/STTB Tertinggi Lapangan Usaha Pertanian Jasa Industri Total (1) (2) (3) (4) (5) Tidak tamat SD/MI /Paket A 26,66 7,44 10,27 14,79 SD/MI /Paket A 49,59 19,81 30,27 33,22 SMP/MTs /Paket B 11,57 17,22 13,03 13,94 SMA/MA/SMK /Paket C 11,04 42,19 42,90 32,04 D1/D2-2,05-0,68 D3/sarjana muda 1,15 2,19 0,45 1,26 D4/S1-8,08 2,86 3,64 S2/S3-1,03 0,21 0,42 Sumber: Susenas 2013 BPS, diolah Sebagian besar penduduk Kabupaten Karimun bekerja di sektor pertanian dengan latar belakang pendidikan tidak tamat atau tamat SD. Terdapat sebesar 84 Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun

49,59 persen penduduk yang hanya lulusan SD bekerja di sektor pertanian. Jika ditinjau pada Tabel 7.1, hanya terdapat 1,15 persen penduduk dengan latar belakang pendidikan tinggi (D3/sarjana muda) yang bekerja di sektor pertanian. Ada kemungkinan, mereka yang berpendidikan tinggi dan bekerja di sektor pertanian tersebut merupakan tenaga ahli di bidang pertanian. Sementara itu, penduduk dengan latar belakang pendidikan SMA ke atas akan lebih banyak bekerja di sektor jasa atau industri. Hal tersebut menunjukkan bahwa, penduduk dengan pendidikan tinggi akan memilih lapangan usaha yang lebih membutuhkan ketrampilan tinggi seperti bekerja di sektor industri. Mengambil teori yang dikemukakan oleh Argyle (2001), individu yang bekera bekerja pada pekerjaan yang membutuhkan keterampilan (skilled jobs) lebih bahagia dibandingkan dengan individu yang bekerja pada pekerjaan yang tidak membutuhkan keterampilan (unskilled jobs). Secara singkat memang bisa dikatakan bahwa pendidikan memberikan kepuasan dan kebahagiaan bagi individu yang bekerja karena manfaat yang dirasakan dari pendidikannya tersebut. Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun 85

Gambar 7.3. Kepuasan tentang Pendidikan menurut Lapangan Usaha 7.60 7.53 7.40 7.20 7.22 7.00 6.80 6.80 6.60 6.40 Pertanian Jasa Industri Gambar 7.3 menyajikan karakteristik dari penduduk Kabupaten Karimun yang bekerja menurut lapangan usaha tertentu dikaitkan dengan kepuasannya di bidang pendidikan berdasarkan hasil Survei Pengukuran Tingkat Kebahagiaan Tahun 2014. Hasil survei menunjukkan bahwa penduduk Kabupaten Karimun yang bekerja di industri merasa lebih bahagia dan lebih puas dengan pendidikannya jika dibandingkan dengan penduduk yang bekerja di sektor jasa. Besarnya perbedaan skor diantara kedua sektor tersebut adalah sebesar 0,31 poin. Selanjutnya, penduduk yang bekerja di sektor jasa memiliki skor kebahagiaan lebih tinggi 0,42 poin 86 Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun

dibandingkan dengan penduduk yang bekerja di sektor pertanian. Dari gambaran perbedaan skor kebahagiaan diantara ketiga lapangan usaha tersebut, terlihat bahwa penduduk yang bekerja di sektor industri merasa paling puas atau paling bahagia dengan pendidikannya dibandingkan dengan penduduk yang bekerja di kedua sektor lainnya. Hal tersebut wajar mengingat pekerja industri biasanya lebih dituntut untuk memiliki ketrampilan dan keahlian tinggi yang juga mensyaratkan berpendidikan tinggi. Sebelumnya telah disajikan bagaimana kepuasan dalam arti kebahagiaan penduduk Kabupaten Karimun berdasarkan lapangan usaha terhadap kesehatan dan pendidikannya. Dari penjelasan pada subbab sebelumnya terlihat bahwa penduduk Kabupaten Karimun yang bekerja di sektor industri memiliki skor kebahagiaan paling tinggi tentang kesehatan dan pendidikannya dibandingkan dengan penduduk yang bekerja di sektor pertanian atau jasa. Hal yang menarik untuk dilihat lebih lanjut adalah seberapa puas penduduk yang bekerja pada masingmasing lapangan usaha tersebut terhadap pekerjaannya. Pada Gambar 7.4 terlihat bahwa skor kepuasan penduduk dengan pekerjaan pada masing-masing lapangan usaha Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun 87

memiliki nilai yang hampir sama dimana sektor industri memiliki skor tertinggi diantara kedua sektor lainnya. Artinya, penduduk Kabupaten Karimun yang bekerja di sektor industri memiliki kepuasan tertinggi terhadap pekerjaannya dibandingkan dengan kedua sektor lainnya. Sebaliknya, penduduk yang bekerja pada sektor jasa memiliki kepuasan terendah, dengan besarnya perbedaan hanya sebesar 0,18 poin dari sektor industri. Gambar 7.4. Kepuasan dengan Pekerjaan menurut Lapangan Usaha Industri 7.82 Jasa 7.67 Pertanian 7.75 7.55 7.60 7.65 7.70 7.75 7.80 7.85 Besarnya pendapatan yang diterima menentukan tingkat kepuasan dan kebahagiaan seseorang. Secara umum, orang dengan pendapatan tinggi memiliki tingkat kebahagiaan yang lebih tinggi dibandingkan dengan orang 88 Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun

yang berpendapatan rendah. Namun demikian, tidak selalu berlaku bahwa orang yang lebih kaya akan lebih bahagia dibandingkan orang miskin. Masih terdapat banyak faktor lain yang menentukan kebahagiaan seseorang selain pendapatan yang tinggi. Gambar 7.5. Kepuasan dengan Pendapatan Rumah Tangga menurut Lapangan Usaha 8.60 8.40 8.20 8.00 7.80 7.60 7.40 7.20 7.00 6.80 6.60 Jika dikaitkan antara kepuasan pendapatan dengan lapangan usaha (Gambar 7.5), penduduk yang bekerja di sektor industri memiliki skor kepuasan lebih tinggi 0,15 poin 7.10 8.33 dibandingkan dengan penduduk yang bekerja di sektor pertanian dan lebih rendah 0,98 poin dibandingkan dengan penduduk yang bekerja di sektor jasa. Artinya, kepuasan tertinggi penduduk Kabupaten Karimun akan Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun 89 7.35 6.40 Pertanian Jasa Industri

penghasilan rumah tangga terkonsentrasi pada mereka yang bekerja di sektor jasa. Jenis pekerjaan seseorang sedikit menentukan dimana mereka bertempat tinggal. Penduduk yang bekerja di sektor pertanian umumnya tinggal di wilayah perdesaan dengan tingkat kriminalitas rendah. Sebaliknya, penduduk perkotaan akan lebih cenderung bekerja di sektor industri. Selain hal tersebut, ada kecenderungan bahwa seseorang akan memilih tempat tinggal yang dekat dengan lokasi kerjanya. Sebagai contoh, sebuah pabrik yang dibangun disuatu wilayah tentunya akan lebih dulu menyerap tenaga kerja yang berasal dari lingkungan terdekat. Lokasi kerja yang dekat dengan tempat tinggal mampu memberikan kepuasan dan kebahagiaan bagi pekerja. Lokasi yang dekat dapat menghindarkan pekerja dari kelelahan dan stress. Dalam kaitannya dengan kepuasan penduduk terhadap lingkungan tempat tinggal, Gambar 7.6 menunjukkan bahwa penduduk Kabupaten Karimun yang bekerja di sektor pertanian memiliki kepuasan terhadap lingkungan tempat tinggal yang lebih rendah dibandingkan dengan penduduk yang bekerja di sektor industri dan jasa. Sementara itu, sektor jasa memiliki skor kepuasan terhadap tempat tinggal yang tertinggi. 90 Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun

Gambar 7.6. Kepuasan dengan Lingkungan Sekitar menurut Lapangan Usaha 8.60 8.50 8.40 8.30 8.20 8.10 8.00 7.90 7.80 7.70 8.05 Pertanian 8.56 Jasa 8.14 Industri Skor Meskipun demikian, skor kepuasan penduduk yang bekerja di ketiga lapangan usaha tersebut terhadap lingkungan tempat tinggal tidak terlalu berbeda jauh satu sama lain. Dari rentang nilai antara 1 hingga 10, skor kepuasan terhadap lingkungan dari ketiga lapangan usaha tersebut berada di skala 8. Artinya, penduduk yang bekerja di Kabupaten Karimun baik itu di sektor pertanian, industri, maupun jasa merasa puas dengan keadaan lingkungan sekitar. Keadaan lingkungan tempat tinggal sangat erat pula kaitannya dengan kondisi keamanan lingkungan. Pada Gambar 7.7 berikut disajikan bagaimana kepuasan Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun 91

penduduk Kabupaten Karimun terhadap keamanan lingkungan berdasarkan lapangan usaha dimana penduduk itu bekerja. Gambar 7.7. Kepuasan dengan Keamanan Lingkungan Sekitar menurut Lapangan Usaha 8.80 8.75 8.70 8.65 8.60 8.55 8.50 8.45 8.40 8.35 8.30 8.25 8.75 8.78 8.46 Pertanian Jasa Industri Dari Gambar 7.7 tersebut terlihat bahwa penduduk di Kabupaten Karimun yang bekerja baik di sektor pertanian, industri, maupun jasa merasa puas dengan keamanan lingkungan tempat tinggalnya, dengan skor kepuasan masing-masing sebesar 8,75; 8,46; dan 8,78. Skor kepuasan tertinggi terhadap keamanan dipilih oleh penduduk yang yang bekerja di sektor jasa. Artinya, penduduk yang bekerja di sektor jasa merasa sangat puas dengan keamanan tempat tinggalnya. 92 Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun

Keharmonisan sebuah keluarga sangat ditentukan dengan suasana di dalam rumah. Keluarga harmonis mampu tercipta dari komunikasi yang baik antar anggota keluarga. Adanya saling pengertian sesama anggota keluarga serta adanya kasih sayang sesama saudarasaudara menciptakan suasana rumah yang nyaman dan harmonis. Namun terkadang, kondisi ekonomi turut berpengaruh terhadap keharmonisan keluarga. tingkat sosial ekonomi yang rendah seringkali menjadi penyebab terjadinya permasalahan dalam sebuah keluarga. Akibat banyaknya masalah yang ditemui karena kondisi keuangan yang memprihatinkan ini menyebabkan kondisi keluarga menjadi tidak harmonis. Kondisi ekonomi keluarga tentunya berhubungan erat dengan sumber pendapatan keluarga, yaitu pada sektor apakah penduduk tersebut bekerja. Oleh karenanya, untuk melihat seberapa besar kepuasan penduduk terhadap keharmonisan keluarga jika dikaitkan dengan sumber pendapatan, Gambar 7.8 menyajikan skor kepuasan terhadap keharmonisan keluarga berdasarkan lapangan usaha penduduk bekerja. Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun 93

Gambar 7.8. Kepuasan dengan Keharmonisan Keluarga menurut Lapangan Usaha Industri 8.32 Jasa 8.78 Pertanian 8.80 8.00 8.20 8.40 8.60 8.80 Berdasarkan ilustrasi pada Gambar 7.8, penduduk yang bekerja di sektor pertanian merasa lebih bahagia dan lebih puas dengan keharmonisan keluarganya dibandingkan dengan penduduk yang bekerja di sektor jasa. Perbedaan skor kepuasan dari kedua sektor tersbut sangat tipis, yaitu sebesar 0,02 poin. Sementara itu, penduduk yang bekerja di sektor jasa memiliki skor kepuasan lebih tinggi 0,46 poin dibandingkan dengan penduduk yang bekerja di sektor industri. Kendati demikian, secara keseluruhan skor kepuasan terhadap keharmonisan keluarga dari ketiga sektor tersebut menunjukkan nilai yang tinggi, yaitu 8 dari skala 1 hingga 10. 94 Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun

Jika dicermati lebih dalam, hasil yang ditampilkan pada Gambar 7.8 tersebut menunjukkan bahwa kondisi ekonomi penduduk di Kabupaten Karimun tidak sematamata menentukan keharmonisan keluarga. Penduduk yang bekerja di sektor pertanian dengan penghasilan yang umumnya rendah justru merasa lebih bahagia dibandingkan dengan penduduk yang bekerja di sektor industri. Hal ini bisa jadi disebabkan karena penduduk yang bekerja di pertanian umumnya berusaha sendiri sehingga memiliki banyak waktu luang bersama keluarga. Sebaliknya, penduduk yang bekerja di sektor industri umumnya tergantung dengan jam kerja yang padat bahkan tak jarang juga bekerja lembur yang menyebabkan waktu bersama keluarga berkurang. Kepuasan yang dimaksud dalam kontes ini adalah kondisi dimana seseorang tersebut merasa cukup akan kehidupan yang sudah ia miliki. Kecukupan tersebut digambarkan dalam skor skala antara rentang nilai 1 hingga 10. Semakin tinggi skor, maka semakin puas pula seseorang dengan kehidupannya. Informasi yang dapat diperoleh dari Gambar 7.9 adalah secara umum, penduduk Kabupaten Karimun yang bekerja merasa puas dengan kehidupannya secara keseluruhan. Kepuasan tersebut ditunjukkan dari rata-rata skor kepuasan penduduk Kabupaten Karimun yang Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun 95

bekerja sebesar 8,13. Jika ditinjau berdasarkan sektor dimana mereka bekerja, penduduk yang bekerja di sektor pertanian memiliki kepuasan yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan penduduk yang bekerja di sektor industri dengan skor kepuasan sebesar 8,25. Selanjutnya, skor kepuasan terendah ditunjukkan oleh penduduk yang bekerja di sektor jasa, yaitu dengan skor kepuasan sebesar 8. Gambar 7.9. Kepuasan dengan Kehidupan Secara Keseluruhan menurut Lapangan Usaha 8.30 8.20 8.10 8.00 8.25 7.90 7.80 Pertanian Jasa 8.00 8.11 Industri Seeorang yang sudah merasa cukup atau puas dengan kehidupannya secara keseluruhan belum tentu merasa bahagia. Sebalinya, seseorang yang merasa bahagia belum tentu juga memiliki kepuasan maksimal atas apa yang telah dicapai dalam kehidupannya. Kendati demikian, 96 Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun

sebuah kecukupan sedikit banyak juga mengindikasikan bagaimana tingkat kebahagiaan seseorang. Jika dinilai dalam skala 1 hingga 10, nilai kepuasan seseorang dengan kehidupannya tidak mungkin berbeda jauh dengan nilai kebahagian akan kehidupannya. Gambar 7.10. Kebahagiaan dengan Kehidupan Secara Keseluruhan menurut Lapangan Usaha 8.80 8.78 8.70 8.60 8.55 8.50 8.40 8.44 8.30 8.20 Pertanian Jasa Industri Skor Sebelumnya telah digambarkan kepuasan penduduk Kabupaten Karimun yang bekerja dengan kehidupannya secara keseluruhan ditunjukkan dengan skor 8,13. Artinya, penduduk yang bekerja merasa puas atau cukup dengan kehidupannya. Lantas bagaimana dengan kebahagiaan yang dirasakan oleh penduduk yang Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun 97

bekerja tersebut. Gambaran akan kebahagiaan penduduk secara keseluruhan disajikan pada Gambar 7.10 berikut. Skor kepuasan dan kebahagiaan penduduk Kabupaten Karimun yang bekerja baik di sektor pertanian, jasa, maupun industri secara keseluruhan tidak jauh berbeda. Rata-rata, tingkat kebahagiaan penduduk yang bekerja berada pada nilai 8,5 dimana penduduk yang bekerja di sektor jasa menunjukkan tingkat kebahagiaan tertinggi. 98 Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun

BAB VIII KEBAHAGIAAN MENURUT KELOMPOK UMUR Dalam sudut pandang manusia sebagai makhluk individu, kebahagiaan merupakan suatu konsep yang subyektif. Definisi kebahagiaan dari masing-masing personal dapat berbeda-beda. Setiap individu memiliki tolak ukur kebahagiaannya sendiri-sendiri. Disamping itu, masing-masing individu akan memiliki faktor penentu kebahagiaan untuknya. Salah satu faktor yang dinilai mampu mendatangkan kebahagiaan tersebut adalah usia. Seligman dalam Widyanti (2009) mengungkapkan bahwa usia muda dianggap mencerminkan keadaan yang lebih bahagia. Namun, setelah diteliti lebih dalam ternyata bahwa usia tidak berhubungan dengan kebahagiaan. Diener dan suh (1998) dalam Shuman dan Eddington (2005) melakukan penelitian pada 60.000 orang dewasa dari 40 bangsa dan menemukan bahwa kepuasan hidup akan sedikit meningkat sejalan dengan bertambahnya usia. Dalam penelitian tersebut dijelaskan pula bahwa hal yang berubah ketika seseorang menua adalah intensitas emosi dimana perasaan mencapai puncak dunia dan rasa keterpurukan dalam keputusasaan akan berkurang seiring dengan bertambahnya umur dan pengalaman. Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun 99

Jika pun terjadi penurunan tingkat kebahagiaan dalam rentang usia, mungkin lebih disebabkan oleh menurunnya kemampuan adaptasi terhadap kondisi hidup, seperti menurunnya tingkat penghasilan dan perkawinan. Para peneliti telah membuktikan bahwa seseorang mampu menyesuaikan tujuan hidupnya seiring dengan bertambahnya usia sehingga baik tingkat kebahagiaan maupun tingkat kepuasan hidup menjadi cenderung stabil Shuman dan Eddington (2005). Berdasarkan beberapa teori diatas, ada indikasi bahwa kepuasan dan kebahagiaan hidup di setiap jenjang usia cenderung stabil. Apakah hal tersebut berlaku bagi penduduk Kabupaten Karimun. Oleh karena itu, pada bagian selanjutnya akan disajikan skor tingkat kepuasan dan kebahagiaan penduduk berdasarkan kelompok umur. Tingkat kebahagiaan berdasarkan kelompok umur akan dibedakan berdasarkan kepuasan tentang kesehatan, kepuasan tentang pendidikan, kepuasan dengan pekerjaan, kepuasan dengan pendapatan rumah tangga, kepuasan dengan keadaan lingkungan, kepuasan dengan keamanan, kepuasan dengan keharmonisan keluarga, kepuasan dengan hubungan sosial, kepuasan hidup keseluruhan, serta kebahagiaan hidup secara keseluruhan. Kesehatan merupakan sebuah aset berhaga bagi setiap individu. Dengan bekal kesehatan, seseorang akan 100 Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun

mampu beraktivitas secara maksimal terutama untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya. Secara umum, kesehatan manusia mengalami perkembangan seiring bertambahnya usia. Perkembangan tersebut akan mencapai puncaknya pada usia dua puluh tahun, lalu secara perlahan dan bertahap akan menurun jika tidak dijaga dengan baik. Seiring dengan bertambahnya usia, kondisi fisik seseorang akan cenderung semakin mengalami penurunan. Kaitannya dengan tingkat kepuasan akan kesehatan, seseorang akan merasa puas jika dirinya sehat atau jarang terserang penyakit. Sebaliknya, semakin sering seseorang terserang penyakit maka akan semakin berkurang pula kepuasannya akan kesehatan. Kepuasan penduduk Kabupaten Karimun akan kesehatan berdasarkan kelompok usia cenderung semakin menurun seiring dengan bertambahnya usia. Hal ini bisa jadi terkait dengan penurunan kondisi kesehatan penduduk pada usia yang semakin lanjut. Pada Gambar 8.1 terlihat bahwa kepuasan penduduk akan kesehatan paling tinggi berada pada kelompok umur kurang dari tiga puluh tahun dengan skor kepuasan sebasar 8,14. Sebaliknya, penduduk dengan usia diatas enam puluh tahun memiliki skor kepuasan paling rendah dibandingkan dengan kelompok umur lainnya. Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun 101

Meskipun demikian, perbedaan kepuasan pada masingmasing kelom pok umur tidak begitu jauh berbeda. Jika ditinjau secara umum, kepuasan penduduk Kabupaten Karimun akan kesehatan cukup tinggi yaitu dengan skor diatas tujuh. Hal tersebut merupakan sebuah prestasi bagi pemerintah karena pemerintah dinilai telah mampu mencukupi kebutuhan masyarakat akan fasilitas dan pelayanan kesehatan. Gambar 8.1. Kepuasan tentang Kesehatan menurut Kelompok Umur 7.56 7.04 8.14 7.76 Umur <30 Umur 30-39 Umur 40-49 Umur 50-59 Umur >60 7.28 Kepuasan akan pendidikan mengacu pada jenjang pendidikan tertinggi yang ditamatkan. Umumnya, semakin tinggi jenjang pendidikan yang ditamatkan maka dirinya akan semakin puas dengan pendidikannya. Kaitannya dengan usia penduduk, kepuasan tentang pendidikan akan 102 Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun

semakin dirasakan ketika pendidikan tersebut mampu memberikan manfaat pada tingkat usianya. Pada jenjang mana pendidikan ditamatkan tidak lagi menjadi penentu kepuasan penduduk. Sebagai ilustrasi, meskipun seseorang hanya tamatan SMA tetapi dia mampu bekerja dan mendapatkan penghasilan tinggi, maka orang tersebut bisa dipastikan sudah cukup puas dengan pendidikannya. Gambar 8.2. Kepuasan tentang Pendidikan menurut Kelompok Umur 8.00 7.00 6.00 5.00 4.00 3.00 2.00 1.00 0.00 7.57 7.30 7.33 7.11 6.22 <30 30-39 40-49 50-59 >60 Kelompok Umur Gambar 8.2 berikut memberikan informasi tentang bagaimana kepuasan penduduk Kabupaten Karimun tentang pendidikan menurut kelompok umur. Terlihat bahwa penduduk pada usia muda (kurang dari tiga puluh tahun), merasa sangat puas dengan pendidikan yang Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun 103

diperoleh. Ada kemungkinan bahwa pada usia tersebut, penduduk merasakan manfaat yang besar dari pendidikannya meskipun jenjang yang ditamatkan tidak terlalu tinggi. Semakin bertambahnya usia, tingkat kepuasan akan pendidikan semakin berkurang. Hal ini berkaitan dengan manfaat yang diperoleh dari pendidikannya yang juga mungkin mulai berkurang. Usia yang semakin matang akan membantu meningkatkan kualitas kinerja manusia. Pekerja yang lebih tua membawa sejumlah kualitas positif dalam pekerjaan mereka; khususnya pengalaman, penilaian, etika kerja yang kuat, dan komitmen terhadap kualitas. Semakin bertambahnya usia seseorang, mereka juga akan lebih matang dan lebih mapan dalam pekerjaannya. Namun, pada umumnya tingkat kematangan usia tersebut hanya akan berpengaruh positif pada batas usia tertentu. Akan ada sebuah titik balik dimana akan terjadi penurunan kinerja akibat bertambahnya usia. Penurunan kinerja lebih disebabkan oleh menurunnya fleksibilitas kinerja dan kualitas fisik, serta kecanggungan terhadap pemanfaatan teknologi. Kaitannya dengan kepuasan, tingkat kematangan dan kemapanan yang dirasakan oleh pekerja akan membawanya pada sebuah kepuasan. Kepuasan tersebut juga akan cenderung menurun dengan terjadinya penurunan kinerja. 104 Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun

Kelompok Umur Gambar 8.3. Kepuasan dengan Pekerjaan menurut Kelompok Umur >60 50-59 40-49 8.06 8.16 8.15 30-39 <30 7.33 7.67 6.5000 7.000 7.5000 8.000 8.5000 Gambaran akan tingkat kepuasan penduduk Kabupaten Karimun terhadap pekerjaan pada berbagai tingkat usia ditampilkan oleh Gambar 8.3. Dapat dilihat bahwa kepuasan penduduk Kabupaten Karimun terhadap pekerjaannya cenderung meningkat seiring dengan bertambahnya usia dan mengalami titik balik pada kelompok usia 50-59 tahun. Kepuasan akan pekerjaan tertinggi berada pada kelompok usia 40-49 tahun. Sebaliknya, kepuasan terendah berada pada kelompok usia <30 tahun. Secara umum, orang yang memiliki pendapatan lebih tinggi akan merasa lebih bahagia dibandingkan orang yang berpendapatan rendah. Kebahagiaan tersebut timbul dari kepuasan atas apa yang telah diraihnya. Namun, Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun 105

kebahagiaan individu tidak semata-mata ditentukan oleh pendapatan. Masih terdapat banyak faktor lain yang mempengaruhi tingkat kebahagiaan seseorang. Gambar 8.4. Kepuasan dengan Pendapatan Rumah Tangga menurut Kelompok Umur Umur <30 7.29 Umur >60 7.04 7.12 Umur 30-39 Umur 50-59 7.52 7.56 Umur 40-49 Berdasarkan Gambar 8.4, terlihat bahwa jika dikaitkan dengan berbagai tingkat usia, perbedaan usia tidak terlalu mempengaruhi perbedaan kepuasan antar individu. Dalam skala nilai 1-10, secara rata-rata kepuasan penduduk Kabupaten Karimun dengan pendapatan rumah tangganya berada dalam rentang nilai 7,04 hingga 7,56. Dengan rentang yang tidak terlalu besar ini, dapat dikatakan bahwa tingkat kepuasan penduduk dengan pendapatan rumah tangga pada berbagai tingkat usia secara umum sama. 106 Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun

Kualitas lingkungan dimana seseorang tinggal diduga memiliki pengaruh tidak langsung terhadap tingkat kebahagiaan. Kualitas lingkungan yang baik diwujudkan dengan kualitas air, udara serta lingkungan tempat tinggal yang sehat. Dengan semakin baiknya kondisi lingkungan dimana seseorang tinggal, akan menambah kualitas hidupnya sehingga mereka dapat beraktifitas untuk mencapai tujuan hidupnya. 8.40 8.20 8.00 7.80 7.60 7.40 Gambar 8.5. Kepuasan dengan Keadaan Lingkungan Sekitar menurut Kelompok Umur 7.43 7.70 8.19 7.89 8.15 7.20 7.00 <30 30-39 40-49 50-59 >60 Kelompok Umur Kepuasan penduduk Kabupaten Karimun terhadap kondisi lingkungan sekitar jika dibedakan menurut kelompok umur, penduduk dengan usia <30 tahun memiliki tingkat kepuasan dengan keadaan lingkungan Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun 107

paling rendah dibandingkan dengan kelompok umur lainnya. Namun, jika ditinjau secara umum, penduduk pada setiap kelompok umur merasa puas dengan kondisi lingkungan sekitarnya. Hal ini ditunjukkan dengan nilai kepuasan dari masing-masing kelompok umur yang menunjukkan nilai diatas 7. Gambar 8.6. Kepuasan dengan Keamanan menurut Kelompok Umur 8.60 8.40 8.20 8.00 7.80 7.60 7.40 7.20 7.00 8.45 8.47 8.41 8.04 7.57 <30 30-39 40-49 50-59 >60 Kelompok Umur Dari Gambar 8.6 terlihat bahwa hampir seluruh kelompok umur merasakan kepuasan yang tinggi terhadap keamanan lingkungan di Kabupaten Karimun, yaitu dengan nilai kepuasan diatas 8. Sejalan dengan nilai kepuasan terhadap kondisi lingkungan, penduduk dengan 108 Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun

kelompok umur <30 tahun yang menunjukkan nilai kepuasan terhadap keamanan terendah diantara kelompok umur lainnya, yaitu dengan nilai sebesar 7,57. Meskipun demikian, dengan nilai tersebut sudah bisa dikatakan bahwa penduduk usia <30 tahun merasa puas dengan kondisi kemanan lingkungan sekitar. Ditinjau baik dari nilai kepuasan dengan lingkungan sekitar maupun dari kepuasan dengan keamanan lingkungan, seluruh penduduk Kabupaten Karimun merasakan rasa kepuasan yang tinggi terhadap kondisi lingkungan serta keamanan lingkungan. Artinya, telah tercipta suasana yang lingkungan dan keamanan yang baik di wilayah Kabupaten Karimun. Hal ini menjadi catatan penting sekaligus nilai plus bagi pemerintah daerah Kabupaten Karimun bahwa pemerintah sudah berhasil mewujudkan keamanan dan kenyamanan bagi seluruh penduduk. Keharmonisan keluarga dapat terwujud dari jalinan komunikasi dan kekompakan antara anggota keluarga. Komunikasi yang baik antar suami istri, orang tua dengan anak, dan antar kakak beradik akan menciptakan suasana nyaman dan tenteram di dalam rumah sehingga kepuasan akan keharmonisan keluarga akan terwujud. Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun 109

Kelompok Umur Gambar 8.7. Kepuasan dengan Keharmonisan Keluarga menurut Kelompok Umur >60 8.22 50-59 7.96 40-49 30-39 8.24 8.31 <30 7.71 7.40 7.60 7.80 8.00 8.20 8.40 Berdasarkan kelompok umur, terlihat bahwa kepuasan penduduk akan keharmonisan keluarga dirasakan baik oleh kelompok umur tua maupun muda (Gambar 8.7). Kepuasan akan keharmonisan keluarga paling besar dirasakan oleh kelompok umur 40-49 tahun, yaitu dengan nilai kepuasan sebesar 8,31. Berbeda hanya 0,07 poin dari kelompok umur 40-49 tahun, kepuasan yang tinggi juga dirasakan oleh penduduk kelompok umur 30-39 tahun. Jika disimpulkan secara umum, seluruh penduduk Kabupaten Karimun merasa puas dengan keharmonisan keluarga. Kepuasan dengan hubungan sosial diwujudkan dengan adanya keeratan antar seseorang dengan warga di 110 Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun

lingkungan sekitarnya. Selain itu, adanya rasa saling percaya satu sama lain serta adanya hubungan timbal balik antar individu dengan warga sekitarnya juga turut menciptakan kepuasan akan hubungan sosial. Untuk melihat bagaimana kepuasan penduduk kabupaten Karimun dengan hubungan sosialnya, Gambar 8.8 berikut menampilkan skor kepuasan dengan hubungan sosial menurut kelompok umur. Gambar 8.8. Kepuasan dengan Hubungan Sosial menurut Kelompok Umur 7.70 7.85 8.00 7.88 Umur <30 Umur 30-39 Umur 40-49 Umur 50-59 Umur >60 8.33 Gambar 8.8 diatas memberikan informasi bahwa kepuasan penduduk dengan hubungan sosial pada seluruh kelompok umur rata-rata berada dalam rentang nilai 7,70 hingga 8,33. Artinya, penduduk Kabupaten Karimun merasa puas dengan hubungan sosialnya. Kepuasan Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun 111

dengan hubungan sosial yang tinggi dirasakan oleh penduduk dengan kelompok umur 40-49 tahun dan penduduk kelompok umur <30 tahun dengan skor kepuasan masing-masing sebesar 8,33 dan 8,00. Kepuasan akan kehidupan secara keseluruhan umumnya akan meningkat seiring dengan bertambahnya usia. Semakin bertambahnya usia, seseorang akan merasa cukup dengan kehidupannya. Rasa kecukupan tersebut membawa pada tingkat kepuasan yang semakin tinggi. Kendati demikian, perbedaan usia dinilai tidak terlalu berpengaruh dengan kepuasan hidup secara keseluruhan. Gambar 8.9. Kepuasan dengan Kehidupan Secara Keseluruhan menurut Kelompok Umur 8.30 8.20 8.22 8.22 8.10 8.00 7.90 8.00 7.85 7.93 7.80 7.70 7.60 <30 30-39 40-49 50-59 >60 Kelompok Umur 112 Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun

Pada Gambar 8.9 tersebut terlihat bahwa tidak kepuasan penduduk dengan kehidupan ssecara keseluruhan terbukti tidak terlalu berbeda antar kelompok umur. Nilai kepuasan penduduk pada kehidupan secara keseluruhan jika dibedakan menurut kelompok umur secara rata-rata berada dalam rentang nilai 7,85 hingga 8,22. Rentang nilai tersebut tergolong tinggi sehingga dapat dikatakan bahwa penduduk Kabupaten Karimun merasa puas dengan kehidupannya secara keseluruhan. Nilai kepuasan terhadap kehidupan secara keseluruhan yang paling rendah berada pada kelompok umur 30-39 tahun dengan nilai sebesar 7,85. Selanjutnya, disusul oleh penduduk dengan kelompok usia 50-59 dengan nilai kepuasan sebesar 7,93. Hingga pada akhirnya, kepuasan dengan kehidupan secara keseluruhan tertinggi dirasakan oleh penduduk pada kelompok umur 40-49 tahun dan >69 tahun dengan nilai kepuasan yang sama, yaitu sebesar 8,22. Jika penduduk perasa puas, lantas bagaimana dengan tingkat kebahagiaanya secara keseluruhan. Skor tingkat kebahagiaan penduduk menurut kelompok umur akan disajikan pada Gambar 8.10. Pada Gambar 8.10 terlihat bahwa secara rata-rata penduduk Kabupaten Karimun merasa bahagia dengan kehidupannya secara keseluruhan. Terlihat dari nilai tingkat kebahagiaan menurut kelompok umur yang Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun 113

keseluruhannya memiliki nilai diatas 8. Kebahagiaan tertinggi dirasakan oleh penduduk dengan kelompok umur 50-59 tahun dengan skor kebahagiaan sebesar 8,78. Gambar 8.10. Kebahagiaan dengan Kehidupan Secara Keseluruhan menurut Kelompok Umur 8.80 8.70 8.60 8.50 8.40 8.30 8.20 8.10 8.00 7.90 8.78 8.70 8.43 8.53 8.21 <30 30-39 40-49 50-59 >60 Kelompok Umur 114 Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun

BAB IX LAMA TINGGAL DAN TINGKAT KEBAHAGIAAN Pada bagian ini dibahas mengenai penilaian tingkat kebahagiaan masyarakat di Kabupaten Karimunmenurut lama tinggal. Tingkat kebahagiaan dalam hal ini dibagi menjadi 10 aspek, yaitu kepuasan kesehatan, kepuasan pendidikan, kepuasan pekerjaan, kepuasan pendapatan rumah tangga, kepuasan keadaan lingkungan, kepuasan keamanan, kepuasan keharmonisan keluarga, kepuasan hubungan sosial di lingkungan sekitar, kepuasan kehidupan keseluruhan, dan kebahagiaan kehidupan keseluruhan. Sedangkan lama tinggal dibagi menjadi 4 kelompok, yaitu kurang dari 5 tahun, 5-9 tahun, 10-19 tahun, dan lebih dari 20 tahun. Lama tinggal mengacu pada lamanya menetap pada suatu desa/kelurahan di Kabupaten Karimun.Berdasarkan hasil pengolahan Survei Pengukuran Kebahagiaan 2014, masyarakat dengan lama tinggal kurang dari 5 tahun sebesar 14,62 persen, lama tinggal 5-9 tahun sebesar 13,85 persen, lama tinggal 10-19 tahun sebesar 20,77 persen, dan lama tinggal lebih dari 20 tahun sebesar 50,77 persen.dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa penduduk di Kabupaten Karimun, sebagian besar Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun 115

Nilai Kepuasaan menetap dalam jangka waktu cukup lama di desa/kelurahan tertentu. Gambar 9.1. Penilaian terhadap Kepuasan Kesehatan Masyarakat menurut Lama Tinggal 8.00 7.80 7.74 7.89 7.60 7.59 7.40 7.20 7.20 7.00 6.80 <5 5-9 10-19 > 20 Lama Tinggal (Tahun) Rata-rata nilai kepuasan kesehatan masyarakat menurut lama tinggal berada di atas 7 atau puas terhadap kesehatannya,dengan rata-rata nilai kepuasan tertinggi sebesar 7,89 pada masyarakat yang tinggal selama 5-9 tahun. Masyarakat pendatang, yaitu yang tinggal kurang dari 5 tahun memberikan rata-rata nilai kepuasan sebesar 7,74. Sedangkan masyarakat yang tinggal lebih dari 10 tahun memberikan rata-rata nilai kepuasan yang menurun, 116 Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun

yaitu 7,59 untuk masyarakat dengan lama tinggal 10-19 tahun dan 7,20 untuk masyarakat dengan lama tinggal lebih dari 20 tahun. Adanya kecenderungan menurun terhadap kepuasan kesehatan masyarakat di Kabupaten Karimun dengan lama tinggal lebih dari 10 tahun sebanding denganusia masyarakat tersebut. Masyarakat dengan lama tinggal 10-19 tahun, sebagian besar berusia 40-59 tahun dan masyarakat dengan lama tinggal lebih dari 20 tahun, sebagian besar berusia lebih dari 60 tahun. Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Karimun, pada tahun 2013 di puskesmas Kabupaten Karimun tercatat ada 4.924 pasien rawat jalan berusia lebih dari 60 tahun dengan 3 penyakit dominan yaitu penyakit darah tinggi, penyakit tulang belakang, radang sendi termasuk reumatik, dan infeksi akut lain saluran pernafasan bagian atas. Berdasarkan hasil pengolahan data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) tahun 2013, sebanyak 52,13 persen penduduk yang mengalami keluhan kesehatan berusia lebih dari 50 tahun. Jika dilihat dari jumlah tenaga medis dan fasilitas kesehatan.berdasarkan hasil pengolahan data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) tahun 2013, rasio jumlah perawat dan bidan terhadap penduduk Kabupaten Karimun, untuk setiap 10.000 penduduk Kabupaten Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun 117

Nilai Kepuasaan Karimun tersedia 5 orang dokter, 17 orang perawat, dan 9 orang bidan. Untuk fasilitas kesehatan, rasio jumlah puskesmas terhadap 10.000 penduduk sebesar 0,41. Untuk setiap 10.000 penduduk Kabupaten Karimun tersedia satu unit puskesmas pembantu dan satu unit puskesmas keliling. Gambar 9.2. Penilaian terhadap Kepuasan Pendidikan Masyarakat menurut Lama Tinggal 8.00 7.95 7.80 7.60 7.61 7.40 7.20 7.00 6.96 6.80 6.60 6.40 6.20 6.00 6.70 <5 5-9 10-19 > 20 Lama Tinggal (Tahun) Kepuasan kesehatan masyarakat dapat meningkat dengan adanya dukungan Pemerintah Kabupaten Karimun di bidang kesehatan, salah satunya dengan peningkatan 118 Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun

fasilitas dan pelayanan kesehatan.adanya peningkatan fasilitas dan pelayanan kesehatan akanmenciptakan jaminan kesehatan dan seiring dengan semakin lamanya seseorang tinggal di Kabupaten Karimun, kepuasan terhadap kesehatan akan meningkat dan masyarakat akannyamanuntuk tinggal lebih lama dikabupaten Karimun. Berdasarkan Gambar 9.2., penilaian terhadap kepuasan pendidikan masyarakat menurut lama tinggal menunjukkanpola yang menurun.rata-rata nilai kepuasan pendidikan masyarakat menurut lama tinggal berada pada rentang 6 sampai 8, dengan rata-rata nilai kepuasan tertinggi sebesar 7,95 pada masyarakat pendatang, yaitu yang tinggal selama kurang dari 5 tahun. Semakin lama tinggal, rata-rata nilai kepuasan semakin menurun.masyarakat dengan lama tinggal 5-9 tahun memberikan rata-rata nilai kepuasan sebesar 7,61. Kemudian masyarakat dengan lama tinggal 10-19 tahun memberikan rata-rata nilai kepuasan sebesar 6,96. Sedangkan masyarakat dengan lama tinggal lebih dari 20 tahun memberikan rata-rata nilai kepuasan sebesar 6,70. Masyarakat dengan lama tinggal lebih dari 20 tahun, yang sebagian besar berusia lebih dari 60 tahun, cenderung merasa cukup puas dengan tingkat pendidikannya.sedangkan masyarakat dengan lama Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun 119

tinggal kurang dari 5 tahun, yang sebagian besar berusia 30-39 tahun, cenderung merasa lebih puas dengan pendidikan yang telah diraih.kepuasan pendidikan pada masyarakat dengan lama tinggal kurang dari 5 tahun cenderung lebih tinggi dibandingkan kelompok masyarakat lainnya. Hal ini sejalan dengan hasil pengolahan data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) tahun 2013, Angka Melek Huruf (AMH) di Kabupaten Karimun tertinggi pada penduduk usia 15-24 tahun, yaitu sebesar 100. Kemudian pada penduduk usia 25-64 tahunyaitu sebesar 97,71dan terkecil pada penduduk usia 65 tahun ke atas sebesar 81,11. Kencederungan yang terus menurun terhadap kepuasan pendidikan masyarakat menurut lama tinggal di Kabupaten Karimun perlu mendapat perhatian. Pada tahun 2013, sebesar 22,55 persen penduduk usia 10 tahun ke atas di Kabupaten Karimun tidak atau belum tamat SD, sebesar 30,43 persen tamat SD/MI/Sederajat, sebesar 18,07 persen tamat SMP/MTs/Sederajat, sebesar 24,82 persen tamat SMA/MA/Sederajat, dan hanya sebesar 4,13 persen yang tamat Diploma/Universitas. Pemerintah perlu meningkatkan fasilitas dan jasa pendidikan.pengadaan kegiatan pelatihan, kursus, penyuluhan, dan sejenisnya untuk masyarakat perlu ditingkatkan.pemberdayaan kelompok pengajian, paguyuban, dan karang taruna untuk 120 Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun

Nilai Kepuasan masyarakat juga diperlukan.berbagai upaya tersebutdiperlukan untuk meningkatkan kepuasan pendidikan masyarakat sehingga masyarakat tertarik untuk tinggal lebih lama di Kabupaten Karimun. Gambar 9.3. Penilaian terhadap Kepuasan Pekerjaan Masyarakat menurut Lama Tinggal 8.30 8.27 8.20 8.10 8.09 8.00 7.90 7.86 7.92 7.80 7.70 7.60 <5 5-9 10-19 > 20 Lama Tinggal (Tahun) Rata-rata nilai kepuasan pekerjaan masyarakat menurut lama tinggal cukup bervariasi. Masyarakat pendatang, dengan lama tinggal kurang dari 5 tahun memiliki rata-rata nilai kepuasan yang cukup tinggi, yaitu sebesar 8,27 atau dengan kata lain hampir sangat puas terhadap pekerjaannya. Rata-rata nilai kepuasan mulai menurun pada masyarakat dengan lama tinggal 5-9 tahun Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun 121

dan 10-19 tahun, yaitu sebesar 8,09 dan 7,86. Rata-rata nilai kepuasan naik kembali menjadi sebesar 7,92 pada masyarakat dengan lama tinggal lebih dari 20 tahun. Masyarakat pendatang, dengan lama tinggal kurang dari 5 tahun hampir sangat puas terhadap pekerjaannya.pekerjaan yang mereka miliki sudah sesuai dengan ekspektasi dan kebutuhan.namun, seiring waktu, semakin lama tinggal, kepuasan pekerjaan semakin menurun.pekerjaan yang dimiliki tidak lagi sesuai dengan kebutuhan.masyarakat dengan lama tinggal 10-19 tahun mempunyai rata-rata nilai kepuasan terendah.hal ini menyebabkan masyarakat yang 96,30 persen berusia 30-59 tahun tersebut masih mencari pekerjaan lain. Berdasarkan data Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Karimun, 933 orang atau 76,99 persen pencari kerja di Kabupaten Karimun pada tahun 2013 berusia 20-54 tahun. Masyarakat dengan lama tinggal lebih dari 20 tahun, yang sebagian besar berusia lebih dari 60 tahun memberikan rata-rata nilai kepuasan pekerjaan lebih tinggidibandingkan masyarakat dengan lama tinggal 10-19 tahun. Hal ini sesuai dengan data Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Karimunmengenai tidak adanya pencari kerja berusia lebih dari 55 tahun pada tahun 2013.Masyarakat di Kabupaten Karimun yang tinggal lebih dari 20 tahun sudah 122 Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun

Nilai Kepuasan puas dengan pekerjaannya dan tidak tertarikmencari pekerjaan lain. Gambar 9.4. Penilaian terhadap Kepuasan Pendapatan Rumah Tangga menurut Lama Tinggal 7.60 7.50 7.56 7.40 7.33 7.30 7.20 7.21 7.24 7.10 7.00 <5 5-9 10-19 > 20 Lama Tinggal (Tahun) Berdasarkan Gambar 9.4., rata-rata nilai kepuasan pendapatan rumah tangga di Kabupaten Karimun berkisar antara 7,21 sampai 7,56 atau sebagian besar puas dengan pendapatan rumah tangganya. Masyarakat dengan lama tinggal 10-19 tahun memberikan rata-rata nilai kepuasan pendapatan rumah tangga tertinggi yaitu sebesar 7,56. Rata-rata nilai kepuasan pendapatan rumah tangga tertinggi kedua pada masyarakat dengan lama tinggal 5-9 tahun sebesar 7,33. Ketiga, masyarakat dengan lama Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun 123

Nilai Kepuasaan tinggal lebih dari 20 tahun sebesar 7,24. Sedangkan yang terkecil adalah rata-rata nilai kepuasan pendapatan rumah tanggapada masyarakat dengan lama tinggal kurang dari 5 tahun, yaitu sebesar 7,21. Gambar 9.5. Penilaian terhadap Kepuasan Keadaan Lingkungan menurut Lama Tinggal 8.40 8.30 8.20 8.10 8.00 7.90 7.80 7.70 7.60 7.50 7.40 8.32 <5 8.06 8.11 5-9 10-19 7.75 > 20 Lama Tinggal (Tahun) Rata-rata nilai kepuasan keadaan lingkungan menurut lama tinggal di Kabupaten Karimun cukup bervariasi, berada di rentang 7,75 sampai 8,32. Masyarakat dengan lama tinggal kurang dari 5 tahun memberikan ratarata nilai kepuasan tertinggi, yaitu sebesar 8,32. Kemudian masyarakat dengan lama tinggal 10-19 tahun sebesar 8,11, masyarakat dengan lama tinggal 5-9 tahun sebesar 8,06, 124 Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun

Nilai Kepuasaan dan yang terkecil adalah masyarakat dengan lama tinggal lebih dari 20 tahun yaitu sebesar sebesar 7,75. Masyarakat dengan lama tinggal lebih dari 20 tahun merasa keadaan lingkungan di sekitar tempat tinggal sekarang telah berubah. Rata-rata nilai kepuasan yang kecil dibanding kelompok masyarakat lain mengindikasikan adanya perubahan lingkungan yang lebih buruk dibandingkan dengan waktu awal menetap di lingkungan tersebut.perubahan kondisi air tanah dan udara di lingkungan sekitar tempat tinggal menjadi hal penting untuk diperhatikan. Gambar 9.6. Penilaian terhadap Kepuasan Keamanan Masyarakat menurut Lama Tinggal 8.60 8.50 8.40 8.30 8.20 8.10 8.00 7.90 8.58 8.48 8.39 8.15 <5 5-9 10-19 > 20 Lama Tinggal (Tahun) Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun 125

Nilai Kepuasaan Berdasarkan Gambar 9.6., rata-rata nilai kepuasan keamanan masyarakat menurut lama tinggal di Kabupaten Karimun berada di rentang 8,15 sampai 8,58. Masyarakat dengan lama tinggal kurang dari 5 tahun memberikan ratarata nilai kepuasan tertinggi, yaitu sebesar 8,58. Gambar 9.7. Penilaian terhadap Kepuasan Keharmonisan Keluarga menurut Lama Tinggal 8.60 8.40 8.20 8.11 8.39 8.59 8.00 7.80 7.95 7.60 <5 5-9 10-19 > 20 Lama Tinggal (Tahun) Kemudian masyarakat dengan lama tinggal 10-19 tahun sebesar 8,48, masyarakat dengan lama tinggal 5-9 tahun sebesar 8,39, dan yang terkecil adalah masyarakat dengan lama tinggal lebih dari 20 tahun yaitu sebesar 8,15. Secara keseluruhan, masyarakat di Kabupaten Karimun sudah hampir sangat puas dengan keamanan masyarakat baik di desa/kelurahan tempat tinggal maupun di luar tempat tinggal. 126 Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun

Rata-rata nilai kepuasan keharmonisan keluarga menurut lama tinggal di Kabupaten Karimun cukup bervariasi, berada di rentang 7,95 sampai 8,59. Berdasarkan Gambar 9.7., terlihat pola meningkat sampai kelompok masyarakat dengan lama tinggal 10-19 tahun kemudian turun drastis pada masyarakat dengan lama tinggal lebih dari 20 tahun. Masyarakat dengan lama tinggal 10-19 tahun memberikan rata-rata nilai kepuasan keharmonisan keluarga tertinggi yaitu sebesar 8,59. Ratarata nilai kepuasan keharmonisan keluarga tertinggi kedua pada masyarakat dengan lama tinggal 5-9 tahun sebesar 8,39. Ketiga, masyarakat dengan lama tinggal kurang dari 5 tahun sebesar 8,11. Sedangkan yang terkecil adalah ratarata nilai kepuasan keharmonisan keluarga pada masyarakat dengan lama tinggal lebih dari 20 tahun, yaitu sebesar 7,95. Kepuasan keharmonisan keluarga pada masyarakat dengan lama tinggal lebih dari 20 tahun cenderung lebih rendah dibanding dengan kelompok lain.keharmonisan keluarga dapat dijaga dan ditingkatkan dengan peningkatan intensitas komunikasi antar anggota keluargadan melakukan kegiatan bersama seperti rekreasi, makan malam, dan menonton televisi. Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun 127

Nilai Kepuasaan Gambar 9.8. Penilaian terhadap Kepuasan Hubungan Sosial di Lingkungan Sekitar menurut Lama Tinggal 8.30 8.20 8.10 8.00 7.90 7.80 7.70 7.60 7.50 8.26 8.11 8.19 7.76 <5 5-9 10-19 > 20 Lama Tinggal (Tahun) Berdasarkan Gambar 9.8., rata-rata nilai kepuasan hubungan sosial di lingkungan sekitar tertinggi pada masyarakat dengan lama tinggal kurang dari 5 tahun, yaitu sebesar 8,26. Masyarakat dengan lama tinggal 10-19 tahun memberikan rata-rata nilai kepuasan tertinggi kedua, yaitu sebesar 8,19. Kemudian masyarakat dengan lama tinggal 5-9 tahun sebesar 8,11 dan yang terkecil sebesar 7,76 pada masyarakat dengan lama tinggal lebih dari 20 tahun. Hubungan sosial di lingkungan sekitar mencakup beberapa hal, antara lain sosialisasi dengan tetangga, sikap percaya terhadap orang lain, tanggapan terhadap kegiatan di lingkungan sekitar, sikap saling membantu, dan 128 Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun

Nilai Kepuasaan partisipasi dalam kegiatan sosial kemasyarakatan. Kepuasan hubungan sosial di lingkungan sekitar pada masyarakat dengan lama tinggal lebih dari 20 tahun cenderung lebih rendah dibandingkan dengan kelompok masyarakat lainnya.hal ini dikarenakan masyarakat dengan lama tinggal 20 tahun sebagian besar berumur lebih dari 60 tahun yang frekuensi melakukan hubungan sosial di lingkungan sekitar lebih rendah dibandingkan dengan kelompok masyarakat lain. Gambar 9.9. Penilaian terhadap Kepuasan Kehidupan Keseluruhan menurut Lama Tinggal 8.30 8.20 8.22 8.22 8.10 8.00 7.90 7.95 7.97 7.80 <5 5-9 10-19 > 20 Lama Tinggal (Tahun) Berdasarkan Gambar 9.9., rata-rata nilai kepuasan kehidupan keseluruhan menurut lama tinggal terbagi Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun 129

Nilai Kebahagiaan menjadi 2 kelompok besar.masyarakat dengan lama tinggal 5-9 tahun dan 10-19 tahun memberikan rata-rata nilai kepuasaan kehidupan keseluruhan yang sama, yaitu sebesar 8,22. Rata-rata nilai ini lebih tinggi bila dibandingkan masyarakat dengan lama tinggal kurang dari 5 tahundan lebih dari 20 tahun, yaitu sebesar 7,95 dan 7,97. Artinya, masyarakat dengan lama tinggal 5-9 tahun dan 10-19 tahun lebih merasa puas dengan kehidupan secara keseluruhan dibandingkan dengan masyarakat dengan lama tinggal kurang dari 5 tahun dan lebih dari 20 tahun. Gambar 9.10. Penilaian terhadap Kebahagiaan Kehidupan Keseluruhan menurut Lama Tinggal 8.80 8.78 8.70 8.60 8.50 8.40 8.30 8.20 8.10 8.00 8.26 8.39 8.55 <5 5-9 10-19 > 20 Lama Tinggal (Tahun) 130 Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun

Rata-rata nilai kebahagiaan kehidupan keseluruhan menurut lama tinggal berada di atas 8 atau hampir sangat bahagia, dengan rata-rata nilai kebahagiaan tertinggi sebesar 8,78 pada masyarakat dengan lama tinggal 10-19 tahun. Rata-rata nilai kebahagiaan tertinggi kedua pada masyarakat dengan lama tinggal lebih dari 20 tahun, yaitu sebesar 8,55. Kemudian masyarakat dengan lama tinggal 5-9 tahun dengan rata-rata nilai kebahagiaan sebesar 8,39 dan yang terkecil sebesar 8,26 pada masyarakat dengan lama tinggal kurang dari 5 tahun. Masyarakat pendatang, dengan lama tinggal kurang dari 5 tahun memilki rata-rata nilai kebahagiaan kehidupan keseluruhan terkecil dibandingkan dengan kelompok masyarakat lainnya. Hal ini dikarenakan, masyarakat pendatang harus lebih beradaptasi dalam segala aspek dengan lingkungan sekitar.namun, secara umum masyarakat yang tinggal di Kabupaten Karimun, baik itu pendatang ataupun yang telah tinggal lebih dari 20 tahun merasa hampir sangat bahagia terhadap kehidupan keseluruhan di Kabupaten Karimun. Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun 131

132 Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun

BAB X PENGHASILAN DAN TINGKAT KEBAHAGIAAN Pembangunan yang terus dilakukan oleh pemerintah tidak terlepas dari fokus utamanya, yaitu terciptanya kesejahteraan masyarakat. Untuk mengukur tingkat kesejahteraan tersebut diperlukan suatu indikator dan jenis indikator yang digunakan dapat berbeda sesuai dengan kebutuhan penggunanya. Secara umum, pengukuran tingkat kesejahteraan diukur secara objektif dengan melihat pada kemampuan masyarakatnya dalam memenuhi kebutuhannya terutama kebutuhan dasar. Indikator makroekonomi yang umum digunakan dalam mengukur tingkat kesejahteraan adalah pendapatan perkapita karena telah dipertimbangkan faktor jumlah penduduk.pendapatan perkapita masyarakat Kabupaten Karimun dari tahun ke tahun terus mengalami pengingkatan, tersaji pada gambar 10.1.Pendapatan perkapita masyarakat karimun pada tahun 2013 telah mencapai Rp 26.610.925 atau secara rata-rata Rp 2.217.577 per bulannya. Dengan semakin meningkatnya pendapatan perkapita tersebut dapat dikatakan bahwa secara umum tingkat kesejahteraan masyarakat dari aspek materiil juga semakin meningkat. Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun 133

Gambar 10.1. Perkembangan Pendapatan Perkapita Masyarakat di Kabupaten Karimun Atas Dasar Harga Berlaku dan Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2009-2013 30000000 25000000 20000000 15000000 18,269,032 20,511,382 21,547,564 24,049,230 26,610,925 10000000 5000000 9,164,039 9,765,654 9,782,068 10,377,597 10,938,567 0 2009 2010 2011 2012 2013*) pendapatan perkapita ADHK pendapatan perkapita ADHB Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan, penilaian kesejahteraan dari satu dimensi saja dirasa kurang mewakili dalam menentukan kesejahteraan masyarakat di suatu negara.masih terdapat berbagai dimensi yang harus dipertimbangkan, termasuk kesejahteraan dalam aspek sosial. Pendapatan merupakan salah satu hal utama yang diperhatikan dalam kehidupan.pendapatan suatu rumah tangga merupakan akumulasi dari penghasilan yang diperoleh oleh semua anggota di rumah tangga 134 Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun

tersebut.dengan pendapatan tersebut, manusia dapat memenui segala kebutuhannya. Seiring dengan penambahan jumlah dan ragam kebutuhan hidup, masyarakat akan berusaha untuk menyeimbangkan antara pendapatan dengan pengeluaran yang dikeluarkan. Setelah terpenuhinya kebutuhan dasar, masyarakat akan berusaha untuk memenuhi kebutuhan sekunder dan tersiernya seperti kesehatan, pendidikan, serta kebutuhan akan kehidupan sosialnya. Ketidakeimbangan antara kebutuhan yang ingin dipenuhi dengan pendapatannya akan memunculkan ketidakpuasan. Mengingat pentingnya pendapatan terhadap berbagai aspek dalam kehidupan maka ingin diketahui lebih lanjut mengenai hubungan pendapatan yang merupakan aspek materiil dalam mempengaruhi kesejahteraan sosial.pendapatan didekati melalui rata-rata penghasilan responden dalam sebulan.kesejahteraan sosial diukur secara subjektif dengan menggunakan ukuran rata-rata skor kepuasan pada beberapa indikator, yaitu kesehatan, pendidikan, pekerjaan, pendapatan rumah tangga, keadaan lingkungan, keamanan, keharmonisan keluarga, dan hubungan sosial di lingkungan sekitar.kepuasan itu sendiri diukur secara subjektif melalui persepsi kepuasan masyarakat. Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun 135

Pertama akan dibahas hubungan antara tingkat penghasilan dengan kesehatannya. Pada Gambar 10.2. dapat dilihat bahwa secara umum masyarakat Karimun sudah merasa cukup puas dengan kesehatannya, yang ditunjukkan dengan skor kepuasan pada semua golongan penghasilan yang bernilai 7 ke atas. Skor yang tertinggi, sebesar 7,89 dirasakan oleh masyarakat dengan rata-rata penghasilan Rp 2.500.000 s.d. Rp 4.000.0000. Hal ini menandakan bahwa pemenuhan jaminan kesehatan bagi masyarakat di Kabupaten Karimun sudah cukup baik. Gambar 10.2. Penilaian Masyarakat Terkait Kepuasan Terhadap Kesehatan Menurut Kelompok Penghasilan 8.00 7.80 7.60 7.40 7.20 7.00 6.80 6.60 6.40 7.57 > Rp 4.000.000 7.89 Rp 2.500.001- Rp 4.000.000 7.57 Rp 1.500.001- Rp 2.500.000 7.75 Rp 1.000.001- Rp 1.500.000 7.00 <=Rp 1.000.000 Sebagaimana halnya dengan hal kesehatan, sebagian besar masyarakat Kabupaten Karimun sudah 136 Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun

merasa cukup puas dengan tingkat pendidikannya saat ini.hal ini dibuktikan dari rata-rata skor kepuasan yang diberikan pada setiap tingkatan pendidikan yang lebih besar dari 5 (lima). Skor kepuasan terhadap pendidikan yang tertinggi dirasakan oleh masyarakat dengan rata-rata penghasilan lebih dari empat juta. Gambar 10.3. Penilaian Masyarakat Terkait Kepuasan Terhadap Pendidikan Menurut Kelompok Penghasilan 8.00 7.00 6.00 5.00 4.00 3.00 2.00 1.00 0.00 8.00 > Rp 4.000.000 7.68 Rp 2.500.001-Rp 4.000.000 7.26 Rp 1.500.001-Rp 2.500.000 7.94 Rp 1.000.001-Rp 1.500.000 5.57 <=Rp 1.000.000 Secara kualitas, rentang kepuasan dalam hal pendidikan lebih lebar dibandingkan dengan urusan kesehatan yang menandakan bahwa secara umum orang dengan tingkat penghasilanyang semakin tinggi akan semakin puas dengan pendidikannya. Kenyataan ini sejalan dengan teori yang ada bahwa semakin tinggi Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun 137

pendidikan seseorang akan semakin meningkatkan capacity building manusia yang akan membawa pada peningkatan penghasilannya. Dengan semakin meningkatnya kualitas sumber daya manusiatidak hanya akan mendorong seseorang pada peningkatan penghasilannya saja namun keduanya juga berkorelasi dengan perolehan pekerjaan sesuai dengan keahliannnya. Seseorang yang dengan background pendidikan dan keahlian yang mumpuni dapat lebih fleksibel dalam memilih pekerjaan yang diinginkan yang berujung pada peningkatan penghasilan yang diterimanya sehingga akan mendorong pada tingginya kepuasan terhadap pekerjaannya. Dari sini dapat disimpulkan bahwa secara umum terdapat hubungan yang positif antara pendidikan, pekerjaan, dan penghasilan. Hal tersebut juga dirasakan oleh masyarakat Kabupaten Karimun.Secara umum, masyarakat pada semua golongan penghasilan relatif puas dengan pekerjaannya yang ditunjukkan dengan rata-rata skor kepuasan di atas 6 (enam).dan semakin meningkat golongan penghasilan skor kepuasan terhadap pekerjaan juga cenderung mengalami peningkatan.skor terendah sebesar 6,57 dirasakan oleh masyarakat dengan golongan penghasilan terendah, yaitu di bawah satu juta rupiah dan 138 Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun

skor kepuasan tertingi sebesar 8,71 dirasakan oleh masyarakat dengan golongan penghasilan tertinggi, yaitu di atas empat juta rupiah. Gambar 10.4. Penilaian Masyarakat Terkait Kepuasan Terhadap Pekerjaan Menurut Kelompok Penghasilan <=Rp 1.000.000 6.57 Rp 1.000.001-Rp 1.500.000 8.00 Rp 1.500.001-Rp 2.500.000 7.43 Rp 2.500.001-Rp 4.000.000 7.58 > Rp 4.000.000 8.71 0.00 2.00 4.00 6.00 8.00 10.00 Senada dengan pembahasan di atas, semakin besar penghasilan yang diperoleh seseorang dalam suatu rumah tangga maka akan semakin meningkatkan total pendapatan rumah tangga tersebut sehingga akan semakin meningkatkan kepuasan yang dirasakan. Pada Gambar 10.5 terlihat bahwa skor kepuasan terhadap pendapatan rumah tangga semakin meningkat seiring dengan meningkatnya penghasilan anggota rumah tangganya dari Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun 139

6,21 hingga mencapai 8. Seseorang akan merasakan tingkat kepuasan yang maksimum jika memperoleh ratarata penghasilan di atas 2,5 juta rupiah setiap bulannya. Gambar 10.5. Penilaian Masyarakat Terkait Kepuasan Terhadap Pendapatan Rumah Tangga Menurut Kelompok Penghasilan <=Rp1.000.000 6.21 Rp1.000.001-Rp1.500.000 7.06 Rp1.500.001-Rp2.500.000 7.48 Rp2.500.001-Rp4.000.000 8.00 >Rp4.000.000 8.00 0.00 2.00 4.00 6.00 8.00 Dalam kaitannya kepuasan penduduk terhadap keadaan lingkungan, dapat diketahui bahwa masyarakat cenderung merasa cukup puas dengan lingkungan sekitarnya. Hal ini diketahui berdasarkan skor tingkat kepuasan masyarakat diatas 7 (tujuh). Tidak terdapat pola tertentu yang dapat menggambarkan hubungan antara tingkat penghasilan dengan kepuasan pada keadaan lingkungan. Namun demikian, skor yang cukup tinggi pada 140 Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun

mereka yang berpenghasilan rendah menunjukkan bahwa sampel pada golongan penghasilan tersebut merasa cukup puas dengan kondisi lingkungan sekitarnya. Gambar 10.6. Penilaian Masyarakat Terkait Kepuasan Terhadap Keadaan Lingkungan Menurut Kelompok Penghasilan 9.00 8.80 8.60 8.40 8.20 8.00 7.80 7.60 7.40 7.20 7.00 6.80 8.50 > Rp 4.000.000 7.74 Rp 2.500.001- Rp 4.000.000 8.17 Rp 1.500.001- Rp 2.500.000 8.88 Rp 1.000.001- Rp 1.500.000 7.57 <=Rp 1.000.000 Keadaan lingkungan sekitar tidak terlepas pada kondisi keamanannya. Tingkat kepuasan masyarakat Kabupaten Karimun terhadap keamanan lebih tinggi dibandingkan dengan kepuasan terhadap lingkungan. Sebagian besar masyarakat dari berbagai golongan penghasilan memiliki rata-rata skor kepuasan terhadap keamanan lingkunagn diatas 8 (delapan) yang menunujukkan masyarakat Kabupaten Karimun tidak merasakan gangguan keamanan yang cukup berarti. Hal ini Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun 141

mengindikasikan bahwa Kabupaten Karimun merupakan daerah yang cukup aman dan kondusif untuk ditinggali. Gambar 10.7. Penilaian Masyarakat Terkait Kepuasan Terhadap Keamanan Menurut Kelompok Penghasilan 9.20 9.00 8.80 8.60 8.40 8.20 8.00 7.80 7.60 7.40 > Rp 4.000.000 8.50 8.11 Rp 2.500.001-Rp 4.000.000 8.26 Rp 1.500.001-Rp 2.500.000 9.19 Rp 1.000.001-Rp 1.500.000 <=Rp 1.000.000 9.00 Keharmonisan keluarga merupakan dambaan setiap keluarga. Keadaan tersebut dapat terjadi jika setiap anggota keluarga menjalankan fungsinya dengan baik. Agar dapat melaksanakan fungsi tersebut dengan masksimal perlu adanya komunikasi yang baik antar anggota keluarga. Menurut Hurlock (1978), komunikasi akan menjadikan seseorang mampu mengemukakan pendapat dan pandangannya, sehingga mudah untuk memahami orang lain. Dengan semakin efektifnya 142 Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun

komunikasi maka akan menghindarkan dari kesalahpahaman, meminimalisir konflik sehingga menimbulkan rasa nyaman pada keluarga. Namun hubungan pada keluarga tidak hanya pada pemberian rasa nyaman semata. Keluarga juga memiliki fungsi untuk memenuhi kebutuhan hidup anggotanya. Murdock menjelaskan fungsi keluarga inti, adalah menyediakan tempat tinggal, bekerjasama dalam hal ekonomi termasuk penghasilan dan pendistribusiannya, menghasilkan keturunan dan fungsi seksual (DeGenova, 2008). Secara sederhana, keberhasilan fungsi keluarga dalam hal ekonomi ingin dilihat dengan menghubungkan skor kepuasan masyarakat terhadap keharmonisan keluarga berdasarkan golongan penghasilannya. Dari Gambar 10.8 dapat dilihat bahwa masyarakat di Kabupaten Karimun merasa cukup puas dengan kondisi keharmonisan keluarganya. Rata-rata skor di setiap golongan penghasilan adalah 8 (delapan) ke atas. Namun, tidak terlihat pola khusus yang menggambarkan hubungan antara keduanya. Hal ini mengindikasikan bahwa tingkat penghasilan masyarakat di Kabupaten Karimun tidak berpengaruh signifikan terhadap keharmonisan keluarga. Masih terdapatnya faktor lain yang mempengaruhi keharmonisan keluarga menjadi penyebanya. Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun 143

Gambar 10.8. Penilaian Masyarakat Terkait Kepuasan Terhadap Keharmonisan Keluarga Menurut Kelompok Penghasilan 9.20 9.00 8.80 8.60 8.40 8.20 8.00 7.80 7.60 7.40 8.57 > Rp 4.000.000 8.00 Rp 2.500.001- Rp 4.000.000 8.39 Rp 1.500.001- Rp 2.500.000 9.06 Rp 1.000.001- Rp 1.500.000 8.50 <=Rp 1.000.000 Keharmonisan dalam suatu keluarga juga turut berpengaruh dalam hubungan sosial dengan lingkungannya. Hal ini terkait dengan salah satu fungsi keluarga dalam memberikan pengalaman dan dukungan pada proses interaksi sosial anggotanya. Secara umum, skor kepuasan masyarakat terhadap hubungan sosial di lingkungan sekitar cukup tinggi diatas 7 (tujuh). Skor kepuasan tersebut semakin meningkat seiring dengan meningkatnya tingkat penghasilan masyarakat, dimana skor kepuasan tertinggi 8,36 dirasakan oleh masyarakat dengan golongan penghasilan di atas empat juta rupiah. 144 Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun

Jarak antar skor kepuasan masyarakat semakin menurun seiring dengan peningkatan golongan penghasilan. Gambar 10.9. Penilaian Masyarakat Terkait Kepuasan Terhadap Hubungan Sosial Menurut Kelompok Penghasilan 8.40 8.20 8.00 7.80 7.60 7.40 7.20 7.00 6.80 6.60 6.40 8.36 8.32 8.09 7.69 7.14 > Rp4.000.000 Rp2.500.001- Rp4.000.000 Rp1.500.001- Rp2.500.000 Rp1.000.001- Rp1.500.000 <=Rp1.000.00 0 Hubungan keduanya dapat dijelaskan dengan variabel penghubung, yaitu pendidikan seperti yang tersaji pada Gambar 10.10. Pendidikan dan penghasilan memiliki korelasi yang positif, semakin tinggi tingkat penghasilan dipengaruhi oleh tingginya tingkat pendidikan yang ditamatkan. Seseorang dengan tingkat pendidikan yang tinggi akan memiliki pengetahuan dan wawasan yang lebih luas sehingga akan membantu dalam proses interaksi dengan lingkungan. Hal ini mungkin yang menyebabkan penghasilan juga memiliki hubungan yang positif pada Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun 145

hubungan sosial di lingkungan sekitar, sehingga semakin tinggi penghasilan akan menimbulkan skor kepuasan terhadap lingkungan sekitar yang semakin besar. Gambar 10.10. Persentase Golongan Pendapatan Masyarakat Berdasarkan Pendidikan yang Ditamatkan S2,S3 DIV/S1 DIII SMA/sederajat SMP/sederajat SD/sederajat Tidaktamat SD/sederajat Tidak/belum pernah 0% 20% 40% 60% 80% 100% > Rp 4.000.000 Rp 2.500.001-Rp 4.000.000 Rp 1.500.001-Rp 2.500.000 Rp 1.000.001-Rp 1.500.000 <=Rp 1.000.000 Kepuasan masyarakat pada masing-masing indikator yang sudah dijelaskan sebelumnya akan memberikan andil pada kepuasan terhadap kehidupan keseluruhan. Secara umum, masyarakat Kabupaten Karimun telah merasa cukup puas dengan kehidupan secara keseluruhan yang ditunjukkan dari tingginya skor kepuasan di atas 7 (tujuh) untuk semua golongan penghasilan. Pada gambar 10.11. terlihat bahwa semakin 146 Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun

besar tingkat penghasilan seseorang maka semakin puas pula terhadap kehidupan secara keseluruhannya. Gambar 10.11. Penilaian Masyarakat Terkait Kepuasan Terhadap Kepuasan Hidup Keseluruhan Menurut Kelompok Penghasilan <=Rp 1.000.000 7.64 Rp 1.000.001-Rp 1.500.000 7.81 Rp 1.500.001-Rp 2.500.000 8.00 Rp 2.500.001-Rp 4.000.000 8.00 > Rp 4.000.000 8.21 7.20 7.40 7.60 7.80 8.00 8.20 8.40 Kebahagiaan merupakan tujuan akhir yang didambakan dalam kehidupan. Diener (2006), menyatakan bahwa kebahagiaan mempunyai makna yang sama dengan kesejahteraan subjektif (subjective wellbeing) dan dapat diartikan sebagai penilaian pribadi individu mengenai kehidupannya dalam hal ini kepuasan yang dirasakannya.k esejahteraan memiliki dua komponen, yaitu aspek afektif dan aspek kognitif. Oleh karena itu, kebahagian dalam Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun 147

analisis ini juga dibentuk dari kepuasan yang dirasakan. Masing-masing skor kepuasan dalam setiap indikator memiliki andil dalam membentuk skor kebahagiaan. Gambar 10.12. Penilaian Masyarakat Terkait Kepuasan Terhadap Kebahagiaan Hidup Secara Keseluruhan Menurut Kelompok Penghasilan <=Rp 1.000.000 8.00 Rp 1.000.001-Rp 1.500.000 Rp 1.500.001-Rp 2.500.000 8.38 8.43 Rp 2.500.001-Rp 4.000.000 > Rp 4.000.000 8.58 8.71 7.60 7.80 8.00 8.20 8.40 8.60 8.80 Sejalan dengan tingkat kepuasan masyarakat, kebahagiaan yang dirasakan terhadap kehidupan secara keseluruhan juga semakin meningkat seiring dengan meningkatnya penghasilan yang ditunjukkan oleh Gambar 10.12. Skor kebahagian pada setiap golongan penghasilan juga cukup besar di atas 8 (delapan) yang menunjukkan yang mengindikasikan masyarakat di Kabupaten Karimun sudah merasa cukup bahagia dengan kehidupannya secara keseluruhannya. Skor terendah sebesar 8 dirasakan oleh 148 Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun