BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Adapun gambaran lokasi penelitian adalah sebaga berikut.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. Adapun lokasi dan waktu penelitian ini yakni sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. Derajat Kesehatan dipengaruhi oleh banyak faktor antara lain lingkungan,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Panti Asuhan Harapan Kita. merupakan Panti Asuhan yang menampung anak-anak terlantar dan yang sudah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kabupaten Gorontalo, dan memiliki batas-batas administrasi sebagai berikut :

Lembar Persetujuan Menjadi Responden. melakukan penelitian tentang Pengetahuan dan Sikap orangtua terhadap Perilaku

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Beberapa pengertian kaitannya dengan PHBS adalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sampel 343 KK. Adapun letak geografis Kecamatan Bone sebagai berikut :

Terapkan 10 Indikator PHBS Dalam Lingkungan Keluarga

PERILAKU HIDUP BERSIH DAN. SEHAT (PHBS) MASYARAKAT DESA SAMIR DALAM MENINGKATKAN KESEHATAN MASYARAKAT Oleh : Dra. NUNUN NURHAJATI, M.Si.

KUESIONER HUBUNGAN KARAKTERISTIK KELUARGA DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DENGAN PRAKTEK KADARZI DI KECAMATAN TRIENGGADENG KABUPATEN PIDIE JAYA

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Kuesioner Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Sebelah Timur berbatasan dengan desa Maleo. b. Sebelah Selatan berbatasan dengan desa Popayato

2. Tanggal Lahir : Umur : bulan. 4. Nama Ayah :. Umur : tahun. 5. Nama Ibu :. Umur : tahun

PENGARUH PEMBERIAN AIR SUSU IBU (ASI), KONSUMSI GIZI, DAN KELENGKAPAN KARTU MENUJU SEHAT (KMS) TERHADAP STATUS GIZI BAYI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Gorontalo. Kelurahan Tomulabutao memiliki Luas 6,41 km 2 yang berbatasan

BAB 1 PENDAHULUAN. Perilaku adalah suatu tindakan atau perbuatan yang bisa kita amati bahkan

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan menjaga tingkat kesehatan, aktifitas masyarakat tidak terganggu dan dapat

Rumah Bersalin Gratiis Rumah Zakat

BAB II KAJIAN PUSTAKA. kedua adalah pelayanan kesehatan diantaranya adalah sumber daya manusia yang

KUESIONER UNTUK KADER

4. Dampaknya dan cara penanggulangan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah survei penjelasan atau explanatory research yang

LEMBAR PRATES DAN POST-TEST PELATIHAN DENGAN METODE SIMULASI KEPADA TOKOH MASYARAKAT TENTANG PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT TATANAN RUMAH TANGGA

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI HASIL PENELITIAN. Kesimpulan penelitian Manfaat Penyuluhan Gizi dalam Upaya Peningkatan

GRAFIK CAKUPAN TEMPAT BEROBAT BILA ANGGOTA KELUARGA SAKIT

MATERI PENYEGARAN KADER

BAB I PENDAHULUAN. derajat kesehatan masyarakat dan upaya penyehatan lingkungan yang setinggitingginya(

MENARA Ilmu Vol. X Jilid 2 No.70 September 2016

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Derajat kesehatan masyarakat yang optimal sangat ditentukan oleh tingkat

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian No. Responden :

B. Hasil Penelitian dan Pembahasan 1. Univariat a. Umur responden Tabel 4.1 Distribusi Responden Berdasarkan umur responden

HUBUNGAN KONDISI FASILITAS SANITASI DASAR DAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN DIARE DI KECAMATAN SEMARANG UTARA KOTA SEMARANG.

BUPATI PROBOLINGGO PERATURAN BUPATI PROBOLINGGO NOMOR : 27 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT

secara sosial dan ekonomis (Notoatmodjo, 2007).

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4,48 Ha yang meliputi 3 Kelurahan masing masing adalah Kelurahan Dembe I, Kecamatan Tilango Kab.

KUESIONER PENELITIAN FAKTOR RESIKO TERJADINYA DIARE DI KELURAHAN HAMDAN KECAMATAN MEDAN MAIMUN KOTA MEDAN TAHUN : Tidak Tamat Sekolah.

KUESIONER PERILAKU KADER DALAM PEMANTAUAN PERTUMBUHAN BALITA DI PUSKESMAS MANDALA KECAMATAN MEDAN TEMBUNG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

METODE PENELITIAN. Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

PANDUAN PENGISIAN KUESIONER PEMANTAUAN STATUS GIZI (PSG) DAN MONITORING EVALUASI KEGIATAN PEMBINAAN GIZI

BAB 1 PENDAHULUAN. pokok untuk sedini mungkin diatasi (Notoatmodjo, 2003). Pada masa

BAB I PENDAHULUAN. Diare adalah sebagai perubahan konsistensi feses dan perubahan frekuensi

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam kebijakan Indonesia sehat 2010 ( Dinkes Makassar, 2006 )

KUESIONER PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Berwawasan Kesehatan, yang dilandasi paradigma sehat. Paradigma sehat adalah

BAB I PENDAHULUAN. balita di dunia, lebih banyak dibandingkan dengan penyakit lain seperti

KUESIONER PEMANTAUAN STATUS GIZI DAN KADARZI PROGRAM PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT DINAS KESEHATAN PROVINSI JAMBI TAHUN 2010 I.

BAB I PENDAHULUAN. Bersamaan dengan masuknya milenium baru, Departemen Kesehatan. telah mencanangkan Gerakan Pembangunan Berwawasan kesehatan yang

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 78 TAHUN 2017 TENTANG PEMBINAAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DI KABUPATEN PATI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Daftar pertanyaan yang diambil dari Quesioner Riskesdas No Kode Quesioner Pertanyaan

BAB I PENDAHULUAN atau Indonesia Sehat 2025 disebutkan bahwa perilaku

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengandung CO (Carbon monoksida) yang mengurai kadar oksigen dalam

PROGRAM STUDI ILMU GIZI UNIVERSITAS ESA UNGGUL

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a) Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Tikupon. b) Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Tomini

BAB 1 : PENDAHULUAN. sendiri. Karena masalah perubahan perilaku sangat terkait dengan promosi

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) (advokasi), bina suasana (social support) dan pemberdayaan masyarakat

LEMBAR PERTANYAAN. Frekuensi. Informasi 1. Presentational media - Petugas Puskesmas. a. 1-3 bulan. Asi saja - Bidan. b. 4-6 bulan

BAB I PENDAHULUAN. Bina Suasana (Social Support) dan Gerakan Masyarakat (Empowerment) sehingga. meningkatkan kesehatan masyarakat Depkes RI (2002).

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENURUNAN ANGKA KESAKITAN DAN KEMATIAN MELALUI PENERAPAN PHBS

BAB 1 PENDAHULUAN. keberhasilan pembangunan bangsa. Untuk itu, pembangunan kesehatan di arahkan

KUESIONER PENELITIAN GAMBARAN PERILAKU ORANGTUA TERHADAP ANAK BALITA PENDERITA GIZI BURUK DI KABUPATEN ACEH BARAT DAYA TAHUN 2009

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dan politik (Depkes, 2006). Rokok merupakan salah satu zat adiktif yang bila

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Kuesioner Penelitian

BAB IV. Hasil Penelitian dan Pembahasan

FORMULIR PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS STIKES HANG TUAH SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menurut WHO, jumlah perokok di dunia pada tahun 2009 mencapai 1,1

Gambaran Perilaku Merokok pada masyarakat di Kabupaten Purwakarta: Suatu Kajian Literatur

I. PENDAHULUAN. adalah perokok pasif. Bila tidak ditindaklanjuti, angka mortalitas dan morbiditas

Disampaikan pada : REFRESHING KADER POSYANDU Kabupaten Nias Utara Tahun 2012

Oleh: Aulia Ihsani

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. hakekatnya baru berumur enam tahun, kemudian juga merupakan salah satu desa di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masalah gizi pada hakikatnya adalah masalah kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia,

tinggi tingkat kesehatan, maka kesegaran jasmani akan semakin baik pula. Berdasarkan Undang- Undang Kesehatan No 36 tahun 2009 yang memuat

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA

Kata kunci : Peran Keluarga Prasejahtera, Upaya Pencegahan ISPA pada Balita

KUESIONER PERAN IBU. Lampiran:

BAB I PENDAHULUAN. penting agar masyarakat tahu dan mau serta mampu menerapkan pola perilaku hidup

BAB I PENDAHULUAN. disekelilingnya khususnya bagi mereka yang termasuk ke dalam kelompok rentan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Indonesia telah melakukan berbagai upaya untuk. meningkatkan pembangunan di bidang kesehatan.

Kuesioner Penelitian PENGETAHUAN GIZI IBU DAN PRAKTEK PELAKSANAAN INISIASI MENYUSUI DINI SERTA STATUS GIZI BATITA DI PERDESAAN DAN PERKOTAAN

BAB 1 : PENDAHULUAN. kehidupan anak sekolah mulai dari SMA, SMP dan bahkan sebagian anak SD sudah

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dan pertumbuhan, juga mengandung sel-sel darah putih, antibodi,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

KUESIONER PEMANTAUAN STATUS GIZI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Bab IV ini membahas hasil penelitian yaitu analisa univariat. dan bivariat serta diakhiri dengan pembahasan.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Puskesmas Marisa Kec. Marisa merupakan salah satu dari 16 (enam belas)

I. PENDAHULUAN. Masalah kesehatan anak merupakan salah satu masalah utama dalam bidang

TUGAS POKOK : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas

BAB I PENDAHULUAN. pengaruh yang sangat berarti terhadap kesehatan masyarakat. Menurut perkiraan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan pola menyusui yang dianjurkan (Suradi, 1995).

Transkripsi:

4.1 Gambaran Lokasi Penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Adapun gambaran lokasi penelitian adalah sebaga berikut. 4.1.1Keadaan Geografis Desa Tunas Jaya yang secara struktural merupakan desa yang awalnya sangat luas bersamaan desa induknya yakni Desa Dudewulo, yang sekarang menjadi Ibu Kota Kecamatan Popayato Barat. Dan secara geografis Desa Tunas Jaya adalah Desa perbukitan dengan tinggi 5 meter dpl dengan curah 0,5 mm. Dan memiliki potensi strategis baik dari hasil pertanian maupun perkebunan dan peternakan dengan luas wilayah 256 km 2 yang terbagi menjadi 2 dusun yakni: 1. Dusun Tunas Karya 2. Dusun Bina Karya Dengan perbatasan wilayah sebagai berikut : 1. Sebelah Utara berbatasan dengan Sungai 2. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Butungale 3. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Dudewulo 4. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Padengo 4.1.2 Keadaan Demografis Desa Tunas Jaya mempunyai jumlah penduduk 428 jiwa dengan jumlah penduduk laki laki 198 jiwa dan perempuan sebanyak 230 jiwa. Jumlah Kepala keluarga sebanyak 97. 1

4.2 Hasil Penelitian Berdasarkan informasi yang didapatkan dari hasil kuesioner penelitian yang diberikan kepada beberapa responden di Desa Tunas Jaya Kecamatan Popayato Barat sebanyak 97 sampel, yakni dusun I sebanyak 52 responden, dusun II sebanyak 45 responden. berikut: Adapun hasil penelitian yang dilakukan di Desa Tunas Jaya adalah sebagai 1.2.1 Karakteristik Responden Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan didasarkan atas karakteristik reponden, diperoleh data sebagai berikut: a. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis kelamin dan Umur Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dan umur di Desa Tunas Jaya Kecamatan Popayato Barat Kabupaten Pohuwato dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 4.1 Distribusi responden berdasarkan karakteristik Jenis Kelamin dan Umur di Desa Tunas Jaya Kecamatan Popayato Barat Kabupaten Pohuwato Tahun 2012 No Umur Jenis kelamin TOTAL Laki-laki Perempuan 1 20-39 tahun 26 9 35 2 40-59 tahun 34 24 58 3 > 60 tahun 3 1 4 JUMLAH 59 38 97 Sumber : Data primer 2012 Berdasarkan Tabel 4.1 tentang distribusi responden berdasarkan jenis kelamin dan umur responden pada penelitian ini terlihat bahwa jenis kelamin laki- 2

laki lebih banyak dibandingkan dengan jenis kelamin kelamin perempuan. Golongan umur antara 40-59 tahun sebanyak 58 responden (59.8 %), paling sedikit ada pada golongan umur 60 tahun keatas sebanyak 4 responden ( 4.1 % ). b. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan dan Pendidikan terakhir Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan dan pendidikan terakhir di Desa Tunas Jaya Kecamatan Popayato Barat Kabupaten Pohuwato dapat dilihat pada table di bawah ini. Tabel 4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Pekerjaan dan Pendidikan Terakhir di Desa Tunas Jaya Kecamatan Popayato Barat Kabupaten Pohuwato Tahun 2012 Pekerjaan/Pendidikan SD SMP SMA SARJANA TS TOTAL PNS 0 0 2 2 0 4 HONORER 0 0 5 0 0 5 KADER KES 0 4 1 0 0 5 PEDAGANG 1 2 0 0 0 3 IRT 11 10 1 0 3 25 PETANI 34 11 3 0 7 55 JUMLAH 46 27 12 2 10 97 Sumber : Data primer 2012 PNS= Pegawai Negeri Sipil; IRT= Ibu Rumah Tangga; SD= Sekolah Dasar; SMP= Sekolah Menengah Pertama; SMA= Sekolah Menengah Pertama; TS= Tidak Sekolah. Berdasarkan Tabel 4.2 tentang distribusi pekerjaan dan pendidikan terakhir responden pada penelitian ini terlihat bahwa paling banyak adalah sebagai petani sebanyak 55 responden (56.7%), dan pekerjaan paling sedikit adalah sebagai Pedagang sebanyak 3 responden (3.1%). Pendidikan terakhir paling banyak adalah SD sebanyak 50 responden (51%), dan pendidikan terakhir paling sedikit adalah Sarjana sebanyak 4 responden (4.1%). 3

1.2.2 Distribusi Responden Distribusi responden berdasarkan 5 indikator PHBS tentang persalinan di tolong oleh tenaga kesehatan, member Asi Ekslusif, menimbang bayi/balita, menggunakan jamban sehat dan tidak merokok di dalam rumah yang ada di Desa Tunas Jaya adalah sebaga berikut : a. Distribusi Responden Berdasarkan Persalinan di Tolong Oleh Tenaga Kesehatan Distribusi Responden Berdasarkan Persalinan di Tolong Oleh Tenaga Kesehatan dapat dilihat pada tabek di bawah ini. Tabel 4.3 Distribusi Responden Berdasarkan Perilaku Tentang Persalinan Di Tolong Oleh Tenaga Kesehatan di Desa Tunas Jaya Kecamatan Popayato Barat Kabupetan Pohuwato Tahun 2012 Perilaku Pengetahuan Sikap Tindakan N (%) N (%) N (%) Baik 72 74.2 58 59.8 43 44.3 Cukup 25 25.8 38 39.2 31 32 Kurang 0 0 1 1 23 23.7 Jumlah 97 100 97 100 97 100 Sumber : Data primer 2012 Keterangan n = jumlah sampel; %= Persentase Berdasarkan tabel 4.3 tentang distribusi pengetahuan, sikap dan tindakan pertolongan persalinan responden. Pengetahuan yang memperoleh nilai baik sebanyak 72 responden (74.2%) dan kurang sebanyak 1 responden (1%) dan tindakan yang memperoleh nilai baik 43 responden (44.3%)serta kurang 23 responden (23.7%). 4

b. Distribusi Responden Berdasarkan Memberi Asi Ekslusif Distribusi responden berdasarkan indikator PHBS tentang memberi Asi Ekslusif di Desa Tunas Jaya dapat di lihat pada table 4.4. Tabel 4.4 Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Tentang Memberi Asi Ekslusif di Desa Tunas Jaya Kecamatan Popayato Barat Kabupetan Pohuwato Tahun 2012 Pengetahuan Sikap Tindakan Perilaku N (%) n (%) N (%) Baik 65 67 15 15.5 16 16.6 Cukup 32 33 67 69.1 56 57.7 Kurang 0 0 15 15.5 25 25.8 Jumlah 97 100 97 100 97 100 Sumber : Data primer 2012 Ketetangan n= jumlah sampel; %= Persentase Berdasarkan tabel 4.4 tentang distribusi pengetahuan, sikap dan tindakan memberiasi Ekslusif responden. Pengetahuan yang memperoleh nilai baik sebanyak 65 responden (67%) dan cukup sebanyak 32 responden (33%), Sikap baik 58 responden (59.8%) dan kurang sebanyak 1 responden (1%) dan tindakan yang memperoleh nilai baik sebanyak 16 responden (16.5%) cukup 56 responden (57.7%) a. Distribusi Responden Berdasarkan Menimbang Bayi/Balita Setiap Bulan Distribusi responden berdasarkan indikator PHBS tentang menimbang bayi/balita setiap bulan di Desa Tunas Jaya dapat di lihat pada table 4.5. Berdasarkan tabel 4.5 tentang distribusi pengetahuan, sikap dan tindakan menimbang bayi/balita setiap bulan responden. Pengetahuan yang memperoleh nilai baik sebanyak 72 responden (74.2%) dan cukup sebanyak 25 responden 5

(25.8%), Sikap baik 30 responden (30.9%) cukup 52 responden (53.6%) kurang sebanyak 15 responden (15.5%) dan tindakan yang memperoleh nilai baik sebanyak 33responden (34%) cukup 32 responden (33%) serta kurang sebanyak 32 responden (33%). Tabel 4.5 Distribusi Responden Berdasarkan Pengetauan, Sikap dan Tindakan Tentang Menimbang Bayi/balita Setiap Bulan di Desa Tunas Jaya Kecamatan Popayato Barat Kabupaten Pohuwato Tahun 2012 Perilaku Pengetahuan Sikap Tindakan N (%) n (%) N (%) Baik 72 74.2 30 30.9 33 34 Cukup 25 25.5 52 53.6 32 33 Kurang 0 0 15 15.5 32 33 Jumlah 97 100 97 100 97 100 Sumber : Data primer 2012 Ketetangan n= jumlah sampel; %= Persentase b. Distribusi Responden Berdasarkan Penggunaan Jamban Sehat Distribusi responden berdasarkan penggunaan jamban di desa tunas jaya dapat dilihat pada tabel 4.6. Berdasarkan tabel 4.6 tentang distribusi pengetahuan, sikap dan tindakan menggunakan jamban sehat responden. Pengetahuan yang memperoleh nilai baik sebanyak 52 responden (53%) dan cukup sebanyak 44 responden (45.5%) kurang 1 responden (1%), Sikap baik 88 responden (90.7%) cukup 9 responden (9.3%) dan tindakan yang memperoleh nilai baik sebanyak 25 responden (25.8%) cukup 27 responden (27.8%) serta kurang sebanyak 45 responden (45.4%). Untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada tabel 4.6 tentang Distribusi Responden Berdasarkan 6

Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Tentang Penggunaan Jamban Sehat di Desa Tunas Jaya Kecamatan Popayato Barat Tahun 2012 Tabel 4.6 Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Tentang Penggunaan Jamban Sehat di Desa Tunas Jaya Kecamatan Popayato Barat Tahun 2012 Perilaku Pengetahuan Sikap Tindakan N (%) n (%) N (%) Baik 52 53 88 90.7 25 25.8 Cukup 44 45 9 9.3 27 27.8 Kurang 1 1 0 0 45 45.5 Jumlah 97 100 97 100 97 100 Sumber : Data primer 2012 Ketetangan n = jumlah sampel; %= Persentase c. Distribusi Responden Berdasarkan Larangan Merokok Dalam Rumah Distribusi responden berdasarkan larangan merokok didalam rumah dapat dilihat pada tabel 4.7. Tabel 4.7 Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan, Sikap Dan Tidakan Responden Tentang Larangan Merokok di Dalam Rumah di Desa Tunas Jaya Kecamatan Popayato Barat Kabupaten Pohuwato Tahun 2012 Perilaku Pengetahuan Sikap Tindakan N (%) n (%) N (%) Baik 48 49.5 45 46.4 39 40.2 Cukup 46 47.4 30 30.9 46 47.4 Kurang 3 3.1 22 22.7 12 12.4 Jumlah 97 100 97 100 97 100 Sumber : Data primer 2012 Ketetangan n = jumlah sampel; %= Persentase 7

Berdasarkan tabel 4.7 tentang distribusi pengetahuan, sikap dan tindakan tidak merokok di dalam rumah setiap bulan responden. Pengetahuan yang memperoleh nilai baik sebanyak 48 responden (49.5%) dan kurang 3 responden (3.1%), Sikap baik 45 responden (46.4%) kurang sebanyak 22 responden (22.7%) dan tindakan yang memperoleh nilai baik sebanyak 39 responden (40.2%) cukup 46 responden (47.4%) serta kurang sebanyak 12 responden (12.4%). 1.2.3 Gambaran perilaku Responden Hasill capaian kriteria terbanyak berdasarkan indikator PHBS untuk pengetahuan sudah tergolong baik, untuk sikap masih ada dua indikator yang memperoleh nilai cukup dan untuk tindakan masih ada satu indikator yang memperoleh nilai kurang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.8. Tabel 4.8 Gambaran Perilaku Berdasarkan Hasil Capaian Responden Dengan Kriteria Terbanyak Sesuai Dengan Indikator PHBS Indikator PHBS Persalinan di tolong oleh tenaga kesehatan Perilaku Pengetahuan Sikap Tindakan Baik Baik Baik Member Asi Ekslusif Baik Cukup Cukup Menimbang bayi/balita setiap bulan Baik Cukup Baik Menggunakan jamban sehat Baik Baik Kurang Larangan merokok di dalam rumah Baik Baik Cukup Sumber :Data primer Berdasarkan tabel 4.8 Tentang Gambaran Perilaku Berdasarkan Hasil Capaian Responden Dengan Kriteria Terbanyak Sesuai Dengan Indikator PHBS dapat di jelaskan pada grafik 1. Pada grafik tersebut akan terlihat jelas faktor mana 8

yang paling mempengaruhi PHBS Pada Tatanan Rumah Tangga di DesaTunas Jaya Kecamatan Popayato Barat. Kriteria Baik Cukup Kurang Ket : perilaku Tindakan perilaku Sikap perilaku pengetahuan 1 2 3 4 5 Indikator PHBS Grafik 1. Gambaran Perilaku Berdasarkan Hasil Capaian Responden Dengan Kriteria Terbanyak Sesuai Dengan Indikator PHBS Berdasarkan grafik diatas dapat dilihat bahwa pengetahuan tidak ada pengaruh dengan PHBS berbeda dengan tindakan dan sikap yang mepunyai pengaruh dengan PHBS. 4.3 Pembahasan a. Karakteristik responden berdasarkan Jenis Kelamin dan Umur Berdasarkan penelitian yang dilakukan di DesaTunas Jaya Kecamatan Popayato Barat Kaupaten Pohuwato bahwa karakteristik Jenis Kelamin dari hasil tersebut untuk karakteristik jenis kelamin responden tidak ada klasifikasi tertentu 9

yang berada pada terapan PHBS, hal ini menunjukkan bahwa jenis kelamin tidak dapat dijadikan sebagai batasan bahwa laki-laki dan perempuan mempunyai klasifikasi yang berbeda terhadap terapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Begitu pula pada golongan umur responden tidak ada klasifikasi tertentu yang berada pada terapan PHBS. Menurut Fikri Ahzul (2008) golongan umur dibedakan menjadi 3 golongan antara lain: 20-39 tahun yaitu golongan dewasa awal 40-59 tahun yaitu golongan dewasa madya dan umur 60 tahun ke atas adalah golongan dewasa akhir. Hal ini menunjukkan bahwa umur tidak dapat dijadikan sebagai batasan bahwa semakin tua atau semakin muda umur seseorang maka semakin baik terapan PHBS yang dilaksanakan. b. Tingkat Pekerjaan dan Pedidikan terakhir Terhadap Terapan PHBS Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan bahwa pada umumnya pekerjaan masyarakat Desa Tunas Jaya adalah petani, dari hasil penelitian didapatkan bahwa tingkat pekerjaan yang rendah mempunyai pengaruh terhadap terapan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Pengaruh minimnya tingkat pekerjaan masyarakat Tunas Jaya tersebut yakni karena dapat dilihat dari tingkat pendidikan terakhir masyarakat adalah SD. Hal tersebut sangat berpengaruh terhadap semakin tinggi tingkat pendidikan maka semakin tinggi tingkat pekerjaan masyarakat Desa Tunas Jaya dan semakin tinggi pula tingkat pemahamannya terhadap PHBS. 10

Pada umumnya pendidikan terakhir responden adalah Sekolah Dasar, berdasarkan penelitian yang dilakukan bahwa semakin rendah tingkat pendidikan maka semakin rendah pula perilaku masyarakat yang melakukan terapan hidup bersih dan sehat. Pendidikan dapat membawa wawasan atau pengetahuan seseorang bahwa pendidikan untuk hidup bersih dan sehat tidak hanya diajarkan di sekolah, tetapi juga suda diajarkan sejak kecil di rumah. Sehingga akan tebentuk perilaku atau kebiasaan untuk peilaku hidup bersih dan sehat.(yuwono, 2008). Tingkat pendidikan yang rendah akan sangat berpengaruh terhadap terapan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dan untuk mengubah suatu perilaku tersebut maka perlu dilakukannya proses pendidikan atau penyuluhan yang berujuan untuk mengubah kesadaran dan perilaku masyarakat ke arah yang lebih baik untuk tercapainya masyarakat berperilaku hidup bersih dan sehat. Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa pengaruh kurangnya pendidikan di Desa Tunas Jaya diakibatkan karena masih kurangnya pengetahuan, sikap dan tindakan masyarakat terhadap pentingnya pendidikan demi tercapainya perilaku hidup bersih dan sehat di masyarakat. 4.3.1 Distribusi Responden Berdasarkan 5 Indikator PHBS Rumah Tangga a. Distribusi responden berdasarkan persalinan oleh tenaga kesehatan Perilaku tentang persalinan di tolongoleh tenaga kesehatan terbagimenadi 3 poin antara lain: 11

1. Pengetahuan responden Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh malalui mata dan telinga. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Nur ain (2012) tentang gambaran perilaku kepala keluarga di Desa Tunggulo selatan memperoleh hasil paling banyak responden yang memperoleh klasifikasi kurang yakni sebanyak 92 responden (88%) dari 104 sampel yang ada. Berdasarkan hasil penelitian di Desa Tunas Jaya dari indikator PHBS bahwa untuk pengetahuan responden tentang persalinan oleh tenaga kesehatan menunjukkan dari 97 responden bahwa, responden yang memperoleh nilai baik sebanyak 72 responden (74.2%) dan yang memperileh nilai cukup seanyak 25 responden (25.8%). Dari hasil pengetahuan tersebut tentang distribusi pertolongan persalinan bahwa meskipun pendidikan masih sangat di bawah namun lebih dari 50% masyarakat yang sudah mengetahui pentingnya persalinan di tolong oleh tenaga kesehatan, hal ini dikarenakan lebih banyak responden yang mengetahui bahwa persalinan itu ditolong oleh tenaga kesehatan itu lebih menjamin keselamatan ibu dan anak. 12

Hal ini dapat diartikan bahwa masyarakat Desa Tunas Jaya sudah mengetahui pentingnya persalinan di tolong oleh tenaga kesehatan di bandingkan masyarakat Desa Tunggulo selatan. 1. Sikap Responden Sikap itu merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku. Sikap juga merupakan hasil belajar manusia sehingga sikap dapat ditumbuhkan dan dikembangkan melalui proses belajar. Sesuai dengan hasil penelitian antara sikap dengan persalinan oleh tenaga kesehatan bahwa dari 97 responden yang memperoleh nilai baik sebayak 58 responden (59.9%) dan yang memperoleh nilai cukup sebanyak 38 responden (39,2%) serta yang memperoleh nilai kurang adalah 1 responden (1%). Berdasarkan hasil tersebut untuk sikap didapatkan bahwa jawaban responden tidak sesuai dengan pengetahuan mereka, kondisi dilapangan menunjukkan bahwa tidak semua pertolongan persalinan dilakukan oleh tenaga kesehatan. 2. Tindakan responden Tindakan suatu praktik seseorang dalam melaksanakan sesuatu. Sesuai dengan hasil penelitian antara tindakan responden tentang persalinan bahwa dari 97 responden yang memperoleh nilai baik sebanyak 43 responden (44.3%) cukup sebanyak 31 responden (32%) dan kurang sebanyak 23 responden (23.7%). 13

Berdasarkan hasil dari tindakan responden tersebut dapat dilihat bahwa untuk jawaban responden tidak sesuai dengan sikap responden tentang persalinan oleh tenaga kesehatan. Sesuai dengan hasil penelitian bahwa masyarakat masih banyak memilih dukun pada saat melahirkan, karena selain dengan biaya yang murah juga untuk pembayarannya boleh juga tidak harus dengan uang. b. Indikator memberi Asi Ekslusif di bagi menjadi 3 poin antara lain: 1. Pengetahuan Responden Bayi umur 0-6 bulan harus diberikan ASI Eksklusif tanpa memberikan tambahan makanan atau minuman lain. Hal ini dikarenakan ASI sangat penting dimana ASI Eksklusif memiliki kandungan yang sangat berguna bagi pertumbuhan bayi. Selain itu ASI yang pertama kali keluar berupa cairan berwarna kekuningan (kolostrum) sangat baik untuk bayi karena mengandung zat kekebalan terhadap penyakit. Berdasarkan hasil penelitian bahwa responden yang memperoleh nilai baik 65 responden (67%) dan yang memperoleh nilai cukup sebanyak 32 responden (33%). Dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa keluarga responden sudah mengetahui akan pentingnya pemberian ASI Eksklusif, dan pentingnya pemberian kolostrum terhadap bayi/balita yang berumur 0-6 bulan. 14

2. Sikap Responden Sikap merupakan reaksi atau respons yang masih tertutupdari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap belum meruakan suatu tindakan atau aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku. Berdasarkan hasil penelitian tentang sikap responden bahwa responden yang memperoleh nilai baik sebanyak 15 responden (15.5%) cukup sebanyak 67 responden (69.1%) dan terdapat 1 responden yang memperoleh nilai kurang. Dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa untuk keluarga responden mempunyai sikap negatif terhadap pemberian ASI Eksklusif, hal ini tidak sebanding dengan pengetahuan responden tentang pentingnya pemberian ASI Eksklusif terhadap bayi/balita. 3. Tindakan responden Berdasarkan hasil penelitian yang didapatkan bahwa untuk praktik responden tentang pemberian ASI Eksklusif pada kriteria penilaian yang memperoleh nilai baik sebanyak 16 responden (16.5%), cukup sebanyak 56 responden (57.7%), dan kurang sebanyak 25 responden (25.8%). Dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa masyarakat Desa Tunas Jaya ratarata tidak memberikan ASI-Eksklusif kepada bayi/balita mereka, meskipunsebagian masyarakat sudah memilki pengatahuan tentang pentingnya memberikan ASI-Eksklusif kepada bayi namun tindakan yang mereka lakukan tidak sesuai dengan pengetahuan yang dimiliki oleh masyarakat. Hal ini disebabkan minimnya sikap dan tindakan masyarakat tentang pemberian Asi 15

Ekslusif, disisi lain juga dikarenakan oleh faktor ibu yang belum mengetahui bagaimana cara merawat payudara sebelum melahirkan agar Asi bisa keluar dengan lancar. Sampai setelah melahirkan Asipun tidak keluar sehingga ada sebagian ibu yang mengambil jalan pintas untuk tidak menyusui anaknya dengan alasan Asi tidak lancar. c. Indikator Menimbang bayi/balita setiap bulan terbagi menjadi 3 poin antara lain: 1. Pengatahuan Responden Posyandu merupakan salah satu bentuk upaya pelayanan kesehatan yang diadakan di tiap desa dan kelurahan untuk memudahkan kepada masyarakat untuk memperoleh pelayanan kesehatan bagi ibu dan anak. Dapat diketahui bersama bahwa posyandu itu sendiri berguna untuk menimbang balita setiap bulan guna memantau pertumbuhan dan perkembangan anak setiap bulan dan dari kegiatan tersebut akan diketahui bagaimana peran serta dari masyarakat dalam mendukung pembangunan di bidang kesehatan. Berdasarkan hasil penelitian bahwa responden yang memperoleh nilai baik sebanyak 72 responden (74.2%) dan yang memperoleh nilai cukup sebanyak 25 responden (25.8%). Dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa untuk menimbang bayi/balita sudah mencapai target atau sudah tergolong baik di tingkat pengetahuan.meskipun pendidikan masyarakat masih tergolong sangat rendah tetapi pengetahuan untuk menimbang bayi/balita sudah baik. 16

2. Sikap Responden Penimbangan bayi/balita dimaksud untuk memantau pertumbuhan setiap bulan. Setelah balita ditimabng di buku KIA (kesehatan ibu dan anak) atau kartu menuju sehat (KMS) maka akan terlihat berat badannya naik atau tidak naik Hasil penelitian tentang menimbang bayi/balita setiap bulan menunjukkan bahwa responden yang memperoleh nilai baik sebanyak 30 responden (30.%), cukup sebanyak 52 responden (%53,6%) dan yang mendapat nilai kurang sebanyak 15 responden(15.5%). Dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa untuk sikap responden tentang keaktifan di posyandu tergolong kurang baik, hal ini berarti bahwa responden belum menyikapi dengan positif dalam hal menimbang bayi dan balita setiap bulan. 3. Tindakan Responden Penimbangan balita setiap bulan di posyandu sangat bermanfaat untuk mengetahui apakah balita tumbuh sehat, untuk mengetahui dan mencegah gangguan pertumbuhan balita dan untuk mengetahui balita yang sakit. Bayi yang dengan berat badan selama dua bulan berturut-turut tidak naik. Balita yang berta badannya BGM (bawah garis merah) dan dicurigai Gizi buruk dapat segera dirujuk ke puskesmas untuk mendapat kelengkapan imunisasi dan untuk mendapat penyuluhan gizi. Hasil penelitian tentang menimbang bayi/balita setiap bulan menunjukkan bahwa responden yang memperoleh nilai baik sebanyak 33 responden (34.%), 17

cukup sebanyak 32 responden (%33,6%) dan yang mendapat nilai kurang sebanyak 32 responden(33%). Dari hasil penelitian tersebut tentang keaktifan menimbang bayi/balita setiap bulan menunjukkan bahwa masyarakat Desa Tunas Jaya belum banyak yang aktif di posyandu, hal tersebut disebabkan karena faktor kesibukan sang ibu yang tidak punya kesempatan membawa anaknya ke posyandu. Faktor lain juga dikarenakan setiap anak yang baru mendapat imunisasi pasti suhu badan akan naik, faktor itu juga yang disebabkan oleh sang ibu tidak mau membawa bayi/balita ke posyandu. d. Indikator Penggunaan Jamban Sehat dibedakan atas 3 bagian yaitu sebagai berikut: 1. Pengatahuan Responden Jamban adalah suatu ruangan yang mempunyai fasilitas pembuangan kotoran manusia yang terdiri atas tempat jongkok atau tempat duduk dengan leher angsa (cemplung) yang dilengkapi dengan unit penampungan kotoran dan air untuk membersihkannya. Jamban merupakan sanitasi dasar penting yang harus dimiliki setiap keluarga. Jamban sangat berguna bagi kesehatan masyarakat karena dapat menjaga lingkungan yang bersih, sehat dan tidak berbau, tidak mencemari sumber air yang ada disekitarnya, tidak mengundang datangnya lalat atau serangga yang dapat menjadi penular penyakit diare, kolera disentri, typhus, cacaingan dan penyakit kulit. Berdasarkan hasil penelitian tentang penggunaan jamban sehat, responden yang memperoleh nilai baik sebanyak 52 responden (53.6%) dan yang memperoleh 18

nilai cukup sebanyak 44 responden (45.4%) serta yang memperoleh nilai kurang adalah 1 responden (1%). Dari hasil penelitian tersebut dapat dilihat bahwa pengetahuan untuk penggunaan jamban sehat hanya sediki, namun sudah lebih dari 50% responden yang sudah mengetahui pentingnya menggunakan jamban sehat. Masyarakat sadar memiliki pemahaman betapa pentingnya memiliki jamban sendiri dirumah, akan tetapi masih minimnya tempat buang air besar tersebut disebabkan karena masih kurangnya jamban di Desa Tunas Jaya. 2. Sikap Responden Setiap anggota rumah tangga harus menggunakan jamban untuk buang air besar dan kecil.penggunaan jamban akan bermanfaat untuk menjaga lingkungan bersih, sehat, dan tidak berbaujamban mencegah pencemaran sumber air yang ada disekitarnya. Jamban juga tidak mengundang datangnya lalat atau serangga yang dapat menjadi penular penyakit Diare, kolera, disentri, typus, kecacingan, penykait sauran pencernaan dan karecunan. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa sikap responden tentang kebiasaan menggumakan jamban sehat untuk kriteria penilaian yang memperoleh nilai baik sebanyak 88 responden (90.7%) dan nilai cukup sebanyak 9 responden (9.3%) Dari hasil penelitian tersebut dapat dilihat bahwa untuk sikap responden tentang kebiasaan menggunakan jamban sehat tidak terdapat masalah. Hal tersebut berarti untuk Desa Tunas Jaya sudah mengerti akan pentingnya buang air besar di 19

jamban, akan tetapi kebiasaan buruk masyarakat masih susah dihilangkan, dan juga karena faktor lain sehingga masyarakat lebih banyak yang tidak memiliki jamban. 3. Tindakan Responden Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa tindakan responden tentang kebiasaan menggunakan jamban sehat untuk kriteria penilaian yang memperoleh nilai baik sebanyak 25 responden (25.8%) dan nilai cukup sebanyak 27 responden (27.8%) dan kurang sebanyak 45 responden (46.4%). Dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa untuk praktik responden tentang kebiasaan buang air besar responden masih sangat minim, hal tersebut berbanding terbalik/tidak sesuai dengan hasil sikap dari responden. Dan dapat dijelaskan bahwa responden masih banyak yang buang air besar di sungai dan semak belukar, disebabkan karena tidak adanya sarana buang air besar di tiap rumah responden. Ada juga yang disebabkan karena tidak biasa membuang air besar di jamban sehingga seseorang tidak meranya nyaman ketika buang air bersar di jamba. Jadi mereka lebih memilih buang air basar di sungai atau di semak-semak. Ketidak nyamanan mereka itu disebabkan karena faktor perilaku yang tidak biasa menggunakan jamban sehat, mereka mengatakan lebih enak buang air besar di sungai dibandingkan buang air besar di jamban. Buang air besar di sungai akan lebih praktis dan nyaman karena tidak akan menimbulkan bau dan tidak lagi susah untuk menyiram setelah buang air besar. 20

e. Indikator larangan merokok di dalam rumah di bagi menjadi 3 poin antara lain: 1. Pengetahuan responden Perokok aktif adalah orang yang mengkonsumsi rokok secara rutin dengan sekecil apapun walaupun itu cuma 1 batang dalam sehari akan sangat berpengaruh terhadap kesehatan. Perokok pasif adalah orang yang bukan perokok akan tetapi menghirup asap rokok orang lain yang berada dalam satu ruangan. Bahaya perokok adalah dapat menyebabkan kerontokan rambut, gangguan pada mata seperti katarak, menyebabkan penyakit paru-paru dan lain-lain. Berdasarkan penelitian yang didapatkan bahwa untuk larangan merokok di dalam rumah yang memperoleh nilai baik sebanyak 48 responden (49.5%) dan yang memperoleh nilai cukup sebanyak 46 responden (47.4%) serta yang meperoleh nilai kurang adalah 3 responden (3.1%). Dari hasil penelitian tersebut dapat dilihat bahwa responden di Desa Tunas Jaya pengetahuan tentang tidak merokok di dalam rumah masih sangat minim. Mereka belum memiliki pengetahuan yang cukup tentang dampak untuk seorang perokok aktif dan perokok pasif pasif. Hal ini disebabkan karena rendahnya tingkat pendidikan masyarakat. 2. Sikap responden Setiap anggota keluarga tidak boleh merokok. Rokok ibarat pabrik bahan kimia. Dalam satu batang rokok yang dihisap akan dikeluarkan sekitar 4.000 bahan kimia berbahaya, diantaranya yang paling berbahaya adalah Nikotin, Tar, dan 21

Carbon monoksida (CO). Nikotin menyebabkan ketagihan dan kerusakan jantung dan aliran darah. Tar menyebabkan kerusakan sel paru-paru dan kanker. Gas CO menyeabkan berkurangnya kemampuan darah membawa oksigen, sehingga selsel tubuh akan mati. Berdasarkan sikap responden terhadap kebiasaan merokok sesuai dengan hasil penelitian bahwa dari 97 responden yang memperoleh nilai baik sebanyak 45 responden (46.4%), cukup sebanyak 30 responden (30.9%) dan kurang sebanyak 22 responden (22.7%). Dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa untuk pertanyaan merokok tidak boleh dilakukan di dalam rumah untuk jawaban responden banyak yang menjawab tidak setuju karena dari 97 responden terdapat 58 responden dengan jenis kelamin laki-laki. Hal tersebut sesuai dengan pengetahuan yang dimiliki masyarakat tentang larangan merokok di dalam rumah. Masyarakat belum mengetahui dampak yang akan diperoleh ketika merokok, rendahnya pendidikan adalah penyebab dari masalah tersebut. 3. Tindakan Responden Menurut Chandrarandi, 2012 Ada 3 cara untuk berhenti merokok, yaitu Berhenti Seketika, Menunda, dan Mengurangi. Hal yang paling utama adalah niat dan tekad yang bulat untuk melaksanakan cara tersebut: 22

Seketika: Cara ini merupakan upaya yang paling berhasil. Bagi perokok berat, mungkin perlu bantuan tenaga kesehatan untuk mengatasi efek ketagihan karena rokok mengandung zat Adiktif. Menunda : Perokok dapat menunda mengisap rokok pertama 2 jam setiap hari sebelumnya dan selama 7 hari berturut-turut, Sebagai contoh : Seorang Perokok biasanya merokok setiap hari pada pukul 07.00 pagi, maka pada: Jumlah rokok yang diisap setiap hari dikurangi secara berangsur-angsur dengan Jumlah yang sama sampai 0 batang pada hari ke 7 atau yang ditetapkan. Misalkan dalam sehari-hari seorang perokok menghabiskan 28 batang rokok maka si perokok dapat merencanakan pengurangan jumlah rokok selama 7 hari dengan jumlah pengurangan sebanyak 4 batang perhari. Berdasarkan sikap responden terhadap kebiasaan merokok sesuai dengan hasil penelitian bahwa dari 97 responden yang memperoleh nilai baik sebanyak 39 responden (40.2%), cukup sebanyak 46 responden (47.4%) dan kurang sebanyak 12 responden (12.4%). Dari hasil tersebut dapat dilihat dan dijelaskan bahwa untuk jawaban tindakan responden masih tergolong minim karena keluarga masih belum sadar tentang bahaya rokok terhadap diri sendiri dan orang lain. Ada yang berpendapat lebih baik tidak makan dari pada tidak merokok. Jadi, mereka menganggap bahwa rokok menjadi kebutuhan sehari-hari bagi mereka. 23

4.3.2 Pengetahuan, Sikap dan Praktik Responden tentang Indikator PHBS a. Pengetahuan responden tentang Indikator PHBS Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Desa Tunas Jaya Kecamatan Popayato Barat Kabupaten Pohuwato bahwa untuk tingkat pengetahuan responden tentang 5 indikator PHBS responden sudah memiliki tingkat pengetahuan baik tentang indika tor PHBS rumah tangga meskipun masih terdapat 1 indikator yang masih di bawah 50 % yaitu pengetahuan tentang larangan merokok di dalam rumah. Hal tersebut disebabkan karena masyarakat jarang mengikuti kegiatan yang berkaitan dengan kesehatan, sesuai dengan keterangan dari responden yang didapatkan bahwa mereka sering sibuk dengan pekerjaan mereka sehingga tidak sering menghadiri kegiatan yang berkaitan dengan kesehatan. b. Sikap Responden tentang Indikator PHBS Berdasarkan hasil penelitian bahwa untuk sikap responden terhadap perilaku PHBS tergolong kurang baik. Berdasarkan 5 indikator terdapat 2 indikator yang sudah tergolong baik. Masih ada 3 indikator yang masih di bawah 50%. Masyarakat masih belum pentinnya berphbs itu pada sikap maupun tindakan. Namun untuk pengetahuan sudah tergolong baik. c. Praktik/Tindakan Responden tentang Indikator PHBS Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat dijelaskan bahwa untuk praktik PHBS masih tergolong minim diakibatkan karena masyarakat yang belum melaksanakan terapan PHBS. Hal tersebut diakibatkan karena masih rendahnya tingkat kesadaran sehingga masyarakat belum menyadari pentingnya berperilaku 24

hidup bersih dan sehat dan juga diakibatkan kurangnya perhatian dari dinas kesehatan terkait terhadap terapan PHBS. 25