Seminar Nasional IENACO ISSN:

dokumen-dokumen yang mirip
PEMILIHAN SUPPLIER MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC NETWORK PROCESS (ANP) DI PT. HARVITA TISI MULIA SEMARANG

Evaluasi Kinerja Supplier Bahan Baku Menggunakan Metode Fuzzy Analytic Hierarchy Process (Studi Kasus di PT. Inti Luhur Fuja Abadi)

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Manjemen rantai suplai merupakan suatu proses untuk mengintegrasi,

BAB 2 PEMASOK SUSTAINABEL

Analisis Pemilihan Supplier Yang Tepat Untuk Produk Gigi Palsu (Studi Kasus Di CV. Brother Dent)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.2 Objek Penelitian Pengumpulan Data Metode Pengumpulan Data Data yang dibutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. masalah, tujuan penelitian, dan pembatasan masalah. integrasi yang efisien antara pemasok (Supplier), pabrik (manufacture), pusat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PEMILIHAN KONTRAKTOR PERBAIKAN ROTOR DI PEMBANGKIT LISTRIK PT XYZ DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DAN GOAL PROGRAMMING

Pemilihan Supplier Batu Split ke Perusahaan PT. XYZ Dengan Pendekatan Metode AHP

PEMILIHAN SUPPLIER BAHAN BAKU DENGAN MENGGUNAKAN METODA ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) (STUDI KASUS DI PT. EWINDO BANDUNG)

METODA PENELITIAN. Kerangka Pemikiran Konseptual Penelitian. Mulai

ANALISIS PEMILIHAN SUPPLIER BAHAN BAKU DENGAN MENGGUNAKAN METODE FUZZY ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (FAHP)

INTEGRASI METODE QFD DAN AHP DALAM PENGEMBANGAN DESAIN KEMEJA BATIK PRIA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

Fakultas Teknik Universitas Widyatama BAB I PENDAHULUAN

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

EVALUASI SUPPLIER BAHAN BAKU PEMBUATAN TIANG PANCANG PADA PT.XYZ DENGAN MENGGUNAKAN AHP DAN LOSS FUNCTION

PEMILIHAN SUPPLIER BAHAN BAKU BENANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC NETWORK PROCESS (ANP) (STUDI KASUS HOME INDUSTRY NEDY)

Pengembangan Model Pemilihan Supplier dengan Mempertimbangkan Voice of Customer

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Fuzzy AHP. Adapun tahapan penelitian adalah sebagai berikut

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

Abstrak

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

ABSTRAK. iii. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

EVALUASI KINERJA SUPPLIER DENGAN INTEGRASI METODE DEMATEL, ANP DAN TOPSIS (STUDI KASUS: PT. XYZ)

Penerapan Metode Multi Attribute Decision Making) MADM- (Weighted Product) WP dalam Pemilihan Supplier di PT. XYZ

PENENTUAN URUTAN PRIORITAS KRITERIA DAN SUBKRITERIA DALAM PEMILIHAN PEMASOK BANGUNAN BERTINGKAT. Robby Cahyadi 1 dan Jane Sekarsari 2

Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Supplier Botol Galon Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP)

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di lembaga-lembaga pendidikan dan pemerintah di

repository.unisba.ac.id DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

PEMILIHAN PEMASOK COOPER ROD MENGGUNAKAN METODE ANP (Studi Kasus : PT. Olex Cables Indonesia (OLEXINDO))

TUGAS AKHIR MENGAPLIKASIKAN MODEL AHP ( ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS ) DENGAN METODE FUZZY UNTUK MEMILIH BOBOT KRITERIA SUPPLIER

INTEGRASI METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DAN GOAL PROGRAMMING DALAM OPTIMASI PEMILIHAN ALTERNATIF PEMASOK DI PT. XYZ INDONESIA POWER

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Proses produksi merupakan hal yang sangat penting dalam perusahaan

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

Rr. Rochmoeljati Jurusan Teknik Industri FTI UPN Veteran Jawa Timur ABSTRAK

KONSEP SUPPLY CHAIN MANAGEMENT (SCM) PADA PROSES PRODUKSI DALAM PENGELOLAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU ABSTRAK

ANALISIS DATA Metode Pembobotan AHP

PEMILIHAN SUPPLIER DAN ALOKASI ORDER ASAM JAWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE FUZZY AHP DAN GOAL PROGRAMING

Penerapan Analytic Hierarchy Process dan Goal Programming untuk Pengalokasian Pemesanan Bahan Baku Kertas Daur Ulang

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XX Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Februari 2014

APLIKASI AHP UNTUK PENILAIAN KINERJA DOSEN

Seminar Nasional IENACO 2016 ISSN: ANALISIS PEMILIHAN SUPPLIER BAHAN BAKU PEWARNA KAIN DI PT KURNIA MAS TEXTILE

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PEMILIHAN SUPPLIER DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (Studi Kasus: PT. PURA BARUTAMA KUDUS)

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk terus berusaha meningkatkan produktivitasnya dalam melayani

ANALISIS PEMILIHAN SUPPLIER UNTUK PEMESANAN BAHAN BAKU YANG OPTIMAL MENGGUNAKAN METODE AHP DAN FUZZY AHP: STUDI KASUS DI PT XYZ

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1.1 data statistik bahan baku aspal

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

ANALISA PEMILIHAN SUPPLIER RAMAH LINGKUNGAN DENGAN METODE ANALYTICAL NETWORK PROCESS (ANP) PADA PT KIMIA FARMA PLANT SEMARANG

ANALISIS QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) UNTUK MENGETAHUI KEINGINAN DAN HARAPAN KONSUMEN

SKRIPSI. Disusun Oleh : DONNY BINCAR PARULIAN ARUAN NPM :

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

Oleh: Emy Syuprihatin Dosen Pembimbing: Prof. Dr. M. Isa Irawan, MT

KATA PENGANTAR. rahmat dan kasih sayang -Nya. Sehingga penyusun dapat menyelesaikan laporan

METODE PENELITIAN. Kata Kunci analytical hierarchy process, analytic network process, multi criteria decision making, zero one goal programming.

Kuesioner Penentuan Kriteria yang Relevan Dalam Upaya Pemilihan Supplier Kain untuk Bahan Baku Celana

MODEL SUPPLY CHAIN OPERATION REFERENCE (SCOR) DAN ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (AHP) UNTUK SISTEM PENGUKURAN KINERJA SUPPLY CHAIN MANAGEMENT

27 Penentuan dan pembobotan KPI...(Ariani dkk)

Sejarah Quality Function Deployment

PENGEMBANGAN MODEL QFD BERBASIS CUSTOMER SATISFACTION SCORECARD UNTUK MERUMUSKAN STRATEGI PERBAIKAN KINERJA (STUDI KASUS: PERUSAHAAN COLDSTORAGE PT

BAB III LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. kompetisi yang ketat di dalam industri. Dalam menghadapi kompetisi tersebut,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. artian yang lebih spesifik yakni pihak ketiga dalam supply chain istilah dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS RANTAI PASOK PADA PT ADHIMIX PRECAST INDONESIA DENGAN METODE AHP

USULAN PRIORITAS DALAM PEMILIHAN SUPPLIER BAHAN BAKU BAJA DENGAN METODE PROMETHEE DI PT SINAR SAKTI MATRA NUSANTARA *

METODOLOGI PENELITIAN

Pemilihan Pemasok Bahan Baku Produksi Menggunakan Metode Data Envelopment Analysis

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI. benar atau salah. Metode penelitian adalah teknik-teknik spesifik dalam

PENGUKURAN KINERJA DENGAN MENGGUNAKAN SUPPLY CHAIN MELALUI PENDEKATAN SCOR MODEL DI PT. LASER JAYA SAKTI,Tbk GEMPOL, PASURUAN SKRIPSI

Bab III Metodologi Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

PEMILIHAN SUPPLIER YANG TEPAT DI UKM KERAJINAN BAMBU DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS

PENENTUAN FAKTOR PENYEBAB KECELAKAAN LALULINTAS DI WILAYAH BANDUNG METROPOLITAN AREA

BAB I PENDAHULUAN. kinerja perusahaan dalam peningkatan aliran bahan maupun informasi sehingga

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENENTUAN DALAM PEMILIHAN JASA PENGIRIMAN BARANG TRANSAKSI E-COMMERCE ONLINE

PEMILIHAN SUPPLIER DENGAN MENGGUNAKAN METODE FUZZY TOPSIS (Studi Kasus UD PRAKTIS)

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan yang memiliki rantai pasok (supply chain), baik sebagai

ANALISIS PEMILIHAN SUPPLIER MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (AHP)

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangannya di perusahaan manufaktur, selain

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. persaingan para perusahaan manufaktur. Produk berkualitas, harga yang

Transkripsi:

ANALISIS PEMILIHAN SUPPLIER BAHAN BAKU BIJI PLASTIK POLYPROPYLENE MENGGUNAKAN METODE AHP DAN QFD PADA PT ARISAMANDIRI PRATAMA Diana Puspita Sari 1 *, Agil Saputro 2, Susatyo Nugroho 3 1,2,3 Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Soedarto, SH, Kampus Undip Tembalang, Semarang. * Email: dpsari.01@gmail.com Abstrak Pemilihan supplier merupakan kunci dan proses penting dalam strategi pembelian perusahaan, yang kemudian menjadi salah satu faktor penting dalam pemenuhan target perusahaan. PT Arisamandiri Pratama yang merupakan perusahaan manufaktur pengolahan biji plastik mengalami masalah terkait supplier biji plastik yaitu masalah ketidaksesuaian biji plastik dan keterlambatan pengiriman. Selain itu, dari sistem evaluasi penilaian supplier yang ada, tidak memperhatikan aspek lingkungan dimana hal tersebut tidak sesuai dengan implementasi ISO 14001 mengenai lingkungan yang telah diterapkan oleh perusahaan. Maka dari itu perlu dilakukan evaluasi pemilihan supplier sehingga didapatkan rekomendasi alternatif supplier sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan. Pada penelitian ini digunakan integrasi metode AHP dan QFD untuk melakukan evaluasi supplier. Berdasarkan hasil pengolahan data, dari 4 supplier yang ada didapatkan supplier terbaik sesuai dengan kriteria yang ada yaitu Inabata Indonesia dengan nilai sebesar 29,2%. Kata kunci: AHP, penilaian, QFD, supplier 1. PENDAHULUAN PT Arisamandiri Pratama adalah perusahaan yang bergerak dalam industri manufaktur pengolahan bahan plastik menjadi barang setengah jadi maupun barang jadi. Berbagai macam bahan baku digunakan PT Arisamandiri Pratama dalam proses produksi seperti halnya biji plastik, pigmen pewarna, lem, polybag, tinta, kaca, silica gell, dan lain-lain. Karena PT Arisamandiri Pratama bergerak dalam industri manufaktur pengolahan bahan plastik, bahan baku utama dari perusahaan yaitu biji plastik. Permasalahan yang terjadi mengenai supplier yaitu adanya material yang mengalami defect, keterlambatan pengiriman dan belum adanya aspek lingkungan dalam penilaian supplier. Ketidaksesuaian pada salah satu jenis biji plastik yang dipasok oleh supplier yaitu pada jenis biji plastik PP. Dimana terdapat defect pada bahan baku jenis PP yaitu material kotor. Terjadi dua kali ketidaksesuaian bahan baku jenis PP oleh supplier yaitu pada pemesanan dengan kuantitas lot sebesar 5000 kg dan pengecekan menggunakan sampel sebesar 40 kg terdapat bahan baku defect sebesar 10%. Yang kedua, pada pemesanan lot sebesar 1000 kg dan pengecekan menggunakan sampel 40 kg terdapat bahan baku yang mengalami defect sebesar 92.5 %. Hal ini dapat menghambat proses produksi yang telah dijadwalkan perusahaan karena adanya pengiriman ulang material yang diminta oleh departemen purchasing terhadap supplier. Kemudian untuk bahan baku plastik jenis PP yang dipasok supplier pernah mengalami keterlambatan. Dari data periode Juli-Desember 2015, terjadi tiga kali keterlambatan pada pemenuhan order biji plastik jenis PP. Keterlambatan kedatangan ini dapat menyebabkan terjadinya stock out atau kekurangan bahan baku sehingga proses produksi tidak dapat dilakukan. Pemilihan supplier merupakan kunci dan proses penting dalam strategi pembelian perusahaan (Hemavathi, 2011). Chan et al (2008) menunjukkanbahwa proses pemilihan supplier menjadi variabel yang paling berpengaruh dalam penentuan kesuksesan rantai pasok. Saat ini PT Arisamandiri Pratama telah menerapkan penilaian supplier berdasarkan pada aspek kualitas, harga, pengiriman dan pelayanan. Sistem penilaian yang diterapkan yaitu dengan penggunaan nilai skala 1 hingga 10 pada setiap aspek yang kemudian didapatkan nilai rataan. Terdapat 4 kategori nilai dalam penilaian supplier, yaitu Poor dengan nilai 1 4,5, Fair dengan nilai 4,6 6,5, Good dengan nilai 6,6 8,4 dan Excellent dengan nilai 8,5 10. Sistem penilaian yang ada saat ini, tidak sesuai dengan permasalahan yang sebenarnya terjadi dengan supplier biji plastik jenis PP. Nilai pada supplier pemasok biji blastik jenis PP yaitu 7,5 atau dalam kategori 391

Good, sementara supplier pernah mengalami keterlambatan dan material defect seperti yang telah dijelaskan diatas. Ketidaksesuaian dalam sistem penilaian ini dapat berdampak pada suatu kondisi dimana perusahaan cenderung tetap menggunakan supplier yang sama dan tidak menggunakan alternatif supplier yang lebih baik. Kemudian sesuai dengan sertifikasi ISO 14001:2004 tentang sistem manajemen lingkungan yang telah diterapkan, Perusahaan harus memperhatikan aspek lingkungan dalam setiap proses bisnisnya termasuk pada proses pemilihan supplier dan saat ini perusahaan belum memperhatikan aspek lingkungan dalam penilaian supplier. Penilaian supplier dengan memperhatikan aspek lingkungan sangat penting dalam sertifikasi ISO 14001:2004 karena merupakan suatu standart dimana supplier yang bekerjasama dengan perusahaan harus memperhatikan dampak material yang dipasok terhadap lingkungan. Apabila tidak sesuai dengan standar, dapat berdampak pada sertifikasi ISO 14001:2004 yang telah didapatkan oleh perusahaan dan juga berdampak pada kepuasan konsumen perusahaan. Hal ini dapat menyebabkan berkurangnya permintaan dari konsumen terhadap produk perusahaan. Untuk bahan baku biji plastik jenis PP yang digunakan PT Arisamandiri Pratama, dipasok oleh beberapa supplier yaitu dari Akino Indonesia, Sumitomo Corporation, Inabata Indonesia dan Multisarana Plastindo. Untuk mendapatkan supplier yang sesuai, perusahaan perlu melakukan pemilihan supplier secara tepat (Vachon dan Klassen, 2006). Pemilihan Green supplier adalah pemilihan supplier yang tidak hanya mempertimbangkan aspek ekonomis, namun juga telah mempertimbangkan aspek lingkungan (Lee dan Kang, 2009). Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi kriteria kriteria yang digunakan dalam penilaian supplier, menghitung bobot kepentingan pada setiap kriteria supplier dan melakukan penilaian pada setiap supplier bahan baku biji plastik jenis PP pada PT Arisamandiri Pratama 2. METODOLOGI 2.1 Studi Lapangan dan Studi Literatur Studi ini dilakukan dengan melakukan pengamatan langsung pada objek penelitian, serta wawancara dan diskusi dengan pihak-pihak yang terkait langsung yang memahami dan menganalisis mengenai sistem penentuan prioritas dan pemilihan supplier yang diterapkan PT Arisamandiri Pratama. Observasi ini dimaksudkan untuk mengetahui dan memahami lebih jauh tentang permasalahan dan cara penyelesaian yang dapat diterapkan pada departemen purchasing PT Arisamandiri Pratama. Studi literatur sebagai landasan teori yang digunakan sebagai acuan dalam penelitian ini. Studi literatur diperoleh dari berbagai sumber antara lain buku, jurnal, internet, penelitian sebelumnya dan sumber informasi yang dapat mendukung penelitian ini. Selain itu, studi literatur juga digunakan untuk menyusun model penelitian, mengidentifikasi variabel-variabel penelitian serta menentukan teknik pengolahan data yang akan digunakan agar sesuai dengan tujuan penelitian. Tabel 1. Kriteria QFD Dimensi Kriteria Dimensi Kriteria Voice of Customer Kualitas Harga Pelayanan Pengiriman Lingkungan Voice of Engineer Sertifikat Kualitas Jaminan Kualitas Harga penawaran Responsiveness Leadtime Pemenuhan Order Kompetensi Lingkungan Sertifikasi Lingkungan Recycle 392

2.2 Penentuan Kriteria dan Pembobotan dalam QFD Kriteria yang digunakan dalam QFD dilakukan dengan cara studi literatur dan brainstorming perusahaan pada departemen purchasing. Kriteria dibagi menjadi dua yaitu Voice of Customer dan Voice of Engineer. Kriteria yang digunakan dalam QFD yang dapat dilihat pada Tabel 1: Berikut langkah-langkah pada tahapan QFD menurut Rajesh dan Malliga (2013) : Mengidentifikasi kriteria voice of customer Menentukan voice of engineer Menentukan matriks hubungan antara voice of customer dan voice of engineer dan memberikan nilai pada hubungan tersebut Menentukan hubungan antar kriteria yang ada pada voice of engineer Mengidentikasi bobot pada voice of engineer yang merupakan output utama dalam QFD. Penentuan Kriteria dalam Penilaian Supplier Penentuan Pengambilan Keputusan Pengambil keputusan dalam suatu perusahaan merupakan seorang ahli yang memiliki pengetahuan baik berkaitan dengan kriteria-kriteria evaluasi dan pemilihan supplier dan mengetahui permasalahan dalam pengadaan bahan baku. Pengambil Keputusan pada PT Arisamandiri Pratama dalam menentukan pemilihan supplier adalah manager departemen purchasing. Pada penelitian ini digunakan 3 responden pada departemen purchasing. 2.3 Identifikasi Kriteria dan Model Hierarki AHP Gurel dkk (2015) menggunakan 4 kriteria dan 6 subkriteria dalam penilaian supplier. Pada penelitian ini digunakan kriteria dan subkriteria Gurel dkk (2015) untuk sistem penilaian supplier yang dilakukan oleh PT Arisamandiri dengan menambahkan aspek lingkungan. Berikut kriteria yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 2 Tabel 2. Kriteria dan Subkriteria Kriteria Sub Kriteria 1. Kualitas 1.1 Sertifikasi Kualitas 1.2 Jaminan Kualitas 2. Harga 2.1 Harga penawaran 3. Pelayanan 3.1 Responsiveness 4. Pengiriman 5. Lingkungan 4.1 Leadtime 4.2 Pemenuhan Order 5.1 Kompetensi Lingkungan 5.2 Sertifikasi Lingkungan 5.3 Recycle Pemilihan Supplier Biji Plastik Manager Purchasing Staff Purchasing Staff Purchasing Kualitas Harga Pelayanan Pengiriman Lingkungan Sertifikasi Kualitas, Jaminan Kualitas Harga Penawaran Responsiveness Leadtime, Pemenuhan Order Kompetensi Lingkungan, Sertifikasi Lingkungan, Recycle Supplier A Supplier B Supplier C Supplier D Gambar 1 Model Hierarki AHP 393

Pada gambar 1 dapat dilihat, terdapat 3 pengambil keputusan dalam pemilihan supplier bahan baku biji plastik yang berperan dalam pengambilan keputusan yaitu manager dan staff yang ada pada departemen purchasing. Pemilihan supplier didasarkan pada 5 kriteria dan 9 subkriteria yang ada. 2.4 Penentuan Metode Pengambilan Keputusan Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah AHP QFD yang dikembangkan oleh Rajesh dan Malliga (2013). Metode AHP QFD digunakan karena memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan metode lain. Beberapa keunggulan metode AHP QFD yaitu pada metode AHP antara lain atribut-atribut yang saling bebas dan tidak terikat satu sama lain, mempertimbangkan prioritas relatif faktor-faktor pada sistem sehingga orang mampu memilih alternatif terbaik berdasarkan tujuan. Sementara pada metode QFD antara lain menerjemahkan kebutuhan konsumen (pihak perusahaan) menjadi persyaratan teknis untuk supplier sehingga dapat memenuhi kebutuhan konsumen. 2.5 Perhitungan Bobot Dalam perhitungan bobot penilaian supplier digunakan metode AHP dengan bantuan Software Expert Choice. Data yang digunakan yaitu hasil kuisioner perbandingan berpasangan dengan 3 responden pada departemen purchasing. Terdapat 4 macam perhitungan bobot yaitu: 1. Perhitungan bobot pengambil keputusan 2. Perhitungan bobot kriteria 3. Perhitungan bobot subkriteria 4. Perhitungan bobot performansi supplier Berikut langkah-langkah untuk menentukan bobot pada setiap kriteria dalam penentuan alternatif keputusan (Saaty, 1977): Melakukan perbandingan berpasangan tiap kriteria Menjumlahkan nilai-nilai yang terdapat pada setiap kolom matriks Membagi setiap masukan dalam setiap kolom dengan jumlah pada kolom tersebut untuk memperoleh matriks yang dinormalisasi Mencari nilai rata-rata sepanjang baris dengan menjumlahkan semua nilai dalam setiap baris dari matriks yang dinormalisasi itu, dan membaginya dengan banyak entri dari setiap baris. Nilai yang didapatkan adalah bobot dari masing-masing kriteria Mengalihkan matriks awal dengan bobot masing-masing kriteria Membagi hasil matriks yang didapat dengan bobot masing-masing kriteria 2.6 Penilaian Kinerja Supplier menggunakan QFD Penilaian kinerja supplier dilakukan dengan menggunakan QFD. QFD merupakan alat perencanaan yang digunakan untuk memenuhi harapan konsumen. Pendekatan QFD terletak pada desain produk, rekayasa, produkstivitas serta memberikan evaluasi yang mendalam terhadap suatu produk. Metode QFD merupakan konsep untuk pengembangan produk sebagai salah satu Total Quality Control. (Yilmaz,2009). Matrix House of Quality (HOQ) atau rumah mutu adalah bentuk yang paling dikenal dari representasi QFD. Matriks ini terdiri dari dua bagian utama, yaitu bagian horizontal dari matriks berisi informasi yang berhubungan dengan konsumen dan disebut dengan voice of customer bagian vertikal dan matriks berisi informasi teknis sebagai respon bagi input konsumen dan disebut dengan voice of engineer (Marimin,2004) Terdapat 3 tahapan dalam perhitungan di QFD menggunakan House of Quality (HOQ). Berikut tahapan dalam penilaian supplier: 1. HOQ 1 HOQ 1 bertujuan untuk mendapatkan nilai kepentingan voice of customer. Pada HOQ 1 digunakan hasil perhitungan bobot pengambil keputusan dan hasil perhitungan bobot kriteria sebagai input pengolahan data. Dari hasil perhitungan nilai kepentingan voice of customer akan digunakan dalam perhitungan HOQ 2. 2. HOQ 2 HOQ 2 bertujuan untuk mendapatkan nilai kepentingan voice of engineer atau respon teknis. Pada perhitungan HOQ 2 digunakan hasil dari HOQ 1 yaitu nilai kepentingan voice of customer dan hasil perhitungan bobot subkriteria yang berperan sebagai respon teknis untuk memenuhi voice of customer. Kemudian dari hasil HOQ 2 akan digunakan sebagai input dalam perhitungan HOQ 3. 394

3. HOQ 3 HOQ 3 untuk mendapatkan nilai kepentingan performansi supplier yang digunakan dalam penilaian kinerja supplier. Dalam perhitungan HOQ 3, digunakan hasil dari HOQ 2 yaitu nilai kepentingan respon teknis dan juga digunakan hasil perhitungan bobot performansi supplier setiap kriterianya. 2.7 Pemilihan Supplier Terbaik Setelah dilakukan pengolahan data, didapatkan nilai untuk setiap supplier. Dari nilai tersebut dapat dilihat supplier terbaik yaitu dari ranking nilai tertinggi. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Perhitungan Bobot Pengambil Keputusan Terdapat 3 pengambil keputusan pada departemen purchasing yaitu seorang manager dan 2 staff. Tabel 3 menunjukkan hasil perhitungan bobot pengambil keputusan dengan menggunakan software expert choice Tabel 3. Hasil Pembobotan Pengambil Keputusan Responden Pengambil Keputusan Bobot 1 Manager Purchasing 0.614 2 Purchasing Officer 1 0.249 3 Purchasing Officer 2 0.137 3.2 Perhitungan bobot kriteria Bobot kriteria yang digunakan merupakan bobot kriteria setiap responden. Tabel 4 adalah hasil perhitungan bobot kriteria Tabel 4. Hasil Pembobotan Kriteria Kriteria Responden 1 Responden 2 Responden 3 Kualitas 0.322 0.351 0.413 Harga 0.399 0.304 0.062 Pelayanan 0.060 0.106 0.144 Pengiriman 0.104 0.167 0.333 Lingkungan 0.115 0.072 0.047 3.3 Perhitungan bobot subkriteria Setelah dilakukan perhitungan kriteria kemudian dilakukan perhitungan bobot subkriteria. Hasil perhitungan bobot subkriteria ditunjukkan pada tabel 5. Tabel 5. Hasil Perhitungan Subkriteria Subkriteria Responden 1 Responden 2 Responden 3 Kumulatif Sertifikasi Kualitas 0.25 0.33 0.20 0.25 Jaminan Kualitas 0.75 0.667 0.80 0.74 Harga Penawaran 1 1 1 1 Responsiveness 1 1 1 1 Leadtime 0.80 0.20 0.33 0.44 Pemenuhan Order 0.20 0.80 0.66 0.55 Kompetensi Lingkungan 0.28 0.55 0.26 0.37 Sertifikasi Lingkungan 0.33 0.32 0.61 0.43 Recycle Material 0.37 0.12 0.11 0.18 395

3.4 Perhitungan Bobot Performansi Supplier Tabel 6 merupakan hasil rekapitulasi perhitungan bobot penilaian supplier secara kumulatif dengan menggunakan pada software expert choice. Tabel 6. Hasil Pembobotan Performansi Supplier Kriteria Supplier 1 Supplier 2 Supplier 3 Supplier 4 Sertifikasi Kualitas 0.276 0.257 0.239 0.227 Jaminan Kualitas 0.259 0.385 0.090 0.265 Harga Penawaran 0.291 0.166 0.425 0.118 Responsiveness 0.321 0.220 0.282 0.177 Pemenuhan Order 0.290 0.117 0.495 0.098 Leadtime 0.247 0.111 0.120 0.523 Kompetensi Lingkungan 0.312 0.11 0.421 0.157 Sertifikasi Lingkungan 0.349 0.171 0.408 0.073 Recycle Material 0.289 0.089 0.531 0.092 4.3 Pengolahan Data dengan menggunakan QFD Pada perhitungan QFD dilakukan dengan House of Quality (HOQ). Terdapat 3 tahapan yaitu: 1. HOQ 1 HOQ 1 bertujuan untuk mendapatkan nilai kepentingan voice of customer. Berikut perhitungan HOQ 1 dapat dilihat pada tabel 7. Tabel 7. HOQ 1 Bobot Kriteria Responden Pengambil Keputusan 1 2 3 4 5 1 0.61 0.32 0.39 0.06 0.10 0.11 2 0.24 0.35 0.30 0.10 0.16 0.07 3 0.13 0.41 0.06 0.14 0.33 0.04 Bobot Voice of Customer 0.34 0.32 0.08 0.15 0.09 2. HOQ 2 HOQ 2 bertujuan untuk mengetahui nilai kepentingan respon teknis. Pada tabel 8 dapat dilihat hasil perhitungan HOQ 2 Tabel 8. HOQ 2 Kriteria Bobot Voice of Customer Subkriteria 1.1 1.2 2.1 3.1 4.1 4.2 5.1 5.2 5.3 1 0.342 0.257 0.743 0.329 1 2 0.083 1 3 0.151 0.442 0.558 4 0.095 0.378 0.433 0.189 Bobot Evaluasi Kriteria 0.088 0.254 0.329 0.083 0.067 0.084 0.036 0.041 0.018 396

3. HOQ 3 Bertujuan untk mengetahui performansi supplier. Berikut tabel 9 merupakan hasil perhitungan HOQ 3: Tabel 8. HOQ 3 HOQ 3 Bobot Evaluasi Kriteria Akino Indonesia Sumimoto Corporation Inabata Indonesia Multisarana Plastindo Sertifikasi Kualitas 0.088 0.276 0.257 0.239 0.227 Jaminan Kualitas 0.254 0.259 0.385 0.09 0.265 Harga Penawaran 0.329 0.291 0.166 0.425 0.118 Responsiveness 0.083 0.321 0.22 0.282 0.177 Leadtime 0.067 0.29 0.117 0.495 0.098 Pemenuhan Order 0.084 0.247 0.111 0.12 0.523 Kompetensi Lingkungan 0.036 0.312 0.11 0.421 0.157 Sertifikasi Lingkungan 0.041 0.349 0.171 0.408 0.073 Recycle Material 0.018 0.289 0.089 0.531 0.092 Nilai Performansi Supplier 0.283 0.223 0.292 0.202 Setelah dilakukan pengolahan data, masing-masing nilai kepentingan dan performansi supplier dapat dilihat pada tabel 8. Berdasarkan HOQ 3, performansi supplier terbaik yaitu Inabata Indonesia, kemudian Akino Indonesia, Sumimoto Corporation dan Multisarana Plastindo. 5. KESIMPULAN Berdasarkan studi literatur dan brainstorming dengan pihak perusahaan digunakan 5 kriteria dan 9 subkriteria dalam pemilihan green supplier pada PT Arisamandiri Pratama. Kriteria yang pertama yaitu kualitas, dimana pada kriteria kualitas terdapat 2 subkriteria yaitu sertifikasi kualitas dan jaminan kualitas. Kemudian kriteria harga, dengan subkriteria harga penawaran. Kriteria ketiga yaitu pelayanan dengan subkriteria tingkat responsiveness. Selanjutnya kriteria pelayanan memiliki 2 subkriteria yaitu leadtime dan pemenuhan order. Dan yang terakhir kriteria lingkungan, dimana terdapat 3 subkriteria yaitu kompetensi lingkungan, sertifikasi lingkungan dan recycle material. Masing-masing bobot kriteria yang berperan sebagai voice of customer yaitu untuk kriteria kualitas sebesar 0,342, kriteria harga sebesar 0,329, kriteria pelayanan sebesar 0,083 kriteria pengiriman sebesar 0,151 dan untuk kriteria lingkungan sebesar 0,095. Kemudian untuk bobot masing-masing subkriteria yang berperan sebagai respon teknis yaitu untuk subkriteria sertifikasi kualitas sebesar 0,088, jaminan kualitas sebesar 0,254, harga penawaran sebesar 0,329, responsiveness sebesar 0,083, leadtime sebesar 0,067, pemenuhan order sebesar 0,084, kompetensi lingkungan sebesar 0,036, sertifikasi lingkungan sebesar 0,041 dan recycle material sebesar 0,018. Setelah dilakukan perhitungan dengan memperhatikan variabel yang ada, didapatkan hasil penilaian performansi supplier yaitu untuk Akino Indonesia memiliki nilai sebesar 0,283, Sumimoto Corporation memiliki nilai sebesar 0,223,Inabata Indonesia memiliki nilai sebesar 0,292 dan Multisarana Plastindo memiliki nilai sebesar 0,202. Berdasarkan hasil perhitungan bobot, urutan rekomendasi green supplier terbaik yaitu Inabata Indonesia. Kemudian urutan kedua yaitu Akino Indonesia, urutan ketiga yaitu Sumimoto Corporation dan urutan keempat yaitu Multisarana Plastindo. Urutan tersebut merupakan 397

rekomendasi atau usulan untuk PT Arisamandiri Pratama dalam melakukan pemilihan supplier dengan memperhatikan aspek lingkungan DAFTAR PUSTAKA Chan, F. T., Kumar, N., Tiwari, M. K., Lau, H. C. V., & Choy, K. L. (2008). Global supplier selection: a fuzzy-ahp approach. International Journal of Production Research, 46, 3825 3857. Gurel, O., Acar, A. Z., Onden, I., & Gumus, I. (2015). Determinants of Green Supplier Selection. 3rd International Conference on Leadership, Technology and Innovation Management, 181, 131-139. Hemavathi, T. (2011). Vendor Rating and Selection in Manufacturing Industry. International Journal of Decision Making in Supply Chain and Logistics, 15-23. Lee, A. H. I., Kang H. Y., & Chang C. T. (2009). A Green Supplier Selection Model for high-tech Industry. Expert system with application, 36, 7917-7927 Rajesh, G., dan Malliga, P. (2013). Supplier Selection Based on AHP QFD Methodology. International Conference on Design and Manufatcuring, 1283-1292. Marimin.(2004). Teknik dan Aplikasi Pengambilan Keputusan Kriteria Majemuk. Grasindo. Jakarta Saaty, T. L. (1977). The Analytic Hierarchy Process. McGraw Hill : Colombus. Vachon, S., dan Klassen, R. D. (2006). Green Perfect Partnership in the Supply Chain: The case of the package printing industry. Journal of Cleaner Production, 14 (6-7), 661-671. Yilmaz, Henda. (2009). Optimization of the Product Design Through Quality Function Deployment (QFD) and Analytical Hierarchy Process (AHP): A Case Study in a Ceramic Washbin. Turki 398