AKUNTANSI LEMBAGA AMIL ZAKAT BERDASARKAN PSAK SYARIAH NO 109 DAN PSAK LAIN YANG RELEVAN

dokumen-dokumen yang mirip
AKUNTANSI LEMBAGA AMIL ZAKAT BERDASARKAN PSAK SYARIAH NO 109 DAN PSAK LAIN YANG RELEVAN

PELATIHAN PEYUSUNAN LAPORAN PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ & SEDEKAH AKUNTANSI ZAKAT (BERDASARKAN PSAK SYARIAH NO. 109)

BAB II KAJIAN PUSTAKA. penerimaan dan penyaluran dana zakat, infak, sedekah yang telah dilakukan oleh

AKUNTANSI ZAKAT PSAK 109 TAHUN Dr. Saparuddin Siregar SE.Ak, SAS, MAg, MA, CA

Workshop Pengelola NU CARE-LAZISNU JATIM AKUNTANSI LAZIS (PSAK 109)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. akuntansi zakat, PSAK 109, Lembaga Amil Zakat dan rerangka pemikiran. Selain itu

Materi: 14 AKUNTANSI ZIS (PSAK 109)

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN Pengumpulan dan Pengelolaan Dana Zakat Pada Lembaga Amil Zakat

Alchudri Dosen Akuntansi UIN SUSKA Riau. Disampaikan pada Pelatihan Akuntansi Syariah Fakultas Syariah dan Ilmu Hukum UIN SUSKA Riau 21 April 2010

AKUNTANSI DAN KEUANGAN SYARIAH

PELATIHAN DAN PENDAMPINGAN SISTEM AKUNTANSI ZAKAT

BAB II LANDASAN TEORI. a. Penelitian yang dilakukan Umah dan Kristin,(2011) yang berjudul Penerapan

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI PSAK 109 TAHUN 2008 TERHADAP PEMBIAYAAN QARDHUL HASAN DI BNI SYARIAH CABANG PEKALONGAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Dalam melakukan analisis, peneliti akan mengidentifikasi bagaimana penerapan dari

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS PENCATATAN DAN PELAPORAN LAPORAN KEUANGAN BAZIS PROVINSI PROVINSI DKI JAKARTA DENGAN ACUAN PSAK 109

BAB IV ANALISIS PEMBAHASAN

- 2 - PERATURAN BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2018 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 109 AKUNTANSI ZAKAT DAN INFAK/SEDEKAH

Pedoman Akuntansi. Lembaga Zakat

NU CARE LAZISNU UPZIS TRENGGALEK NERACA PERIODE : 01 OKTOBER OKTOBER 2017

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan oleh pemerintah bersama masyarakat.


PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT

BAB VI PENUTUP. Optimalisasi Pengelolaan Zakat di BAZNAS Tulungagung dilaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dalam menjaga kelangsungan hidup organisasi pengelola zakat

EVALUASI PENERAPAN PSAK NO.109 TENTANG PELAPORAN KEUANGAN AKUNTANSI ZAKAT, INFAQ/SHADAQAH PADA BAZNAS KOTA YOGYAKARTA

STUDI EVALUASI AKUNTANSI ZAKAT PADA LAZIS DENGAN PEDOMAN PSAK 109

ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI ZAKAT PSAK 101 (LAMPIRAN C) DAN PSAK 109 PADA BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL (BAZNAS) LUBUK LINGGAU

Lampiran D UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. warga non-muslim agar memeluk agama Islam. Hal ini diperlukan tujuan

PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT

PERATURAN BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2018 TENTANG PELAPORAN PELAKSANAAN PENGELOLAAN ZAKAT

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB IV ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI ZIS PADA BAZ DI JAWA TIMUR

Laporan KEUANGAN. Wajar Tanpa Pengecualian. Opini Audit Keuangan :

Undang Undang. Nomor 23 Tahun Republik Indonesia ZAKAT PENGELOLAAN. Tentang

MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG TATA CARA PENGELOLAAN ZAKAT. BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1

BAB I PENDAHULUAN. Zakat, infaq, dan shadaqah merupakan kewajiban bagi setiap muslim yang

AKUNTANSI ZAKAT, INFAK DAN SEDEKAH (PSAK 109): Upaya Peningkatan Transparansi dan Akuntabilitas Organisasi Pengelola Zakat (OPZ)

KERANGKA DASAR LAPORAN KEUANGAN SYARIAH. Budi Asmita, SE Ak, Msi Akuntansi Syariah Indonusa Esa Unggul, 2008

BAB I PENDAHULUAN. kepada yang berhak menerimanya sesuai dengan syariat Islam. Menurut Aziz

LEMBARAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 9 TAHUN 2015

PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG WALIKOTA SERANG,

Laporan KEUANGAN ANNUAL REPORT

No (BAZNAS) yang secara kelembagaan mempunyai kewenangan untuk melakukan pengumpulan, pendistribusian, dan pendayagunaan zakat secara nasional

2016, No Peraturan Presiden Nomor 83 Tahun 2015 tentang Kementerian Agama (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 168); 4. Pera

IMPLEMENTASI PSAK NO. 109 PADA BADAN AMIL ZAKAT SUMATERA UTARA

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BATANG HARI PROVINSI JAMBI

BAB IV ANALISIS PENERAPAN PSAK NO. 109 PADA RUMAH ZAKAT CABANG SEMARANG. Layaknya perusahaan-perusahaan nirlaba lainnya, dalam melaksanakan

BAB 13. AKUNTANSI TRANSAKSI DANA ZAKAT, DANA KEBAJIKAN, dan DANA PINJAMAN QARDH

Laporan KEUANGAN. Wajar Tanpa Pengecualian. Opini Audit Keuangan :

Sabrina Shahnaz., Penerapan PSAK No.109 Tentang

BAB I PENDAHULUAN. Namun, pada kenyataannya, masih ada yang tidak mendapat bagian. Inilah yang

BAB IV ANALISIS MODEL LAPORAN KEUANGAN LEMBAGA AMIL ZAKAT PKPU SEMARANG

2014, No.38 2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Pengelolaan Zakat adalah kegiatan perencanaan, pela

TRANSPARANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN LEMBAGA ZAKAT

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT

Akuntasi Koperasi Sektor Riil sebagai STANDAR AKUNTANSI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL

BUPATI MERANGIN, Menimbang : a.

BAB 5 PENUTUP. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah laporan keuangan

BAGIAN II LAPORAN KEUANGAN BANK SYARIAH

AKUNTANSI DAN KEUANGAN SYARIAH

BAZNAS Badan Amil Zakat Nasional

BAB 1 PENDAHULUAN. Islam memandang bahwa sumber daya alam yang tersedia cukup untuk seluruh

Studi Penerapan Akuntansi Zakat pada BAZNAS Provinsi Kalsel dan BAZNAS Kota Banjarmasin

~ 1 ~ BUPATI KAYONG UTARA PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAYONG UTARA NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT

BAB IV ANALISIS PENERAPAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (PSAK) NOMOR 109 PADA BADAN AMIL ZAKAT DAERAH KABUPATEN DEMAK

BAB I PENDAHULUAN. kemiskinan adalah kurangnya atau terbatasnya barang-barang dan jasa-jasa yang

PENERAPAN PSAK 109 TENTANG AKUNTANSI ZAKAT DAN INFAK/SEDEKAH PADA BAZ KOTA PEKANBARU

Evaluasi Laporan Keuangan Lembaga Amil Zakat (Laz) Poliban

Keywords : LAZ, Non-Halal Fund, Treatment Of Accounting, ED PSAK109 dan PSAK 109.

ANALISIS PENERAPAN PSAK SYARIAH NO 109 PADA LEMBAGA AMIL ZAKAT DAN INFAK/SEDEKAH (LAZIS) (Studi Kasus LAZIS YBW UII Yogyakarta) SKRIPSI

NOMOR 23 TAHUN Mengingat : Pasal 20, Pasal 21, Pasal 29, dan Pasal 34 ayat (1) Tahun 1945;

BAB I PENDAHULUAN. Zakat secara demografik dan kultural, sebenarnya memiliki potensi. yang layak dikembangkan menjadi salah satu instrumen pemerataan

Indra Pratama Wicaksono

Bab I. Pendahuluan. pengembangan zakat menjadi salah satu pemerataan pendapaatan.

Rizal, Sri Adella Fitri, dan Hadiyati Minazzulami

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR

3. Bagaimana prosedur dan kebijakan pendistribusian dana zakat danimplementasinya?

Penyajian Laporan Keuangan Bank Syariah. Elis Mediawati, S.Pd.,S.E.,M.Si.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang pemilihan judul

ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI DANA ZAKAT DAN INFAK/SEDEKAH PADA LEMBAGA AMIL ZAKAT INFAK, DAN SHODAQOH MUHAMMADIYAH (LAZISMU) KABUPATEN MALANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR... TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN DAN PENGELOLAAN ZAKAT, INFAK DAN SHADAQAH

Imelda D. Rahmawati Firman Aulia P Universitas Muhammadiyah Sidoarjo

BAB I PENDAHULUAN. itu bertugas untuk mengelola dana sebagaimana mestinya. Zakat merupakan

II. LAPORAN KEUANGAN ENTITAS ASURANSI SYARIAH

BAB I PENDAHULUAN. Zakat, Infaq, dan Sedekah (ZIS) merupakan bagian dari kedermawanan

LAZ "SWADAYA UMMAH" LAPORAN POSISI KEUANGAN Per : 31 Desember 2010

BUPATI PELALAWAN PROVINSI RIAU

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Penerapan Akad Pembiayaan Musyarakah pada BMT Surya Asa Artha

Transkripsi:

AKUNTANSI LEMBAGA AMIL ZAKAT BERDASARKAN PSAK SYARIAH NO 109 DAN PSAK LAIN YANG RELEVAN oleh: Dr. Rizal Yaya M.Sc. Ak. CA. Pengawas LAZISMU, Dosen FE UMY Brevet Akuntansi Zakat Pusat Pengembangan Akuntansi FE UMY Sabtu 22 April 2017 1

JUMLAH LEMBAGA ZAKAT No ORGANISASI JUMLAH 1 BAZNAS 1 2 BAZNAS Provinsi 34 3 BAZNAS Kabupaten/Kota 525 4 UPZ Kecamatan 5.150 5 UPS Kelurahan 24.000 6 LAZ Nasional (Baru) 4 7 LAZ Provins 21 8 LAZ Kabupaten/Kota 31 9 UPZ 8.680 Total 38.446 Sumber: Kemenag RI dan FOZ

Pasal 73 PP No 14 tahun 2014 LAZ wajib menyampaikan laporan pelaksanaan Pengelolaan Zakat, Infak, sedekah dan dana sosial keagamaan lainnya kepada BAZNAS dan pemerintah daerah setiap 6 (enam) bulan dan akhir tahun

Pasal 76 PP No 14 Tahun 2014 Laporan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 71, Pasal 72, dan Pasal 73 memuat akuntabilitas dan kinerja pelaksanaan Pengelolaan Zakat, infak, sedekah dan dana sosial keagamaan lainnya.

Pasal 75 PP 14 tahun 2014 (1) Laporan pelaksanaan Pengelolaan Zakat, infak sedekah dan dana sosial keagamaan lainnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 71, Pasal 72, dan Pasal 73 harus diaudit syariat dan keuangan (2) Audit Syariat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang agama (3) Audit keuangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh akuntan publik

Pasal 77 PP No 14 tahun 2014 Baznas atau LAZ dikenakan sanksi administratif apabila a. Tidak memberikan bukti setoran zakat kepada setiap muzaki sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat (1) Undang- Undang b. Melakukan pendistribusian dan pendayagunaan infak, sedekah dan dana sosial keagamaan lainnya tidak sesuai dengan syariat Islam dan tidak dilakukan sesuai peruntukan yang diikrarkan oleh pemberi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 ayat (2) Undang-Undang c. Tidak melakukan pencatatan dalam pembukuan tersendiri terhadap pengelolaan infak, sedekah dan dana sosial keagamaan lainnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 ayat (3) Undang-undang

Roadmap Pengelolaan Lazis Memenuhi Persyaratan/Perijinan LAZ Menyusun Struktur Organisasi dan Tata Kelola LAZ Perencanaan LAZ Indikator Kinerja dan Target SOP dan Jobdesc Sosialisasi Perhitungan Zakat Pencatatan Penyaluran Pelaporan Audit Syariah & Keuangan

SISTEM AKUNTANSI ZAKAT T R A N S A K S I Pencatatan BUKU INDUK muzakki BUKU INDUK mustahik BKM BKK BUKU KAS DANA ZAKAT Pelaporan BUKU KAS DANA AMIL NERACA SALDO DAFTAR INVENTARIS LEVEL 0 LEVEL 1 LEVEL 2 LEVEL 3 BUKU KAS DANA NON HALAL BUKU KAS DANA INFAQ/ SEDEKAH PELAPORAN KEUANGAN

1. Laporan Posisi Keuangan (Neraca) 2. Laporan Perubahan Dana 3. Laporan Perubahan Aset Kelolaan 4. Laporan Arus Kas 5. Catatan Atas Laporan Keuangan

1. Tujuan 2. Ruang Lingkup 3. Definisi 4. Karakteristik 5. Pengakuan dan Pengukuran Zakat 6. Pengakuan dan Pengukuran Infaq/Shodaqah 7. Penyajian 8. Pengungkapan 9. Ketentuan Transisi / Tanggal Efektif

AKUNTANSI PENERIMAAN DAN PENGELUARAN ZAKAT

1. Dana zakat adalah bagian non amil atas penerimaan zakat 2. Dana infak/sedekah adalah bagian non amil atas penerimaan infak/sedekah 3. Dana amil adalah bagian amil atas dana zakat dan infak/sedekah serta dana lain yang oleh pemberi diperuntukkan bagi amil. Dana amil digunakan untuk pengelolaan amil 4. Dana Non Halal (jika ada) adalah dana untuk menampung transaksi non halal yaitu semua penerimaan dari kegiatan yang tidak sesuai dengan prinsip syariah (contoh. pendapatan bunga bank konvensional). Dana ini relevan diungkap jika ada, sempat diatur secara khusus dalam Exposure Draft, PSAK 109.

Penerimaan zakat diakui pada saat kas atau aset lainnya diterima (PSAK 109.10) Zakat yang diterima dari muzakki diakui sebagai penambah dana zakat, sebesar: (a) jumlah yang diterima, jika dalam bentuk kas (b) nilai wajar (harga pasar), jika dalam bentuk nonkas (PSAK 109.11)

Penentuan nilai wajar aset nonkas yang diterima menggunakan harga pasar. (pr 12) Jika muzaki menentukan mustahik yg menerima penyaluran zakat melalui amil, tidak ada bagian amil atas zakat yang diterima. Amil dapat memperoleh ujrah atas kegiatan penyaluran tsb Ujrah ini berasal dari muzaki, diluar dana zakat. Ujrah tersebut diakui sebagai penambah dana amil (pr 13).

Zakat yang disalurkan kepada mustahik (termasuk amil) diakui sebagai pengurang dana zakat sebesar (pr 16): a. Jumlah yang diserahkan, jika dalam bentuk kas b. Jumlah tercatat, jika dalam bentuk non kas Efektivitas dan efesiensi pengelolaan zakat tergantung pada profesionalisme amil. Dalam konteks ini, amil berhak mengambil bagian dari zakat untuk menutup biaya operasional dalam rangka melaksanakan fungsinya sesuai dengan kaidah atau prinsip syaiah dan tata kelola oraganisasi yang baik (pr 17) Penentuan jumlah atau persentase bagian untuk masingmasing mustahik ditentukan oleh amil sesuai dengan prinsip syariah, kewajaran, etika, dan ketentuan yang berlaku yang dituangkan dalam bentuk kebijakan amil (pr 18)

Beban penghimpunan dan penyaluran zakat harus diambil dari porsi amil. Amil dimungkinkan untuk meminjam dana zakat dalam rangka menghimpun zakat. Pinjaman ini sifatnya jangka pendek dan tidak boleh melebihi satu periode (haul) (pr19) Bagian dana zakat yang disalurkan untuk amil diakui sebagai penambah dana amil (pr 20)

Zakat telah disalurkan kepada mustahik non amil jika sudah diterima oleh mustahik nonamil tsb. Zakat yang disalurkan melalui amil lain, belum diterima oleh mustahik nonamil, belum memenuhi pengertian zakat telah disalurkan. Amil lain tsb tidak berhak mengambil bagian dari dana zakat, namun dapat memperoleh ujroh dari amil sebelumnya. zakat yang disalurkan diakui sebagai piutang penyaluran, sedangkan bagi amil yang menerima diakui sebagai liabilitas penyaluran. Piutang penyaluran dan liablitas penyaluran tsb akan berkurang ketika zakat disalurkan secara langsung kepada mustahik nonamil Dana zakat yang diserahkan kepada mustahik nonamil dengan keharusan untuk mengembalikannya kepada amil, belum diakui sebagai penyaluran zakat

Amil berhak mengambil bagian dari zakat untuk menutup biaya operasional dalam rangka melaksanakan fungsinya sesuai prinsip syariah dan tata kelola organisasi yang baik (PSAK 109.17) Penentuan jumlah atau persentase bagian untuk masing-masing mustahik ditentukan oleh amil sesuai dengan prinsip syariah, kewajaran, etika dan ketentuan yang berlaku yang dituangkan dalam bentuk kebijakan amil. (PSAK 109.18)

Dana zakat yang disalurkan dalam bentuk perolehan aset tetap (aset kelolaan), misalnya rumah sakit, sekolah, mobil ambulan dan fasilitas umum lain, diakui sebagai (pr 23): a. Penyaluran zakat seluruhnya jika aset tetap tersebut diserahkan untuk dikelola kepada pihak lain yang tidak dikendalikan amil. b. Penyaluran zakat secara bertahap jika aset tetap tersebut masih dalam pengendalian amil atau pihak lain yang dikendalikan amil. Penyaluran secara bertahap diukur sebesar penyusutan aset tetap tersebut sesuai dengan pola pemanfaatannya

Pada saat penerimaan zakat Dr. Kas/Rek Bank Syariah - zakat 10.000 Cr. Dana Zakat 10.000 Pada pendistribusian dana zakat Dr. Dana Zakat 10.000 Cr. Dana Zakat Amil 1.250 Cr. Dana Zakat non Amil 8.750

Penyaluran dana zakat (misalnya untuk mualaf) Dr. Dana Zakat Non Amil (Mualaf) 600 Cr. Kas / Rek Bank 600 Penyaluran melalui amil lain Dr. Piutang Penyaluran Fakir 500 Cr. Kas / Rek Bank 500 Zakat telah diterima mustahik (dari amil lain) Dr. Dana Zakat Non Amil (Fakir) 300 Cr. Piutang Penyaluran Fakir 300

Penerimaan zakat non kas (misalnya mobil nilai wajar) Dr. Aset kelolaan (mobil) 1.200 Cr. Dana Zakat Non kas 1.200 Penyerahan zakat nonkas ke mustahik (misalnya mobil nilai tercatat) Dr. Penyaluran Dana Zakat non kas 600 Cr. Aset kelolaan - zakat 600 Penyusutan Zakat non kas (5th) Dr. Alokasi manfaat aset kelolaan zakat (penyaluran)(beban penyusutan) 10 Cr. Akumulasi penyusutan aset kelolaan zakat 10

Jika terjadi penurunan nilai aset zakat nonkas, jumlah kerugian yang ditanggung harus diperlakukan sebagai pengurang dana zakat atau pengurang dana amil tergantung dari sebab terjadinya kerugian. (a) (b) Pengurang dana zakat, jika terjadi tidak disebabkan oleh kelalaian amil Kerugian dan pengurang dana amil, jika disebabkan oleh kelalaian amil. (PSAK 109, 15).

Kerugian (penurunan nilai) atas kerusakan mobil Kesalahan amil Dr.Penurunan nilai Zakat non kas Cr. Kas / rek bank syariah (zakat) Bukan kesalahan amil Dr. Beban Operasional Cr. Kas / rek bank syariah (amil) xxx xxx xxx xxx

Jika muzakki menentukan mustahik yang harus menerima penyaluran zakat melalui amil, maka tidak ada bagian amil atas zakat yang diterima. Amil dapat memperoleh ujrah atas kegiatan yang penyaluran tersebut. Ujrah ini berasal dari Muzaki di luar dana zakat. Ujrah tersebut diakui sebagai penambah dana amil (PSAK 109.13)

Penerimaan zakat mustahik ditentukan muzaki Dr. Kas/rek bank syariah 100 Cr. Dana zakat Terikat 100 Penyaluran zakat mustahik ditentukan muzaki Dr. Zakat Dana Terikat 100 Cr. Kas/rek bank syariah 100 Catatan: amil hanya mendapat ujroh dari muzaki Dr. Kas/rek bank syariah 10 Cr. Dana Amil (ujroh) 10

Penerimaan infak/sedekah harus dicatat/dibukukan secara terpisah dari zakat. Infak/sedekah diidentifikasi apakah infak/sedekah terikat (dengan maksud tertentu, misalnya untuk pembangunan masjid) atau tidak terikat (infak sholat Jum at) Infak diakui sebesar jumlah yang diterima, jika dalam bentuk kas, dan sebesar nilai wajar, jika dalam bentuk nonkas. (PSAK 109, 24)

Penentuan nilai wajar aset non kas yang diterima menggunakan harga pasar. (pr 25) Infak/sedekah berupa aset non kas digolongkan kedalam aset lancar atau tidak lancar. (PSAK 109, 26). Amil dapat pula menerima aset nonkas yang dimaksudkan oleh pemberi untuk segera disalurkan. Aset seperti ini diakui sebagai aset lancar. Aset ini dapat berupa bahan habis pakai, seperti bahan makanan; atau aset yang memiliki umur ekonomi panjang seperti mobil untuk ambulan. (PSAK 109.28)

Aset tidak lancar yang diterima oleh amil dan diamanahkan untuk dikelola dinilai sebesar nilai wajar saat penerimaannya dan diakui sebagai aset tidak lancar infak/sedekah. Penyusutan dari aset tersebut diperlakukan sebagai pengurang dana infak/sedekah terikat apabila penggunaan atau pengelolaan aset tersebut sudah ditentukan oleh pemberi. (PSAK 109.27) Dana infak/sedekah sebelum disalurkan dapat dikelola dalam jangka waktu sementara untuk mendapatkan hasil yang optimal. Hasil dana pengelolaan diakui sebagai penambah dana infak/sedekah. (PSAK 109. 32).

Penyaluran dana infak/sedekah diakui sebagai pengurang dana infak/sedekah sebesar, jumlah yang diserahkan jika dalam bentuk kas, dan nilai tercatat aset yang diserahkan, jika dalam bentuk aset nonkas. (PSAK 109.29) Penyaluran infak/sedekah kepada amil lain merupakan penyaluran yang mengurangi dana infak/sedekah sepanjang amil tidak akan menerima kembali aset infak/sedekah yang disalurkan tersebut. (PSAK 109.30) Penyaluran infak/sedekah kepada penerima akhir dalam skema dana bergulir dicatat sebagai piutang infak/sedekah bergulir dan tidak mengurangi dana infak/sedekah. (PSAK 109.31) Perlu Jurnal Penyesuaian ketika tutup buku.

Penyaluran dana infak/sedekah diakui sebagai pengurang dana infak/sedekah sebesar (pr 33): a. Jumlah yang diserahkan, jika dalam bentuk kas b. Nilai tercatat aset yang diserahkan, jika dalam bentuk aset non kas Bagian dana infak/sedekah yang disalurkan untuk amil diakui sebagai penambah dana amil (pr 34). Penentuan jumlah atau persentase bagian untuk para penerima infak/sedekah ditentukan oleh amil sesuai dengan prinsip syariah, kewajaran, dan etika yang dituangkan dalam bentuk kebijakan amil (pr 35)

Penyaluran infak/sedekah oleh amil kepada amil lain merupakan penyaluran yang mengurangi dana infak/sedekah jika amil tidak akan menerima kembali aset infak/sedekah yang disalurkan tersebut (pr 36). Penyaluran infak/sedekah kepada penerima akhir dalam skema dana bergulir dicatat sebagai piutang infak/sedekah bergulir dan tidak mengurangi dana infak/sedekah (pr 37)

Penerimaan infak/sedekah Dr. Kas / Rek Bank Syariah (umum) xxx Cr. Dana Infak/sedekah (umum) xxx Pendistribusian dana infak/sedekah Dr. Dana Infak/sedekah (umum) xxx Cr. Dana Amil xxx Cr. Dana Infak/sedekah non amil xxx Penyaluran dana infak sedekah Dr. Penyaluran Dana infak/sedekah non amil xxx Cr. Kas / rek bank syariah xxx

Penyaluran dana infak/sedekah (in-kah) ke amil lain (tidak dikembalikan) Dr. Penyaluran Dana Infak/sedekah non amil xxx Cr. Kas / rek bank syariah (in-kah) xxx Penyaluran dana infak/sedekah (pola bergulir) Dr. Piutang Dana infak/sedekah (non amil) xxx Cr. Kas / rek bank syariah (in-kah) xxx Penerimaan piutang bergulir Dr. Kas / rek bank syariah (in-kah non amil) xxx Cr. Piutang Dana infak/sedekah xxx

Penerimaan infak/sedekah nonkas tidak terikat Dr. Aset kelolaan lancar tidak terikat (nilai wajar) xxx Dr. Aset kelolaan tidak lancar tidak terikat (nilai wajar) xxx Cr. Dana Infak/sedekah non kas tidak terikat xxx Penyaluran infak/sedekah nonkas tidak terikat Dr. Penyaluran infak/sedekah non kas tidak terikat xxx Cr. Aset kelolaan lancar tidak terikat xxx Cr. Aset kelolaan tidak lancar tidak terikat xxx

Infak/sedekah non kas ditentukan pemberi Dr. Aset kelolaan lancar terikat xxx Dr. Aset kelolaan tidak lancar terikat xxx Cr. Dana infak/sedekah terikat xxx Penyaluran infak/sedekah nonkas tidak terikat Dr. Penyaluran infak/sedekah non kas tidak terikat xxx Cr. Aset kelolaan lancar tidak terikat xxx Cr. Aset kelolaan tidak lancar tidak terikat xxx Penyusutan aset kelolaan terikat Dr. Alokasi pemanfaatan aset kelolaan terikat (penyaluran) (beban penyusutan aset kelolaan terikat) xxx Cr. Akumulasi penyusutan aset kelolaan terikat xxx

Kerugian (penurunan nilai) atas kerusakan aset kelolaaan tidak lancar Kesalahan amil Dr.Penurunan nilai Zakat non kas xxx Cr. Kas/rek bank syariah (in-kah non amil) xxx Bukan kesalahan amil Dr. Beban Operasional xxx Cr. Kas/rek bank syariah amil xxx

Keberadaan dana nonhalal, jika ada, diungkapkan mengenai kebijakan atas penerimaan dan penyaluran dana, alasan, dan jumlahnya. (PSAK 109. 41). Penerimaan nonhalal pada umumnya terjadi dalam kondisi darurat atau kondisi yang tidak diinginkan oleh entitas syariah, karena secara prinsip dilarang. Contoh penerimaan jasa giro atau bunga yang berasal dari bank konvensional (ED - PSAK 109) Penerimaan non halal diakui sebagai dana nonhalal yang terpisah dari dana zakat, dana infak/sedekah dan dana amil Aset nonhalal disalurkan sesuai dengan syariah. (ED- PSAK 109)

PELAPORAN KEUANGAN LEMBAGA AMIL ZAKAT 41

Laporan Keuangan Amil Laporan Posisi Keuangan Laporan Perubahan Dana Laporan Perubahan Aset Kelolaan Laporan Arus kas Catatan atas Laporan Keuangan

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 1. Amil menyajikan catatan atas laporan keuangan sesuai dengan PSAK 101: Penyajian Laporan Keuangan Syaiah dan PSAK yang relevan. 2. Kebijakan penyaluran zakat, seperti penentuan skala prioritas penyaluran dan penerimaan; 3. Kebijakan pembagian antara dana amil dan dana non amil atas penerimaan zakat, seperti persentase pembagian, alas an, dan konsistensi kebijakan; 4. Metode penentuan nilai wajar untuk menentukan penerimaan zakat berupa asset non kas; 5. Rincian jumlah penyaluran dana zakat yang mencakup jumlah beban pengelolaan dan jumlah dana yang diterima langsung mustahik; dan 6. Hubungan istimewa antara amil dan mustahik yang meliputi sifat hubungan istimewa, jumlah dan jenis asset yang disalurkan, dan persentase yang disalurkan tersebut dari total penyaluran.

Pengungkapan di CALK (Lanjutan) 6. Amil harus mengungkapkan metode penentuan nilai wajar yang digunakan untuk penerimaan infak/sedekah berupa aset nonkas. 7. Kebijakan pembagian antara dana amil dan dana nonamil atas penerimaan infak/sedekah, seperti persentase pembagian, alasan dan konsistensi kebijakan 8. Kebijakan penyaluran infak/sedekah seperti penentuan skala prioritas, penyaluran dan penerima 9. Keberadaan dana infak/sedekah yang tidak langsung disalurkan tetapi dikelola terlebih dahulu, jika ada, maka harus diungkapkan jumlah dan persentase dari seluruh penerimaan infak/sedekah selama periode pelaporan serta alasannya. 10. Hasil yang diperoleh dari pengelolaan yang dimaksud di poin 9 diungkapkan secara terpisah

Pengungkapan di CALK (Lanjutan) 11. Penggunaan dana infak/sedekah menjadi aset kelolaan yang diperuntukkan bagi yang berhak, jika ada, jumlah dan persentase terhadap seluruh penggunaan dana infak/sedekah serta alasanya 12. Rincian jumlah penyaluran dana infak/sedekah yang mencakup jumlah beban pengelolaan dan jumlah dana yang diterima langsung oleh penerima infak/sedekah 13. Rincian dana infak/sedekah berdasarkan peruntukkannya, terikat dan tidak terikat 14. Hubungan istimewa antara amil dengan peneriman infak/sedekah yang meliputi; sifat hubungan istimewa, jumlah dan jenis asetyang disalurkan dan persentase dari aset yang disalurkan tersebut dari total penyaluran selama periode.

Pengungkapan di CALK (Lanjutan) 15. Pengungkapan keberadaan dana nonhalal, jika ada, diungkapkan mengenai kebijakan atas penerimaan dan penyaluran dana, alasan dan jumlahnya 16. kinerja amil atas penerimaan dan penyaluran dana zakat dan dana infak/ sedekah.

SEKIAN TERIMA KASIH WASSALAMU ALAIKUM WARAHMATULLAH WABARAKATUHU