G. Lian Y. Nababan. NIM ABSTRAK. antara hasil belajar siswa menggunakan model konvensional dengan model

dokumen-dokumen yang mirip
KOMPARASI HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN DUA MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF PADA MATERI BIOSFER DI KELAS XI SMA NEGERI 3 KISARAN TAHUN AJARAN

Lailly Ramadhani dan Tri Harsono. Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Medan.Jl.Willem Iskandar Pasar V Medan ABSTRAK

*keperluan Korespondensi, HP: , ABSTRAK

PERBEDAAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI ANTARA SISWA YANG DIAJAR MENGGUNAKAN MODEL JIGSAW DENGAN MODEL THINK PAIR SHARE KELAS XI DI SMA N 2 OKU

Citra Yunita dan Khairul Amdani Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan

Fitri Agustina Lubis. Abstact. Kata Kunci : Model Pembelajaran kooperatif tipe think pair share (TPS), Aktivitas, Sistem Pencernaan Pada Manusia.

Miftakhul Jannah. Guru IPA SMP Negeri 2 Pringapus Desa Jatirunggo Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang ABSTRAK

KAJIAN PRESTASI BELAJAR SISWA SMA DENGAN METODE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS MELALUI PENDEKATAN CHEMO-ENTREPRENEURSHIP

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI SISWA YANG MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAM ACIEVEMENT DIVISION

Ema Yesha Sinaga dan Abd. Hakim Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan ABSTRACT

PENGARUH PENERAPAN METODE PEMBERIAN TUGAS TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN IPS KELAS IX SMP NEGERI 3 KOTA JAMBI SKRIPSI OLEH

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMP PADA MATERI GAYA DAN HUKUM NEWTON T.

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF KOMBINASI STAD DAN TGT TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII DI MTS USB SAGULUNG BATAM

Khairun Nisa Marwan dan Rita Juliani Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan ABSTRAK

Ismawati, Maria Erna, dan Miharty Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan PMIPA FKIP Universitas Riau

LUKAS SUSANTO 1) 1 Prodi Pendidikan Matematika STKIP PGRI NGAWI.

PERBEDAAN HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION

JSEE - Vol. III, No. 1 April 2015 ISSN : Jurnal Sains Ekonomi dan Edukasi

Surono, Pengaruh model pembelajaran inquiry...

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRETED READING AND COMPOSITION

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS

Alumnus S1 Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan 2

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakan dalam lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Pendidikan. Menurut Undang-Undang No 20 Tahun 2003:

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION TERHADAP AKTIVITAS, INTERAKSI, DAN HASIL BELAJAR SISWA SMK

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN DASAR KOMPETENSI KEJURUAN DI SMK WONGSOREJO GOMBONG JURNAL PENELITIAN

PERBANDINGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION DAN MAKE A MATCH. (Artikel Skripsi) Oleh. Muji Aprilia Fitriani

OLEH: AYU RAKHMA NOVITA SARI NPM:

Badrul Wajdi. STKIP Hamzanwadi Selong, ABSTRAK

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA PADA MATERI POKOK GERAK LURUS DI KELAS X SMA SWASTA UISU MEDAN

BAB I PENDAHULUAN. Ika Rostika, Pengaruh Penggunaan Model Cooperative Learning Melalui Metode Stad Terhadap Pemahaman Konsep Dasar Akuntasi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS X DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION DAN THINK PAIR SHARE DI SMA NEGERI PURWODADI

AYUNI DIANA Pendidikan Matematika, FPMIPA IKIP Mataram

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP PRESTASI BELAJAR GEOGRAFI. Desi Ilva Maryani 1), Pargito 2), Irma Lusi 3)

1) Mahasiswa Prodi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Sebelas Maret 2) Dosen Prodi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Sebelas Maret

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. siswa yang tersebar di dua kelas, yaitu kelas eksperimen yang menggunakan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI SOSIAL TERHADAP HASIL BELAJAR IPS KELAS IX SEMESTER I SMP NEGERI 8 KOTA JAMBI ARTIKEL ILMIAH OLEH

PERBEDAAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBER HEADS TOGETHER

Rahayu Siti Fatonah, Purwati Kuswarini Suprapto, Romy Faisal Mustofa

Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Pasir Pengaraian ABSTRAK ABSTRACT

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Eksperimen Semu (quasi

JSEE - Vol. II, No. 2 November 2014 ISSN : Jurnal Sains Ekonomi dan Edukasi

Siva Fauziah, Purwati Kuswarini Suprapto, Endang Surahman

JURNAL PELITA PENDIDIKAN VOL. 4 NO. 1 ISSN : Padang, JLS & Djulia E Maret 2016 Halaman :

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih baik. Berdasarkan Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang

Kartika Putri Adi, Afrinel Okwita, Tri Tarwiyani Dosen Pendidikan Sejarah, FKIP-UNRIKA

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DAN TPS PADA POKOK BAHASAN RELASI DAN FUNGSI

I. PENDAHULUAN. Pendidikan menentukan kualitas sumber daya manusia di suatu negara,

Penerapan Number Head Together pada Materi Statistika Siswa MAS Al-Ishlah Al-Aziziah Banda Aceh

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF THINK PAIR SHARE

Rizka Nelia Soviana, Rini dan Erviyenni Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan PMIPA FKIP Universitas Riau

Program studi Pendidikan Kimia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

Keperluan korespondensi, HP : ,

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARIAS TERINTEGRASI PADA PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA

ARTIKEL. Oleh Frisnawati Siburian NIM Dosen Pembimbing Skripsi, Mara Untung Ritonga, M.Hum., Ph.D.

PENERAPAN METODE PERSONALIZED SYSTEM OF INTRUCTION (PSI) TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 1 KOTA SOLOK

Ovilia Putri Utami Gumay, Eti Kodarsih dan Budi Mulyanto

Furry Aprianingsih, Elsje Theodore Maasawet, Herliani Program Studi Pendidikan Biologi, Universitas Mulawarman Samarinda

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE TIPE WINDOW SHOPPING TERHADAP HASIL BELAJAR IPA-FISIKA PADA MATERI HUKUM NEWTON

JURNAL PENDIDIKAN IPA VETERAN Volume 1 Nomor 1, 2017

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X SMA NEGERI 7 UBUKLINGGAU.

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Pelajaran Fisika SMK

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBER HEAD TOGETHER TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMP PADA MATERI GETARAN DAN GELOMBANG

Siska Wuryani, Yesi Gusmania, Farid Akhmad

PENGARUH MODEL COOPERATIVE SCRIPT TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 9 LUBUKLINGGAU ABSTRAK

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS

Ovilia Putri Utami Gumay, Eti Kodarsih dan Ahmad Budi Mulyanto. STKIP-PGRI Lubuklinggau, Jl. Mayor Toha Kel. Air Kuti Lubuklinggau 31617

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A-MATCH TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA. Nurlia Astika, Ngurah Ayu Nyoman M

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN STAD DENGAN TGT MATERI OPERASI HIMPUNAN TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING TOGETHER DENGAN CHILDREN LEARNING IN SCIENCE

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) BERBANTU MEDIA FLASH TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA SMA

EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL STAD (STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION) TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS 3 SD

`BAB I PENDAHULUAN. dalam kegiatan pembelajaran. Peran guru tidak hanya mentransfer ilmu kepada

Oleh Tri Andari IKIP PGRI Madiun

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN SEGITIGA MELALUI STRATEGI THINK-PAIR-SQUARE DAN EXPLICIT INSTRUCTION

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan di kelas VIII SMP Negeri 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan dewasa ini bukan hanya untuk memenuhi target kurikulum semata, namun menuntut adanya pemahaman kepada

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia, FKIP, UNS, Surakarta, Indonesia 2. Dosen Program Studi Pendidikan Kimia, FKIP, UNS, Surakarta, Indonesia

Kata Kunci: model pembelajaran, Student Teams-Achievement Divisions (STAD), Kubus dan balok

LISMAWATI MOHAMAD Meyko Panigoro Agil Bachsoan. Jurusan Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis ABSTRAK

Pengaruh Metode Karyawisata Terhadap Kemampuan Menulis Puisi Siswa Kelas VII SMP Swasta Yapendak Tinjowan Tahun Pembelajaran 2013/2014

THE USE OF COOPERATIVE THINK PAIR SHARE (TPS) LEARNING MODEL TO IMPROVE STUDENTS ACHIEVEMENT ON BUFFER SOLUTION AT CLASS XI SAINS SMAN 1 SUNGAI APIT

JURNAL SAINTIFIK VOL.2 NO.2, JULI Kata kunci: Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Tim Kuis, Eksperimen

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pembelajaran Student Teams-Achievement Divisions (STAD) dengan evaluasi tipe

EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN NUMBERE HEADS TOGETHER

Perbandingan Hasil Belajar Matematika Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Langsung dengan Pembelajaran Kooperatif

BAB V PEMBAHASAN. 1. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams. model pembelajaran Student Team Achievement Division (STAD).

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

SIMBIOSA, 3 (2) : DESEMBER, 2014 ISSN Cetak

Arif Yasthophi*, Herdini, Abdullah Program Studi Pendidikan Kimia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau

Transkripsi:

1 PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL KONVENSIONAL DAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA MATERI BIOSFER KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 PANCUR BATU G. Lian Y. Nababan. NIM. 06110005 ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa menggunakan model konvensional dengan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) pada materi Biosfer di kelas XI IS SMA Negeri 1 Pancur Batu Tahun Ajaran 010 / 011. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Pancur Batu tahun 010. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kelas XI IS SMA Negeri 1 Pancur Batu yang berjumlah kelas, dan sampelnya ditentukan kelas secara purporsive sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik komunikasi tidak langsung dengan menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa menggunakan model konvensional dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada materi Biosfer di SMA Negeri 1 Pancur Batu T.A. 010/011. Hal ini ditunjukkan dari hasil uji t yakni t hitung (,1) > t tabel (1,99) dengan dk = 78 pada taraf α = 0,05. Hal ini berarti model pembelajaran kooperatif tipe STAD lebih efektif digunakan pada materi Biosfer. Kata Kunci : Model pembelajaran konvensional, model STAD PENDAHULUAN Dalam menghadapi era globalisasi yang menuntut persiapan setiap bangsa untuk mampu saling bersaing secara bebas, perlu meningkatkan kualitas sumber daya manusianya. Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia agar mampu bersaing dengan negara lain pada era globalisasi ini adalah dengan cara meningkatkan kualitas pendidikan melalui penyediaan sarana dan prasarana pendidikan dan guru yang kompeten dan berkualitas. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang sangat penting bagi setiap manusia. Melalui pendidikan, setiap orang dapat mengembangkan potensi yang ada pada dirinya untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya. Dalam Undang- undang Republik Indonesia No. 0 Pasal 1 ayat 1 Tahun 00 Tentang Sistem Pendidikan dinyatakan bahwa Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual 1

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara. Salah satu indikator pendidikan berkualitas adalah perolehan nilai hasil belajar siswa. Nilai hasil belajar siswa dapat ditingkatkan apabila pembelajaran berlangsung secara efektif dan efisien dengan ditunjang oleh tersedianya sarana dan prasarana pendukung, serta kecakapan guru dalam pengelolaan kelas dan penguasaan materi yang cukup memadai. Untuk menciptakan proses belajar mengajar yang efektif dan efisien, guru dituntut untuk memiliki kemampuan untuk memilih metode mengajar yang tepat dan sesuai digunakan dalam proses belajar mengajar. Akan tetapi, proses pembelajaran di kelas umumnya diarahkan kepada kemampuan anak untuk menghafal informasi/pengetahuan tanpa adanya pemahaman, sehingga informasi yang diperoleh siswa tidak dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari hari. Geografi merupakan salah satu bagian dari ilmu sosial, dihadapi para siswa kurang menarik dan membosankan serta tidak perlu dipelajari. Hal ini terjadi karena kemampuan guru dalam mengembangkan model pembelajaran yang masih bertitik tolak kepada model konvensional. Peranan guru masih sangat mendominasi selama proses belajar mengajar sedang berlangsung, siswa kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran, dan siswa jarang mengajukan pertanyaan. Guru hanya sekedar menyampaikan informasi kepada siswa sementara siswa hanya disuruh menerima, mengingat dan menghafal informasi atau pengetahuan dari buku atau dari guru kepada siswa. Sehingga hasil belajar Geografi siswa sering tidak memuaskan dan masih rendah. Keadaan tersebut masih terlihat pada hasil belajar Geografi siswa di SMA Negeri 1 Pancur Batu yang terletak di Jalan Jamin Ginting Kecamatan Pancur Batu, dimana hanya 5 % siswa yang memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditentukan yakni 65 (hasil wawancara peneliti dengan Bapak Sada Ari Barus yakni salah satu Guru Geografi di SMA Negeri 1 Pancur Batu pada tahun 010). Dalam proses belajar mengajar, guru lebih dominan menggunakan metode ceramah dan metode tanya jawab. Sehingga minat dan motivasi siswa untuk belajar geografi itu kurang yang mengakibatkan nilai hasil belajar siswa rendah.

Adanya perubahan paradigma dalam pengembangan kurikulum yang semula Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) dan sekarang menjadi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), mengharuskan adanya perubahan model dan metode pendekatan baru dalam pembelajaran. Salah satu model pembelajaran yang perlu diterapkan adalah Student Teams Achievment Division (STAD). Model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) memberi peluang bagi siswa yang berbeda latar belakang dan kondisi untuk bekerja saling bargantung satu sama lain atas tugas- tugas bersama serta belajar untuk menghargai satu sama lain. Dalam pembelajaran ini dapat memberikan keuntungan baik kepada siswa yang berprestasi rendah atau siswa yang berprestasi tinggi yang bekerja sama menyelesaikan tugas- tugas pelajaran siswa. Siswa yang berprestasi tinggi akan menjadi tutor bagi siswa yang berprestasi rendah, belajar belum selesai jika salah satu anggota kelompok belum menguasai bahan pelajaran. Model pembelajaran kooperatif tipe STAD sesuai digunakan pada materi pelajaran yang menuntut kompetensi siswa untuk mampu menganalisis materi pelajaran (Nasution, 008). Pada kelas XI IPS Semester I, materi pokok Biosfer merupakan materi yang menuntut kompetensi siswa untuk dapat menjelaskan pengertian fenomena biosfer dan menganalisis sebaran hewan dan tumbuhan. Diharapkan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD), kompetensi yang telah ditetapkan dapat tercapai karena dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, siswa dapat mempelajari materi pelajaran secara berkelompok, memecahkan masalah secara bersama dan dapat menganalisis materi pelajaran secara bersama. Oleh karena itu, perlu dikaji perbedaan hasil belajar siswa menggunakan model konvensional dengan model kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) pada materi Biosfer di kelas XI IS SMA Negeri 1 Pancur Batu Tahun Ajaran 010 / 011. METODOLOGI Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kelas XI IPS di SMA Negeri 1 Pancur Batu Tahun Ajaran 010/011 terdiri dari kelas. Sampel ditentukan kelas dengan cara purporsive sampling, hal ini dilakukan dengan pertimbangan yakni kelas XI IPS- berjumlah 9 siswa sebagai kelas kontrol (konvensional) dan

kelas XI IPS- berjumlah 1 siswa sebagai kelas eksperimen (STAD). Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik komunikasi tidak langsung. Alat pengumpul data yang digunakan yakni tes, untuk mendapatkan data hasil belajar siswa dalam bentuk pilihan berganda berjumlah 5 soal. Soal terdiri dari empat aspek kognitif (ingatan, pemahaman, aplikasi dan analisis). Teknik analisis data yang digunakan yakni teknik analisis kuantitatif. Untuk menguji hipotesis digunakn rumus uji T sebagai berikut: t = S 1 X X 1 1 n n 1 Dengan: S = n 1 1 S n 1 1 n n 1 Dimana: S 1 = standar deviasi kelompok eksperimen S = standar deviasi kelompok kontrol S X 1 rata rata tes hasil belajar kelompok eksperimen X rata rata tes hasil belajar kelompok kontrol Kriteria pengujian adalah terima Ho jika -t 1-1/α <t< t 1-1/α dimana t 1-1/α didapat dari daftar distribusi tersebut dengan dk = n 1 +n - dan peluang (1-1/α) dengan α=0,05. HASIL PENELITIAN Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa menggunakan model konvensional dengan model pembelajaran Kooperatif tipe STAD. Sebelum kedua model tersebut diterapkan terlebih dahulu dilakukan pre test (uji awal) yakni untuk mengetahui kemampuan awal siswa kemudian dilakukan perlakuan dengan menggunakan model konvensional pada kelas XI IPS dan model STAD pada kelas XI IPS. Selanjutnya dilakukan post test untuk mengetahui hasil belajar siswa. Hasil yang diperoleh dari pre test dan post test untuk kelas konvensional dan kelas STAD untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada uraian selanjutnya.

5 1. Hasil Pre Test Siswa a. Hasil Pre Test Siswa Pada Kelas Konvensional Hasil pre tes kelas konvensional dapat di lihat pada tebel 1. Dari tabel itu dapat diketahui bahwa nilai pre test kelas konvensional mempunyai rentang 16-60. Nilai rata rata pre test pada kelas konvensional 6,51 dengan simpangan baku 11,61. Bila nilai pre test siswa dihubungkan dengan KKM yang telah ditetapkan (65) maka pada kelas konvensional belum ada siswa yang memenuhi nilai KKM. Tabel 1. Hasil Pre Test Pada Kelas Konvensional No. Nilai F Persentase (%) Rata- rata S 1.... 16-0 1-5 6-0 1-5 5 5 1,8 7,69 10,7 1,8 5. 6-0 10 5,6 6. 1-5 5,1 6,51 11,61 7. 8. 9. 6-50 51-55 56 60 10,7 10,7 5,1 Jumlah 9 100,00 Sumber: Data Primer, 010 b. Hasil Pre Test Kelas STAD Hasil pre test pada kelas STAD dapat di lihat pada tabel di bawah ini: Tabel Hasil Pre Test Pada Kelas STAD No. Nilai F Persentase (%) Rata- rata S 5

6 1. 16-0 9,76. 1-5 9,76. 6-0 7,. 1-5 7, 5. 6. 6-0 1-5 1,15 7, 6,78 1,1 7. 6-50 1, 8. 51-55 6 1,6 9. 56-60 7, Jumlah 1 100,00 Sumber: Data Primer, 010 Tabel menunjukkan bahwa nilai pre test kelas STAD mempunyai rentang 16-60. Nilai rata rata pre test pada kelas STAD 6,78 dengan simpangan baku 1,1. Bila nilai pre test siswa dihubungkan dengan KKM yang telah ditetapkan (65) maka pada kelas STAD belum ada siswa yang memenuhi nilai KKM. Setelah pre test dilaksanakan selanjutnya dilakukan perlakuan terhadap siswa dengan menggunakan model konvensional pada kelas XI IPS dan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada kelas XI IPS.. Hasil Post Test Siswa a. Hasil Post Test Siswa Pada Kelas Konvensional Hasil post test siswa pada kelas konvensional menunjukkan bahwa nilai pre test kelas konvensional mempunyai rentang 5-80. Nilai rata rata post test pada kelas konvensional 67,8 dengan simpangan baku 8.01. Bila dihubungkan dengan KKM,,59 % siswa belum dapat mencapai KKM dan 57,8 % telah memenuhi KKM. Untuk lebih jelasnya dapat disajikan pada tabel berikut ini. Tabel. Hasil Post Test Pada Kelas Konvensional No. Nilai F Persentase (%) Rata- rata S 6

7 1.... 5. 6. 51-55 56-60 61-65 66-70 71-75 76-80 7 7 5 6 11 7,69 17,95 17,95 1,8 15,8 8,1 67,8 8,01 Jumlah 9 100,00 Sumber: Data Primer, 010 b. Hasil Post Test Pada Kelas STAD Hasil post test pada kelas STAD dapat di lihat pada tabel. Tabel. Hasil Post Test Pada Kelas STAD No. Nilai F Persentase (%) Rata- rata S 1. 51-55 7,. 56-60 9,76. 61-65 7,. 5. 66-70 71-75 6 8 1,6 19,51 71,61 9,58 6. 76-80 5 1,0 7. 81-85 10,9 8. 86-90 7 17,07 Jumlah 1 100,00 Sumber: Data Primer, 010 Dari tabel tersebut hasil post test siswa pada kelas STAD menunjukkan nilai post test siswa mempunyai rentang 5-88. Nilai rata- rata post test 71,61 dengan simpangan baku 1,1. Bila dihubungkan dengan KKM,9 % siswa 7

8 yang belum bisa mencapai nilai KKM dan 75,61 % siswa telah memenuhi nilai KKM.. Uji Persyaratan Analisis Data Uji persyaratan analisa data meliputi uji normalitas dan uji homogenitas data pre test dan data post test siswa kelas konvensional dan kelas STAD. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan uji Liliefors. Kriteria pengujian yaitu menerima sampel berdistribusi normal jika L o < L tabel dan menolak kriteria pengujian jika syarat tidak dipenuhi. Hasil uji normalitas data pre test dan data post test kelas konvensional dan kelas STAD dapat dilihat pada tabel 5. Tabel 5 Hasil Perhitungan Uji Normalitas dengan Uji Liliefors No Data Kelas L o L tabel Kesimpulan 1 Pre test Konvensional 0,088 0,118 Normal Pre test STAD 0,0958 0,18 Normal Post tes Konvensional 0,10 0,118 Normal Post tes STAD 0,0581 0,18 Normal Sumber: Data Primer, 010 Dari tabel 5 dapat dilihat bahwa harga L o < L tabel, untuk masing- masing kelas yakni kelas konvensional dan kelas STAD baik data pre test maupun data post test. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kriteria pengujian dapat diterima yakni sampel berdistribusi normal. Selanjutnya dilakukan uji homogenitas untuk mengetahui apakah kedua kelompok (kelas konvensional dan kelas STAD) berasal dari populasi yang sama. Hasil uji homogenitas data dapat dilihat pada table di bawah ini. Tabel 6. Hasil Perhitungan Uji Homogenitas No. Data Kelas S F hitung F tabel Kesimpulan 1. Konvensional 11,61 Pre tes 1,6 1,70 Homogen STAD 1,1. Post Tes Konvensional 8,01 1,091 1,70 Homogen 8

9 STAD 9,58 Sumber: Data Primer, 010 Tabel 6 menunjukkan menunjukkan bahwa pada masing-masing data pre test dan post test untuk kelas kontrol yakni kelas yang diperlakukan dengan model konvensional dan kelas eksperimen yakni kelas yang diperlakukan dengan model STAD di peroleh pengujian F hitung < F tabel maka hipotesis nol diterima yakni sampel memiliki varians yang homogen. (Perhitungan pada lampiran).. Pengujian Hipotesis Hasil pemberian pre test pada kelas konvensional diperoleh nilai rata rata 6,51 dan pada kelas STAD diperoleh nilai rata- rata 6,78. Bila dihubungkan dengan KKM, hasil pre test siswa pada kelas konvensional dan kelas STAD belum ada yang mampu memenuhi nilai KKM yang telah ditetapkan (65). Hal ini berarti bahwa kemampuan awal siswa pada kelas konvensional maupun kelas STAD sebelum dilakukan perlakuan adalah sama dan masih rendah. Hal ini juga terlihat dari perhitungan uji perbedaan nilai rata rata pre test kelas konvensional dan kelas STAD diperoleh t hitung (0,09) < t tabel (1,99) atau Ho diterima, maka dapat dikemukakan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara nilai pre test pada kelas konvensional dengan kelas STAD. Setelah diberikan perlakuan, nilai rata-rata post tes siswa kelas konvensional 67,8 sedangkan untuk kelas STAD nilai rata rata post test sebesar 71,61. Bila dihubungkan dengan nilai KKM yang telah ditetapkan pada materi biosfer (65), pada kelas konvensional,59 % siswa belum bisa mencapai KKM dan 57,8 % siswa yang memenuhi nilai KKM sementara pada kelas STAD,9 % siswa yang belum bisa mencapai nilai KKM dan 75,61 % siswa telah mendapat nilai yang memenuhi KKM. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD lebih tinggi daripada yang diajar dengan menggunakan model konvensional. Dari perhitungan uji perbedaan nilai rata rata post test kelas konvensional dan kelas STAD diperoleh t hitung (,1) > t tabel (1,99) atau Ha diterima, maka dapat dikemukakan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara nilai post test pada kedua kelas, dimana nilai rata rata kelas STAD lebih tinggi 9

10 dari pada kelas konvensional. Untuk dapat melihat perbedaan uji hipotesis kedua kelas dapat disajikan pada tabel 7. Tabel 7 Perbedaan Uji Hipotesis Kelas Konvensional dan Kelas STAD Nilai No. Kelas Data t hitung t tabel Kesimpulan rata-rata 1. Konvensional 6,51 Tidak ada 0,09 STAD Pretest 6,78 1,99 perbedaan yang signifikan. Konvensional 67,8 Ada perbedaan Post STAD 71,61,1 1,99 yang signifikan test Sumber: Data Primer, 010 PEMBAHASAN Hasil pre test kelas konvensional pada awal penelitian diperoleh nilai rata rata 6,51 sedangkan pada kelas STAD diperoleh nilai rata- rata 6,78. Bila dikaitkan dengan nilai KKM, baik siswa pada kelas konvensional dan kelas STAD belum ada yang mampu memenuhi nilai KKM yang telah ditetapkan (65). Keadaan itu memperlihatkan bahwa terdapat kesamaan kemampuan siswa kelas konvensional dengan kelas STAD. Hal ini juga ditunjukkan dari perhitungan uji perbedaan nilai rata rata pre test kelas konvensional dan kelas STAD diperoleh t hitung (0,09) < t tabel (1,99) atau Ho diterima yakni tidak ada perbedaan yang signifikan kemampuan siswa pada kelas konvensional dan kelas STAD. Setelah diberikan perlakuan nilai rata-rata post tes siswa kelas konvensional 67,8 sedangkan untuk kelas STAD nilai rata rata post test sebesar 71,61. Bila dihubungkan dengan nilai KKM, pada kelas konvensional,59 % siswa belum bisa mencapai KKM dan 57,8 % siswa yang memenuhi nilai KKM sementara pada kelas STAD,9 % siswa yang belum bisa mencapai nilai KKM dan 75,61 % siswa telah mendapat nilai yang memenuhi KKM yang ditetapkan pada materi Biosfer (65). Kondisi ini menunjukkan bahwa hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD lebih tinggi dari pada yang diajar dengan menggunakan model konvensional. Hal itu terbukti dari hasil uji statistik t hitung (,1) > t tabel (1,99) dengan dk = 78 pada taraf α = 0,05. 10

11 Dengan demikian terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa menggunakan model konvensional dengan model kooperatif tipe STAD pada materi biosfer di SMA Negeri 1 Pancur Batu tahun ajaran 010/011. Oleh karena itu model STAD Lebih efektif digunakan dibandingkan dengan model konvensional, sehingga model STAD tersebut dapat dijadikan sebagai model pembelajaran di SMA Negeri 1 Pancur Batu. Karena dapat meningkatkan motivasi siswa dalam belajar selama kegiatan belajar mengajar dan hasil belajar siswa dapat meningkat. Hal ini disebabkan karena dalam model pembelajaran kooperatif tipe STAD terdapat siswa yang baik dalam kelompok dan setiap siswa terlibat aktif. Berdasarkan temuan hasil penelitian model pembelajaran kooperatif tipe STAD mempunyai beberapa kelebihan yaitu saat melakukan diskusi kelompok terdapat kerja sama dan komunikasi yang saling menguntungkan diantara siswa. Siswa yang lebih mengerti menjadi tutor sebaya di dalam kelompoknya, hal ini disebabkan karena model STAD ini menuntut adanya kerja sama yang baik dalam kelompok agar setiap anggota kelompok dapat memahami materi dan dapat menjawab kuis dengan baik serta dalam proses pembelajaran siswa lebih berani dalam menjawab dan mengajukan pertanyaan. Namun, di samping beberapa kelebihan tersebut model pembelajaran kooperatif tipe STAD juga memiliki beberapa kelemahan, salah satunya adalah kondisi kelas yang kurang kondusif pada saat pembagian kelompok belajar sehingga mengurangi efektifitas belajar. Oleh karena itu, harus dilakukan persiapan yang matang dan perlu dilakukan pengawasan yang ketat agar pada saat pembentukan kelompok maupun saat melakukan diskusi kelompok suasana kelas tetap kondusif dan tidak mengganggu kelas lainnya. KESIMPULAN Berdasarkan pembahasan hasil penelitian, maka dapat dikemukakan kesimpulan yakni terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa menggunakan model konvensional dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada materi pokok Biosfer kelas XI IPS semester I SMA Negeri 1 Pancur Batu tahun ajaran 010/011. Hal ini terbukti dari nilai rata rata post test kelas konvensional 67,8 sedangkan untuk kelas STAD nilai rata rata post test adalah 11

1 71,61. Selanjutnya berdasarkan hasil pengujian hipotesis dengan menggunakan uji t diperoleh t hitung (,1) > t tabel (1,99) dengan dk = 78 pada taraf α = 0,05. Jadi, model pembelajaran kooperatif tipe STAD lebih efektif digunakan pada materi Biosfer. SARAN Sesuai dengan kesimpulan yang telah dikemukakan yakni terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa menggunakan model konvensional dengan model kooperatif tipe STAD pada materi pokok Biosfer kelas XI IPS semester I SMA Negeri 1 Pancur Batu tahun ajaran 010/011. Walaupun demikian masih memiliki kelemahan yakni kondisi kelas yang kurang kondusif pada saat pembagian kelompok belajar sehingga mengurangi efektifitas belajar. Oleh karena itu sudah selayaknya dilakukan persiapan yang matang dan pengawasan yang ketat agar pada saat pembentukan kelompok maupun saat melakukan diskusi kelompok suasana kelas tetap kondusif dan tidak mengganggu kelas lainnya. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 00. Dasar- dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara. Dimyati. 199. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rhineka Cipta. Djamarah, Syaiful Bahri, dkk. 006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta Hakim, Thursan. 000. Belajar Secara Efektif. Jakarta: Puspa http://wiwi-birulaut.blogspot.com/010/01/hakekat pembelajaran konvensional.html. diakses tanggal 17 Juni 010. 1.5 Wib. Ismiati. 008. Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan Cooperative Learning Tipe STAD (Student Teams Achievement Divisions) dan Tipe Jigsaw. Jurnal. No.. Vol. 5. Lie, Anita. 010. Mempraktikkan Cooperative Learning di Ruang- ruang Kelas. Jakarta: Grasindo. Sisdiknas. 00. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta : Sinar 1

1 Grafika. Slameto. 00. Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta. Slavin, Robert. 009. Cooperative Learning. Bandung : Nusa Media. Sudjana. 005. Metoda Statistik. Bandung: Tarsito. Trianto. 009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif - Progresif. Jakarta : Kencana Wardiyatmoko. 006. Geografi SMA Untuk Kelas XI IPS Semester 1. Jakarta : Erlangga. Yani, Ahmad. 008. Geografi SMA Kelas XI IPS Semester 1. Jakarta: Grafindo. 1