PERBEDAAN HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION

Transkripsi

1 PERBEDAAN HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DENGAN METODE KONVENSIONAL PADA SISWA KELAS X SMAN 9 PADANG OLEH DESSY ANGRAINI PUTRI NIM/BP /2008 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI PADANG Wisuda Periode Maret 2013

2

3 PERBEDAAN HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DENGAN METODE KONVENSIONAL PADA SISWA KELAS X SMAN 9 PADANG Economics Student Learning Differences Using Cooperative learning Type Student teams Achievement Division (STAD) With Conventional Methods to Students Class X SMAN 9 PADANG Dessy Angraini Putri Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang Jl. Prof. Hamka Air Tawar Padang alfath_dsyakhyar@yahoo.com ABSTRAK Pendidikan merupakan upaya sadar yang dilakukan untuk menanamkan pengetahuan guna membentuk sikap dan kepribadian siswa. Salah satu upaya yang dilakukan guna mencapai tujuan tersebut adalah melalui penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD). Hipotesis penelitian adalah terdapatnya perbedaan yang berarti antara hasil belajar siswa yang menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan metode pembelajaran konvensional. Penelitian ini menggunakan pendekatan quasi eksperimen dengan rancangan kelompok eksperimen dan kontrol. Populasi penelitian adalah siswa kelas X SMA N 9 Padang yang terdaftar pada tahun ajaran 2012/2013 dan Sampel dipilih dengan teknik purposive sampling. Instrumen penelitian yang digunakan berupa tes soal objektif. Hasil belajar yang diperoleh kemudian dianalisis dengan uji Z. Dari hasil uji hipotesis yang dilakukan, terdapat perbedaan secara siginifikan antara hasil belajar siswa yang menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan metode konvensional. Akhirnya, untuk dapat meningkatkan hasil belajar ekonomi siswa, disarankan kepada guru untuk mempertimbangkan metode kooperatif tipe STAD sebagai salah satu alternatif dalam proses pembelajaran ekonomi. Kata kunci: hasil belajar, pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD), metode konvensional. ABSTRACT Education is a conscious effort made to impart knowledge to shape the attitudes and personality of students. One of the efforts made to achieve that goal is through the implementation of cooperative learning method type Student Team Achievement Division (STAD). Research hypothesis is the presence of a significant difference between student learning outcomes using type STAD cooperative learning with conventional learningmethods. This study used a quasi experimental approach to the design of experimental and control groups. The study population were high school students of class X SMA N 9 Padang enrolled in the academic year 2012/2013 and the sample was selected by purposive sampling technique. The research instrument used is a matter of objective test. Learning results obtained to analyzed by Z. From the results of hypothesis testing is done, there are significant differences between the learning outcomes of students who use the type STAD cooperative learning method with conventional methods. Finally, in order to improve student learning outcomes economics, advised the teachers to be able to consider the type STAD cooperative method as an alternative in the learning process of economic Keyword: Learning result, Cooperative learning Type Student Team Achievement Division (STAD), Conventional Method.

4 PENDAHULUAN Meningkatkan mutu pendidikan adalah tugas yang sangat penting dan mendesak. Diperlukan penanganan secara komprehensif dengan menggunakan strategi serta model pendekatan secara terpadu, yaitu dengan melibatkan semua unsur yang terkait dalam proses pembelajaran atau pendidikan seperti: guru-guru, kepala sekolah, orang tua, murid, dan masyarakat agar tujuan dari pendidikan atau pembelajaran itu sendiri dapat tercapai. Guru mempunyai peranan yang penting yaitu membimbing dan mengarahkan siswa untuk melakukan pemusatan perhatian terhadap sesuatu yang diharapkan. Seorang guru harus peka terhadap kondisi dan keadaan siswa karena setiap siswa memiliki daya serap, kondisi dan minat yang berbeda. Salah satu kemampuan yang harus dikuasai guru adalah dalam merancang metode yang tepat sehingga pembelajaran menjadi efektif dan metode pembelajaran tersebut mampu menghilangkan kejenuhan serta meningkatkan minat dan motivasi siswa dalam proses pembelajaran. Ekonomi merupakan salah satu mata pelajaran yang cukup sulit untuk dipahami oleh siswa. Mata pelajaran ekonomi mengandung konsep-konsep yang memerlukan pemahaman yang baik. Guru ekonomi harus tepat dalam menggunakan dan mengkombinasikan strategi, metode serta teknik dalam mengajar, sehingga siswa akan mudah memahami konsep-konsep tersebut. Pada saat observasi di SMA N 9 Padang, peneliti melihat guru ekonomi cenderung menggunakan metode konvensional dimana guru menguasai kelas dan memberikan ceramah dalam mengajar. Pada metode pembelajaran ceramah siswa lebih banyak mendengar, menyaksikan dan mencatat apa yang ditulis guru di papan saja. Hal ini menyebabkan tidak terciptanya proses pembelajaran yang menyenangkan dan tidak bervariasi yang dapat menambah semangat belajar siswa. Akibatnya kegiatan belajar mengajar kurang menarik dan membosankan karena siswa tidak dirangsang dan ditantang untuk terlibat aktif dalam pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, siswa banyak yang tidak memperhatikan guru ketika guru sedang menjelaskan pelajaran. Mereka lebih banyak berbicara dengan teman sebangkunya atau mengerjakan pekerjaan lain diluar pembelajaran. Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh penulis pada pada mata pelajaran ekonomi di SMAN 9 Padang, dapat dilihat hasil belajar ekonomi kelas X belum sesuai dengan yang diharapkan. Berikut ini merupakan tabel tentang nilai mata pelajaran ekonomi siswa kelas X SMA N 9 mata pelajaran ekonomi berdasarkan hasil ulangan harian I semester ganjil tahun ajaran 2012/2013: Tabel 1. Nilai Ulangan Harian kelas X Semester I SMA N 9 Padang Kelas % Ketuntasan X X 1 X 2 X 3 X 4 X 5 X 6 X 7 X 8 X 9 X 10 Nilai Ratarata 86,80 66,77 55,46 66,71 51,60 66,41 65,83 50,16 52,58 61 Siswa Yang Tuntas Siswa Yang Tidak Tuntas Tunta s 93,75 39,39 24,24 39,47 23,68 52, ,79 22,22 31,43 Tidak Tuntas 6,25 60,61 75,76 60,53 76,32 47, ,21 77,78 68,57 Sumber: Olahan Data Primer 2012 Dari tabel 1 terlihat bahwa secara umum nilai rata-rata nilai ulangan harian I siswa pada mata pelajaran Ekonomi Semester I masih tergolong rendah dan berada dibawah KKM yang ditetapkan disekolah yaitu 75. Dari Sepuluh kelas X yang ada, mayoritas rata-rata nilai ujian belum mencapai KKM yang ditetapkan. Hanya satu kelas, yaitu kelas X 1 yang merupakan kelas unggul. Sembilan kelas lainnya tingkat ketuntasan masih rendah. 1

5 Berdasarkan pengamatan yang dilakukan penulis, rendahnya hasil belajar ekonomi siswa kelas X SMA N 9 Padang dipengaruhi oleh beberapa faktor. Salah satunya guru dalam penyampaian materi masih menggunakan metode pembelajaran konvensional, hal ini dapat mempersulit siswa dalam menangkap makna dan memahami materi yang disampaikan. Metode pembelajaran yang dipakai cendrung pada penyampaian pesan melalui penjelasan yang terpusat dari guru dan mengajak siswa untuk menjawab setiap tes yang diberikan. Mengingat kondisi di atas, maka dalam pembelajaran ekonomi dibutuhkan suatu upaya perbaikan. Hal ini bertujuan agar kompetensi dasar dan indikator dari pembelajaran ekonomi dapat terpenuhi, aktivitas siswa dapat ditingkatkan serta nilai yang diperoleh siswa dapat mencapai KKM yang ditentukan oleh sekolah. Peneliti mencoba membawakan metode pembelajaran yang mampu mengembangkan pola pikir dan penalaran, meningkatkan hasil belajar sesuai dengan indikator yang terdapat dalam KTSP. Motode pembelajaran tersebut adalah metode pembelajaran kooperatif (Cooperative learning) tipe Student Team Achievement Division (STAD). Menurut Slavin (2007:8) Pembelajaran kooperatif adalah suatu metode pembelajaran dimana siswa belajar dan bekerja dalam kelompok kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari 4 sampai 6 orang dengan struktur kelompok yang bersifat heterogen. STAD merupakan salah satu dari pembelajaran kooperatif yang paling sederhana pelaksanaannya, hal ini sesuai dengan alokasi pembelajaran ekonomi yang singkat yaitu 2x45 menit. Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk mencobakan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD yang bertujuan untuk memperbaiki hasil belajar ekonomi siswa. Pembelajaran kooperatif tipe STAD menurut Slavin (2005:143) terdiri dari lima komponen utama yaitu penyajian kelas, belajar kelompok, kuis, skor pengembangan, dan penghargaan kelompok. Penelitian ini dirumuskan permasalahannya sebagai berikut adakah perbedaan hasil belajar ekonomi siswa yang diajarkan dengan metode kooperatif tipe STAD dengan hasil belajar siswa dengan metode pembeljaran konvensional? METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Sesuai dengan permasalahan yang telah dikemukakan di atas, maka penelitian yang dilakukan adalah penelitian Quasi Eksperimen. Rancangan penelitian yang dilakukan adalah Pretest-Posttest control group only design. Sebelum diberi perlakuan kedua metode kedua kelas, diberikan tes awal (Pretest) untuk melihat kemampuan awal siswa. Dan diakhir penelitian kedua kelas diberikan Tes Akhir (PostTest) untuk melihat hasil belajar belajar. Sukardi (2008:186) Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMA N 9 Padang yang terdaftar pada semester ganjil tahun pelajaran 2012/2013. Penentuan kelas sampel dilakukan dengan menggunakan teknik Purposive Sampling yaitu ditetapkan berdasarkan pada pertimbanganpertimbangan tertentu, Sudjana (2007:96). Pada penelitian ini pengambilan sampel dipilih berdasarkan kelas yang memiliki nilai rata-rata yang hampir sama sehingga dapat dikatakan bahwa kedua sampel memiliki kemampuan yang hampir sama. Dipilihlah kelas X 7 sebagai kelas eksperimen 1 dan kelas X 6 sebagai kelas kontrol. Instrumen Penelitian Untuk memperoleh data dalam penelitian ini, penulis memberikan tes kepada dua kelas sampel.tes yang diberikan berupa pertanyaanpertanyaan yang sesuai dengan materi yang diajarkan selama perlakuan berlangsung. Sebelum memberikan tes kepada kedua kelas sampel, terlebih dahulu dilakukan langkahlangkah sebagai berikut : a) Merumuskan kisi-kisi soal, yang disusun berpedoman pada silabus mata pelajaran ekonomi dan indikator yang sesuai 2

6 dengan standar kompetensi. b) Menyusun soal tes sesuai dengan kisi-kisi yang dibuat. c) Melakukan uji coba soal untuk mengetahui validitas, reliabilitas, taraf kesukaran soal, dan daya beda soal. Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan yaitu uji Z. Sebelum melakukan uji hipotesis tersebut, terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat analisis yaitu uji normalitas dan uji homogenitas varians. Untuk menguji normalitas dapat digunakan uji liellifors. Uji Hipotesis Rumus untuk menguji hipotesis yaitu: H 0 : µ A = µ B H 1 : µ A µ B Keterangan: µ A = rata-rata kelas eksperimen 1 µ B = rata-rata kelas eksperimen 2 Untuk menerima atau menolak hipotesis nol (H o ) pada tingkat signifikan α = 0,05 digunakan tabel Z dengan kriteria pengujian hipotesis sebagai berikut : a. Jika Z tab Z hit < Z tab maka Ho diterima b. Jika Z tab > Z hit Z tab maka Ho ditolak. Hasil Penelitian dan Pembahasan Nilai pretest Dari tabel 2 terlihat, pada kelas eksperimen nilai rata-rata (mean) 43,27 dan nilai tengah (median) 43 artinya, terdapat 50 % yang nilai < 43dan 50 % yang nilainya > 43. Nilai yang banyak muncul (Modus) adalah 47. Nilai penyimpangan dari ukuran rata-rata/simapangan baku (standar deviasi) kelas eksperimen adalah 13,79 dengan nilai tertinggi 70 dan nilai terendah 13. Sedangkan untuk kelas kontrol nilai rata-rata (mean) 47,94 dan nilai tengah(median) adalah 50 artinya terdapat 50 % yang nilai <50 dan 50 % yang nilai >50. Nilai yang banyak muncul (modus) adalah 53. Nilai penyimpangan dari ukuran ratarata/simpangan baku (standar deviation) kelas eksperimen adalah 11,62 dengan nilai tertinggi 73 dan nilai terendah 50. Tabel 2: Distribusi Frekuensi nilai tes awal (pretest) eksperimen. NO INTERVAL EKSPERIMEN Fi Standar Deviasi Variance Nilai Max 70 Nilai Min 13 Rata-rata Sumber: Olahan Data primer Tabel 3: Distribusi Frekuensi nilai tes awal (pretest) kontrol NO INTERVAL KONTROL Fi Standar Deviasi Variance Nilai Max 73 Nilai Min 23 Rata-rata Sumber: Olahan data primer

7 Berdasarkan data tabel 3 terlihat bahwa masih rendahnya nilai rata-rata siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol yang disebabkan siswa belum memahami materi yang akan dipelajari. Bahwa tingkat ketuntasan siswa baik di kelas eksperimen maupun kelas kontrol secara umum sama, artinya kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki kemampuan yang sama sebelum diberi perlakuan. Nilai Post Test Dari tabel 4 terlihat bahwa pada kelas eksperimen terdapat 7 orang dari 38 orang siswa yang belum mencapai KKM dan siswa yang telah mencapai KKM berjumlah 30 orang ( 81,07 %). Sedangkan pada kelas kontrol terdapat 24 orang yang belum mencapai KKM dan siswa yang sudah mencapai KKM berjumlah 12 orang ( 31,57 %). Pada kelas eksperimen nilai rata-rata (mean) sebesar 74,81, nilai tengah (median) 77 artinya 50 % siswa yang nilainya 77 dan 50 % nilainya 77. Nilai yang banyak muncul (modus) adalah 50. Nilai penyimpangan dari ukuran rata-rata simpangan baku (standar deviation) kelas eksperimen 10, 99 dengan nilai tertinggi 93 dan nilai terendah 50. Tabel 4. Distribusi Frekuensi nilai tes akhir (Posttest) kelas eksperimen NO INTERVAL KONTROL Fi Standar Deviasi Variance Nilai Max 73 Nilai Min 23 Rata-rata Sumber: Data Olahan Primer 2012 Untuk kelas kontrol nilai rata-rata (mean) sebesar 61,92, nilai tengah (median) 60 artinya 50 % siswa yang nilainya 60 dan 50 % siswa yang nilainya 60. Nilai yang banyak muncul (modus) adalah 53. Nilai penyimpangan dari ukuran ratarata kelas penyimpangan baku (standar deviation) kelas kontrol adalah 10,05 dengan nilai tertinggi 80 dan nilai terendah 43. Berdasarkan tabel 5 terlihat bahwa tingkat ketuntasan siswa di kelas eksperimen meningkat sebesar 78,37 % yakni dari tingkat ketuntasan yang hanya 2,703 % pada saat pelaksanaan pre test menjadi 81,07 % pada saat pelaksanaan post test. Hal ini menunjukkan bahwa dari adanya penerapan metode kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar siswa yang sangat tinggi. Tabel 5. Distribusi Frekuensi nilai tes akhir (Posttest) kelas eksperimen NO INTERVAL KONTROL Fi Standar Deviasi Variance Nilai Max 80 Nilai Min 43 Rata-rata 62 Sumber: Olahan data primer 2012 Tingginya peningkatan hasil belajar siswa disebabkan adanya penerapan metode kooperatif tipe STAD yang meningkatkan aktifitas belajar siswa, dan meningkatkan keseriusan siswa dengan adanya kuis yang dilakukan diakhir sebagai pengecekkan pemahaman siswa. Disamping itu, 4

8 dalam metode kooperatif ini skor kuis individu yang mempengaruhi nilai kelompok membuat siswa berlomba-lomba untuk menjadi kelomppok yang terbaik. Sedangkan pada kelas kontrol tingkat ketuntasan siswa meningkat sebesar 28,94 % dari tingkat ketuntasan 2,63 % pada pelaksanaan pre test menjadi 31,57 % pada pelaksanaan post test. Dan juga terdapat perbedaan rata-rata antara kelas eksperimen dan kelas kontrol sebesar 12,89 (74,81-61,92). Disini terlihat perbedaan hasil belajar antara siswa kelas eksperimen dengan kelas kontrol. Kelas eksperimen memiliki rata-rata hasil belajar lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol dan tingkat ketuntasan siswa kelas eksperimen yang lebih tingi disbanding kelas kontrol. Perbedaan ini disebabkan karena perlakuan yang diberikan kepada kelas eksperimen yaitu metode pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD). Analisis Data Penelitian Untuk menarik kesimpulan hasil penelitian maka dilakukan uji hipotesis setelah dilakukan uji prasyarat terlebih dahulu yaitu uji normalitas dan uji homogenitas. Hasil uji normalitas dapat dilihat bahwa hasil belajar untuk kelas eksperimen L 0 (L hitung ) = 0,08359 pada tingkat α=0,05 dan L t (L tabel) = 0,1457 yang artinya L 0 < L t sehingga hipotesis nol diterima dan sampel berdistribusi normal. Pada kelas kontrol L0(Lhitung) = 0,1404 dan Lt(Ltabel)= 0,1457 yang artinya L0 < Ltabel. Sehingga hipotesis nol diterima dan sampel berdistribusi normal. Sedangkan untuk uji homogenitas diperoleh F hit = 1,19 dan F tab = 1,72 sehingga F hit < F tab yang berarti varians kedua kelas sampel adalah homogen. Dari hasil perhitungan kedua uji prasyarat tersebut, maka dapat dinyatakan bahwa kedua sampel pada penelitian ini berdistribusi normal dan memiliki varians yang homogen. Uji Hipotesis Dari uji hipotesis nilai ulangan harian yang dilakukan, diperoleh nilai Z hit = 5,032 dan Z tab = 1,96 sehingga Z hit >Z tab maka H 0 ditolak. Hal ini berarti bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pembahasan Berdasarkan analisis terhadap tes akhir penelitian yang dilakukan, selanjutnya dilakukan pembahasan terhadap hasil penelitian tersebut diketahui adanya perbedaan hasil belajar ekonomi siswa kelas eksperimen yang menggunakan metode kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD) dengan kelas kontrol yang menggunakan metode konvensional. Perbedaan ini dapat dilihat dari nilai rata-rata tes akhir kelas eksperimen dan kelas kontrol, yaitu sebesar 74,81 > 61,92. Berdasarkan hasil analisis terhadap hasil akhir kedua kelas sampel yang diteliti, pada taraf signifikansi 0,05 diperoleh Z hitung sebesar 5,302 yang artinya nilai tersebut > 1,96 (Z tabel) dengan demikian dapat diartikan jika nilai output berada pada daerah hipotesis kerja diterima sehingga dapat disimpulkan terdapat perbedaan yang signifikan dalam hasil belajar ekonomi siswa yang belajar dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan siswa yang menggunakan metode konvensional. Pada saat proses penelitian berlangsung, siswa pada kelas eksperimen yang belajar dengan menggunakan metode tipe STAD lebih memahami materi pelajaran lebih baik. Hal ini disebabkan dalam metode kooperatif ini siswa dikelompokkan dalam dalam tim, kemudian siswa dituntut bekerja dalam tim nya. Disamping itu dalam tim siswa bertanggung jawab dengan pemahaman anggota tim. Dalam metode ini siswa dituntut bekerja dalam tim yang telah dibentuk dan masing-masing anggota kelompok bertanggung jawab untuk memastikan pemahaman tim nya. Hal ini dikemukakan oleh Slavin (2010:11) dalam STAD, guru menyampaikan pelajaran, lalu siswa 5

9 bekerja dalam tim nya untuk memastikan bahwa semua anggota tim telah menguasai pelajaran. Dalam proses penelitian, peneliti melakukan pengecekan pemahaman siswa terhadap materi dengan memberikan kuis diakhir pembelajaran yang dilakukan secara individual. Setelah melakukan kuis, peneliti menghitung skor perkembangan individu sesuai dengan kriteria perkembangan individu. Dengan adanya metode ini siswa tertantang untuk menguasai materi dan memastikan setiap anggota telah memahami materi dengan baik serta mampu mengerjakan kuis dan mendapat skor yang baik sehingga mempengaruhi skor kelompok dalam rekognisi tim. Aktifitas pembelajaran pun berpusat kepada siswa dan pembelajaran lebih menarik dengan adanya reword yang diberikan kepada kelompok terbaik. Hal ini yang menyebabkan siswa pada kelas eksperimen dapat memahami materi atas materi yang dipelajari dan memperoleh hasil pembelajaran baik. Hal ini juga disampaikan oleh Pratiwi(2010:158) bahwa adanya perbedaan hasil belajar yang diperoleh antara pembelajaran STAD dan pembelajaran konvensional karena pembelajaran kooperatif memiliki landasan kerja student lead discussion akan terjadi perilakuperilaku seperti kognitif, tutor sebaya, pemodelan teman sebaya, dan penilaian antar teman(saling memberikan penilaian), serta konflik kognitif, yang selanjutnya akan berpengaruh pada hasil belajar. Disamping itu, hasil pengamatan peneliti pada saat pelaksanaan penelitian memperlihatkan bahwa penerapan metode pembelajaran metode kooperatif tipe STAD dalam proses pembelajaran membuat siswa menjadi lebih antusias dalam bekerjasama mengerjakan LDS dalam kelompok yang diberikan oleh guru. Selain itu, siswa terlihat saling bantu membantu dalam untuk dapat memahami materi yang dipelajari secara keseluruhan. Siswa dituntut untuk selalu memahami materi yang diberikan dalam tim dan mampu mengerjakan kuis sebagai bentuk evaluasi diakhir pembelajaran. Hal ini dikemukan oleh Slavin (2010:12) Gagasan utama dari STAD adalah untuk memotivasi siswa supaya dapat saling mendukung dan membantu satu sama lain dalam menguasai kemampuan yang diajarkan oleh guru. Jika para siswa ingin agar tim mendapatkan penghargaan tim, mereka harus membantu teman satu tim untuk mempelajari materinya. Dibandingkan dengan siswa pada kelas eksperimen, siswa pada kelas kontrol memiliki hasil belajar lebih rendah. Pada saat penelitian dilakukan, siswa di kelas kontrol belajar dengan menggunakan metode ceramah. Metode ini merupakan metode yang sering digunakan oleh guru. Pada proses penelitian guru menyampaikan materi menggunakan metode ceramah dengan papan tulis sebagai media. Hal ini disebabkan oleh kondisi fasilitas sekolah yang tidak memungkinkan untuk memakai media seperti power poin. Siswa terlihat kurang bersemangat dalam pembelajaran. Mereka lebih terfokus untuk mendengar dan mencatat apa yang dijelaskan guru. Siswa juga terlihat pasif dan lebih senang berbicara dengan teman sebangku atau mengerjakan hal lain yang tidak berkaitan dengan pelajaran yang diajarkan guru.. Hal ini terbukti dari hasil akhir perolehan akhir siswa masih rendah serta persentase tingkat ketuntasan siswa pun masih rendah. Hal ini Mendukung hal tersebut menurut hasibuan (2009:13) kelemahan penggunaan metode konvensional adalah; 1) Bahwa siswa cendrung pasif; 2) Pengaturan kecepatan secara klasikal ditentukan oleh pengajar, kurangcocok untuk pembentukan keterampilan dan sikap dan cenderung menempatkan pengajar sebagai otoritas terakhir. Mendukung hal tersebut menurut Supardianningsih (2011:23) mengatakan bahwa metode pembelajaran STAD jauh lebih baik daripada metode pembelajaran yang biasa digunakan yaitu metode konvensional. Guru sebagai pendidik tentunya harus mampu menciptakan kondisi belajar yang aktif dan menyenangkan bagi siswa, sehingga dengan demikian siswa akan termotivasi dalam belajar dan memahami materi yang disampaikan di kelas. Tentunya setiap guru berkeinginan agar seluruh 6

10 siswanya dapat memahami materi yang telah disampaikannya dengan baik, sehingga pada akhirnya nanti siswa siswa tersebut akan dapat menyelesaikan setiap tugas maupun tes yang diberikan sehingga hasil belajar siswa baik. Guna menciptakan suasana belajar yang aktif dan menyenangkan bagi siswa, tentunya sebagai pendidik dan pelaksana pendidikan, guru harus memiliki keterampilan dalam memilih strategi dan metode yang tepat untuk digunakan pada proses pembelajaran di kelas. Dengan demikian, penggunaan metode pembelajaran yang tepat dan menarik akan meningkatkan motivasi siswa untuk antusias mengikuti pelajaran di kelas dan kemudian membuat siswa antusias dalam mengikuti proses pembelajaran yang berlangsung. Upaya penerapan metode konvensional di kelas kontrol dirasa peneliti juga menjadi kurang efektif karena beberapa faktor yang ada, seperti jumlah siswa yang terlalu ramai di dalam kelas sehingga sulit dalam menjelaskan materi secara menyeluruh. Kemudian selain itu, kondisi fasilitas belajar siswa seperti media pembelajaran, penerangan lampu seperti yang digunakan pada umumnya membuat pengkondisian pembelajaran secara ceramah sedikit kurang efektif. Penelitian ini dilaksanakan dengan harapan dapat memberikan sumber bacaan baru bagi semua pembaca khususnya guru ekonomi dalam memilih metode pembelajaran yang akan digunakan pada saat mengajar. Jika biasanya banyak guru menyampaikan materi ajar dengan menggunakan metode pembelajaran konvensional maupun metode pembelajaran kooperatif lainnya yang dalam pelaksanaannya masih menemui kendala, maka ada baiknya guru mencari literatur lain untuk menemukan metode pembelajaran aktif dan inovatif lainnya yang bisa digunakan dalam proses pembelajaran. Salah satunya adalah metode pembelajaran kooperatif tipe STAD ini. Hal tersebut telah dibuktikan melalui hasil penelitian jika metode kooperatif tipe STAD ini mampu meningkatkan hasil belajar ekonomi siswa kelas X SMAN 9 Padang pada pokok bahasan Perilaku Konsumen dan Produsen dalam kegiatan ekonomi. PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan dalam hasil belajar ekonomi siswa yang belajar dengan menggunakan metode kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD) di kelas eksperimen dengan siswa yang belajar dengan menggunakan metode konvensional di kelas kontrol pada mata pelajaran ekonomi dengan pokok bahasan Perilaku komsumen dan produsen dalam kegiatan ekonomi. Saran Berdasarkan pengalaman penulis selama melakukan penelitian di SMA N 9 Padang, dan dari hasil penelitian yang diperoleh penulis, maka penulis menyarankan beberapa hal berikut: 1) Dengan adanya perbedaan hasil belajar yang berarti serta adanya peningkatan hasil belajar siswa menggunakan metode kooperatif tipe STAD, maka sebaiknya guru ekonomi menjadikan metode ini sebagai salah satu alternatif dalam metode pembelajaran pada kompetensi dasar memahami konsep ekonomi dalam kaitannya dengan kegiatan ekonomi konsumen dan produsen agar siswa lebih termotivasi dan bersemangat dalam proses pembelajaran serta membuat siswa lebih mudah mengingat materi yang diberikan yang nantinya akan bermuara pada meningkatnya hasil belajar siswa. 2) Penelitian ini terbatas hanya melihat hasil belajar ekonomi siswa saja, sehingga untuk pembaca dan peneliti lainnya yang hendak melakukan penelitian dengan metode yang sama hendaknya dapat melihat pengaruh penerapan metode ini terhadap peningkatan aktivitas dan motivasi belajar siswa. 7

11 DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi Dasar-dasar evaluasi pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara Prosedur penelitian Pendekatan Praktik. Jakarta: Rhineka Cipta. Dimyati & mudjiono Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta Hasibuan & Moejiono Proses Belajar mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Lie, Anita Cooperative learning. Jakarta: PT Gramedia Widia Sarana Indonesia Sagala, Syaiful Konsep dan makna pembelajaran. Bandung: Alfabeta Sardiman Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Slameto Belajar dan Faktor -faktor yang mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta Slavin, Robert E Cooperative learning. Jakarta: Nusamedia. Sudjana, nana Metode Statistika. Bandung: Tarsito Sudijono, Anas Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo. Persada Sukardi Metodologi Penelitian pendidikan. PT Bumi Aksara: Jakarta. Suprijono, Agus Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Suryabrata, Sumadi Metodologi Penelitian. Jakarta: Raja Grafindo Persada Sanjaya, Wina Strategi pembelajaran Berorientasi standar proses pendidikan. Jakarta: Kencana prenada media group. 8