BAB I PENDAHULUAN. negara. Negara sebagai wadah bangsa untuk mencapai cita-cita dan tujuan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Penanaman modal langsung baik melalui penanaman modal asing maupun

BAB I PENDAHULUAN. dunia yang terdiri dari pulau. Dan dengan luas wilayah ,32

BAB V PENUTUP. pembina sektor yang terdiri dari kementerian dari masing-masing

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan dan cita-cita Negara Indonesia yang tercantum dalam. adalah untuk melaksanakan pembangunan yang dilakukan secara

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia, yang menganut pancasila sebagai falsafah dari negara ini. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945.

BAB I PENDAHULUAN. untuk kemakmuran rakyat. Di Indonesia, berbagai macam investasi yang

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. penerimaan sektor nonmigas. Dalam 5 (lima) tahun terakhir, peran penerimaan. tahun 2004 menjadi 74,9% pada tahun 2009.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2007

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 2007 tentang Perubahan Ketiga Undang Undang Nomor 6 tahun 1983 tentang Ketentuan

Indonesia SCM Summit 2015: Stimulus Iklim Investasi Bagi Peningkatan Kapasitas Nasional

Account Representative

BAB I PENDAHULUAN. negara dari hibah, baik dalam negeri maupun di luar negeri. 1. dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mulai menerapkan otonomi daerah pada tahun 1999, yaitu sejak

BAB I PENDAHULUAN. gelombang krisis ekonomi di dunia, bahkan berhasil menjadi negara yang meningkat di

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskan dalam Pasal 1 ayat (3) Undang-Undang Dasar kekuasaan belaka. Begitu pula dengan kewenangan negara untuk

BAB I PENDAHULUAN. penuh atas kehidupan bangsa nya sendiri. Pembangunan nasional yang terdiri

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2 b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, dan untuk melaksanakan ketentuan Pasal 31A Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 te

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki sumber-sumber pendapatan negara yang digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar 1945 alinea keempat. Demi mencapai tujuan tersebut, ini adalah kegiatan investasi (penanaman modal).

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERHITUNGAN FASILITAS PAJAK PENGHASILAN DALAM PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 18 TAHUN 2015

2 Ayat (2) Huruf a Huruf b Huruf c Fasilitas pengurangan penghasilan neto diberikan selama 6 (enam) tahun terhitung sejak saat mulai berproduksi komer

BAB III DESAIN PENELITIAN. dari sumber alam ataupun sumber daya manusianya kurang memberikan kontribusi yang

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAHAN MENTERI PERINDUSTRIAN PADA PRESS CONFERENCE TENTANG KEBIJAKAN TAX HOLIDAY PMK 159/PMK.010/2015 JAKARTA, 27 AGUSTUS 2015

BAB I PENDAHULUAN. juga merupakan ideologi dan filosofi Bangsa Indonesia. Cita-cita luhur Bangsa

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah tipe negara yang berbentuk welfare state modern (negara

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai fungsi ganda, yaitu sebagai social asset dan capital asset. Sebagai social

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan seluruh aktivitasnya membutuhkan manusia lain untuk saling

PERATURAN MENTERI KEUANGAN tentang PEMBERIAN FASILITAS PERPAJAKAN DAN KEPABEANAN UNTUK KEGIATAN PEMANFAATAN SUMBER ENERGI TERBARUKAN

BAB I PENDAHULUAN. dengan peraturan perundang-undangan perpajakan. Self Assessment

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan dana yang sangat. potensial yang digunakan oleh pemerintah sebagai sumber pembiayaan

PEDOMAN DAN TATA CARA PEMBERIAN FASILITAS TAX HOLIDAY DAN TAX ALLOWANCE. Mei 2018

kinerja daerah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat menuju masyarakat madani yang bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. pemerintah juga terus memperhatikan kondisi ekonomi Indonesia dan kondisi

FASILITAS PPh Energi Terbarukan

BAB 1 PENDAHULUAN. mengatur atau melaksanakan kebijaksanaan pemerintah dalam bidang sosial dan

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dari segala aspek kehidupan. Sebagai Negara yang sedang. pembangunan jembatan layang, atau infrastruktur lainnya.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. termasuk Indonesia, menjadikan penerimaan dari sektor perpajakan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. berjumlah Rp ,00 (Laporan Keuangan Pemerintah Pusat

BAB III PEMBAHASAN. a) Sejarah Badan Kordinasi Penanaman Modal

BAB I PENDAHULUAN. keperluan Negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. beberapa sektor pajak masih perlu dilakukan upaya-upaya peningkatan

BUPATI WONOGIRI PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG PENANAMAN MODAL DI KABUPATEN WONOGIRI

ANALISIS PENGATURAN KRITERIA FASILITAS PENANAMAN MODAL DIKAITKAN DENGAN PRINSIP MOST FAVORED NATION (MFN)

BAB I PENDAHULUAN. besar pula dalam menjalankan fungsi kenegaraannya.sebagai Negara yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Awal tahun 1990 terdapat fenomena di negara negara pengutang yang

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan Pasal 1 ayat (6) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

SKRIPSI PELAKSANAAN PEMBERIAN INSENTIF DAN PEMBERIAN KEMUDAHAN TERHADAP PENANAMAN MODAL DALAM PENANAMAN MODAL DI KOTA PADANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 7 Tahun : 2013

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. dampak penerapan Tax Holiday (pembebasan pajak) pada penanaman modal asing di

BAB I PENDAHULUAN. nasional yang berkelanjutan, guna mencapai tujuan masyarakat yang adil dan

CONTOH PENERAPAN DAN PENGHITUNGAN FASILITAS PAJAK PENGHASILAN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Diundangkannya Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 Tentang. pemerintah kabupaten atau kota. Daerah diberi kebebasan untuk

BAB II LANDASAN TEORI. keempat atas Undang-Undang Nomor 6 tahun 1983 ketentuan Umum dan Tata

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pajak adalah pungutan dari masyarakat oleh negara

BAB I PENDAHULUAN. kewajiban pemerintah untuk mewujudkan tujuan-tujuan negara yaitu untuk

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. mengumpulkan dana untuk pembiayaan negara dan pembangunan nasional. Sebagai Negara yang berkembang, sebenarnya Indonesia memiliki

QANUN KABUPATEN PIDIE NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PEMBERIAN INSENTIF DAN PEMBERIAN KEMUDAHAN PENANAMAN MODAL DI KABUPATEN PIDIE

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan masyarakat dan perkembangan zaman, di antaranya dengan. mengembangkan e-government sebagai trend global birokrasi.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal - usul, dan/atau

WALIKOTA KENDARI PERATURAN DAERAH KOTA KENDARI

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan daerah merupakan bagian integral dari. nasional, sebagai upaya terus menerus ke arah perubahan yang lebih baik guna

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang taat pajak. Hal tersebut dapat dilihat dari semakin tingginya

CONTOH PENERAPAN DAN PENGHITUNGAN FASILITAS PAJAK PENGHASILAN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. menanamkan modal, baik oleh penanaman modal dalam negeri maupun. penanam modal asing untuk melakukan usaha di wilayah negara

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan pembangunan kesejahteraan umum bagi rakyat Indonesia. Perlu. kepada eksekutif untuk kesejateraan rakyat.

BAB I PENDAHULUAN. yang banyak menarik perhatian adalah book-tax differences yaitu perbedaan

Lampiran 2. Realisasi investasi industri pionir 2009-k1 2012

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KEPPRES 89/1996, KAWASAN PENGEMBANGAN EKONOMI TERPADU PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEBIJAKAN INSENTIF PAJAK DAN DUKUNGAN FISKAL UNTUK R&D DI BEBERAPA NEGARA: INDIA

PENERAPAN PASAL 3 AYAT (4) PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 98 TAHUN 2014 DALAM PENERBITAN IZIN USAHA MIKRO DAN KECIL DI KOTA DENPASAR

BAB I PENDAHULUAN. berwewenang untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut

Strategi dan Kebijakan Investasi di Indonesia Selasa, 25 Maret 2008

BAB VII PERPAJAKAN. Tahun 8 10: pengurangan pajak penghasilan badan dan perorangan sebesar 50%

PENUNJUK UNDANG-UNDANG PENANAMAN MODAL

BAB I PENDAHULUAN. Penerimaan Negara dari sektor perpajakan merupakan sumber utama. untuk pembangunan nasional dan penyelenggaraaan pemerintahan.

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan bernegara bagi bangsa Indonesia terdapat dalam Pembukaan Undang-

BAB I PENDAHULUAN. pembukaan Undang-Undang Dasar Pembangunan Nasional difasilitasi oleh

Pemerintahan adalah segala urusan yang dilakukan oleh negara dalam. menyelenggarakan kesejahteraan masyarakat dan kepentingan negara.

BAB I PENDAHULUAN. meningkat. Pemerintah melakukan berbagai cara untuk menghimpun dana

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah yang berdasarkan atas sistem konstitusi, tidak bersifat absolutism.

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. semua masalah diselesaikan dengan hukum sebagai pedoman tertinggi. Dalam

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 1991 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1983 TENTANG PAJAK PENGHASILAN

BAB I PENDAHULUAN. dalamnya telah diatur pelaksanaan pembangunan nasional secara berencana, menyeluruh,

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Tujuan negara adalah merupakan kepentingan utama dari pada tatanan suatu negara. Negara sebagai wadah bangsa untuk mencapai cita-cita dan tujuan bangsanya. 1 Negara mengemban tugas untuk mensejahterakan kehidupan rakyatnya. Negara adalah suatu organisasi kekuasaan, dan organisasi itu merupakan tata kerja dari pada alat-alat perlengkapan negara yang merupakan suatu keutuhan, tata kerja yang menggambarkan hubungan serta pembagian tugas dan kewajiban antara masing-masing alat perlengkapan negara itu untuk mencapai suatu tujuan yang tertentu. 2 Dalam hal memenuhi tujuan dan kesejahteraan rakyatnya negara harus memiliki pemerintahan yang baik, pemerintah yang dapat memenuhi dan menjalankan fungsi sebagaimana yang telah diamanatkan rakyatnya. Untuk menyelenggarakan segala urusan pemerintahannya, negara membutuhkan sumber penerimaan, karena dengan adanya sumber penerimaan tentu saja segala sesuatu yang berkaitan dengan fungsi pemerintahan untuk mensejahterakan rakyat dapat dilaksanakan dan berjalan. 3 Indonesia sebagai negara yang berdaulat, tentu saja membutuhkan sumber penerimaan yang besar dalam menjalankan fungsi pemerintahannya. Saat ini, sumber penerimaan Indonesia didapatkan dari dua sumber yaitu sumber 1 Soehino, Ilmu Negara, Liberty, Yogyakarta, 2005, Hlm.146. 2 Ibid, Hlm.149. 3 Ibid

2 penerimaan pajak dan sumber penerimaan negara bukan pajak. Pemerintah sebagai penyelenggara negara mempunyai kewenangan untuk melakukan pungutan pajak. Dalam pemahaman perspektif hukum pajak, pungutan pajak merupakan suatu perikatan yang timbul karena adanya undang-undang yang menyebabkan timbulnya kewajiban bagi warga negara untuk menyetorkan sejumlah penghasilan tertentu kepada negara. Pemerintah mempunyai kekuatan untuk memaksa dan uang pajak tersebut harus digunakan untuk penyelenggaraan pemerintah. 4 Berdasarkan APBN Indonesia hingga 2013, saat ini sumber penerimaan terbesarnya didapatkan dari sektor pajak. Berdasarkan hal tersebut, tentu saja sektor pajak harus mendapatkan perhatian yang khusus dalam pengelolaannya. Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang, dan masih memiliki potensi-potensi usaha yang dapat dikembangkan untuk membantu perekonomian negara. Dengan berkembangnya potensi-potensi yang ada di Indonesia tentu saja akan menarik investor untuk menanamkan modalnya di Indonesia. Tujuannya, agar keadaaan ekonomi Indonesia dapat bersaing dengan negara-negara berkembang lainnya di dunia. Oleh karena itu dalam meningkatkan investasi dan perekonomian nasional di Indonesia, pemerintah mengeluarkan kebijakan berupa berupa fasilitas atau insentif pajak terhadap Pajak Penghasilan (PPh) yag diatur dalam yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan, Peraturan dan Pemerintah Nomor 52 Tahun 2011 tentang Perubahan 4 Adrian Sutedi, Hukum Pajak, PT. Sinar Grafika, Jakarta, 2011, Hlm.1.

3 Kedua atas Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2007 tentang Fasilitas Pajak Penghasilan untuk Penanaman Modal di Bidang-Bidang Usaha Tertentu dan/atau di Daerah-Daerah Tertentu. Pemberian fasilitas pajak ini ditujukan kepada para investor dari dalam negeri dan investor asing, dengan tujuan agar para investor tersebut mau menanamkan modalnya di Indonesia. Pada pemberian fasilitas Pajak Penghasilan untuk Penanaman Modal di Bidang-Bidang Usaha Tertentu dan/atau di Daerah- Daerah Tertentu ini lebih dikenal dengan Tax Allowance. Tax Allowance merupakan insentif keringanan PPh untuk penanaman modal di bidang tertentu dan di daerah tertentu seperti yang telah diatur didalam Peraturan Pemerintah Nomor 52 Tahun 2011. Tax Allowance adalah fasilitas PPh yang diberikan dalam bentuk pengurangan penghasilan neto sebesar 30% jumlah investasi yang dibebankan selama 6 tahun (masing masing 5% per tahun), penyusutan dan amortisasi yang dipercepat, pengenaan PPh atas dividen yang dibayarkan kepada subjek pajak luar negeri sebesar 10%, dan kompensasi kerugian yang lebih lama dari 5 tahun tetapi tdak lebih dari 10 tahun. Fasilitas ini diharapkan dapat meningkatkan investasi langsung sehingga mendorong percepatan pembangunan di bidang usaha yang diprioritaskan, seperti pertanian tanaman, peternakan, kehutanan, industri mesin, makanan, tekstil, dan perlengkapan. Tax Allowance juga diberikan untuk pengembangan usaha di daerah tertentu seperti perkebunan jagung di Gorontalo dan Lampung; kedelai di Jawa Timur dan NTB; pengusahaan hutan cendana di Aceh, Maluku, dan Papua dan masih banyak yang lainya. Tax Allowance merupakan fasilitas yang tentunya

4 dapat meringankan beban para pengusaha, sehingga untuk memperoleh dan menggunakan fasilitas ini tentu saja tidak didapat dengan cara yang mudah dan harus memenuhi syarat-syarat tertentu. Dari banyak bidang usaha yang diusulkan mendapat insentif pengurangan pajak atau Tax Allowance, pemerintah hanya menyetujui 129 bidang usaha. Sehingga untuk saat ini hanya terdapat 129 bidang usaha yang baru dapat menikmati fasilitas ini. Di dalam Asas-asas Umum Pemerintahan yang Layak (AUPL) dikenal dengan adanya asas kecermatan, asas ini menghendaki agar pemerintah bertindak cermat dalam melakukan berbagai aktivitas, sehingga tidak menimbulkan kerugian bagi warga negara. Pemerintah harus, bertindak teliti dalam membuat sebuah ketetapan dan memasukan fakta-fakta penting untuk didengar sebagai pertimbangan dalam membuat sebuah ketetapan. 5 Dari semua bidang usaha yang diusulkan mendapat insentif pengurangan pajak atau Tax Allowance, pemerintah hanya menyetujui 129 bidang usaha. Jika dikaitkan dengan asas kecermatan pemerintah diharuskan bertindak cermat dalam memutuskan atau menentukan bidang usaha mana saja yang layak untuk mendapatkan keringanan atau insentif Tax Allowance. Pemerintah sebelum membuat ketetapan harus meneliti semua fakta yang relevan dan memasukan pula semua kepentingan yang relevan dalam pertimbangannya. Apabila fakta-fakta itu kurang diteliti, dapat diartikan tindakan pemerintah tersebut tidak cermat. 6 5 SF Marbun dan Moh Mahfud, Pokok Pokok Hukum Administrasi Negara,Liberty, Yogyakarta, 2000, Hlm.62. 6 Philipus M. Hadjon, et al., Pengantar Hukum administrasi Indonesia, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta, 1993 Hlm.274.

5 Selain itu di dalam asas-asas perpajakan dikenal dengan asas Equity, yaitu pembebanan pajak diantara subjek pajak hendaknya seimbang dengan kemampuannya, yaitu seimbang dengan penghasilan yang dinikmatinya di bawah perlindungan pemerintah. Dalam hal Equity, tidak diperbolehkan jika suatu negara mengadakan diskriminasi diantara sesama wajib pajak. Dalam keadaan yang sama wajib pajak harus diperlakukan sama dan dalam keadaan berbeda wajib pajak harus diperlakukan berbeda. Jika didasarkan pada asas Equity, pemberian fasilitas ini seharusnya keringanan atau kemudahan pajak dapat dinikmati oleh semua bidang usaha agar tercipta keadilan dan keseimbangan. B. PERUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang masalah sebelumnya, maka isu sentral dari penelitian ini adalah kebijakan pemberian insentif pajak Tax Allowance terhadap bidang usaha dan daerah tertentu yang dikaitkan dengan asas Equity dan asas kecermatan AUPL yang kemudian diungkapkan dalam judul penelitian : Kebijakan Insentif Tax Allowance Kepada Bidang Usaha Tertentu Di Daerah Tertentu Dalam Kaitannya Dengan Asas Equity Judul tersebut mengandung permasalahan hukum empiris maupun permasalahan hukum normatif, yang dirumuskan sebagai berikut: Permasalahan Hukum Empiris : Bagaimana implementasi kebijakan pemberian insentif Tax Allowance dalam kaitannya dengan Asas kecermatan AUPL?

6 Permasalahan hukum normatif : 1. Apakah kebijakan pemerintah dalam menentukan 129 bidang usaha penerima insentif Tax Allowance sudah sesuai dengan Asas kecermatan AUPL? 2. Apakah kebijakan pemberian fasilitas Tax Allowance sudah sesuai dengan Asas Equity? C. TUJUAN PENELITIAN Penelitian ini bertujuan untuk: 1. Mengetahui implementasi pemberian fasilitas Tax Allowance dalam kaitannya dengan Asas kecermatan AUPL. 2. Mengetahui sesuai tidaknya kebijakan pemberian fasilitas Tax Allowance dengan Asas kecermatan AUPL. 3. Mengetahui sesuai tidaknya kebijakan pemberian fasilitas Tax Allowance dengan Asas Equity. D. KEASLIAN PENELITIAN Untuk mengetahui keaslian penelitian ini penulis telah melakukan penelusuran penelitian pada berbagai referensi baik yang berbentuk media cetak maupun elektronik, serta dengan pencarian penelitian serupa dalam mesin pencarian di internet dan sepengetahuan penulis, penelitian yang berkaitan dengan insentif terhadap PPh telah ada sebelumnya yang dilakukan oleh Khalil Moehamad Gibran pada tahun 2012, Mahasiswa pada Universitas Gadjah Mada

7 yang berjudul Kebijakan Insentif Tax Holiday bagi Industri Pionir dalam Kaitannya dengan Fungsi Utama Perpajakan, dengan rumusan masalah: 1. Bagaimana pelaksanaan kebijakan insentif berupa Tax Holiday bagi industri pionir 2. Apakah kebijakan insentif berupa Tax Holiday yang diberikan kepada industri pionir di Indonesia sesuai dengan fungsi Budgetair dan Regulerend 3. Apakah kebijakan insentif Tax Holiday yang diberikan kepada industri pionir telah sesuai dengan asas Equity dalam perpajakan. Peneliti juga menemukan penelitian yang berkaitan dengan insentif terhadap PPh yang dilakukan oleh Pradityo Hutomo pada tahun 2013, Mahasiswa pada Universitas Gadjah Mada yang berjudul Perbandingan Efektivitas Pemberian Fasilitas Tax Holiday dan Tax Allowance Dalam Upaya Meningkatkan Iklim Perdagangan di Indonesia Berdasarkan Asas Equality Dalam Perpajakan Dengan rumusan masalah : Permasalahan hukum empiris : 1. Bagaimana efektivitas penerapan Tax Holiday dan Tax Allowance bagi industri pionir? 2. Apakah keuntungan dan kerugian dari fasilitas Tax Holiday dan Tax Allowance dilihat dari sisi Wajib Pajak (WP) dan Fiskus? Permasalahan hukum normatif : Apakah kebijakan pemberian fasilitas Tax Holiday dan Tax Allowance sudah sesuai dengan asas equality?

8 Penulis dalam kesempatan ini menulis tentang Kebijakan Insentif Tax Allowance Kepada Bidang Usaha Tertentu Di Daerah Tertentu Dalam Kaitannya Dengan Asas Equity. Walaupun terdapat persamaan pada objek penelitian berupa insentif maupun lokasi penelitian, namun terdapat perbedaan karena peneliti lebih memfokuskan penelitian ini pada insentif Tax Allowance atau pemberian kebijakan berdasarkan bidang usaha tertentu dan daerah tertentu yang menerima fasilitas. Selain itu peneliti juga menggunakan penerapan asas lain, yaitu asas AUPL yang lebih menekankan pada kesesuaian antara kebijakan pemberian fasilitas 129 bidang usaha penerima fasilitas dengan asas kecermatan. Sehingga dengan demikian penelitian ini adalah asli. E. MANFAAT PENELITIAN Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik untuk kepentingan akademis maupun kepentingan praktis berupa: 1. Manfaat akademis a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pemikiran bagi pengembangan ilmu pengetahuan pada umumnya dan ilmu hukum pada khususnya mengenai kebijakan insentif Tax Allowance bila ditinjau dari asas kecermatan AUPL dan asas Equity. b. Dapat digunakan sebagai salah satu kelengkapan dalam persyaratan memperoleh gelar Sarjana Hukum dari Universitas Gadjah Mada.

9 2. Manfaat Praktis Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi masyarakat luas pada umumnya dan memberikan kontribusi pikiran kepada pemerintah pusat dan daerah khususnya dalam menelaah masalah yang berkaitan kebijakan pemberian fasilitas Tax Allowance terhadap bidang usaha tertentu.