BAB PEN EN A D HU LU N 1.1 Lat L ar B l e ak G mb m ar 1.1

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Hal ini dapat diketahui dari persaingan antar perusahaan yang semakin ketat, baik

BAB I PENDAHULUAN Tahun. Gambar 1.1 Penjualan AMDK di Indonesia (dalam juta liter) (Sumber : Atmaja dan Mustamu, 2013)

BAB I PENDAHULUAN. yang ada di dunia usaha saat ini semakin ketat. Hal ini disebabkan tuntutan

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industri di Indonesia, yang sekarang ini sedang

Bab I Pendahuluan. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. perusahaan jasa boga dan perusahaan pertanian maupun peternakan.

ANALISIS STRUKTUR, PERILAKU DAN KINERJA INDUSTRI AIR MINUM DALAM KEMASAN (AMDK) DI INDONESIA OLEH SARIFAH H

PERENCANAAN KEBUTUHAN BAHAN BAKU KEMASAN MINUMAN RINGAN UNTUK MEMINIMUMKAN BIAYA PERSEDIAAN. Mila Faila Sufa 1*, Rizky Novitasari 2

BAB I PENDAHULUAN Tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan. Untuk mendukung kelancaran produksi yang pada akhirnya akan

Bab I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

IMPLEMENTASI METODE PERENCANAAN KEBUTUHAN BAHAN DALAM PEMESANAN BAHAN BAKU KERIPIK KENTANG DI INDUSTRI KECIL MENENGAH BENCOK 26

BAB PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Blocher (2007:12) Husnanto (2013:1)

BAB I PENDAHULUAN. Pencucian galon (mesin) Pengisian galon. Pencucian galon (manual) Penyimpanan galon

BAB I PENDAHULUAN. adanya variasi produk serta pengiriman yang tepat waktu. Kebijakan yang

ABSTRAK. Kata kunci: joint economic lot size, supplier, distributor, biaya persediaan, pengendalian persediaan. iv Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, batasan

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan karena hal tersebut sangat berpengaruh terhadap laba yang diperoleh

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat, maka kebutuhan atau

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menjadikan masing-masing perusahaan berlomba-lomba memajukan usahanya

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Bhayangkara Jakarta Raya

BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK. maka para pengusaha AMDK berusaha mengemas tempat untuk air agar konsumen

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan konsumen. Untuk mewujudkan hal tersebut diperlukan koordinasi dan

BAB I PENDAHULUAN. optimal sesuai dengan pertumbuhan perusahaan dalam jangka panjang, sehingga

Jadwal Shalat Bulan Januari, 2015 M Denpasar, Bali, Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. dengan efektif dan efisien, maka harus memperhatikan penerapan sistem

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Jumlah Produksi Beras Indonesia

Gambar I. 1 Grafik Kebutuhan AMDK Nasional Sumber: bareksa.com, 2015

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Konsumen merupakan salah satu hal yang sangat penting bagi perusahaan karena

Pengelolaan dan pelaksanaan usaha transfusi darah ditugaskan kepada Palang Merah Indonesia, atau Instansi lain yang ditetapkan oleh Menteri.

BAB 1 PENDAHULUAN. kegiatan inilah dinamakan proses produksi. Salah satu faktor yang mempengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. perencanaan produksi. Perencanaan produksi berhubungan dengan penentuan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. persaingan bisnis antara perusahaan satu dengan yang lainnya. Agar dapat

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. di bidang produksi atau pembuatan kertas rokok (cigarette paper). Produk kertas

BAB IV ANALISIS KERJA PRAKTEK. 4.1 Analisis Sistem Informasi Produksi Air Minum Dalam Kemasan Cup

Syukriah, Putri Narisa Lia. Jurusan Teknik Industri, Universitas Malikussaleh, Lhokseumawe, Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1. Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

ANALISIS PENGELOLAAN DAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN BBM PADA SPBU PT. MANASRI USMAN *)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan terhadap Objek Studi Sejarah CV. Vannisa Gambar 1.1 Logo CV. Vannisa Sumber : CV.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh konsumen sehingga produk tersebut tiba sesuai dengan waktu yang telah

I. PENDAHULUAN. Inventory atau persediaan merupakan aset yang sangat penting dalam

PENDAHULUAN. 2 Keamanan Air Minum Isi Ulang. Suprihatin.

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tujuan yang diinginkan perusahaan tidak akan dapat tercapai.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN I.1.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Penentuan Persediaan Bahan Baku Optimal Menggunakan Model Q dengan Lost Sales Pada Industri Air Minum Dalam Kemasan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dituntut untuk menghasilkan suatu produk berkualitas sesuai

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi saat ini, persaingan di dalam dunia bisnis semakin

BAB I PENDAHULUAN. pada risiko tidak dapat memenuhi kebutuhan konsumen sehingga akan

: Perencanaan pengadaan bahan baku bihun untuk meminimasi total biaya persediaan di PT. Tiga Pilar Sejahtera BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. produksi air minum dalam kemasan (AMDK) bermerek AQUA. PT. Tirta

BAB I PENDAHULUAN. sangat cepat dan pesat. Perkembangan teknologi ini menitikberatkan kepada aspek

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Jenis Usaha, Nama, Sejarah Perusahaan dan Lokasi Perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. Seiring berkembangnya globalisasi persaingan antar perusahaan semakin ketat.

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi membawa konsekuensi tertentu dalam kehidupan manusia,

TUGAS AKHIR. Diajukan Sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta

BAB I PENDAHULUAN. dengan pesat di indonesia, pengusaha dituntut untuk bekerja dengan lebih efisien

BAB I. Pendahuluan. era globalisasi yang semakin membaik dan meluas diantara banyak Negara di dunia,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Perbaikan Sistem Persediaan Karpet dan Spon di UD Luas, Surabaya

BAB I PENDAHULUAN I.1.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari melalui hortikultura. Hortikultura

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi, persaingan yang terjadi dalam perusahaan semakin

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN. sehingga dalam menentukan persediaan perusahan harus selalu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai salah satu negara yang sedang berkembang, Indonesia tidak luput

BAB I PENDAHULUAN. harga yang pantas (reasonable) dan kualitas produk yang baik.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

MANAJEMEN PERSEDIAAN

PENDAHULUAN BAB I Latar Belakang. Perbaikan performansi bisnis modern harus mencakup keseluruhan sistem

Prosiding Manajemen ISSN:

BAB I PENDAHULUAN. Permintaan konsumen pada suatu barang akan membuat perusahaan atau

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ANALISIS NILAI SALVAGE VALUE PADA PRODUK SEPATU PT. SINAR PERSADA KARYA DENGAN METODE EXCESS STOCK DETERMINATION

FORMULA PKM WAREHOUSE DENGAN INVENTORY SIMULATOR

Evaluasi Pengendalian Persediaan di PT XYZ

PENENTUAN JOINT LOT SIZE ATAS PERTIMBANGAN JUMLAH PRODUK CACAT DENGAN MODEL VENDOR MANAGED INVENTORY (VMI)

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN Pendahuluan berisikan latar belakang, perumusan masalah, tujuan, batasan masalah, serta sistematika penulisan dalam laporan penelitian. 1.1 Latar Belakang Industri Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) mengalami perkembangan yang semakin pesat yang disebabkan oleh konsumsi AMDK semakin meningkat setiap tahun di Indonesia. Penyebabnya adalah pertumbuhan jumlah penduduk seiring dengan pola hidup masyarakat Indonesia yang semakin modern serta tingkat kebutuhan yang semakin kompleks yang menyebabkan masyarakat memilih sesuatu yang praktis untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Oleh karena itu, konsumsi AMDK di Indonesia semakin meningkat dari tahun ke tahun yang dapat dibuktikan berdasarkan grafik perkembangan volume penjualan AMDK di Indonesia pada tahun 2009 hingga 2015 yang dapat dilihat pada Gambar 1.1 berikut ini. Gambar 1.1 Grafik Pertumbuhan Konsumsi AMDK di Indonesia Sumber : data ASPADIN (Asosiasi Perusahaan Air Minum Dalam Kemasan Indonesia), 2016 Grafik pada Gambar 1.1 menjelaskan bahwa volume penjualan AMDK mengalami peningkatan setiap tahun. Volume penjualan AMDK hanya sebesar 12,8 miliar liter pada tahun 2009, sedangkan pada tahun 2015 telah mencapai 24,7 miliar liter. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat kebutuhan masyarakat terhadap

AMDK akan terus meningkat. Peningkatan kebutuhan masyarakat tersebut mengharuskan perusahaan air minum untuk meningkatkan jumlah produksi. Proses produksi berkaitan erat dengan persediaan bahan baku, karena produksi dapat berjalan jika perusahaan memiliki persediaan yang cukup dalam pelaksanaan proses produksi. Contohnya, ketika supplier mengirim bahan baku tidak sesuai dengan jumlah atau jadwal yang telah ditetapkan, maka proses produksi dapat dilaksanakan jika perusahaan memiliki persediaan bahan baku yang akan digunakan untuk proses produksi. Selain itu, persediaan dapat mengatasi permintaan yang berfluktuasi. Tetapi, persediaan bisa menjadi dua sisi yang berbeda jika tidak dikelola dengan baik. Jika perusahaan mengalami kelebihan persediaan (overstock), maka perusahaan akan mengalami penambahan biaya seperti biaya penyimpanan. Sedangkan jika perusahaan mengalami kekurangan persediaan ( stock out), maka proses produksi akan terganggu yang mengakibatkan ketidakpuasan hingga kehilangan konsumen. Oleh karena itu, perusahaan harus mampu mengelola jumlah persediaan agar kedua hal tersebut dapat diminimalisir. Persediaan adalah barang-barang yang berada di area penyimpanan atau barang yang disimpan. Persediaan dapat berupa persediaan bahan baku, barang setengah jadi, barang dalam proses, dan barang jadi yang siap untuk dijual (Fogarty et al., 1991). Berdasarkan hal yang telah dijelaskan sebelumnya, persediaan penting bagi perusahaan. Ada beberapa alasan yang menyebabkan pentingnya persediaan dalam perusahaan yaitu menjamin jika fungsi produksi tidak terhambat dengan kekurangan permintaan atau kelebihan permintaan serta menjamin bahwa suatu prosedur dikembangkan untuk memperoleh dan menyimpan item persediaan yang diminta (Bedworth & Bailey, 1987). Salah satu perusahaan yang bergerak di bidang pengolahan Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) adalah PT Gunung Naga Mas yang beralamat di Jalan Kampung Pinang Kav. 8, Kelurahan Lambung Bukit, Kecamatan Pauh, Padang, Sumatera Barat. PT Gunung Naga Mas merupakan industri berskala besar karena 2

perusahaan memiliki lebih dari 100 orang tenaga kerja, yaitu 144 orang. Perusahaan ini mempunyai 6 produk, dimana AMDK 240 ml merupakan produk dengan permintaan tertinggi. Permintaan konsumen terhadap semua produk berfluktuasi, seperti yang dapat dilihat pada Tabel 1.1 berikut ini. Tabel 1.1 Data Permintaan Konsumen terhadap Produk AMDK Tahun 2016 No Bulan AMDK 240 ml (dus) 380 ml (dus) 600 ml (dus) 660 ml (dus) 1500 ml (dus) 19 liter (pcs) 1 Januari 179631 19 1223 1495 635 2 Februari 174446 890 1568 578 688 3 Maret 169807 1011 1842 1349 701 4 April 152378 1229 2584 898 567 5 Mei 199836 45 178 1092 651 6 Juni 138649 844 749 194 1128 418 7 Juli 152227 916 359 130 116 475 8 Agustus 209561 702 2049 1735 378 9 September 196293 383 1520 318 530 10 Oktober 168540 2292 1716 944 448 11 November 153297 505 1291 1249 558 12 Desember 152115 745 943 1027 563 Total Rata-rata 2046780 9581 8627 7719 11929 6612 170565 798,42 1232,43 1102,71 994,08 551 Permintaan yang berfluktuasi dapat dipenuhi karena terdapat persediaan produk tersebut, sehingga perusahaan tetap dapat memenuhi permintaan konsumen yang meningkat. Salah satu produk yang mengalami fluktuasi permintaan adalah AMDK 240 ml, dimana jumlah produksi melebihi jumlah permintaan, sehingga terdapat persediaan terhadap produk. Hal ini dapat dilihat pada data produksi yang berguna untuk mengetahui jumlah produksi dan permintaan terhadap suatu produk. Data produksi terhadap produk AMDK 240 ml pada tahun 2016 dapat dilihat pada Tabel 1.2 serta grafik persediaan akhirnya pada Gambar 1.2 sebagai berikut. Tabel 1.2 Data Produksi Produk AMDK 240 ml pada Tahun 2016 No Bulan Persediaan Produksi Permintaan Produk Persediaan Awal (Dus) (Dus) (Dus) Reject (Dus) Akhir (Dus) 1 Januari 218 180449 179631 218 818 2 Februari 818 182441 174446 0 8813 3 Maret 8813 172597 169807 20 11583 4 April 11583 149595 152378 0 8800 5 Mei 8800 202297 199836 2 11259 6 Juni 11259 132695 138649 0 5305 7 Juli 5305 161055 152227 0 14133 8 Agustus 14133 211696 209561 1 16267 9 September 16267 195276 196293 0 15250 10 Oktober 15250 168845 168540 2 15553 11 November 15553 156943 153297 1 19198 12 Desember 19198 150736 152115 1 17818 Total 127197 2064625 2046780 245 144797 3

Gambar 1.2 Grafik Persediaan Akhir Produk AMDK 240 ml pada Tahun 2016 Tabel 1.2 menjelaskan permintaan mampu dipenuhi perusahaan karena jumlah produksi lebih besar dari permintaan pada tiap bulan, kecuali bulan April, Juni, September, dan Desember, dengan kapasitas produksi sebesar 300.000 dus tiap bulan. Akibatnya adalah persediaan akhir cenderung meningkat yang dapat dilihat pada Gambarar 1.2, dimana rata-rata nilai investasi persediaan produk sebesar Rp 155.656.775 dengan harga pokok produksi produk sebesar Rp 12.900 per dus, sehingga total persediaan 7,01% dari total produksi. Jika dibandingkan dengan safety stock yang telah ditetapkan perusahaan sebesar 8.400 dus, maka persediaan akhir lebih besar dari safety stock, kecuali bulan Januari dan Juni. Perusahaan juga memiliki persediaan yang melebihi 2 kali lipat dari safety stock yang telah ditetapkan pada bulan November dan Desember. Oleh sebab itu, persediaan perusahaan terhadap produk AMDK 240 ml dapat dinyatakan tinggi. Tetapi, persediaan yang tinggi dapat meningkatkan jumlah produk reject yang merugikan perusahaan yang dapat dilihat pada Tabel 1.2. Perusahaan juga memproduksi komponen dari produk AMDK 240 ml yang dijual ke perusahaan air mineral lainnya, berupa Cup PP-240 Reguler dan straw wraping. 1 dus AMDK 240 ml berisi 48 pcs AMDK-AYIA 240 ml, 1 lbr AYIA Karton 240 sebagai karton pembungkus produk, dan 0,5 m Lack Band 500 m sebagai perekat karton. Tetapi 1 pcs AMDK-AYIA 240 ml terdiri dari 1 pcs Cup PP-240 Reguler sebagai kemasan berbentuk gelas berukuran 240 ml, 1 pcs straw wraping sebagai pipet, 1 sheet AYIA LID CUP-240 sebagai label produk, dan 240 ml air. Selain itu, Resin PP Trelene HE 2.0 yang dibutuhkan untuk 4

membentuk 1 pcs Cup PP-240 Reguler dan straw wraping yaitu 2,8 gr dan 0,3 gr. Komponen dan material yang dibutuhkan untuk produksi AMDK 240 ml dapat dilihat melalui struktur produk pada Gambar 1.3. Sedangkan, data produksi Cup PP-240 Reguler dan straw wraping pada tahun 2016 dapat dilihat pada Tabel 1.3 dan Tabel 1.4 sebagai berikut. Gambar 1.3 Struktur Produk AMDK 240 ml Tabel 1.3 Data Produksi Cup PP-240 Reguler pada Tahun 2016 No Bulan Persediaan Awal Hasil Produksi Jumlah (pcs) Kebutuhan Produksi Penjualan Persediaan Akhir 1 Januari 1410090 8232950 8859235 0 783805 2 Februari 783805 9760795 8806325 0 1738275 3 Maret 1738275 9275365 8276675 0 2736965 4 April 2875180 7020255 7582520 0 2312915 5 Mei 2312915 9164925 9868870 0 1608970 6 Juni 1608970 7262035 6219180 0 2651825 7 Juli 2651825 6522945 7657925 0 1516845 8 Agustus 1516845 9269645 10060325 0 726165 9 September 726165 9364410 9462915 0 627660 10 Oktober 627660 9716135 8330850 1156760 856185 11 November 856185 8319685 7358505 486750 1330615 12 Desember 1330615 7411085 7194825 470250 1076625 Total 18438530 101320230 99678150 2113760 17966850 Rata-Rata 1536544,17 8443352,50 8306512,50 176146,67 1497237,50 Tabel 1.4 Data Produksi Straw Wraping pada Tahun 2016 No Bulan Persediaan Awal Hasil Produksi Jumlah (pcs) Kebutuhan Produksi Penjualan Persediaan Akhir 1 Januari 8409600 5798400 9024000 0 5184000 2 Februari 5337600 6248000 8620800 0 2964800 3 Maret 2964800 7280000 7244800 480000 2520000 4 April 2600000 8360000 6040000 320000 4600000 5 Mei 4600000 7600000 8600000 0 3600000 6 Juni 3600000 5400000 5320000 400000 3280000 7 Juli 3280000 8480000 6720000 600000 4440000 8 Agustus 4440000 8720000 8880000 0 4280000 9 September 4280000 8312000 9064000 1600000 1928000 10 Oktober 1928000 7008000 8248000 160000 528000 11 November 528000 8299200 8088000 0 739200 12 Desember 739200 7113600 6912000 96000 844800 Total 42707200 88619200 92761600 3656000 34908800 Rata-Rata 3558933,33 7384933,33 7730133,33 304666,67 2909066,67 Tabel 1.3 dan 1.4 menjelaskan perusahaan mampu memenuhi kebutuhan produksi dan penjualan terhadap Cup PP-240 Reguler dan straw wraping. Tetapi, berdasarkan wawancara dengan Kasi Produksi, informasi yang diketahui adalah 5

perusahaan menolak permintaan terhadap Cup PP-240 Reguler pada bulan Agustus dan September sebesar 1.062.650 pcs dan 1.216.845 pcs, sehingga perusahaan tidak melakukan penjualan. Hal tersebut disebabkan perusahaan takut jika permintaan dipenuhi, maka kebutuhan produksi tidak cukup sehingga proses produksi produk AMDK 240 ml menjadi terganggu. Kapasitas produksi Cup PPperusahaan tidak 240 Reguler dan straw wraping sebesar 13.440.000 pcs, tetapi memiliki safety stock terhadap kedua komponen tersebut. Berdasarkan penjelasan tersebut, perusahaan belum memiliki perencanaan kebutuhan material yang baik, karena perusahaan tidak mengetahui dengan baik kebutuhan yang diperlukan, baik untuk proses produksi perusahaan maupun permintaan perusahaan air mineral lainnya, serta safety stock belum ditetapkan oleh perusahaan. Persediaan akhir terhadap Cup PP-240 Reguler dan straw wraping cenderung tinggi pada tahun 2016. Cup PP-240 Reguler memiliki rata-rata nilai investasi persediaan komponen sebesar Rp 131.756.900 dengan harga pokok produksi sebesar Rp 88 per pcs. Sedangkan straw wraping memiliki rata-rata nilai investasi persediaan komponen sebesar Rp 24.145.253 dan hargaa pokok produksi sebesar Rp 8,3 per pcs. Berdasarkan penjelasan tersebut, perusahaan memiliki biaya persediaan yang tinggi akibat dari rata-rata nilai investasi persediaan juga tinggi. Grafik persediaan akhir terhadap Cup PP-240 Reguler dan straw wraping pada tahun 2016 padaa Gambar 1.4 di bawah ini. Gambar 1.4 Grafik Persediaan Akhir Cup PP-240 Reguler dan Straw Wraping pada Tahun 2016 6

Berdasarkan struktur produk pada Gambar 1.3, bahan baku yang digunakan dalam produksi Cup PP-240 Reguler dan straw wraping adalah Resin PP Trelene HE 2.0 atau bijih plastik. Resin PP Trelene HE 2.0 merupakan bahan baku utama dalam memproduksi AMDK 240 ml, selain bahan baku wajib berupa air. Tabel 1.5 menunjukkan data persediaan Resin PP Trelene HE 2.0 pada tahun 2016. Tabel 1.5 Data Persediaan Resin PP Trelene HE 2.0 pada Tahun 2016 No Bulan Persediaan Awal Jumlah (kg) Bahan Baku yang Diterima Kebutuhan Produksi Persediaan Akhir 1 Januari 19000 18000 26000 11000 2 Februari 11000 23000 29500 4500 3 Maret 4500 36000 28500 12000 4 April 12000 18000 26500 3500 5 Mei 3500 36000 30500 9000 6 Juni 9000 36000 18000 27000 7 Juli 27000 0 22500 4500 8 Agustus 4500 33000 32500 5000 9 September 5000 36000 28000 13000 10 Oktober 13000 18000 31000 0 11 November 0 36000 28000 8000 12 Desember 8000 36000 26000 18000 Total 116500 326000 327000 115500 Rata-rata 9708,33 27166,67 27250 9625 Berdasarkan pada Tabel 1.5, perusahaan menerima bahan baku dari supplier tiap bulan, kecuali bulan Juli. Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan, hal tersebut disebabkan oleh persediaan terhadap bahan baku Resin PP Trelene HE 2.0 pada bulan Juni telah dirasa cukup untuk memenuhi kebutuhan pada bulan Juli, sehingga perusahaan tidak melakukan pemesanan bahan baku. Sedangkan pada bulan November, initial inventory bahan baku Resin PP Trelene HE 2.0 tidak ada karena semua bahan baku digunakan dalam proses produksi pada bulan Oktober. Tetapi perusahaan juga mengalami kekosongan persediaan awal (initial inventory) pada bulan November yang disebabkan oleh seluruh bahan baku digunakan dalam proses produksi pada bulan Oktober. Rata-rata bahan baku yang diterima perusahaan dari supplier sebesar 27.166,67 kg dan rata-rata bahan baku yang digunakan untuk produksi sebesar 27.250 kg pada tahun 2016. Grafik persediaan akhir Resin PP Trelene HE 2.0 pada tahun 2016 dapat dilihat pada Gambar 1.4 7

Gambar 1.5 Grafik Persediaan Akhir Resin PP Trelene HE 2..0 pada Tahun 2016 Perusahaan memiliki jumlah persediaan Resin PP Trelene HE 2.0 yang berfluktuasi pada setiap bulan seperti pada Gambar 1.5. Persediaan tertinggi sebesar 27.000 kg pada bulan Juni, sedangkan terendah padaa bulan Oktober sebesar 0 kg. Persediaan bahan baku menyebabkan bertumpuknya nilai investasi persediaan bahan baku, dimana rata-rata nilai investasi persediaan bahan baku sebesar Rp 202.125..000 dengan harga beli bahan baku sebesar Rp 21.000/kg. Nilai investasi persediaan yang tinggi mengakibatkan pemborosan dalam pengelolaan perusahaan, karena investasi tersebut dapat digunakan untuk kebutuhan perusahaan lainnya atau disimpan sebagai keuntungan perusahaan. Berdasarkan penjelasan yang telah diuraikan, permasalahan yang terjadi adalah belum optimalnya pengelolaan persediaan perusahaan baik produk, komponen, dan bahan baku. Hal tersebut dapat dilihat dari persediaan yang cenderung tinggi sehingga terdapat perbedaan persediaan secara signifikan setiap bulan. Oleh karena itu, perusahaan membutuhkan perencanaan kebutuhan material pada proses produksi AMDK 240 ml. Perencanaan tersebut berguna agar perusahaan dapat memenuhi permintaan konsumen yaitu AMDK 240 ml yang merupakan permintaan tertinggi terhadap produk yang diproduksi perusahaan, sekaligus permintaann perusahaan air mineral lainnya berupa komponen yaitu Cup PP-240 Reguler dan straw wraping dengan total biaya persediaan yang minimum. 8

1.2 Perumusan Masalah Perumusan masalah pada penelitian ini adalah belum optimalnya pengelolaan persediaan bahan baku dan material yang dimiliki oleh perusahaan pada proses produksi AMDK 240 ml. 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini dilaksanakan adalah merencanakan kebutuhan material pada proses produksi AMDK 240 ml untuk meminimumkan total biaya persediaan. 1.4 Batasan Masalah Batasan masalah dalam penelitian perencanaan kebutuhan material pada proses produksi AMDK 240 ml adalah sebagai berikut : 1. Data yang digunakan untuk pengolahan data penelitian adalah data pada tahun 2016. 2. Produk yang merupakan subjek penelitian adalah AMDK 240 ml. 1.5 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan laporan penelitian ini secara umum adalah sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Bagian pendahuluan ini menjelaskan landasan awal dilakukan penelitian tentang perencanaan kebutuhan material pada proses produksi AMDK 240 ml. Bagian pendahuluan terdiri dari latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah, dan sistematika penelitian. BAB II LANDASAN TEORI Bagian ini berisi literatur-literatur relevan yang menjadi pedoman dalam penelitian ini dan dijadikan sebagai kerangka berpikir secara 9

BAB III BAB IV BAB V BAB VI teoritis dan landasan dalam pemecahan masalah. Teori-teori yang menjadi landasan secara umum adalah mengenai peramalan, jadwal induk produksi, perencanaan produksi, perencanaan kebutuhan material dan persediaan. METODOLOGI PENELITIAN Bagian ini berisi mengenai penjelasan langkah-langkah dan tahapantahapan yang dilakukan untuk menyelesaikan masalah yang ada dalam penelitian mengenai perencanaan kebutuhan material pada proses produksi AMDK 240 ml untuk meminimumkan total biaya persediaan. PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA Bagian ini berisi mengenai penjelasan tentang pengumpulan data yang diperlukan dalam pengolahan data yang akan dilakukan. Pengolahan data dilakukan sesuai dengan metode yang telah ditetapkan dalam merencanakan kebutuhan material pada proses produksi AMDK 240 ml untuk meminimumkan total biaya persediaan. ANALISIS Bagian ini berisi mengenai analisis dari hasil yang telah diperoleh dari hasil pengolahan data. KESIMPULAN DAN SARAN Bagian ini berisi tentang kesimpulan berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dan saran yang diperlukan untuk penelitian selanjutnya. 10