BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. bimbingan dan konseling oleh siswa di SMA Negeri 1 Telaga Biru Kabupaten

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan bimbingan dan konseling merupakan bagian yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. seyogyanya dilakukan oleh setiap tenaga pendidikan yang bertugas di

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kelompok sering dilakukan oleh guru bimbingan dan konseling terutama pada

BAB I PENDAHULUAN. memberikan bantuan kepada individu dalam menghadapi masalah dalam hidupnya. Bantuan itu

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang harus dilewati bagi setiap orang di Indonesia untuk dapat

wujud nyata penyelanggaraan layanan bimbingan dan konseling. Kegiatan bimbingan, yaitu bimbingan pribadi, bimbingan sosial, bimbingan belajar,

ARTIKEL ILMIAH PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR SISWA DI SMP NEGERI 16 KOTA JAMBI

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. DAFTAR ISI... iv. DAFTAR GAMBAR DAN TABEL... vii LANDASAN TEORITIS TENTANG PERANAN GURU BK

BAB I PENDAHULUAN. kenakalan remaja lainnya yang menyebabkan terhambatnya kreatifitas siswa.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan karena banyaknya siswa yang kurang disiplin di sekolah. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. Bimbingan dan konseling merupakan bagian penting dalam pelaksanaan

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan potensi yang dimiliki oleh masing-masing anak didik. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan aset masa depan bagi suatu bangsa. Remaja di ibaratkan

I. PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan suatu masa, dimana individu berjuang untuk tumbuh menjadi sesuatu,

BAB I PENDAHULUAN. Nasional pada pasal 1 ayat 6 yang menyatakan bahwa guru pembimbing sebagai

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal sekarang sudah merupakan bagian yang integral dan tidak

BAB I PENDAHULUAN. terhadap konseli, seperti pemikiran bahwa individu yang berurusan dengan guru. bimbingan dan konseling tersebut sedang bermasalah.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Sekolah didirikan untuk mengembang tugas mewujudkan inspirasiinspirasi

BAB I PENDAHULUAN. dan memerlukan bantuan guru pembimbing. Gunarsa (2002) mengemukakan

BAB I PENDAHULUAN. ini sejalan dengan fungsi dan tujuan pendidikan yang tertuang dalam Undangundang. Sisdiknas No 20 tahun 2003 pasal 3:

BAB IV ANALISIS DATA DAN HASIL PENELITIAN. pembimbing utama dan pembimbing kedua, kemudian dilanutkan dengan

ANGKET ANALISIS KEBUTUHAN SISWA

HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN FACEBOOK DENGAN PERILAKU SOSIAL SISWA (Studi di SMK Negeri 1 Ampana Kota) Nurhani 1 Muh. Mansyur Thalib Ridwan Syahran

BAB IV ANALISIS PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM PEMBINAAN KEDISIPLINAN SISWA DI SMP NEGERI 3 WARUNGASEM KABUPATEN BATANG

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tentang perilaku tanggung

BAB III METODE PENELITIAN. penyusunan dan seminar proposal skripsi, (3) pengumpulan data, (4) penulisan

BAB III METODE PENELITIAN. untuk menggambarkan tingkat kemandirian dan faktor-faktor yang mempengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi-potensinya agar mencapai pribadi yang bermutu. Sekolah

UPAYA MENINGKATKAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI LAYANAN PENGUASAAN KONTEN DENGAN TEKNIK MODELLING PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 8 TEBING TINGGI

BAB I PENDAHULUAN. mengatasi masalah-masalah yang timbul dalam kegiatan belajar siswa. Di sekolah

KONSELING INDIVIDUAL DI SMA NEGERI SEKOTA PONTIANAK TAHUN AJARAN 2015/2016

PERSEPSI PESERTA DIDIK TENTANG KETERAMPILAN KOMUNIKASI GURU BK DALAM KONSELING PERORANGAN

BAB II LANDASAN TEORI. Disiplin mempunyai makna yang luas dan berbeda beda, oleh karena itu. batasan lain apabila dibandingkan dengan ahli lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada prinsipnya sebagai makhluk sosial, antara individu yang satu dengan

BAB V PENUTUP. karir dengan contoh beragam pada masing-masing kategori. Kualifikasi

BAB III METODE PENELITIAN. Bagian ini menjelaskan langkah-langkah yang berkaitan dengan jenis

BAB I PENDAHULUAN. yaitu keluarga, masyarakat, sekolah dan kelompok sebaya.

LAYANAN KONSELING DI SEKOLAH (KONSEP & PRAKTIK)

BAB I PENDAHULUAN. moyang, teman teman, milik, uang dan lain lain. Kalau semuanya bagus, ia

BERBAGAI PENDEKATAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM SETTING SEKOLAH DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. profesionalitas dan sistem manajemen tenaga kependidikan serta pengembangan

ASSALAMU ALAIKUM WR.WB.

BAB I PENDAHULUAN. didik dalam mengembangkan potensinya. Hal ini didasarkan pada UU RI No

MASALAH-MASALAH YANG DIHADAPI PESERTA DIDIK DALAM PERENCANAAN KARIR DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PELAYANAN BIMBINGAN KARIR

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang terbagi ke dalam masing-masing aspek dan indikator. Skor masing-masing

Program BK Komprehensif. Instrumen Bimbingan dan Konseling. 07/04/2009. Mata Kuliah Instrumen dan Media BK 1

UPAYA GURU BK DALAM MENGEMBANGKAN HUBUNGAN SOSIAL PESERTA DIDIK DIKLAT DI SMA NEGERI 5 PADANG Oleh:

Upaya Guru Bimbingan dan Konseling Dalam Meningkatkan Kegiatan Belajar Peserta Didik

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Orang tua yang penuh perhatian tidak akan membiarkan anak untuk

BAB I PENDAHULUAN. studi, kerja, hobi atau aktivitas apapun adalah minat. Dengan tumbuhnya minat dalam

BAB I PENDAHULUAN. spiritual, moral, sosial, intelektual, fisik dan sebagainya. 1 Sekolah merupakan

BAB III METODE PENELITIAN. Kota Gorontalo. Penelitian Penerapan Pendidikan karakter pada kelas akselerasi di

BAB VI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan pada bab1.

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah memiliki tanggung jawab yang besar membantu siswa agar

PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN BELAJAR PESERTA DIDIK DI KELAS VIII SMP NEGERI 1 SUTERA JURNAL

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN II DI SMP NEGERI 7 SEMARANG TAHUN AJARAN 2012/ 2013

UPAYA MENINGKATKAN PERILAKU SOPAN SANTUN MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK SOSIODRAMA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Negeri I Kwandang yang guru BK- nya berjumlah 3 orang dan SMA Negeri II

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Remaja merupakan generasi penerus bangsa yang diharapkan dapat

BAB I PENDAHULUAN. karena terdapat penyimpangan perilaku dari berbagai aturan-aturan sosial ataupun

DAFTAR ISI. Halaman SAMPUL DALAM...i. PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI...ii. PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI...iii. MOTTO...iv.

EFEFEKTIFITAS LAYANAN INFROMASI DAMPAK NEGATIF PELANGGARAN DISIPLIN DISERTAI MEDIA SPANDUK TERGADAP PENGEMBANGAN DISIPLIN SISWA SMP NEGERI 15 PALU

keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar.

BAB III PENYAJIAN DATA. A. Pengaruh Tayangan Kekerasan Dalam Film Kartun Terhadap. Perilaku Agresif Anak Di SDN 108 Bukit Raya Pekanbaru

HALAMAN PERSEMBAHAN...

ABSTRAK. : Identifikasi Karakteristik Pemilihan Karir Siswa Kelas XI Akuntansi SMK Negeri 2 Kota Jambi : Susiladevita : EA1D209035

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sekolah adalah lembaga formal tempat siswa menimba ilmu dalam

BAB I PENDAHULUAN. langsung, baik secara face to face maupun melalui media (telepon atau

Lampiran 1. Jenis Layanan Bimbingan dan Konseling. Jenis Layanan Bimbingan dan Konseling. Tugas Guru dan Pengawas (Depdiknas, 2009: 12-13) meliputi:

EFEKTIVITAS LAYANAN KONSELING KELOMPOK DALAM MENINGKATKAN PENYESUAIAN DIRI SISWA DI MTs. MUHAMMADIYAH 22 PADANGSIDIMPUAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB III PENYAJAN DATA

Lampiran 1. Pedoman Wawancara

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Guru Bimbingan pada dasarnya bertugas untuk mendidik dan memberi

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang dan Masalah. 1. Latar Belakang. Pendidikan pada hakekatnya merupakan suatu upaya menyiapkan manusia

BIMBINGAN DAN KONSELING

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pecandu narkoba di Lapas Wanita Kelas II.A Palembang.

ARTIKEL ILMIAH PARTISIPASI GURU PEMBIMBING DALAM MENDORONG MOTIVASI BELAJAR SISWA DI SMP NEGERI 16 KOTA JAMBI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masa dewasa awal adalah suatu masa dimana individu telah

BAB IV ANALISIS PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN BELAJAR SISWA DI MAN 2 PEKALONGAN

KORELASI ANTARA KEPRIBADIAN KONSELOR DENGAN PEMANFAATAN LAYANAN BIMBINGAN KONSELING PADA SMP NEGERI 1 PALANGKA RAYA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Desa Bulila Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo. PKBM Jabal Rahmah

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang berusaha menggambarkan lapangan sebagaimana adanya. terjadi, atau kecenderungan yang tengah terjadi.

BAB 5 SIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN. hasil-hasil yang diperoleh selama penelitian. Selain itu, terdapat saran untuk

BAB IV PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Goleman (1993), orang yang ber IQ tinggi, tetapi karena

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. dasar pertimbangan bahwa di sekolah tersebut terdapat siswa-siswi yang masih

I. PENDAHULUAN. menjadi kegiatan pokok bagi setiap manusia beradap. Berhasil atau tidaknya

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III PENYAJIAN DATA. Dalam penyajian data penulis akan menggunakan metode kuantitatif

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berbicara tentang siswa sangat menarik karena siswa berada dalam kategori

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Persepsi Siswa tentang Pelaksanaan Bimbingan Karir

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. Berdasarkan hasil pembahasan dan analisis data pada bab IV dapat ditarik

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application

BAB I PENDAHULUAN. Pegawai. Kesadaran Pegawai diperlukan dengan mematuhi peraturan-peraturan yang

Transkripsi:

41 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Hasil Peneltian Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tentang pemanfaatan layanan bimbingan dan konseling oleh siswa di SMA Negeri 1 Telaga Biru Kabupaten Gorontalo. Berikut ini dipaparkan hasil analisis angket, wawancara, dan observasi. A. Analisis Hasil Angket Siswa Tabel 1 : Siswa Mengikuti Layanan Bimbingan dan Konseling Secara Sukarela 1 Sangat Setuju 2 5% 2 Setuju 2 5% 3 Tidak Setuju 5 12% 4 Sangat Tidak Setuju 32 78% setuju sebanyak 5%, setuju sebanyak 5%, tidak setuju sebanyak 12%, sangat tidak setuju sebanyak 78%. Hal ini berarti siswa mengikuti layanan bimbingan dan konseling secara sukarela 10% sedangkan siswa yang tidak secara sukarela mengikuti layanan bimbingan dan konseling 90%.

42 Tabel 2 : Siswa Mengikuti Layanan Bimbingan dan Konseling Atas Dasar Kesadaran Sendiri 1 Sangat Setuju 3 7% 2 Setuju 4 10% 3 Tidak Setuju 5 12% 4 Sangat Tidak Setuju 29 71% setuju sebanyak 7%, setuju sebanyak 10%, tidak setuju sebanyak 12%, sangat tidak setuju sebanyak 71%, hal ini berarti siswa yang mengikuti layanan bimbingan dan konseling atas dasar kesadaran sendiri 17%. sedangkan siswa yang mengikuti layanan bimbingan dan konseling tanpa kesadaran diri sendiri 83% Tabel 3 : Siswa Mengikuti Layanan Bimbingan dan Konseling Atas Dasar Dorongan Orang Lain 1 Sangat Setuju 35 85% 2 Setuju 2 4% 3 Tidak Setuju 2 4% 4 Sangat Tidak Setuju 2 4% setuju sebanyak 85%, setuju sebanyak 4%, tidak setuju sebanyak 4%, sangat tidak setuju sebanyak 4%. Hal ini berarti siswa yang memanfaatkan layanan bimbingan

43 dan konseling atas dasar dorongan orang lain 89% sedangkan siswa yang memanfaatkan layanan bimbingan dan konseling tanpa dorongan orang lain 8%. Tabel 4 : Siswa Mengikuti Layanan Bimbingan dan Konseling Karena Dipaksa Oleh Guru 1 Sangat Setuju 30 73% 2 Setuju 5 13% 3 Tidak Setuju 3 7% 4 Sangat Tidak Setuju 3 7% setuju sebanyak 73%, setuju sebanyak 13%, tidak setuju sebanyak 7%, sangat tidak setuju sebanyak 7%. Hal ini berarti siswa yang mengikuti layanan bimbingan dan konseling atas dasar paksaan oleh guru 86% sedangkan siswa yang mengikuti layanan bimbingan dan konseling tanpa paksaan oleh guru 14%. Berdasarkan indikator rekapitulasi persentase alasan siswa memanfaatkan layanan bimbingan dan konseling maka diperoleh item soal sebagai berikut : Tabel 5 : Rekapitulasi Indikator Alasan Siswa Memanfaatkan Layanan Bimbingan dan Konseling secara sukarela Persentase Item Kategori Rata-Rata 1 2 3 4 Baik 10% 17% 8% 14% 13% Tidak Baik 90% 83% 89% 86% 87%

44 Jadi dapat disimpulkan bahwa siswa yang memanfaatkan layanan bimbingan dan konseling secara sukarela sebanyak 13%, sedangkan siswa yang tidak memanfaatkan layanan bimbingan dan konseling secara sukarela sebanyak 87%, Tabel 6 : Siswa Lebih Senang Meninggalkan Kelas Pada Saat Proses Layanan Bimbingan dan Konseling Berlangsung 1 Sangat Setuju 27 66% 2 Setuju 7 17% 3 Tidak Setuju 3 7% 4 Sangat Tidak Setuju 4 10% setuju sebanyak 66%, setuju sebanyak 17%, tidak setuju sebanyak 7%, sangat tidak setuju sebanyak 10%. Hal ini berarti siswa yang lebih senang meninggalkan kelas pada saat proses layanan bimbingan dan konseling berlangsung 83% sedangkan siswa yang tidak meninggalkan kelas pada saat proses layanan bimbingan dan konseling berlangsung 17%. Tabel 7 : Apabila Ada Kegiatan Layanan Bimbingan dan Konseling Maka Saya Memilih Untuk Kekantin Saja 1 Sangat Setuju 5 13% 2 Setuju 30 73% 3 Tidak Setuju 3 7% 4 Sangat Tidak Setuju 3 7%

45 setuju sebanyak 13%, setuju sebanyak 73%, tidak setuju sebanyak 7%, sangat tidak setuju sebanyak 7%. Hal ini berarti siswa lebih suka memilih ke kantin dari pada mengikuti layanan bimbingan dan konseling 86% sedangkan siswa yang memilih untuk mengikuti kegiatan layanan bimbingan dan konseling 14%. Tabel 8 : Siswa Mengikuti Proses Kegiatan Layanan Bimbingan dan Konseling Dengan Bersunguh-sungguh 1 Sangat Setuju 3 7% 2 Setuju 15 37% 3 Tidak Setuju 15 37% 4 Sangat Tidak Setuju 8 19% setuju sebanyak 7%, setuju sebanyak 37%, tidak setuju sebanyak 37%, sangat tidak setuju sebanyak 19%. Hal ini berarti siswa mengikuti proses kegiatan layanan bimbingan dan konseling dengan bersungguh-sungguh 44% sedangkan siswa yang tidak bersungguh-sungguh mengikuti proses kegiatan layanan bimbingan dan konseling 56%.

46 Tabel 9 : Dalam Kegiatan Layanan Bimbingan dan Konseling Saya Lebih Mudah Mengungkapkan Masalah yang Dialami 1 Sangat Setuju 25 61% 2 Setuju 10 25% 3 Tidak Setuju 3 7% 4 Sangat Tidak Setuju 3 7% Hasil analisis dari tabel di atas adalah dari soal angket yang menyatakan dengan jumlah responden yang menyatakan sangat setuju sebanyak 61%, setuju sebanyak 25%, tidak setuju sebanyak 7%, sangat tidak setuju sebanyak 7%. Hal ini berarti siswa lebih mudah mengungkapkan masalah yang dialami dalam proses kegiatan layanan bimbingan dan konseling 86% sedangkan siswa yang belum mau mengungkapkan masalah yang dialami 14%. Tabel 10 : Siswa Mengharapkan Pemecahan Masalah yang Dihadapi Dari Kegiatan Layanan Bimbingan dan Konseling 1 Sangat Setuju 30 73% 2 Setuju 6 15% 3 Tidak Setuju 4 10% 4 Sangat Tidak Setuju 1 2% Hasil analisis dari tabel di atas adalah dari soal angket yang menyatakan dengan jumlah responden yang menyatakan sangat setuju sebanyak 73%, setuju sebanyak 15%, tidak setuju sebanyak 10%, sangat tidak setuju sebanyak 2%. Hal

47 ini berarti siswa yang mengharapkan pemecahan masalah yang dihadapi dari kegiatan layanan bimbingan dan konseling 88% sedangkan siswa yang tidak mengharapkan pemecahan masalah yang dihadapi dari kegiatan layanan bimbingan dan konseling 12%. Rekapitulasi persentase kehadiran siswa memanfaatkan layanan bimbingan dan konseling sebagai berikut : Tabel 11 : Rekapitulasi Indikator Kehadiran Siswa Memanfaatkan Layanan Bimbingan dan Konseling. Persentase Item Kategori Rata-Rata 5 6 7 8 9 Baik 17% 14% 44% 86% 88% 50% Tidak Baik 83% 86% 56% 14% 12% 50% Jadi dapat disimpulkan siswa yang mengikuti proses kegiatan layanan bimbingan dan konseling dengan bersungguh-sungguh sebanyak 50%, sedangkan siswa lebih senang meninggalkan kelas pada saat proses kegiatan layanan bimbingan dan konseling berlangsung sebanyak 50%. Tabel 12 : Siswa Mengikuti Kegiatan Layanan Informasi dalam Satu Minggu Satu Kali 1 Sangat Setuju 3 7% 2 Setuju 4 10% 3 Tidak Setuju 9 22% 4 Sangat Tidak Setuju 25 61%

48 setuju sebanyak 7%, setuju sebanyak 10%, pernyataan tidak setuju sebanyak 12%, sangat tidak setuju sebanyak 71%. Hal ini berarti siswa kurang memanfaatkan kegiatan layanan informasi dalam bimbingan dan konseling 83% dan siswa memanfaatkan kegiatan layanan informasi dalam bimbingan dan konseling 17%. Tabel 13 : Siswa Mengikuti Kegiatan Layanan Orientasi Sebulan Satu Kali 1 Sangat Setuju 5 12% 2 Setuju 15 36% 3 Tidak Setuju 15 36% 4 Sangat Tidak Setuju 6 15% setuju sebanyak 12%, setuju sebanyak 36%, tidak setuju sebanyak 36%, sangat tidak setuju sebanyak 15%. Hal ini berarti siswa kurang memanfaatkan kegiatan layanan orientasi dalam bimbingan dan konseling 51% dan siswa memanfaatkan kegiatan layanan orientasi dalam bimbingan dan konseling 48%. Tabel 14 : Siswa Mengikuti Kegiatan Layanan Konseling Individual Atau Perorangan Satu Minggu Satu Kali 1 Sangat Setuju 3 7% 2 Setuju 10 25% 3 Tidak Setuju 25 61% 4 Sangat Tidak Setuju 3 7%

49 setuju sebanyak 7%, setuju sebanyak 25%, tidak setuju sebanyak 61%, sangat tidak setuju sebanyak 7%. Hal ini berarti siswa kurang memanfaatkan kegiatan layanan konseling individual dalam bimbingan dan konseling 68% dan siswa yang memanfaatkan kegiatan layanan konseling individual dalam bimbingan dan konseling 32%. Tabel 15 : Siswa Mengikuti Kegiatan Layanan Bimbingan Kelompok Satu Minggu Satu Kali 1 Sangat Setuju 4 10% 2 Setuju 3 7% 3 Tidak Setuju 7 17% 4 Sangat Tidak Setuju 27 66% setuju sebanyak 10%, setuju sebanyak 7%, tidak setuju sebanyak 17%, sangat tidak setuju sebanyak 66%. Hal ini berarti siswa kurang memanfaatkan kegiatan layanan bimbingan kelompok dalam bimbingan dan konseling 83% dan siswa memanfaatkan kegiatan layanan bimbingan kelompok dalam bimbingan dan konseling 17%.

50 Tabel 16 : Siswa Mengikuti Kegiatan Layanan Konseling Kelompok Satu Minggu Satu Kali 1 Sangat Setuju 3 7% 2 Setuju 9 22% 3 Tidak Setuju 4 10% 4 Sangat Tidak Setuju 25 61% setuju sebanyak 7%, setuju sebanyak 22%, tidak setuju sebanyak 10%, sangat tidak setuju sebanyak 61%. Hal ini berarti siswa kurang memanfaatkan kegiatan layanan konseling kelompok dalam bimbingan dan konseling 71% dan siswa memanfaatkan kegiatan layanan konseling kelompok dalam bimbingan dan konseling 29%. Tabel 17 : Siswa Mengikuti Kegiatan Layanan Penguasan Konten Satu Minggu Satu Kali 1 Sangat Setuju 2 4% 2 Setuju 2 4% 3 Tidak Setuju 2 4% 4 Sangat Tidak Setuju 35 85% Hasil analisis dari tabel diatas adalah dari soal angket yang menyatakan dengan jumlah responden yang menyatakan sangat setuju sebanyak 4%, setuju sebanyak 4%, tidak setuju sebanyak 4%, sangat tidak setuju sebanyak 85%. Hal

51 ini berarti siswa kurang memanfaatkan kegiatan layanan penguasaan konten dalam bimbingan dan konseling 89% dan siswa memanfaatkan kegiatan layanan penguasaan konten dalam bimbingan dan konseling 8%. Berdasarkan indikator rekapitulasi persentase frekuensi pemanfaatan layanan bimbingan dan konseling maka diperoleh data sebagai berikut : Tabel 18 : Rekapitulasi Indikator Frekuensi Pemanfaatan Layanan Bimbingan dan Konseling Persentase Item Kategori Rata-Rata 10 11 12 13 14 15 Baik 17% 48% 32% 17% 29% 8% 26% Tidak Baik 83% 51% 68% 83% 71% 89% 74% Jadi dapat disimpulkan bahwa siswa yang memanfaatkan kegiatan layanan bimbingan dan konseling sebanyak 26%, sedangkan siswa yang kurang memanfaatkan kegiatan layanan bimbingan dan konseling sebanyak 74%. B. Analisis Wawancara Berikut dipaparkan hasil wawancara yang dilakukan dengan guru bimbingan konseling : 1. Apakah ada siswa yang datang mengikuti layanan bimbingan dan konseling secara sukarela? Tidak ada bu, siswa yang datang ke ruangan bimbingan dan konseling itu karena diundang oleh guru BK berkaitan dengan masalah yang dialami seperti sering bolos dan berkelahi dengan teman.

52 2. Apakah ada siswa yang datang dengan keadaan terpaksa hadir dalam kegiatan layanan bimbingan dan konseling? Iya bu, ada siswa yang datang dengan keadaan terpaksa, apalagi kalau di undang karena ada masalah, kadang siswa tersebut sudah tidak mau masuk sekolah karena teringat akan masuk keruangan bimbingan dan konseling 3. Apakah ada siswa yang enggan mengungkapkan masalahnya kepada guru pembimbing? Ada bu, malah paling banyak siswa yang diajak untuk mengungkapkan masalah yang dihadapi tidak mau membicarakannya dengan guru BK 4. Berapa jumlah siswa yang mengikuti layanan bimbingan dan konseling setiap hari? Jumlah siswa yang mengikuti layanan bimbingan dan konseling setiap hari itu tidak ada bu 5. Apakah ada siswa yang hanya senang untuk berbincang-bincang tanpa menyelesaikan masalahnya? Iya bu, banyak siswa hanya senang berbincang-bincang tentang hal-hal yang tidak perlu untuk dibicarakan. 4.2 Pembahasan Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan guru bimbingan konseling tentang pemanfaatan layanan bimbingan dan konseling oleh siswa di SMA Negeri 1 Telaga Biru Kabupaten Gorontalo masih terdapat 87% siswa yang belum memanfaatkan layanan bimbingan dan konseling secara sukarela, Siswa yang datang ke ruangan BK itu karena diundang oleh guru berkaitan dengan

53 masalah yang dialami seperti bolos dan berkelahi dengan teman, siswa yang masih enggan mengungkapkan masalahnya kepada guru pembimbing malah paling banyak siswa yang diajak untuk mengungkapkan masalahnya yang dihadapi tidak mau membicarakannya dengan guru BK, siswa yang masuk keruangan BK hanya senang berbincang-bincang tentang hal-hal yang tidak diperlukan. Melihat dari analisis di atas ditarik kesimpulan bahwa kebanyakan siswa menilai bahwa layanan bimbingan konseling itu hanya untuk mengatasi siswa yang bermasalah saja, dan bahkan masih ada siswa yang beranggapan BK adalah polisi sekolah yang harus menjaga dan mempertahankan tata tertib, disiplin dan keamanan di sekolah. Hasil pengolahan data tentang pemanfaatan layanan bimbingan dan konseling oleh siswa di SMA Negeri 1 Telaga Biru kabupaten Gorontalo ditemukan : 4.2.1 Alasan Siswa Memanfaatkan Layanan Bimbingan dan Konseling Layanan bimbingan dan konseling adalah layanan yang disediakan sekolah untuk peserta didik guna mengatasi permasalahn yang sedang dihadapi, sehingga tidak menghambat perkembangan diri peserta didik. Anggapan bahwa ruang bimbingan dan konseling sangatlah menyeramkan menjadi permasalahan utama yang dapat mengahambat jalannya layanan bimbingan konseling di sekolah, karena hal ini merupakan permasalahan pokok yang membawa pemahaman mengenai apa sebenarnya fungsi dari adanya layanan BK di sekolah dan mempengaruhi anggapan siswa yang membuatnya enggan untuk mengunjungi

54 ruang bimbingan konseling, akibatnya layanan bimbingan konseling di sekolah tidak bisa berjalan secara optimal. Berdasarkan hasil pengolahan data yang diperoleh, siswa memanfaatkan layanan bimbingan dan konseling tidak secara sukarela hingga mencapai 87%. Hal ini searah dengan pemanfaatan layanan bimbingan dan konseling menurut Willis (2009:116) siswa yang merasa mengalami kesulitan diharapkan punya kesadaran diri untuk memanfaatkan layanan bimbingan dan konseling dengan sukarela. Namun walaupun siswa datang secara sukarela jika pembimbing kurang terampil, kurang bersahabat maka siswa tersebut akan kecewa. 4.2.2 Kehadiran Siswa Berdasarkan hasil pengolahan data yang diperoleh, apabila ada kegiatan layanan bimbingan dan konseling maka siswa lebih senang meninggalkan kelas pada saat proses kegiatan layanan bimbingan dan konseling berlangsung hingga mencapai 50%, hal ini perlu mendapat perhatian khusus bagi guru BK, karena guru BK sebagai salah satu penanggung jawab dalam mengatasi permasalahan siswa. menurut Shertzre and Stone (dalam Willis 2009:111) mengemukakan bahwa keberhasilan dan kegagalan proses konseling ditentukan oleh tiga hal yaitu kepribadian siswa, harapan siswa, dan pengalaman pendidikan siswa. Menurut keterangan dari guru bimbingan dan konseling melalui wawancara sebagai kegiatan pendukung bahwa siswa yang mengikuti layanan bimbingan dan konseling itu, karena di undang oleh guru BK berkaitan dengan masalah yang dialami seperti sering bolos, dan berkelahi dengan teman. Ada yang datang dengan keadaan terpaksa hadir dalam kegiatan layanan BK apalagi kalau

55 diundang karena ada masalah, kadang siswa tersebut tidak mau masuk sekolah karena teringat akan masuk keruangan BK, malah paling banyak siswa yang diajak untuk mengungkapkan masalah yang dihadapi tidak mau membicarakannya dengan guru BK. Hubungan guru bimbingan dan konseling dengan siswa lebih baik dan bermakna apabila guru bimbingan dan konseling dapat mewujudkan harapan siswa dengan cara memecahkan masalah pribadi yang dialaminya tidak dibeberkan kepada orang lain. Sehingga siswa dapat memanfaatkan layanan bimbingan dan konseling. 4.2.3 Frekuensi Pemanfaatan Berdasarkan hasil pengolahan data yang diperoleh, siswa kurang mendapatkan kegiatan layanan bimbingan dan konseling hingga mencapai 74%. Karena layanan bimbingan dan konseling dapat dijadikan program layanan Bimbingan dan Konseling di sekolah baik itu program tahunan maupun program harian yang merupakan wujud dari kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah sehingga dapat menarik perhatian siswa. Menurut Tohirin (2007:141) dalam kegiatan layanan BK ada sembilan layanan yang dapat dilaksanakan oleh guru BK. Sembilan layanan itu meliputi : (1) orientasi (2) informasi (3) penempatan dan penyaluran (4) penguasan konten (5) layana konseling perorangan (6) layanan bimbingan kelompok (7) layana konseling kelompok (8) konsultasi dan mediasi. hal ini harus menjadi acuan bagi guru bimbingan konseling untuk memperbaiki program pelayanannya menyangkut layanan. Karena layanan bimbingan konseling merupakan kegiatan utama yang harus dilaksanakan oleh guru BK.