Lampiran 1. Tatacara analisis kimia limbah tanaman jagung. Kadar Air (%) = (W1-W2) x 100% W1. Kadar Abu (%) = (C-A) x 100% B

dokumen-dokumen yang mirip
Lampiran 1. Tatacara karakterisasi limbah tanaman jagung

Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C

Lampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu. Kadar Abu (%) = (C A) x 100 % B

Lampiran 1.Diagram alir penelitian proses produksi bioetanol dari hidrolisat fraksi selulosa pod kakao

Lampiran 1. Prosedur Analisa Karakteristik Tepung Empulur Sagu

Lampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu 1. Analisis Kadar Air (AOAC, 1995)

dimana a = bobot sampel awal (g); dan b = bobot abu (g)

Lampiran 1. Prosedur Analisis

Lampiran 1. Analisis Kadar Pati Dengan Metode Luff Schroll (AOAC, 1995)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. waterbath, set alat sentrifugase, set alat Kjedalh, AAS, oven dan autoklap, ph

Kadar protein (%) = (ml H 2 SO 4 ml blanko) x N x x 6.25 x 100 % bobot awal sampel (g) Keterangan : N = Normalitas H 2 SO 4

Bab III Bahan dan Metode

Lampiran 1. Prosedur Analisis Pati Sagu

Lampiran 1. Penentuan kadar ADF (Acid Detergent Fiber) (Apriyantono et al., 1989)

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini digunakan berbagai jenis alat antara lain berbagai

Kadar air % a b x 100% Keterangan : a = bobot awal contoh (gram) b = bobot akhir contoh (gram) w1 w2 w. Kadar abu

II. METODOLOGI C. BAHAN DAN ALAT

3. METODOLOGI PENELITIAN

Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI )

BAB III METODE PENELITIAN. lengkap (RAL) pola faktorial yang terdiri dari 2 faktor. Faktor pertama adalah variasi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan bagan alir yang ditunjukkan pada gambar 3.1

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam pembuatan dan analisis kualitas keju cottage digunakan peralatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3. METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Tahapan Penelitian

METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia/Biokimia Hasil Pertanian

III. METODE PENELITIAN

APPENDIKS A PROSEDUR KERJA DAN ANALISA

BAB III METODE PENELITIAN

Lampiran 1 Formulir organoleptik

METODE PENGUJIAN. 1. Kadar Oksalat (SNI, 1992)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Alur penelitian ini seperti ditunjukkan pada diagram alir di bawah ini:

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Maret sampai bulan Agustus 2013 di

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Alat yang digunakan yaitu pengering kabinet, corong saring, beaker glass,

Lampiran 1. Prosedur analisis

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai Juni 2014 bertempat di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. hijau atau tauge. Nata yang dihasilkan kemudian diuji ketebalan, diukur persen

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Mei sampai dengan Agustus 2014, yang

III. METODOLOGI PENELITIAN

Lampiran 1. Prosedur Analisis

setelah pengeringan beku) lalu dimasukan ke dalam gelas tertutup dan ditambahkan enzim I dan enzim II masing-masing sebanyak 1 ml dan aquadest 8

LAMPIRAN. di panaskan. dan selama 15 menit. dituangkan dalam tabung reaksi. didiamkan dalam posisi miring hingga beku. inkubator

Lampiran 1. Prosedur analisis karakteristik kompos

Lampiran 1. Prosedur Fermentasi Onggok Singkong (Termodifikasi)

BAB III METODOLOGI A. Alat dan Bahan A.1Alat yang digunakan : - Timbangan - Blender - Panci perebus - Baskom - Gelas takar plastik - Pengaduk -

3. MATERI DAN METODE. Gambar 2. Alat Penggilingan Gabah Beras Merah. Gambar 3. Alat Penyosohan Beras Merah

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian,

BAB III METODE PENELITIAN. mengujikan L. plantarum dan L. fermentum terhadap silase rumput Kalanjana.

LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS

BAB III METODE PENELITIAN. Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Riset dan Standarisasi Industri Bandar

Lampiran 1. Prosedur Analisa Karakteristik Bumbu Pasta Ayam Goreng 1. Kadar Air (AOAC, 1995) Air yang dikeluarkan dari sampel dengan cara distilasi

Lampiran 1. Prosedur Analisis Rendemen Cookies Ubi Jalar Ungu. 1. Penentuan Nilai Rendemen (Muchtadi dan Sugiyono, 1992) :

BAB III METODOLOGI. Untuk lebih memudahkan prosedur kerja pembuatan crude papain dan

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

METODE. Materi. Rancangan

MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2015 dari survei sampai

MATERI DAN METODE. Daging Domba Daging domba yang digunakan dalam penelitian ini adalah daging domba bagian otot Longissimus thoracis et lumborum.

Lampiran 1. Gambar tanaman dan wortel. Tanaman wortel. Wortel

III METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Februari sampai Juni 2014 bertempat di

Peralatan dan Metoda

BAB III MATERI DAN METODE. Kimia dan Gizi Pangan, Departemen Pertanian, Fakultas Peternakan dan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Desember 2014 Mei 2015 di. Laboratorium Mikrobiologi FMIPA Universitas Lampung.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

BAB III BAHAN DAN METODE. Adapun alat yang digunakan dalam percobaan ini terdiri dari: - neraca analitik - Ohauss. alat destruksi Kjeldahl 250ml -

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Termasuk

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian,

Lampiran 1. Prosedur Analisis Kadar Protein Tahap Oksidasi 1. Sampel ditimbang sebanyak 0.5 gram dan dimasukkan ke dalam labu Kjeldahl. 2.

Lampiran 1. Kriteria penilaian beberapa sifat kimia tanah

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan selama bulan Mei hingga Agustus 2015 dan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Juli sampai September 2012,

III. METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS PROTEIN. Free Powerpoint Templates. Analisis Zat Gizi Teti Estiasih Page 1

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

3 METODOLOGI. 3.3 Metode Penelitian. 3.1 Waktu dan Tempat

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini sudah dilaksanakan dari bulan Februari sampai bulan Juli 2013 di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

c. Kadar Lemak (AOAC, 1995) Labu lemak yang ukurannya sesuai dengan alat ekstraksi Soxhlet

III. METODOLOGI. 1. Analisis Kualitatif Natrium Benzoat (AOAC B 1999) Persiapan Sampel

MATERI DAN METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian Jurusan

BAB III METODE PENELITIAN. selulosa Nata de Cassava terhadap pereaksi asetat anhidrida yaitu 1:4 dan 1:8

4. Total Soluble Carbohydrate (Metode Phenol-AsamSulfat)

LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS. A.1. Pengujian Daya Serap Air (Water Absorption Index) (Ganjyal et al., 2006; Shimelis el al., 2006)

LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April-Mei 2014 di Laboratorium

MATERI DAN METOD E Lokasi dan Waktu Materi Prosedur Penelitian Tahap Pertama

BAB III METODE PENELITIAN. laboratorium jurusan pendidikan biologi Universitas Negeri Gorontalo. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan suatu penelitian eksperimental yang dilakukan untuk

BAB III METODE PENELITIAN

Kadar air (%) = B 1 B 2 x 100 % B 1

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Penelitian

III. BAHAN DAN METODOLOGI PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian dan analisis proksimat kadar air, kadar protein, dan kadar lemak

Transkripsi:

LAMPIRAN

Lampiran 1. Tatacara analisis kimia limbah tanaman jagung a. Analisis Kadar Air (SNI 01-2891-1992) Cawan alumunium yang telah dikeringkan dan diketahui bobotnya diisi sebanyak 2 g sampel lalu ditimbang (W1) kemudian dimasukkan ke dalam oven suhu 105 0 C selama 1-2 jam. Cawan alumunium dan sampel yang telah dikeringkan dimasukkan ke dalam desikator kemudian ditimbang. Ulangi pemanasan sampel sampai dicapai bobot konstan (W2). Sisa contoh dihitung sebagai total padatan dan air yang hilang sebagai kadar air. b. Kadar Abu (AOAC, 1995) Kadar Air (%) = (W1-W2) x 100% W1 Sebanyak 2 g contoh ditimbang dalam cawan porselin yang telah diketahui bobotnya (A), kemudian diarangkan dengan menggunakan pemanas bunsen hingga tidak mengeluarkan asap lagi. Cawan porselin berisi contoh (B) yang sudah diarangkan kemudian dimasukkan ke dalam tanur bersuhu 600 0 C selama 2 jam untuk mengubah arang menjadi abu (C). Cawan porselin berisi abu didinginkan dalam desikator dan ditimbang hingga mencapai bobot tetap. c. Kadar Protein (AOAC, 1995) Kadar Abu (%) = (C-A) x 100% B Sebanyak 0.1 g contoh dimasukkan ke dalam labu kjeldahl lalu ditambahkan 2.5 ml H 2 SO 4 pekat, 1 g katalis dan beberapa butir batu didih. Larutan didestruksi hingga menghasilkan larutan jernih kemudian didinginkan. Larutan hasil destruksi dipindahkan ke alat destilasi dan ditambahkan 15 ml NaOH 50%. Labu erlenmeyer yang berisi 25 ml HCl 0.02 N dan 2-4 tetes indikator mengsel (campuran metil merah 0.02% dalam alkohol dan metil biru 0.02% dalam alkohol (2:1)) diletakkan dibawah kondensor. Ujung tabung kondensor harus terendam dalam larutan HCl. Destilasi dilakukan sampai volume larutan dalam erlenmeyer mencapai 2 kali volume awal. Ujung kondensor dibilas dengan akuades (ditampung dalam erlenmeyer). Larutan yang berada dalam erlenmeyer dititrasi dengan NaOH 0.02 N hingga diperoleh perubahan warna dari hijau menjadi ungu. Setelah itu dilakukan pula penetapan blanko. Kadar protein kasar = (A-B) x N x 0.014 x 6.25 x 100% W Keterangan : A = ml NaOH untuk titrasi blanko N = normalitas NaOH d. Kadar Lemak (AOAC, 1995) B = ml NaOH untuk titrasi contoh W = bobot contoh (g) Sebanyak 2 g contoh bebas air diekstraksi dengan pelarut organik heksan dalam alat soxlet selama 6 jam. Contoh hasil ekstraksi diuapkan dengan cara diangin-anginkan dan dikeringkan dalam oven bersuhu 105 0 C. Contoh didinginkan dalam desikator dan ditimbang hingga diperoleh bobot tetap. e. Kadar Serat Kasar (AOAC, 1995) Kadar lemak = bobot lemak x 10 bobot contoh Sebanyak 2 g contoh dimasukkan ke dalam erlenmeyer 500 ml dan ditambahkan 100 ml H 2 SO 4 0.325 N. Kemudian dihidrolisis dalam otoklaf selama 15 menit pada suhu 105 0 C dan didinginkan serta ditambahkan NaOH 1.25 N sebanyak 50 ml. Kemudian dilakukan hidrolisis kembali dalam otoklaf

selama 15 menit. Contoh disaring dengan kertas saring yang telah dikeringkan dan diketahui bobotnya. Kertas saring tersebut dicuci berturut-turut dengan air panas, 25 ml H 2 SO 4 0.325 N lalu dengan air panas dan terakhir menggunakan aceton atau alkohol 25 ml. Kertas saring tersebut dikeringkan dalam oven bersuhu 105 0 C selama 1 jam dan dilanjutkan sampai bobotnya tetap. Kadar serat ditentukan dengan rumus : Kadar serat kasar (%) = A B x 100% C Keterangan : A = bobot residu serat dalam kertas saring (g) C = bobot bahan awal (g) B = bobot kertas saring kering (g) f. Kadar Karbohidrat (By Difference) Kadar karbohidrat dihitung dengan rumus sebagai berikut : Kadar Karbohidrat (%) = 100% - (A + B + C + D+E) Keterangan : A = Kadar Abu B = Kadar Protein C = Kadar Lemak D = Kadar Air E = Kadar Serat Kasar

Lampiran 2. Tatacara karakterisasi limbah tanaman jagung (Konversi Biomaterial-LIPI) Biomassa-UPT a. Kadar Air Cawan kosong (ukuran medium) diletakkan dalam oven sehari atau minimal 3 jam sebelum pengujian. Masukkan cawan kosong tersebut dalam desikator sekitar 30 menit. Cawan kosong tersebut ditimbang. Bahan masing-masing ditimbang 2 gram ke dalam cawan. Masukkan cawan yang telah berisi bahan ke dalam oven 105 o C selama 16-24 jam. Pindahkan menggunakan penjepit ke desikator untuk didinginkan selama 30 menit. Cawan berisi bahan tersebut ditimbang. b. Kadar Bahan Ekstraktif Kadar air% (bk) = (berat awal sampel berat sampel akhir) x 100 berat sampel awal Labu didih ukuran 250 ml disiapkan dalam oven (105 o C) atau minimal 3 jam sebelum pengujian. Masukkan labu kosong tersebut dalam desikator sekitar 30 menit. Labu kosong tersebut ditimbang. Keran air dicek menyala atau tidak sebagai pendingin sokhlet. Siapkan kertas saring segi empat (sebagai kokon), tali pengikat, gunting, kapas, dan pensil 2B. Masukkan bagas masing-masing sebanyak 3 gram (berat kering oven) ke dalam kokon, tutup dengan kapas dan ikat dengan tali, kemudian tuliskan kode sampel pada kokon menggunakan pensil 2B. Kokon dipasangkan pemberat yaitu magnetic stirer. Masukkan kokon pada perangkat sokhlet dan tuang pelarut alkohol-benzene (1:2) sebanyak sekitar 2/3 isi labu didih. Ekstraksi selama 6 jam pada suhu sekitar 90 o C (set angka 50 pada hot plate), keluarkan kokon dari sokhlet, masukkan ke oven 105 o C semalam. Masukkan kembali pelarut dalam wadahnya, sementara labu yang berisi hanya zat ekstraktif di dalam oven 105 o C, keringkan semalam. Masukkan labu yang berisi zat ekstraktif ke desikator selama 30 menit, kemudian timbang. Catatan : sampel yang telah bebas ekstraktif dipisahkan untuk uji klason lignin dan holoselulosa. c. Klason Lignin Siapkan gelas filter IG3 kosong dan cawan ukuran kecil dalam oven sehari atau minimal 3 jam sebelum pengujian. Masukkan gelas IG3 kosong dan cawan tersebut dalam desikator sekitar 30 menit. Timbang gelas IG3 kosong tersebut, sedangkan cawan digunakan untuk mengukur kadar air bagas bebas ekstraktif (lihat prosedur pengukuran kadar air, namun berat bagas diganti hanya 0,5 gram). Siapkan labu takar ukuran 50 ml untuk membuat larutan H 2 SO 4 72%. Masukkan bagas bebas ekstrakif sebanyak 0.5 gram kering ke dalam beaker glass ukuran 50 ml. Selanjutnya masukkan 7.5 ml H 2 SO 4 72%. Diaduk sesekali (dapat digunakan dengan menggunakan magnetic stirer dan memasang angka 10 pada stirer plate) selama 4 jam pada suhu kamar (dilakukan dengan menuangkan air sebelum pengadukan sekitar beaker glass yang telah disangga cawan petri), masukkan bagas yang telah diaduk selama 4 jam tersebut ke dalam erlenmeyer ukuran 300 ml. Tambahkan masing-masing 280 ml akuades ke dalam erlenmeyer. Tutup erlenmeyer dengan alumunium foil rangkap dua dan diautoklaf 121 o C selama 15 menit (pada autoklaf pasang timer +20, sehingga menjadi 35). Saring langsung dengan gelas filter IG3. Cuci dengan air panas masing-masing 100 ml. Keringkan gelas IG3 yang telah berisi filtrat pada suhu 105 o C selama 16-24 jam. Dinginkan dalam desikator selama 30 menit kemudian ditimbang. Catatan : Pembuatan H 2 SO 4 72% yaitu tuangkan 37.89 ml H 2 SO 4 95% ke dalam labu takar 50 ml, kemudian secara perlahan tambahkan akuades sampai tanda tera. d. Holoselulosa Siapkan gelas filter IG3 kosong dan cawan ukuran kecil dalam oven sehari atau minimal 3 jam sebelum pengujian. Masukkan gelas IG3 kosong dan cawan tersebut dalam desikator sekitar 30 menit. Timbang gelas IG3 kosong tersebut. Masukkan bagas ekstraktif sebanyak 1.5 gram kering ke dalam erlenmeyer 100 ml. Kemudian masukkan masing-masing 90 ml akuades, 2.4 ml NaClO 2, 25% dan 0.12 ml asam asetat glasial 100%. Tutup dengan plastik tahan panas kemudian alumunium foil rangkap, panaskan dalam waterbath selama 1 jam (gunakan masker udara). Kemudian tanpa

menunggu dingin tambahkan masing-masing 2.4 ml NaClO 2 25% dan 0.12 ml asam asetat glasial 100% berulang-ulang setiap jam sampai serbuk bagas berwarna putih (untuk TKKS 2 x penambahan, untuk hardwood 3x penambahan, untuk softwood 2x penambahan). Serbuk bagas yang telah menjadi putih segera dimasukkan ke dalam gelas filter IG3 sambil divakum, sementara menunggu penyaringan siapkan nampan yang telah diberi es batu dan air untuk memadamkan erlenmeyer yang belum disaring. Cuci dengan air dingin 250 ml pada setiap bagas. Bilas dengan aseton. Keringkan gelas filter IG3 yang telah berisi filter pada suhu 105 o C selama 16-24 jam. Dinginkan dalam desikator selama 30 menit kemudian timbang. Catatan : Hasil penyaringan holoselulosa siap digunakan untuk persiapan kadar alfaselulosa. e. Alfaselulosa Siapkan gelas filter IG3 kosong dan cawan ukuran kecil dalam oven sehari atau minimal 3 jam sebelum pengujian. Masukkan gelas IG3 kosong dan cawan tersebut dalam desikator sekitar 30 menit. Timbang gelas IG3 kosong tersebut. Timbang 2 labu takar 100 ml untuk membuat larutan NaOH 17.5%. Letakkan di atas cawan penyangga yang telah dituang air di stirer plate yang dipasang pada angka 10 selama 30 menit. Tambahkan maing-masing 12.5 ml akuades, biarkan selama 5 menit. Saring menggunakan gelas filter IG3. Cuci dengan akuades selama sekitar 3 menit. Cuci dengan 20 ml asam asetat glasial 10%. Cuci masing-masing dengan 500 ml air panas. Keringkan glass filter IG3 yang telah berisi filter pada suhu 105 o C selama 16-24 jam. Dinginkan dalam desikator selama 30 menit kemudian ditimbang. Catatan : Pembuatan NaOH 17.5% : larutkan 17.5 gram NaOH pure pellets ke dalam labu takar 100 ml dengan akuades sampai tanda tera. Pembuatan asam asetat 10% : larutkan 10 ml asam asetat glasial 100% ke dalam labu takar 100 ml dengan akuades sampai tanda tera.

Lampiran 3. Diagram alir perlakuan awal Limbah tanaman jagung (40 mesh) + air (1:5 (b/v)) Ca(OH) 2 7,3% (b/b) Delignifikasi (1jam, 74,6 0 C) Air + Lignin Air Pencucian dan Penyaringan Air cucian +Lignin Limbah tanaman jagung hasil delignifikasi Limbah tanaman jagung hasil delignifikasi + air (1:5 (b/v)) Hidrotehermal I (1jam, 121 0 C) Air + wax Air Pencucian dan Penyaringan Air cucian + wax Limbah tanaman jagung hasil hidrothermal I Limbah tanaman jagung hasil hidrothermal I + air (1:5 (b/v)) Hidrothermal II (20 menit, 180 0 C) Cairan hasil hidrothermal II Air Pencucian dan Penyaringan Air cucian Limbah tanaman jagung hasil hidrothermal II

Lampiran 4. Tatacara analisis parameter fermentasi a. Total Biomassa (Hartoto, 1992) Sebanyak 1.5 ml sampel dimasukkan ke dalam tabung eppendorf yang telah diketahui bobot awalnya. Setelah itu sampel disentrifugasi pada kecepatan 13,000 rpm selama 5 menit. Kemudian dilakukan pemisahan antara supernatan dengan biomassanya. Tabung eppendorf yang telah berisi biomassa dimasukkan aquades steril sebanyak 1.5 ml kemudian dilakukan sentrifugasi kembali. Pemisahan aquades dan biomassa dilakukan, kemudian tabung eppendorft yang berisi biomassa dikeringkan pada suhu 50 o C selama 24 jam. Bobot kering biomassa adalah bobot tabung yang berisi biomassa yang telah dikeringkan dikurangi dengan bobot awal tabung. b. Kadar Etanol Bobot sel kering (g/l) = bobot biomasssa kering (g) volume sampel (l) Pengukuran kadar etanol sampel dilakukan menggunakan GC (Gas Chromatography). Penentuan dilakukan dengan membandingkan waktu retensi sampel dengan waktu retensi standard etanol. Standard etanol yang diinjeksikan dengan konsentrasi 99.8% (v/v). Kadar etanol yang terdapat dalam sampel dihitung dengan menggunakan persamaan berikut : Kadar etanol = Luas area sampel x [standard] Luas area standard c. Penetapan Gula Total Metode Fenol H 2 SO 4 (Dubois et al, 1956) Sebelum melakukan pengujian sampel maka perlu diketahui kurva baku fenol yang digunakan. Pembuatan kurva baku mengandung 0, 10, 20, 30, 40 dan 60 ppm glukosa masing-masing dimasukkan ke dalam tabung reaksi, ditambahkan 5 ml larutan fenol 5 persen dan dikocok. Kemudian 5 ml asam sulfat pekat ditambahkan dengan cepat. Biarkan selama 15 menit. Absorbansinya diukur pada 490 nm. Pengujian sampel sama dengan pembuatan kurva baku fenol hanya 2 ml larutan glukosa diganti dengan 2 ml sampel. d. Penetapan Gula Pereduksi Hidrolisat Metode DNS (Miller, 1959) Prinsip metode ini adalah dalam suasana alkali gula pereduksi akan mereduksi 3,5- dinitrosolisilat (DNS) membentuk senyawa yang dapat diukur absorbansinya pada panjang gelombang 550 nm. Kurva baku dibuat dengan mengukur nilai gula pereduksi pada glukosa 0.2 0.5 mg/l. Kemudian nilai gula pereduksi dicari dengan metode DNS. Hasil yang didapatkan diplotkan dalam grafik secara linier. Contoh sebanyak 1 ml dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan ditambah 3 ml pereaksi DNS, dipanaskan dalam air mendidih selama 5 menit, kemudian didinginkan sampai suhu kamar. Ukur pada panjang gelombang 550 nm.

Lampiran 5. Diagram alir pembuatan etanol melalui sakarifikasi dan fermentasi simultan pada limbah tanaman jagung Buffer sitrat fosfat ph 5 + cairan hasil hidrothermal II (1:1 (v/v)) Pencampuran Limbah tanaman jagung setelah perlakuan awal 2,75 g Selulase 7 IU/g selulosa + Xilanase 3 IU/g hemiselulosa Substrat cair fermentasi 40 ml Hidrolisis enzim (24 jam, 50 0 C) Kultur mikroorganisme pada media agar 48 jam, 30 0 C, aerobik Inokulasi pada media cair, 24 jam, aerobik, suhu ruang, 100 rpm Nutrien fermentasi (Urea 24%) Selulase 7 IU/g selulosa + Xilanase 3 IU/g hemiselulosa + Β-Glucosidase 1 IU/g selulosa Sakarifikasi dan Fermentasi Simultan (Kondisi Anaerobik, 32 o C) Starter mikroorganisme 10% (v/v) (Biakan Zymomonas mobilis, biakan campuran Zymomonas mobilis dan, dan biakan Pichia stipitis) Analisis produk (0, 12, 24, 48,72 dan 96 jam)

Lampiran 6. Kurva baku gula pereduksi a. Penetapan baku gula pereduksi Konsentrasi Glukosa (mg/ml) Absorbansi (OD) 0.00 0.000 0.10 0.271 0.15 0.497 0.20 0.709 0.25 0.919 Blanko 0.079 b. Kurva baku

Lampiran 7. Kurva baku gula total a. Penetapan kurva baku gula total Konsentrasi Xilosa (mg/ml) Absorbansi (OD) 0.00 0.000 0.01 0.127 0.02 0.249 0.03 0.441 0.04 0.521 0.05 0.675 0.06 0.694 0.07 0.863 Blanko 0.106 b. Kurva baku

Lampiran 8. Karakterisasi limbah tanaman jagung Hasil Analisis Proksimat No. 098/13.11.2/PM/2010 Jenis Sampel : limbah tanaman jagung Kadar Abu % Kadar Lemak Kadar Protein Kadar Serat Kadar (bk) % (bk) % (bk) Kasar % (bk) Karbohidrat (by diff) % (bk) Ulangan 1 2.09 0.54 4.15 27.54 65.68 Ulangan 2 1.90 0.59 4.16 26.87 66.48 Rata-rata 2.00 0.57 4.16 27.21 66.06 Kadar Air Kadar Abu Kadar Lemak Kadar Kadar Kadar % ( bb) % (bb) % (bb) Protein % Serat Kasar Karbohidrat (bb) % (bb) (by diff) % (bk) Ulangan 1 13.21 1.81 0.47 3.60 23.90 57.01 Ulangan 2 13.00 1.65 0.51 3.62 23.38 57.84 Rata-rata 13.11 1.73 0.49 3.61 23.64 57.42

Lampiran 9. Data biomassa total pada cairan hasil sakarifikasi dan fermentasi simultan Biakan Waktu (jam) Biomassa (g/l) 0 0.60 12 0.67 Zymomonas mobilis Zymomonas mobilis dan 24 0.80 48 1.07 72 1.60 96 1.53 0 0.87 12 0.93 24 1.27 48 1.57 72 1.97 96 1.77 0 0.53 12 0.67 24 0.87 48 1.60 72 1.87 96 1.47

Lampiran 10. Data ph pada cairan hasil sakarifikasi dan fermentasi simultan Biakan Waktu (jam) ph 0 6.29 12 6.08 Zymomonas mobilis 24 5.67 48 5.61 72 5.52 96 5.47 0 6.28 12 6.10 Zymomonas mobilis dan 24 5.72 48 5.69 72 5.56 96 5.45 0 6.33 12 6.12 24 5.98 48 5.69 72 5.47 96 5.43

Lampiran 11. Data gula pereduksi pada padatan dan cairan hasil sakarifikasi dan fermentasi simultan Biakan Zymomonas mobilis Zymomonas mobilis dan Waktu (jam) Padatan Cairan Konsentrasi (g/g limbah kering) (g/l) Gula Pereduksi (g/l) 0 0.62 12.87 12.91 12 0.55 11.35 11.38 24 0.53 8.65 8.68 48 0.44 8.54 8.57 72 0.32 6.03 6.04 96 0.29 4.54 4.56 0 0.62 12.87 12.91 12 0.61 10.56 10.60 24 0.48 10.25 10.28 48 0.44 5.74 5.77 72 0.44 4.26 4.28 96 0.34 4.13 4.15 0 0.62 12.87 12.91 12 0.60 12.46 12.49 24 0.60 10.59 10.62 48 0.60 10.10 10.14 72 0.59 2.04 2.07 96 0.40 1.02 1.04 Perhitungan : Gula pereduksi (g/l) = 2.67 x gula pereduksi di padatan (g) + gula pereduksi di cairan (g/l) 46.67 ml

Lampiran 12. Data gula total pada padatan dan cairan hasil sakarifikasi dan fermentasi simultan Biakan Zymomonas mobilis Zymomonas mobilis dan Padatan Cairan Konsentrasi Waktu (g/g limbah (jam) (g/l) Gula Total (g/l) kering) 0 0.77 75.539 75.58 12 0.73 32.381 32.42 24 0.69 29.222 29.26 48 0.69 21.062 21.10 72 0.52 17.155 17.18 96 0.30 11.227 11.24 0 0.77 75.539 75.58 12 0.74 21.466 21.51 24 0.65 19.713 19.75 48 0.65 10.679 10.72 72 0.52 5.419 5.45 96 0.51 4.250 4.28 0 0.77 75.539 75.58 12 0.74 42.021 42.06 24 0.74 21.724 21.77 48 0.70 14.109 14.15 72 0.66 1.810 1.85 96 0.34 1.453 1.47 Perhitungan : Gula total (g/l) = 2.67 x gula total di padatan (g) + gula total di cairan (g/l) 46.67 ml

Lampiran 13. Data kadar etanol pada cairan hasil sakarifikasi dan fermentasi simultan Laboratorium Analisis Mutu dan Standardisasi (FTP UGM) Hasil Perhitungan Analisis Kadar Etanol Gas Chromatography Method Kadar Etanol (g/l) Waktu Zymomonas mobilis dan (jam) Zymomonas mobilis 12 4.73 0.55 1.97 24 9.31 1.34 11.68 48 10.34 4.81 13.49 72 8.36 13.49 36.93 96 1.89 10.81 5.84