PENGOLAHAN BIJIH URANIUM ASAL RIRANG : PEMISAHAN L T J DARI HASIL DIGESTI BAS A

dokumen-dokumen yang mirip
ID PENGOLAHAN BIJIH URANIUM ASAL RIRANG PEMISAHAN LTJ DARI HASIL DIGESTI BASA

KUMPULAN LAPORAN HASIL PENELlTlAN TAHUN 2005 ISBN

Eksplorium ISSN Volume 32 No. 2, November 2011:

PENENTUAN KONDISI PELARUTAN RESIDU DARI HASIL PELARUTAN PARSIAL MONASIT BANGKA

DIGESTI MONASIT BANGKA DENGAN ASAM SULFAT

Eksplorium ISSN Volume 33 No. 2, November 2012:

PENGOLAHAN BIJIH URANIUM ASAL RIRANG SECARA BASA PEMURNIAN URANIUM HIDROKSIDA OAR I L T J

UJI COBA PENGOLAHAN BIJIH URANIUM RlRANG DENGAN KAPASITAS 0,75 KG: PEMURNIAN FOSFAT (P2BGGN/PGN- TPBGN/KJO 16/2005)

Eksplorium ISSN Volume 33 No. 1, Mei 2012: 41-54

PEMISAHAN U DARI Th PADA MONASIT DENGAN METODE EKSTRAKSI PELARUT ALAMINE

PENGENDAPAN URANIUM DAN THORIUM HASIL PELARUTAN SLAG II URANIUM AND THORIUM PRECIPITATION FROM SOLUTION OF SLAG II

Eksplorium ISSN Volume XXXII No. 155, Mei 2011 : 47-52

PENGOLAHAN MONASIT DARI LIMBAH PENAMBANGAN TIMAH : PEMISAHAN LOG AM T ANAH JARANG (RE) OAR I U DAN TH

BAB I. PENDAHULUAN Latar Belakang. Logam tanah jarang (LTJ) atau rare earth elements (REE), atau rare

PROSES PEMURNIAN YELLOW CAKE DARI LIMBAH PABRIK PUPUK

3 Metodologi Penelitian

PEMBUANTAN NIKEL DMG KIMIA ANORGANIK II KAMIS, 10 APRIL 2014

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK 2 PENENTUAN KADAR KLORIDA. Senin, 21 April Disusun Oleh: MA WAH SHOFWAH KELOMPOK 1

PELINDIAN PASIR BESI MENGGUNAKAN METODE ELEKTROLISIS

PENGARUH HNO 3 DAN KBrO 3 PADA PEMBUATAN KONSENTRAT Ce, La DAN Nd DARI PASIR MONASIT

DIJESTI TORIUM PIROFOSFAT MENJADI TORIUM HIDROKSIDA

Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Sepuluh Nopember

BAB 3 METODE PERCOBAAN

3 Metodologi Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

HASIL KALI KELARUTAN (Ksp)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

EKSTRAKSI Th, La, Ce DAN Nd DARI KONSENTRAT Th LOGAM TANAH JARANG HASIL OLAH PASIR MONASIT MEMAKAI TBP

PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK II

Pemungutan Uranium Dalam Limbah Uranium Cair Menggunakan Amonium Karbonat

PENGENDAPAN TORIUM DARI HASIL OLAH PASIR MONASIT

Metodologi Penelitian

Pembuatan Nikel DMG. dalam range konsentrasi yang lebar.

PENGOLAHAN BIJIH URANIUM RIRANG: PENINGKATAN KADAR U MENGGUNAKAN KNELSON KONSENTRATOR

PROSES RE-EKSTRAKSI URANIUM HASIL EKSTRAKSI YELLOW CAKE MENGGUNAKAN AIR HANGAT DAN ASAM NITRAT

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

PELARUT AN ELEMEN BAKAR URANIUM SILISIDA MENGGUNAKAN LARUT AN BAS A DAN AS AM 1"'"'

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mulai. Persiapan alat dan bahan. Meshing AAS. Kalsinasi + AAS. Pembuatan spesimen

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA KIMIA ANALITIK II. PENENTUAN KADAR KLORIDA Senin, 14 April 2014

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK 1 PEMISAHAN KOMPONEN DARI CAMPURAN 11 NOVEMBER 2014 SEPTIA MARISA ABSTRAK

Air dan air limbah Bagian 19: Cara uji klorida (Cl - ) dengan metode argentometri (mohr)

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini digunakan berbagai jenis alat antara lain berbagai

PENGARUH KONSENTRASI LARUTAN, TEMPERATUR DAN WAKTU PEMASAKAN PADA PEMBUATAN PULP BERBAHAN BAKU SABUT KELAPA MUDA (DEGAN) DENGAN PROSES SODA

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai Juli 2015 di Laboratorium

Jurnal Kimia Indonesia

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah Minyak goreng bekas

GRAVIMETRI PENENTUAN KADAR FOSFAT DALAM DETERJEN RINSO)

PREPARASI LIMBAH RADIOAKTIF CAIR EFLUEN PROSES PENGOLAHAN KIMIA UNTUK UMPAN PROSES EVAPORASI

INTERPRETASI DEPOSIT URANIUM BERDASARKAN DATA TAHANAN JENIS DAN POLARISASI TERINDUKSI DI SEKTOR RABAU HULU

PEMUNGUTAN URANIUM DARI LIMBAH URANIUM CAIR HASIL PROSES DENGAN TEKNIK PENGENDAPAN

ISSN , A'NALISIS ZIRKONI{l

(~ Prosiding Perlemuan dan Presentasi //miah

Ngatijo, dkk. ISSN Ngatijo, Pranjono, Banawa Sri Galuh dan M.M. Lilis Windaryati P2TBDU BATAN

RANCANGAN ALAT PROSES PENGOLAHAN BIJIH URANIUM RIRANG : REAKTOR DEKOMPOSISI

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK DASAR PENENTUAN KADAR NIKEL SECARA GRAVIMETRI. Pembimbing : Dra. Ari Marlina M,Si. Oleh.

Lampiran 1. Penentuan kadar ADF (Acid Detergent Fiber) (Apriyantono et al., 1989)

KARAKTERISASI LIMBAH RADIOAKTIF CAIR UMPAN PROSES EVAPORASI

PERCOBAAN VII PEMBUATAN KALIUM NITRAT

PENGARUH TEMPERATUR PADA PROSES PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI AMPAS TEBU. Oleh : Dra. ZULTINIAR,MSi Nip : DIBIAYAI OLEH

PENENTUAN KADAR KARBONAT DAN HIDROGEN KARBONAT MELALUI TITRASI ASAM BASA

Lampiran 1. Prosedur Analisis

PEMUNGUTAN U OARI KERAK PROOUKSI LOGAM U SECARA PEMANGGANGAN

PENGARUH KONSENTRASI NaOH PADA PROSES PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI AMPAS TEBU

Pemisahan dengan Pengendapan

BAB III METODA PENELITIAN. yang umum digunakan di laboratorium kimia, set alat refluks (labu leher tiga,

METODOLOGI PENELITIAN

Lampiran 1. Analisa Kadar Lignin (SNI A, SII

= ( ) + + ( ) 10 1

BAB III METODE PENELITIAN. Kegiatan penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan, dimulai dari bulan

setelah pengeringan beku) lalu dimasukan ke dalam gelas tertutup dan ditambahkan enzim I dan enzim II masing-masing sebanyak 1 ml dan aquadest 8

3. Metodologi Penelitian

III. METODE PENELITIAN

Preparasi Sampel. Disampaikan pada Kuliah Analisis Senyawa Kimia Pertemuan Ke 3.

BAB III METODE PENELITIAN

Penarikan sampel (cuplikan) Mengubah konstituen yang diinginkan ke bentuk yang dapat diukur Pengukuran konstituen yang diinginkan Penghitungan dan

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK 1 PEMBUATAN TAWAS. Penyusun : Muhammad Fadli ( ) Kelompok 3 ( Tiga) : Pinta Rida.

EKSTRAKSI STRIPPING URANIUM MOLIBDENUM DARI GAGALAN PRODUKSI BAHAN BAKAR REAKTOR RISET

Nova Nurfauziawati Kelompok 11A V. PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. Lanjutan Nilai parameter. Baku mutu. sebelum perlakuan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Mei sampai dengan Agustus 2014, yang

LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS

EKSTRAKSI BERTINGKAT PEMISAHAN Th DAN Nd DARI KONSENTRAT Th-LTJ OKSALAT HASIL OLAH PASIR MONASIT MENGGUNAKAN TBP

PENENTUAN KADAR URANIUM DALAM PEB U3Siz-AI PASCA IRRADIASI MELALUI PEMISAHAN PENUKAR ANION DENGAN METODA SPEKTROMETER ALPHA

Pupuk super fosfat tunggal

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK PERCOBAAN III (PEMURNIAN BAHAN MELALUI REKRISTALISASI)

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA

BAB III METODE PENELITIAN. mengujikan L. plantarum dan L. fermentum terhadap silase rumput Kalanjana.

L A M P I R A N. Lampiran 1. Dokumentasi. Gambar 1. Mesin Operator MBE. Gambar 2. Mesin Operator MBE

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari Bulan Januari sampai dengan bulan Juni 2015

LAMPIRAN A DATA PENGAMATAN. A. Pemanfaatan Rumput Ilalang Sebagai Bahan Pembuatan Bioetanol Secara Fermentasi.

EFEK ASAM TERHADAP SIFAT TERMAL EKSTRAK GELATIN DARI TULANG IKAN TUNA (Euthynnus affinis)

PEMBUATAN OKSIDA LOGAM TANAH JARANG DARI UMPAN HASIL DIJESTI PASIR SENOTIM DENGAN CARA PENGENDAPAN DAN KALSINASI

PENENTUAN KADAR GULA METODE NELSON-SOMOGYI. Kelompok 8 Dini Rohmawati Nafisah Amira Nahnu Aslamia Yunus Septiawan

5009 Sintesis tembaga ftalosianin

III. METODOLOGI. 1. Analisis Kualitatif Natrium Benzoat (AOAC B 1999) Persiapan Sampel

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

Prosiding Presentasi /fmiah Bahan Bakar Nuklir V P2TBDU dan P2BGN -BATAN Jakarta, 22 Pebruari 2000 ABSTRAK PENGOLAHAN BIJIH URANIUM ASAL RIRANG : PEMISAHAN L T J DARI HASIL DIGESTI BAS A Erni R.A, Rudi Pudjianto, Zahardi, Susilaningtyas Pusat Pengembangan Bahan Galian Nuklir- BAT AN PENGOLAHAN BIJIH URANIUM ASAL RIRANG: PEMISAHAN L T J DARI HASIL DIGESTI BASA. Bijih uranium asal Rirang Kalimantan Barat mengandung unsur yang sangat potensial serta mempunyai nilai ekonomis yang cukup tinggi antara lain uranium (U) 0,52 %, logam tanah jarang (L T J) 63,04 %, fosfat (PO431 24,55 % dan torium (Th) 0,02 %. Untuk mendapatkan unsur-unsur tersebut secara terpisah diperlukan proses pemisahan dan pemumian secara bertahap. Pada penelitian sebelumnya telah dilakukan pemisahan fosfat dengan cara dekomposisi menggunakan NaOH, sedangkan pada penelitian ini bertujuan untuk memisahkan L T J dari U dan Th melalui 2 tahap proses yaitu pelarutan total dari L T J, U dan Th serta sisa fosfat yang tidak terdekomposisi menggunakan HCI, dilanjutkan dengan tahap pengendapan U dan Th menggunakan NH4OH. Hasil penelitian menunjukkan, untuk tahap pelarutan total, dengan konsentrasi HCI 23 % (berat) diperoleh kondisi optimal yaitu konsumsi HCI (pk) 17,85 gr/10 ~ umpan, suhu 80 c, waktu 1 jam dengan rekoveri L T J 94,41 %, U 99,15 %, Th 95,17 % dan PO4 94,58 %. Untuk tahap pengendapan U dan Th dengan suhu kamar dan waktu 1 jam, diperoleh kondisi optimal ph :t6,4 dan konsentrasi reagen NH4OH 2 N dengan rekoveri pengendapan U 98,99 %, Th 95 %, L T J terendapkan 8,16 %, PO43- atau L T J terpisahkan 91,97 % sedangkan U terikut 1,01 % dan Th 5 %. ABSCTRACT RIRANG URANIUM ORE PROCESSING: SEPARA TION OF RARE EARTH FROM ALKALINE DIGEST. Rirang uranium ore contains several economically potential elements, including U (0.52 %), RE (63.04 %), PO43-24,55 % and Th 0.02 %. Separation and purification processes are employed to obtain relatively pure concentrate of the elements. Separation of phosphate by decomposition using NaOH was conducted previously. The present experiment has an objective, e.g. to separate RE from U and Th through a fwo step process, total dissolution of RE, U, Th and undecomposed of phosphate remain using HCI, by precipitation of U and Th using NH4OH. Experimental condition includes dissolution of RE in hydrochloric acid 15 ml/10 gr feed at 80 c for 1 hi; followed by precipitation of U and Th using 2 N NH40H at ph 6.4 and room temperature. Experimental data show excellent dissolution recovety for RE 94.41 %, U 99.15 %, Th 95.17 %, while precipitation of U and Th produced separation recovety of RE 91.97 %, U 1.01 %, Th 5 % and PO43- not detected. As a conclusion, RE can be separated from U and Th. PENDAHULUAN Bijih uranium asal Rirang Kalimantan Barat merupakan bijih yang komposisi kimianya berbeda dari bijih uranium dari daerah lain di Kalimantan Barat. Bijih ini merupakan bijih uranium mengandung monas it dan mengandung unsur antara lain uranium (U) 0,52 %, logam tanah jarang (L T J) 63,04 %, fosfat (PO43-) 24,55 %, molibdenum (Mo) 0,24 % dan torium (Th) 0,02 % yang sangat potensial serta mempunyai nilai ekonomis yang cukup tinggi.[1) Untuk mendapatkan unsur-unsur tersebut secara individu, diperlukan proses pemisahan dan pemurnian secara bertahap. Pemisahan unsur-unsur tersebut dari bijih Rirang dapat dilakukan dengan beberapa cara, diantaranya cara asam dan cara basa.[2) Sedangkan metode pemurnian yang dapat digunakan yaitu pengendapan bertingkat, ekstraksi pelarut dan sebagainya.[2j Pada penelitian ini dipisahkan L T J dari hasil digesti basa. Digesti basa adalah suatu proses pemisahan unsur-unsur uranium, logam tanah jarang, torium dan fosfat dari bijih Rirang dengan cara dekomposisi menggunakan pelarut NaCH. Hasilnya fosfat terlarut sedangkan uranium, torium, dan logam tanah jarang berada dalam fasa pad at. Tujuan dari penelitian ini adalah memisahkan logam tanah jarang dari uranium dan torium dengan cara pelarutan menggunakan HCI yang dilanjutkan dengan pemisahan LTJ dengan cara pengendapan uranium dan torium. Faktor yang berpengaruh dan parameter yang diamati pada tahap pelarutan dengan HCI adalah konsumsi pelarut, suhu dan waktu pelarutan. Sementara, pad a tahap pemisahan L T J parameter yang diamati adalah ph pengendapan dan konsentrasi reagen. 94

I. Prosiding Presentasi Ilmiah Bahan Bakar Nuklir V P2TBDU dan P2BGN -BATAN Jakarta, 22 Pebruari 2000 TEOR Oari tabel 1 terlihat, bahwa hampir semua torium dan uranium terendapkan, Kondisi pelarutan hidroksida logam sedangkan logam tanah jarang hanya yang mengandung uranium, torium dan terendapkan 2,3 %, jadi logam tanah jarang logam tanah jarang (hasil digesti basa terpisahkan 97,7 %. menggunakan NaOH) dalam HCI, dipengaruhi oleh kondisi reaksi digesti basa, terutama untuk pelarutan torium. Pad a suhu BAHAN DAN TAT A KERJA digesti di atas 195 c, sekitar 50 % torium tidak dapat larut dalam asam. [2J Reaksi ini setara untuk reaksi pelarutan uranium dan torium. Bahan-bahan yang tidak larut adalah silika, zirkon dan rutil yang terkandung dalam bijih Rirang. Berdasarkan penelitian [3J, digesti bijih Rirang dengan ukuran bijih 98 % minus 325 mesh menggunakan pelarut 50 % NaOH pada suhu 138 c, menghasilkan padatan hidroksida logam yang larut cepat dan sempurna dalam asam pada suhu 79 C. Asam yang digunakan adalah HCI 37 % (dengan perbandingan 1,5 Ib asam/lb bijih atau 125 % kebutuhan secara teoritis) dicampur dengan air (dengan perbandingan 51b air/lb bijih). Larutannya dipanaskan selama 1 jam. Faktor yang mempengaruhi adalah konsumsi asam, suhu dan waktu pelarutan.[2j Setelah uranium, torium, logam tanah jarang larut dalam HCI, maka tahap selanjutnya adalah memisahkan L T J dengan cara mengendapkan uranium dan torium menggunakan pelarut basa dengan pengaturan ph. Reagen pengendapan yang biasa digunakan adalah NH4OH dan NaOH. Keuntungan pemakaian NH4OH, penanganannya mudah dan harganya lebih mljrah. Sedangkan pemakaian NaOH, penanganannya lebih sulit tetapi dapat dimanfaatkan hasil recycle dari proses sebelumnya.[2j Faktor yang sangat berpengaruh pada proses pengendapan adalah ph, seperti terlihat pad a tabel 1. Tabel1 Unsur U Thill Fe Ti p CI : Oistribusi unsur dalam larutan dan endapan sesudah pengendapan selektif dari torium dan uranium pad a ph 5,8 [2] RekOveri(~) Dalam larutan I Dalam endapan 0.7 0.3~ 0 0 0 99.9 99.3 99J 2.3 100 100 100 0.1 Bahan Padatan hidroksida logam (hasil digesti basa), asam khlorida, amonium hidroksida dan bahan kimia analisis. Alat Satu unit a/at pelarutan, alat gelas lab., pengaduk magnetik, pemanas listrik, alat penyaring vakum, pompa vakum, timbangan, oven, kertas saring, satu unit ph-meter, satu unit Spektrometer. Tata Kerja Pembuatan umpan pelarutan (digesti bas a) Alat digesti disiapkan dengan memasang gelas kimia, motor pengaduk dan pengaduk serta pemanas listrik. Air sebanyak yang ditentukan dimasukkan ke dalam gel as kimia, dipanaskan di alas pemanas listrik sampai suhu air mencapai :t40 c, kemudian natrium hidroksida sebanyak yang ditentukan dimasukkan sambi I diaduk. Setelah suhu kira-kira 60 c sejumlah bijih yang telah ditentukan dimasukkan, suhu dinaikkan sampai dengan suhu digesti 140 c dan diaduk sampai waktu yang ditentukan. Setelah digesti selesai, pemisahan filtrat fosfat dan residu dilakukan dengan penyaring vakum dalam keadaan panas. Residu diencerkan dengan air panas sebanyak 6 kali berat bijih kemudian dipanaskan pada suhu 80 c -100 c selama 30 men it dan disaring dalam keadaan panas. Selanjutnya dilakukan pencucian dengan jumlah air pencuci 3 kali sampai 5 kali berat bijih. Filtrat diukur volumenya dan diambil sebagian untuk dianalisis kadar U, L T J, Th, PO43-.dan sisanya digunakan untuk umpan pelarutan. Padatan hidroksida yang dihasilkan dilakukan percontohan, sebagian diambil untuk dianalisis kadar U, L T J, Th, PO43-. 95

Prosiding Presentasi Ilmiah Bahan Bakar Nuklir V P2TBDU dan P2BGN -BATAN Jakarta, 22 Pebruari 2000 Analisa U, Th, PO43- menggunakan spektrometer sedangkan analisa L T J menggunakan gravimetri. II. Pelarutan 1. Penentuan konsumsi HCI logam ditambah HCI pekat dengan volume yang divariasi dan jumlah air yang ditetapkan, kemudian diaduk sambi I dipanaskan pada suhu yang ditetapkan. Setelah suhu tercapai, campuran diaduk terus selama 1 jam. Kemudian campuran hasil pelarutan disaring untuk memisahkan filtrat U, L T J, Th klorida dan residu dan kedua fase tersebut dianalisis kadar U, L T J, Th, PO43-. Hubungan antara konsumsi HCI den~an rekoveri pelarutan U, L T J, Th, PO4 dievaluasi guna menentukan konsumsi HCI yang optimal. 2. Penentuan suhu pelarutan logam ditambah sejumlah HCI pekat (hasil optimal dari percobaan 11.1) dan sejumlah air, kemudian diaduk sambi I dipanaskan sampai suhu tertentu yang divariasi. Setelah suhu tercapai, campuran diaduk terus selama 1 jam. Kemudian campuran hasil pelarutan disaring untuk memisahkan filtrat U, L T J, Th khlorida dan residu. Masingmasing diambil untuk dianalisis kadar U, L T J, Th, PO43-. Hubungan suhu pelarutan dengan rekoveri pelarutan U, L T J, Th, PO43- dievaluasi guna menentukan suhu pelarutan optimal. 3. Penentuan waktu pelarutan logam ditambah sejumlah HCI pekat (hasil optimal dari percobaan 11.1) dan sejumlah air, kemudian diaduk sambil dipanaskan sampai dengan suhu tertentu (hasil optimal dari percobaan 11.2). Setelah suhu tercapai, campuran diaduk terus selama waktu yang divariasi. Kemudian campuran hasil pelarutan disaring untuk memisahkan filtrat U, L T J, Th khlorida dan residu dan masing-masing fase dicuplik untuk dianalisis kadar U, L T J, Th, PO43-. Waktu pelarutan dengan rekoveri pelarutan U, L T J, Th, PO43- dievaluasi guna menentukan waktu pelarutan optimal. 4. Uji coba kondisi optimal pelarutan logam ditambah sejumlah HCI pekat (hasil optimal dari percobaan 11.1) dan sejumlah air, kemudian diaduk sambil dipanaskan sampai dengan suhu tertentu (hasil optimal dari percobaan 11.2). Setelah suhu tercapai, campuran diaduk terus selama waktu tertentu (hasil optimal dari percobaan 11.3). Kemudian campuran hasil pelarutan disaring untuk memisahkan filtrat U, L T J, Th khlorida dan residu dan masing-masing dicuplik untuk dianalisis kadar U, L T J, Th, PO43-. Hubungan rekoveri pelarutan U, L T J, Th, PO43- dan kondisi optimal pelarutan dievaluasi. III. Pembuatan umpan pengendapan U danth (pelarutan padatan hidroksida logam) logam ditambah sejumlah HCI pekat (hasil optimal dari percobaan 11.1) dan sejumlah air, kemudian diaduk sambil dipanaskan sampai dengan suhu tertentu (hasil optimal dari percobaan 11.2). Setelah suhu tercapai, campuran diaduk terus selama waktu tertentu (hasil optimal dari percobaan 11.3). Kemudian campuran hasil pelarutan disaring untuk memisahkan filtrat U, L T J, Th khlorida dan residu. Filtrat khlorida dilakukan percontohan untuk digunakan sebagai umpan pengendapan. IV.PengendapanUdanTh 1. Penentuan ph pengendapan Sejumlah umpan larutan khlorida ditambahkan dengan variasi jumlah NH4OH (reagen pengendapan) pada konsentrasi tertentu sehingga dicapai ph bervariasi. Setelah ph stabil, camburan diaduk terus selama 1 jam. 2] Kemudian campuran hasil pengendapan disaring untuk memisahkan filtrat dan endapan U, Th hidroksida dan masing-masing dicuplik untuk dianalisis kadar U, L T J, Th, PO43-. Hubungan ph pengendapan dengan rekoveri U, L T J, Th, PO43- dievaluasi guna menentukan ph optimal. 96

'1 Prosiding Presentasi /lmiah Bahan Bakar Nuklir V P2TBDU dan P2BGN -BATAN Jakalta. 22 Pebroari 2000 2. Penentuan konsentrasi reagen pengendapan Sejumlah umpan larutan khlorida ditambah dengan sejumlah NH4OH dengan konsentrasi yang divariasi sehingga dicapai ph tertentu (hasil optimal dari percobaan IV. 1). Setelah ph stabil, campuran diaduk terus selama 1 jam. Kemudian campuran hasil pengendapan disaring untuk memisahkan filtrat dan endapan U, Th hidroksida. Masing-masing dianalisis kadar U, L T J, Th, PO4~. Oilakukan evaluasi konsentrasi reagen pengendapan dengan rekoveri U, L T J, Th, PO43- guna menentukan konsentrasi reagen optimal. 3. Uji coba kondisi optimal pengendapan Sejumlah umpan ditambahkan dengan sejumlah NH4OH (reagen pengendapan) dengan konsentrasi tertentu (hasil optimal dari percobaan IV.2), sehingga dicapai ph tertentu (hasil optimal dari percobaan IV. 1). Setelah ph stabil, campuran diaduk terus selama 1 jam. Kemudian campuran hasil pengendapan disaring untuk memisahkan filtrat dan residu. Masing-masing dianalisis kadar U, L T J, Th, PO43-. Oilakukan evaluasi rekoveri pengendapan U, L T J, Th, PO43- terhadap kondisi optimal pengendapan. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Hasil percobaan pemisahan L T J dari hasil digesti basa disajikan dalam bentuk kurva dan label terlampir berikut : I. Tahap pelarutan 1. Pengaruh konsumsi HCI 1 00;:~;?::~~;~~~~ :. ~ ~ to.> 0 i 80 60 40..,.0- U 20+' PO43- _-LTJ,_Th --m43- -~o~ '.,. 8.$2 11.80 1785 2380 28.7S ~_sumsl HCI (8.,10 8' umpsn) Gambar 1. kurva pengaruh konsumsi HCI terhadap rekoveri U, Th, L T J, PO43- -Berat umpan -Waktu -Konsentrasi HCI : 10 gram. : 2jam : 80 c :23% 2. Pengaruh suhu pelarutan 100-10; I:,. eo,i.co I.-_Th -o--u! _-LT.I!: ---~! I j 050 --==---~ eo 70 eo 9C I 8uhu P.'.ru~~ -~ Gambar 2. kurva pengaruh suhu pelarutan terhadap rekoveri U, Th, L T J, -Serat umpan : 10 gram. -Waktu. : 2 jam -Konsumsi HCI : 17,85 gr. -Konsentrasi HCI : 23 % i- fi 3. Pengaruh waktu pelarutan 100- ~-a~ ~ & 80 ~~~ 60 "0- --- -G-U -)C-LTJ 20 -_Th --~~ 0-0.$ Gambar I 3. Kurva W.ktu~_~~~~ pengaruh waktu pelarutan,t;;; ---;; :;:;;:~._~! terhadap rekoveri U, Th, L T J, PO43- -Berat umpan : 10 gram. : 80 DC. -Konsumsi HCI : 17,85 gr. -Konsentrasi HCI : 23 % 4. Uji coba kondisi optimal pelarutan Tabel-2 : Uji coba kondisi optimal pelarutan pada suhu 80 ac, waktu 2 jam, konsentrasi HCI 23 % berat, dan konsumsi HCI17,85 g/1 0 9 umpan. Sam pel (gram) 500 1000 Rekoveri (%) LTJ Th PO4~- 94.92 -I 95.21 94.13 94.58 u 9922 99.15 94.41,-95.17 97

EI ~i Prosiding Presentasi Ilmiah Bahan Bakar Nuklir V P2TBDU dan P2BGN -BATAN Jakarta. 22 Pebruari 2000 II. =6= ---a- >.eo -o-u 80 eo l 40 -~:onsentrasi NH4OH -Waktu 0,5 N 1 jam. 30 c K- 0" ZOO,m. '82.,.,.,~ 0..,,. 2 2., ~ft..ft'r..i& um.i~(n)&lmlll..m~'n) ~---~ -- Gambar 5. Kurva pengaruh konsentrasi NH4OH terhadap rekoveri U, Th, L T J PO 3-.4 Parametertetap -ph : 6,5 -Waktu : 1 jam. -suhu 30 DC 3 Uji coba kondisi optimal pengendapan Tabel-3 'i coba kondisi optimal pen~da~an pad a suhu 30 C,NH4OH 2 N, da_n waktu jam Sampel Kondisi l Rekove-!:!J~/o) ~)-- [ phl E~a~n Larutan U LTJ Th U LTJ Th 250 6.41 98.99 8.03 95.00 1.01 91.97 5,0 500 99.12 8.21 95.31 0.88 91.89 ; 4.0~ -x-ltj i--th,---0043- l-tld- PEMBAHASAN 1 Pad a tahap pelarutan : Pelarutan L T J, U, Th, PO43- pad a residu hasil dekomposisi fosfat den~an HCI menuruti reaksi sebagai berikut [ ] : L T J(OH)3 + 3HCI -+ L T JCI3 + 3H20 (1) Th(OH)4 + 4HCI -+ 'ThCI4 + 4H2O (2) UO2(OH)2 + 2HCI -+ UO2CI2 + 2H20 (3) Unsur-unsur tersebut dapat larut dengan HCI bila dalam bentuk senyawa hidroksida atau fosfat dan terdekomposisi secara sempurna. Pada penentuan pengaruh konsumsi HCI, suhu dan waktu pelarutan optimal, pelarutan unsur-unsur tersebut cenderung menunjukkan karakteristik relatif sarna. Konsumsi HCI makin banyak (gb.1). suhu makin tinggi (gb.2) dan waktu makin lama (gb.3), rekoveri pelarutan L T J, U. Th makin besar tetapi pada kondisi tertentu rekoveri pelarutannya konstan meskipun konsumsi HCI diperbesar/suhu dinaikkan/waktu diperlama. Hal ini kemungkinan disebabkan karena sisa L T J, U, Th dalam hasil dekomposisi 2 masih dalam bentuk senyawa fosfat sehingga tidak bisa dilarutkan dengan HCI Tahap pengendapan : Pad a tahap ini L T J dipisahkan dari U dan Th dengan cara mengendapkan U dan Th menggunakan larutan NH4OH menuruti reaksi sebagai berikut [3] : LTJCI3 + 3NH40H4LTJ(OH)3 +3NH4CI (1) ThCI4 + 4NH40H 4 Th(OH)4 + 4NH4CI (2) UO2CI2 +2NH40H4UO2(OH)2 +2NH4CI (3) NH4OH dipilih sebagai reagen karena penanganannya mudah dan harganya lebih murah dibandingkan dengan NaOH. Senyawa khlorida dari ketiga unsur tersebut dapat diendapkan dengan NaOH, dan masing-masing unsur mempunyai kecepatan pengendapan tersendiri. Hal itu terlihat pada % rekoveri pengendapan misalnya U 99 %, Th 95 % dan L T J 8 %. Dengan kata lain L T J terpisahkan 92 % dari campuran padatan U dan Th pada tahap pengendapan ini. Oleh karena besarnya kadar LTJ, ksp L T J terlampaui sehingga L T J ikut terendapkan sebesar 8 %. 98

Prosiding Presentasi Ilmiah Bahan Bakar Nuklir V P27BDU dan P2BGN -BATAN Jakarta, 22 Pebruari 2000 Pada pemisahan L T J dari U dan Th ini, rekoveri total pemisahan L T J adalah rekoveri pelarutan L T J, U, Th x rekoveri pengendapan U dan Th yaitu 94,41 % x 91,97 % = 86,83 %. KESIMPULAN Penelitian pemisahan L T J dari hasil digesti basa dapat disimpulkan : 1. Pada tahap pelarutan L T J, U, Th dengan kondisi yang ditetapkan, konsentrasi HCI 23 % (berat) diperoleh konsumsi HCI optimal 17,85 gr/gr umpan, suhu optimaal 80 c dan waktu optimal 2 jam dengan rekoveri L T J 94,41 %, U 99,15 %, Th 95,17 %, PO43-94,58 %. 2. Pad a tahap pengendapan U dan Th dengan kondisi yang ditetapkan, waktu 1 jam pada suhu kamar diperoleh ph optimal 6,4, konsentrasi NH4OH optimal 2 N dengan rekoveri L T J 91,97 %, U 1,01 %, Th 5 % dan PO43- lid. UCAPAN TERIMA KASIH Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semua stat Bidang TPBN yang telah membantu pelaksanaan penelitian sampai terwujudnya makalah ini. DAFTARPUSTAKA [1]. KLAUS, B., SUPRAPTO, Investigation of Uranium Mineralization in the Rirang Valey, West Kalimantan, Indonesia, laporan PPBGN, (1986). [2]. CUTHBERT, F.L., Thorium Production Technology, Addition Wesley Publishing company, Inc., (1958) [3]. RIZA, F., Ore processing and Refining Technology, Ningyo Toge Works, PNC, Japan, (1997). [4]. Day, R.A.Jr,. Underwood A.L, Analisa Kimia Kuantitatif, Penerbit Erlangga, 4 (1986) 204-210. Tanya Jawab A. Sorot Soediro :.Dalam abstrak pada baris 2 dari bawah ditulis bahwa L T J terendapkan 8,16 % dan L T J terpisahkan 91,97 %. Total dari 8,16 % + 91,97 % = 100,3 %. Seharusnya total = 100 %. Mohon dijelaskan 0,13 % ( sisa)..pada baris yang sarna di alas tertulis L T J terendapkan 8,16 %, PO43- (?) atau L T J terpisahkan 91,97 %. Mohon dijelaskan. Erni R.Memang ada ralat, karena yang dianalisa hanya satu fase (Iarutan), sedangkan fase padatnya, diambil selisih antara 100 % dengan hasil terukur difase larutan. Yang benar adalah L T J terpisahkan 91,84 %..Setelah "tanda" PO 3- ada "tanda" ttd 4 = Kosim Affandi.Hasil Rekoveri pengendapan L T J dari Monasit dengan waktu 3 jam -> Rekoveri 99 %, sedangkan dari bijih Rirang dengan waktu 2 jam, rekoveri 94 %, apa yang menyebabkan perbedaan tersebut, apakah kandungan unsur dalam umpan atau faktor waktu pengendapan. Erni R.Perbedaan ini disebabkan karena tahap prosesnya berlainan -> yang dimaksud rekoveri L T J dengan waktu pengendapan 3 jam adalah tahap pengendapan L T J pada kondisi ph 9,8. Sedangkan yang dimaksud rekoveri L T J 94 % dengan waktu 2 jam adalah tahap pengendapan U dan Th (pemisahan L T J dari U dan Th). 99

9,52 ~ I Prosiding Presentasi "miah Bahan Bakar Nuklir V P2TBOU dan P2BGN -BATAN Jakarta, 22 Pebruari 2000 LAMPIRAN : Pelarutan Tabel-4 : Pengaruh konsumsi HCI Konsumsi Rekoveri (%) HCI (gr/10 U LTJ Th I gr.umdan) 78.21 87.17 88.21 70.64 97.95 -~ 99.11 91.71 99.28 95.63 94.24 95.41[95.17 94.51I -Berat umpan 10 gram. 80 DC. Waktu Konsentrasi HCI 94.01 2jam.:23% Tabel-5 : Pengaruh suhu pelarutan Suhu Rekoveri (%) (OC) U L T J Th PO4"- 80.02 -Berat umpan -Konsumsi HCI 10 gram. 17.85 gr Waktu : 2 jam. Konsentrasi HCI : 23 % Tabel-6 : Pengaruh waktu pelarutan Waktu Rekoveri (%) (jam) U LTJ --Th PO4.J' I 77.81 74.11 -Berat umpan -Konsumsi HCI 10 gram. 17,85 gr. Suhu Konsentrasi HCI 80 C.:23% II. Pengendapan Tabel-7 : Pengaruh ph -Konsentrasi N H4OH 0,5 N 30 DC Waktu 1 jam. 100

Prosiding Presentasi I/miah Bahan Bakar Nuklir V P2TBDU dan P2BGN -BA TAN Jakalta, 22 Pebruari 2000 Waktu 1 jam. 101