BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Batubara merupakan sumber energi yang penting dan banyak digunakan di dunia. Kontribusi batubara terhadap kebutuhan total energi dunia berkisar 23%. Penggunaan batubara umumnya adalah untuk pembangkit listrik, produksi baja, dan produksi semen. Persediaan batubara di dunia diperkirakan masih memungkinkan untuk dapat diproduksi sedikitnya 122 tahun lagi. Sebagian besar hasil produksi batubara Indonesia diekspor ke luar negeri. Setiap tahun dari 100% total produksi batubara indonesia, hanya 26% yang dikonsumsi di dalam negeri. Sebesar 74% diekspor ke berbagai negara seperti China, India, Jepang, Taiwan dan Korea. Menurut data dari Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI) pada tahun 2010 produksi batubara Indonesia telah mencapai 280 juta ton, dan ekspor batubara mencapai 210 juta ton per tahun. Dalam perdagangan batubara dunia, Indonesia merupakan produsen batubara terbesar ke-6. Tahun 2008 China masih tercatat sebagai produsen batubara terbesar dunia, diikuti oleh Amerika Serikat, India, Australia, Rusia dan Indonesia. Pada tahun 2008 keenam negara produsen ini menghasilkan sekitar 90,6% dari total produksi batubara dunia. China merupakan produsen terbesar yang menyumbang hampir separuh produksi dunia sekaligus tercatat sebagai konsumen batubara terbesar dunia yang mencapai 46% dari total konsumsi dunia. 1
Berdasarkan data dari Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI), sebesar 78,3% total produksi batubara Indonesia dihasilkan oleh 6 perusahaan penambang batubara besar yaitu Bumi Resources, Adaro Energy, Kideco Jaya Agung, Berau Coal, Indo Tambangraya Megah, dan Bukit Asam (PTBA). Gambar 1.1: Prosentase Produksi Batubara di Indonesia Sumber: APBI, Produksi Batubara Indonesia, 2010. Dengan kondisi industri batubara yang tumbuh pesat membuat investasi di sektor tambang batubara juga meningkat. Ini ditandai dengan semakin banyaknya jumlah akuisisi atas perusahaan pemilik konsesi tambang batubara. Akuisisi perusahaan tambang batubara bukan hanya pada perusahaan yang sudah beroperasi namun juga pada perusahaan pemilik ijin konsesi yang belum mulai beroperasi. Dengan demikian untuk keperluan transaksi akuisisi diperlukan valuasi yang tepat atas perusahaan perusahaan tambang batubara baik yang sudah beroperasi maupun yang belum supaya diperoleh nilai wajar yang tidak merugikan investor ataupun pemilik konsesi. 2
1.2 Rumusan Masalah PT Fajar Sakti (FS) merupakan salah satu perusahaan pertambangan batubara yang telah beroperasi sejak tahun 1979, memiliki konsesi tambang batubara didua lokasi dalam wilayah provinsi Kalimantan Timur yaitu di Tenggarong dan Tabang, dengan luas masing masing 900 dan 8.000 hektar. Sampai dengan tahun 2005 perusahaan masih mencatatkan rugi dalam laporan keuangannya. Namun sejak tahun 2006 bersamaan dengan mulai naiknya harga batubara mengikuti harga minyak dunia, perusahaan mulai membukukan keuntungan pada laporan keuangannya. Keuntungan yang diperoleh oleh perusahaan meningkat secara signifikan pada tahun 2008 mencapai Rp 100 milyar dari total pendapatan sebesar Rp 300 milyar. Jumlah cadangan batubara berdasar estimasi yang dilakukan oleh pihak manajemen pada saat itu adalah berkisar 10 Juta ton untuk lokasi Tenggarong dan 100 Juta ton untuk lokasi Tabang. Dengan kinerja keuangan yang membaik dan potensi cadangan yang dimiliki perusahaan, meningkatkan minat beberapa investor untuk mengakuisisi FS. Pada awal tahun 2009 Bumi Resources mengakuisisi 76,7% kepemilikan saham PT FS dengan harga beli yang ditetapkan adalah sebesar Rp 2,4 Trilyun. Harga beli ini di tetapkan dengan menggunakan dasar penilaian 100% saham perusahaan yang pada saat itu diperoleh nilai sebesar Rp 3,2 Trilyun. Bumi sebagai perusahaan publik diwajibkan untuk menginformasikan transaksi ini kepada Badan Pengawas Penanaman Modal dan Lembaga Keuangan (BAPEPAM-LK) sebagai regulator bursa efek Indonesia. Berdasarkan penilaian ulang oleh Bapepam melalui MAPPI disebutkan bahwa valuasi yang menjadi 3
dasar penilaian terlalu tinggi sebesar Rp 370 Milyar, sehingga dilakukan koreksi atas nilai 100% saham FS menjadi Rp 2,7 Milyar. Bersamaan dengan valuasi ulang tersebut, Bumi juga menurunkan jumlah saham yang akan diakuisisi menjadi 50%, sehingga harga yang disepakati pada transaksi yang terjadi tahun 2009 ini adalah sebesar Rp 1,4 trilyun. Pada tahun 2011, pemegang saham lama PT FS berencana untuk melepaskan sisa 50% saham yang masih dimiliki. Pada saat ini perusahaan juga telah menyelesaikan perhitungan cadangan batubara dengan metode JORC di lokasi Tabang dengan hasil akhir perhitungan sebesar 321 juta ton dan 14 juta ton di wilayah Tenggarong. Dengan demikian jumlah cadangan batubara yang dimiliki jauh lebih tinggi dibandingkan ketika valuasi dilakukan oleh BAPEPAM dimana pada saat itu baru diperkirakan sebesar 110 juta ton. Dengan kondisi tersebut maka diperkirakan nilai perusahaan saat ini akan lebih tinggi dibandingkan dengan penilaian ulang yang pernah dilakukan oleh BAPEPAM. Oleh karena itu dengan tesis ini akan dilakukan valuasi ulang saham PT FS agar diperoleh nilai wajar perusahaan yang lebih tepat sebagai dasar penjualan saham perusahaan yang masih tersisa. 1.3 Pertanyaan dan Tujuan Penelitian Pertanyaan yang mendasari penelitian ini adalah berapa besar nilai wajar yang tepat atas 100% saham PT FS dengan mempertimbangkan jumlah cadangan terbaru dan kondisi terkini perusahaan. Tujuan penelitian adalah sebagai evaluasi independen untuk mengetahui nilai perusahaan yang lebih tepat dengan menggunakan data dan informasi terkini 4
sebagai dasar asumsi dalam valuasi, sehingga dapat diketahui nilai saham PT FS saat ini agar dapat dipakai sebagai dasar bagi pemegang saham ataupun calon investor dalam menentukan nilai penjualan saham. 1.4 Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan cara mempelajari dan mengumpukan data baik dari internal perusahaan maupun eksternal seperti literatur buku, dan materi lain yang dipublikasikan melalui media internet, juga sumber lain yang mendukung. Selanjutnya dilakukan pengolahan data yang meliputi tiga tahap dimulai dari memahami perusahaan dan industri batubara, kemudian melakukan proyeksi kinerja perusahaan, dan terakhir melakukan valuasi menggunakan metode Discounted Cash Flow berdasar free cashflow to equity. 1.5 Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini adalah: 1. Bagi akademisi akan memperoleh gambaran mengenai valuasi saham atas perusahaan pemilik konsesi batubara terutama yang belum go public. 2. Bagi pemegang saham dan juga para praktisi akan memperoleh keyakinan atas valuasi perusahaan yang wajar dengan kondisi terkini. 3. Bagi calon investor, akan memperoleh gambaran atas nilai wajar perusahaan saat ini. 1.6 Susunan Penulisan Tesis ini terdiri dari lima bab dengan sistematika sebagai berikut: 5
Bab 1 Pendahuluan Memaparkan latar belakang, perumusan masalah, pertanyaan dan tujuan penelitian, metode penelitian, manfaat penelitian, dan susunan penulisan. Bab 2 Tinjauan Pustaka Menjelaskan teori yang melandasi valuasi perusahaan dan analisis perusahaan. Bab 3 Metode Penelitian dan Profil Perusahaan Menjelaskan mengenai metode yang dipakai, pengumpulan data, dan memberikan gambaran tentang profil perusahaan. Bab 4 Hasil Penelitian dan Pembahasan Menjelaskan analisis atas data keuangan perusahaan dan analisis atas hasil perhitungan valuasi berdasar pendekatan metode Discounted Cash Flow (DCF). Bab 5 Kesimpulan dan Saran Kesimpulan dari hasil penelitian serta saran untuk pengguna penelitian atau penelitian selanjutnya. 6