BAB I PENDAHULUAN. batubara sebagai kekayaan alam yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi. Pada saat

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki beragam sumber energi, selain minyak bumi juga terdapat gas dan batubara sebagai kekayaan alam yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi. Pada saat harga minyak bumi meningkat, batubara sebagai alternatif energi yang favosehingga permintaan atas batubara meningkat seiring pertumbuhan ekonomi dunia. Permintaan batubara global akan meningkat searah dengan perbaikan kondisi ekonomi global. Sementara itu, permintaan batubara dalam negeri akan meningkat dua kali lipat searah dengan pembangunan pembangkit listrik tenaga batubara yang dianggap berbiaya rendah, ditambah dengan ekspansi sektor properti dan infrastruktur yang meningkat. Indonesia posisi yang baik untuk memenuhi permintaan akan batubara. Supply batubara diperkirakan sekitar 280 juta ton pada akhir tahun 2010 dan produksi batubara diproyeksikan akan terus meningkat dan tumbuh sekitar 10% setiap tahun sumber. Batubara adalah salah satu sumber energi bagi dunia khususnya untuk kebutuhan kegiatan industri. Berdasarkan data world coal institute, konstribusi batubara dalam konsumsi energi di dunia adalah sekitar 40%. Dibanyak negara angka-angka ini jauh lebih tinggi, Polandia mengkonsumsi lebih dari 94% untuk pembangkit listrik, Afrika Selatan 92%, Cina 77%, Australia 76% dan bahkan Indonesia 50%. 1

2 Batubara berasal dari bahan bakar fosil dan saat ini menjadi sumber energi yang mengalami pertumbuhan paling cepat di dunia di dalam 10 tahun terakhir ini dibandingkan gas, minyak, nuklir, air dan sumber daya alternatif lainnya. Batubara memiliki beberapa jenis yang ditentukan berdasarkan tingkat proses pembentukannya yang dikontrol oleh tekanan, panas, dan waktu, batubara umumnya dibagi dalam lima kelas, antrasit, bituminus, sub-bituminus, lignit dan gambut. a. Antrasit adalah kelas batubara tertinggi, dengan warna hitam berkilauan (luster) metalik, mengandung antara 86%-98% unsur karbon (C) dengan kadar air kurang dari 8%. b. Bitumen mengandung 68-86% unsur karbon (c) dan berkadar airi 8-10% dari beratnya. Kelas batubara inu paling banyak dijumpai di pertambangan negara Australia. c. Sub-bituminen mengandung sedikit karbon dan banyak air, dan oleh karenanya menjadi sumber panas yang kurang efisien dibandingkan dengan bituminus. d. Batubara muda atau brown coal atau lignite atau batubara yang sangat lunak yang mengandung air 35-75% dari beratnya. e. Gambut, berpori dan memiliki kadar air diatas 75% serta nilai kalori yang paling rendah. Permintaan kebutuhan konsumsi batubara bagi negara maju dan berkembang semakin bertambah seiring kenaikan harga bahan bakar minyak dunia. Berdasarkan data yang dirilis oleh Merrill Lynch 8 Juni 2010, kebutuhan impor batubara pada tahun 2009 mencapai 591 2

3 metrik ton (Mt), tahun 2010 diperkirakan naik menjadi 635 Mt dan pada tahun 2015 diperkirakan akan naik menjadi 803 Mt. Proyeksi konsumsi atas batubara juga dilakukan oleh International Energy Agency (IEA), IEA melihat trend data historis yakni tahun 1990 total konsumsi batubara dunia baru mencapai juta ton, pada 2007 meningkat menjadi juta ton atau meningkat sebesar 59,5%, atau rata-rata 3,5% per tahun. Atas dasar tersebut IEA memperkirakan konsumsi batubara dunia akan tumbuh rata-rata 2,6% per tahun antara periode dan Kemudian melambat menjadi rata-rata 1,7% per tahun sepanjang tentunya mempertimbangkan cadangan batubara yang ada. Peningkatan konsumsi batubara dunia tidak terlepas dari meningkatnya permintaan energi dunia. IEA memberikan pernyataan bahwa batubara merupakan pemasok energi kedua terbesar setelah minyak dengan kontribusi 26%. Peran ini diperkirakan akan meningkat menjadi 29% pada Sedangkan kontribusinya sebagai pembangkit listrik diperkirakan juga akan meningkat dari 41% pada 2006 menjadi 46% pada Peran batubara sebagai pemasok energi di masa-masa mendatang membuat industri ini memiliki daya tarik yang sangat besar bagi para investor tak terkecuali di Indonesia. Indonesia merupakan salah satu penghasil batubara terbesar di dunia. Berdasarkan data tahun 2005 dari kementrian energi dan sumber daya mineral (ESDM), kualitas batubara yang ada di Indonesia sebagian besar adalah kelas bituminous (batubara dengan kualitas sedang) dan sub-bituminous (batubara dengan kualitas rendah). Dari total cadangan yang terukur pada tahun 2005, 62% adalah kelas bituminous (kalori sebesar kcal/ kg), 3

4 24% adalah kelas sub-bituminous (kalori sebesar kcal/ kg), 13% adalah batubara dengan kelas kalori tinggi sebesar kcal/ kg dan 1% adalah kelas kalori sangat tinggi yaitu diatas 7100 kcal/ kg. Sekitar 83% cadangan batubara Indonesia terdapat di Kalimantan, 13% di Sumatera, dan sisanya di pulau lainnya. Segmen pasar utama dari industry batubara Indonesia adalah industri pembangkit listrik (45% dari total penjualan batubara nasional tahun 2008), industri keramik dan semen (9,9%), industri pulp dan kertas (1,8%), industri besi dan baja (1,8%). Indonesia sendiri mengalami pertumbuhan konsumsi batubara yang sangat tinggi dalam sepuluh tahun terakhir, yakni dari 13,2 juta ton pada 1997 menjadi 45,3 juta ton pada 2007, atau meningkat lebih dari 3 kali lipat (243%). Peningkatan jumlah konsumsi yang sangat tinggi tersebut disebabkan meningkatnya permintaan batubara sebagai sumber energi terutama untuk pembangkit listrik, baik di dalam negeri maupun di negara-negara importir tidak mengherankan apabila sejalan dengan itu jumlah perusahaan pertambangan batubara di Indonesia pun tumbuh pesat khususnya dalam beberapa tahun terakhir. Sampai dengan 2003 misalnya tercatat 251 perusahaan penambangan batubara di Indonesia. Ekspor batubara Indonesia ke depan kemungkinan akan didominasi batubara berkalori rendah, yakni batubara yang memiliki kelembaban tinggi dan kandungan energi rendah. Namun demikian Indonesia akan dihadapkan dengan masalah biaya pengiriman yang lebih tinggi. Dominasi batubara berkualitas rendah ini tidak terlepas dari China dan India sebagai pasar utama batubara Indonesia, yang memang membutuhkan batubara berkualitas rendah untuk pembangkit listrik baru mereka. Tentunya ini dengan asumsi pembangunan pembangkit 4

5 listrik di kedua Negara tersebut tidak mengalami gangguan. Kebutuhan batubara Indonesia akan meningkat kebutuhan power plant milik PLN kebutuhan mencapai 63 juta ton metrik batubara pada tahun Ditahun 2012 dan 2013 keperluan batubara untuk pembangkit listrik akan meningkat, PLTU yang saat ini sedang dibangun akan beroperasi antara lain: Di Desember 2012 akan beroperasi PLTU Nagan Raya di Propinsi Aceh dan PLTU Gorontalo, di bulan Agustus 2012 PLTU Paiton 3 dan PLTU Asam-asam di Banjarmasin, ditahun 2013 seperti PLTU Cilacap. Selain itu seiring pertumbuhan ekonomi Indonesia yang tumbuh, selain tumbuhnya permintaan batubara untuk Industri semen seiring peningkatan produksi juga membuat Industri Indonesia lainnya mulai berpikir menggunakan batubara sebagai sumber energi bagi proses produksi antara lain: industri kertas, metalurgi, tekstil, kimia, maupun industri makanan. Ditambah dengan cadangan minyak bumi ditanah air sekarang hanya tinggal 1,2% (sebesar 3,99 miliar barel dan masih memiliki potensi cadangan sejumlah 4,41 miliar barel) dari cadangan minyak bumi dunia dengan estimasi bertahan hanya sampai 20 tahun. Atas dasar pertimbangan tersebut, prospek secara jangka panjang sumber energi dari batubara masih cukup prospektif. 1.2 Identifikasi Masalah Prospek perdagangan batubara di Indonesia dinilai prospektif sehingga banyak perusahaan yang bergerak di perdagangan batubara baik sebagai pedagang dan juga sebagai pemilik kuasa pertambangan. Salah satu perusahaan yang bergerak di perdagangan dan pertambangan batubara adalah PT. ABC. Perusahaan PT. ABC memiliki satu tambang yang 5

6 berlokasi di sungai Danau, kecamatan Satui, kabupaten Tanah Bumbu, Propinsi Kalimantan Selatan yang telah melakukan eksploitasi batubara secara komersil (tambang langsung) dan lokasi penumpukan hasil ekploitasi dilakukan di kelurahan Satui Barat, kecamatan Satui, Kabupaten Tanah Bumbu, Propinsi Kalimantan Selatan. Hasil survey Geo Mine Consultants di tambang PT. ABC di Tanah Bumbu seluas ha mempunyai kapasitas terpasang (deposit cadangan batubara) sebesar mt. (Penelitian dilakukan pada bulan Oktober 2002) sehingga diproyeksikan cadangan batubara yang tersimpan sebanyak mt. Realisasi kapasitas produksi selama Januari sampai Desember 2010 mencapai ,92 mt pertahun. Kegiatan eksploitasi telah dilakukan sejak ijin pertambangan pertama kali tahun 2006 (± 5 tahun produksi x ,92 mt = mt), maka sisa deposit yang ada masih sekitar ± mt. Dengan proyeksi optimis realisasi kapasitas produksi 100% sama dengan kapasitas terpasang sebesar mt/bulan maka cadangan deposit tersebut masih dapat digunakan selama ± 90 bulan (atau 7,5 tahun) namun selama ini realisasi kurang lebih sampai dengan mt pertahun. PT. ABC juga melakukan trading atau perdagangan tentunya dengan margin tidak sebesar melakukan eksploitasi sendiri. PT. ABC berusaha meningkatkan penjualan batubara seiring permintaan pembeli batubara terus bertambah. PT. ABC terus berusaha melakukan eksplorasi untuk mencari lahan baru. Adanya lokasi cadangan pertambangan baru bertujuan mempertahankan kelangsungan perusahaan (tidak tergantung perusahaan pemilik kuasa pertambangan lainnya). Hasil eksplorasi dimulai di awal tahun 2011, PT.ABC mendapat lahan dan ijin 6

7 usaha pertambangan baru dilokasi Kampung Muara Batuq Kecamatan Mook Manaar Bulat, Kabupaten Kutai Barat, Propinsi Kalimantan Timur seluas Ha. Kepemilikan lahan dan ijin eksploitasi menambah kemampuan ekonomis perusahaan dalam menciptakan keuntungan terlebih hasil analisa pemetaan topografi tahap awal di Blok B (selatan) seluas Ha mempunyai kandungan sebesar mt. (penelitian dilakukan pada Th.2009). Rencana kegiatan pertambangan perusahaan akan dilakukan mulai Th.2012 dengan kapasitas produksi ± 1 juta mt/bulan, maka deposit yang ada di blok B dapat digunakan selama ± 7,8 tahun. PT. ABC memerlukan sarana dan prasarana untuk menunjang eksploitasi. Perusahaan membutuhkan dermaga muat (loading port) batubara sebanyak 2 unit jetty serta sarana/peralatan pendukung lainnya dilokasi dekat tambang, sehingga lokasi pelabuhan yang dipilih di Desa Muyub Ilir Kecamatan Tering Kabupaten Kutai Barat Propinsi Kalimantan Timur yang berdekatan dengan lokasi tambang. Pelabuhan sendiri, PT. ABC memperoleh manfaat ekonomis berupa efisiensi biaya bila dibandingkan melalui pelabuhan milik perusahaan lain. Selain menghemat biaya, PT.ABC juga memperoleh pendapatan dari jasa kepelabuhanan dari sewa perusahaan pertambangan lainnya. Perusahaan telah menghitung total keperluan investasi termasuk sarana dan prasarana pembuatan pelabuhan muat. Perusahaan telah mempunyai kemampuan investasi untuk membiayai ekploitasi termasuk alat berat sedangkan investasi pelabuhan membutuhkan dana eksternal dari pihak bank. Perhitungan perusahaan membangun pelabuhan muat batubara secara financial membutuhkan pembiayaan sebesar Rp.47 milyar 7

8 (65%), project cost berupa konstruksi bangunan dermaga dan sebanyak 2 unit jetty serta sarana/peralatan pendukung lainnya dengan nilai total sebesar ± Rp.72 milyar yang merupakan total nilai investasi pelabuhan tersebut. Modal sendiri sebagai self financing pembangunan pelabuhan 35% dari nilai project cost sebesar Rp. 25 milyar. Keputusan Investasi merupakan usaha yang beresiko, investasi juga dapat memberikan nilai keuntungan jika dilakukan analisa dan pertimbangan atas resiko dilakukan secara mendalam dengan segala aspek yang terkait keputusan investasi. Investasi pelabuhan diperuntukkan untuk PT. ABC bukan digunakan untuk umum sehingga kemampuan financial perusahaan mendukung keputusan investasi. Berdasarkan hal ditulis diatas, penulis terdorong untuk menghitung kelayakan investasi pelabuhan muat batubara, apakah investasi untuk pembuatan bangunan dermaga dengan fasilitas 2 (dua) unit jetty serta sarana pelengkap lainnya oleh PT. ABC layak untuk dilaksanakan. 1.3 Rumusan Masalah Investasi pembangunan dermaga muat batubara membutuhkan sumber daya yang besar baik financial maupun manajemen operasional yang dimiliki perusahaan, keputusan investasi diharapkan menghasilkan keuntungan sehingga dalam proses menilai kelayakan harus dikaji dengan cermat dan mendalam segala aspek. Sehubungan hal tersebut, maka dalam penelitian ini penulis merumuskan permasalahannya adalah 1. Apakah investasi pembangunan dermaga muat batubara PT. ABC layak untuk dilaksanakan. 8

9 2. Bagaimana memperkirakan tingkat kelayakan investasi yang ditanam investor pada pembangunan dermaga muat batubara berdasarkan kriteria Payback Periode (PP), Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Profitability Indeks (PI) Pembatasan Masalah Agar tidak terjadi perluasan masalah dan untuk memudahkan dalam penyusunan tesis ini, maka perlu diberikan batasan masalah sebagai berikut Penelitian hanya membahas mengenai aspek-aspek keuangan perusahaan dan kesehatan keuangan perusahaan Analisis ekonomi didasarkan pada kriteria penilaian kelayakan investasi yang meliputi : Payback Periode (PP), Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Profitability Indeks (PI) serta analisis sensitivitas Kebijakan pemerintah dan peraturan perpajakan pemerintah tetap selama penelitian dilakukan Data yang digunakan diperoleh dari PT. ABC dan data-data lain yang dapat digunakan sebagai asumsi Tujuan Penelitiaan Menganalisis kelayakan investasi PT. ABC dalam rangka investasi pembuatan bangunan dermaga, 2 unit jetty, dan sarana pelengkap lainnya ditinjau dari instrument analisis kelayakan yaitu: Payback Periode (PP), Net Present Value (NPV), Internal Rate Return (IRR), Profitability Indeks (PI) dan analisis sensitivitas. 9

10 1.6. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan diperoleh dari pelaksanaan penelitian ini adalah memberi masukan bagi managemen bank dalam menganalisis kelayakan investasi PT.ABC dalam pembuatan bangunan dermaga, 2 unit jetty serta sarana pelengkap lainnya dan menyediakan informasi sebagai bahan pertimbangan bagi bank dalam pengambilan keputusan kredit. Bagi PT. ABC memberikan pertimbangan dalam mengambil keputusan bisnis melakukan ekplorasi dan eksploitasi dengan pilihan investasi yang nilai secara finacial besar dengan mengharapkan keuntungan yang telah ditetapkan perusahaan Metodologi Penelitian. Metode yang diterapkan dalam penelitian ini sebagai berikut. a. Metode Pengumpulan Data Dalam penyusunan penilitian ini penulis menggunanakan data primer berupa wawancara pegawai PT.ABC dan data sekunder berupa data data keuangan seperti riset kandungan batubara, perijinan, laporan keuangan, rencana pembangunan, data perjanjian kontrak pembangunan dengan pihak ketiga, serta target perusahaan. b. Metode Analisis Data 1. Menilai aspek keuangan dan rasio keuangan perusahaan. 2. Memproyeksikan cashflow proyeksi berdasarkan asumsi-asumsi yang dibuat berpedoman data historis perusahaan dan wawancara rencana PT.ABC. 3. Menilai kelayakan proyek dengan metode PBP, NPV, PI ratio dan IRR dengan menggunakan komputer program spread sheet yaitu excell for windows. 10

11 4. Membandingkan hasil kelayakan proyek khususnya nilai IRR dengan biaya modal yang telah ditentukan sehingga dapat ditentukan kelayakan proyek. 5. Melakukan analisis sensitivitas, harga batubara menentukan perubahan nilai kelayakan proyek. 1.8 Sistematika Penulisan Bab I : Pendahuluan Pada bab ini akan diuraikan mengenai latar belakang permasalahan, identifikasi masalah, perumusan masalah, batasan masalah, tujuan dan manfaat penulisan tesis serta sistematika penulisan tesis. Bab II : Landasan Teori. Pada bab ini akan diuraikan tinjauan teoritis mengenai prosedur dan proses studi kelayakan, serta metode yang digunakan dalam penilaian investasi. Bab III : Metoda Penelitian. Pada bab ini akan diuraikan pengambilan data yang diperoleh serta prosedur langkah-langkah perhitungan dan penetapan asumsi-asumsi dalam penelitian yang dilakukan. Bab IV : Hasil dan Analisis. Pada bab ini akan diuraikan gambaran umum perusahaan yang berisi sejarah singkat perusahaan, fokus bisnis perusahaan, pangsa pasar, kegiatan usaha dan kinerja keuangan.dan penyusunan asumsi asumsi yang dipergunakan dalam menyusun 11

12 analisis cash flow, hasil analisis instrument kelayakan investasi beserta interpretasinya. Bab V : Penutup Pada bab ini akan dikemukakan simpulan atas hasil penelitian yang dilakukan serta saran-saran kepada PT. ABC. 12