GLOBALISASI AKUNTANSI: IMPLEMENTASI KONVERGENSI IFRS DI LINGKUNGAN AKADEMISI DI PALEMBANG

dokumen-dokumen yang mirip
GLOBALISASI AKUNTANSI : IMPLEMENTASI KONVERGENSI IFRS INDONESIA DAN TANTANGANNYA BAGI UMKM

BAB I PENDAHULUAN. bagi para pemakai informasi keuangan dalam rangka pengambilan keputusan ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya laporan keuangan digunakan oleh perusahaan yang

1 Universitas Bhayangkara Jaya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. baik organisasi profit maupun non profit untuk menghasilkan informasi yang akan

BAB I PENDAHULUAN. kalangan profesi yang bergabung dalam sebuah lembaga resmi. Seperti banyak

BAB I PENDAHULUAN. mulai dari model dan standar pelaporan keuangan, relativisme jarak dalam pergerakan

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi merupakan proses integrasi internasional yang dapat ditandai

BAB I PENDAHULUAN UKDW. dunia. Selama tahun tersebut siklus laporan keuangan untuk International Financial

BAB 1 PENDAHULUAN. Adanya efek globalisasi membuat Negara menyelaraskan serta

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Perusahaan di Indonesia khususnya perusahaan yang sudah go public

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Akuntansi dikenal sebagai bahasa bisnis. Dalam hal bisnis, terdapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1. Pendahuluan. untuk pengambilan keputusan oleh berbagai macam pihak berkepentingan seperti

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

3. Standar Akuntansi Syariah Standar Akuntansi Syariah akan diluncurkan dalam tiga bahasa yaitu bahasa Indonesia, bahasa Inggris dan bahasa Arab.

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi mendorong berkembangnya perusahaan-perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. IFRS (International Financial Reporting Standards) telah menjadi pedoman

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai salah satu negara yang terlibat dalam forum G-20 (Group of

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi mendorong berkembangnya Negara-negara dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. memperoleh pembiayaan suatu investasi atau operasi perusahaan dengan minimal

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB 1 PENDAHULUAN. dipatuhi. Setiap negara memiliki standar akuntansi yang berbeda-beda dalam

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa tahun terakhir ini, isu globalisasi telah menjadi sebuah fenomena

BAB I PENDAHULUAN. suatu laporan keuangan yang memiliki kredibilitas tinggi. International Financial Reporting Standards (IFRS) merupakan pedoman

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan laporan keuangan menurut Kerangka Dasar Penyusunan dan

BAB I PENDAHULUAN. akibat dari globalisasi, para pelaku kegiatan bisnis antar negara membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. penyajian dan pengungkapan instrumen keuangan harus sesuai dengan standarstandar

BAB 1 PENDAHULUAN. berkepentingan (Margaretta dan Soeprianto 2012). Keberhasilan. tingkat kepercayaan investor dalam berinvestasi.

C H A P T E R 1 FINANCIAL REPORTING AND ACCOUNTING STANDARDS (PELAPORAN KEUANGAN DAN STANDAR AKUNTANSI)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Titik Chomariyati F BAB I PENDAHULUAN. kualitas pendidikannya, hal ini terjadi karena akuntan merupakan produk dari

BAB I PENDAHULUAN. Konvergensi International Financial Reporting Standards (IFRS) telah. awal lagi dalam menerapkan IFRS yaitu dari tahun 2002.

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa tahun terakhir International Financial Reporting Standards (IFRS)

BAB I PENDAHULUAN. adalah karena para pedagang merasa pasar dalam negeri tidak lagi

BAB I PENDAHULUAN. mengenai pasar modal juga, investor dapat dengan mudah masuk ke lantai pasar. kegiatan perusahaan semakin lebih kompleks.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA IFRS (International Financial Reporting Standards) oleh International Accounting Standard Board (IASB).

Hubungan IFRS, Tanggung Jawab Sosial dan Pendidikan Akuntansi di. Indonesia. Di Susun Oleh : UNIVERSITAS SETIA BUDI SURAKARTA FAKULTAS EKONOMI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Tinjauan Atas PSAK No.1 (Revisi 2009): Penyajian Laporan Keuangan dan Perbedaannya dengan PSAK No.1 (Revisi 1998)

01FEB AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH I. STANDAR AKUNTANSI DAN AKUNTANSI KEUANGAN Sumber : Kieso, Weygandt, & Warfield Dwi Martani

BAB I PENDAHULUAN UKDW. keuangan suatu entitas yang akan digunakan oleh stakeholder sebagai salah

BAB I PENDAHULUAN. melakukan revisi Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang. Konvergensi Pedoman Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) ke

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Dalam penyajian informasi laporan keuangan dibutuhkan sebuah aturan

PERKEMBANGAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN INDONESIA MENUJU INTERNATIONAL FINANCIAL REPORTING STANDARDS

BAB I PENDAHULUAN. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang disusun oleh Ikatan

BAB 1 PENDAHULUAN. keuangan dalam usaha mengharmonisasikan standar-standar akuntansi dan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Telah banyak Negara mengadopsi International Financial Reporting Standars

PENDAHULUAN CRITICAL REVIEW JURNAL

BAB I PENDAHULUAN. properti di Indonesia terus mengalami pertumbuhan yang signifikan sekitar 20% di

BAB I PENDAHULUAN. perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang sangat penting bagi perusahaan komersial. Dalam kerangka

BAB I PENDAHULUAN. pihak-pihak diluar perusahaan. Segala informasi yang menyangkut keadaan

BAB I PENDAHULUAN. internasional yang dapat distandardisasi secara internasional di setiap negara.

BAB I PENDAHULUAN. International Financial Reporting Standars (IFRS) merupakan standar

BAB I PENDAHULUAN. aturan, standar, dan prinsip yang mengatur penyajian laporan keuangan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perbedaan kondisi ekonomi, hukum, sosial, dan politik di berbagai negara,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian mengenai International Financial Reporting Standards (IFRS) telah

BAB I PENDAHULUAN. International Financial Reporting Standards (IFRS) yang sebelumnya

BAB I PENDAHULUAN. dan kompetitif, bukan hanya dengan perusahaan dalam negeri namun dengan

BAB I PENDAHULUAN. Di dunia internasional, terdapat dua standar akuntansi keuangan yang telah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Reformasi SAK ETAP dan Akuntansi Nirlaba: Tugas Besar IAI untuk Negeri. Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. perekonomian dunia dimana batasan penghambat menjadi semakin berkurang

SAMBUTAN KETUA IAI KAPd PADA KONFERENSI ILMIAH AKUNTANSI KE-3 KOORDINATOR IAI KAPd WILAYAH DKI DAN BANTEN

PERPAJAKAN II. Konvergensi IFRS dan Pengaruhnya terhadap Perpajakan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. (Statement Membership Obligation), yang mensyaratkan antara lain penggunaan

BAB I PENDAHULUAN. Para pelaku pasar modal memerlukan informasi untuk membuat keputusan

Teori Akuntansi dan Perumusannya

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. manajemen dalam mengelola sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan. Hanafi

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia dikenal sebagai negara agraris yang memiliki kekayaan sumber

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Laporan keuangan merupakan media komunikasi antara manajemen (pihak

PENGANTAR. Komite Standar Akuntansi Pemerintah Pusat dan Daerah

BAB I PENDAHULUAN. internasional. Sehingga muncul organisasi yang bernama International

BAB I bermanfaat bagi pemakainya? IASB (International Accounting Standard Board)

BAB I PENDAHULUAN. operasional rutin perusahaan, terutama aset tetap (fixed asset). Aset tetap

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan laporan keuangan yang relevan dan andal. Standar akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan lingkungan organisasi dan perusahaan-perusahaan atau

BAB I PENDAHULUAN. keuangan untuk mengambil keputusan baik secara internal maupun oleh pihak

BAB I PENDAHULUAN. terlihat dari kegiatan ekonomi suatu negara dengan fenomena-fenomena yang

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan dalam dunia bisnis di Indonesia telah melahirkan begitu banyak

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. modalnya pada perusahaan mereka. Akuntansi mengalami perkembangan yang

Akuntansi Keuangan Kontemporer Lobbying of the international accounting standards committee

BAB 1 PENDAHULUAN. Perusahaan adalah sebuah unit kegiatan produksi yang mengolah sumber

INTERPRETASI ATAS RUANG LINGKUP PSAK 13: PROPERTI INVESTASI

BAB 4 PENUTUP 4.1 Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. Pada akhir tahun 2015, ASEAN Economic Community (AEC) atau lebih

BAB I PENDAHULUAN. multinasional yang membutuhkan Standar Akuntansi Internasional. Dunia bisnis

BAB I PENDAHULUAN. perjanjian perdagangan bebas seperti AFTA (ASEAN Free Trade Area), kemudian ACFTA (ASEAN-China Free Trade Area) serta Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. dirasakan oleh penduduk dunia. Hal ini dipengaruhi oleh adanya globalisasi.

INDONESIA MENUJU ERA GLOBALISASI AKUNTANSI Oleh: Rr. Indah Mustikawati, M.Si., Ak. Abstrak

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Selain itu, laporan keuangan yang dibuat oleh perusahaan haruslah memenuhi

Transkripsi:

GLOBALISASI AKUNTANSI: IMPLEMENTASI KONVERGENSI IFRS DI LINGKUNGAN AKADEMISI DI PALEMBANG Fitriasuri 1, M. Titan Terizaghi 2 Universitas Bina Darma Palembang Jalan Jenderal Ahmad Yani No. 3 Palembang Sur-el: fitriasuri@binadarma.ac.id 1, muhammad.titan.terzaghi@binadarma.ac.id 2 Abstract: This study is an explorative study on the implementation of IFRS in Indonesia. The study used a survey method involving actors or professionals in the field of accounting. The object of this study is the professional academics in accounting field in Palembang. The primary data used is a structured interview of a questionnaire. While secondary data is data about the convergence of IFRS Roadmap Implementation of the relevant agencies, libraries and sourced from the internet in the form of the previous literature review. The data analyzed using qualitative analysis techniques. Based on the analysis, the convergence of IFRS is already in the curriculum with absorption rates differ, the study IFRS is still very low and the discussion was limited to meetings ahead of the lecture, the university support is quite good but the emphasis on IFRS convergence is still lacking, the biggest obstacle faced is quite expensive literature and training. Keywords: Accounting, Globalization, IFRS Abstrak: Penelitian ini adalah kajian eksploratif tentang pelaksanaan konvergensi IFRS berdasarkan Roadmap yang telah ditetapkan sebelumnya oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan. Penelitian akan menggunakan metode survei dengan melibatkan pelaku atau profesional di bidang akuntansi. Objek penelitian ini adalah profesional akademisi di bidang akuntansi di Palembang. Data primer yang digunakan adalah berupa wawancara terstruktur dari kuesioner yang telah dibangun, sedangkan data sekunder adalah data-data mengenai mengenai penerapan roadmap konvergensi IFRS dari instansi terkait, perpustakaan dan yang bersumber dari internet berupa kajian literatur terdahulu. Data yang diperoleh dari hasil kuesioner kemudian dianalisis dengan menggunakan teknik analisis kualitatif. Berdasarkan hasil analisa deskriptif diketahui bahwa konvergensi IFRS sudah ada di dalam kurikulum dengan tingkat penyerapannya berbeda, kajian IFRS masih sangat minim dan diskusi hanya sebatas pertemuan menjelang perkuliahan, dukungan universitas sudah cukup baik tetapi penekanan pada konvergensi IFRS masih kurang, kendala terbesar yang dihadapi adalah pada dukungan literatur dan pelatihan yang cukup mahal. Kata Kunci: Akuntansi, Globalisasi, IFRS 1. PENDAHULUAN Tahun 2009 telah dilaksanakan pertemuan pemimpin negara-negara G-20 di Pittsburgh yang menghasilkan berbagai kesepakatan. Salah satu butir yang disepakati adalah mengenai konvergensi standar akuntansi secara internasional paling lambat pada Juni 2011. Kesepakatan ini merupakan penegasan butir deklarasi pertemuan G-20 sebelumnya di Washington DC yang menuntut standar tunggal akuntansi global yang berkualitas tinggi. Hal ini merupakan tugas rumah yang berat khususnya bagi profesional keuangan. Konvergensi standar akuntansi pada dasarnya adalah usaha untuk menghapus berbagai perbedaan secara perlahan melalui upaya kerja sama antara IASB, penentu standar nasional dan kelompok lain yang menginginkan solusi terbaik bagi persoalan akuntansi dan pelaporan. Setiap negara memiliki lembaga pengatur standar pelaporan keuangan tersendiri. Sebagai contoh Indonesia, memiliki Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) yang mengeluarkan Globalisasi Akuntansi: Implementasi Konvergensi IFRS... (Fitriasuri dan M. Titan Terzaghi) 85

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) sebagai satu-satunya standar yang diterima sebagai bahasa bisnis perusahaanperusahaan di Indonesia. Negara lain seperti Amerika Serikat memiliki Generally Accepted Accounting Principles (GAAP) yang dirilis oleh Financial Accounting Standard Board (FASB). Uni Eropa memiliki International Accounting Standard (IAS) yang dikeluarkan oleh International Accounting Standard Board (IASB). Jika setiap negara menggunakan standar pelaporan mereka masing-masing maka sangat mungkin terjadi perbedaan yang pada akhirnya menimbulkan kendala antara satu dengan yang lain. Perbedaan aturan atau standar dikhawatirkan menimbulkan perbedaan nilai dan sulit dibandingkan satu dengan yang lain. Perbedaan standar ini akan berujung pada kegiatan pelaku bisnis internasional yang terhambat karena sulit mengambil keputusan bisnis. Pertanyaan lain yang timbul adalah konvergensi standar akuntansi apa yang dapat dijadikan rujukan? Sampai detik ini yang dapat menjadi standar acuan adalah International Financial Reporting Standards (IFRS) yang dikeluarkan oleh International Accounting Standard Board (IASB). IASB sebelumnya dikenal sebagai International Accounting Standard Committee (IASC) merupakan badan penetapan standar independen untuk sektor pribadi yang didirikan pada 1973 oleh organisasi akuntansi profesional di sembilan negara dan direstrukturisasi pada tahun 2001. Sebelum direstrukturisasi IASC telah mengeluarkan 41 International Accounting Standard (IAS) dan sejak tahun 2001 diganti dengan International Financial Reporting Standard (IFRS). Selanjutnya langkah mengikuti IFRS mulai dilakukan di banyak negara. Pada tahun 2002, Mahkamah Eropa memutuskan bahwa semua negara Uni Eropa harus mengikuti IFRS mulai tahun 2005. Di tahun yang sama Amerika juga melakukan konvergensi IFRS dengan dilakukannya penandatanganan Norwalk Agreement antara IASB dan Financial Accounting Standard Board (FASB) Amerika. Australia adalah negara lain yang sudah mengumumkan mengadopsi IFRS pada tahun 2004. China, Kanada dan Jepang adalah negara berikutnya yang mengumumkan konvergensi tersebut di tahun 2005. Pada Gambar 1, negara yang berwarna biru adalah negara-negara yang telah mengharuskan atau memperbolehkan penerapan IFRS, sedangkan yang berwarna abu-abu adalah negara-negara yang sedang dalam proses konvergensi dengan IFRS (Auditorinternal.com, 2010). Sumber: Auditorinternal.com (2010) Gambar 1. Pelaksanaan Konvergensi Standard Akuntansi di Dunia Indonesia sebagai bagian dari ekonomi dunia telah memiliki rencana kerja melalui 86 Jurnal Ilmiah MBiA Vol.15 No.2 Agustus 2016: 85-94

Roadmap yang di keluarkan oleh DSAK (Dewan Standar Akuntansi Keuangan) mengenai penerapan IFRS di Indonesia sebagai berikut: Sumber: Prihadi (2011) Gambar 2. Roadmap Penerapan IFRS di Indonesia Namun untuk melaksanakan konvergensi ini dibutuhkan kesiapan banyak pihak antara lain perusahaan, akuntan manajemen, akuntan publik, akademisi, regulator, serta profesi pendukung lainnya (Auditorinternal.com, 2010). Perusahaan dituntut kesiapan praktisi akuntan manajemennya. Akuntan Publik diharapkan dapat segera mengupdate pengetahuannya sehubungan dengan perubahan SAK dan SPAP yang berbasis IFRS untuk kebutuhan proses audit. Akuntan akademisi/universitas diharapkan dapat membentuk tim sukses konvergensi IFRS untuk memutakhirkan pengetahuan akademisi, merevisi kurikulum dan silabus serta melakukan berbagai penelitian yang terkait serta memberikan input bagi konvergensi itu sendiri. Regulator perlu melakukan pemutakhiran regulasi yang terkait dengan pelaporan keuangan dan perpajakan. Oleh karena itu pelaksanaan roadmap menjadi tidak mudah. IAI melalui pengurusnya memberikan pernyataan yang berbeda. Mereka mengaku bahwa secara rata-rata segi pendidikan telah siap. Dua anggota Dewan Pengurus Nasional, yaitu Djoko Susanto dan Ilya Vianti, meyakini bahwa jika IFRS mulai diterapkan pada 2012, Indonesia telah siap sebab IAI telah melakukan banyak kegiatan sebagai upaya persiapan, termasuk di lingkungan perguruan tinggi utamanya penyelenggara PPA. Kegiatan yang telah mereka lakukan antara lain seminar-seminar, pelatihan-pelatihan tentang IFRS, penyesuaian kurikulum dan silabus di kompartemen akuntan pendidik. Namun, Djoko menyatakan bahwa masih ada beberapa kekurangan dalam rangka mempersiapkan konvergensi tersebut di antaranya belum tersedianya literatur dan buku teks yang berkaitan dengan IFRS Sebab, selama ini buku-buku teks yang dijadikan pegangan di perguruan tinggi kebanyakan masih mengadopsi US GAAP alias berkiblat ke AS. Khomsiah, anggota pengurus KAPd, mengakui ada kendala dalam penyusunan buku teks. Namun IAI gencar melakukan sosialisasi tentang perlunya penyusunan kurikulum silabus berbasis IFRS di berbagai perguruan tinggi. Selain itu asosiasi juga banyak menggelar workshop nasional bagi kalangan dosen dengan tujuan training for the trainer (TOT) yang diproyeksikan bisa ditiru dan menyebar ke berbagai daerah. Melibatkan perguruan tinggi, KAPd saat ini sedang menggodok materi untuk TOT. Ketua KAPd, Ainun Na im menjelaskan, untuk kesiapan pendidikan keprofesian, perguruan tinggilah yang menyusun kurikulum atau silabus. Peran KAPd, katanya, sebatas memberikan pedoman atau standar bagi Globalisasi Akuntansi: Implementasi Konvergensi IFRS... (Fitriasuri dan M. Titan Terzaghi) 87

pendidikan akuntansi di Indonesia (Majalah IAI, 2009). Berdasarkan kondisi di atas peneliti tertarik untuk meneliti dengan judul Globalisasi Akuntansi: Implementasi Konvergensi IFRS di Lingkungan Akademisi di Palembang. Dalam penelitian ini, seperti yang telah diungkapkan di awal bahwa tujuan umum penelitian ini adalah untuk menyajikan deskripsi atau gambaran tentang berbagai hal terkait dengan implementasi IFRS dari sisi pengguna, baik akademisi maupun praktisi sehingga dapat menjadi acuan dalam pelaksanaan IFRS di masa yang akan datang. Selain itu juga diharapkan dapat memberi masukan dan bahan evaluasi bagi pembuat kebijakan khususnya di bidang akuntansi mengenai implementasi IFRS. Tujuan khusus yang ingin dicapai adalah berkaitan dengan indikator yang menjadi ukuran penelitian yaitu untuk mengetahui implementasi IFRS di lingkungan akademisi, untuk mengetahui implementasi IFRS di lingkungan manajer keuangan, untuk mengetahui implementasi IFRS di lingkungan praktisi akuntansi, dan untuk mengetahui kendala terbesar dalam implementasi IFRS Seperti yang telah diuraikan dapat diketahui bahwa dengan mengetahui informasi dan bukti secara empiris tentang gambaran berbagai hal terkait dengan implementasi IFRS dari sisi pengguna, baik akademisi maupun praktisi diharapkan dapat menjadi acuan dalam pelaksanaan IFRS di masa yang akan datang. Selain itu juga diharapkan dapat memberi masukan dan bahan evaluasi bagi pembuat kebijakan khususnya di bidang akuntansi mengenai implementasi IFRS. Pada gilirannya, hasilnya diharapkan dapat digunakan untuk mengembangkan strategi akuntansi tentang bagaimana perusahaan dan universitas akan merespon implementasi yang diperlukan. 2. METODOLOGI PENELITIAN 2.1 Desain Penelitian Penelitian dilakukan dengan survei lapangan dan studi literatur terhadap berbagai aspek penerapan atau implementasi konvergensi IFRS sesuai dengan penjelasan sebelumnya. Faktor-faktor dan indikator yang berasal dari variabel penelitian dianalisis untuk mengevaluasi implementasi konvergensi IFRS. Secara sederhana desain atau rancangan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Perumusan Masalah Perumusan masalah perlu dilakukan dalam melaksanakan suatu penelitian. Perumusan masalah digunakan untuk menentukan pertanyaan pertanyaan yang akan digunakan dalam penelitian. Pada tahap ini mencakup menentukan tujuan dan manfaat penelitian serta ruang lingkup yang menjadi batasan penelitian. Untuk memperoleh gambaran yang lebih nyata dari permasalahan yang ingin dibahas perlu dilakukan studi literatur secara mendalam untuk mendapatkan hasil yang lebih optimal sehingga rumusan masalah yang diperoleh akan lebih tajam. Studi literatur dapat dilakukan dengan mempelajari penelitian-penelitian yang 88 Jurnal Ilmiah MBiA Vol.15 No.2 Agustus 2016: 85-94

berhubungan dengan permasalahan dalam penelitian, dalam konteks penelitian ini adalah informasi tentang yang berhubungan dengan implementasi konvergensi IFRS. 2) Pengumpulan Data Untuk melakukan proses pengumpulan data, dilakukan beberapa kegiatan yang mendukung proses tersebut. Pengumpulan data yang pertama dilakukan dengan cara survei lapangan dengan penyebaran kuesioner. Selain itu dilakukan juga studi literatur yang berhubungan dengan roadmap dan pelaksanaan konvergensi IFRS menurut Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) sebagai pihak yang selama ini mengatur regulasi di bidang standar akuntansi Indonesia. 3) Tahap Analisis Data Data yang telah diperoleh kemudian dianalisis dengan menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif sehingga diperoleh gambaran tentang tanggapan pihak pihak terkait atas praktek konvergensi IFRS serta pelaksanaan roadmap konvergensi yang telah berjalan. 4) Kesimpulan Tahap akhir dari proses penelitian adalah membuat kesimpulan serta saran yang dapat memberikan masukkan serta dapat digunakan sebagai literatur untuk penelitian selanjutnya. 2.2 Metode Pengumpulan Data Dalam penelitian ini jenis yang dikumpulkan adalah data primer dan data sekunder. 1) Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden yang didapat dari hasil wawancara dan kuesioner dengan responden tentang tahapan konvergensi IFRS yang telah berjalan dan keterkaitannya dengan lima hal yang telah menjadi indikator dalam penelitian ini. 2) Data sekunder didapat melalui pengkajian terhadap studi literatur tentang laporan pelaksanaan konvergensi menurut IAI. 2.3 Metode Analisis Kajian dari penelitian ini bersifat kualitatif yakni temuan dalam penelitian ini akan dideskripsikan secara kualitatif dalam bentuk penggambaran tentang implementasi konvergensi IFRS di Indonesia. 2.4 Populasi dan Sampel Penelitian akan menggunakan metode survei yaitu penelitian yang dilakukan, baik pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data sampel yang diambil dari populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadiankejadian relatif, distribusi dan hubungan antar variabel sosiologis ataupun psikologis. Variabel yang diteliti dalam penelitian ini adalah implementasi konvergensi IFRS. Objek penelitian ini adalah akademisi di bidang akuntansi. Oleh karena itu populasi pada penelitian ini adalah akademisi yang terkait dengan konvergensi IFRS. Sampel diambil dengan metode pengambilan sampel dalam kajian kuantitatif penelitian ini adalah dengan metode purposive Globalisasi Akuntansi: Implementasi Konvergensi IFRS... (Fitriasuri dan M. Titan Terzaghi) 89

random sampling. Purposive random sampling digunakan dengan cara menetapkan sampel penelitian dimana peneliti menentukan responden berdasarkan anggapan bahwa informan dapat memberikan data pasti, lengkap dan akurat. Teknik random sampling ini digunakan dengan cara menetapkan sampel yang semua anggotanya memiliki peluang sama dan tidak terikat oleh apa pun untuk dimasukkan ke dalam sampel penelitian (Sanusi, 2011). 2.5 Definisi Operasional Definisi operasional sering dijelaskan sebagai suatu spesifikasi kegiatan peneliti dalam mengukur variabel. Variabel operasional merupakan unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana caranya mengukur suatu variabel. Definisi operasional akan mampu menjelaskan suatu fenomena secara tepat. Tabel berikut menjelaskan tentang operasional variabel yang digunakan pada penelitian ini. Implementasi Konvergensi IFRS Tabel 1. Operasional Variabel Variabel Dimensi Indikator Tahap Adopsi IFRS Adopsi Kendala yang mempengaruhi Tahap Persiapan Tahap Implementasi Perbedaan Prinsip yang Persiapan Infrastruktur Evaluasi Dampak Adopsi Penyelesaian Infrastruktur Penerapan bertahap IFRS Penerapan seluruh IFRS Evaluasi Dampak Penerapan IFRS Kejelasan perbedaan Prinsip Konvergensi IFRS digunakan yaitu Principles Based dengan Rule Based yang sebelumnya digunakan. Kepastian tentang lembaga yang berhak mengatur adopsi IFRS. Perbedaan dalam Ukuran Perusahaan dan Fase tahapan integrasi. Biaya Pelaksanaan Kesenjangan Pendidikan dan Pelatihan 2.6 Instrumen Penelitian Jumlah standar yang terkait dengan perbedaan prinsip/mengalami perubahan Kemungkinan keberagaman interpretasi Kejelasan tentang regulator utama dalam standar akuntansi Kejelasan tentang lembaga pengawas Kejelasan tentang otonomi negara dalam penentuan standar internal Kebermanfaatan implementasi Kecepatan melaksanakan tahapan integrasi Investasi perangkat lunak Pelatihan staf Ketersediaan SDM yang kompeten Ketersediaan pelatihan yang dibutuhkan Ketersediaan literatur yang dibutuhkan Instrumen penelitian dalam penelitian ini adalah angket/kuesioner. Semua data diklasifikasikan ke dalam indikator-indikator yang dikonstruksikan dalam instrumen kuesioner. Daftar pertanyaan yang akan disampaikan kepada responden yang dijawab 90 Jurnal Ilmiah MBiA Vol.15 No.2 Agustus 2016: 85-94

adalah daftar pertanyaan yang sudah disusun. Daftar pertanyaan terbagi dua yaitu mengenai implementasi dalam bentuk pertanyaan terbuka. Dari jawaban responden kemudian dilakukan analisis secara kualitatif. Penelitian ini menggunakan instrumen Marshal yang telah digunakan untuk menguji adopsi IFRS di United States (Winney dkk, 2010). Pertanyaan untuk akademisi meliputi: 1) Menurut Anda dalam mata kuliah apa sebaiknya IFRS diintegrasikan. 2) Berapa persen dari keseluruhan mata kuliah yang berelasi dengan IFRS saat ini, tahun depan dan dalam 5 tahun lagi. 3) Kapan pertama kali IFRS diintegrasikan dengan kurikulum. 4) Seberapa sukses dan seberapa mudah mengajarkan IFRS dibandingkan SAK. 5) Pernahkah dilakukan diskusi tentang konvergensi IFRS dengan sesama anggota seprofesi. 6) Apa nama mata kuliah yang mengajarkan IFRS. 7) Jika ada buku yang digunakan, Apa judul buku tersebut. 8) Sudah adakah penelitian Anda yang berkaitan dengan IFRS dan adakah yang telah dipublikasi. 9) Apakah IFRS harus diterapkan atau tidak menurut opini Anda. 10) Apakah penghalang terbesar dalam mengajarkan IFRS. 11) Apakah pimpinan Anda menitikberatkan penerapan IFRS. 12) Apakah universitas Anda menawarkan mata kuliah IFRS sebagai mata kuliah tersendiri. 13) Siapa yang bertanggung jawab mengajar tentang IFRS di universitas Anda. 14) Apakah universitas Anda merencanakan mengembangkan mata kuliah IFRS untuk profesional Akuntan 15) Apakah Anda akuntan publik aktif 16) Apa mata kuliah yang Anda ajarkan. Dengan instrumen penelitian ini peneliti ingin mengetahui sejauh mana penerapan IFRS dan hal yang menjadi kendala utama implementasinya. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Gambaran Umum Objek yang Diteliti Objek yang diteliti pada penelitian ini adalah akademisi dan praktisi di bidang akuntansi yang terkait dengan implementasi IFRS. Konfirmasi data dengan menggunakan kuesioner terstruktur telah dilakukan dengan 14 orang akademisi. Sebagian besar tidak berprofesi menjadi auditor eksternal. Sebagian besar mengajar mata kuliah akuntansi keuangan, terutama menengah dan lanjutan. 3.2 Implementasi IFRS di Kalangan Akademisi Berdasarkan data hasil wawancara dengan 14 orang akademisi yang telah dilakukan untuk menjelaskan implementasi IFRS, maka diidentifikasi hal-hal berikut: Globalisasi Akuntansi: Implementasi Konvergensi IFRS... (Fitriasuri dan M. Titan Terzaghi) 91

1) Integrasi IFRS dalam mata kuliah dan kurikulum IFRS telah diintegrasikan ke dalam mata kuliah di semua universitas, tetapi kedalaman dan frekuensinya ternyata cukup beragam. Mata kuliah yang dianggap akademisi paling banyak menyerap IFRS adalah mata kuliah Akuntansi Keuangan dalam hal ini adalah mata kuliah akuntansi keuangan menengah. Sementara untuk mata kuliah lain belum terlalu dirasakan perubahannya. Hal tersebut dapat dimaklumi karena untuk Indonesia, baik pajak maupun praktek pemeriksaan memiliki standar tersendiri. Untuk praktek pemeriksaan, dari sisi tata cara pemeriksaan tidak banyak berubah. Namun dari sisi penentuan kewajaran laporan keuangan tentunya mengacu pada standar yang baru. Contohnya dalam hal menggunakan fair value maka auditor dapat menyatakan opini tidak bersih jika perusahaan tidak menerapkannya secara konsisten. Meskipun ada beberapa responden yang menyatakan IFRS terintegrasi pada mata kuliah Akuntansi Keuangan, Audit dan Perpajakan. Namun sebagian besar responden sepakat bahwa untuk saat ini yang intensif mengajarkan konvergensi IFRS adalah mata kuliah Akuntansi keuangan. Untuk penerapan IFRS dalam perkuliahan sebagian besar menyatakan proses pengajaran cukup mudah atau tidak terlalu sulit. Dalam pendalaman wawancara kepada responden kesulitan utama adalah perbedaan konsep/prinsip dan istilah asing, tetapi dipermudah dengan bantuan literatur dan referensi yang ada. Untuk kota Palembang saat ini Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) telah bekerja sama dengan pengajar (staf akademik) seluruh universitas di Palembang merancang buku bahan ajar Pengantar Akuntansi yang berbasis IFRS, sehingga sedikit banyak membantu proses pengajaran IFRS. Untuk Akuntansi Keuangan Menengah dan Pajak telah tersedia literatur nasional yang banyak digunakan, tetapi untuk mata kuliah lanjutan masih menggunakan referensi asing. 2) Kajian dan Diskusi tentang IFRS Untuk kajian mengenai IFRS Sebagian besar mengatakan tidak pernah atau belum pernah mengadakan kajian, riset ataupun publikasi berkaitan dengan IFRS. Hal ini menunjukkan bahwa IFRS telah disepakati untuk diterapkan namun belum banyak yang melakukan kajian terhadapnya di kota Palembang. Untuk kegiatan diskusi sesama rekan seprofesi lebih banyak dilakukan di forum seminar dan pelatihan dan sebagian dilakukan di dalam universitas sebagai proses persiapan perkuliahan. Selain itu data menunjukkan sebagian besar responden menyatakan perusahaan harus menerapkan konvergensi IFRS karena dinilai penting, wajib dan bermanfaat, tetapi tetap melihat pada ukuran perusahaan. 3) Perhatian Universitas terhadap IFRS Semua responden menyatakan bahwa hingga saat ini belum ada mata kuliah khusus IFRS di universitas tempat mereka mengajar namun beberapa mengatakan sudah memiliki rencana untuk pengajaran khusus IFRS terutama 92 Jurnal Ilmiah MBiA Vol.15 No.2 Agustus 2016: 85-94

untuk profesional akuntan meskipun dalam format non formal. Sebagian besar juga tidak terlalu menitikberatkan akuntansinya pada konvergensi IFRS tersebut. Hal itu juga terlihat dari tanggung jawab pengajaran IFRS hanya dibebankan pada dosen pengasuh mata kuliah terkait. menekankan/memberatkan pada konvergensi IFRS. 4) Berdasarkan hasil analisis deskriptif kendala terbesar yang dihadapi adalah pada dukungan literatur dan pelatihan yang cukup mahal. 4) Kendala yang Dihadapi Berdasarkan gambaran hasil wawancara terlihat bahwa masih banyak kendala yang dirasakan oleh responden terkait pelaksanaan konvergensi IFRS. Bagi akademisi kendala terbesar adalah kurangnya pelatihan dan literatur yang mendukung. Pelatihan yang sudah ada juga sulit diikuti karena besarnya biaya yang dibutuhkan. 4. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan analisis yang dilakukan, maka dapat diambil simpulan sebagai berikut: 1) Berdasarkan hasil analisa deskriptif diketahui bahwa konvergensi IFRS sudah ada di dalam kurikulum namun tingkat penyerapannya berbeda. 2) Berdasarkan hasil analisa deskriptif diketahui bahwa kajian dan diskusi belum banyak dilakukan. Kajian yang ada hingga saat ini masih sangat minim sementara diskusi hanya sebatas pertemuan menjelang perkuliahan. 3) Berdasarkan hasil analisa deskriptif diketahui bahwa dukungan universitas sudah cukup baik tetapi rata-rata universitas belum Globalisasi Akuntansi: Implementasi Konvergensi IFRS... (Fitriasuri dan M. Titan Terzaghi) 93

DAFTAR RUJUKAN Auditorinternal.com. 2010. Konvergensi Standar Akuntansi, Sampai Dimana?. [Online]. (Diakses http://auditorinternal.com/2010/ 01/26/konvergensi-standar-akuntansisampai-di-mana/, 5 Oktober 2015). Majalah IAI 2009. Bagaimana Dunia Pendidikan Mengantisipasi Pemberlakuan IFRS 2012. Akuntan Indonesia Edisi No.17/Tahun III/Juni 2009. Jakarta. Prihadi, Toto. 2011. Memahami Laporan Keuangan Sesuai IFRS dan PSAK. PPM. Jakarta. Sanusi, Anwar. 2011. Metodologi Penelitian. Salemba Empat. Jakarta. Winney, K., Marshall, D., Bender, B. & Swigwer, J. 2010. Accounting Globalization: Roadblocks to IFRS Adoption in the United States. Global Review of Accounting and Finance Volume 1, No. 1 September 2010, Hal. 167-178. 94 Jurnal Ilmiah MBiA Vol.15 No.2 Agustus 2016: 85-94