III KERANGKA PEMIKIRAN

dokumen-dokumen yang mirip
III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis

Gambar 2. Rangkaian Kejadian Risiko-Ketidakpastian

III KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Tipe Data dan Sumber Data 4.3. Metode Pengumpulan Data

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

IV. METODE PENELITIAN

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN

IV METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

VI RISIKO PRODUKSI SAYURAN ORGANIK

III KERANGKA PEMIKIRAN

IV METODE PENELITIAN. 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

III KERANGKA PEMIKIRAN

IV. METODE PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sumber-Sumber Risiko Produksi pada Pertanian

KERANGKA PEMIKIRAN. 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis

IV METODE PENELITIAN. Tabel 5. Data Produsen Bromelia di Indonesia Tahun 2008

III KERANGKA PEMIKIRAN

ANALISIS RISIKO HARGA, RISIKO PENJUALAN DAN RISIKO PENDAPATAN PADA USAHA PEMOTONGAN AYAM NASKAH PUBLIKASI

IV. METODE PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA. 4 Pengertian Manajemen Risiko [26 Juli 2011]

II. TINJAUAN PUSTAKA Agribisnis Cabai Merah

IV METODE PENELITIAN 4.1. Pemilihan Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Metode Pengumpulan Data

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis

IV METODE PENELITIAN. terhitung sejak pembuatan proposal penelitian. Pengambilan data dilakukan pada bulan April hingga Mei 2011.

IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN. 1.1 Analisis Portofolio Pada Aktiva Berisiko (Saham dan Emas)

VII. KESIMPULAN DAN SARAN

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN

ANALISIS RISIKO PRODUKSI SAYURAN ORGANIK PADA PT MASADA ORGANIK INDONESIA DI BOGOR JAWA BARAT

ANALISIS RISIKO PRODUKSI

III KERANGKA PEMIKIRAN

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gambaran Umum Tomat Cherry 2.2 Penelitian Terdahulu

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Agribisnis Tanaman Hias dan Tanaman Buah

PORTFOLIO EFISIEN & OPTIMAL

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Peran Kemitraan Dalam Pengelolaan Risiko

RETURN YANG DIHARAPKAN DAN RISIKO PORTFOLIO ANALISIS INVESTASI DAN PORTOFOLIO ANDRI HELMI M, SE., MM.

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak ada prestasi, tidak ada kemajuan dan tidak ada imbalan.

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan nasional suatu negara. Ada beberapa alternatif yang dapat

ANALISIS RISIKO PRODUKSI DAUN POTONG Di PT PESONA DAUN MAS ASRI, CIAWI KABUPATEN BOGOR, JAWABARAT

BAB IV METODE PENELITIAN

RISIKO USAHA DIVERSIFIKASI MELON HIDROPONIK PADA PT REJO SARI BUMI UNIT TAPOS DI KABUPATEN BOGOR BRAIN ROBSON ULUAN

BAB I PENDAHULUAN. keuntungan di masa datang. Harapan keuntungan (return) di masa datang tersebut

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. pengolahan data. Dalam pengolahan data menggunakan program Microsoft Excel

BAB I PENDAHULUAN. Dalam berinvestasi banyak cara yang dipilih oleh para investor, pasar

BAB I PENDAHULUAN. berupa capital gain. Menurut Indriyo Gitosudarmo dan Basri (2002: 133),

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keadaan perekonomian Indonesia yang saat ini menurun akibat melemahnya

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dua hal, yaitu risiko dan return. Dalam melakukan investasi khususnya pada

Lampiran 1. Kuesioner penelitian bagi petani/kelompok tani

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Karakteristik Komoditi Melon

RISIKO PRODUKSI AYAM RAS PEDAGING PADA PETERNAKAN DI KECAMATAN PAMIJAHAN, KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT RYANDI SIMANJUNTAK

I. PENDAHULUAN. menguntungkan bagi pemulihan perekonomian pasca krisis seperti isu terorisme

RISIKO. Untuk menghitung risiko berdasarkan probabilitas, investor menggunakan standar deviasi dengan rumus sebagai berikut.

VII PENGUKURAN DAN STRATEGI PENANGANAN RISIKO

I. PENDAHULUAN. pasif dan investor aktif. Investor pasif menganggap bahwa pasar modal adalah

V. PENDEKATAN SISTEM 5.1. Analisis Kebutuhan Pengguna 1.) Petani

VI. PEMBAHASAN 6.1. Identifikasi Sumber-sumber Risiko

BAB I PENDAHULUAN. untuk menerima simpanan (deposit) dari masyarakat, kemudian simpanan tersebut

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Adanya perkembangan perekonomian yang tidak menentu dewasa ini

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kegiatan ekonomi saat ini dihadapkan dengan pilihan untuk melakukan

BAB 1 PENDAHULUAN. keuntungan ekonomis yang diperoleh investor meliputi: capital gain (loss)

IV. METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. saham, dengan harapan expected return yang diperoleh akan tinggi. Namun pada

AKTIVA TUNGGAL. Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Tunas Pembangunan Surakarta.

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Agribisnis Florikultura

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan investasi selalu dihadapkan pada risiko dan return. Return dapat

ANALISIS RISIKO PRODUKSI JAMUR TIRAM PUTIH PADA DD. MUSHROOM DI KECAMATAN CIAWI KABUPATEN BOGOR PROVINSI JAWA BARAT DODO PUTERA ANDESSA

BAB I PENDAHULUAN. untuk melangsungkan usahanya. Peran pasar modal sebagai alternatif investor

BAB I PENDAHULUAN. yang bersumber dari investor ke berbagai pilihan sektor investasi yang tersedia

ANALISIS RISIKO PRODUKSI CABAI MERAH KERITING PADA KELOMPOKTANI PONDOK MENTENG DESA CITAPEN KECAMATAN CIAWI BOGOR

Portofolio yang Efisien dan Optimal

I. PENDAHULUAN. bidang ekonomi pada umumnya dan di bidang investasi khususnya. Investasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tidak pasti (uncertain) dapat berakibat menguntungan atau merugikan. Ketidak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yaitu investasi, portofolio, return dan expected return, risiko dalam berinvestasi,

ANALISIS INVESTASI DAN PENENTUAN PORTOFOLIO OPTIMAL SAHAM DENGAN MENGGUNAKAN MODEL INDEKS TUNGGAL DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE

Return Portofolio. Bahan ajar digunakan sebagai materi penunjang Mata Kuliah: Manajemen Investasi Dikompilasi oleh: Nila Firdausi Nuzula, PhD

PORTOFOLIO. Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Tunas Pembangunan Surakarta.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. jangka waktu yang relatif panjang dalam berbagai bidang usaha. Investasi

BAB I PENDAHULUAN. analisis investasi sering menghadapi masalah yaitu tentang penaksiran risiko yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Investasi. cukup, pengalaman, serta naluri bisnis untuk menganalisis efek-efek mana yang

III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB IV ANALISIS DATA PENELITIAN. 1) Analisis atau Uji Asumsi Dasar (Uji Normalitas). Uji asumsi dasar digunakan untuk memberikan pre test, atau uji

III. METODE PENELITIAN. Objek dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Study ini menganalisis portofolio ke tiga aset yaitu saham, emas, dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keadaan perekonomian Indonesia yang selama beberapa tahun terakhir

Transkripsi:

III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari penelusuran teori-teori yang relevan dengan masalah penelitian. Adapun kerangka pemikiran teoritis dalam penelitian ini, akan dijelaskan pada sub babsub bab berikut. 3.1.1. Konsep Risiko Suatu usaha pasti tidak akan bisa terlepas dari risiko, begitu pandangan sebagian besar mereka yang melakukan usaha. Apalagi jika usaha yang dilakukan merupakan usaha pada komoditas agribisnis yang memiliki karakter perishable, voluminous, dan bulky. Terdapat beberapa pendapat mengenai definisi risiko yang dapat membantu pembaca dalam memahami konsep risiko dengan jelas. Risiko merupakan ketidakpastian yang mempengaruhi kesejahteraan seseorang dan sering berkaitan dengan kerusakan atau kerugian ( Bodie dan Merton 1998, diacu dalam Harwood et al. 1999). Ketidakpastian disini dijelaskan kembali oleh Harwood et al. (1999) dalam bukunya Managing Risk in Farming yaitu ketidakpastian yang bermasalah dan dapat menyertakan kemungkinan hilangnya uang, kemungkinan ancaman bagi kesehatan manusia, akibat yang mempengaruhi sumberdaya seperti irigasi dan modal. Sedangkan ketidakpastian memiliki pengertian suatu situasi dimana seseorang tidak mengetahui apa yang akan terjadi. Ketidakpastian merupakan hal penting bagi risiko agar dapat bertahan, namun bukan ketidakpastian yang menuntun ke situasi penuh risiko. Basyaib (2007) mendefinisikan risiko sebagai peluang terjadinya hasil yang tidak diinginkan, sehingga risiko hanya terkait dengan situasi yang memungkinkan munculnya hasil negatif serta berkaitan dengan kemampuan memperkirakan terjadinya hasil negatif tersebut. Kejadian risiko merupakan kejadian yang memunculkan peluang atau kerugian terjadinya hasil yang tidak diinginkan. Sementara itu kerugian risiko memiliki arti kerugian yang diakibatkan kejadian risiko baik secara langsung maupun tidak langsung. Kerugian itu sendiri dapat berupa kerugian finansial maupun kerugian non-finansial. 17

Risiko (risk) menurut Robison dan Barry (1987) adalah peluang terjadinya suatu kejadian yang dapat diukur oleh pengambil keputusan dan pada umumnya pengambil keputusan mengalami suatu kerugian. Risiko erat kaitannya dengan ketidakpastian, tetapi kedua hal tersebut memiliki makna yang berbeda. Ketidakpastian (uncertainty) adalah peluang suatu kejadian yang tidak dapat diukur oleh pengambil keputusan. Adanya ketidakpastian dapat menimbulkan risiko. Darmawi (1997) menghubungkan risiko dengan kemungkinan terjadinya akibat buruk (kerugian) yang tidak diinginkan, atau tidak terduga. Dengan kata lain bahwa penggunaan kata kemungkinan tersebut sudah menunjukkan adanya ketidakpastian. Ketidakpastian itu merupakan kondisi yang menyebabkan tumbuhnya risiko. Sedangkan kondisi yang tidak pasti tersebut timbul karena berbagai sebab, antara lain : a. Jarak waktu dimulai perencanaan atas kegiatan sampai kegiatan itu berakhir. Makin panjang jarak waktu makin besar ketidakpastiannya. b. Keterbatasan tersedianya informasi yang diperlukan. c. Keterbatasan pengetahuan/keterampilan/teknik mengambil keputusan, dan sebagainya. 3.1.2. Sumber Risiko Risiko pada kegiatan pertanian bersifat unik dibanding lainnya. Hal ini dikarenakan ketergantungan aktivitas pertanian terhadap kondisi alam terutama seperti iklim dan cuaca. Harwood et al. (1999) menyatakan terdapat beberapa sumber risiko pada kegiatan produksi pertanian, yaitu meliputi : 1) Production or Yield Risk Faktor risiko produksi dalam kegiatan pertanian disebabkan adanya beberapa hal yang tidak dapat dikontrol terkait dengan iklim dan cuaca, seperti curah hujan, temperatur udara, hama dan penyakit. Selain itu teknologi juga berperan dalam menimbulkan risiko pada kegiatan pertanian. Misalnya penggunaan teknologi baru tanpa adanya penyesuaian maka justru dapat menyebabkan penurunan produksi. 18

2) Price or Market Risk Risiko pasar dalam hal ini meliputi risiko harga output dan input. Pada umumnya kegiatan produksi pertanian merupakan proses yang lama. Sementara itu, pasar bersifat kompleks dan dinamis. Oleh sebab itu petani belum tentu mendapatkan harga yang sesuai dengan yang diharapkan pada saat panen.begitupun dengan harga input yang berfluktuasi sehingga mempengaruhi komponen biaya pada kegiatan produksi yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap return yang diperoleh petani. 3) Institutional Risk Risiko institusi berhubungan dengan kebijakan dan program pemerintah yang berpengaruh terhadap sektor pertanian. Secara umum, risiko ini cenderung tidak dapat diantisipasi. Misalnya kebijakan pemerintah untuk memberikan atau mengurangi subsidi harga input pertanian. 4) Financial Risk Risiko finansial dihadapi oleh petani saat meminjam modal dari lembaga keuangan seperti bank. Risiko ini berkaitan dengan fluktuasi tingkat suku bunga pinjaman. 5) Human or Personal Risk Risiko sumberdaya manusia berkaitan dengan perilaku manusia, maupun hal-hal yang dapat mempengaruhi perusahaan, seperti kesalahan dalam pencatatan data, kesalahan dalam memberikan pupuk, mogok kerja, ataupun meninggalnya tenaga kerja dalam menjalankan pekerjaannya. Menurut Calkin (1983) terdapat enam faktor yang mendorong adanya risiko pada kegiatan bisnis, yaitu fluktuasi produksi, fluktuasi harga, penggunaan teknologi yang baru, adanya program pemerintah, permasalahan legalitas (legal problem), dan perubahan pada selera konsumen. Menurut Anderson (1977) sumber-sumber risiko usaha, khususnya dalam bidang pertanian meliputi ketidakpastian hasil produksi, ketidakpastian harga, dan ketidakpastian keuntungan. Sementara Miller (2004) menyatakan bahwa sumber-sumber risiko pada usaha pertanian meliputi risiko produksi, risiko harga, casualty risk, dan risiko teknologi. 19

Menurut Elton dan Gruber (1995), diacu dalam Utami (2009) terdapat beberapa ukuran risiko diantaranya adalah nilai varian (variance), standar deviasi (standard deviation) dan koefisien variasi (coefficient variation). Ketiga ukuran tersebut berkaitan satu sama lain dan nilai variance sebagai penentu ukuran yang lainnya. Seperti standard deviation yang merupakan akar kuadrat dari variance sedangkan coefficient variation merupakan rasio dari standard deviation dengan nilai expected return dari suatu kegiatan usaha. Penilaian risiko dengan menggunakan nilai variance dan standard deviation merupakan ukuran yang absolut dan tidak mempertimbangkan risiko dalam hubungannya dengan hasil yang diharapkan (expected return). Jika nilai variance dan standard deviation digunakan untuk mengambil keputusan dalam penilaian risiko yang dihadapi pada kegiatan usaha maka dikhawatirkan akan terjadi keputusan yang kurang tepat. Hasil keputusan yang tepat dalam menganalisis risiko suatu kegiatan usaha harus menggunakan perbandingan dengan satuan yang sama. Ukuran risiko yang dapat membandingkan dengan satuan yang sama adalah coefficient variation. Coefficient variation merupakan ukuran yang tepat bagi pengambil keputusan dalam menilai suatu kegiatan usaha dengan mempertimbangkan risiko yang dihadapi untuk setiap return yang diperoleh dari kegiatan usaha tersebut. Return yang diperoleh dapat berupa pendapatan, produksi atau harga. Dengan mengetahui besaran risiko dan tingkat pengembalian yang diperoleh dari kegiatan usaha, pelaku usaha dapat mengambil keputusan untuk menentukan sikap dalam memilih kegiatan usaha yang berisiko. 3.1.3. Risiko Portofolio Portofolio merupakan kombinasi atau gabungan dari beberapa investasi. Teori portofolio merupakan teori yang menjelaskan penyaluran modal ke dalam berbagai macam investasi dengan tujuan menekan risiko dan menjamin pendapatan seaman dan seuntung mungkin. Teori portofolio membahas portofolio yang optimum yaitu portofolio yang memberikan hasil pengembalian tertinggi pada suatu tingkatan risiko tertentu atau tingkat risiko paling rendah dengan suatu hasil tertentu. Teori portofolio membantu manajemen dalam pengambilan keputusan mengenai kombinasi investasi yang paling aman dikaitkan dengan tingkat risiko 20

yang dihadapi. Dasar teori ini adalah pada kenyataannya investor tidak menginvestasikan seluruh dana hanya untuk satu tipe investasi tetapi melakukan diversifikasi dengan tujuan menekan risiko. Fluktuasi tingkat keuntungan akan berkurang karena saling menghilangkan jika memiliki beberapa tipe investasi. Diversifikasi dilakukan untuk mengurangi risiko portofolio, yaitu dengan cara mengkombinasi atau dengan menambah investasi (asset/aktiva/sekuritas) yang memiliki korelasi negatif atau positif rendah sehingga variabilitas dari pengembalian atau risiko dapat dikurangi. Korelasi merupakan alat ukur statistik mengenai hubungan dari serial data yang menunjukkan pergerakan bersamaan relatif (relative comovements) antara serial data tersebut. Jika serial data bergerak dengan arah yang sama disebut dengan korelasi positif, sebaliknya jika bergerak dengan arah berlawanan disebut korelasi negatif. Nilai koefisien korelasi investasi aset i dan j (ρij) mempunyai nilai maksimum positif (+1) dan minimum negatif satu (-1). Berapa kemungkinan korelasi diantara dua aset diantaranya adalah sebagai berikut: 1. Nilai koefisien korelasi positif satu (+1) mempunyai arti bahwa kombinasi dari dua aset i dan j selalu bergerak sama-sama. 2. Nilai koefisien korelasi negatif satu (-1) mempunyai arti bahwa kombinasi dari dua aset i dan j selalu bergerak berlawanan arah. 3. Nilai koefisien korelasi sama dengan nol (0) mempunyai arti bahwa kombinasi dari dua aset i dan j tidak ada hubungan satu dengan yang lain. Dalam penelitian ini koefisien korelasi diasumsikan memiliki nilai (+1) atau memiliki korelasi positif diantara kedua komoditas yang digabungkan. Adapun aset yang dikombinasikan adalah bibit tipe krisan spray dengan krisan standar. 3.1.4. Manajemen Risiko Menurut Darmawi (2008), manajemen risiko adalah suatu usaha untuk mengetahui, menganalisis serta mengendalikan risiko dalam setiap kegiatan perusahaan dengan tujuan untuk memperoleh efektifitas dan efisiensi yang lebih tinggi. Karena itu perlu terlebih dahulu dipahami tentang konsep-konsep yang dapat memberi makna, cakupan yang luas dalam rangka memahami proses manajemen tersebut. 21

Menurut Kountur (2004), manajemen risiko adalah cara-cara yang digunakan manajemen untuk menangani berbagai permasalahan yang disebabkan oleh adanya risiko. Keberhasilan perusahaan ditentukan oleh kemampuan manajemen menggunakan berbagai sumberdaya yang ada untuk mencapai tujuan perusahaan. Dengan adanya penanganan risiko yang baik segala kemungkinan kerugian yang dapat menimpa perusahaan dapat diminimalkan sehingga biaya menjadi lebih kecil dan pada akhirnya perusahaan akan mendapatkan keuntungan yang lebih besar. Ada empat cara menangani risiko yaitu dengan cara menghindari dengan tidak mengambil risiko, mencegah timbulnya risiko untuk meminimalkan kemungkinan terjadinya risiko, mengurangi kerugian akibat risiko untuk meminimalkan akibatnya, mengalihkan risiko ke pihak lain. Suatu risiko yang kemungkinan terjadinya besar dan konsekuensinya juga besar maka cara yang terbaik untuk menangani risiko tersebut adalah menghindar. Jika tidak dapat menghindar dan harus menghadapi risiko maka cara yang bisa dilakukan adalah mencegah; membuat kemungkinan terjadinya risiko sekecil mungkin. Selain mencegah kerugian, akibat dari kerugian itu perlu dikurangi, pengurangan kerugian akibat risiko dilakukan terutama jika konsekuensi dari risiko tersebut besar. Dengan demikian pengurangan kerugian dilakukan untuk memperkecil konsekuensi. Beberapa risiko tidak dapat dicegah, kemungkinan terjadinya dikurangi konsekuensinya. Jika risiko tersebut tidak dapat dicegah atau dikurangi, ada cara lain yang dapat dilakukan yaitu menyiapkan dana atas risiko tersebut. Alternatif penanganan risiko pada produk pertanian ada beberapa cara yaitu dengan diversifikasi usaha, integrasi vertikal, kontrak produksi, kontrak pemasaran, perlindungan nilai dan asuransi. Menurut Kountur (2008), manajemen risiko perusahaan adalah bagaimana cara menangani semua risiko yang ada didalam perusahaan tanpa memilih risiko risiko tertentu saja. Penanganan risiko dapat dianggap sebagai salah satu fungsi dari manajemen. Ada beberapa fungsi manajemen yang sudah dikenal yaitu perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan melakukan pengendalian atau planning, organizing, actuating, controlling (POAC). 22

3.1.5. Peta Risiko Salah satu cara yang dapat digunakan sebelum merumuskan strategi manajemen risiko adalah dengan menggunakan peta risiko. Peta risiko merupakan gambaran dari posisi suatu risiko dalam kegiatan usaha yang dilakukan perusahaan. Peta risiko umumnya dibuat berdasarkan ukuran probabilitas dan dampak dari risiko tersebut. Kountur (2008) menyusun peta risiko dengan menggunakan sumbu vertikal yang menggambarkan probabilitas dan sumbu horizontal yang menggambarkan dampak risiko, dapat dilihat pada Gambar 3. PROBABILITAS (%) Gambar 3. Peta Risiko Sumber : Kountur (2008) DAMPAK (Rupiah) Setelah menyusun peta risiko maka dapat dirumuskan strategi manajemen risiko yang tepat untuk risiko tersebut. Secara umum, terdapat tiga tipe strategi yang dapat dilakukan untuk mengelola risiko, antara lain : 1) Preventif Preventif dilakukan untuk menghindari terjadinya risiko. Strategi ini dapat dilakukan dengan beberapa cara, diantaranya : (a) membuat atau memperbaiki sistem dan prosedur, (b) mengembangkan sumberdaya manusia, dan (c) memasang atau memperbaiki fasilitas fisik. Strategi preventif dilakukan untuk risiko yang tergolong dalam kemungkinan atau probabilitas risiko yang besar. Strategi preventif dapat mengatisipasi risiko yang berada pada kuadran 1 dan 2 dalam peta risiko. Selanjutnya risiko ini digeser ke kuadran 3 dan 4. Berikut ilustrasi mengenai strategi preventif yang dapat dilihat pada Gambar 4. 23

Kuadran 1 Kuadran 2 PROBABILITAS (%) Kuadran 3 Kuadran 4 DAMPAK (Rupiah) Gambar 4. Peta Perpindahan Risiko pada Strategi Preventif Sumber : Kountur (2008) 2) Mitigasi Mitigasi adalah strategi penangan risiko yang dimaksudkan untuk memperkecil dampak risiko. Strategi ini dilakukan untuk menangani risiko yang memiliki dampak besar. Beberapa cara yang termasuk strategi mitigasi antara lain diversifikasi, penggabungan, dan pengalihan risiko. Risiko yang berada pada kuadran dengan dampak besar dapat digeser ke kuadran yang memiliki dampak kecil dengan menggunakan startegi mitigasi. Strategi ini mengantisipasi sehingga risiko yang berada pada kuadran 2 bergeser ke kuadran 1 dan risiko pada kuadran 4 bergeser ke kuadran 3. Berikut ilustrasi strategi mitigasi pada Gambar 5. PROBABILITAS (%) Kuadran 1 Kuadran 2 Kuadran 3 Kuadran 4 DAMPAK (Rupiah) Gambar 5. Peta perpindahan Risiko pada Strategi Mitigasi Sumber : Kountur (2008) 24

3) Alternatif Strategi Manajemen Risiko Hanafi (2009) memberikan beberapa alternatif strategi untuk menghadapi risiko selain dengan cara preventif dan mitigasi, yaitu pengelompokkan risiko didasarkan pada matriks frekuensi dan signifikansi. Selanjutnya dilakukan penyesuaian antara pengelompokkan risiko yang dilakukan Kountur (2008) dan Hanafi (2009) dalam memberikan alternatif strategi manajemen risiko, yang dapat dilihat pada Gambar 6. PROBABILITAS (%) Kuadran 1 Monitoring Kuadran 3 Low control Kuadran 2 Prevent at source Kuadran 4 Detect and monitor Gambar 6. DAMPAK (Rupiah) Peta Alternatif Strategi Menghadapi Risiko Modifikasi Model Kountur (2008) dan Hanafi (2009) Sumber : Hanafi (2009) Gambar 6. menunjukkan bahwa terdapat empat alternatif strategi yang dapat diterapkan untuk mengantisipasi risiko yang terdapat dalam tiap kuadran pada peta risiko, diantaranya (a) Low control untuk probabilitas kecil dan dampak kecil, (b) Detect and monitor untuk probabilitas kecil dan dampak besar, (c) Monitoring untuk probabilitas besar dan dampak kecil, dan (d) Prevent at source untuk probabilitas besar dan dampak besar. 3.2. Kerangka Pemikiran Operasional Perusahaan dalam mengusahakan komoditas krisan menghadapi kendala dalam kegiatan produksinya, hal ini disebabkan oleh kondisi cuaca, serangan hama penyakit, dan faktor faktor lainnya yang mempengaruhi fluktuasi produksi. Hal ini mengindikasikan adanya risiko produksi. Untuk itu, perlu dilakukan identifikasi terhadap faktor faktor yang menjadi sumber risiko produksi. Selanjutnya untuk mengetahui berapa besar tingkat risiko yang terjadi dilakukan analisis risiko dengan menghitung nilai expected return, peluang, 25

variance, standart deviation, dan coefficient variation. Setelah mengetahui besar risiko produksi yang terjadi, langkah selanjutnya yang dilakukan adalah menganalisis manajemen risiko yang dilakukan perusahaan. Kemudian memilih alternatif strategi manajemen risiko yang sesuai untuk dapat diterapkan pada perusahaan. Metode yang dipilih untuk menganalisis manajemen risiko pada penelitian ini yaitu melalui peta risiko. Alur kerangka pemikiran operasional dapat dilihat pada Gambar 7. Perusahaan Natalia Nursery Produksi krisan yang berfluktuasi, mengindikasikan adanya risiko produksi Analisis Deskriptif : Analisis sumber sumber risiko Analisis Manajemen Risiko mnggunakan peta risiko Analisis Kuantitatif: Analisis Risiko Spesialisasi Analisis Risiko Portofolio Analisis Dampak Risiko Rekomendasi strategi manajemen risiko produksi bagi perusahaan Natalia Nursery Gambar 7. Kerangka Pemikiran Operasional Analisis Risiko Produksi Krisan Potong di Kecamatan Tenjolaya Kabuaten Bogor. 26