Pembangunan Pulau Reklamasi dan Perubahan Sosial pada Masyarakat Perikanan di Teluk Jakarta

dokumen-dokumen yang mirip
PEMBANGUNAN GIANT SEA WALL: BERMANFAATKAH BAGI MASYARAKAT PERIKANAN?

KATA PENGANTAR. Jakarta, Sekretaris Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta, Saefullah NIP

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN. didarat masih dipengaruhi oleh proses-proses yang terjadi dilaut seperti

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang .

V. KEADAAN UMUM WILAYAH DESA PABEAN UDIK KECAMATAN INDRAMAYU, KABUPATEN INDRAMAYU

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV PROFIL LOKASI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Wilayah pesisir kota Bandar Lampung merupakan suatu wilayah yang mempunyai

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Banjir pasang (rob) merupakan peristiwa yang umumnya terjadi di

V. DESKRIPSI LOKASI DAN SAMPEL PENELITIAN. Kelurahan Kamal Muara merupakan wilayah pecahan dari Kelurahan

KAJIAN DAMPAK PENGEMBANGAN WILAYAH PESISIR KOTA TEGAL TERHADAP ADANYA KERUSAKAN LINGKUNGAN (Studi Kasus Kecamatan Tegal Barat) T U G A S A K H I R

METODE PENELITIAN. Dalam beberapa tahun terakhir ini terdapat kecenderungan berupa

Pengembangan Pantura Jakar ta

TINJAUAN PUSTAKA. Terdapat beberapa penelitian dan kajian mengenai banjir pasang. Beberapa

PENGENDALIAN AIR DALAM REKLAMASI DI DKI JAKARTA

INVENTORY SUMBERDAYA WILAYAH PESISIR KELURAHAN FATUBESI KEC. KOTA LAMA KOTA KUPANG - NUSA TENGGARA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Wilayah pesisir Indonesia memiliki luas dan potensi ekosistem mangrove

PENDAHULUAN. terluas di dunia. Hutan mangrove umumnya terdapat di seluruh pantai Indonesia

BAB III GAMBARAN WILAYAH PENELITIAN. A. Kelurahan Proyonanggan Utara Batang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Data dan grafik produksi ikan yang didaratkan di PPI Muara Angke tahun

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

4. KEADAAN UMUM 4.1 Kedaan Umum Kabupaten Banyuwangi Kedaan geografis, topografi daerah dan penduduk 1) Letak dan luas

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB III METODE PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM PROVINSI DKI JAKARTA

BAB I PENGANTAR. yang terjadi di kawasan pelabuhan Muara Angke pada pertengahan tahun 1990an,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. dengan yang lain, yaitu masing-masing wilayah masih dipengaruhi oleh aktivitas

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. (21%) dari luas total global yang tersebar hampir di seluruh pulau-pulau

KELURAHAN BAROMBONG KATA PENGANTAR

BAB I PENDAHULUAN. pantai sekitar Km, memiliki sumberdaya pesisir yang sangat potensial.

5 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

Oleh. Firmansyah Gusasi

V. KEADAAN UMUM WILAYAH. 5.1 Kondisi Wilayah Kelurahan Pulau Panggang

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan

PERUBAHAN IKLIM DAN STRATEGI ADAPTASI NELAYAN

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Kelurahan Penjaringan terletak di Kecamatan Penjaringan, Kotamadya

I. PENDAHULUAN pulau dengan luas laut sekitar 3,1 juta km 2. Wilayah pesisir dan. lautan Indonesia dikenal sebagai negara dengan kekayaan dan

V. DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Morowali merupakan salah satu daerah otonom yang baru

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI PENYEMPURNAAN RANCANGAN RTR KAWASAN STRATEGIS PANTURA JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II KEBIJAKAN DAN STRATEGI

I. PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan kelautan dan perikanan adalah meningkatkan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan. Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105.

4 KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Latar Belakang

TABEL 44 INDIKASI PROGRAM PENATAAN ATAU PENGEMBANGAN KECAMATAN KEPULAUAN SERIBU SELATAN

Pemberdayaan masyarakat nelayan melalui pengembangan perikanan tangkap di Desa Majakerta, Indramayu, Jawa Barat

Analisis Kesesuaian Lahan Wilayah Pesisir Kota Makassar Untuk Keperluan Budidaya

Nurlaili Balai Besar Riset Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KATA PENGANTAR. Kepada semua pihak yang telah turut membantu menyusun dokumen ini disampaikan terima kasih. Pangkalan Balai, November 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

a. Pelaksanaan dan koordinasi pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya ikan dalam wilayah kewenangan kabupaten.

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN

ANALISIS KETERKAITAN DAYA DUKUNG EKOSISTEM TERUMBU KARANG DENGAN TINGKAT KESEJAHTERAAN NELAYAN TRADISIONAL

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan (archipelago state) terluas di

PENGANTAR SUMBERDAYA PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL. SUKANDAR, IR, MP, IPM

I. PENDAHULUAN. mangrove. Sebagai salah satu ekosistem pesisir, hutan mangrove merupakan

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data satu periode, yaitu data Program

Kimparswil Propinsi Bengkulu,1998). Penyebab terjadinya abrasi pantai selain disebabkan faktor alamiah, dikarenakan adanya kegiatan penambangan pasir

BAB VI PENUTUP. dengan pola aktivitas dan strategi penghidupan masyarakat nelayan di Kawasan. Labuhan Maringgai Kabupaten Lampung Timur.

I. PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

Adaptasi Perikanan Tangkap terhadap Perubahan dan Variabilitas Iklim di Wilayah Pesisir Selatan Pulau Jawa Berbasis Kajian Risiko

4. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. seperti tercantum dalam Undang Undang Nomor 32 Tahun 2009 di dalam

IV. GAMBARAN UMUM 4.1. Kondisi Geografis dan Iklim

PERSPEKTIF KRONO SPASIAL PENGEMBANGAN PANTAI UTARA JABODETABEKPUNJUR

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini berisikan latar belakang, perumusan masalah, tujuan, batasan masalah, dan sistematika penulisan. 1.

10. Pemberian bimbingan teknis pelaksanaan eksplorasi, eksploitasi, konservasi, dan pengelolaan kekayaan laut di wilayah laut kewenangan daerah.

I. PENDAHULUAN. rumah kaca yang memicu terjadinya pemanasan global. Pemanasan global yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan kebutuhan yang sangat pokok bagi kehidupan, semua

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam Darda (2009) dijelaskan secara rinci bahwa, Indonesia merupakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Geografis. dari luas Provinsi Jawa Barat dan terletak di antara Bujur Timur

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang

Transkripsi:

Pembangunan Pulau Reklamasi dan Perubahan Sosial pada Masyarakat Perikanan di Teluk Jakarta disampaikan pada kegiatan Learning Session Hasil Penelitian BRSDKP Jakarta, 14 Juni 2017, Armen Zulham Zahri Nasution Maulana Firdaus Hikmah Sapto A. Pranowo Bayu Vita Indah Yanti Nurlaili

Studi Pustaka dan Diskusi Tentang Reklamasi di Teluk Jakarta Bio fisik, dan Lingkungan Anita (2014), Banjir Jakarta Zaenuddin (2013), Banjir Jakarta Gunawan (2010), Banjir Jakarta Wasilah (2017), kerusakan ekosistem Teluk Jakarta Hartati et al., (2014) perikanan & lingkungan Teluk Jakarta Kusuma et al., (2014) Polutan & Sedimen Teluk Jakarta Kusmana (2014), Mangrove di Pesisir Teluk Jakarta Ekonomi & Bisnis Suwitno (2016), Nilai Ruang Pusat Bisnis Ikan Ikawati (2017), hilangnya pendapatan Zulham et al.,(2014), hilangnya potensi ekon masrkt perikanan Zulham et al., (2014) transformasi ekonomi rumahtangga perikanan Zulham (2015) Reklamasi Teluk Jakarta bermanfaatkah untuk Nelayan Suryawati et al., (2016), perekonomian nelayan, valuasi ekonomi Zulham (2016). Rente Ekonomi Reklamasi Teluk Jakarta Sosial, Hukum & Tenaga Kerja (TK) UPT PPMA (2015), Kebutuhan Tenaga Kerja Perikanan Muara Angke. Angelia et al., (2006),: Arus Migrasi TK di Kawasan Teluk Jakarta Luthfi (2017), hak warga tanah timbul Teluk Jakarta Tim Advokasi Tl. Jakarta (2017) advokasi hukum warga XX XX

Studi Pustaka dan Diskusi Reklamasi di Teluk Jakarta (Lanjutan) Biofisik, dan Lingkungan Pranowo et al., (2014) Karakteristik ekoregion laut Teluk Jakarta Arifin dan Mustikasari (2014), Pasut, arus & Gelombang Teluk Jakarta Windupranata dan Ikhsani, 2014), Analisis faktor fisik daratan untuk pembangunan GSW untuk mengendalikan banjir. Muin (2014) pola arus dan gelombang perairan Teluk Jakarta Hadi (2014), pola arus dan gelombang perairan Teluk Jakarta Ekonomi & Bisnis XX XX XX XX XX Sosial, Hukum & Tenaga Kerja (TK) XX XX XX XX XX

Simpulan Studi Pustaka dan Diskusi Biofisik, dan Lingkungan Permasalahan banjir di Jakarta saat itu diatasi dengan relokasi armada perikanan dari berbagai muara sungai di Jakarta ke Muara Angke, melakukan penghijauan kembali. Kerusakan ekosistem pada Pesisir dan perairan Teluk Jakarta telah berlangsung lama. Kerusakan tersebut disebabkan oleh limbah domestik dan industri (termasuk logam berat), sedimentasi, konversi lahan untuk perumahan dan komersial. Kerusakan tersebut ditunjukkan oleh abrasi pantai, rusaknya spawning ground dan fishing ground Ekonomi & Bisnis Implementasi tata ruang pada pusat bisnis perikanan harus diwujudkan, agar potensi ekonomi dapat dikembangkan Tindakan yang dilakukan pemerintah dalam membangun Jakarta melalui pengusuran mengancm hilangnya sumber pendapatan masyarakat nelayan Sosial, Hukum & Tenaga Kerja (TK) Kebutuhan TK pada kegiatan perikanan sangat tinggi terutama pada pusat perikanan di Teluk Jakarta Permintaan TK tersebut mendorong terjadinya migrasi TK dari pusat perikanan di Pantura Jawa Barat, Jawa Tengah, Sulawesi Selatan serta Banten dan Lampung ke sentra perikanan di Teluk Jakarta. Sehingga terjadilah migrasi TK permanen dan migrasi TK sirkulasi

Simpulan Studi Pustaka dan Diskusi (Lanjutan) Biofisik, dan Lingkungan Ekoregion laut, pola pasang surut, arus serta gelombang laut di Teluk Jakarta serta kondisik fisik daratan di Jakarta harus dipertimbangkan. Saat ini banjir di Jakarta pengaruh land subsidence > dari pengaruh kenaikan permukaan laut. Dengan Simulasi pembangunan pulau reklamasi akan mengubah pola arus dan gelombang laut di Teluk Jakarta Ekonomi & Bisnis Terganggunya bisnis masyarakat perikanan di Teluk Jakarta karena pengaruh kegiatan pembangunan pulau reklamasi. Rusaknya jaringan sosial yang telah berkembang untuk menjaga bisnis masyarakat perikanaan. Besaran rente ekonomi karena pembangunan pulau reklamasi, yang dieksploitasi pengusaha dan perlu aturan agar rente tersebut dapat diperoleh pemerintah dan digunakan untuk kesejahteraan nelayan Sosial, Hukum & Tenaga Kerja (TK) Masyarakat perikanan migrasi permanen di Teluk Jakarta sebagian menimbulkan masalah karena mengokupasi tanah timbul dan bantaran Muara Sungai dan membangun rumah dan berinvestasi.

Pengantar dan Pertanyaan Penelitian ❶ Perubahan sosial apa yang terjadi sehingga aktivitas bisnis perikanan di Teluk Jakarta tidak berkurang?. Padahal beberapa pulau reklamasi di Teluk Jakarta telah ada. ❷ Perubahan sosial apa yang terjadi sehinga rumah tangga perikanan di Teluk Jakarta tetap bertahan, padahal beberapa pulau reklamasi telah ada di Teluk Jakarta?

Metoda Penelitian Perubahan sosial merupakan upaya untuk mengubah kebiasaan, pandangan dengan inovasi (pendekatan baru), gagasan gagasan baru dan kebijakan terhadap individu atau kelompok sosial tertentu. Sasaran perubahan sosial adalah individu, kelompok masyarakat tertentu, atau masyarakat secara keseluruhan. Keterbatasan Penelitian????

1 METODA PENELITIAN 5 2 3 4 1 Kamal Muara (FGD & Wawancara) 2 Muara Angke (FGD & Wawancara) 3 4 5 Kali Baru (FGD) Cilincing (FGD & Wawancara) Marunda (FGD & Wawancara)

HASIL PENELITIAN Pasar Tenaga Kerja di Muara Angke 2016 Jenis Usaha Jumlah (Unit)a) Perkiraan TK (orang) b) Kapal 10 30 GT 3.603 54.045 Kapal > 30 GT 884 26.520 Pengolah Tradisional 201 2.412 UPI 37 1.110 Cold Storage 26 520 Pujaseri 24 192 Grosir Ikan 275 1.100 Pasar Eceran 148 592 Transit/Pengemasan 30 150 Perkiraan Kebutuhan TK 86.641 Sumber: a). Laporan Tahunan 2016 UPT Pengelola Pelabuhan Perikanan Muara Angke b). Hasil estimasi berdasarkan rata-rata jumlah pekerja pada setiap unit

3 4 5 0 7 T o n Balai Besar Riset Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Bulan Perdagangan Ikan di Muara Angke 2016 Volume Perdagangan Ikan (Ton) TPI M. Angke Pasar ikan M. Angke Total Perdagangan Ikan Januari 4.002 866 4.868 Febrari 3.299 1.252 4.551 Maret 3.498 1.632 5.130 April 4.270 985 5.255 Mei 5.053 12 5.065 Juni 5.365 543 5.908 Juli 1.542 1.483 3.025 Agustus 2.453 2.568 5.021 September 4.863 549 5.412 Oktober 6.478 1.197 7.675 Nopember 4.319 592 4.910 Desember 5.112 333 5.445 Sumber: Diolah dari Laporan Tahunan UPT Pelabuhan Perikanan Muara Angke, 2016 5 0 2 5 3 T o n

Ciri Demografi Masyarakat Perikanan Ciri Demografi Etnis dominan Status Kependudu kan Pekerjaan Utama K. Muara M. Angke Kalibaru Cilincing Marunda Bugis KTP DKI Jakarta nelayan, Pembudidaya, pedagang Cirebon, Tegal, Indramayu (P)ermanen: Non Prosedur (S)irkulasi: KTP daerah asal (P): nelayan, Pengolah, Pedagang ikan (S): ABK kapal PPI M. Angke Bugis KTP DKI Nelayan, pedagang ikan Bugis, Indramayu, Brebes, Pemalang (P). KTP DKI (S). KTP daerah asal (P). Nelayan, Pengolah, Pembudidaya (S): nelayan Betawi KTP DKI Nelayan, Pembudidaya

Ciri Demografi Masyarakat Perikanan (Lanjutan) Ciri Demografi Status Tempat Tinggal Umur Kepala Keluarga K. Muara M. Angke Kalibaru Cilincing Marunda Rumah permanen/semi permanen pada tanah girik atau tanah milik 30 Tahun 65 tahun (P). Rumah semi permanen atau gubuk pada tanah timbul & bantaran sungai (S). Pada kapal ikan di PPI dan rumah kos Rumah permanen & Semi permanen pada lahan milik PT. Pelindo (P). 30 tahun 60 tahun 30 tahun (S). 20 tahun 65 tahun 40 tahun (P). Rumah permanen / Semi permanen pada tanah girik, garapan KBN dan bantaran kanal (S). Rumah kontrakan Rumah permanen pada lahan milik atau garapan (P). 25 tahun 60 tahun 30 tahun 65 (S). 20 tahun tahun 45 tahun

Ciri Demografi Masyarakat Perikanan (Lanjutan) Ciri Demografi Pendidikan Kepala Keluarga K. Muara M. Angke Kalibaru Cilincing Marunda 17% tidak lulus SD, 17% tidak lulus SMP, 33% lulus SMP, 17% tidak lulus SMP dan 17% lulus SMA (P). 13,3% tidak lulus SD, 33,3 lukus SD, 23,3% tidak lulus SMP, 13,3 lulus SMP, 16,7 tidak lulus SMA. (S). Umumnya lulus SMP 38% SD, 54% SMP dan 8% SMA (P). 16,7% lulus SD, 66,7% tidak lulus SD; 16,7% PT (S). SMP 33,3% tidak sekolah; 50% tidak lulus SD, 16,7 % lulus SD Karakteristi k rumah tangga Rata-rata 5 orng / KK (P). Rata-rata 5 orng /KK + 2 kerabat dari desa Rata-rata 5 (S). Di M. Angke orang /KK tidak ada anggota keluarga (P). Rata-rata 4 org /KK (S). Rata-rata 4 org /KK Rata-rata 5 org /KK

Struktur Sosial Struktur sosial merupakan fenomena sosial tentang keragaan kelembagaan sosial yang sengaja dibentuk oleh masyarakat untuk menciptakan suatu keteraturan sosial di wilayah itu dengan mengatur hubungan antar masyarakat dalam rangka memenuhi kebutuhan mereka. Kelembagaan Sosial Relasi dengan lingkungan sekitar Kamal Muara AdaTomas perkuat relasi Muara Angke Kalibaru Cilincing Marunda (P). Tomas tidak berperan, sehingga relasi longgar (S). Ada pengurus kapal memperkuat relasi Terdapat Tomas yang memperk uat relasi (P). Tomas & Koperasi perkuat relasi (S). Pemilik kapal memperkua t relasi Tomas memperkuat relasi

Struktur Sosial (lanjutan) Kelembagaan Sosial Difrensiasi peran dalam masyarakat Komunikasi Kamal Muara Muara Angke Kalibaru Cilincing Marunda Pembagian peran jelas, relatif tidak berubah Mudah dilakukan melalui tomas (P) Peran sering berubah (S). Peran jelas dan tidak berubah (P). Sulit dilakukan (S). Mudah dilakukan melalui pengurus Pembagai an peran jelas dan tidak berubah Mudah dilakukan melalui Tomas (P). Peran jelas relatif tidak berubah (S). Peran jelas dan tidak berubah (P). Mudah dilakukan melalui tomas (S) Mudah dilakukan melalui pemilik kapal Peran jelas dan relatif belum berubah Mudah dilakukan melalui tomas

Struktur Sosial (lanjutan) Kelembagaan Sosial Tujuan Ketaatan terhadap aturan Kamal Muara Untuk mendapat pendapatan dan kebutuhan hidup Taat terhadap aturan Muara Angke Kalibaru Cilincing Marunda (P) bervariasi, termasuk pengakuan status dari Pemda DKI Jakarta (S). Mencari pekerjaan dan pendapatan (P). Tidak taat aturan & berkonflik (S). Taat aturan mengikuti pengurus Mendapat kan pendapata n dan kebutuhan hidup Taat terhadap aturan (P). Mendapat pekerjaan, dan pendapatan (S). Mendapat pekerjaan dan pendapatan (P). Taat terhadap aturan (S). Taat terhadap aturan Mencari kebutuhan hidup Taat terhadap aturan

Struktur Sosial (lanjutan) Kelembagaan Sosial Sosialisasi & akses terhadap program pemerintah Kamal Muara Mudah dilakukan dan dapat diakses Muara Angke Kalibaru Cilincing Marunda (P). Sulit dilakukan dan tidak dapat diakses (S). Mudah dilakukan dan tidak dapat diakses Mudah dilakukan dan dapat diakses (P). Mudah dilakuan dan dapat diakses (S). Mudah dilakukan dan tidak dapat diakses Mudah dilakukan dan dapat diakses

% Responden Balai Besar Riset Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Persentase Penguasaan Aset Responden M. Angke (Feb Maret 2017) 90.0 80.0 70.0 60.0 50.0 40.0 30.0 20.0 10.0-2013 Feb - Maret 2017 Jenis Aset

% responden Balai Besar Riset Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Persentase Penguasaan Aset (Feb Maret 2017) Kamal Muara Muara Angke Kalibaru Cilincing Marunda 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 Jenis aset produktif

% dari Total Ongkos Balai Besar Riset Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Struktur Ongkos Usaha Responden per Bulan di M. Angke 2013 Feb-Maret 2017 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 Rp. 2,8 Juta Rp. 3,5 Juta Rp. 4,6 Juta Rp. 5,0 Juta Rp. 3,9 Juta Rp. 4,3 Juta Jenis Ongkos

Biaya (Rp.000) Balai Besar Riset Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Rata-Rata Ongkos Usaha Responden per Bulan di M. Angke, K. Muara, Cilincing & Marunda (Feb Maret 2017) Penangkapan Ikan Pengolah Pedagang 6,000.0 5,000.0 4,000.0 3,000.0 2,000.0 1,000.0 - M. Angke K. Muara Cilincing Marunda

% Biaya Total Balai Besar Riset Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Struktur Ongkos Usaha Responden per Bulan di M. Angke, K. Muara, Cilincing & Marunda (Feb Maret 2017) 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 M. Angke K. Muara Cilincing Marunda Jenis biaya menurut usaha

% sumber Pendapatan Balai Besar Riset Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Struktur Pendapatan Rumah Tangga per Bulan menurut Jenis Usaha di M. Angke Usaha Istri Anggota keluarga lain Sumber lain 60 50 40 30 20 10 0 Rp. 9.808.693 Rp. 9.283.433 Rp. 10.377.619 Rp. 8.355.081 Rp.9.900.000 Rp. 7.242.858 2013 Feb Maret 2017

% Sumber Pendapatan Balai Besar Riset Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Struktur Pendapatan Rumah Tangga per Bulan (Feb Maret 2017) Usaha Istri Anggota keluarga lain Sumber lain 45.0 40.0 35.0 30.0 25.0 20.0 15.0 10.0 5.0 - Rp. 8.499.313 Rp. 8.400.000 Rp. 7.365.000 Rp. 4.791.667 M. Angke K. Muara Cilincing Marunda

% Pengeluaran Rumah Tangga Rp. 7.309.895 Rp. 9.113.766 Rp. 8.046.722 Rp. 7.022.651 Rp. 8.652.657 Rp. 6.712. 619 Balai Besar Riset Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Struktur Pengeluaran Rumah Tangga per Bulan menurut Jenis Usaha di M. Angke 60 50 Modal usaha Konsumsi dalam RT 40 Konsumsi di Luar RT Air Minum 30 Sewa Rumah Pendidikan Anak 20 Transportasi Kesehatan 10 Rekreasi Tabungan - Arisan Bayar Hutang 2013 Feb- Maret 2017

% dari Total Pengeluaran Balai Besar Riset Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Struktur Pengeluaran Rumah Tangga per Bulan menurut Jenis Usaha di M. Angke, K. Muara, Cilincing, Marunda 50.0 45.0 40.0 Rp. 8.499.313 Modal usaha Konsumsi dalam RT 35.0 Konsumsi di Luar RT Rokok 30.0 25.0 20.0 Rp. 8.400.000 Rp. 7.365.000 Rp. 4.791.667 Air Minum Sewa Rumah/listrik & Perawatan Pendidikan Anak Transportasi Kesehatan 15.0 Rekreasi Tabungan 10.0 Arisan 5.0 Bayar Hutang 0.0 M. Angke K. Muara Cilincing Marunda

Kesimpulan dan Implikasi Kebijakan Kesimpulan: Intervensi pemerintah dalam pembangunan di Teluk Jakarta medorong perubahan sosial pada masyarakat perikanan. Perubahan sosial tersebut terjadi pada kebijakan: 1. Kebijakan pengendalian banjir di Jakarta dengan merelokasi nelayan pada berbagai muara sungai di Teluk Jakarta ke Muara Angke dan meresmikan Muara Angke sebagai Pusat Perikanan dan pemukiman nelayan tradisional, pada Tahun 1977. Tetapi karena infrastruktur pemukimam nelayan tidak mencukupi, maka kebijakan ini mendorong munculnya nelayan andon di Muara Angke dan beberapa nelayan kembali lagi ke tempat asal di Teluk Jakarta. 2. Muara Angke ditetapkan sebagai PPI Daerah dan Pusat Pembinanan Kegiatan Perikanan DKI Jakarta dengan PerGub DKI Jakarta No: 598 tahun 1990. Infrastruktur dibangun, sehingga M. Angke menjadi pusat perdagangan ikan armada perikanan tradisional terbesar di Jakarta. Kebijakan ini mendorong defisit tenaga kerja di Muara Angke. Deisit ini menjadi pull factor nelayan di daerah surplus TK. Infrastruktur dan kesempatan kerja menjadi push factor nelayan di daerah surplus TK, sehingga mendorong migrasi TK nelayan ke Jakarta.

Akibatnya di Pesisir Teluk Jakarta terdapat nelayan migrasi permanen (M. Angke, K. Muara, Kalibaru, Cilincing & beberapa di Marunda) & nelayan migrasi sirkulasi (M. Angke dan Cilincing). Nelayan migrasi permanen di Muara Angke merupakan penduduk non prosedural, mengokupasi tanah timbul dan bantara kali untuk tempat tinggal dan usaha. Nelayan ini, kontra dengan berbagai program pemerintah, sehingga mereka mudah dimanfaatkan kelompok lain untuk kepentingan mereka. Nelayan migrasi permanen K. Muara, Kalibaru, Cilincing dan Marunda (KTP DKI Jakarta) membangun tempat tinggal dan usaha pada lahan dengan status tanah girik dan tanah garapan (milik pemerintah, swasta dan yayasan). 3. Kebijakan pembangunan Industri, infrastruktur dan properti di pesisir Jakarta kebijakan ini menyebabkan konversi lahan, dan limbah. Konversi lahan menyebabkan hilangnya lokasi mencari rajungan dan ikan dipesisir (M. Angke, K. Muara, Kalibaru, Cilincing dan Marunda). Limbah menyebabkan kerugian pada tambak dan nelayan rajungan di Marunda. Kebijakan ini mendorong rumah tangga meningkatkan peran gender dan diversivikasi sumber pendapatan di Marunda.

4. Kebijakan pembangunan pulau reklamasi. Pada proses awal material reklamasi mengganggu ekosistem perairan (karena tidak menggunakan teknologi). Akibatnya pendapatan dari usaha perikanan rakyat berkurang. Pada daerah yang ekosistemnya telah stabil (seperti Cilincing) peluang mendapatkan ikan akan pulih kembali. Pada berbagai lokasi rumah tangga perikanan rakyat melakukan diversifikasi sumber pendapatan agar usaha perikanan tetap bertahan (K. Muara, M. Angke, Marunda, Kalibaru, termasuk juga Cilincing). Implikasi Kebijakan: A. Sosialisasi & Kerja Sama 1. - Sosialisasi kependudukan kepada nelayan migrasi permanen Muara Angke agar mereka bisa diakses dan mengakses program pembangunan. - Sosialisasi pulau reklamasi kepada nelayan dan pembudidaya pada 5 lokasi di Teluk Jakarta tentang kondisi & peluang pada tahap pembangunan, tahap pemanfaatan, dan tahap pengembangan oleh stakeholder terkait. 2. Kerja sama pembangunan ekonomi pesisir antara Pemda DKI Jakarta dengan Pemda asal nelayan migrasi (CTI) untuk mengendalikan arus migrasi ke pusatpusat perikanan Jakarta.

Implikasi Kebijakan (lanjutan) B. Aturan dan Monitoring 1. Melakukan monitoring tentang kondisi IPAL pada industri yang berada di sekitar K. Muara, M. Angke, Kalibaru, Cilincing dan Maruda. 2. Menyusun aturan dan jadwal pembuangan limbah oleh industri sehingga diketahui periode pembuangan limbah diketahui nelayan dan pembudidaya. 3. Memperketat aturan penggunaan teknologi dalam proses pembuatan pulau reklamasi. Terima Kasih

A B C D E F G H I J L M N O P Q K Kamal Muara Muara Angke Sunda Kelapa Kalibaru Cilincing Marunda