PANDANGAN MASYARAKAT TIONGHOA KRISTEN di JAKARTA TERHADAP PERAYAAN IMLEK CITRA KUSTIMA STELLA NOVARIE

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian konsep dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2003:588) adalah

ANALISIS PENGARUH BAHASA INDONESIA TERHADAP KESALAHAN PENGGUNAAN KATA NEGASI BU DAN MEI

BAB V PENUTUP di Bandung disimpulkan bahwa perayaan Imlek merupakan warisan leluhur

ABSTRAK. Nama : TIFFANY Progam Studi : Sastra China Judul : EKSISTENSI TATUNG DALAM PERAYAAN FESTIVAL CAP GO MEH KOTA SINGKAWANG, KALIMANTAN BARAT

Kebanyakan responden menganggap orang Indonesia sangat ramah dan hangat.

PERGESERAN MAKNA UPACARA ADAT MASYARAKAT TIONGHOA DALAM MERAYAKAN ULANG TAHUN KELAHIRAN DI KOTA MEDAN

Abstrak. :Jovita Priatnawati

1 Universitas Kristen Maranatha. 1 (

ANALISIS KENDALA PEMBELAJARAN KATA BANTU BILANGAN BAHASA MANDARIN BESERTA SOLUSINYA

BAB I PENDAHULUAN. Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah,

ANALISA PEMAHAMAN MAHASISWA MENGENAI KATA TABU DAN EUFEMISME DALAM BUDAYA CINA

ABSTRAK. Program studi : S-1 Sastra China : Survei Pengenalan Aksara Han Gabungan yang Memiliki Bentuk Komponen Bunyi yang Sama

PROGRAM STUDI SASTRA CINA FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN. BUDI MURNI 3 高三生对第二语言习得分析 (Gāosān shēng duì dì èr yǔyán

ANALISIS KOMPARATIF STRUKTUR UPACARA PERAYAAN TAHUN BARU IMLEK PADA MASYARAKAT CINA DI RRC DENGAN ETNIS CINA DI KOTA PEMATANG SIANTAR

ANALISIS PANDANGAN MAHASISWA/I TIONGHOA TERHADAP KEPERAWANAN DI UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

Ucapan Terima Kasih. Jakarta, 16 Agustus Stefanny dan Yenny

BAB I PENDAHULUAN. pemberontakan, dan masih banyak lagi yang lainnya.

PENGUASAAN KONSONAN BAHASA CHINA MAHASISWA SASTRA CHINA TINGKAT 1 DAN 4 UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

ANALISIS TES BAHASA MANDARIN PERCAKAPAN TINGKAT DASAR (STUDI KASUS DI PROGRAM STUDI BAHASA MANDARIN UNIVERSITAS X BANDUNG)

ABSTRAK. Kata kunci : seni beladiri, Yongchun, Taoisme, Konfusianisme, Buddhisme. vii Universitas Kristen Maranatha

SKRIPSI. Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar. Sarjana Sastra. Oleh: Riri Putriyani NIM: PROGRAM STUDI SASTRA CINA

Kata Kunci :Tionghoa-Indonesia; Marga; Tionghoa; Etnis Tionghoa - Indoneisa

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DOSEN TERHADAP KEMAMPUAN BERBAHASA MANDARIN MAHASISWA TINGKAT 2 JURUSAN HUBUNGAN INTERNASIONAL BINA NUSANTARA

ABSTRAKSI Gardner Amstrong,

IMPLEMENTASI KURIKULUM DAN EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN BAHASA MANDARIN SMK SANTA THERESIA

PENGGUNAAN METODE BERCERITA MELALUI MEDIA GAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGHAFAL KOSAKATA BAHASA MANDARIN KELOMPOK B TK INDRIYASANA 3 SURAKARTA

ANALISA KESALAHAN PENGGUNAAN KATA SINONIM BAHASA MANDARIN TERHADAP MAHASISWA/I TINGKAT 1 JURUSAN SASTRA CHINA DI UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

PERBANDINGAN TRADISI MAN YUE MASYARAKAT TOTOK DAN MASYARAKAT PERANAKAN DI JAKARTA BARAT RINGKASAN ISI

RITUAL PERAYAAN IMLEK ETNIS TIONGHOA DI KOTA TOLI-TOLI 印尼托利托利华裔的春节习俗

BAB I PENDAHULUAN. terbanyak di dunia yaitu jiwa (Sensus 2010) 1. Orang

BAB I PENDAHULUAN. sistem religi/kepercayaan terhadap sesuatu menjadi suatu Kebudayaan. Sistem

ABSTRAK. : Kaniya Capriani

Kata kunci: Drama Televisi Taiwan, Motivasi, Mahasiswa Program Studi Sastra Tionghoa

ANALISIS EFEKTIVITAS PROSES PEMBELAJARAN KELAS INTENSIF DI MANDARIN EXPERT, JAKARTA UTARA

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

METODE PENGAJARAN HANZI TINGKAT ANAK-ANAK DENGAN MENGGUNAKAN KREATIVITAS DAN DAYA IMAJINASI

ANALISIS KESALAHAN NADA PERTAMA ATAU YĪNPÍNG ( 阴平 ) DALAM BAHASA MANDARIN PADA MAHASISWA SEMESTER III PROGRAM STUDI SASTRA CINA FIB UB SKRIPSI

ABSTRAK. Kata kunci: Analisis kesalahan, suoyou, yiqie, tata bahasa Bahasa Mandarin. iii. Universitas Kristen Maranatha

ANALISIS MANFAAT MATA KULIAH ETIKA BISNIS TERHADAP APLIKASI KERJA ALUMNI BINUS UNIVERSITY DI PERUSAHAAN CHINA

PERAYAAN QI YUE BAN DI PONTIANAK SEBAGAI WUJUD PERPADUAN BUDAYA QI YUE BAN CHINA DENGAN BUDAYA LOKAL

Pemujaan Lehulur di Rumah Etnis Tionghoa Surabaya. Olivia dan Steffi Putri Rahardjo Program Studi Sastra Tionghoa Universitas Kristen Petra.

Perbandingan Lingkungan Bahasa Informal Hebei Normal University dan Universitas Kristen Petra Dalam Pembelajaran Bahasa Tionghoa

ABSTRAK. : Peran Sempoa Sebagai Media Ajar Mental Aritmatika

SILABUS SHOKYU HYOUKI I (JP 105) SEMESTER 1/TINGKAT I

ANALISA FAKTOR PENYEBAB FRUSTASI XIANG ZI DALAM NOVEL LUOTUO XIANG ZI KARYA LAO SHE

ICE BREAKER UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR BAHASA MANDARIN SISWA KELAS X SMAN 1 WONOGIRI

FAKTOR PENDORONG DAN PENGHAMBAT KEBERHASILAN BISNIS ETNIS TIONGHOA DI GLODOK TUGAS AKHIR

KONDISI PENGGUNAAN KATA BANTU BILANGAN ( 量词 ) PADA BINUSIAN 2017 JURUSAN SASTRA CHINA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

DAMPAK PSIKOLOGIS PENULISAN BUKU THE RAPE OF NANKING TERHADAP KEHIDUPAN IRIS CHANG

ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN BAHASA MANDARIN DI SMA TZU CHI

EKSPERIMEN MEDIA AUDIO VISUAL SEBAGAI CARA UNTUK MEMBANTU MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYIMAK DAN BERBICARA MANDARIN

ANALISIS KESALAHAN DAN TINGKAT PENGUASAAN MAHASISWA BINA KALIMAT PERBANDINGAN MANDARIN

PENGARUH BUDAYA BETAWI PADA MAKANAN KHAS IMLEK DI JAKARTA

Analisis Makna dan Pelestarian Ulambana Dalam Buddhisme

ABSTRAK. : Analisis pelafalan karakter 的 (de) pada lagu Mandarin periode an yang dinyanyikan oleh Andy Lau.

ABSTRAK. : Survei Pengenalan Aksara Han Tradisional 繁体字 (Fanti Zi)pada Pembelajar Bahasa Mandarin

ABSTRAK. : Analisis Pembelajaran Peribahasa dalam Bahan Ajar Bahasa China Terpadu Tingkat Dasar dan Menengah

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA JEPANG FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN. Simbol fu..., Andhara Aisya, FIB UI, 2008Universitas

PEMBELAJARAN BAHASA CHINA DENGAN MODEL ACTIVE LEARNING DI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS KRISTEN SURAKARTA

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN TANDA BACA DALAM KARANGAN DESKRIPSI BAHASA MANDARIN MAHASISWA SASTRA CINA USU OLEH SUCITA ANGGRAINI SIREGAR

PENTINGNYA PERAN PENYIAR BAHASA MANDARIN DALAM BERKOMUNIKASI DENGAN PENDENGAR DI RADIO METTA FM SURAKARTA

ANALISIS PENGARUH GAMBANG KROMONG TERHADAP MASYARAKAT DI PASAR PERUMPUNG DI TINJAU DARI ASPEK SOSIOKULTURAL

KEMAMPUAN YANG HARUS DIKUASAIPENYIAR BERITA TV MANDARIN DI INDONESIA ( STUDI KASUS: FIONA PENYIAR METRO XINWEN )

ANALISIS KONTRASTIF KATA BANTU BILANGAN ( 汉印量词对比分析 )

PEMBELAJARAN PELAFALAN BAHASA MANDARIN DENGAN METODE TRACKING DAN SLOW MOTION SPEAKING BAGI SISWA KELAS 1 SMP KRISTEN PELITA NUSANTARA KASIH SURAKARTA

PERTEMUAN III KEBHINEKAAN DALAM MASYARAKAT

BAB 4 SIMPULAN. China angkataran 2003 Universitas Bina Nusantara serta wawancara dengan lima orang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Analisa Kata Keterangan Tingkatan Dalam Bahasa Mandarin Dan Bahasa Indonesia

KEMAMPUAN MEMBACA BERITA EKONOMI BAHASA MANDARIN MAHASISWA SASTRA CHINA TINGKAT AKHIR PEMINATAN BROADCASTING

BAB IV ANALISA DAN REFLEKSI TEOLOGI

ANALISIS PERBANDINGAN BAHASA IKLAN DI CINA DAN INDONESIA DALAM IKLAN KFC DAN MCDONALD S

BAB I PENDAHULUAN. Dimanapun masyarakat Cina berada, termasuk masyarakat Tionghoa di

BAB I PENDAHULUAN. formal dalam bentuk sebuah negara. Sub-sub etnik mempunyai persamaanpersamaan

ANALISIS KESALAHAN PELAFALAN BAHASA MANDARIN PADA SISWA KELAS XII SMK NEGERI 1 LAMONGAN TAHUN AJARAN SKRIPSI

ABSTRAK. Kata kunci: kata ulang, kata kerja, penerjemahan, bahasa Mandarin, bahasa Indonesia. vii Universitas Kristen Maranatha

SOSIAL. Skripsi. Jurusan. Oleh. Budaya

ANALISIS KOMPETENSI YANG DIBUTUHKAN PEMBAWA ACARA MUSIK RADIO MANDARIN DI JAKARTA

ANALISA PENGUASAAN SUKU AWAL DAN NADA MAHASISWA TINGKAT IV JURUSAN SASTRA CHINA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

Sambutan Presiden RI pada Perayaan Cap Go Meh tahun 2011, Jakarta, 21 Februari 2011 Senin, 21 Pebruari 2011

苏北大学中文系学生汉语上声习得偏误分析 (sū běi dà xué zhōng wén xì xué shēng hàn yǔ shǎng shēng xí dé piān wù fēn xī) SKRIPSI. Oleh Ivan

ANALISIS KESALAHAN MAHASISWA TINGKAT 3 SASTRA CHINA BINUS UNIVERSITY DALAM MENGGUNAKAN HUI DAN NENG

ABSTRAKSI. Pendidikan bahasa Mandarin di Indonesia telah mengalami dua kali perubahan

PERANAN PEMANDU WISATA BERBAHASA CHINA DALAM PELAYANAN TAMU DI MUSEUM RADYAPUSTAKA SURAKARTA

SURVEI DAN ANALISIS PROFESI LULUSAN SASTRA CHINA BINUS UNIVERSITY TAHUN

ANALISIS FILOSOFI RANCANGAN MAKAM TIONGHOA DI KABUPATEN BENGKALIS - RIAU

Analisis Tradisi Perayaan Dongzhi Masyarakat Cina benteng di Tangerang

印尼中文主播应该具备的能力 美都新闻主播袁玲袁玲个案研究

ANALISIS GENRE ABSTRAK SKRIPSI BAHASA MANDARIN MAHASISWA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

ANALISIS MAKNA YANG TERKANDUNG DALAM KARAKTER HAN RADIKAL XIN

PENINGKATAN PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA CHINA MELALUI KEGIATAN GUIDING DENGAN WISATAWAN BERBAHASA CHINA DI MUSEUM RADYA PUSTAKA

Ita Purwanti. Jurusan Bahasa dan Sastra Mandarin, Fakultas Bahasa dan Seni, Univesitas Negeri Surabaya.

@UKDW BAB I. Latar Belakang Masalah. Tradisi sebagai Pembimbing Manusia

1 Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR RIWAYAT HIDUP. : Tri Widyastuti Tempat/Tanggal lahir : Pontianak, 28 November 1984 : Jl. Haji Muala No.16 Kemanggisan Jakarta Barat

-AKTIVITAS-AKTIVITAS

ANALISIS PENGARUH BUDAYA INDONESIA TERHADAP MAKANAN KHAS HARI RAYA TIONGHOA DI JAKARTA

Transkripsi:

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Fakultas Humaniora Jurusan Sastra China Tugas Akhir Sarjana Strata-1 Semester Genap 2013/2014 PANDANGAN MASYARAKAT TIONGHOA KRISTEN di JAKARTA TERHADAP PERAYAAN IMLEK CITRA KUSTIMA 1401111320 STELLA NOVARIE 1401100821 ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pandangan masyarakat Tionghoa Kristen di Jakarta terhadap perayaan Imlek. Penulis menggunakan metode kuantitatif untuk mendukung penelitian ini. Pertama penulis membagikan total 150 kuesioner kepada jemaat di 4 gereja (GBI - PRJ Pluit, Rehobot, GBI Gajah Mada, GYKT-Abbalove). Hasil yang diperoleh 91% jemaat mengikuti dan memandang penting perayaan Imlek. Mereka lebih mengikuti ibadah perayaan Imlek di gereja dibandingkan dengan mengikuti kegiatan yang berhubungan dengan tradisi Imlek. Sebagian besar jemaat juga tidak memahami arti dari kepercayaan tradisional pada perayaan Imlek. Dengan demikian penulis dapat menyimpulkan bahwa masyarakat Tionghoa Kristen di Jakarta boleh merayakan Imlek dan menganggap Imlek sebagai hari raya yang penting hanya saja dalam merayakan Imlek, jemaat menyesuaikan cara perayaanya dengan ajaran agama Kristen. Kata Kunci: Perayaan Imlek, Tionghoa, Kristen, Tradisi. iii

KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Tuhan atas berkat dan rahmat-nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul PANDANGAN MASYARAKAT TIONGHOA KRISTEN DI JAKARTA TERHADAP PERAYAAN IMLEK dengan baik dan tepat pada waktunya. Adapun tujuan penulisan skripsi ini adalah untuk memenuhi syarat dalam meraih gelar Sarjana Humaniora jenjang pendidikan S1 Sastra China di Fakultas Humaniora Binus University. Selama proses penyusunan skripsi ini, penulis menghadapi banyak kesulitan. Namun penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik karena mendapat banyak bantuan, bimbingan, dukungan dan dorongan semangat dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah berkontribusi, khususnya kepada: 1. Ibu Andyni Khosasih, S.E., B.A., M.Lit. selaku Ketua Jurusan Sastra China BINUS University yang telah banyak membantu, membimbing, memberikan semangat dan juga pengarahanpengarahan selama masa perkuliahan ataupun selama penyusunan skripsi ini. 2. Ibu Sofi, B.A., M.Lit. selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktunya serta telah dengan sabar membimbing penulis, mendukung penulis, memberikan saran dan kritik serta ideide dalam penulisan skripsi ini, sehingga skripsi penulis dapat selesai tepat pada waktunya. 3. Ibu Elice Chandra, ST.,M.Si. yang telah membantu penulis dan memberikan ide-ide dalam penulisan skripsi ini. 4. Seluruh dosen dan staf pengajar Jurusan Sastra China BINUS University yang telah memberikan bekal ilmu selama perkuliahan di Fakultas Humaniora BINUS University. 5. Kedua orang tua serta saudara/i kami yang telah memberikan dukungan serta wejangan-wejangan yang membangun kepada kami, terutama orang tua yang telah dengan kasih sayangnya membesarkan dan menyekolahkan kami hingga kami bisa menyelesaikan masa perkuliahan kami. 6. Sahabat seperjuangan kami Jessica Novia, Vivi, Dewi Purnamasari, Elly Kurniati, Kristi Natalia, dan teman-teman yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah banyak memberikan bantuan, semangat dan doa selama perkuliahan sampai penyelesaian skripsi. 7. Pihak perpustakaan Fakultas Humaniora BINUS University yang telah memberikan pelayanan dan informasi serta menyediakan literatur yang diperlukan dalam penyusunan skrispsi ini. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih terdapat banyak kekurangan yang disebabkan oleh keterbatasan kemampuan serta kurangnya pengalaman penulis. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis meminta maaf apabila terdapat kesalahan dalam penulisan baik yang disengaja maupun tidak dan penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca, khususnya mahasiswa/i Jurusan Sastra China BINUS University. Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih dan selamat membaca. Jakarta, Agustus 2014 Citra Kustima dan Stella Novarie iv

DAFTAR ISI ABSTRAK... iii KATA PENGANTAR... iv DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... Error! Bookmark not defined. DAFTAR GAMBAR... vii RINGKASAN ISI... 1 v

DAFTAR TABEL Tabel 1 : Pandangan Masyarkat Tionghoa Kristen di Jakarta terhadap Perayaan Imlek... 3 Tabel 2 : Kegiatan Perayaan Imlek di Gereja... 4 Tabel 3 : Jemaat yang Ikut dalam Perayaan Imlek di Gereja... 4 Tabel 4 : Masyarakat Tionghoa Kristen ikut dalam kegiatan perayaan Imlek yang berhubungan dengan tradisi... 5 Table 5: Masyarakat Tionghoa Kristen di Jakarta yang memahami kepercayaan tradisional dalam perayaan Imlek... 5 vi

DAFTAR GAMBAR Gambar 1: Makna perayaan Imlek... 6 vii

PANDANGAN MASYARAKAT TIONGHOA KRISTEN DI JAKARTA TERHADAP PERAYAAN IMLEK Citra Kustima, Stella Novarie, Sofi Zhang Binus University, Jl. Kemanggisan Ilir III/35, Palmerah, Jakarta Barat, 021-53276730 Cithera_91@yahoo.co.id; Xiaodingdang_della@yahoo.com; sofizhang@gmail.com RINGKASAN ISI ABSTRACT The purpose of this research is to know the perspective of the Christian Chinese Society about Chinese New Year Celebration. This research use quantitive method. First, we gave 150 questionnaires to 4 churches based in Jakarta (GBI-PRJ Pluit, Rehobot, GBI Gajah Mada, GYKT-Abbalove). The result is: 91% of the Christian Chinese in Jakarta prefer to celebrate Chinese New Year in their churches rather than following the traditional way to celebrate it. Most of them do not believe the specific rule and old tradition way on celebrating. So in conclusion, they were saying that it is fine to celebrate Chinese New Year as long as it doesn t contradict Christianity. Keywords: Chinese New Year celebration, Chinese, Christian, Tradition. ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pandangan masyarakat Tionghoa Kristen di Jakarta terhadap Perayaan Imlek. Penulis menggunakan metode kuantitatif untuk mendukung penelitian ini. Pertama penulis membagikan total 150 kuesioner kepada jemaat di 4 gereja (GBI-PRJ Pluit Rehobot GBI Gajah Mada GYKT-Abbalove). Kemudian hasil yang diperoleh 91% jemaat mengikuti dan memandang penting perayaan Imlek. Mereka lebih mengikuti ibadah perayaan Imlek di gereja dibandingkan dengan mengikuti kegiatan yang berhubungan dengan tradisi Imlek. Sebagian besar jemaat juga tidak memahami arti dari kepercayaan tradisional pada perayaan Imlek. Dengan demikian penulis dapat menyimpulkan bahwa masyarakat Tionghoa Kristen di Jakarta boleh merayakan Imlek hanya saja dalam merayakan Imlek, jemaat menyesuaikan cara perayaannya dengan ajaran agama Kristen. Kata Kunci : Perayaan Imlek, Tionghoa, Kristen, Tradisi. 1

2 PENDAHULUAN Perayaan Imlek merupakan perayaan terbesar masyarakat Tionghoa di seluruh dunia yang memiliki sejarah lama. Dan dalam perayaannya masyarakat Tionghoa biasanya memiliki serangkaian kegiatan yang berkaitan dengan tradisi. Tidak terkecuali dengan masyarakat Tionghoa Kristen, mereka juga melakukan serangkaian kegiatan yang berhubungan dengan perayaan Imlek. Namun dalam penelitiannya Dawa (2005) menunjukkan bahwa ada sebagian orang tidak setuju masyarakat Tionghoa Kristen merayakan Imlek, dan sebagian lainnya menyatakan bahwa masyarakat Tionghoa Kristen boleh merayakan Imlek. Oleh karena itu, sampai saat ini masyarakat Tionghoa Kristen masih dihadapkan dengan pertanyaan Bolehkah seorang Tionghoa Kristen merayakan Imlek?. Maka dari itu untuk memahami pandangan masyarakat Tionghoa Kristen di Jakarta mengenai boleh atau tidaknya seorang Tionghoa Kristen merayakan Imlek, penulis ingin melakukan penelitian terhadap permasalahan ini. Imlek merupakan hari raya panen. Menurut Yang (2001) Imlek adalah hari raya terbesar masyarakat Tionghoa yang memiliki sejarah lama dan kaya akan budaya. Perayaan Imlek sudah menyatu dengan Identitas masyarakat China, pengetahuan akan kehidupan, keindahan estetika dan nilai keagamaan. Perayaan Imlek merupakan kumpulan tradisi budaya masyarakat Tionghoa. Orangorang yang sedang merayakan Imlek, di waktu yang sama juga menampilkan kebudayaan bangsa. Pada perayaan Imlek ini juga dapat digunakan untuk mempromosikan warisan budaya bangsa. Setiap tanggal 1 sampai dengan 15 pada kalender China, sebagian besar masyarakat Tionghoa merayakan Imlek. Malam sebelum tahun baru disebut juga 大年三十 (da nian san shi), dimana pada malam itu seluruh keluarga berkumpul mengadakan makan malam bersama, lalu pada tengah malam sebagian orang mengucapakan syukur dan berterima kasih atas berakhirnya tahun lalu dan berdoa untuk harapan di tahun yang akan datang. Mereka berdoa kepada Tuhan, leluhur dan dewa-dewa dengan menggunakan dupa. Selain itu perayaan Imlek memiliki hubungan yang erat dengan kegiatan berkumpul bersama, peringatan keagamaan, kegiatan bersih-bersih, 拜年 (bai nian), memberikan angpao, dan lainnya. Pada masa itu sering terlihat pertunjukan barongsai, penyalaan petasan, penggantungan lampion dan lain-lain. Masyarakat Tionghoa Kristen memiliki pandangan yang berbeda tentang perayaan Imlek. Sebagian orang berpendapat perayaan Imlek merupakan tradisi kebudayaan yang turun-temurun, dan sebagian orang lagi berpendapat perayaan Imlek merupakan hal yang bertentangan dengan ajaran agama Kristen. Menurut Guo (2013), Poernomo dan Simeon (2001), mereka berpendapat bahwa sebenarnya ajaran agama Kristen tidak menentang masyarakat Tionghoa Kristen untuk merayakan Imlek, hanya saja dalam merayakan Imlek masyarakat Tionghoa Kristen menyesuaikan cara perayaannya dengan ajaran agama Kristen dengan tidak menyembah Tuhan selain Yesus, misalnya: masyarakat Tionghoa Kristen tidak boleh berdoa menggunakan dupa, tidak boleh memakan makanan yang telah disembahyangi. Tetapi menurut Dawa (2005) dalam hasil penelitiannya menunjukkan bahwa ada beberapa orang tidak setuju masyarakat Tionghoa Kristen merayakan Imlek, karena pada perayaan Imlek biasanya masyarakat Tionghoa pergi ke vihara atau klenteng untuk sembahyang leluhur dan dewa-dewa. Menurut Guo (2013) Dalam penelitiannya mengenai kegiatan Imlek pada gereja di 孙庄 (Shun Zhuang), hasil penelitian dari wawancara dengan beberapa jemaat gereja diketahui bahwa kegiatan Imlek di gereja selenggarakan pada hari ke-2 pada perayaan Imlek. Dapat dikatakan selama masih dalam suasana perayaan Imlek, kegiatan persekutuan gereja dihari Senin untuk sementara ditiadakan. Diwaktu yang sama selain menghormati ajaran agama Kristen, jemaat di 孙庄 (Shun Zhuang) masih tetap mengingat tradisi budaya lama. Mereka menekankan bahwa perayaan Imlek merupakan hari raya orang China, oleh karena itu walaupun sudah menjadi seorang kristiani, mereka tetap harus menghargai kebudayaan turun-temurun. Dengan begitu mereka masih mempersiapkan berbagai macam kegiatan yang berhubungan dengan perayaan Imlek. Pada malam Imlek seluruh masyarakat Tionghoa termasuk masyarakat Tionghoa Kristen juga berkumpul dan makan bersama. Pada hari pertama Imlek, jika di gereja mengadakan ibadah mengenai perayaan Imlek seluruh keluarga secara aktif ikut berpartisipasi dalam ibadah tersebut. Selain itu juga membagikan angpao kepada anak-anak sebagai tanda persembahan syukur dan agar anak-anak yang menerima merasa bahagia. Beberapa hari kemudian, pada saat mengunjungi kerabat tidak lupa untuk memberitakan injil, berbagi cinta kasih, peduli terhadap yang lemah. Dengan demikian, Imlek akan lebih bermakna dan menggembirakan. Sampai saat ini masih terdapat pertentangan mengenai boleh atau tidaknya seorang Tionghoa Kristen merayakan Imlek. Dalam penelitian ini penulis ingin mengetahui tentang pandangan 2

3 masyarakat Tionghoa Kristen di Jakarta terhadap perayaan Imlek. Identifikasi masalah dalam penelitian ini mencangkup tentang bagaimana masyarakat Tionghoa Kristen di Jakarta dalam merayakan dan memaknai perayaan Imlek. Kemudian penulis dapat menyimpulkan pandangan masyarakat Tionghoa Kristen di Jakarta terhadap perayaan Imlek. Perayaan Imlek dimulai dari malam tahun baru sampai perayaan Cap Go Meh, tetapi pada penelitian ini penulis membatasi pada kegiatan yang berhubungan dengan perayaan hari pertama Imlek. Penulis melakukan penelitian dan membagikan kuesioner kepada jemaat mandarin service di gereja GBI-PRJ Pluit, GBI Gajah Mada, Rehobot, GYKT-Abbalove. Alasan penulis memilih gereja tersebut karena mayoritas jemaat adalah orang Tionghoa. Dan pada saat Ibadah mereka menggunakan dua bahasa yaitu Bahasa Indonesia dan Bahasa Mandarin. METODE PENELITIAN Untuk mendukung penelitian ini, penulis menggunakan metode kuantitaif dan juga melakukan wawancara informal. Pertama penulis mengumpulkan data yang berhubungan dengan topik yang ditentukan, lalu berdasarkan data yang didapat penulis membagi isi kuesioner menjadi 4 bagian, antara lain: Pandangan terhadap perayaan Imlek; kegiatan pada perayaan Imlek; takhayul tentang kegiatan pada perayaan Imlek dan makna dari perayaan Imlek. Kemudian pada tanggal 8 Mei hingga 30 Juni 2014, penulis melakukan penelitian di GBI-PRJ Pluit, GBI Gajah Mada, Rehobot, GYKT-Abbalove dengan membagikan 150 kuesioner kepada jemaat. Kuesioner ditulis dalam bahasa Indonesia yang meliputi 3 soal pilihan ganda mengenai pandangan terhadap perayaan Imlek, 4 soal pilihan ganda mengenai kegiatan di gereja pada perayaan Imlek, 9 soal pilihan ganda mengenai kegiatan Imlek yang berhubungan dengan tradisi, 10 soal pilihan ganda yang berkaitan dengan kepercayaan tradisional pada perayaan Imlek, 4 soal pilihan ganda yang berkaitan dengan makna perayaan Imlek. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan penulis mengelolah dan menganalisa data yang didapat, kemudian penulis menyimpulkan hasil dari keseluruhan analisis. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Pandangan Masyarakat Tionghoa Kristen di Jakarta terhadap Perayaan Imlek Pandangan Masyarkat Tionghoa Kristen di Jakarta terhadap Perayaan Imlek No Pertanyaan Jumlah yang menjawab ya % 1 Jemaat yang merayakan Imlek 145 97% 2 3 Jemaat yang menganggap perayaan Imlek penting Jemaat yang menganggap seorang Tionghoa Kristen boleh merayakan Imlek 121 81% 143 95% 409 Tabel 1: Pandangan Masyarkat Tionghoa Kristen di Jakarta terhadap Perayaan Imlek Dari tabel di atas dapat diketahui mengenai pandangan masyarakat Tionghoa Kristen di Jakarta terhadap perayaan Imlek. Berdasarkan jawaban jemaat dari 4 gereja sebagian besar dari mereka sangat antusias dalam merayakan Imlek, mereka ikut serta dan memandang penting perayaan Imlek, mereka juga menyatakan bahwa masyarakat Tionghoa Kristen boleh ikut merayakan Imlek. Menurut mereka perayaan Imlek merupakan tradisi turun temurun yang harus dilestarikan oleh setiap masyarakattionghoa. Dari penelitian ini penulis juga menemukan ada beberapa jemaat yang memiliki pandangan 3

4 berbeda. Mereka tidak merayakan dan tidak memandang penting perayaan Imlek. Menurut mereka perayaan Imlek bukan suatu kegiatan yang harus dilakukan oleh masyarakat Tionghoa Kristen. Bahkan sebagian dari mereka juga menyatakan bahwa masyarakat Tionghoa Kristen tidak boleh ikut merayakan Imlek. Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang dikemukan Dawa (2005) bahwa ada sebagian masyarakat Tionghoa Kristen tidak boleh ikut merayakan Imlek dikarenakan pada perayaan Imlek biasanya masyarakat Tionghoa pergi ke vihara atau klenteng untuk bersembahyang. 2. Kegiatan Masyarakat Tionghoa Kristen di Jakarta dalam Perayaan Imlek dan Pemahaman Mengenai Kepercayaan Tradisional dalam Perayaan Imlek. 2.1 Kegiatan Perayaan Imlek di Gereja Kegiatan Perayaan Imlek di Gereja No Pertanyaan Jumlah yang menjawab ya % 4 Gereja mengadakan perayaan Imlek 136 82% 6 Gereja yang mengadakan persembahan khusus/kolekte 50 33% pada saat Imlek 7 Gereja menampilkan pertujukan yang berkaitan 82 55% dengan Imlek 382 Tabel 2: Kegiatan Perayaan Imlek di Gereja Jemaat yang Ikut dalam Perayaan Imlek di Gereja 5 Jemaat yang ikut dalam perayaan Imlek di gereja 114 76% Tabel 3 : Jemaat yang Ikut dalam Perayaan Imlek di Gereja Tabel di atas menjelaskan mengenai kegiatan perayaan Imlek di gereja, GBI-PRJ Pluit, GBI Gajah Mada, Rehobot, GYKT-Abbalove merayakan Imlek. Tetapi hanya di gereja GBI-PRJ Pluit, GBI Gajah Mada, GYKT-Abbalove menampilkan pertunjukan khusus yang berkaitan dengan Imlek. Berdasarkan informasi dari pengerja di gereja adapun kegiatan yang diikuti seperti: mengikuti ibadah, menyaksikan penampilan drama musikal, permainan alat musik erhu, menyanyikan lagu yang bertemakan perayaan Imlek, sedangkan di gereja Rehobot tidak menampilkan pertunjukan khusus yang berkaitan dengan Imlek. Oleh karena itu dilihat dari hasil kuesioner, jemaat lebih tertarik ikut dalam kegiatan perayaan Imlek di gereja. Karena mereka adalah seorang kristiani maka mengikuti kegiatan perayaan Imlek di gereja lebih sesuai dengan ajaran agama. 2.2 Kegiatan Perayaan Imlek yang Berhubungan dengan Tradisi Kegiatan Perayaan Imlek yang berhubungan dengan Tradisi No Pertanyaan Jumlah yang menjawab ya % 8 Jemaat yang menyapu pada hari pertama Imlek 68 45% 9 Jemaat yang khusus membersihkan rumah sebelum perayaan Imlek 87 58% 10 Jemaat yang membeli baju baru dan memotong rambut untuk menyambut 64 43% perayaan Imlek 11 Jemaat yang bersembahyang kepada leluhur 11 7,3% 12 Jemaat yang ikut menyalakan petasan 21 14% 4

5 13 Jemaat yang menyajikan kue keranjang 67 45% 14 Jemaat yang pergi ke vihara/klenteng untuk bersembahyang dewa-dewa 8 5,3% 15 Jemaat yang menempelkan huruf 福 (fu) 36 24% 16 Jemaat yang membagikan angpao 114 76% Tabel 4: Masyarakat Tionghoa Kristen ikut dalam kegiatan perayaan Imlek yang berhubungan dengan tradisi Pada perayaan Imlek biasanya masyarakat Tionghoa melakukan beberapa kegiatan dan persiapan yang berhubungan dengan tradisi perayaan Imlek. Adapun kegiatan dan persiapan yang biasa dilakukan, seperti: membersihkan rumah, membeli baju baru, memotong rambut, menempelkan huruf 福 (fu), sembahyang leluhur dan dewa-dewa, membagikan angpao, dll. Berdasarkan tabel di atas tidak banyak masyarakat Tionghoa Kristen yang ikut dalam kegiatan dan persiapan perayaan Imlek yang berhubungan dengan tradisi. Dan sebagian besar masyarakat Tionghoa Kristen lainnya tidak ikut dalam kegiatan dan persiapan perayaan Imlek yang berhubungan dengan tradisi. Dari serangkaian kegiatan dan persiapan di atas yang sampai sekarang masih dilakukan oleh sebagian besar masyarakat Tionghoa Kristen adalah membersihkan rumah dan membagikan angpao. Karena menurut mereka kegiatan membersihkan rumah merupakan hal yang penting agar pada saat perayaan Imlek rumah terlihat lebih rapi dan bersih, sedangkan membagikan angpao merupakan kegiatan untuk berbagi rejeki dan agar anak-anak yang menerima merasa bahagia. Dan sebaliknya kegiatan yang sudah jarang dan hanya dilakukan oleh beberapa masyarakat Tionghoa Kristen adalah sembahyang dewa-dewa dan leluhur. Menurut mereka sembahyang dewa-dewa dan leluhur merupakan kegiatan yang bertentangan dengan ajaran agama. 2.3 Kepercayaan tradisional pada perayaan Imlek No 17 18 19 Kepercayan Tradisional dalam perayaan Imlek Pertanyaan Jumlah yang menjawab ya % Pada hari pertama Imlek menyapu dipercaya dapat membuang rezeki 102 68% Memakai baju baru dalam perayaan Imlek dipercaya dapat mendatangkan kebahagiaan dan kedamian 46 31% Warna merah pada perayaan Imlek melambangkan kesejahteraan dan kegembiraan 68 45% 20 Penempelan huruf 福 (fu) dipercaya dapat mendatangkan rezeki 70 47% 21 Membersihkan rumah sebelum perayaan Imlek dipercaya dapat membuang kesialan 34 23% 22 Penyalaan petasan dipercaya dapat mengusir roh jahat 40 27% 23 Penyajian buah jeruk dipercaya dapat mendatangkan rezeki yang berlimpah 46 31% 24 Penyajian kuaci atau kacang melambangkan keturunan yang banyak 20 13% 25 Penyajian kue keranjang melambangkan kehidupan yang manis dan kesejahteraan di sepanjang tahun 78 52% 26 Membagikan angpao dipercaya dapat mengusir roh jahat agar kehidupan menjadi aman 26 17% 530 Table 5: Masyarakat Tionghoa Kristen di Jakarta yang memahami kepercayaan tradisional dalam perayaan Imlek Dalam perayaan Imlek ada beberapa kepercayaan tradisional yang dipercaya oleh masyarakat Tionghoa, seperti: tidak diperbolehkan menyapu pada hari pertama imlek karena dipercaya hal ini dapat membuang rejeki, memakai baju baru dalam perayaan Imlek dipercaya dapat 5

6 mendatangkan kebahagiaan dan kedamian, warna merah pada perayaan Imlek melambangkan kesejahteraan dan kegembiraan, menempelkan huruf 福 (fu) dipercaya dapat mendatangkan rejeki, penyalaan petasan pada perayaan Imlek dipercaya dapat mengusir roh jahat, dll. Berdasarkan tabel di atas sebagian besar masyarakat Tionghoa Kristen tidak memahami jemaat mengenai kepercayaan tradisional dalam perayaan Imlek. Dilihat dari tabel 4 pertanyaan no.17 dan pertanyaan no.25 dan dilihat dari tabel 3 pertanyaan no.8 dan pertanyaan no.13, bahwa sebagian besar masyarakat Tionghoa Kristen di Jakarta memahami mengenai makna kepercayaan tradisional ini, tetapi mereka tidak melakukannya. Ajaran agama Kristen menganjurkan umatnya untuk menjauhi segala kepercayaan tradisional. Dengan begitu wajar jika kebanyakan dari masyarakat Tionghoa Kristen di Jakarta tidak memahami mengenai kepercayaan tradisional dan tidak melakukan sebagian besar kegiatan yang berhubungan dengan tradisi dalam perayaan imlek. 3. Makna Perayaan Imlek Gambar 1: Makna perayaan Imlek Berdasarkan gambar di atas penulis membagi makna perayaan Imlek menjadi 4 bagian: 3.1 Bersyukur kepada Tuhan Dari gambar 5 dapat diketahui jemaat yang setuju bahwa perayaan Imlek sebagai simbol bersyukur kepada Tuhan ada 73%. Bersyukur kepada Tuhan atas berkat yang diterima di tahun lalu dan bersyukur atas datangnya tahun yang baru. Berdasarkan ajaran agama Kristen, jemaat hanya boleh berdoa dan mengucapkan segala wujud rasa syukur kepada Yesus, karena menurut kepercayaan mereka segala berkat berasal dari Yesus. 3.2 Pengharapan ditahun depan Dari gambar 5 dapat diketahui 70% jemaat yang menyatakan setuju bahwa perayaan Imlek sebagai simbol pengharapan untuk tahun yang akan datang. Berdasarkan ajaran agama Kristen, jemaat hanya berharap kepada Yesus, mereka berharap ditahun baru mendapatkan kehidupan yang lebih baik, mendapatkan kesehatan, dan terhindar dari segala hal yang buruk. 3.3 Menghormati leluhur Berdasarkan gambar di atas hanya ada 40% jemaat setuju jika perayaan Imlek dimaksudkan untuk menghormati para leluhur. Dan 60% lainnya menyatakan tidak setuju jika perayaan Imlek dimaksudkan untuk menghormati para leluhur. Berdasarkan ajaran agama Kristen, dapat diketahui bahwa orang yang sudah meninggal sudah tidak ada lagi bagiannya di dunia ini. Oleh karena itu sebagian besar dari masyarakat Tionghoa Kristen di Jakarta tidak lagi menghormati leluhur. Ini menunjukkan adanya pengaruh dari ajaran agama terhadap simbol perayaan Imlek ini. 6

7 3.4. Menghormati orang tua Berdasarkan gambar di atas ada 72% jemaat yang setuju bahwa perayaan Imlek dimaksudkan sebagai simbol untuk menghormati orang tua. Berdasarkan ajaran agama Kristen, jemaat Tionghoa Kristen di Jakarta juga menyatakan bahwa untuk menghormati orang tua tidak hanya pada perayaan Imlek, tetapi harus dilakukan setiap saat. SIMPULAN DAN SARAN Dari penelitian skripsi ini penulis dapat menyimpulkan hasil yang didapat sebagai berikut: Dapat dilihat dari hasil penelitian mengenai pandangan masyarakat Tionghoa Kristen di Jakarta terhadap perayaan Imlek, sebagian besar jemaat ikut berpartisipasi dalam perayaan Imlek. Menurut masyarakat Tionghoa Kristen di Jakarta perayaan Imlek merupakan tradisi turun-termurun. Oleh karena itu perayaan Imlek tidak boleh dilupakan, meskipun identitas mereka sudah menjadi umat Kristiani, sebagai seorang keturunan Tionghoa harus menjaga dan melestarikan tradisi yang ada. Dari hasil penelitian, diketahui bahwa jemaat juga masih memandang penting perayaan Imlek. Dilihat dari keikutsertaan jemaat dalam kegiatan perayaan Imlek. Sebagian besar dari jemaat lebih memilih ikut kegiatan perayaan Imlek di gereja dibandingkan dengan mengikuti kegiatan perayaan Imlek yang berhubungan dengan tradisi karena menurut mereka cara merayakan Imlek di gereja lebih sesuai dengan ajaran agama Kristen. Sebagian besar masyarakat Tionghoa Kristen di Jakarta sudah memiliki pandangan yang baru tentang tradisi perayaan Imlek. Oleh karena itu masyarakat Tionghoa di Jakarta sudah tidak memandang penting dan tidak melakukan kegiatan yang berhubungan dengan tradisi pada perayaan Imlek. Karena beberapa kegiatan tradisi perayaan Imlek bertentangan dengan ajaran agama. Tetapi dari serangkaian kegiatan tradisi pada perayaan Imlek hanya kegiatan membagikan angpao yang masih dilakukan oleh sebagian besar masyarakat Tionghoa Kristen di Jakarta, karena menurut mereka dengan membagikan angpao dapat berbagi rejeki dan agar anak-anak yang menerima merasa bahagia. Selain itu pada saat perayaan Imlek masyarakat Tionghoa Kristen di Jakarta berkumpul bersama keluarga untuk makan bersama dan ikut berpartisipasi dalam ibadah perayaan Imlek di gereja. Dilihat dari pemahaman masyarakat Tionghoa Kristen di Jakarta terhadap kepercayaan tradisional pada perayaan Imlek, sebagian besar masyarakat Tionghoa Kristen di Jakarta tidak paham mengenai kepercayaan tradisional yang ada pada perayaan Imlek. Dilihat dari hasil penelitian mengenai makna tentang perayaan Imlek sebagian besar jemaat setuju jika perayaan Imlek dimaksudkan sebagai simbol untuk bersyukur kepada Tuhan, simbol pengharapan di tahun depan dan sebagai simbol untuk menghormati orang tua. Namun ada sebagian kecil dari jemaat yang setuju jika perayaan Imlek dimaksudkan sebagai simbol untuk menghormati leluhur, karena dalam ajaran agama Kristen orang yang sudah meninggal sudah tidak ada bagian lagi di dunia ini. Oleh karena itu menurut masyarakat Tionghoa Kristen di Jakarta perayaan Imlek adalah tradisi turun-temurun yang harus dilestarikan, maka dapat disimpulkan masyarakat Tionghoa Kristen di Jakarta boleh merayakan Imlek hanya saja dalam merayakan Imlek jemaat harus menyesuaikan cara perayaannya dengan ajaran agama Kristen. REFERENSI 常万里. 中国文化知识手册 [M]. 北京 : 中国华侨出版社,2002. 郭爱坤, 鲁西南地区基督教春节活动 [J]. 南洋理工学院学报, 2013,5 (2):110-112. 刘小玲. 青年必读知识图典 [M]. 北京 : 人民日报出版社,2004. 7

8 蒙恩. 过一个基督花的年 [N]. 天风杂志,2009(1). 欧阳巧林. 春节和圣诞节节日元素的对比分析 [J]. 中南民族大学学报,2010,30 (5) : 71-72. 史仲文, 陈乔生. 中国文化 [M]. 北京 : 五洲传播出版社,2010. 韦黎明. 中国节日 [M]. 北京 : 五洲传播出版社,2010. 许琳. 中国经典故事从书 [M]. 北京 : 五洲传播出版社,2011. 杨钧. 中国文化史从书 [M]. 开封 : 河南大学出版社,2001. 杨坤, 鲁军虎. 中西节日文化比较 ---- 以圣诞节和春节为例 [J]. 兰州交通大学外 国语学院学报,2001(11):231-232. Cheong.P.M. (2012). Ajaran Leluhur Tabu-Tabu China. Jakarta: Yayasan Karanya. Dawa,M.D.L. (2005). Gereja Tionghoa dan Masalah Identitas ke-tionghoa-an. Veritas: Jurnal Teologi dan Pelayanan. 6 (1): 117-130. Kwek,J.S. (2006). Mitologi China dan Kisah Alkitab. Yogyakarta: Andi Offset Yogyakarta. Markus,A. S (2009). Hari-Hari Raya Tionghoa. Jakarta: Suara Harapan Bangsa. Simeon,L dan Yongky Poernomo. Januari,(2001). Gereja Kristen Kini (bisa) Terima Tradisi Tionghoa. Sinergi, halaman.1-4. Tan,M. (2008). Imlek dan Alkitab. Jakarta: Bethlehem Publisher. Ye,L.W. (2008). 101 Kisah Bermakna dari Negeri China. Yogyakarta: Gradien Mediatama. RIWAYAT PENULIS Citra Kustima lahir di kota Sungailiat pada tanggal 29 Agustus 1991. Penulis menamatkan pendidikan SMA di SMA Harapan Sungailiat pada tahun 2009 Stella Novarie lahir di kota Pontianak pada tanggal 19 November 1991. Penulis menamatkan pendidikan SMA di SMA Petra Alpha National Plus Jakarta Barat pada tahun 2010 Sofi Zhang, B.A., M.Lit. lahir di kota Jambi. Lulusan Master of Literature bidang Linguistics and Applied Linguistics di Beijing Language and Culture University. Sejak tahun 2006 aktif mengajar di Binus University Chinese Department. 8