RINGKASAN EKSEKUTIF E. GUMBIRA SA ID & SETIADI DJOHAR.

dokumen-dokumen yang mirip
DAFTAR ISI. DAFTAR TABEL... iv DAFTAR GAMBAR... v DAFTAR LAMPIRAN... vi

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian telah berperan dalam pembangunan melalui. pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB), perolehan devisa,

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian di Indonesia merupakan bagian integral dari

Bandung adalah salah satu kota wisata yang dikunjungi para wisatawan baik

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH. 4.1 Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Keputusan

I. PENDAHULUAN. bertujuan untuk memberdayakan daerah dan mengurangi ketergantungan. daerah terhadap pemerintahan pusat. Dengan demikian pemerintah

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

RINGKASAN EKSEKUTIF Muhammad Syahroni, E. Gumbira Sa id dan Kirbrandoko.

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

2.1. Visi dan Misi...11

BAB III ARAH DAN PRIORITAS STRATEGIS. Balai Besar laboratorium Kesehatan Makassar sebagai salah satu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. dikenal oleh masyarakat Indonesia. Komoditi kentang yang diusahakan

BAB VI INDIKATOR KINERJA OPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

DAFTAR ISI. Lembar judul... Lembar pengesahan... Lembar pernyataan... Kata pengantar... Daftar isi... Daftar tabel... Daftar gambar...

BAB V PEMBAHASAN 5.1 Hasil Utama dari Penelitian

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis, pengujian, dan pembahasan sebelumnya, maka

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

Investasi Industri Perbenihan Kentang Menguntungkan (naskah ini disalin sesuai aslinya untuk kemudahan navigasi)

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN. kinerja yang baik akan cendrung memiliki budaya asal bapak senang, dan

BAB IV DATA DAN ANALISIS

1.1. VISI DAN MISI DINAS PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN KOTA PRABUMULIH. pedoman dan tolak ukur kinerja dalam pelaksanaan setiap program dan

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN Visi dan Misi Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kota Tasikmalaya

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

4.3.2 Penelitian Lapangan Observasi Wawancara Lokasi dan Waktu Penelitian Teknik Analisis data...

I. PENDAHULUAN. sangat besar. Akan tetapi, potensi ini belum dapat diwujudkan secara optimal di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di tengah persaingan bisnis yang semakin ketat, perusahaan haruslah

BAB I PENDAHULUAN. Untuk memasuki lingkungan bisnis yang kompetitif, manajemen

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL.. vi DAFTAR GAMBAR... vii DAFTAR LAMPIRAN... viii GLOSSERY...

BAB II RENCANA STRATEJIK

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. tidur dan tenaga kerja sebanyak 677 orang. Masalah utama dalam penelitian ini

RENSTRA BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF D I N A S P E R T A N I A N

BAB I PENDAHULUAN. Paradigma lama dari manajemen pemerintahan yang berfokus pada

PERSIAPAN BALANCED SCORECARD SEBAGAI INSTRUMEN PENGUKURAN KINERJA PADA PENGELOLAAN USAHA KECIL (Studi Kasus: PP. Kecap Maja Menjangan, Majalengka)

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki cadangan. lahan sangat luas berupa hutan konversi yang dapat dimanfaatkan sebagi

RENCANA KERJA TAHUNAN

BAB I. PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang terjadi sekarang ini tampak demikian pesat. Banyak

I. PENDAHULUAN. makin ketat, sejalan dengan kecenderungan globalisasi perekonomian dan

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN: Upaya Peningkatan Produksi Komoditas Pertanian Strategis

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT)

BAB Ill METODOLOGI PENELITIAN

ABSTRAK. : Balanced Scorecard, Pengukuran kinerja. Universitas Kristen Maranatha

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Sistem pengukuran yang diterapkan oleh PT BANK LAMPUNG KCU saat ini

Bab V Penutup. V.1 Kesimpulan

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat mempertahankan eksistensi di dunia bisnis diperlukannya strategi yang

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN... ix

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

LAMPIRAN USULAN RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PEMBANGUNAN PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA TAHUN 2015

I. PENDAHULUAN. Meningkat pesatnya kegiatan pembangunan serta laju pertumbuhan

BAB V PENUTUP. Dari hasil analisis yang telah dikembangkan di DISKOMINFO JABAR,

KEBIJAKAN PENINGKATAN PRODUKSI PADI PADA LAHAN PERTANIAN BUKAN SAWAH

IMPLEMENTASI INTEGRASI SWOT BALANCED SCORECARD DALAM PERANCANGAN SISTEM PENGUKURAN KINERJA PT GRAFIKA JAYA SUMBAR TUGAS AKHIR

I. PENDAHULUAN. pelestarian keseimbangan lingkungan. Namun pada masa yang akan datang,

KATA PENGANTAR. Surabaya, Desember 2013 Kepala Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya

BAB III KEBIJAKAN PEMBANGUNAN TAHUN Target. Realisasi Persentase URAIAN (Rp)

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Bidang Produksi Tanaman Hortikultura

2. RENSTRA SKPD (Ringkasan) DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA KABUPATEN SIAK

BAB V Analisa dan Mitigasi Risiko Identifikasi Risiko Penilaian Tingkat Risiko Rencana Mitigasi Risiko...

BAB V PENUTUP. Padang dengan pendekatan balanced scorecard. Berdasarkan hasil

RANCANGAN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA KABUPATEN GARUT TAHUN PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Kedudukan, Tugas, Fungsi dan Kewenangan

I. PENDAHULUAN. PT. Kabelindo Murni, Tbk merupakan salah satu perusahaan manufaktur

Balanced Scorecard untuk pengukuran kinerja organisasi berdasarkan tingkat

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan pada tolak ukur keuangannya saja. pengukuran kinerja yang hanya berdasar pada tolak ukur keuangan sudah

BAB I PENDAHULUAN. Setiap organisasi memiliki visi, misi dan tujuan yang hendak dicapai. Suatu

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II KAJIAN LITERATUR

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

Key Performance Indicators Perusahaan

POLICY BRIEF KAJIAN KESIAPAN SEKTOR PERTANIAN MENGHADAPI PASAR TUNGGAL ASEAN 2015

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

LAPORAN AKHIR TA ANALISIS STRUKTUR-PERILAKU-KINERJA PEMASARAN SAYURAN BERNILAI EKONOMI TINGGI

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

RENCANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF

PERENCANAAN STRATEGIS SISTEM INFORMASI DI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAWA TIMUR TUGAS AKHIR

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB V PENUTUP. penyusunan, penganggaran dan pengevaluasian melalui audit BSC setiap

BAB I PENDAHULUAN. Komoditas hortikultura tergolong komoditas yang bernilai ekonomi tinggi

LAPORAN KINERJA (LKJ)

III. METODE PENELITIAN

Pelayanan Terbaik Menuju Hutan Lestari untuk Kemakmuran Rakyat.

MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD

1. RENSTRA SKPD DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA KABUPATEN SIAK

II. PENGUKURAN KINERJA

PENDAHULUAN. Tabel 1. Perkembangan PDB Hortikultura Atas Dasar Harga Berlaku di Indonesia Tahun Kelompok

Transkripsi:

RINGKASAN EKSEKUTIF DEWI RAMDIANI, 2007.Perancangan Pengukuran Kinerja Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Balai Pengembangan Benih Kentang (BPBK) dengan Pendekatan Balanced Scorecard. DIbawah bimbingan E. GUMBIRA SA ID & SETIADI DJOHAR. Pengembangan pertanian diarahkan untuk mewujudkan ketahanan pangan yang berbasis keragaman sumber daya bahan pangan, kelembagaan dan budaya lokal dalam rangka menjamin tersedianya pangan dan nutrisi dalam jumlah dan mutu yang dibutuhkan dengan tingkat harga yang terjangkau oleh masyarakat. Kentang (Solanum tuberosum) sebagai bahan pangan merupakan salah satu komoditas hortikultura yang cukup dikenal oleh masyarakat Indonesia serta mendapat prioritas karena kentang dapat digunakan sebagai sumber karbohidrat dan mempunyai potensi dalam program diversifikasi pangan. Potensi geografis yang dimiliki Jawa Barat memungkinkan untuk dikembangkan tanaman kentang. Pemanfaatan potensi tersebut harus didukung oleh penyediaan sarana produksi yang memadai, salah satunya benih yang bersertifikat. Kebutuhan benih kentang di Jawa Barat lebih kurang 40.000 ton per tahun, dari kebutuhan tersebut dapat dipenuhi oleh benih kentang bersertifikat sebanyak 1.130 ton atau sekitar 7,5 persen dan sisanya sekitar 92,5 persen dipenuhi oleh benih kentang lokal dan benih kentang impor. Balai Pengembangan Benih Kentang Pangalengan (BPBK Pangalengan) mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian fungsi Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat di bidang pengembangan, pelayanan, konservasi dan pelestarian serta pelatihan khususnya dalam memproduksi benih kentang, sebagai sumber benih baik G0, G1 dan G2 untuk provinsi Jawa Barat dan provinsi lain diluar Jawa Barat, tempat pelatihan, dan memberikan bimbingan teknis kepada para penangkar benih. Berdasarkan uraian tersebut di atas maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut : faktor-faktor internal dan

eksternal apa saja yang mempengaruhi pengembangan penyediaan benih kentang bermutu tinggi dan bersertifikat oleh BPBK, faktor-faktor apa saja yang menjadi tujuan strategis key performance indicators (KPI) dalam evaluasi kinerja BPBK dengan menggunakan pendekatan Balanced Scorecard, bagaimana rancangan evaluasi kinerja BPBK dalam upaya penyediaan benih kentang bermutu tinggi jika dikaji dengan menggunakan pendekatan empat perspektif yang ada pada Balanced Scorecard, bagaimana bentuk strategy map BPBK sebagai penghasil benih kentang bermutu tinggi dan besertifikat, serta bagaimana implikasi manajerial bagi BPBK dalam melaksanakan program pengembangan benih kentang besertifikat di Jawa Barat. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji faktor-faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi pengembangan penyediaan benih kentang bermutu tinggi dan bersertifikat oleh BPBK dikaitkan dengan Balance Scorecard, menganalisa tujuan strategis dan faktor-faktor yang menjadi key performance indicators dalam evaluasi kinerja dengan menggunakan pendekatan Balanced Scorecard pada BPBK, menyusun rancangan evaluasi kinerja BPBK dalam penyediaan benih kentang bermutu tinggi dan bersertifikat dengan menggunakan Balance Scorecard, menganalisa bentuk strategy map BPBK sebagai penghasil benih kentang bermutu tinggi dan bersertifikat dengan mengidentifikasi tujuan strategis pada setiap perspektif balanced scorecard, serta merumuskan implikasi manajerial bagi BPBK dalam melaksanakan program pengembangan benih kentang bersertifikat di Jawa Barat. Penelitian dilaksanakan di Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat (Diperta) dan UPTD Balai Pengembangan Benih Kentang (BPBK) Pangalengan pada bulan Desember 2006 sampai Januari 2007. Metode yang digunakan adalah analisis deskriptif studi kasus dengan menggunakan kerangka balanced scorecard. Data primer diperoleh dari unsur manajemen dan staf Diperta Provinsi Jawa Barat, petani penangkar yang aktif melakukan aktivitas perbanyakan benih kentang, serta pihak lain yang dianggap berkepentingan dalam hal ini

adalah pihak manajemen Balai Penelitian Tanaman Sayuran serta dari pihak akademis. Data sekunder diperoleh melalui laporan tahunan dan bulanan Diperta Provinsi Jawa Barat, laporan tahunan BPBK, serta pustaka lainnya yang dianggap relevan. Untuk pemilihan responden pelanggan dilakukan secara purpossive sampling sebanyak sembilan orang adalah petani penangkar yang aktif melakukan penangkaran benih kentang selama tahun 2006. Penentuan faktor internal dan eksternal yang berpengaruh terhadap program pengembangan benih kentang bersertifikat di Jawa Barat didasarkan pada identifikasi melalui kuesioner terhadap responden yang terdiri dari pihak internal Diperta dan BPBK dan pihak eksternal Diperta yaitu Kepala Balai Penelitian Tanaman Sayuran (Balitsa), petani penangkar, serta pihak akademis yang dianggap berkompeten dan mampu memberi masukan dalam penyusunan rancangan pengukuran kinerja dengan menggunakan balanced scorecard, serta pengamatan langsung di lokasi penelitian. Dari identifikasi di atas, faktor internal yang menjadi kekuatan BPBK dalam melaksanakan program pengembangan benih kentang bersertifikat di Jawa Barat adalah SDM yang handal, ketersediaan sarana dan prasarana yang ada, dukungan anggaran dari pemerintah daerah, memiliki mitra pasar yang jelas yaitu petani pelanggan, serta mampu menghasilkan benih G0 sampai G2 bersertifikat, sedangkan kelemahan bagi BPBK adalah kekurangan lahan produksi untuk produksi benih G2, belum adanya payung hukum yang mengatur tentang kemitraan BPBK dengan pihak ketiga, dan lingkungan di sekitar lokasi pertanaman benih yang kurang mendukung. Faktor eksternal yang telah diidentifikasi dan menjadi peluang bagi BPBK untuk mengembangkan benih kentang bersertifikat adalah potensi pasar di provinsi Jawa Barat dan provinsi lain, dan turunnya nilai tukar rupiah terhadap dolar. Ancaman yang dihadapi oleh BPBK dalam program pengembangan benih kentang bersertifikat di Jawa Barat adalah

banyak beredarnya benih kentang bersertifikat palsu yang beredar, preferensi petani terhadap benih kentang impor yang masih tinggi, keterbatasan lahan dan modal petani penangkar, pesaing yang mulai meningkatkan kapasitas produksi. Dalam proses perancangan balanced scorecard BPBK menitikberatkan pada tiga area fokus (tema strategis) yaitu pengelolaan kawasan andalan, kesejahteraan petani dan pendapatan asli daerah, dan peningkatan profesionalisme pelaku agribisnis perbenihan. Ketiga area fokus tersebut menjadi acuan bagi terwujudnya visi misi Diperta dalam perbenihan yaitu mencapai swasembada benih tahun 2010. Dasar penyusunan tujuan strategis pada setiap perspektif yaitu area fokus dimana pengukuran pencapaian tujuan strategis tersebut menggunakan Key Performance Indicator (KPI). Key Performance Indicators yang digunakan merupakan hasil FGD. Pada perspektif keuangan, KPI yang digunakan adalah jumlah benih kentang varietas Granola dan Atlantik yang dihasilkan dan jumlah rencana yang terealisasi dengan anggaran yang ada Pada perspektif pelanggan, KPI yang digunakan adalah jumlah petani penangkar yang aktif menangkarkan benih kentang, jumlah pelaku agribisnis perbenihan yang ikut dalam temu teknologi, teknologi yang mampu diterapkan oleh BPBK dan penangkar untuk meningkatkan produksi benih kentang, dan tingkat kepuasan petani penangkar yang menggunakan jasa layanan BPBK dengan hasil survei. Pada perspektif proses bisnis internal, KPI yang digunakan adalah jumlah siswa, mahasiswa, serta petani yang melakukan pelatihan di BPBK, serta benih kentang yang dihasilkan. Dalam perspektif pembelajaran dan pertumbuhan yang menjadi KPI adalah jumlah laporan yang diberikan tepat pada waktunya, jumlah pegawai yang mengikuti pendidikan dan pelatihan, dan survei kepuasan pegawai BPBK. Hasil tersebut memperlihatkan bahwa KPI yang digunakan pada perspektif pelanggan berasal dari pihak eksternal Diperta dan BPBK,

sedangkan tiga perspektif lainnya berasal dari pihak internal Diperta. Strategy map yang disusun menunjukkan keterkaitan dan integrasi dari setiap tujuan strategis antar satu perspektif dengan perspektif lainnya. Kondisi ini mengindikasikan bahwa keberhasilan pihak eksternal Diperta sangat tergantung kinerja dari pihak internal Diperta dan BPBK. Dari hasil perancangan pengukuran kinerja dengan menggunakan pendekatan balanced scorecard, maka sebaiknya BPBK menerapkan BSC sebagai pendamping LAKIP dalam upaya meningkatkan kinerja BPBK melalui kegiatan sosialisasi kegunaan balanced scorecard. Untuk meningkatkan kepuasan pelanggan, BPBK seyogyanya melakukan kegiatan peningkatan pelayanan informasi dengan cara mensinergiskan berbagai pihak yang terkait sehingga penyampaian informasi pada petani lebih akurat. Disamping itu proses perencanaan strategis yang melibatkan berbagai pihak diantaranya Diperta, BPBK, dan Badan Perencanaan Daerah menjadi penting dilakukan agar terdapat kesamaan visi sehingga program pengembangan benih kentang di Jawa Barat dapat dilakukan secara berkesinambungan. Kata Kunci : Balanced Scorecard, Kentang, Perancangan Pengukuran Kinerja, Key Performance Indicators, Strategy Map, Balai Pengembangan Benih Kentang (BPBK)