BUDAYA KERJA MERUBAH MINDSET APARATUR

dokumen-dokumen yang mirip
20 program kegiatan dalam pembangunan ZI*)

Kebijakan Bidang Pendayagunaan Aparatur Negara a. Umum

PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2012

RENCANA STRATEGIS BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN BAB I PENDAHULUAN

A. Rencana Strategis Kementerian Sekretariat Negara 2010-

BAB I PENDAHULUAN. Semakin meningkatnya tuntutan masyarakat atas penyelenggaraan

REFORMASI BIROKRASI DI LINGKUNGAN BPKP TERNATE, 12 APRIL 2017

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2015 NOMOR 54

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan sistem manajemen pemerintahan dan pembangunan antara lain

ARAHAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI PADA ACARA

RENCANA STRATEGIS BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. sangat luas. Pelayanan Publik adalah segala kegiatan dalam rangka pemenuhan

BAB 1 BISNIS PROSES DALAM REFORMASI BIROKRASI. A. Pendahuluan

Kata Pengantar. Kerja Keras Kerja Lebih Keras Kerja Lebih Keras Lagi 1

KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandung

BAB V PENUTUP. sebagaimana telah tercantum di dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik

BAB I PENGANTAR. Mewujudkan pemerintahan yang bersih dan berwibawa serta pelayanan

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 75 TAHUN 2017 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN NOMOR 27 TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6) 2. Peraturan P

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

PEMERINTAH PROVINSI BALI BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIZINAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

BAB I PENDAHULUAN. suatu prosedur yang berbelit-belit, dari meja satu ke meja lainnya, yang

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN UNIVERSITAS ISLAM MALANG

BAB III GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BAPPEDA KOTA BANDUNG TAHUN 2016

Profil Badan Kepegawaian Daerah Kota Mataram

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab pertama ini akan dibahas mengenai latar belakang penelitian,

WALIKOTA SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN WALIKOTA SEMARANG NOMOR : 7 TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam organisasi pemerintahan diperlukan sumber daya manusia yang

3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandung

PERENCANAAN KINERJA Rencana Strategis dan Target Tahun L K I P B K D K o t a B a n d u n g T a h u n

LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN

STRATEGI PEMBANGUNAN AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH KOTA BANDUNG

sehingga benar-benar dapat diwujudkan tata kepemerintahan yang baik (Good governance)

BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1. RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT DPRD KOTA. Rencana strategis merupakan proses yang berorientasi

PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR : PER/ 15 /M.PAN/7/2008 TENTANG PEDOMAN UMUM REFORMASI BIROKRASI

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

AGENDA REFORMASI BIROKRASI MELIPUTI (DELAPAN) AREA PERUBAHAN. 1. Manajemen Perubahan 2. Penataan Peraturan PerundangUndangan

Bab I Pendahuluan Latar Belakang

BAB. I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

TUGAS REFORMASI BIROKRASI LAPAN FUNGSI REFORMASI BIROKRASI LAPAN

Pada hakekatnya reformasi birokrasi pemerintah merupakan proses

PEMERINTAH KABUPATEN SIAK

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah ( LKIP ) Tahun 2016 BAB I PENDAHULUAN

Rencana Kerja Tahunan Kecamatan Rancasari Tahun

MANAJEMEN PERUBAHAN. Johnson K Rajagukguk, SH, MH (Kepala Badan Keahlian DPR RI)

MANNA, 04 DESEMBER 2014

BULETIN ORGANISASI DAN APARATUR

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DAN EVALUASI KINERJA Kedeputian Pelayanan Publik

RENCANA STRATEGIS BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN BAB I PENDAHULUAN

RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2012

ANALISIS DAMPAK REMUNERASI TERHADAP KINERJA INSTITUSI: Pendekatan Budaya Kerja/ Organisasi

RENCANA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN GARUT TAHUN 2015

JABATAN FUNGSIONAL PUSTAKAWAN DAN REFORMASI BIROKRASI. Oleh Opong Sumiati. Dasar Hukum

BAB I PENDAHULUAN. A. Pandangan Umum

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2 2015, No Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/09/M.PAN/5/2007 tentang Pedoman Umum Penetapan Indikator Kinerja U

Kata Pengantar. Semarang, Pebruari 2016 Kepala Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Tengah

BAB I. PENDAHULUAN. negara dan pembangunan bangsa dewasa ini diantaranya adalah tatanan organisasi

KATA PENGANTAR. Kepala Badan Pengawasan, Dr. H.M. SYARIFUDDIN, SH., MH.

Bagian Hukum dan HAM pada Sekretariat Daerah Kota Bandung KATA PENGANTAR

KEPUTUSAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 111 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN AGEN PERUBAHAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN AGAMA

BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1. RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT DPRD KOTA. penyusunan tahapan-tahapan kegiatan yang melibatkan berbagai

PERJANJIAN KINERJA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA TAHUN 2015

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) 2016

RINGKASAN EKSEKUTIF RINGKASAN EKSEKUTIF

Rencana Kinerja Tahunan 2013 i KATA PENGANTAR

Kata Pengantar. Semarang, Maret 2015 Kepala Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Tengah

Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG

RENCANA KINERJA TAHUNAN PUSAT PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN DAN PERIZINAN PERTANIAN TA. 2012

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

WALIKOTA PROBOLINGG0 PROVINSI JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. serius dan sistematis. Segenap jajaran penyelenggara negara, baik dalam tataran

birokrasi, agar dapat ditetapkan langkah deregulasi dan/atau reregulasi sesuai kebutuhan regulasi yang menjadi tanggung jawab Kementerian Dalam

BAB I PENDAHULUAN. menolak hasil dengan memberikan rekomendasi tentang tindakan-tindakan

S A M B U T A N PADA UPACARA PENGIBARAN BENDERA KEBANGSAAN REPUBLIK INDONESIA BULAN APRIL 2015 TINGKAT KABUPATEN BOGOR. Jumat, 17 April 2015

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG

Penataan Tatalaksana Dalam Kerangka Reformasi Birokrasi

MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA

MEMUTUSKAN: : PERATURAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL TENTANG LOKET PELAYANAN PERTANAHAN BAB I UMUM

BAB I PENDAHULUAN. salah satu cita cita yang ingin dicapai oleh instansi pemerintah maupun bagi

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Rencana Kinerja Tahunan Dinas Kebudayaan & Pariwisata Kota Bandung Tahun 2016 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BPPT KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. diperkenalkannya pendekatan penganggaran berbasis kinerja (performance based

BAB I PENDAHULUAN. menginginkan bahwa karakter bangsa harus berkepribadian santun, berbudi

RENCANA TINDAK AGEN PERUBAHAN INSPEKTORAT UTAMA DPR RI

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Pengantar

PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016

I. PENDAHULUAN. tinggi (Katz, dalam Moeljarto 1995). Pembangunan nasional merupakan

KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI/KOMISI INDEPENDEN PEMILIHAN ACEH DAN KOMISI PEMILIHAN UMUM/KOMISI INDEPENDEN PEMILIHAN KABUPATEN/KOTA

Transkripsi:

Padang, (29/08/2017) BUDAYA KERJA MERUBAH MINDSET APARATUR TAP MPR Nomor VI Tahun 2002 merekomendasikan kepada Presiden untuk membangun kultur birokrasi ( budaya kerja ) yang transparan, akuntabel, bersih, dan bertanggungjawab serta menjadi pelayan masyarakat, abdi negara dan teladan bagi masyarakat tanpa diskriminatif. Budaya kerja dalam birokrasi merupakan pola perilaku manusia dalam bekerja yang berorientasi pada falsafah, tata nilai dan norma yang diyakini dan digunakan individu dalam

melakukan bisnis dan kerja di lingkungannya. Falsafah, tata nilai dan norma tersebut menjadi dasar dalam melakukan aktivitasnya agar tujuan organisasi yang ditetapkan dapat dicapai. Budaya kerja pada dasarnya meliputi nilai-nilai dari dalam diri individu sebagai aparatur pemerintah dan lingkungan kerja tempat aparatur pemerintah tersebut melaksanakan tugas dan fungsinya. Kombinasi kedua aspek inilah yang mempengaruhi motivasi mereka dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi yang biasa dilaksanakan. Biasanya kombinasi nilai-nilai dari dalam diri individu dan lingkungan sekitar mereka dapat membentuk pola-pola tertentu yang diulangi setiap saat. Budaya kerja adalah sistem nilai yang dianut oleh anggota masyarakat yang kemudian mempengaruhi cara kerja, sikap dan perilaku para anggota organisasi. Budaya kerja bertujuan untuk meningkatkan kinerja, juga sebagai penerapan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance). Jika mengacu pada Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 25/Kep/M.PAN/4/2002 tentang Pedoman Pengembangan Budaya Kerja Aparatur Pemerintah, menjelaskan bahwa budaya kerja tersebut dapat diartikan sebagai sikap dan perilaku dari sekelompok aparatur negara yang didasari atas nilai-nilai yang diyakini kebenarannya menjadi sifat dan kebiasaan dalam melaksanakan tugas dan pekerjaan sehari-hari. Lebih jauh Keputusan Menpan Nomor 25 tahun 2002 ini memuat adanya (1) kebijakan pengembangan budaya kerja aparatur, (2) nilai-nilai dasar budaya kerja aparatur negara, (3) penerapan nilainilai budaya kerja aparatur negara, dan (4) sosialisasi pengembangan budaya kerja aparatur negara. Sesuai dengan perkembangan dan dinamika yang berlangsung dalam organisasi publik, maka Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara ini diubah dengan diterbitkannya Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 39 tahun 2012 tentang Pedoman Pengembangan Budaya Kerja. Terbitnya Keputusan Menteri ini adalah dalam rangka pelaksanaan reformasi birokrasi yang bertujuan untuk mengubah pola pikir dan budaya kerja aparatur pemerintah agar lebih baik lagi. Menurut Keputusan Menpan dan Reformasi Birokrasi Nomor 39 tahun 2012 ini, budaya kerja diartikan sebagai sikap dan perilaku individu dan kelompok yang didasari atas nilai-nilai yang diyakini kebenarannya dan telah menjadi sifat serta kebiasaan dalam melaksanakan tugas dan pekerjaan sehari-hari. Pada prakteknya, budaya kerja diturunkan dari budaya organisasi. Budaya kerja merupakan suatu komitmen organisasi, dalam upaya membangun sumber daya manusia, proses kerja, dan hasil kerja yang lebih baik. Singkatnya, budaya kerja yang terdapat dalam organisasi erat kaitannya dengan sikap dan perilaku dari aparatur pemerintah bekerja dipengaruhi oleh nilai-nilai, keyakinan, norma,

kebiasaan, dan sebagainya. Jika yang menonjol adalah nilai-nilai positif, maka kerja yang dilakukan oleh aparatur pemerintah tersebut akan berorientasi kepada hal-hal yang positif. Begitu juga sebaliknya, apabila yang menonjol tersebut, nilai-nilai yang negatif, maka hasil kerja mereka juga akan negatif. Karenanya tidak jarang sebuah organisasi menanamkan nilai-nilai kepada individuindividu yang ada dalam organisasi tersebut untuk bersikap dan bertindak sesuai dengan visi, misi dan tujuan organisasi. Sebab begitu banyaknya nilai, norma dan keyakinan yang ada dalam diri individu, dapat menghilangkan substansi nilai, norma dan keyakinan bersama yang sengaja dibentuk untuk menjadi pedoman dan standar dalam bekerja. Dengan demikian, yang muncul dari dalam diri individu tersebut adalah sikap dan perilaku yang berorientasi pada pencapaian visi, misi dan tujuan organisasi tersebut. Sebagaimana yang dijelaskan sebelum ini bahwa budaya kerja yang terbentuk dalam sebuah organisasi juga dipengaruhi oleh interaksi individu dengan lingkungannya. Walaupun subjektivitas nilai-nilai yang diyakini individu menjadi landasan utama mereka bertindak dalam bekerja, namun dimensi lain budaya kerja dalam organisasi lingkungan tempat individu bekerja mempengaruhi nilai-nilai subjektivitas individu tersebut sebagai berikut. Prinsip-prinsip dasar yang dianut dalam pengembangan penerapan Budaya Kerja pada Satuan Kerja Perangkat Kerja, antara lain : a. Pengembangan penerapan Budaya Kerja merupakan bagian tak terpisahkan dari reformasi birokrasi demi terwujudnya birokrasi pemerintahan daerah dengan integritas dan kinerja yang tinggi; b. Budaya kerja merupakan hasil dari proses internaiisasi nilai-nilai organisasi yang di ekspresikan dalam perilaku dan sikap kerja sehari-hari; c. Budaya kerja merupakan sikap mental yang dikembangkan dalam rangka percepatan perbaikan, penyempurnaan dan peningkatan terhadap apa yang telah dicapai; d. Pengembangan penerapan Budaya Kerja tetap mengindahkan ajaran agama yang dianut, peraturan perundangan yang berlaku serta kondisi social dan budaya setempat; e. Pengembangan penerapan Budaya Kerja harus dilaksanakan secara terencana, sistematis, menyeluruh dan berkelanjutan.

F. NILAI-NILAI Sesuai dengan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 39 tahun 2012 tentang Pengembangan Budaya Kerja, untuk mengembangkan budaya kerja, perlu ditempuh 3 (tiga) tahapan besar, yaitu: 1. Perumusan nilai-nilai; 2. Implementasi;dan 3. Monitoring dan evaluasi. A. Perumusan Nilai-nilai Untuk mengembangkan budaya kerja yang baru, hal pertama yang harus dilakukan adalah merumuskan nilai-nilai baru yang diinginkan. Nilai-nilai baru adalah nilai-nilai yang dipercaya akan membawa organisasi mencapai visi dan menuntaskan misinya. Hal penting yang harus diingat dalam merumuskan nilai-nilai organisasi, adalah bahwa nilai-nilai harus didasarkan pada praktik yang dikenal dan dapat dilaksanakan setiap pegawai di lingkungan Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah. Nilai-nilai tersebut harus berakar pada apa yang sesungguhnya berlaku dalam organisasi dari hari ke hari untuk menjadi lebih baik. Sumber nilai dapat diambil dari nilai-nilai yang terkandung dalam: 1. Ajaran agama; 2. Falsafah negara; dan 3. Kebiasaan yang berkembang baik dalam masyarakat/adat. Setelah nilai-nilai beserta cara pengukurannya selesai didefinisikan, tahap selanjutnya adalah mendeklarasikan nilai-nilai dan membangun komitmen untuk menerapkan budaya kerja serta dilanjutkan dengan menyosialisasikan dan menginternalisasikan. Mendeklarasikan budaya kerja merupakan tahapan penting, dimana secara formal dinyatakan bahwa proses pembangunan/pengembangan budaya kerja dimulai. Secara umum tujuan pendeklarasian ini adalah untuk membangun komitmen. Oleh karena itu deklarasi harus dilakukan oleh Pimpinan tertinggi Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah yang dihadiri oleh jajaran pimpinan lainnya serta seluruh pegawai.

Tahap selanjutnya adalah proses sosialisasi, yaitu proses mengomunikasikan apa yang telah disepakati, hal ini dimaksudkan untuk membangun penerimaan dan keterlibatan seluruh pegawai. Nilai nilai budaya kerja pada Pemerintah Provinsi Sumatera Barat masih belum ditetapkan, sehingga setiap unit kerja berbeda-beda nilai budaya kerjanya, tergantung nilainilai yang berlaku pada unit kerja tersebut. Namun demikian untuk keseragaman, berdasarkan kesepakatan 5 SKPD telah menetapkan 10 Nilai budaya kerja, sebagai berikut :