IV. METODOLOGI PENELITIAN. dilakukan secara sengaja (purposive) karena masyarakat dan instansi di daerah

dokumen-dokumen yang mirip
IV. METODE PENELITIAN. Maret Pemilihan lokasi tersebut dilakukan secara sengaja (purposive), menimbulkan eksternalitas positif bagi masyarakat.

IV. METODOLOGI PENELITIAN. wisata tirta. Lokasi penelitian ini dapat dilihat pada Lampiran 1.

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di daerah hulu dan hilir Sungai Musi, yang

IV. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di pemukiman penduduk di dekat jalur KRL di

III. KERANGKA PEMIKIRAN

IV. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di kawasan wisata Puncak Bogor, Provinsi Jawa

METODE PENELITIAN. wilayah Kecamatan Karawang Timur dijadikan sebagai kawasan pemukiman dan

II. METODE PENELITIAN

KERANGKA PEMIKIRAN. akan digunakan dalam penelitian ini. Tahapan-tahapan metode CVM akan

METODE PENELITIAN. Batu. Pemilihan lokasi tersebut dilakukan secara sengaja (purposive) dengan

Gambar 4.1 Lokasi Penelitian

IV. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

IV. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Tanjungpinang Timur,

IV. METODELOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer merupakan

BAB III METODE PENELITIAN. variabel-variabel yang diduga mampu memprediksi minat mahasiswa untuk

BAB III METODE PENELITIAN. yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode melalui website :

VII. ANALISIS WILLINGNESS TO ACCEPT RUMAHTANGGA MENERIMA GANTI RUGI PEMUKIMAN Analisis Kesediaan Rumahtangga Menerima Ganti Rugi Pemukiman

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun Pengambilan sampel

BAB III METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Desa Tugu Utara dan Kelurahan Cisarua,

IV. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di kawasan Perumahan Kota Bogor tepatnya di

BAB III METODE PENELITIAN. laba/rugi Perusahaan makanan yang terdaftar di BEI (PT. Indofood Sukses

BAB III METODE PENELITIAN. Prima Artha, Sleman. Sedangkan subjek penelitiannya adalah Data

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3 METODOLOGI. 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis data dalam penelitian merupakan data sekunder, yaitu sumber data

IV. METODE PENELITIAN. Kawasan ini dipilih secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sakit At-Turrots Al-Islamy, PKU Muhammadiyah Gamping, Puskesmas

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menjadi sampel dalam penelitian mengenai pengaruh harga, kualitas produk, citra merek

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bersifat explanatory research. Explanatory Research merupakan penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. populasi disebut parameter populasi dan ukuran-ukuran pada sampel disebut. sampel merupakan bagian dari populasi.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Cipondoh dan Kecamatan Pinang, Kota Tangerang. Penentuan lokasi sebagai

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif adalah sebagai penelitian yang menekankan pada pengujian teori-teori

BAB III METODE PENELITIAN. umum dari obyek penelitian. Pada penelitian ini peneliti mengambil data waktu tiga

BAB III METODE PENELITIAN. sesuatunya yang mudah dan praktis. Peluang tersebut dimanfaatkan oleh produsen

III. METODE PENELITIAN

Daerah Jawa Barat, serta instansi-instansi lain yang terkait.

III. METODE PENELITIAN. probiotik maupun non probiotik oleh peternak, dimulai dari pembesaran bibit

VII. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. penelitian, objek penelitian ini menjadi sasaran dalam penelitian untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Obyek dari penelitian yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah besarnya

III. METODE PENELITIAN. dipahami berbagai unsur-unsur yang menjadi dasar dari suatu penelitian ilmiah

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian kuantitatif Variabel dan Definisi Operasional Variabel

BAB III METODE PENELITIAN. obyek penelitian adalah para pengguna software akuntansi pada perusahaanperusahaan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan metode purposive sampling, dengan adanya beberapa kriteria dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan karateristik masalah yang diteliti, jenis penelitian yang akan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. (Sugiyono, 2010). Populasi dalam penelitian ini adalah Bank Umum Milik

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Metode deskriptif kualitatif adalah

BAB III METODE PENELITIAN. A. Metode Penelitian. Metode penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. termasuk ke dalam jenis penelitian hypothesis testing karena tujuan dari penelitian

IV. METODOLOGI PENELITAN. Penelitian dilakukan di objek wisata Taman Margasatwa Ragunan, Jakarta

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bursa Efek Indonesia periode penelitian yang digunakan yaitu jenis data sekunder.

III. METODE PENELITIAN

IV. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan Data sekunder

BAB II LANDASAN TEORI. Data merupakan bentuk jamak dari datum. Data merupakan sekumpulan

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian Analisis Pengaruh Tingkat

BAB III METODE PENELITIAN. (field research) dengan metode kuantitatif yaitu data yang diperoleh dalam bentuk angkaangka

III. KERANGKA PEMIKIRAN Asumsi dalam Pendekatan Willingness to Accept Responden. nilai WTA dari masing-masing responden adalah:

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Populasi dalam penelitian ini adalah PT. Bank Syariah Mandiri dan Bank

METODE PENELITIAN. Setiabudi 8

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini berlokasi di Kabupaten Gorontalo. Penelitian ini dilaksanakan dari

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Modal, Dinas Penanaman Modal Kota Cimahi, Pemerintah Kota Cimahi, BPS Pusat

III. METODE PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. digambarkan lewat angka simbol, kode dan lain-lain. Data itu perlu dikelompokkelompokkan

BAB IV HASIL PENELITIAN. bawah ini. Untuk membantu penulis dalam melakukan perhitungan yang cermat

BAB III METODE PENELITIAN. Permintaan Beras di Kabupaten Kudus. Faktor-Faktor Permintaan Beras. Analisis Permintaan Beras

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN. Peningkatan jumlah industri ini diikuti oleh penambahan jumlah limbah, baik

BAB III METODE PENELITIAN. laporan keuangan perusahaan transportation services yang terdaftar di Bursa

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Untuk menguji apakah alat ukur (instrument) yang digunakan memenuhi

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini tipe penelitian yang digunakan bersifat explanatory

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini yakni pada Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan Aset

BAB III METODE PENELITIAN. dikumpulkan dari responden dengan menggunakan kuesioner dengan

BAB IV METODE PENELITIAN. dilakukan secara sengaja (purposive) melihat bahwa propinsi Jawa Barat

BAB III METODE PENELITIAN. dari situs resmi Bursa Efek Indonesia (BEI) yaitu Unit. tercatat di BEI pada tahun

IV METODE PENELITIAN. 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. Penelitian ini menerapkan metode deskriptif korelasional, yaitu metode yang

BAB III REGRESI TERSENSOR (TOBIT) Model regresi yang didasarkan pada variabel terikat tersensor disebut

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kuantitatif tidak terlalu menitik beratkan pada kedalaman data, yang penting dapat

Transkripsi:

IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kawasan Tahura Ir. H. Djuanda dan Desa Ciburial, Kecamatan Cimenyan, Kabupaten Bandung. Pemilihan lokasi tersebut dilakukan secara sengaja (purposive) karena masyarakat dan instansi di daerah tersebut memanfaatkan sumberdaya air yang berada dalam kawasan Tahura Ir. H. Djuanda untuk berbagai kebutuhan sehari-hari. Lokasi penelitian dapat dilihat pada Lampiran 2. 4.2 Waktu Penelitian Waktu penelitian terbagi dalam beberapa tahap, tahap awal ini merupakan pra penelitian yang dimulai dari pengamatan permasalahan di lapangan, perumusan masalah, pengembangan kerangka berpikir serta penyusunan proposal. Tahapan ini dilaksanakan pada bulan Januari hingga Maret 2012. Tahapan pengambilan data yang dilaksanakan bulan April hingga Mei 2012. Selanjutnya tahapan pengolahan dan analisis data serta penyusunan skripsi dilaksanakan bulan Juni hingga November 2012. 4.3 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode penelitian survei dengan menggunakan kuesioner dan wawancara. Menurut Jogiyanto (2008), survei (survey) atau lengkapnya self-administered survey adalah metode pengumpulan data primer dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada responden individu, sedangkan menurut Nasution (2003), suatu penelitian survei bertujuan untuk mengumpulkan informasi tentang orang yang jumlahnya besar,

36 dengan cara mewawancarai sejumlah kecil dari populasi itu. Dalam metode survei ini, kuesioner dan wawancara digunakan sebagai instrumen penelitian. Menurut Nasution (2003), kuesioner adalah daftar pertanyaan yang didistribusikan melalui pos untuk diisi dan dikembalikan atau dapat juga dijawab dibawah pengawasan peneliti, sedangkan wawancara atau interview adalah suatu bentuk komunikasi verbal yang bertujuan memperoleh informasi. 4.4 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian terdiri dari data sekunder dan data primer. Data sekunder yang diperlukan dalam penelitian diperoleh dari berbagai instansi pemerintah di lokasi penelitian, seperti pihak pengelola Tahura Ir. H. Djuanda, BPAB-DC, PDAM Tirtawening Kota Bandung, PLTA Dago Bengkok, dan Desa Ciburial serta referensi lainnya dan penelitian-penelitian terdahulu. Data primer yang digunakan dalam penelitian diperoleh dari hasil wawancara langsung dengan pihak pengelola Tahura Ir. H. Djuanda, BPAB-DC, PDAM Tirtawening Kota Bandung, PLTA Dago Bengkok, dan masyarakat melalui kuesioner seperti yang disajikan pada Lampiran 3. Data tersebut meliputi respon dari responden terhadap keinginan membayar responden terhadap jasa sumberdaya air dari kawasan Tahura Ir. H. Djuanda. Jenis data dan sumbernya dapat disajikan dalam Tabel 1. 4.5 Metode Pengambilan Sampel Teknik yang digunakan dalam menentukan responden untuk BPAB-DC, PDAM Tirtawening Kota Bandung, dan PLTA Dago Bengkok adalah key person, yang memahami permasalahan dan berperan dalam mengambil keputusan, sedangkan penentuan desa dilakukan secara purposive sampling yaitu desa yang

37 masyarakatnya memanfaatkan mata air yang berada dalam kawasan Tahura Ir. H. Djuanda. Menurut Nasution (2003), purposive sampling adalah memilih sampel secara sengaja. Selanjutnya sampel masyarakat dipilih dengan metode convinience sampling dengan alasan keterbatasan dalam membentuk sampling frame. Menurut Mustafa (2000), convinience sampling adalah pengambilan sampel yang mudah ditemui. Jumlah responden yang diambil sebanyak 80 Kepala Keluarga (KK) dari 650 KK yang berada di Desa Ciburial yang memanfaatkan air dari BPAB-DC. Tabel 1. Matriks Metode Analisis Data No. Tujuan Penelitian 1 Menganalisis pola pemanfaatan sumberdaya air di Tahura Ir. H. Djuanda. 2 Mengkaji faktor-faktor yang mempengaruhi kesediaan membayar dalam penggunaan air bersih di kawasan Tahura Ir. H. Djuanda. 3 Mengestimasi besarnya kesediaan membayar (WTP) masyarakat terhadap pengguna air bersih yang berasal dari kawasan Tahura Ir. H. Djuanda. 4 Mengestimasi besarnya nilai ekonomi dari jasa sumberdaya air yang terdapat dalam kawasan Tahura Ir. H. Djuanda. 4.6 Metode Pengolahan dan Analisis Data Sumber Data Wawancara (key person), kuesioner, dan literatur Kuesioner Kuesioner Wawancara (key person) dan kuesioner Metode Analisis Data Analisis deskriptif kualitatif Analisis regresi logit Pendekatan Contingent Valuation Method Willingness Pay Analisis deskriptif kuantitatif dan to Data dan informasi yang telah diperoleh selanjutnya dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif dengan bantuan komputer, yaitu program Microsoft Office Excell 2010 dan SPSS 17.0.

38 4.6.1 Analisis Pola Pemanfaatan Sumberdaya Air Analisis pola pemanfaatan sumberdaya air dalam kawasan Tahura Ir. H. Djuanda terutama yang dimanfaatkan oleh BPAB-DC, PDAM Tirtawening Kota Bandung, dan PLTA Dago Bengkok dapat diidentifikasi secara deskriptif. Menjelaskan bagaimana pola pemanfaatan sumberdaya air dari awal mula pengambilan hingga air itu dimanfaatkan. Analisis deskriptif adalah analisis yang menekankan pada pembahasan data-data dan subjek penelitian dengan menyajikan data-data secara sistemik dan tidak menyimpulkan hasil penelitian (Suliyono, 2011), sedangkan menurut Withney (1960) dalam Nazir (1988), analisis deskriptif adalah metode pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat mengenai masalah-masalah yang ada dalam masyarakat, tata cara yang berlaku serta situasi-situasi tertentu termasuk tentang hubungan, kegiatan, sikap, pandangan serta proses yang sedang berlangsung dan pengaruh dari suatu fenomena. 4.6.2 Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesediaan Membayar Masyarakat Analisis kesediaan membayar masyarakat terhadap jasa sumberdaya air yang dimanfaatkannya dari Tahura Ir. H. Djuanda dapat menggunakan analisis regresi logit. Persamaan logit untuk faktor-faktor yang mempengaruhi kesediaan membayar masyarakat sebagai berikut: dimana: L i = β 0 + β 1 PDDKN + β 2 JT + β 3 JP + β 4 TP + β 5 JKA + β 6 KA + β 7 PM + ε i L i = Peluang responden bersedia (bernilai 0 jika tidak bersedia dan bernilai 1 jika bersedia ) β 0 = Intersep

39 β 1,..., β 7 PDDKN JT JP = Koefisien dari regresi = Tingkat pendidikan responden (tahun) = Jumlah tanggungan responden (orang) = Jenis pekerjaan responden (bernilai 1 jika ibu rumah tangga, bernilai 2 jika wirausaha, bernilai 3 jika pegawai swasta, dan bernilai 4 jika pegawai negeri sipil ) TP = Tingkat pendapatan responden (bernilai 1 jika <= Rp 500.000, bernilai 2 jika Rp 500.001-Rp 1.000.000, bernilai 3 jika Rp 1.000.001-Rp 1.500.000, bernilai 4 jika Rp 1.500.001-Rp 2.000.000, dan bernilai 5 jika > Rp 2.000.001 ) JKA = Jumlah kebutuhan air dalam rumah tangga responden (liter/hari) KA = Kualitas air (bernilai 1 jika sangat kotor, bernilai 2 jika kotor, bernilai 3 jika biasa, dan bernilai 4 jika jernih ) PM = Pengetahuan responden mengenai manfaat Tahura Ir. H. Djuanda (bernilai 0 jika tidak dan bernilai 1 jika ya ) i = Responden ke-i (i = 1, 2,..., n) ε = Galat β 1,..., β 7 > 0 Variabel tingkat pendidikan, jumlah tanggungan, jenis pekerjaan, tingkat pendapatan per bulan, jumlah kebutuhan air dalam rumah tangga, kualitas air, dan

40 pengetahuan responden mengenai manfaat Tahura Ir. H. Djuanda merupakan variabel yang memiliki peluang berpengaruh terhadap kesediaan membayar jasa lingkungan sumberdaya air dalam upaya pelestarian lingkungan. Variabel-variabel di atas disusun berdasarkan teori-teori yang ada dan penelitian terdahulu. Hipotesa variabel tingkat pendidikan adalah semakin tinggi tingkat pendidikannya, maka akan semakin besar kesediaan responden untuk bersedia membayar dalam upaya pelestarian lingkungan terutama atas jasa lingkungan terhadap sumberdaya air. Hipotesa variabel jumlah tanggungan adalah semakin banyak tanggungan dalam satu keluarga, maka akan semakin besar kesediaan membayar responden. Hipotesa jenis pekerjaan adalah semakin tinggi tingkat pekerjaan dalam hal ini tentu saja berkaitan dengan tingkat pendapatan per bulan, maka semakin besar kesediaan responden dalam upaya pelestarian lingkungan terutama atas jasa lingkungan terhadap sumberdaya air. Hipotesa jumlah kebutuhan air dalam rumah tangga adalah apabila jumlah kebutuhan air per harinya semakin banyak, maka kesediaannya dalam membayar upaya pelestarian lingkungan terutama jasa lingkungan terhadap sumberdaya air pun akan semakin besar. Hipotesa kualitas air adalah apabila kualitas air semakin baik, maka kesediaan orang untuk membayar akan semakin besar sesuai dengan kualitas air yang responden terima. Begitu pula dengan pengetahuan responden mengenai manfaat Tahura Ir. H. Djuanda, responden yang paham mengenai manfaat Tahura Ir. H. Djuanda akan memberikan kesediaan membayar yang lebih besar dibandingkan dengan responden yang tidak memahami manfaat Tahura Ir. H. Djuanda.

41 4.6.3 Analisis Nilai WTP Masyarakat Nilai WTP ini dapat diperoleh dengan melalui tahapan-tahapan dalam penentuannya dengan menggunakan metode CVM (Hanley dan Spash, 1993): 1. Membuat pasar hipotetik (setting up the hypotetical market) Pasar hipotetik dibangun karena menurunnya kualitas lingkungan di sekitar Tahura Ir. H. Djuanda terutama mengenai daya resapan air, sedangkan yang diketahui bahwa air merupakan kebutuhan masyarakat yang sangat penting sehari-harinya. Menurunnya daya resapan air di sekitar Tahura Ir. H. Djuanda, maka masyarakat mau tidak mau memanfaatkan jasa lingkungan sumberdaya air dari Tahura Ir. H. Djuanda. Hal yang perlu dilakukan adalah membuat kuesioner yang nantinya akan diberikan kepada masyarakat. Kuesioner merupakan alat yang digunakan untuk mengetahui preferensi masyarakat terhadap kesediaannya membayar jasa lingkungan sumberdaya air. Kuesioner juga menanyakan akan kesediaan masyarakat dalam membayar, apakah mereka bersedia atau tidak bersedia dan berapa besarnya biaya yang mampu mereka bayarkan. 2. Memperoleh nilai penawaran (bids) Nilai penawaran pada penelitian menggunakan metode dichotomous choice (model referendum), yaitu menawarkan kepada responden jumlah uang tertentu dan menanyakan apakah responden bersedia membayar atau tidak sejumlah uang tersebut dalam upaya meningkatkan pengelolaan Tahura Ir. H. Djuanda yang menghasilkan jasa sumberdaya air. Metode ini lebih memudahkan responden memahami tujuan penelitian dilakukan.

42 3. Memperkirakan nilai rata-rata WTP (calculating average WTP) Nilai rata-rata WTP dihitung berdasarkan nilai penawaran yang diperoleh pada tahap sebelumnya. WTP i dapat diduga dengan melakukan nilai rata-rata dari penjumlahan keseluruhan WTP dibagi dengan jumlah responden. Dugaan rataan WTP dalam rumus adalah sebagai berikut: EWTP n WiPf i 1 i dimana: EWTP W i Pf i n i = Dugaan rataan WTP = Nilai WTP ke-i = Frekuensi relatif = Jumlah responden = Responden ke-i yang bersedia melakukan pembayaran jasa lingkungan 4. Memperkirakan kurva WTP (estimating bid curve) Pendugaan perkiraan kurva WTP dilakukan dengan menggunakan persamaan sebagai berikut: WTP = f (PDDKN, JT, JP, TP, JKA, KA, PM) dimana: PDDKN JT JP = Tingkat pendidikan responden (tahun) = Jumlah tanggungan responden (orang) = Jenis pekerjaan responden (bernilai 1 jika ibu rumah tangga, bernilai 2 jika wirausaha, bernilai 3 jika

43 pegawai swasta, dan bernilai 4 jika pegawai negeri sipil ) TP = Tingkat pendapatan responden (bernilai 1 jika <= Rp 500.000, bernilai 2 jika Rp 500.001-Rp 1.000.000, bernilai 3 jika Rp 1.000.001-Rp 1.500.000, bernilai 4 jika Rp 1.500.001-Rp 2.000.000, dan bernilai 5 jika > Rp 2.000.001 ) JKA = Jumlah kebutuhan air dalam rumah tangga responden (liter/hari) KA = Kualitas air (bernilai 1 jika sangat kotor, bernilai 2 jika kotor, bernilai 3 jika biasa, dan bernilai 4 jika jernih ) PM = Pengetahuan responden mengenai manfaat Tahura Ir. H. Djuanda (bernilai 0 jika tidak dan bernilai 1 jika ya ) 5. Menjumlahkan data (agregating data) Menjumlahkan data nilai total dari masyarakat dengan menggunakan rumus: dimana: TWTP = Total WTP n ni TWTP WTPi P i 1 N WTP i P n i N = WTP kelas ke-i = Jumlah populasi = Jumlah sampel pada kelas WTP ke-i = Jumlah sampel

44 i = Kelas WTP (1, 2, 3,..., n) 6. Mengevaluasi penggunaan CVM (evaluating the CVM exercise) Evaluasi penggunaan CVM diperlukan karena untuk melihat sejauh mana keberhasilan penggunaan CVM pada penelitian ini. Evaluasi dapat dilihat dari tingkat keandalan (reability) fungsi WTP. Uji yang dapat dilakukan dengan uji keandalan yang melihat nilai R 2 dari model Ordinary Least Square (OLS) WTP. 4.6.4 Analisis Fungsi WTP Analisis ini digunakan untuk mengetahui berapa besarnya WTP responden. Model yang digunakan adalah model regresi linier berganda. Persamaan regresi besarnya nilai WTP responden dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: WTP = β 0 + β 1 PDDKN + β 2 JT + β 3 JP + β 4 TP + β 5 JKA + β 6 KA + β 7 PM + ε i dimana: WTP β0 β 1,..., β 7 PDDKN JT JP = Nilai WTP = Intersep = Koefisien dari regresi = Tingkat pendidikan responden (tahun) = Jumlah tanggungan responden (orang) = Jenis pekerjaan responden (bernilai 1 jika ibu rumah tangga, bernilai 2 jika wirausaha, bernilai 3 jika pegawai swasta, dan bernilai 4 jika pegawai negeri sipil )

45 TP = Tingkat pendapatan responden (bernilai 1 jika <= Rp 500.000, bernilai 2 jika Rp 500.001-Rp 1.000.000, bernilai 3 jika Rp 1.000.001-Rp 1.500.000, bernilai 4 jika Rp 1.500.001-Rp 2.000.000, dan bernilai 5 jika > Rp 2.000.001 ) JKA = Jumlah kebutuhan air dalam rumah tangga responden (liter/hari) KA = Kualitas air (bernilai 1 jika sangat kotor, bernilai 2 jika kotor, bernilai 3 jika biasa, dan bernilai 4 jika jernih ) PM = Pengetahuan responden mengenai manfaat Tahura Ir. H. Djuanda (bernilai 0 jika tidak dan bernilai 1 jika ya ) i = Responden ke-i (i = 1, 2,..., n) ε = Galat Pengujian hipotesis regresi berganda dari hasil print out komputer dapat dilakukan dengan cara: 1. Dengan melihat nilai t hitung atau F hitung dan dibandingkan dengan nilai t tabel atau F tabel. Jika t hitung atau F hitung lebih besar daripada t tabel atau F tabel maka keputusannya adalah tolak hipotesis nol (H 0 ). Sebaliknya, jika nilai t hitung atau F hitung lebih kecil daripada t tabel atau F tabel maka keputusannya adalah menerima hipotesis nol (H 0 ). 2. Dengan menggunakan nilai signifikansi (P-value). Jika P-value lebih kecil daripada taraf signifikansi yang disyaratkan maka H 0 ditolak dan jika P-value lebih besar daripada taraf signifikansi yang disyaratkan maka H 0 diterima.

46 4.6.5 Estimasi Nilai Sumberdaya Air Estimasi nilai sumberdaya air diidentifikasi secara kuantitatif. Nilai air yang dimanfaatkan oleh masyarakat melalui BPAB-DC didapat dari total pemanfaatan air oleh responden dikali dengan nilai rata-rata air. Nilai sumberdaya air PDAM Tirtawening Kota Bandung didapat dari perkalian harga riil yang telah ditetapkan oleh PDAM Tirtawening dengan volume distribusi air PDAM Tirtawening untuk wilayah Bandung Utara dan PLTA Dago Bengkok didapat dari hasil perkalian total listrik per bulan dengan harga berdasarkan asumsi pajak yang selalu dibayarkan oleh PLTA Dago Bengkok setiap bulannya. 4.7 Pengujian Parameter 4.7.1 Uji G The log-likelihood biasa dikenal sebagai -2LL (- two times the loglikelihood) dimana nilai tersebut dapat memperkirakan distribusi chi-square (χ 2 ) dan memungkinkan penentuan level signifikansi. Statistik uji G adalah uji rasio kemungkinan maksimum (likelihood ratio test) yang digunakan untuk menguji peranan variabel independen secara serentak. Rumus umum untuk uji G adalah (Hosmer dan Lemeshow, 1989) : G l o 2In l i dimana: L 0 = Nilai likelihood tanpa variabel independen L i = Nilai likelihood model penuh Pengujian terhadap hipotesis pada uji G adalah sebagai berikut: H 0 : β 1 =... = β n = 0 H 1 : minimal ada satu nilai β 1 tidak sama dengan nol, dimana i = 1,2,3,..., n

47 Statistik G akan mengikuti sebaran χ 2 dengan derajat bebas α. Kriteria keputusan yang diambil adalah jika G > χ 2 p(a) maka hipotesis nol ditolak. Uji G juga dapat digunakan untuk memeriksa apakah nilai yang diduga dengan variabel didalam model lebih baik jika dibandingkan dengan model tereduksi. Hasil estimasi yang menggunakan logit ini menggunakan software SPSS 17.0, nilai Chi- Square yang merupakan rasio kemungkinan maksimum atau Likelihood Ratio dapat dilihat pada tabel Omnibus Tests of Model Coefficients. 4.7.2 Uji Odds Ratio Odds merupakan rasio peluang kejadian sukses dengan kejadian tidak sukses dari variabel independen. Dalam hubungan antar variabel kategori terdapat ukuran asosiasi atau ukuran keeratan hubungan antar variabel kategori. Salah satu ukuran asosiasi yang dapat diperoleh dari analisis regresi logit adalah odds ratio. Sehingga odds ratio dapat dikatakan sebagai suatu interpretasi dari peluang (Firdaus dan Afendi, 2005 dalam Minha, 2008). Interpretasi odds ratio adalah sebagai berikut: 1. Jika koefisien bertanda positif maka odds ratio akan lebih dari satu. 2. Jika variabelnya merupakan skala nominal (dummy), maka dummy = 1 memiliki kecenderungan untuk Y = 1 sebesar exp(β i ) kali dibandingkan dengan dummy = 0. 3. Jika variabelnya bukan dummy, maka semakin besar X maka exp(β i ) 1, sehingga semakin besar nilai X semakin besar pula kecenderungan untuk Y = 1.

48 4.7.3 Uji Kenormalan Uji normalitas diperlukan untuk mengetahui apakah error term dari data atau observasi yang jumlahnya kurang dari 30 mendekati sebaran normal sehingga statistik t dapat dikatakan sah. Namun, untuk meyakini data mendekati sebaran normal perlu dilakukan sebuah uji. Salah satu uji yang dapat dilakukan adalah uji Kolmogorov Smirnov. Hasil uji Kolmogorov Smirnov dapat dilihat pada hasil analisis regresi berganda, yaitu pada tabel One Sample Kolmogorov Smirnov Test. 4.7.4 Uji Statistik t Uji statistik t dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh masing-masing variabel independen (X i ) mempengaruhi sosial ekonomi masyarakat setempat (Y i ) sebagai variabel dependen, prosedur pengujiannya adalah sebagai berikut (Ramanathan, 1997): H 0 : β i = 0 atau variabel independen (X i ) tidak berpengaruh nyata terhadap variabel dependen (Y i ) H 1 : β i 0 atau variabel independen (X i ) berpengaruh nyata terhadap variabel dependen (Y i ) t hit( n k ) bi 0 sb i dimana: b i sb i = Parameter koefisien regresi = Simpangan baku koefisien Jika t hit (n-k) < tabel, maka H 0 diterima, artinya variabel (X i ) tidak berpengaruh nyata terhadap (Y i ) Jika t hit (n-k ) > tabel, maka H 0 ditolak, artinya variabel (X i ) berpengaruh nyata terhadap (Y i )

49 Namun untuk uji t, dapat dilakukan dengan cara melihat output perhitungan komputer dengan melihat P-value dimasing-masing variabel independen. Apabila P-value pada masing-masing variabel lebih kecil dari α maka tolak H 0 (variabel (X i ) berpengaruh nyata terhadap (Y i )). 4.7.5 Uji Statistik F Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel independen (X i ), secara bersama-sama terhadap variabel dependen (Y i ). Prosedur pengujiannya antara lain (Ramanathan, 1997): H0 : β1 = β2 = β3 =... = βk = 0 H1 : β1 = β2 = β3 =... = βk 0 dimana: F hit JKK ( k 1) JKG kn ( 1) JKK JKG n k = Jumlah Kuadrat untuk nilai tengah kolom = Jumlah Kuadrat Galat = Jumlah sampel = Jumlah variabel Jika F hit < F tabel, maka H 0 diterima, artinya variabel (X i ) secara serentak tidak berpengaruh nyata terhadap (Y i ) Jika F hit > F tabel, maka H 0 ditolak, artinya variabel (X i ) secara serentak berpengaruh nyata terhadap (Y i ) Uji F dapat dilakukan dengan cara melihat output perhitungan komputer dengan melihat P-value dari Statistik F < α. Apabila nilai P-value < α maka tolak H 0 (variabel (X i ) secara serentak berpengaruh nyata terhadap (Y i )).

50 4.7.6 Uji Multikolinear (Multicollinearity) Dalam model yang melibatkan banyak variabel bebas sering terjadi masalah multicollinearity, yaitu terjadinya korelasi yang kuat antar variabelvariabel independen. Menurut Koutsoyiannis (1977), untuk mendeteksi adanya multicollinearity dalam sebuah model dapat dilakukan dengan membandingkan besarnya nilai koefisien determinasi (R 2 ) dengan koefisien determinasi parsial antar dua variabel bebas (r 2 ). Untuk hal ini dapat dibuat suatu matriks koefisien determinasi parsial antar variabel bebas. Multicollinearity dapat dianggap bukan merupakan suatu masalah apabila koefisien determinasi parsial antar dua variabel bebas tidak melebihi nilai koefisien determinasi atau koefisien korelasi berganda antar semua variabel secara simultan. Namun multicollinearity dianggap sebagai masalah serius jika koefisien determinasi parsial antar dua variabel bebas melebihi atau sama dengan nilai koefisien determinasi atau koefisien korelasi berganda antar semua variabel secara simultan. Secara matematis dapat dituliskan dalam pertidaksamaan berikut: r 2 x j, x j > R 2 x 1, x 2,..., x k Masalah multicollinearity juga dapat dilihat langsung melalui output komputer, dimana apabila nilai VIF < 10 maka tidak ada masalah multicollinearity. 4.7.7 Uji Heteroskedastisitas Salah satu asumsi metode pendugaan metode kuadrat terkecil adalah homoskedastisitas, yaitu ragam galat konstan dalam setiap amatan. Pelanggaran atas asumsi homoskedastisitas adalah heteroskedastisitas. Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain (Ghozali, 2006).

51 Ada atau tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot. Dasar analisis uji heteroskedastisitas sebagai berikut: 1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. 2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka nol pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Keadaan heteroskedastisitas tersebut dapat terjadi karena beberapa sebab, antara lain (Firdaus, 2004): 1. Sifat variabel yang diikutsertakan ke dalam model Secara teoritis dapat diperkirakan semakin banyak pilihan pendapatan keluarga petani, akan mempunyai semakin banyak pilihan dalam konsumsinya, dan sebaliknya. Jika hal ini benar maka akan ada kecenderungan bahwa varian Y akan semakin besar dengan makin besarnya nilai X. Tingginya varian Y i tersebut akan berarti pula tingginya varian ε i. 2. Sifat data yang digunakan dalam analisis Pada penelitian dengan menggunakan data runtut waktu, kemungkinan asumsi itu mungkin benar. Data itu pada umumnya mengalami perubahan yang relatif sama atau proporsional, baik yang menyangkut data variabel bebas maupun data variabel tak bebas. Tetapi pada penelitian dengan menggunakan data seksi silang, kemungkinan asumsi itu benar adalah lebih kecil. Hal ini disebabkan data itu pada umumnya tidak mempunyai tingkatan yang sama atau sebanding.

52 Keadaan heteroskedastisitas tersebut di atas akan mengakibatkan hal-hal berikut: 1. Penduga OLS yang diperoleh tetap memenuhi persyaratan tidak bias. 2. Varian yang diperoleh menjadi tidak efisien, artinya cenderung membesar sehingga tidak lagi merupakan varian yang terkecil. Kecenderungan semakin membesarnya varian tersebut akan mengakibatkan uji hipotesis yang dilakukan juga tidak akan memberikan hasil yang baik (tidak valid). Pada uji t terhadap koefisien regresi, t hitung diduga terlalu rendah. Kesimpulan tersebut akan semakin jelek jika sampel pengamatan semakin kecil jumlahnya. Dengan demikian, model perlu diperbaiki dulu agar pengaruh dari heterokedastisitasnya hilang. 4.8 Batasan Penelitian Batasan dalam melakukan penelitian ini meliputi beberapa hal, yaitu: 1. Wilayah penelitian di kawasan Tahura Ir. H. Djuanda dan Desa Ciburial, Kecamatan Cimenyan, Kabupaten Bandung. 2. Obyek penelitian adalah masyarakat melalui BPAB-DC yang menggunakan air bersih yang berasal dari Tahura Ir. H. Djuanda untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. 3. Responden merupakan masyarakat melalui BPAB-DC yang memanfaatkan salah satu mata air, dan pihak PDAM Tirtawening Kota Bandung serta PLTA Dago Bengkok yang memanfaatkan Sungai Cikapundung dari Tahura Ir. H. Djuanda. 4. Willingness to pay ditujukan kepada mereka yang memanfaatkan sumberdaya air yang berasal dari kawasan Tahura Ir. H. Djuanda.