RANCANG BANGUN ALAT PEMBANGKIT EFEK SURROUND DENGAN IC BUCKET-BRIGADE DEVICE (BBD) MN 3008

dokumen-dokumen yang mirip
RANCANG BANGUN ALAT STEREO ROTATOR AND BLENDER

PENINGKAT HARMONISA, APLIKASI PENGOLAHAN SINYAL PADA AUDIO

RANCANG BANGUN CAR AUDIO BREAKER BERBASIS MOBILE PHONE THE DESIGN OF MOBILE PHONE-BASED CAR AUDIO BREAKER

RANCANG BANGUN PEMBANGKIT SINGLE SIDEBAND SUPPRESSED CARRIER (SSBSC) MENGGUNAKAN PHASE SHIFT BERBASIS OP AMP

BAB III PERANCANGAN DAN PENGUKURAN

RANCANG BANGUN ALAT VOICE OPERATED EXCHANGE

PENGGUNAAN SENSOR GAS MQ-2 SEBAGAI PENDETEKSI ASAP ROKOK

BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISA. Pengukuran dan analisa dilakukan bertujuan untuk mendapatkan

Penguat Inverting dan Non Inverting

Dalam sistem komunikasi saat ini bila ditinjau dari jenis sinyal pemodulasinya. Modulasi terdiri dari 2 jenis, yaitu:

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI. Blok diagram carrier recovery dengan metode costas loop yang

SIMULASI FILTER SALLEN KEY DENGAN SOFTWARE PSPICE

RANCANG BANGUN WATER LEVEL CONTROL BERBASIS RANGKAIAN TERINTEGRASI 555 THE DESIGN OF WATER LEVEL CONTROL WITH IC 555

Modul 04: Op-Amp. Penguat Inverting, Non-Inverting, dan Comparator dengan Histeresis. 1 Alat dan Komponen. 2 Teori Singkat

PENGUAT OPERASIONAL AMPLIFIER (OP-AMP) Laporan Praktikum

SOUND SWITCH DENGAN DIMMER MENGGUNAKAN DECADE COUNTER CD4017

PENCAMPUR AUDIO MULTI KANAL SISTEM PAM-TDM

BAB III PERANCANGAN ALAT. Pada perancangan alat untuk sistem demodulasi yang dirancang, terdiri dari

PERANCANGAN DEMODULATOR BPSK. Intisari

BAB III PERANCANGAN SISTEM

MODULATOR DAN DEMODULATOR BINARY ASK. Intisari

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Maret - Mei 2015 dan tempat

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT. modulator 8-QAM seperti pada gambar 3.1 berikut ini: Gambar 3.1 Blok Diagram Modulator 8-QAM

MODULATOR DAN DEMODULATOR. FSK (Frequency Shift Keying) Budihardja Murtianta

Pengkondisian Sinyal. Rudi Susanto

BAB III PERANCANGAN ALAT

Bab III. Operational Amplifier

INSTRUMENTASI INDUSTRI (NEKA421) JOBSHEET 2 (PENGUAT INVERTING)

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan mulai pada November 2011 hingga Mei Adapun tempat

APLIKASI PERANGKAT LUNAK ELECTRONICS WORKBENCH PADA ALAT ELEKTRONIK ANALOG

Tipe op-amp yang digunakan pada tugas akir ini adalah LT-1227 buatan dari Linear Technology dengan konfigurasi pin-nya sebagai berikut:

RANCANG BANGUN DETEKTOR KECEPATAN DAN ARAH ANGIN BERBASIS MIKROKONTROLLER AT89S52

Perancangan Prototipe Transmitter Beacon Black Box Locator Acoustic 37.5 khz Pingers

ANALISIS PENGUATAN BIOPOTENSIAL DENGAN REDUKSI INTERFERENSI GANGGUAN

BAB III PERANCANGAN ALAT

REALISASI ACTIVE NOISE REDUCTION MENGGUNAKAN ADAPTIVE FILTER DENGAN ALGORITMA LEAST MEAN SQUARE (LMS) BERBASIS MIKROKONTROLER LM3S6965 ABSTRAK

BAB III PERANCANGAN PENGUAT KELAS D

OPERATIONAL AMPLIFIERS (OP-AMP)

Gambar 2.1. simbol op amp

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM. Dalam tugas akhir ini dirancang sebuah modulator BPSK dengan bit rate

MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN ELEKRONIKA Bagian II

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

SAKLAR YANG DIAKTIFKAN DENGAN GELOMBANG SUARA SEBAGAI PELENGKAP SARANA TATA SUARA

MODUL 08 OPERATIONAL AMPLIFIER

ALAT UKUR TINGGI BADAN DENGAN GELOMBANG ULTRASONIK BERPENAMPILAN DIGITAL

MAKALAH LOW PASS FILTER DAN HIGH PASS FILTER

MODUL 09 PENGUAT OPERATIONAL (OPERATIONAL AMPLIFIER) PRAKTIKUM ELEKTRONIKA TA 2017/2018

JOBSHEET 2 PENGUAT INVERTING

ABSTRAK. Kata kunci : Sinyal analog, Motor servo, Mikrokontroler, LED RGB

PERANCANGAN DAN REALISASI PENGUAT KELAS D BERBASIS MIKROKONTROLER AVR ATMEGA 16. Disusun Oleh: Nama : Petrus Nrp :

UNINTERRUPTIBLE POWER SUPPLY MENGGUNAKAN INVERTER PWM 3 LEVEL. oleh Roy Kristanto NIM :

Perancangan Prototipe Receiver Beacon Black Box Locator Acoustic 37,5 khz Pingers

penulisan ini dengan Perancangan Anti-Aliasing Filter Dengan Menggunakan Metode Perhitungan Butterworth. LANDASAN TEORI 2.1 Teori Sampling Teori Sampl

Rangkaian Pembangkit Gelombang dengan menggunakan IC XR-2206

BAB III PERANCANGAN ALAT

DEMODULASI DELTA. Budihardja Murtianta

III. METODE PENELITIAN. Penelitian tugas akhir ini akan dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro

LAB PTE - 05 (PTEL626) JOBSHEET 5 (BAND STOP FILTER)

PERCOBAAN VIII TRANSDUSER UNTUK PENGUKURAN SUARA

POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

JOBSHEET 9 BAND PASS FILTER

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini, penulis menganalisa data hubungan tegangan dengan

2

PENGATUR ALIRAN CAIRAN INFUS BERBASIS ATMEGA8535

BAB III PERANCANGAN SISTEM

TAKARIR. periode atau satu masa kerjanya dimana periodenya adalah nol.

MODUL - 04 Op Amp ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rancang Bangun Alat Dengar Jarak Jauh Menggunakan Multi Stage Amplifier dan Low Pass Filter ( Low Pass Filter )

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB II LANDASAN TEORI

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2012 sampai dengan Januari 2013.

BAB V PENGUJIAN DAN ANALISIS

PENGENALAN OPERATIONAL AMPLIFIER (OP-AMP)

LEMBAR KERJA V KOMPARATOR

Praktikum Rangkaian Elektronika MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN ELEKRONIKA

MODUL 08 Penguat Operasional (Operational Amplifier)

PERANCANGAN TUNABLE BAND PASS FILTER AKTIF UNTUK APLIKASI ANALISIS SINYAL DENGAN DERET FOURIER

MODUL 05 FILTER PASIF PRAKTIKUM ELEKTRONIKA TA 2017/2018

BAB 4 UJICOBA DAN ANALISIS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISIS

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN RANGKAIAN

JOBSHEET 6 PENGUAT INSTRUMENTASI

1. PENGERTIAN PEMANCAR RADIO

Gambar 1. Grafik Respon Frekuensi Equalizer Avmax = Vomax/Vin Avfl = Avfh = Avmax x 0,707 Vfl = Avfl x Vin Vfh = Avfh x Vin

Osiloskop (Gambar 1) merupakan alat ukur dimana bentuk gelombang sinyal listrik yang diukur akan tergambar pada layer tabung sinar katoda.

MODUL 04 TRANSISTOR PRAKTIKUM ELEKTRONIKA TA 2017/2018

BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM. Gambar 4.1 Blok Diagram Sistem. bau gas yang akan mempengaruhi nilai hambatan internal pada sensor gas

Di bawah ini adalah tabel tanggapan frekuensi dari alat-alat music.

BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA SISTEM. Pada bab ini diterangkan tentang langkah dalam merancang cara kerja

CLAP SWITCH TO CONTROL ROOM LIGHT

Praktikum Rangkaian Elektronika MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN ELEKRONIKA

BAB II DASAR TEORI. Modulasi adalah proses yang dilakukan pada sisi pemancar untuk. memperoleh transmisi yang efisien dan handal.

BOBI KURNIAWAN, JANA UTAMA Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Komputer Indonesia

BAB III PERANCANGAN SISTEM

RANGKAIAN ELEKTRONIKA ANALOG

BAB III PENGGUNAAN SAW FILTER SEBAGAI FILTER SINYAL IF

BAB III PERANCANGAN ALAT. Gambar 3.1 Diagram Blok Pengukur Kecepatan

TUJUAN Setelah menyelesaikan perkuliahan ini peserta mampu:

Transkripsi:

RANCANG BANGUN ALAT PEMBANGKIT EFEK SURROUND DENGAN IC BUCKET-BRIGADE DEVICE (BBD) MN 3008 Albert Mandagi Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknologi Industri Universitas Trisakti Jalan Kiai Tapa 1, Jakarta Barat 11440 E-mail: albertmandagi@trisakti.ac.id ABSTRACT Surround Effects Generator with Bucket-Brigade device (BBD) MN 3008 IC is a device that is realized in order to have the ability to produce a reverberation effect by using delay time. The circuit consists of a buffer amplifier, pre amplifier, low pass filter I, bucket-brigade device (BBD) MN 3008 IC, ramp generator, voltage controlled oscillator, summing amplifier I, low pass filter II and summing amplifier II. In this device, the sound effects are generated by delaying the input signal using an analog delay time channel component IC BBD MN 3008 which has as many as 2048 level specification delay, and the delay time up to 102.4 ms. By using this surround effects generator, voice reverberation can be generated with an adjustable delay time of 10.5 ms - 15.5 ms that will produce voice that is wider and more lively and as if the listeners are in spacious room. Keywords: voice, delay, reverberation, Bucket-Brigade Device ABSTRAK Pembangkit Efek Surround Dengan IC Bucket-Brigade Device (BBD) MN 3008 adalah suatu perangkat yang direalisasikan agar memiliki kemampuan untuk menghasilkan efek reverberasi dengan menggunakan saluran tunda. ini terdiri dari penguat penyangga, penguat depan, tapis lulus bawah I, IC bucket-brigade device (BBD) MN 3008, generator ramp, osilator terkendali tegangan, penguat penjumlah I, tapis lulus bawah II, penguat penjumlah II. Pada alat ini, efek suara dihasilkan dengan cara menunda sinyal masukan menggunakan saluran tunda IC analog BBD MN 3008 yang memiliki spesifikasi sebanyak 2048 tingkat tunda, dengan waktu tunda sampai 102,4 ms. Dengan menggunakan pembangkit efek surround ini, dapat dibentuk suara reverberasi dengan waktu tunda yang dapat diatur dari 10,5 ms - 15,5 ms sehingga akan dihasilkan suara yang lebih lebar dan lebih hidup dan seakan-akan pendengar berada pada ruangan yang luas. Kata kunci: suara, tunda, reverberasi, Bucket-Brigade Device.

1. PENDAHULUAN Kemajuan teknologi sangat mempengaruhi kemajuan di berbagai bidang kehidupan, diantaranya adalah kemajuan dalam bidang audio. Peralatan audio dengan berbagai spesifikasi dapat ditemukan dengan mudah di pasaran. Pada umumnya peralatan audio hanya menggunakan sistem stereo biasa. Peralatan audio dengan menggunakan sistem ini tidak dapat memberikan kesan nyata jika digunakan untuk memutar musik. Untuk memberikan suara yang nyata diperlukan suatu peralatan yang dapat menghasilkan suara-suara yang berbeda dari kesan pendengarnya. Peralatan yang dapat memberikan suara yang nyata seperti ini sering disebut sebagai peralatan dengan efek surround. Efek surround ini digunakan untuk membuat suara-suara yang lebar dan lebih hidup seperti pada suara yang dihasilkan oleh MPEG-1 Layer-3 audio (MP3), compact-disc, gitar listrik, dan lain-lain. Pembangkit Efek Surround dengan IC BBD MN 3008 merupakan sebuah alat yang dapat menghasilkan efek suara yang lebar dan lebih hidup bagi pendengarnya. Penggunaan IC BBD MN 3008 untuk mengaplikasikan efek Haas pada rekayasa audio. Menurut Haas, otak manusia mengenali informasi reverberasi untuk membangun kesan tentang kondisi lingkungan. Jika waktu bereverberasi sebesar 2s, maka otak akan menggantikannya sebagai gua sepanjang 30m, tetapi jika waktu bereverberasi sebesar 150 ms, otak akan mengartikannya sebagai ruangan yang luas dengan permukaan dinding yang halus. Dengan demikian penggunaan IC BBD MN 3008 dalam perancangan dekoder surround digunakan sebagai saluran tunda, agar menghasilkan tipuan kepada otak untuk mengenali kesan lingkungan yang salah [1-3]. 2. REALISASI RANGKAIAN Alat Pembangkit Efek Surround Dengan IC BBD MN 3008 ini terbagi menjadi sembilan rangkaian yaitu: Penguat Penyangga, Penguat Depan, Tapis Lulus Bawah I, Tapis Lulus Bawah II, Saluran Tunda, Generator Ramp, Osilator Terkendali Tegangan, Penjumlah I dan Penjumlah II. 100

Albert Mandagi, Rancang Bangun Alat Pembangkit Efek Surround Dengan IC... Secara garis besar, keseluruhan konsep alat pembangkit efek surround dengan IC BBD MN 3008 ini dapat digambarkan dengan diagram blok pada Gambar 1. Pada dasarnya prinsip kerja dari alat pembangkit efek surround dengan IC BBD MN 3008 adalah dengan cara menunda sinyal suara yang dihasilkan oleh IC BBD MN3008 yang memiliki 2048 tingkat tundaan. SUMBER AUDIO SUMBER PEMBANGKIT EFEK SURROUND DENGAN DENGAN SALURAN SALURAN TUNDA EFEK SURROUND TUNDA PENGUAT DAYA PENGUAT PENGERAS SUARA PENGERAS SUARA Gambar 1. Diagram blok konsep dasar pembangkit efek Surround dengan IC BBD MN 3008 pembangkit efek surround dengan IC BBD MN 3008 ini bekerja apabila mendapatkan masukan berupa sinyal musik dan sinyal audio misalnya tape, compact disck, MP3 player, dan lain-lain. Keluaran dari alat pembangkit efek surround dengan IC BBD MN 3008 ini harus dihubungkan pada sebuah penguat daya audio agar dapat didengarkan suaranya melalui sebuah pengeras suara. Gambar diagram blok dari alat pembangkit efek surround dengan IC BBD MN 3008 dapat dilihat pada Gambar 2 yang memiliki fungsi sebagai berikut : 1. Penguat Penyangga berfungsi untuk menyangga sinyal masukan agar tidak terjadi efek pembebanan. 2. Penguat Depan berfungsi sebagai penguat untuk sinyal masukan dengan faktor penguatan sebesar 10 kali dan mengeluarkan efek reverberasi. 3. Tapis Lulus Bawah I berfungsi untuk membatasi frekuensi yang akan masuk ke rangkaian saluran tunda dengan frekuensi putus sebesar 4,8 khz. Hal ini guna menghindari terjadinya cacat pada sinyal masukan akibat pencuplikan pada rangkaian saluran tunda. 101

4. Generator Ramp berfungsi untuk membangkitkan sinyal ramp dengan frekuensi yang cukup rendah untuk mengendalikan kerja rangkaian osilator terkendali tegangan. 5. Osilator Terkendali Tegangan berfungsi membangkitkan dua buah sinyal clock dengan fase yang berlawanan yang akan diumpankan ke rangkaian saluran tunda guna proses sampling. 6. Saluran Tunda berfungsi untuk menunda sinyal yang masuk dengan menggunakan saluran tunda BBD (Bucket-Brigade Delay) guna mendapatkan efek pada alat ini. 7. Penjumlah I berfungsi untuk menjumlahkan sinyal dari rangkaian tunda dan rangkaian tapis lulus bawah I. 8. Tapis Lulus Bawah II berfungsi untuk menghilangkan noise. MASUKAN Penguat Penyanggah KELUARAN Penjumlah II Penguat Depan Tapis Lulus Bawah II Tapis Lulus Bawah I Saluran Tunda Penjumlah I Generator Ramp Osilator Terkendali Tegangan Gambar 2. Diagram Blok Pembangkit Efek Surround Dengan IC BBD MN 3008 102

Albert Mandagi, Rancang Bangun Alat Pembangkit Efek Surround Dengan IC... 9. Penjumlah II berfungsi untuk menjumlahkan sinyal dari rangkaian tapis lulus bawah II, sinyal dari rangkaian penjumlah I dan juga sinyal yang berasal dari rangkaian penguat penyangga. 10. Catu Daya berfungsi untuk memberikan catu daya ke seluruh rangkaian pembangkit efek surround dengan IC BBD MN 3008. Gambar rangkaian lengkap alat pembangkit efek surround dengan IC BBD MN 3008 dapat dilihat pada Gambar 3. alat pembangkit efek surround dengan IC BBD MN 3008 ini mulai bekerja jika masukan sinyal audio diumpankan melalui rangkaian penguat penyangga IC 3a TL 074. penguat penyangga ini mempunyai penguatan sebesar satu kali, impedansi masukan yang sangat besar dan impedansi keluaran yang sangat rendah. Tujuan digunakannya rangkaian penguat penyangga ini adalah untuk menghilangkan efek pembebanan. Sinyal audio yang keluar dari rangkaian penyangga terdiri dari dua buah sinyal dimana keluaran sinyal yang pertama dari rangkaian penguat penyangga ini diperkuat oleh rangkaian penguat depan IC 3b TL 034 dengan faktor penguatan 10 kali dan mengeluarkan efek reverberasi, sedangkan keluaran sinyal yang kedua diteruskan ke rangkaian penjumlah II IC 5b TL 052 yang berupa efek suara saja. Keluaran sinyal dari rangkaian penguat depan diumpankan ke rangkaian tapis lulus bawah I orde 2, IC 3d TL 034 guna membatasi frekuensi audio yang masuk agar tidak melebihi frekuensi yang maksimum sebesar 4,8 khz yang diperbolehkan untuk masuk pada rangkaian saluran tunda IC 1 BBD MN 3008 guna mencegah terjadinya cacat pada keluaran rangkaian tunda tersebut. Keluaran dari tapis lulus bawah I ini akan diumpankan rangkaian tunda IC 1 BBD MN 3008. Waktu tunda diatur oleh frekuensi clock yang dihasilkan oleh rangkaian osilator terkendali tegangan IC 2 MN 3101. Penentu frekuensi dari rangkaian osilator terkendali tegangan yaitu resistor variabel RV 8 dan dioda varaktor D 2. Jika resistor variabel VR 8 diatur pada kedudukan maksimum (RV 8 = 500 kω), maka tegangan kontrol ke dioda varaktor memungkinkan jangkauan frekuensi dari 12,5 khz sampai 18 khz. 103

MASUKAN + 12 V - 12 V C 5 C 1 RV 1 2-3 + IC 3a RV 2 1 R 1 6-5 + R 2 C 3 IC 3b 7 R 4 R 5 12 + R C 2 13-3 C 4 R 6 RV 3 R 7 IC 3d 14 R 8 R 9 GND IN OUT1 VGG CP1 CP2 OUT2 VDD R 10 R 11 C 6 C 7 RV 4 RV 5 9-10 + R 14 8 IC 1-12V IC 3c +12V R 16 R 18 3 + 2 - R 15 1 RV 6 R 17 6 - C 8 IC 4b 7 C 9 C 11 R 21 D 1 C 13 R 22 R 23 3 + 2 - IC 5a 1 R 27 R 28 R 26 6-5 + 7 IC 4a 5 + RV 7 D 2 VGG CP1 CP2 C 14 R 24 IC 5b C 15 OX1 GND R 25 R 29 R 20 RV 8 OX2 VDD C 12 C 10 OX3 IC 2-12 V KELUARAN T1 220 Vac Dioda Bridge 1 C 16 IC 6 2 3 C 18 + Vcc C 17 3 1 IC 7 2 C 19 - Vcc Gambar 3. lengkap Pembangkit Efek Surround dengan IC BBD MN 3008 104

Albert Mandagi, Rancang Bangun Alat Pembangkit Efek Surround Dengan IC... Sedangkan jika resistor variabel RV 8 diatur pada kedudukan minimum (RV 8 = 0 ohm), frekuensi clock dapat berubah dalam jangkauan 66 khz sampai 97 khz (perlambatan minimum). Dengan demikian tegangan bagi dioda varaktor disediakan oleh rangkaian generator ramp IC 4a dan IC 4b TL 072, yang menyediakan sinyal sapuan (ramp) berbentuk segitiga dengan frekuensi rendah. Sebelum rangkaian osilator terkendali tegangan ini dapat bekerja, rangkaian generator ramp bekerja membangkitkan sinyal yang cukup rendah untuk mengendalikan rangkaian osilator terkendali tegangan yang berkerja membangkitkan dua buah sinyal waktu dengan fasa yang berlawanan yang kemudian diumpankan ke rangkaian tunda, guna mengalami proses sampling. Dalam rangkaian saluran tunda ini sinyal audio di-sampling dan mengalami penundaan waktu. Dalam sistem rangkaian saluran tunda, waktu tunda yang digunakan tidak lebih besar dari 30 ms dan biasanya berkisar antara 10 ms 30 ms. Untuk memenuhi waktu tunda antara 10 ms sampai 30 ms dan menghindari terjadinya efek Haas maka diperlukan frekuensi clock antara 97,52 khz 66,06 khz. Keluaran dari rangkaian saluran tunda ini ada dua buah, dimana keluaran pertama mempunyai waktu tunda yang paling besar, sedangkan sinyal audio kedua, yang keluar dari rangkaian saluran tunda yang sudah mengalami penundaan kemudian dijumlahkan semuanya didalam rangkaian penjumlah I IC 3c TL 074 yang mempunyai penguatan sebesar satu kali, sehingga sebagian dari sinyal yang keluar pada keluaran kedua dari rangkaian saluran tunda ini diumpankan kembali ke rangkaian penguat depan untuk menghasilkan efek pengulangan atau reverberasi. Keluaran dari rangkaian penjumlah akan diumpankan ke rangkaian tapis lulus bawah II orde 2 IC 5a TL 082 untuk menyaring sinyal-sinyal yang tidak dikehendaki, yaitu sisa-sisa sinyal clock, noise dan sebagainya. Keluaran dari rangkaian tapis lulus bawah II ini akan diumpankan kepada Penjumlah II, dimana rangkaian penjumlah II ini akan menjumlahkan sinyal audio yang sebenarnya yang berasal dari rangkaian tapis lulus bawah II dan keluaran dari Penjumlah II ini adalah sinyal audio yang memiliki efek reverberasi yang merupakan sebuah keluaran berupa suara yang terbentuk dari rangkaian saluran tunda [1-6]. 105

3. HASIL PENGUJIAN RANGKAIAN Setelah rangkaian alat pembangkit efek surround dengan saluran tunda direalisasikan, selanjutnya dilakukan pengujian terhadap beberapa bagian dari alat ini untuk mengetahui kinerjanya. Titik-titik pengujian dari alat pembangkit efek surround dengan saluran tunda meliputi: Titik Uji 1 pada keluaran Penguat Depan, Titik Uji 2 pada keluaran Tapis Lulus Bawah I dan Titik Uji 3 pada keluaran Tapis Lulus Bawah II. Hasil pengujian alat pembangkit efek surround dengan saluran tunda dapat dilihat pada Tabel 1 sampai dengan Tabel 3 berikut ini. Tabel 1. Hasil pengujian keluaran Penguat Depan Frekuensi Sinyal Masukan (Hz) Masukan (mvp) Keluaran (mvp) 20 200 2200 21 30 200 2200 21 40 200 2400 22 50 200 2820 23 60 200 3290 24 70 200 3270 24 80 200 2950 23 90 200 2100 20 100 200 1730 19 200 200 1820 20 300 200 2490 21 400 200 1420 17 500 200 1600 18 600 200 2010 20 700 200 2210 21 800 200 2230 21 900 200 2120 20 1000 200 2080 20 2000 200 2500 22 3000 200 2500 22 4000 200 2500 22 5000 200 2500 22 6000 200 2500 22 7000 200 2500 22 8000 200 2500 22 9000 200 2500 22 10000 200 2500 22 20000 200 2500 22 Penguatan ( db ) 106

Albert Mandagi, Rancang Bangun Alat Pembangkit Efek Surround Dengan IC... Berdasarkan hasil pengujian pada Tabel 1 maka dapat disimpulkan bahwa keluaran rangkaian penguat depan dari alat pembangkit efek surround dengan saluran tunda dapat bekerja dengan baik dan keluaran sinyal dari rangkaian penguat depan mengalami reverberasi hasil umpan balik dari rangkaian saluran tunda. Berdasarkan hasil pengujian pada Tabel 2 maka dapat disimpulkan bahwa keluaran Tapis Lulus Bawah I dari alat pembangkit efek surround dengan saluran tunda dapat bekerja dengan baik dan keluaran ini memiliki frekuensi putus sebesar 4,7 khz dengan kemiringan -14 db/oktaf. Terdapat perbedaan sebesar 2 % dari rancangan frekuensi putus rangkaian tapis lulus bawah I 4,8 khz dan membentuk kemiringan sebesar -12 db / oktaf dengan menggunakan rangkaian tapis aktif orde 2. Tabel 2. Hasil pengujian keluaran Tapis Lulus Bawah I Frekuensi Sinyal Masukan (Hz) Masukan (mvp) Keluaran (mvp) 20 200 355 5 30 200 355 5 40 200 355 5 50 200 355 5 60 200 355 5 70 200 355 5 80 200 355 5 90 200 355 5 100 200 355 5 200 200 355 5 300 200 355 5 400 200 355 5 500 200 355 5 600 200 355 5 700 200 355 5 800 200 355 5 900 200 355 5 1000 200 355 5 2000 200 324 4 3000 200 317 4 4000 200 310 3 5000 200 255 2 6000 200 180-1 7000 200 125-4 8000 200 90-7 9000 200 63-10 10000 200 50-12 20000 200 8-28 Penguatan ( db ) 107

Berdasarkan hasil pengujian pada Tabel 3 disimpulkan bahwa keluaran Tapis Lulus Bawah II dari alat pembangkit efek surround dengan saluran tunda dapat bekerja dengan baik dan keluaran ini memiliki frekuensi putus sebesar 5,1 khz dengan kemiringan -14 db/oktaf. Terdapat perbedaan sebesar 5 % dari frekuensi putus rancangan rangkaian tapis lulus bawah I 4,8 khz dan membentuk kemiringan sebesar -12 db/oktaf yang menggunakan rangkaian tapis aktif orde 2. Tabel 3. Hasil pengujian keluaran Tapis Lulus Bawah II Frekuensi Sinyal Masukan (Hz) Masukan (mvp) Keluaran (mvp) 20 200 355 5 30 200 355 5 40 200 355 5 50 200 355 5 60 200 355 5 70 200 355 5 80 200 355 5 90 200 355 5 100 200 355 5 200 200 355 5 300 200 355 5 400 200 355 5 500 200 355 5 600 200 355 5 700 200 355 5 800 200 355 5 900 200 355 5 1000 200 355 5 2000 200 355 5 3000 200 317 4 4000 200 280 3 5000 200 250 2 6000 200 225 1 7000 200 200 0 8000 200 125-4 9000 200 70-9 10000 200 50-12 20000 200 8-29 Penguatan ( db ) 4. KESIMPULAN 1. Efek suara dapat dihasilkan dengan baik menggunakan saluran tunda IC MN3008. 108

Albert Mandagi, Rancang Bangun Alat Pembangkit Efek Surround Dengan IC... 2. Keluaran Tapis Lulus Bawah I menghasil frekuensi putus sebesar 4,7 khz, dengan kemiringan -14 db/oktaf, terdapat perbedaan frekuensi putus sebesar 2 %. 3. Keluaran Tapis Lulus Bawah II menghasil frekuensi putus sebesar 5,1 khz, dengan kemiringan -14 db/oktaf, terdapat perbedaan frekuensi putus sebesar 5 %. 4. Efek reverberasi dapat dihasilkan dengan cara mencampurkan sinyal input audio asli dengan sinyal input audio yang telah ditunda. Pengaturan besarnya efek reverberasi ini dilakukan dengan mengatur potensiometer RV 2. DAFTAR PUSTAKA [1] T. D. Rossing. The Science Of Sound. Addison Weslely, 1982. [2] J. Eargle dan C. Foreman. Audio Engineering for Sound Reinforcement. Hal Leonard Coorporations, 2002. [3] T. Muscal. The Basic of Sound and Sound System. Hal Leonard Corporation, 1994. [4] R. Boylestad dan L. Nalhelsky. Electronic Devices and Circuit Theory, Edisi ke-11. New Jersey: Pearson Education, Inc., 2012. [5] D. J. Dailey. Operational Amplifier and Linier Integrated Circuit, Theory and Applications. Pennsylvania: McGraw-Hill Book Co., 1989. [6] G. Ramakant. Op-Amp and Linier Integrated Circuit, Edisi ke-4. New Jersey: Prentice-Hall International Inc., 2009. 109