PENCAMPUR AUDIO MULTI KANAL SISTEM PAM-TDM
|
|
- Agus Widjaja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PENCAMPUR AUDIO MULTI KANAL SISTEM PAM-TDM Oleh : Ronal Hadi Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Padang ABSTRACT Audio mixer is a part of audio signal reproduction system. It s used to mix two audio signal or more and resulting a single signal. The audio mixer built uses PAM TDM system to produce its output signal. PAM (Pulse Amplitude Modulation) is a term for the conversions of analog signal into pulse signal which amplitude match to those of analog signal. TDM (Time Division Multiplexing) is a method to send few analog information signals through a single communication line by dividing multiplexing time a single frame into time slots and each slot contain single information. This PAM TDM system audio mixer will only take a sample from a single channel at a time and ignore input signals from other channels with certain period of sampling. In a period of time, signal from other input channel will be sampled consecutively. The device starts to work by giving of audio signal. The signal will be processed in input signal conditioning circuit. Then the processed signals get processed in sampling circuit. Sampling circuit is controlled by a clock generator circuit and counter. The counter is also used to arrange the number of sampling pulse according to the number of channels being used. The sampled signal will be processed in a demodulator circuit in order to form it into analog signal. The final stage of the audio mixer is buffering the circuit to keep the output signal level steady. Keywords: Mixer, PAM-TDM, Multi Canal, Buffer I. PENDAHULUAN Perkembangan teknologi dibidang elektronika khususnya pada perangkatperangkat audio memungkinkan terciptanya pencampur sinyal audio atau disebut juga audio mixer. Pencampur audio merupakan bagian dari sistem reproduksi sinyal audio yang berfungsi untuk mencampurkan dua atau lebih sinyal audio masukan menjadi satu sinyal keluaran. Rangkaian audio konvensional dibangun disekitar penguat linier. Sinyal diterapkan ke masukan rangkaian kemudian masing-masing tahap dalam jajaran penguat harus memperbesar sinyal tersebut tanpa merubah bentuknya. Selanjutnya sinyal yang telah dikuatkan akan muncul pada keluaran rangkaian audio yang bersangkutan. Namun demikian sejalan dengan kemajuan dalam pembuatan perangkat elektronika menyebabkan teknik pembuatan rangkaian audio tersebut mengalami perubahan juga. Sinyal audio masukan dapat diubah ke dalam bentuk pulsa-pulsa yang nantinya dapat diubah kembali menjadi sinyal audio aslinya melalui teknik pencuplikan. Demikian pula halnya pada pembuatan pencampur audio ini, pulsa-pulsa diperoleh dengan menerapkan metode pencuplikan pada sinyal masukan menggunakan sistem PAM-TDM. Untuk mengetahui sejauh mana kemampuan teknik pencuplikan dalam hal ini sistem PAM-TDM dapat diterapkan dalam pembuatan pencampur audio maka akan dibuat pencampur audio dengan sistem PAM-TDM yang merupakan salah satu teknik dalam pencuplikan sinyal. Permasalahan yang timbul dalam pembuatan pencampur audio sistem PAM-TDM ini adalah Bagaimana teknik pencuplikan sinyal dilakukan agar dapat diterapkan pada pencampur audio dengan banyak kanal masukan dan bagaimana memperoleh kembali sinyal audio asli dari sinyal tercupliknya. 35
2 Kajian ini bertujuan menentukan tahaptahap dalam perancangan dan pembuatan pencampur audio sistem PAM-TDM. Hasil dari perancangan ini adalah untuk memperoleh sebuah alat pencampur audio yang dibuat dengan sistem PAM-TDM. II. PERANCANGAN 2.. Blok Diagram Rangkaian Blok diagram pencampur audio multi kanal yang akan dibuat ditunjukkan dalam Gambar 2... Pengkondisi sinyal masukan Digunakan untuk meredam frekuensi sinyal masukan yang melebihi bandstop nya 2. Pembangkit clock Rangkaian ini berfungsi menghasilkan pulsa yang akan digunakan dalam proses pencuplikan. 3. Rangkaian pencacah Rangkaian ini digunakan untuk memberikan sinyal kontrol rangkaian pencuplik agar dapat bekerja. 4. Rangkaian pencuplik Rangkaian ini diperlukan untuk mencuplik sinyal dari kanal masukan secara bergantian kemudian meneruskan sinyal-sinyal hasil pencuplikan tersebut dalam waktu yang sangat cepat. 5. Demodulator Rangkaian yang berfungsi untuk mendemodulasi sinyal-sinyal diskrit akibat proses pencuplikan dan meredam frekuensi pencupliknya. 6. Rangkaian penguat penyangga Rangkaian ini digunakan untuk menjaga level tegangan sinyal keluaran demodulator tidak berubah, dan memberikan penguatan tehadap tegangan keluaran yang akan diumpankan pada penguat daya. Gambar 2.. Blok diagram pencampur audio sistem PAM-TDM melalui rangkaian pengkondisi sinyal masukan 2.2. Prinsip Kerja Sistem agar komponen frekuensi yang melebihi Prinsip kerja dari pencampur audio frekuensi potongnya dapat diredam. Kemudian sistem PAM-TDM ini yaitu dimulai dari sinyal audio tersebut akan diolah oleh pemberian masukan berupa sinyal audio rangkaian pencuplik yang akan mencuplik tiapdengan lebar pita frekuensinya berkisar antara 20 Hz-20 KHz. Sinyal audio masukan ini akan 36
3 tiap sinyal masukan sehingga dihasilkan satu sinyal keluaran berupa sinyal PAM. Rangkaian pencuplik membutuhkan sinyal kontrol agar dapat bekerja. Sinyal kontrol ini diperoleh dari pencacah yang digerakkan oleh rangkaian pembangkit detak. Rangkaian pencacah juga berguna untuk mengatur banyaknya pulsa pencuplikan yang digunakan oleh pencuplik sesuai dengan jumlah kanal yang digunakan. Selanjutnya sinyal PAM yang dihasilkan akan melalui rangkaian waktu penjaga utuk menjaga agar antar komponen sinyal tidak saling bertumpuk (overlap). Sinyal PAM dengan waktu penjaga dilewatkan pada rangkaian demodulator untuk membentuk kembali sinyal analog dari cuplikan-cuplikannya. Tahap akhir dari pencampur audio ini adalah rangkaian penguat penyangga menjaga agar level tegangan sinyal keluaran dari demodulator tidak berubah. Sinyal keluaran yang dihasilkan diumpankan ke sebuah penguat daya (power amplifier) Pengkondisi Sinyal dan demodulator Pengkondisi sinyal dan demodulator digunakan untuk meredam frekuensi sinyal masukan yang melebihi bandstop nya. Rangkaian pengkondisi sinyal berupa tapis aktif lolos rendah orde empat Sallen Key dengan jenis komponen sama. Pemilihan filter jenis ini karena kemudahan dalam perancangan dengan kualitas sinyal keluaran yang relatif bagus. Untuk tapis lolos rendah ini meredam frekuensi diatas 20 KHz. Perhitungan nilai-nilai komponen penyusun tapis menggunakan rumus sebagai berikut: f (i) 2 R R C C 2 2 Karena ditentukan nilai R = R 2 = R 5 = R 6 = R serta C 2 = C 3 = C 4 = C 5 = C maka persamaan menjadi: f (ii) 2 RC Ditentukan nilai C = nf sehingga diperoleh nilai R adalah R R= 796, Sedangkan nilai-nilai R 3 dan R 4 ditentukan berdasarkan rumus: R4 R3(2 ) dengan adalah koefisien damping. Nilai R 3 dan R 7 ditentukan sebesar 0 K dan sesuai dengan tabel filter Butterworth diperoleh =,848 sehingga diperoleh R 4 : R 4 R3(2.848) R R3 R K 4 Sedangkan nilai R 8 diperoleh dengan memasukkan nilai = sehingga diperoleh: R 8 R7( ) R8. 235R C R K 8 37
4 Tabel 2.. Koefisien damping dan faktor penskalaan frekuensi untuk respon orde empat Overall Response Shape First Section Second Section Bessel Butterworth db Chebyshev dB Chebyshev dB Chebyshev k f k f Gambar 2.2. Rangkaian pengkondisi sinyal dan demodulator 2.4. Pembangkit Detak Rangkaian ini berfungsi untuk menghasilkan t tinggi 0,69( R34 R35) C26...(iii) pulsa yang akan digunakan dalam Dengan menentukan C = 0.0 F dan proses pencuplikan. Rangkaian pembangkit menentukan R 34 = R 35 diperoleh hasil detak berupa multivibrator astabil. Multivibrator R R35 ini direalisasikan dengan menggunakan komponen 5 8 0, utama yaitu IC 555. Pada perancangan 289, ditentukan frekuensi pembangkit detak sebesar ( R 34 R35) 2R34 2R35 289, KHz. Multivib-rator astabil dapat bekerja bebas pada frekuensi yang ditentukan oleh R 34, R 34 R 35 44,9 50 R 35, C 25 dan C 26. Penentuan nilai-nilai komponen tersebut berdasarkan persamaan (Gayakwad, 993: 426): Gambar 2.3. Rangkaian Pembangkit Detak 38
5 2.5. Pencacah Rangkaian pencacah digunakan sebagai pemberi sinyal kontrol bagi rangkaian pencuplik sekaligus sebagai pengatur banyaknya pulsa pencuplikan.jenis pencacah yang digunakan yaitu pencacah lingkar modulus sepuluh dengan komponen utama yaitu IC 407. Untuk mereset cacahan diperlukan pemasangan gerbang AND dan OR pada jalan keluar reset dari pencacah. Susunan gerbang AND dan OR akan menentukan jumlah cacahan sesuai dengan masukan yang diberikan. Susunan gerbang AND direalisasikan dengan menggunakan IC 408 dan IC 4082 sedangkan gerbang OR direalisasikan menggunakan IC Rangkaian pencacah ditunjukkan dalam Gambar Rangkaian Pencuplik Rangkaian pencuplik digunakan untuk mencuplik sinyal sekaligus digunakan dalam proses pencampuran sinyal. Rangkaian pencuplik direalisasikan dengan memanfaatkan IC 406 yang memuat empat saklar analog Gambar 2.4. Rangkaian pencacah bilateral serta IC 4069 yang merupakan rangkaian enam buah penjungkir. Rangkaian saklar pencuplik ini memang dirancang untuk bekerja saling berkebalikan agar pada saat yang sama, rangkaian hanya mencuplik satu sinyal masukan dari empat kanal masukan yang tersedia. Gambar 2.5. Rangkaian pencuplik untuk dua sinyal masukan 39
6 Gambar 2.6. Rangkaian penjaga 2.7. Rangkaian Waktu Penjaga Fc : Frekuensi detak Rangkaian ini digunakan untuk Tc : Periode detak memberi waktu penjagaan (guard times) antar Lebar pulsa: pulsa untuk menghindari terjadinya tumpang tindih (overlap) antar pulsa. Untuk mendapatkan rangkaian waktu penjaga, sinyal detak dengan frekuensi (f C ) 500 KHz duty cycle 50 % digunakan sebagai masukan sinyal kontrol. Dianggap bahwa periode pulsa PAM sama dengan periode sinyal detak (T C )(Rachmat Imanullah, 997:46): TS Tc..(iv) M f c dengan Ts : periode pencuplikan M : Banyaknya kanal T S M D (v) dengan D adalah duty cycle) % 0 6 detik Waktu penjagaan (T g ) diperoleh: Ts Tg (vi) M T g detik 6 Gambar 2.7. Rangkaian penguat penyangga 40
7 III. PENGUJIAN DAN ANALISIS 3.. Pengujian Pengkondisi Sinyal dan Demodulator mengamati tanggapan frekuensi keluaran dan mengetahui lebar jalur frekuensi tapis aktif lolos rendah orde empat 20 KHz. Hasil pengujian ditunjukkan oleh Tabel 3., yang dapat dibuat grafik tanggapan tapis aktif lolos rendah orde empat 20 KHz seperti diperlihatkan oleh Gambar 3.2. Gambar 3.. Diagram blok pengujian rangkaian tapis lolos rendah 20 KHz Tabel 3.. Hasil pengukuran tegangan keluaran tapis aktif lolos rendah orde empat 20 KHz No. Frekuensi (Hz) V out (Vp-p) Penguatan (V o /V i ) Penguatan (db) , , Gambar 3.2. Grafik tanggapan filter lolos rendah 20 KHz 3.2. Pengujian Pembangkit Detak Keluaran pembangkit detak berupa gelombang kotak dengan amplitudo sekitar 5 volt. Dari mengetahui bentuk gelombang serta frekuensi keluaran rangkaian. gelombang kotak frekuensi yang dihasilkan adalah 500 KHz. 4
8 Gambar 3.3. Rangkaian pengujian pembangkit detak Keluaran dari pencacah berupa 3.3. Pengujian Pencacah gelombang persegi dengan frekuensi sebesar 50 KHz untuk tiap-tiap jalan keluarannya. mengetahui bentuk sinyal keluaran dan mengetahui besarnya frekuensi keluaran. Gambar 3.4. Prosedur pengujian rangkaian pencacah 3.4. Pengujian Rangkaian Pencuplik frekuensi 20 Hz dan 20 KHz. Amplitudo tegangan puncak ke puncak sinyal keluaran mengetahui tingkat keberhasilan pencuplikan sekaligus pencampuran sinyal. yaitu 90 mv. Pencampuran dua sinyal masukan tidak saling menimbulkan cacat. Hasilnya berupa dua sinyal PAM hasil pencampuran dua sinyal masukan dengan Gambar 3.5. Prosedur pengujian rangkaian pencuplik dan pencampur penjagaannya dan untuk membandingkan 3.5. Pengujian Rangkaian Waktu Penjaga perulangan pulsa yang terjadi pada sinyal PAM terhadap perulangan sinyal detak. mengetahui bentuk sinyal PAM dengan waktu 42
9 Gambar 3.6. Prosedur pengujian rangkaian waktu penjaga Perulangan pulsa yang terjadi pada sinyal PAM sama dengan perulangan pada pulsa detak. Waktu penjagaan yang dihasilkan yaitu 0,00 ms Pengujian Penguat Penyangga mengamati sinyal keluaran rangkaian penguat penyangga pada taraf penguatan yang berbeda-beda. Gambar 3.7. Prosedur pengujian rangkaian penguat penyangga Rangkaian penguat penyangga dapat bekerja 3. Rangkaian pencacah dapat mencacah dengan baik pada frekuensi antara 20 Hz sampai 20 KHz. sesuai dengan masukan yang diberikan dari luar. 4. Rangkaian pencuplik yang direalisasikan menggunakan saklar analog bilateral IV. KESIMPULAN DAN SARAN mampu mencuplik sekaligus mencampur 4.. Kesimpulan sinyal masukan dengan baik. Dari hasil perencanaan, pengujian 5. Rangkaian waktu penjaga dapat serta analisis dapat disimpulkan sebagai memberikan waktu penjagaan sebesar berikut:. Rangkaian pengkondisi sinyal masukan det. 6. Rangkaian penguat penyangga dapat yang berupa tapis lolos rendah, dapat meloloskan frekuensi audio antara 20 Hz sampai 20 KHz. 2. Pembangkit clock mampu menghasilkan gelombang persegi dengan frekuensi 500 menguatkan sinyal 0 kali pada skala penuh. 7. Dengan memberikan dua sinyal masukan yang berbeda frekuensinya pada sistem pencampur audio yang dibuat dihasilkan KHz untuk menggerakkan pencacah. 43
10 satu sinyal keluaran yang mengandung isyarat dari kedua sinyal masukannya Saran Untuk peningkatan serta pengembangan pencampur audio sistem PAM- TDM ini maka perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:. Untuk mendapatkan cuplikan sinyal yang tepat maka penentuan frekuensi pencuplikan harus benar-benar memperhatikan syarat laju pencuplikan. 2. Perlu dipertimbangkan penambahan rangkaian pengontrol nada maupun pengontrol volume untuk memperbaiki tanggapan serta intensitas frekuensinya. DAFTAR PUSTAKA Kleitz, William. (996) Digital Electronic. 4 th edition, Prentice hall Inc. New Jersey USA. Marston, R. M. (993) CMOS Circuit Manual. BPB publications. New delhi India. Noll, Michael A. (988) Introduction to Telecomunication electronics. Artech house Inc. USA. Schwartz, Mischa. (986) Transmisi Informasi, Modulasi, dan Bising. Edisi ketiga. Alih bahasa Sri Jatno W. Erlangga. Jakarta. Tocci, Ronald J. (995) Digital Systems Principles and Applications, 6 th edition. Prentice Hall International. New Jersey USA. Wakerly, John F. (994) Digital Design Principles and Practices. 2 nd edition. Prentice Hall International. New Jersey USA. Elektuur. (986) Linear Application Handbooks. National Semiconductor Corp. USA. Adamson, Thomas A. (988) Electronic Communications, 2 nd edition. Delmar Publisher, Inc. Canada USA. Chen, Carson. (982) Active Filter Design. Hayden book company Inc, Rochelle park New Jersey. Dailey, Denton J. (989) Operational Amplifiers and Linear Integrated Circuits Theory and Applications. MC Graw Hill International. Singapore. Frenzel, Louis E. (986) Communication Electronics. MC Graw Hill publishing company. Singapore Gayakwad, Ramakant A. (993) OP-Amps and Linear Integrated Circuits, 3 rd edition. Prentice Hall Inc. New Jersey. Hughes, Frederick W. (990) Panduan Op- Amp. Alih bahasa Ignatius Hartono. PT Elex Media Komputindo. Jakarta. 44
PENINGKAT HARMONISA, APLIKASI PENGOLAHAN SINYAL PADA AUDIO
Jurnal Teknik dan Ilmu Komputer PENINGKAT HARMONISA, APLIKASI PENGOLAHAN SINYAL PADA AUDIO (Harmonics Enhancers, Signal Processing Applications in Audio) Albert Mandagi Fakultas Teknologi Industri Jurusan
Lebih terperinciRANCANG BANGUN ALAT PEMBANGKIT EFEK SURROUND DENGAN IC BUCKET-BRIGADE DEVICE (BBD) MN 3008
RANCANG BANGUN ALAT PEMBANGKIT EFEK SURROUND DENGAN IC BUCKET-BRIGADE DEVICE (BBD) MN 3008 Albert Mandagi Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknologi Industri Universitas Trisakti Jalan Kiai Tapa 1, Jakarta
Lebih terperinciSIMULASI FILTER SALLEN KEY DENGAN SOFTWARE PSPICE
JETri, Volume 6, Nomor, Februari 7, Halaman -4, ISSN 4-37 SIMULASI FILTER SALLEN KEY DENGAN SOFTWARE PSPICE Kiki Prawiroredjo Dosen Jurusan Teknik Elektro-FTI, Universitas Trisakti Abstract A Sallen Key
Lebih terperinciBAB IV PENGUKURAN DAN ANALISA. Pengukuran dan analisa dilakukan bertujuan untuk mendapatkan
BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISA Pengukuran dan analisa dilakukan bertujuan untuk mendapatkan spesifikasi alat sehingga memudahkan menganalisa rangkaian. Pengukuran dilakukan pada setiap titik pengukuran
Lebih terperinciRANCANG BANGUN PEMBANGKIT SINGLE SIDEBAND SUPPRESSED CARRIER (SSBSC) MENGGUNAKAN PHASE SHIFT BERBASIS OP AMP
Jurnal Teknik dan Ilmu Komputer RANCANG BANGUN PEMBANGKIT SINGLE SIDEBAND SUPPRESSED CARRIER (SSBSC) MENGGUNAKAN PHASE SHIFT BERBASIS OP AMP THE DESIGN OF SSB SUPPRESSED CARRIER GENERATOR USING OP AMP
Lebih terperincipenulisan ini dengan Perancangan Anti-Aliasing Filter Dengan Menggunakan Metode Perhitungan Butterworth. LANDASAN TEORI 2.1 Teori Sampling Teori Sampl
PERANCANGAN ANTI-ALIASING FILTER DENGAN MENGGUNAKAN METODE PERHITUNGAN BUTTERWORTH 1 Muhammad Aditya Sajwa 2 Dr. Hamzah Afandi 3 M. Karyadi, ST., MT 1 Email : muhammadaditya8776@yahoo.co.id 2 Email : hamzah@staff.gunadarma.ac.id
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT. modulator 8-QAM seperti pada gambar 3.1 berikut ini: Gambar 3.1 Blok Diagram Modulator 8-QAM
BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT 3.1 Pembuatan Modulator 8-QAM Dalam Pembuatan Modulator 8-QAM ini, berdasarkan pada blok diagram modulator 8-QAM seperti pada gambar 3.1 berikut ini: Gambar 3.1 Blok
Lebih terperinciQuadrature Amplitudo Modulation-16 Sigit Kusmaryanto,
Quadrature Amplitudo Modulation-16 Sigit Kusmaryanto, http://sigitkus@ub.ac.id BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat, kebutuhan
Lebih terperinciRANCANG BANGUN ALAT STEREO ROTATOR AND BLENDER
Jurnal Teknik dan Ilmu Komputer RANCANG BANGUN ALAT STEREO ROTATOR AND BLENDER (Equipment Design of Stereo Rotator and Blender) Albert Mandagi 1, Richie Estrada 2, Stanley Andhieka 3 1 Fakultas Teknologi
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. Modulasi adalah proses yang dilakukan pada sisi pemancar untuk. memperoleh transmisi yang efisien dan handal.
BAB II DASAR TEORI 2.1 Modulasi Modulasi adalah proses yang dilakukan pada sisi pemancar untuk memperoleh transmisi yang efisien dan handal. Pemodulasi yang merepresentasikan pesan yang akan dikirim, dan
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN DAN PENGUKURAN
BAB III PERANCANGAN DAN PENGUKURAN 3.1 Perancangan Sistem Perancangan mixer audio digital terbagi menjadi beberapa bagian yaitu : Perancangan rangkaian timer ( timer circuit ) Perancangan rangkaian low
Lebih terperinciMODULATOR DAN DEMODULATOR. FSK (Frequency Shift Keying) Budihardja Murtianta
MODULATOR DAN DEMODULATOR FSK (Frequency Shift Keying) Budihardja Murtianta Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik UKSW Jalan Diponegoro 52-60, Salatiga 50711 Email: budihardja@yahoo.com Intisari
Lebih terperinciPERANCANGAN DEMODULATOR BPSK. Intisari
PERANCANGAN DEMODULATOR BPSK Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik UKSW Jalan Diponegoro 5-60, Salatiga 50 Email: budihardja@yahoo.com Intisari Dalam tulisan ini akan dirancang dan direalisasikan
Lebih terperinciRANCANG BANGUN CAR AUDIO BREAKER BERBASIS MOBILE PHONE THE DESIGN OF MOBILE PHONE-BASED CAR AUDIO BREAKER
Jurnal Teknik dan Ilmu Komputer RANCANG BANGUN CAR AUDIO BREAKER BERBASIS MOBILE PHONE THE DESIGN OF MOBILE PHONE-BASED CAR AUDIO BREAKER Albert Mandagi Fakultas Teknologi Industri Jurusan Teknik Elektro
Lebih terperinciMODULASI DELTA ADAPTIF
MODULASI DELTA ADAPTIF SIGIT KUSMARYANTO http://sigitkus@ub.ac.id I. PENDAHULUAN Kecenderungan dalam perancangan sistem komunikasi baru untuk masa mendatang telah meningkatkan penggunaan teknik-teknik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sistem Telekomunikasi telah menempati suatu kedudukan yang penting
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem Telekomunikasi telah menempati suatu kedudukan yang penting dan strategis dalam kehidupan masyarakat Indonesia, karena dengan sistem telekomunikasi suatu yang
Lebih terperinciMODULATOR DAN DEMODULATOR BINARY ASK. Intisari
MODULATOR DAN DEMODULATOR BINARY ASK MODULATOR DAN DEMODULATOR BINARY ASK Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik UKSW Jalan Diponegoro 52-60, Salatiga 50711 Email: budihardja@yahoo.com Intisari
Lebih terperinciDalam sistem komunikasi saat ini bila ditinjau dari jenis sinyal pemodulasinya. Modulasi terdiri dari 2 jenis, yaitu:
BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Pustaka Realisasi PLL (Phase Locked Loop) sebagai modul praktikum demodulator FM sebelumnya telah pernah dibuat oleh Rizal Septianda mahasiswa Program Studi Teknik
Lebih terperinciPerancangan Sistem Modulator Binary Phase Shift Keying
Perancangan Sistem Modulator Binary Phase Shift Keying Deddy Susilo 1, Budihardja Murtianta 2, Arivia Aurelia Devina Pramono 3 Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik Elektronika dan Komputer, Universitas
Lebih terperinciBAB IV HASIL PERCOBAAN DAN ANALISA
BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN ANALISA 4.1 Amplitude Modulation and Demodulation 4.1.1 Hasil Percobaan Tabel 4.1. Hasil percobaan dengan f m = 1 KHz, f c = 4 KHz, A c = 15 Vpp No V m (Volt) E max (mvolt) E
Lebih terperinciQUADRATURE AMPLITUDE MODULATION ( Q A M ) Sigit Kusmaryanto,
QUADRATURE AMPLITUDE MODULATION ( Q A M ) Sigit Kusmaryanto, http://sigitkus@ub.ac.id BAB I PENDAHULUAN Sistem yang paling sering digunakan untuk mencapai kecepatan data yang tinggi pada lebar pita yang
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN PEDOMAN PRAKTIKUM
BAB III PERANCANGAN PEDOMAN PRAKTIKUM 3.1. Perancangan Pedoman Praktikum Pada perancangan pedoman praktikum untuk mata kuliah Elektronika Telekomunikasi Analog terdiri dari beberapa bagian, yaitu : Tujuan
Lebih terperinciDAFTAR ISI. Abstrak... Abstract... Kata Pengantar... Daftar Isi... Daftar Gambar... Daftar Tabel... BAB I Pendahuluan Latar Belakang...
ABSTRAK Kemajuan teknologi sudah berkembang dengan pesat terutama dengan banyak terciptanya berbagai macam peralatan dalam bidang telekomunikasi yang salah satunya yaitu modem sebagai alat modulasi dan
Lebih terperinciAPLIKASI RDS (Radio Data Sytem) PADA SIARAN FM KONVENSIONAL
APLIKASI RDS (Radio Data Sytem) PADA SIARAN FM KONVENSIONAL TUGAS AKHIR Disusun Oleh : AHMAD BURHANUDDIN ROSID 201010130312099 JURUSAN ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2015 i KATA
Lebih terperinciPERANCANGAN TUNABLE BAND PASS FILTER AKTIF UNTUK APLIKASI ANALISIS SINYAL DENGAN DERET FOURIER
PERANCANGAN TUNABLE BAND PASS FILTER AKTIF UNTUK APLIKASI ANALISIS SINYAL DENGAN DERET FOURIER F.X. Hendra Prasetya Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Katolik Soegijapranata
Lebih terperinciPerancangan Prototipe Transmitter Beacon Black Box Locator Acoustic 37.5 khz Pingers
Jurnal ELKOMIKA Vol. 4 No. 2 Halaman 170-184 ISSN (p): 2338-8323 Juli - Desember 2016 ISSN (e): 2459-9638 Perancangan Prototipe Transmitter Beacon Black Box Locator Acoustic 37.5 khz Pingers RUSTAMAJI,
Lebih terperinciPerancangan Prototipe Receiver Beacon Black Box Locator Acoustic 37,5 khz Pingers
Jurnal ELKOMIKA Vol. 4 No. 1 Halaman 66-82 ISSN (p): 2338-8323 Januari - Juni 2016 ISSN (e): 2459-9638 Perancangan Prototipe Receiver Beacon Black Box Locator Acoustic 37,5 khz Pingers RUSTAMAJI 1, PAULINE
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN DAN REALISASI. Blok diagram carrier recovery dengan metode costas loop yang
BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI 3.1 Perancangan Alat Blok diagram carrier recovery dengan metode costas loop yang direncanakan diperlihatkan pada Gambar 3.1. Sinyal masukan carrier recovery yang berasal
Lebih terperinciANALISIS PENGUATAN BIOPOTENSIAL DENGAN REDUKSI INTERFERENSI GANGGUAN
ANALISIS PENGUATAN BIOPOTENSIAL DENGAN REDUKSI INTERFERENSI GANGGUAN Oleh: Moh. Imam Afandi * Abstrak Telah dilakukan analisis penguatan biopotensial dengan reduksi interferensi gangguan sinyal pada sistem
Lebih terperinciREALISASI ACTIVE NOISE REDUCTION MENGGUNAKAN ADAPTIVE FILTER DENGAN ALGORITMA LEAST MEAN SQUARE (LMS) BERBASIS MIKROKONTROLER LM3S6965 ABSTRAK
REALISASI ACTIVE NOISE REDUCTION MENGGUNAKAN ADAPTIVE FILTER DENGAN ALGORITMA LEAST MEAN SQUARE (LMS) BERBASIS MIKROKONTROLER LM3S6965 Nama : Wito Chandra NRP : 0822081 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Blok Diagram Modulator 8-QAM. menjadi tiga bit (tribit) serial yang diumpankan ke pembelah bit (bit splitter)
BAB II DASAR TEORI 2.1 Modulator 8-QAM Gambar 2.1 Blok Diagram Modulator 8-QAM Dari blok diagram diatas dapat diuraikan bahwa pada modulator 8-QAM sinyal data yang dibangkitkan oleh rangkaian pembangkit
Lebih terperinciModel Transmisi Digital Optik Isyarat Analog Dengan Modulasi Delta
Model Transmisi Digital Optik Isyarat Analog Dengan Modulasi Delta Iwan Handoyo Putro Fakultas Teknologi Industri, Jurusan Teknik Elektro, Universitas Kristen Petra E-mail: iwanhp@petra.ac.id Abstrak Makalah
Lebih terperinciDEMODULASI DELTA. Budihardja Murtianta
DEMODULASI DELTA DEMODULASI DELTA Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik UKSW Jalan Diponegoro 52-60, Salatiga 50711 Email: budihardja@yahoo.com INTISARI Demodulasi Delta merupakan salah satu dari
Lebih terperinciBABII TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2 2.1 Tinjauan Pustaka Adapun pembuatan modem akustik untuk komunikasi bawah air memang sudah banyak dikembangkan di universitas-universitas di Indonesia dan
Lebih terperinciDASAR SISTEM KOMUNIKASI (DSK) TE 1206
DASAR SISTEM KOMUNIKASI (DSK) TE 1206 Pengajar : Gede Sukadarmika, ST.MSc Tujuan : Mahasiswa dapat memahami dan menganalisa karakteristik dari sistem komunikasi Analog dan Digital serta berbagai contoh
Lebih terperinciPERENCANAAN INVERTER PWM SATU FASA UNTUK PENGATURAN TEGANGAN OUTPUT PEMBANGKIT TENAGA ANGIN
PERENCANAAN INVERTER PWM SATU FASA UNTUK PENGATURAN TEGANGAN OUTPUT PEMBANGKIT TENAGA ANGIN Oleh Herisajani, Nasrul Harun, Dasrul Yunus Staf Pengajar Teknik Elektro Politeknik Negeri Padang ABSTRACT Inverter
Lebih terperinciINSTRUMEN PENGIRIM DATA DIGITAL ANTAR KOMPUTER MENGGUNAKAN MODULASI PHASE
Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, 14 Mei 2011 INSTRUMEN PENGIRIM DATA DIGITAL ANTAR KOMPUTER MENGGUNAKAN MODULASI PHASE
Lebih terperinciBudihardja Murtianta. Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik UKSW Jalan Diponegoro 52-60, Salatiga
PERANCANGAN MODULATOR BPSK PERANCANGAN MODULATOR BPSK Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik UKSW Jalan Diponegoro -0, Salatiga 0 Email: budihardja@yahoo.com Intisari Dalam tulisan ini akan dirancang
Lebih terperinciDTG2F3. Sistem Komunikasi. Siskom Digital ADC, SOURCE CODING, MULTIPLEXING. By : Dwi Andi Nurmantris
DTG2F3 Sistem Komunikasi Siskom Digital ADC, SOURCE CODING, MULTIPLEXING By : Dwi Andi Nurmantris Where We Are? OUTLINE SISKOM DIGITAL ADC, SOURCE CODING, MULTIPLEXING 1. Analog to Digital Convertion (ADC
Lebih terperinciB B BA I PEN EN A D HU LU N 1.1. Lat L ar B l e ak an Mas M al as ah
BAB I PENDAHULUAN Pada tugas akhir ini penulis akan merancang dan membuat penguat audio kelas D tanpa tapis induktor-kapasitor (LC) yang memanfaatkan modulasi tiga aras. Pada bab I, penulis akan menjelaskan
Lebih terperinciBAB IV PENGUKURAN DAN ANALISIS
BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISIS Untuk mengetahui apakah hasil rancangan yang dibuat sudah bekerja sesuai dengan fungsinya atau tidak, perlu dilakukan beberapa pengukuran pada beberapa test point yang dianggap
Lebih terperinciRANCANG BANGUN ALAT VOICE OPERATED EXCHANGE
RANCANG BANGUN ALAT VOICE OPERATED EXCHANGE Albert Mandagi Jurusan Teknik Elektro Universitas Trisakti Jl. Kiai Tapa No 1, Grogol, Jakarta Barat 11410 E-mail: albertmandagi@trisakti.ac.id (corresponding
Lebih terperinciTeknik Sistem Komunikasi 1 BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Model Sistem Komunikasi Sinyal listrik digunakan dalam sistem komunikasi karena relatif gampang dikontrol. Sistem komunikasi listrik ini mempekerjakan sinyal listrik untuk membawa
Lebih terperinciSistem Transmisi Telekomunikasi Kuliah 2 Penjamakan Digital
TKE 8329W Sistem Transmisi Telekomunikasi Kuliah 2 Penjamakan Digital Indah Susilawati, S.T., M.Eng. Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Mercu Buana Yogyakarta 2009
Lebih terperinciBAB III KEGIATAN PENELITIAN TERAPAN
BAB III KEGIATAN PENELITIAN TERAPAN Pada bab ini akan dijelaskan langkah-langkah yang akan digunakan dalam menyelesaikan Alat Simulasi Pembangkit Sinyal Jantung, berupa perangkat keras (hardware) dan perangkat
Lebih terperinciALAT UKUR TINGGI BADAN DENGAN GELOMBANG ULTRASONIK BERPENAMPILAN DIGITAL
ALAT UKUR TINGGI BADAN DENGAN GELOMBANG ULTRASONIK BERPENAMPILAN DIGITAL Prastyono Eko Pambudi 1), Yunarto Tri Wahyu Aji 2) 1,2 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Institut Sains &Teknologi
Lebih terperinciPERANCANGAN DAN PEMBUATAN PENALA NADA GITAR SESUAI DENGAN FREKUENSI YANG DITENTUKAN
PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PENALA NADA GITAR SESUAI DENGAN FREKUENSI YANG DITENTUKAN Rizaditya wisanggeni 1, Heni Puspita, ST., MT 2 Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Nurtanio Bandung ABSTRAKSI
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN PENGUAT KELAS D
BAB III PERANCANGAN PENGUAT KELAS D TANPA TAPIS LC PADA BAGIAN KELUARAN DENGAN MODULASI TIGA ARAS Pada bab III penulis akan menjelaskan perancangan dari penguat kelas D tanpa tapis LC dengan menerapkan
Lebih terperinciPERANCANGAN DEMODULATOR BPSK. Intisari
PERANL"ANGAN DEMOIATOR BPSK Budihardja Murtianta PERANCANGAN DEMODULATOR BPSK Budihardja Murtianta Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik- UKSW Jalan Diponegoro 52-60, Salatiga 50711 Email: budihardja@yahoo.com
Lebih terperinciRangkaian Pembangkit Gelombang dengan menggunakan IC XR-2206
Eddy Nurraharjo Program Studi Teknik Informatika, Universitas Stikubank email : eddynurraharjo@gmail.com Abstrak Sebuah sinyal dapat dihasilkan dari suatu pembangkit sinyal yang berupa sebuah rangkaian
Lebih terperinciSOUND SWITCH DENGAN DIMMER MENGGUNAKAN DECADE COUNTER CD4017
Jurnal Teknik dan Ilmu Komputer SOUND SWITCH DENGAN DIMMER MENGGUNAKAN DECADE COUNTER CD4017 (Sound Switch with Dimmer Using Decade Counter CD4017) Jeffery Febrian Lesmana*, Albert Mandagi**, Richie Estrada***
Lebih terperinciSistem Modulator dan Demodulator BPSK dengan Costas Loop
Sistem Modulator dan Demodulator BPSK dengan Costas Loop Budihardja Murtianta Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik Elektronika dan Komputer, Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga budihardja.murtianta@staff.uksw.edu
Lebih terperinciMODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN ELEKRONIKA Bagian II
MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN ELEKRONIKA Bagian II DEPARTEMEN ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA DEPOK A. OP-AMP Sebagai Peguat TUJUAN PERCOBAAN PERCOBAAN VII OP-AMP SEBAGAI PENGUAT DAN KOMPARATOR
Lebih terperinciPENYEDIA DAYA DC BERBASIS MIKROKONTROLER MC68HC908QT2
PENYEDIA DAYA DC BERBASIS MIKROKONTROLER MC68HC908QT2 MAKALAH SKRIPSI Disusun oleh Joko Mulyadi 98/120813/TK/22633 JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA 2006 HALAMAN
Lebih terperinciRANCANG BANGUN WATER LEVEL CONTROL BERBASIS RANGKAIAN TERINTEGRASI 555 THE DESIGN OF WATER LEVEL CONTROL WITH IC 555
Jurnal Teknik dan Ilmu Komputer RANCANG BANGUN WATER LEVEL CONTROL BERBASIS RANGKAIAN TERINTEGRASI 555 THE DESIGN OF WATER LEVEL CONTROL WITH IC 555 Albert Mandagi 1, Surya Santosa 2 1 Fakultas Teknologi
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN ALAT
BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab tiga ini akan dijelaskan mengenai perancangan dari perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan pada alat ini. Dimulai dari uraian perangkat keras lalu uraian perancangan
Lebih terperinciMODUL PRAKTIKUM SISTEM KOMUNIKASI DIGITAL
MODUL PRAKTIKUM SISTEM KOMUNIKASI DIGITAL DIBUAT OLEH: WAHYU PAMUNGKAS, ST LABORATORIUM SWITCHING DAN TRANSMISI AKATEL SANDHY PUTRA PURWOKERTO 2006 1 MODUL PRAKTIKUM SISTEM KOMUNIKASI DIGITAL SIFAT-SIFAT
Lebih terperinciFAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA SILABUS ELEKTRONIKA ANALOG 2
No. SIL/EKA/EKA237/20 Revisi : 01 Tgl : 21 Juli 2010 Hal 1 dari 7 MATA MATA KULIAH KULIAH : ELEKTRONIKA : ANALOG 2 KODE KODE MATA MATA KULIAH KULIAH : EKA237 : SEMESTER : 2 : PROGRAM STUDI STUDI : PT.ELEKTRONIKA
Lebih terperinciSAINTEKBU Jurnal Sains dan Teknologi Vol.2 No. 1 Desember 2009
PEMBUATAN KOMPAS 16 ARAH BERBASIS MEDAN MAGNIT BUMI DESIGNING AND MANUFACTURING OF 16 DIRECTIONS COMPASS BASED ON EARTH MAGNETICS FIELD Anis Wardatuz Zahro, Fitria Tri Hastuti, Nur Adi S, Okkie P Politeknik
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM. Dalam tugas akhir ini dirancang sebuah modulator BPSK dengan bit rate
BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM 3.1 Gambaran Umum Dalam tugas akhir ini dirancang sebuah modulator BPSK dengan bit rate 64 Kbps untuk melakukan proses modulasi terhadap sinyal data digital. Dalam
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1.(a). Blok Diagram Kelas D dengan Dua Aras Keluaran. (b). Blok Diagram Kelas D dengan Tiga Aras Keluaran.
BAB II DASAR TEORI Dalam bab dua ini penulis akan menjelaskan teori teori penunjang utama dalam merancang penguat audio kelas D tanpa tapis LC pada bagian keluaran menerapkan modulasi dengan tiga aras
Lebih terperinciBAB II DIGITISASI DAN TRANSMISI SUARA. 16Hz 20 khz, yang dikenal sebagai frekwensi audio. Suara menghasilkan
BAB II DIGITISASI DAN TRANSMISI SUARA 2.1 Umum Telinga manusia memiliki kemampuan menerima frekwensi dalam kisaran 16Hz 20 khz, yang dikenal sebagai frekwensi audio. Suara menghasilkan frekwensi yang sempit
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini, penulis menganalisa data hubungan tegangan dengan
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Dalam penelitian ini, penulis menganalisa data hubungan tegangan dengan medan magnet untuk mengetahui karakteristik sistem sensor magnetik. Tahapan
Lebih terperinciBAB V PENGUJIAN DAN ANALISIS
BAB V PENGUJIAN DAN ANALISIS Untuk mengetahui apakah hasil rancangan yang dibuat sudah bekerja sesuai dengan fungsinya atau tidak, perlu dilakukan pengujian dan beberapa pengukuran pada beberapa test point
Lebih terperinciMODUL MODULATOR-DEMODULATOR BINARY PHASE SHIFT KEYING (BPSK) MENGGUNAKAN METODE COSTAS LOOP
MODUL MODULATOR-DEMODULATOR BINARY PHASE SHIFT KEYING (BPSK) MENGGUNAKAN METODE COSTAS LOOP Oleh Arivia Aurelia Devina Pramono NIM : 612005004 Skripsi ini untuk melengkapi syarat-syarat memperoleh Gelar
Lebih terperinciJurnal ILMU DASAR Vol. 5 No.1, 2004 : Misto Staf Pengajar Jurusan Fisika Fakultas MIPA Universitas Jember
55 Desain Tranduser Suhu Dengan Rangkaian Perata Dan Modulator Frekuensi Untuk Transmisi Fiber Optik (Temperature Transducer Desain With Averager And Frequency Modulation Circuit For Fiber Optic Transmission)
Lebih terperinciPERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM KENDALI BISING AKTIF PADA DSK TMS320C6713 MENGGUNAKAN ALGORITMA ADJOINT-LMS. Muhammad Rizki Anggia
PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM KENDALI BISING AKTIF PADA DSK TMS320C6713 MENGGUNAKAN ALGORITMA ADJOINT-LMS Muhammad Rizki Anggia Sekolah Teknik Elektro dan Informatika, Institut Teknologi Bandung
Lebih terperinciRUNTUN MAKSIMAL SEBAGAI PEMBANGKIT RUNTUN SEMU PADA SISTEM SPEKTRUM TERSEBAR. Dhidik Prastiyanto 1 ABSTRACT
RUNTUN MAKSIMAL SEBAGAI PEMBANGKIT RUNTUN SEMU PADA SISTEM SPEKTRUM TERSEBAR Dhidik Prastiyanto ABSTRACT Spread spectrum communication is used widely in information era. The system absolutely depends on
Lebih terperinciTEKNIK MODULASI. Kelompok II
TEKNIK MODULASI Kelompok II Pengertian Modulasi adalah proses pencampuran dua sinyal menjadi satu sinyal Biasanya sinyal yang dicampur adalah sinyal berfrekuensi tinggi dan sinyal berfrekuensi rendah Contoh
Lebih terperinciUNINTERRUPTIBLE POWER SUPPLY MENGGUNAKAN INVERTER PWM 3 LEVEL. oleh Roy Kristanto NIM :
UNINTERRUPTIBLE POWER SUPPLY MENGGUNAKAN INVERTER PWM 3 LEVEL oleh Roy Kristanto NIM : 612007004 Skripsi Untuk melengkapi salah satu syarat memperoleh Gelar Sarjana Teknik Program Studi Teknik Elektro
Lebih terperinciSAKLAR YANG DIAKTIFKAN DENGAN GELOMBANG SUARA SEBAGAI PELENGKAP SARANA TATA SUARA
ISSN: 1693-6930 39 SAKLAR YANG DIAKTIFKAN DENGAN GELOMBANG SUARA SEBAGAI PELENGKAP SARANA TATA SUARA Adi Wisaksono Teknik Elektro Politeknik Negeri Semarang Jl. Prof. H. Sudarto, SH Tembalang Semarang
Lebih terperinciLABORATORIUM SISTEM TELEKOMUNIKASI SEMESTER III TH 2015/2016
LAPORAN PRAKTIKUM LABORATORIUM SISTEM TELEKOMUNIKASI SEMESTER III TH 2015/2016 JUDUL AMPITUDE SHIFT KEYING GRUP 4 3A PROGRAM STUDI TEKNIK TELEKOMUNIKASI JURUSAN TEKNIK ELEKTRO POLITEKNIK NEGERI JAKARTA
Lebih terperinci1. PENGERTIAN PEMANCAR RADIO
1. PENGERTIAN PEMANCAR RADIO 2. SISTEM MODULASI DALAM PEMANCAR GELOMBANG RADIO Modulasi merupakan metode untuk menumpangkan sinyal suara pada sinyal radio. Maksudnya, informasi yang akan disampaikan kepada
Lebih terperinciMAKALAH LOW PASS FILTER DAN HIGH PASS FILTER
MAKALAH LOW PASS FILTER DAN HIGH PASS FILTER Disusun oleh : UMI EKA SABRINA (115090309111002) JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2011 PEMBAHASAN 1.1.
Lebih terperinciUPAYA PENINGKATAN USAHA TUKANG SERVICE ELEKTRONIKA DALAM PENERAPAN TEKNOLOGI ALAT UJI PENGUAT LINEAR. Abstract
UPAYA PENINGKATAN USAHA TUKANG SERVICE ELEKTRONIKA DALAM PENERAPAN TEKNOLOGI ALAT UJI PENGUAT LINEAR Oleh : 1) Baharuddin 2) Rina Angraini, 1) Staf Pengajar Jurusan Elektro Fakultas Teknik Universitas
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. MOSFET MOSFET atau Metal Oxyde Semiconductor Field Effect Transistor merupakan salah satu jenis transistor efek medan (FET). MOSFET memiliki tiga pin yaitu gerbang (gate), penguras
Lebih terperinciKOMUNIKASI DATA PROGRAM STUDI TEKNIK KOMPUTER DOSEN : SUSMINI I. LESTARININGATI, M.T
KOMUNIKASI DATA PROGRAM STUDI TEKNIK KOMPUTER 3 GANJIL 2017/2018 DOSEN : SUSMINI I. LESTARININGATI, M.T Sinyal Digital Selain diwakili oleh sinyal analog, informasi juga dapat diwakili oleh sinyal digital.
Lebih terperinciRANCANG BANGUN OTOMASI SISTEM PENGONTROLAN INTENSITAS PENERANGAN LAMPU PIJAR MENGGUNAKAN PENGATURAN FASA SILICON CONTROLLED RECTIFIER (SCR)
RANCANG BANGUN OTOMASI SISTEM PENGONTROLAN INTENSITAS PENERANGAN LAMPU PIJAR MENGGUNAKAN PENGATURAN FASA SILICON CONTROLLED RECTIFIER (SCR) Tugas Akhir Untuk memenuhi persyaratan mencapai pendidikan Diploma
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN SISTEM
25 BAB III PERANCANGAN SISTEM Sistem monitoring ini terdiri dari perangkat keras (hadware) dan perangkat lunak (software). Perangkat keras terdiri dari bagian blok pengirim (transmitter) dan blok penerima
Lebih terperinciMODUL 05 FILTER PASIF PRAKTIKUM ELEKTRONIKA TA 2017/2018
MODUL 05 FILTER PASIF PRAKTIKUM ELEKTRONIKA TA 2017/2018 LABORATORIUM ELEKTRONIKA DAN INSTRUMENTASI PROGRAM STUDI FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN PENGETAHUAN ALAM INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG Riwayat Revisi
Lebih terperinciRENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER PROGRAM STUDI S1 TEKNIK ELEKTRO
RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER PROGRAM STUDI S1 TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK ELEKTRO MATA KULIAH KODE Rumpun MK BOBOT (sks) SEMESTER Direvisi Rangkaian Elektronika Terapan ETH3E3 UMUM 3 5 19 Januari 2017
Lebih terperinciBAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM
52 BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM Bab ini membahas pengujian alat yang dibuat, kemudian hasil pengujian tersebut dianalisa. 4.1 Pengujian Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui keberhasilan dan
Lebih terperinciAPLIKASI PERINTAH SUARA UNTUK MENGGERAKKAN ROBOT. Disusun Oleh : Nama : Astron Adrian Nrp :
APLIKASI PERINTAH SUARA UNTUK MENGGERAKKAN ROBOT Disusun Oleh : Nama : Astron Adrian Nrp : 0422014 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik,, Jl. Prof.Drg.Suria Sumantri, MPH no.65, Bandung, Indonesia.
Lebih terperinciPERANCANGAN DAN PEMBUATAN PULSE CODE MODULATION MENGGUNAKAN KOMPONEN DASAR ELEKTRONIKA
PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PULSE CODE MODULATION MENGGUNAKAN KOMPONEN DASAR ELEKTRONIKA LAPORAN TUGAS AKHIR Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Program Pendidikan Diploma 3 Oleh: SHALLY
Lebih terperinci1. Konsep Sistem Bilangan 2. Konsep Gerbang Logika 3. Penyederhanaan logika 4. Konsep Flip-Flop (Logika Sequensial) 5. Pemicuan Flip-Flop 6.
1. Konsep Sistem Bilangan 2. Konsep Gerbang Logika 3. Penyederhanaan logika 4. Konsep Flip-Flop (Logika Sequensial) 5. Pemicuan Flip-Flop 6. Pencacah (Counter) 7. Register Geser 8. Operasi Register 9.
Lebih terperinciRANCANG BANGUN PENGANALISIS KANAL TUNGGAL. Herry Mugirahardjo dan Eddy Santoso
p~ ~ N~ H~ N~ ~ ~X ~ c" ISSN 1c,10-')6g6 RANCANG BANGUN PENGANALISIS KANAL TUNGGAL Herry Mugirahardjo dan Eddy Santoso Puslitbang Iptek Bahan BATAN, Kawasan PuspiptekSerpong, Tangerang ABSTRAK RANCANG
Lebih terperinciPenguat Inverting dan Non Inverting
1. Tujuan 1. Mahasiswa mengetahui karakteristik rangkaian op-amp sebagai penguat inverting dan non inverting. 2. Mengamati fungsi kerja dari masing-masing penguat 3. Mahasiswa dapat menghitung penguatan
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN SISTEM
BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dijelaskan tentang perancangan perangkat keras dari tugas akhir yang berjudul Penelitian Sistem Audio Stereo dengan Media Transmisi Jala-jala Listrik. 3.1.
Lebih terperinciBAB 5. MULTIVIBRATOR
BAB 5. MULTIVIBRATOR Materi :. Dasar rangkaian Clock / Multivibrator 2. Jenis-jenis multivibrator 3. Laju Pengisian dan Pengosongan Kapasitor 4. Multivibrator Astabil dari IC 555 5. Multivibrator Monostabil
Lebih terperinciTRAINER VOLTMETER DIGITAL SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN TEKNIK DIGITAL SEKUENSIAL PADA KOMPETENSI KEAHLIAN TEKNIK AUDIO VIDEO DI SMK N 2 YOGYAKARTA
TRAINER VOLTMETER DIGITAL SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN TEKNIK DIGITAL SEKUENSIAL PADA KOMPETENSI KEAHLIAN TEKNIK AUDIO VIDEO DI SMK N 2 YOGYAKARTA DIGITAL VOLTMETER TRAINER AS A LEARNING MEDIA OF DIGITAL
Lebih terperinciLatihan Soal dan Pembahasan SOAL A
Latihan Soal dan Pembahasan SOAL A 1. Jelaskan jenis-jenis modulasi digital? 2. Apa keuntungan modulasi FM jika dibandingkan dengan modulasi AM? 3. Sebutkan interface mux SDH dan dapan menampung sinyal
Lebih terperinciSISTEM PENGATURAN BEBAN PADA MIKROHIDRO SEBAGAI ENERGI LISTRIK PEDESAAN
Prosiding SNaPP2012 : Sains, Teknologi, dan Kesehatan ISSN 2089-3582 SISTEM PENGATURAN BEBAN PADA MIKROHIDRO SEBAGAI ENERGI LISTRIK PEDESAAN 1 Ari Rahayuningtyas, 2 Teguh Santoso dan 3 Maulana Furqon 1,2,,3
Lebih terperinciMono Amplifier Class D menggunakan Semikron SKHI 22B dan IGBT Module Semikron SKM75GB128DN
JURNAL DIMENSI TEKNIK ELEKTRO Vol. 1, No. 1, (2013) 29-36 29 Mono Amplifier Class D menggunakan Semikron SKHI 22B dan IGBT Module Semikron SKM75GB128DN Ivan Christanto Jurusan Teknik Elektro, Universitas
Lebih terperinciBAB. Kinerja Pengujian
BAB IV PENGUJIAN PENGUAT KELAS D TANPA TAPIS LC Bab ini akan menjelaskan pengujian dari penguat kelas D tanpa tapis LC yang dibuat.pengujian ini terdiri dari dua utama yaitupengujian untuk mengetahui kinerja
Lebih terperinciPERANCANGAN ALAT UKUR SUMBER AC/DC SECARA OTOMATIS
PERANCANGAN ALAT UKUR SUMBER AC/DC SECARA OTOMATIS Edi Putra Harahap 1 *, Ir. Arnita, M.T. 1, Mirza Zoni, S.T, M.T. 1 1 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri Universitas Bung Hatta E-mail:
Lebih terperinciAPLIKASI PERANGKAT LUNAK ELECTRONICS WORKBENCH PADA ALAT ELEKTRONIK ANALOG
Aplikasi Perangkat Lunak Electronics Workbench pada Alat Elektronik Analog (Samuel H. Tirtamihardja) APLIKASI PERANGKAT LUNAK ELECTRONICS WORKBENCH PADA ALAT ELEKTRONIK ANALOG Samuel H. Tirtamihardja ABSTRAK
Lebih terperinciBOOSTER 300 WATT PADA PEMANCAR RADIO FM STEREO MHZ DENGAN MENGGUNAKAN MOS TRANSISTOR
BOOSTER 300 WATT PADA PEMANCAR RADIO FM STEREO 88-108 MHZ DENGAN MENGGUNAKAN MOS TRANSISTOR TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Teknik pada Fakultas
Lebih terperinciRANCANG BANGUN ALAT DENGAR JARAK JAUH MENGGUNAKAN MULTI STAGE AMPLIFIER DAN LOW PASS FILTER (MULTI STAGE AMPLIFIER) LAPORAN AKHIR
RANCANG BANGUN ALAT DENGAR JARAK JAUH MENGGUNAKAN MULTI STAGE AMPLIFIER DAN LOW PASS FILTER (MULTI STAGE AMPLIFIER) LAPORAN AKHIR Disusun Untuk Memenuhi Syarat Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Pada
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI Suara. Suara adalah sinyal atau gelombang yang merambat dengan frekuensi dan
BAB II DASAR TEORI 2. 1 Suara Suara adalah sinyal atau gelombang yang merambat dengan frekuensi dan amplitude tertentu melalui media perantara yang dihantarkannya seperti media air, udara maupun benda
Lebih terperinciDesain dan Implementasi Catu Daya Searah Berarus Besar Bertegangan Kecil
Desain dan Implementasi Catu Daya Searah Berarus Besar Bertegangan Kecil Respati Noor 1) Leonardus Heru P 2) 1) Jurusan Teknik Elektro UNIKA Soegijapranata, Semarang 50234, email : reswi_83@yahoo.co.id
Lebih terperinci