Oleh: Sunarti SDN 2 Karanganom, Durenan, Trenggalek

dokumen-dokumen yang mirip
Oleh: Sumirah SDN I Karanganyar, Gandusari, Trenggalek

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MELALUI DISKUSI SISWA KELAS VI SEMESTER I SD NEGERI 2 BULUS KECAMATAN BANDUNG TULUNGAGUNG PADA BIDANG STUDI IPS TAHUN

PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI EKSPERIMEN PADA SISWA KELAS VI SDN 09 KAMPUNGDALEM TULUNGAGUNG TAHUN 2011/2012 SEMESTER II

Oleh: Susilorini SDN I Bendoagung, Kampak, Trenggalek

Oleh: Sulastri SD Negeri 02 Sembon Karangrejo Tulungagung

Oleh: Sri Nurwati Guru SDN I Karangayar, Trenggalek

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PADA BIDANG STUDI IPS MATERI BENUA AFRIKA DENGAN PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS III SDN 04 PUNJUL TULUNGAGUNG SEMESTER I TAHUN 2011/2012

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA DENGAN MELAKUKAN EKSPERIMEN PADA SISWA KELAS VI SEMESTER I SDN I MALASAN DURENAN TRENGGALEK TAHUN 2013/2014

Oleh: Susiyah SDN Sumbergayam, Durenan, Trenggalek

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. mengidentifikasi masalah pembelajaran matematika yang terdapat di kelas

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Oleh: Asmulik Madrasah Ibtidaiyah Kamulan, Kecamatan Durenan, Trenggalek

Oleh: Lilik Sri Andayani SD Negeri 2 Baruharjo Durenan Trenggalek

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI DEMONSTRASI DI KELAS II SD NEGERI II TAMBAN KECAMATAN PAKEL TULUNGAGUNG SEMESTER II TAHUN 2011/2012

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA DATA

Oleh: Supardi SDN 2 Watulimo, Trenggalek

Oleh: Sri Wahyuni SDN 3 Malasan, Durenan, Trenggalek

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Oleh: Soejiati SDN 1 Wonoanti Kecamatan Gandusari Kabupaten Trenggalek

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Meningkatkan Minat Belajar PKn Melalui Metode Bermain Peran Siswa Kelas IV SD Inpres 3 Tolai

Oleh: Hermiatun SDN 2 Baruharjo, Durenan, Trenggalek

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPA Dengan Menggunakan Media Gambar di Kelas V SDN 05 Biau

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN TINDAKAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Belliy Tulus Wicaksono Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia. Kata kunci: peningkatan, berwawancara sederhana, narasumber, strategi pemodelan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

nilai tertinggi nilai terendah (log n) (log 32)

III. METODE PENELITIAN. dan pembelajaran secara aktif profesional dan merupakan penelitian yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Oktober 2016 dan Selasa, 18 Oktober Tahap pra siklus ini bertujuan untuk

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kabupaten Bone Bolango. Penelitian ini telah berlangsung dalam dua siklus

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada tahap ini hal-hal yang dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut :

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR IPS MELALUI STRATEGI BELAJAR KOOPERATIF PADA SISWA KELAS V SDN 1 KEDUNGSIGIT TRENGGALEK SEMESTER II TAHUN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dimulai pada tanggal 7 Januari 2013 dan diawali dengan

Oleh: Suprapto SDN 3 Widoro, Gandusari, Trenggalek

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Sebelum pelaksanaan penelitian dengan Pendekatan Kooperatif Learning. NO Indikator Keterangan

UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE KANCING GEMERINCING

Oleh: Parliyah SDN 3 Watuagung, Watulimo, Trenggalek

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Oleh: Kamtiyah SD Negeri 2 Malasan, Durenan, Trenggalek

BAB IV HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SLBN 1 Palu pada Materi Mengenal Pecahan dengan Menggunakan Kertas Lipat

BAB IV HASIL PENELITIAN. Sebelum penelitian dilaksanakan, peneliti mengurus surat izin penelitian dari

Oleh: Emi Sulistyorini SDN Pakis, Durenan, Trenggalek

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Oleh: Gunawan SD N 1 Wonoanti, Trenggalek

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Subjek penelitian ini adalah siswa SMP Muhammadiyah 1 Kalianda kelas VII

B b a IV H s a i s li Pe P n e e n l e iltiita i n a Da D n a Pe P m e b m a b h a a h s a a s n 4 1

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Oleh: Muhammad Suhud SDN 2 Karanganom, Durenan, Trenggalek

Penerapan Alat Peraga Kubus Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran Sifat-Sifat Bangun Ruang Di Kelas IV

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. bagian tumbuhan. Dalam pembelajaran IPA siswa belajar dengan

Oleh: Sri Hidayati TK Dharma Wanita 3, Karangan, Trenggalek

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian tindakan kelas tentang peningkatan pemahaman materi jenisjenis

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

H S A I S L I PE P N E E N L E I L T I I T A I N A DA D N A PE P M E B M A B H A A H S A A S N

BAB III METODE PENELITIAN

Aminudin 1. SDN Sukorejo 01, Kota Blitar 1

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian dengan menerapkan Pendekatan Realistic Mathematic Education (RME)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

SILABUS PEMBELAJARAN TEMATIK SEKOLAH DASAR KELAS 1 TEMA : KEBERSIHAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri I Tulang Bawang Tengah Kecamatan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

JIME, Vol. 3. No. 1 ISSN April 2017

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pembelajaran berlangsung 2 x 35 menit, selama 2 x pertemuan yang diikuti

Arun Haryanto, Siti Nuryanti, dan Minarni R.J. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

Oleh: Andjar Rukmini UPTD SMKN 3 Boyolangu, Tulungagung

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Oleh: Rupinah SDN I Watuagung, Watulimo, Trenggalek

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR SISWA MELALUI METODE ROLLING QUESTION MATERI SEGITIGA DAN SEGI EMPAT DI SMPN 3 CIAWIGEBANG KABUPATEN KUNINGAN

BAB III METODE PENELITIAN. pelajaran 2013/2014 selama 3 (tiga) bulan mulai dari bulan Juli sampai

PENGGUNAAN METODE DISKUSI DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD NEGERI 349 TANJUNG KAPA MANDAILING NATAL

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

Sunarti, Peningkatan Prestasi Belajar Matematika Materi Pengukuran... 171 PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MATERI PENGUKURAN BERAT PADA SISWA KELAS II SDN 2 KARANGANOM KECAMATAN DURENAN TRENGGALEK MELALUI METODE DEMONSTRASI SEMESTER I TAHUN 2013/2014 Oleh: Sunarti SDN 2 Karanganom, Durenan, Trenggalek Abstrak. Tujuan dari penelitian tindakan kelas ini secara umum adalah untuk meningkatkan prestasi belajar siswa Kelas II SDN 2 Karanganom Kecamatan Durenan Trenggalek pada mata pelajaran matematika materi pengukuran berat dengan menggunakan metode Demonstrasi. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SDN 2 Karanganom Kecamatan Durenan Kabupaten Trenggalek. Obyek dalam penelitian ini adalah siswa Kelas II SDN 2 Karanganom Kecamatan Durenan Kabupaten Trenggalek Tahun Pelajaran 2013/2014 Semester I yang kelasnya berjumlah 10 siswa. Kegiatan penelitian ini dilakukan pada bidang studi matematika materi Pengukuran Berat. Kegiatan penelitian dilaksanakan selama kurang lebih 2 bulan yaitu mulai bulan November sampai bulan Desember 2013 pada semester ganjil. Berdasarkan pada hasil penelitian dan analisis data yang telah di dilakukan, maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan prestasi belajar siswa pada setiap siklusnya. Mulai dari sebelum siklus nilai rata-rata siswa 64,00 dengan persentase ketuntasan belajar hanya sebesar 50,00%, pada siklus I nilai rata-rata meningkat menjadi 73,00 dengan persentase ketuntasan belajar naik menjadi 70,00% dan siklus II meningkat lagi menjadi 88,00 dengan persentase ketuntasan belajar mencapai 100%. Selain itu kemampuan siswa dalam memahami mata pelajaran matematika materi pengukuran berat juga meningkat, ini dapat dilihat dari hasil observasi selama kegiatan pembelajaran. Aktivitas siswa yang kurang pada siklus I menjadi lebih baik pada siklus II. Kata kunci: Matematika, metode demonstrasi Metode pembelajaran yang biasa dilakukan sebagai aktivitas utama guru seringkali berjalan tidak maksimal. Pada umumnya guru mengenalkan materi, mungkin mengajukan satu atau dua pertanyaan, dan meminta siswa yang pasif untuk aktif dengan memulai melengkapi latihan dari buku teks, pelajaran diakhiri dengan pengorganisasian yang baik dan pembelajaran selanjutnya dilakukan dengan sekenario yang serupa. Sebagian siswa tidak mengetahui mengapa dan untuk apa mereka belajar materi tersebut karena semua yang dipelajari terasa jauh dari kehidupan mereka sehari-hari. Siswa hanya mengenal dari apa yang digambar oleh guru di depan papan tulis atau dalam buku paket matematika, dan hampir tidak pernah mendapat kesempatan untuk memanipulasi objek-objek tersebut. Akibatnya banyak siswa yang berpendapat bahwa mata pelajaran matematika sangat sukar dipelajari. Hillgard mengatakan yang dimaksud dengan belajar adalah suatu proses perubahan kegiatan. Belajar di samping memiliki perubahan juga mengarahkan kegiatan serta menuntut pemusatan perumusan perhatian. Perubahan yang terjadi jauh lebih dalam karena menyangkut fungsi kejiwaan dan kepribadian secara utuh. Dengan kata lain hasil dari proses belajar tidak hanya menghasilkan 171

172 JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 4, NO. 3, DESEMBER 2015 perubahan tingkah laku, tetapi juga kecakapan, sikap dan perhatian. Sedangkan kematangan juga menghasilkan perubahan tetapi berbeda dengan perubahan yang terjadi pada proses belajar (Winkel, 1984: 73). Untuk itu perlu adanya pengembangan strategi pembelajaran sebagai upaya agar siswa lebih memahami materi yang disampaikan oleh guru. Guru sebagai salah satu pelaku pendidikan harus memiliki kemauan dan kemampuan untuk menyampaikan bahan ajar, menentukan strategi mengajar, memanfaatkan media, menggunakan metode dan lain-lain. Tugas ini berkaitan dengan peranya sebagai penanggung jawab serta fasilitator dalam proses pembelajaran. Sejauh ini alasan nilai matematika siswa menjadi menurun adalah karena siswa beranggapan bahwa matematika merupakan pelajaran yang sulit dan membosankan. Hal itu mungkin disebabkan pada saat penyampaian materi pelajaran yang kurang menarik sehingga siswa kurang minat dan bahkan terkadang tidak faham dan tidak merespon apa yang telah disampaikan oleh guru. Minimnya penggunaan media pembelajaran dan kurangnya strategi mengakibatkan siswa kurang tertarik untuk menerima dan mengikuti mata pelajaran tersebut. Untuk itu pemilihan metode dan media yang tepat dan sesuai dengan materi ajar akan berpengaruh terhadap minat yang akhirnya akan menimbulkan sebuah pemahaman dan berpikir siswa. (Depdiknas, 2001) Berdasarkan pada latar belakang masalah di atas, untuk pengoptimalan proses belajar mengajar diperlukan langkah tepat yang dapat diterapkan pada proses pembelajaran. Pembelajaran yang efektif, efisien serta menyenangkan diharapkan dapat memotivasi siswa dalam belajar sehingga aktivitas siswa dalam belajar terus meningkat dan berdampak pada peningkatan prestasi belajar siswa. Model pembelajaran yang efektif, efisien, dan menyenangkan yang akan peneliti terapkan adalah pembelajaran metode demonstrasi, karena dalam metode ini melibatkan kerjasama antara guru dan siswa untuk mendapatkan hasil yang baik. Metode Demonstrasi adalah cara penyajian bahan pelajaran dengan meragakan atau mempertunjukkan kepada siswa suatu proses, situasi atau benda tertentu yang sedang dipelajari, baik sebenarnya ataupun tiruan, yang sering disertai dengan penjelasan lisan. Dengan metode demonstrasi, proses penerimaan siswa terhadap pelajaran akan lebih berkesan secara mendalam sehingga membentuk pengertian dengan baik dan sempurna. Juga Siswa dapat mengamati dan memperhatikan apa yang diperlihatkan selama pelajaran berlangsung. Metode demonstrasi baik digunakan untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang hal-hal yang berhubungan dengan proses mengatur sesuatu, proses membuat sesuatu, membandingkan komponenkomponen yang membentuk sesuatu, membandingkan sesuatu cara dengan cara lain, dan untuk mengetahui atau melihat kebenaran sesuatu. Metode demonstrasi mempunyai kelebihan sebagai beriku: (1) Dapat membuat pengajaran menjadi lebih jelas dan lebih konkrit, sehingga menghindari verbalisme (pemahaman secara kata-kata atau kalimat); (2) Siswa lebih mudah memahami apa yang dipelajari; (3) Proses pengajaran lebih menarik; (4) Siswa dirangsang untuk aktif mengamati, menyesuaikan antara teori dengan kenyataaan dan mencoba melakukannya sendiri. (Suryana, 2002) Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dengan tujuan untuk: (1) Mengetahui

Sunarti, Peningkatan Prestasi Belajar Matematika Materi Pengukuran... 173 langkah-langkah untuk meningkatkan prestasi belajar bidang studi Matematika menggunakan metode Demonstrasi pada siswa kelas II semester I tahun 2013/2014 SDN 2 Karanganom Kecamatan Durenan Trenggalek; (2) Mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa kelas II semester I tahun 2013/2014 SDN 2 Karanganom Kecamatan Durenan Kabupaten Trenggalek dengan menggunakan metode Demonstrasi pada mata pelajaran matematika. METODE PENELITIAN Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SDN 2 Karanganom Kecamatan Durenan Kabupaten Trenggalek. Obyek dalam penelitian ini adalah siswa Kelas II SDN 2 Karanganom Kecamatan Durenan Kabupaten Trenggalek Tahun Pelajaran 2013/2014 Semester I yang kelasnya berjumlah 10 siswa. Kegiatan penelitian ini dilakukan pada bidang studi matematika materi Pengukuran Berat. Kegiatan penelitian dilaksanakan selama kurang lebih 2 bulan yaitu mulai bulan November sampai bulan Desember 2013 pada semester ganjil. Untuk mengumpulkan data hasil penelitian, maka peneliti menggunakan beberapa instrumen penelitian antara lain: (1) Lembar observasi; (2) Lembar tes tertulis; (3) Dokumen siswa; (4) Lembar Angket; (5) Daftar nilai. Penelitian tindakan kelas ini dilakukan melalui 4 tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi yang dilakasanakan dalam dua siklus. HASIL DAN PEMBAHASAN Refleksi Awal Pada tahap ini peneliti bersama mitra guru mengidentifikasi permasalahan yang muncul saat pembelajaran Matematika pada siswa kelas II SDN 2 Karanganom Kecamatan Durenan Trenggalek Tahun 2011/2012, yaitu masih rendahnya nilai hasil belajar siswa pada mata pelajaran Matematika. Dimana dilihat dari hasil ulangan harian siswa diketahui bahwa nilai rata-rata siswa banyak yang berada di bawah KKM. Selama pengamatan pra tindakan berlangsung diketahui bahwa siswa kurang memahami materi yang disampaikan dan guru kurang memberikan motivasi belajar kepada siswa. Siklus I Perencanaan Pada tahap perencanaan, hal-hal yang dilakukan adalah: (a) Guru mempersiapkan perangkat pembelajaran, yaitu silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan metode demonstrasi, materi pembelajaran, dan soal evaluasi; (b) Guru mempersiapkan instrumen penelitian, yaitu lembar observasi guru dan siswa, lembar angket siswa dan catatan lapangan; (c) Guru mempersiapkan alat tes; (d) Guru membuat perangkat sistem penilaian. Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan penelitian pada siklus I dilakukan dengan 2 kali pertemuan pertemuan pertama pada hari Senin tanggal 11 November dan pertemuan kedua hari Rabu tanggal 13 November 2013. Adapun aktivitas guru dan siswa dalam pelaksanaan penelitian pada siklus I sebagai berikut. Pertemuan Pertama Pada pertemuan pertama hal-hal yang dilakukan diantaranya: (a) Pada kegiatan awal yang dilakukan selama 5 menit guru mengajak siswa untuk mengingatkan kembali mengenai pengukuran berat, dengan melakukan tanya jawab seputar pokok 173

174 JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 4, NO. 3, DESEMBER 2015 bahasan yang akan dibahas pada pertemuan ini; (b) Kemudian meminta siswa untuk maju kedepan untuk mengukur berat balon dan berat bola karet. Dengan cara membandingkan berat kedua benda tersebut dengan menggunakan kedua tangan; (c) Siswa membuktikan bahwa bola karet lebih berat dari pada balon, walaupun bola karet berukuran lebih kecil dari pada balon; (d) Guru menyediakan alat ukur berat (timbangan) dan benda-benda; (e) Guru meminta siswa secara bergantian untuk membandingkan berat benda-benda tersebut dan menyatakan beratnya; (f) Guru meminta siswa secara individu untuk mengerjakan tugas; (g) Siswa menukarkan hasil kerja masing-masing dengan teman lainnya untuk dikoreksi kebenarannya; (h) Guru dan siswa melakukan Pembahasan hasil tugas untuk disimpulkan kebenarannya. Kemudian siswa menyalin tugas dan jawaban yang sudah dibenarkan; (i) Kegiatan pembelajaran pada Siklus I pertemuan 1 diakhiri dengan pemajangan hasil lembar tugas dan penilaian; (j) Guru juga meminta siswa untuk melakukan latihan mengukur berat benda-benda di rumah sambil bermain. Pertemuan Kedua Pada pertemuan kedua hal-hal yang dilakukan diantaranya: (a) Pada kegiatan awal yang dilakukan selama 5 menit guru mengenalkan satuan ukuran berat baku dengan melakukan tanya jawab; (b) Setelah selesai tahap awal guru menunjukkan timbangan dengan anak timbangannya, dan timbangan duduk yang ada jarumnya. Kemudian meminta siswa untuk maju kedepan secara bergantian, untuk mengamati timbangan dan anak timbangannya; (c) Guru memberikan penjelasan sedikit mengenai ukuran berat yang baku dan tidak baku; (d) Guru meminta siswa untuk melaksanakan tugas kelompok berpasangan dengan teman sebangkunya. Dilanjutkan dengan menanggapi bersama hasil penimbangan sesuai dengan tugas masing-masing kelompok; (e) Guru meminta siswa secara individu untuk mengerjakan tugas; (f) Siswa menukarkan pekerjaannya kepada teman lain untuk dikoreksi bersama; (g) Guru dan siswa melakukan pembahasan bersama dan menyimpulkan jawaban yang benar. Kemudian siswa menyalin tugas dan jawaban yang sudah dibenarkan; (h) Kegiatan pembelajaran pada Siklus I pertemuan 2 diakhiri dengan Siswa saling melihat hasil penimbangan bendabenda yang dilakukan oleh kelompok lain, dan penyampain tugas rumah untuk siswa. Observasi / Pengamatan Guru kolaborator mengamati hal-hal berikut dalam pembelajaran: (1) Skor aktivitas kegiatan guru dalam belajar mengajar Matematika melalui metode Demonstrasi pada siklus I sebesar 62,50%. Hal ini terjadi karena pada siklus I ini guru mampu melakukan pembelajaran sesuai dengan RPP, guru mampu menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran, guru mampu melakukan refleksi atau membuat rangkuman dengan melibatkan siswa, guru mampu melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan arahan/ kegiatan/ tugas sebagai bagian dari remidi/pengayaan; (2) Sedangkan skor untuk aktivitas kegiatan siswa dalam mengikuti kegiatan belajar Matematika melalui metode Demonstrasi pada siklus I adalah sebesar 63,75%. Ini karena aktifitas siswa yang sering dilakukan adalah memperhatikan guru pada saat menjelasakan materi, berani bertanya jika ada yang tidak dimengerti, berani menyampaikan pendapat.

Sunarti, Peningkatan Prestasi Belajar Matematika Materi Pengukuran... 175 Refleksi Berdasarkan hasil pantauan guru peneliti dan guru pengamat maka pelaksanaan tindakan pada siklus I dapat direfleksikan sebagai berikut: (a) Semua tindakan efektif yang direncanakan dapat terlaksana meskipun belum maksimal; (b) Guru peneliti menyadari adanya kekurangan-kekurangan yang timbul saat proses pembelajaran berlangsung; (c) Guru belum memotivasi belajar siswa secara optimal; (d) Pemberian reward, sebatas pada kata-kata pintar, hebat ; (e) Siswa lebih memperhatikan ketika guru sedang menjelaskan sesuatu permasalahan, hal ini disebabkan pandangan siswa dengan guru tidak terhalang siswa lain. Siklus Kedua Perencanaan Berdasarkan hasil tindakan yang dilakukan pada siklus I, maka rencana tindakan untuk siklus II, dengan beberapa perubahan diantaranya: (a) Menggunakan alat peraga yang menarik, pada siklus pertama hanya menggunakan alat peraga seadanya, maka diusahakan menggunakan alat peraga untuk pembelajaran demonstrasi yang bisa diperoleh di lingkungan sekitar yang bisa membuat perhatian siswa meningkat; (b) Meningkatkan teknik berkomunikasi dengan siswa; (c) Menggunakan reward dalam bentuk lain yang berbeda dari sebelumnya; (d) Melibatkan seluruh siswa dalam kegiatan pembelajaran dengan metode demonstrasi yang dilakukan oleh guru, agar siswa lebih paham tentang materi ajar yang disampaikan oleh guru tersebut. Pelaksanaan Kegiatan pelaksanaan pada siklus II masih sama dengan yang ada pada siklus I, hanya menambah beberapa hal yaitu kekurangan yang telah dirumuskan pada siklus I diantaranya: (a) Penjelasan guru dan bimbingan dalam proses belajar semakin sedikit; (b) Siswa sudah terampil mengerjakan materi perkalian dan pembagian; (c) Siswa sudah dapat mengikuti pembelajaran dengan metode demonstrasi. Rencana pelaksanaan pembelajaran siklus II penulis sajikan sebagai berikut. Pertemuan Pertama Pada pertemuan pertama hal-hal yang dilakukan diantaranya: (a) Pada kegiatan awal yang dilakukan selama 5 menit guru bertanya kepada siswa mengenai satuan ukuran berat; (b) Kemudian dilanjutkan dengan tanya jawab tentang satuan ukuran berat baku dan tidak baku; (c) Guru meminta siswa untuk melakukan diskusi kelompok untuk menaksir berat benda dengan satuan yang sesuai; (d) Wakil dari masing-masing kelompok mengumpulkan hasil kerja kelompok ke meja guru untuk dinilai; (e) Secara bergantian masing-masing siswa menjawab satu-persatu soal dalam lembar kerja, dan langsung di tanggapi oleh seluruh siswa; (f) Kegiatan pembelajaran pada pertemuan 1 Siklus II diakhiri dengan pemajangan hasil kerja kelompok yang sudah dinilai guru, dan menyimpulkan jawaban soal. Pertemuan Kedua Pada pertemuan kedua hal-hal yang dilakukan diantaranya: (a) Pada kegiatan awal yang dilakukan selama 5 menit guru melakukan tanya jawab dan pemberian tugas untuk menaksir berat benda dengan tujuan untuk mengingatkan kembali ons, ½ kg, kg yang dibahas pada pertemuan lalu; (b) Setelah selesai tahap awal guru menunjukkan sebuah botol berisi air seberat 1 kg, dan sebuah semangka. (dapat diganti dengan yang lain) Kemudian meminta siswa untuk 175

176 JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 4, NO. 3, DESEMBER 2015 menaksir beratnya. Dengan cara menunjuk seorang siswa untuk maju kedepan, memegang botol itu di tangan kanannya dan semangka di tangan kirinya; (c) Siswa membandingkan berat beban di kedua belah tangannya, kemudian menebak berat semangka. Siswa yang lain di suruh mencoba dan menebaknya; (d) Kegiatan selanjutnya guru menyediakan bermacam-macam benda dengan berat 1 ons-an dan 1 kiloan dengan timbangannya, siswa melakukan kegiatan kelompok, menaksir dan menimbang; (e) Guru meminta siswa secara individu untuk mengerjakan tugas; (f) Siswa mengumpulkan lembar tugas untuk dikoreksi; (g) Guru dan siswa melakukan pembahasan bersama dan menyimpulkan jawaban yang benar. Kemudian siswa menyalin tugas dan jawaban yang sudah dibenarkan; (h) Kegiatan pembelajaran pada pertemuan 2 Siklus II diakhiri dengan menyimpulkan materi yang disajikan, dan guru meminta siswa untuk menghitung lama perjalanan pulang dari sekolah sampai datang di rumah. Observasi / Pengamatan Pada siklus II ini skor aktivitas kegiatan siswa dalam mengikuti kegiatan belajar Matematika melalui metode Demonstrasi adalah sebesar 82,50%. Artinya siswa dapat mengikuti dan melaksanakan pembelajaran matematika dengan baik sesuai dengan yang direncakan oleh guru, sedangkan aktivitas guru pada siklus II meningkat menjadi 80,00%. Artinya guru sudah baik dalam melaksanakan rencana pembelajaran sesuai dengan yang direncanakan. Dari kedua aktivitas tersebut dapat disimpulkan bahwa kegiatan pembelajaran yang disampaikan oleh guru dengan menggunakan metode demonstrasi sudah optimal dengan meningkatkan aktivitas siswa dan prestasi belajar yang diperoleh setiap siklusnya. Refleksi Dari hasil pengamatan peneliti dan guru pengamat pada siklus II dapat diilustrasikan sebagai berikut: (a) Semua tindakan yang direncanakan dapat terlaksana dengan baik; (b) Kekurangan yang terjadi pada proses pembelajaran dapat diatasi oleh guru peneliti; (c) Alur berfikir lebih menyeluruh dalam memahami suatu konsep, terlihat dari kemampuan siswa untuk mengkaitkan suatu pokok bahasan dengan materi matematika termasuk di Kelas II. Aktivitas pembelajaran baik untuk aktivitas guru maupun siswa setelah guru memberikan perbaikan tindakan pembelajaran menunjukkan perkembangan aktivitas yang baik. Hal ini dapat dilihat dari perolehan persentase aktivitas guru pada siklus I sebesar 62,50% meningkat sebesar 17,50% menjadi 80,00% pada siklus II. Setelah dikonsultasikan pada tingkat aktivitas maka aktivitas guru termasuk dalam kriteria sangat baik. Artinya setiap tindakan perbaikan pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru mampu meningkatkan aktivitas pembelajaran guru dalam menerapkan metode yang digunakan yaitu metode demonstrasi. Aktivitas siswa setelah guru menerapkan metode demonstrasi dalam pembelajaran Matematika ternyata mampu meningkatkan kualitas aktivitas pembelajaran siswa di kelas. Hal ini dapat dilihat dari perolehan persentase aktivitas siswa pada siklus I sebesar 63,75% meningkat sebesar 18,75% menjadi 82,50% pada siklus II. Dari perolehan persentase ini maka rata-rata aktivitas siswa adalah 73,13%, dan termasuk dalam kriteria baik. Artinya siswa mampu menerima dan melaksanakan tindakan perbaikan pembelajaran yang diberikan oleh guru. Untuk hasil belajar siswa pada setiap siklusnya dijelaskan pada Gambar 1. Siklus I

Sunarti, Peningkatan Prestasi Belajar Matematika Materi Pengukuran... 177 Hasil belajar siswa kelas II SDN 2 Karanganom Kecamatan Durenan Trenggalek dalam pembelajaran matematika materi pengukuran berat dengan menggunakan metode demonstrasi siklus I seperti Tabel 1. 90.00 80.00 70.00 82.50 80.00 60.00 50.00 40.00 30.00 20.00 10.00 63.75 62.50 Aktivitas Siswa Aktivitas Guru 0.00 Siklus I Siklus II Gambar 1 Peningkatan Aktivitas Belajar di kelas II SDN 2 Karanganom Dengan menggunakan metode Demonstrasi Tabel 1 Tabel Hasil Belajar Siswa Pada Siklus I Ketuntasan Hasil No. Nama Siswa Nilai Tidak 1 Agus Miftahul H. 70 T 2 Ayu Diva D 80 T 3 Bambang Yanuar B. 60 TT 4 Ilman Rooffi A. 80 T 5 Maulina Pratiwi 60 TT 6 Ninda Yuliana S. 90 T 7 Nisa Al Karim 70 T 8 Priyandra Danur S. 80 T 9 Vemas Wahyu 60 TT 10 Zerlina Radila C. 80 T Jumlah Total 730 7 3 Rata rata 73.00 70.00 30.00 Data di atas menunjukkan nilai ratarata siswa sebesar 73,00. Dari 10 siswa yang tuntas dalam siklus I ini sebanyak 70,00%. Karena nilai ketuntasan belajar siswa kelas II SDN 2 Karanganom Kecamatan Durenan Trenggalek Tahun 2013/2014 Semester I masih berada di bawah KKM yang ditentukan oleh sekolah maka pada siklus I ini dikatakan masih belum tuntas dan harus diperbaiki pada siklus berikutnya. Siklus II Hasil belajar siswa kelas II SDN 2 Karanganom Kecamatan Durenan Trenggalek dalam pembelajaran matematika materi pengukuran berat menggunakan metode demonstrasi pada siklus I sebagai berikut. Tabel 2 Tabel Hasil Belajar Siswa Pada Siklus II No. Nama Siswa Ketuntasan Hasil Tidak Nilai 1 Agus Miftahul H. 90 T 2 Ayu Diva D 80 T 3 Bambang Yanuar B. 90 T 4 Ilman Rooffi A. 80 T 5 Maulina Pratiwi 100 T 177

178 JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 4, NO. 3, DESEMBER 2015 No. Nama Siswa Hasil Nilai 6 Ninda Yuliana S. 90 T 7 Nisa Al Karim 100 T 8 Priyandra Danur S. 80 T 9 Vemas Wahyu 90 T Ketuntasan Tidak No. Nama Siswa Ketuntasan Hasil Tidak Nilai 10 Zerlina Radila C. 80 T Jumlah Total 880 10 0 Rata rata 88.00 100.00 0.00 100.00 90.00 80.00 70.00 60.00 50.00 40.00 30.00 20.00 10.00 0.00 64.00 50.00 73.00 70.00 88.00 SEB. SIKLUS SIKLUS I SIKLUS II 100.00 NILAI RATA-RATA KETUNTASAN Gambar 2 Peningkatan Prestasi Belajar Siswa kelas II SDN 2 Karanganom Dengan menggunakan metode Demonstrasi Berdasarkan pada Tabel 2 dapat diketahui bahwa prestasi belajar siswa sudah mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan Siklus I. Pada siklus II ini siswa yang tuntas dalam belajar sudah bertambah 10 siswa atau 100% dengan nilai rata-rata 82,80. Untuk dapat lebih jelasnya disajikan perbandingan perolehan atau peningkatan nilai pada Gambar 2. Dari hasil data prestasi belajar siswa (hasil tes belajar) dengan menggunakan metode demonstrasi menunjukkan rata-rata siswa Kelas II SDN 2 Karanganom Kecamatan Durenan Kabupaten Trenggalek Tahun 2013/2014 Semester I saat sebelum siklus sebesar 64,00 dengan persentase ketuntasan belajar sebesar 50,00%, pada siklus I nilai rata-rata meningkat menjadi 73,00 dengan persentase ketuntasan belajar naik menjadi 70,00%, dan pada siklus II nilai rata-rata siswa 88,00 dengan persentase ketuntasan belajar mencapai 100%. Hal ini menandakan keberhasilan dalam meningkatkan prestasi belajar siswa Kelas II SDN 2 Karanganom Kecamatan Durenan Trenggalek tahun 2013/2014 Semester I, dengan hasil penelitian yang selalu meningkat setiap siklusnya dan pada Siklus II prestasi belajar siswa sudah berada di atas KKM. PENUTUP Kesimpulan Metode Demonstrasi dalam pembelajaran Matematika materi mengukur berat benda dapat meningkatkan prestasi belajar jika dilakukan tindakan dengan urut-urutan: (1) Melakukan demonstrasi dalam menyampaikan materi pokok (pembelajaran) mata pelajaran Matematika; (2) Mengerjakan latihan soal yang ada kaitannya dengan

Sunarti, Peningkatan Prestasi Belajar Matematika Materi Pengukuran... 179 materi pokok yang baru dipelajari. Keberhasilan tindakan dalam penelitian ini ditunjukkan oleh ketuntasan belajar. Kondisi ini dapat terwujud dengan langkah-langkah: (1) Menggunakan alat peraga yang berbeda dalam kegiatan ini agar menarik perhatian siswa; (2) Mengkaitkan pokok bahasan materi baru dengan pokok bahasan materi lama yang telah diberikan; (3) Memberikan soalsoal latihan sesuai dengan materi pokok yang baru diperoleh; (4) Setiap siswa dituntut untuk mengerjakan soal dipapan tulis. Saran Penerapan metode Demonstrasi dalam pembelajaran Matematika yang telah diuraikan di atas, hendaknya guru dalam melaksanakan tugas menyiapkan alat peraga yang dapat menarik perhatian siswa. Perpustakaan sekolah agar mengusahakan keberadaan buku-buku bacaan populer yang ada kaitannya dengan Matematika. Metode demonstrasi dapat diterapkan pada mata pelajaran yang lain. Hendaknya guru dalam memberikan materi pelajaran menggunakan metode yang bervariasi agar siswa menyukai pelajaran tersebut. DAFTAR RUJUKAN Depdikbud. 1996, Teknik Pembelajaran Bidang Studi Matematika, Jakarta: Depdikbud Depdiknas. 2001. Pedoman Teknis Pelaksanaan CAR (Classroom Action Research), Jakarta, Depdiknas M.Khafid/Suyati. 2004. Pelajaran Matematika. Dirjen Pendidikan dasar dan menengah. Penerbit Erlangga Jakarta P3M SUP. 1999. Jurnal Gentengkali, Surabaya: Depdikbud Kanwil Jatim P3M SIAT 2002, Pelangi Pendidikan, Jakarta: Depdiknas. Prayitno, Elida. 1989. Motivasi Dalam Belajar, Jakarta: P2LPIK, Debdikbud. Suryana, D, 2002, Belajar Aktif Matematika, Jakarta: Pusat Perbukuan, Depdiknas. Tri Manunggal Kurniajaya, 2005. Panduan Menghadapi Ulangan Harian. Solo. Winkel. 1987. Psikologi Pengajaran, Jakarta: Gramedia Winarno, Surahmad. 1975. Metodologi Pengajaran. Jakarta: Gramedia 179