Keragaman Jenis dan Struktur Morfometrik Kryptopterus spp. di DAS Batang Hari (Diversity and morphometric structure of Kryptopterus

dokumen-dokumen yang mirip
Keragaman jenis dan struktur morfometrik Kryptopterus spp. di Sungai Batang Hari

Posisi Geografis dan Administratif Lokasi Penelitian Kondisi Perairan Lokasi Pengambilan Sampel

Keragaman Morfometrik dan Gen Cytochrome b DNA Mitokondria Kryptopterus limpok di Sungai Batang Hari 1

Gambar 3. Karakter morfometrik dan meristik Kryptopterus spp. yang diukur

KERAGAMAN STRUKTUR MORFOLOGIS DAN GEN CYTOCHROME b DNA MITOKONDRIA Kryptopterus spp. DAN Ompok spp. (SILURIDAE) DI DAS BATANG HARI JAMBI ABDUL RAHMAN

STUDI MORFOLOGI BEBERAPA JENIS IKAN LALAWAK (Barbodes spp) DI SUNGAI CIKANDUNG DAN KOLAM BUDIDAYA KECAMATAN BUAHDUA KABUPATEN SUMEDANG

- Keterkaitan faktor fisika-kimia perairan terhadap karakter morfometrik tubuh. spp. dari bebcrapa lokasi penelitian di sungai Kampar dan sungai

SWAMP EELS (Synbranchus sp.) JENIS YANG BARU TERCATAT (NEW RECORD SPECIES) DI DANAU MATANO SULAWESI SELATAN *)

Kryptopterus spp. dan Ompok spp.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan September 2014.

Keanekaragaman ikan lais (kryptopterus spp) berdasarkan karakter morfologi di danau teluk kota jambi

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Cuvier (1829), Ikan tembakang atau lebih dikenal kissing gouramy,

Keanekaragaman sumber daya ikan di Kolong - Bendungan Simpur Kabupaten Bangka Provinsi Bangka Belitung

JENIS - JENIS IKAN SELAIS (Pisces: Siluridae) DI SUNGAI KUMU KABUPATEN ROKAN HULU PROVINSI RIAU

ANALISIS ISI LAMBUNG IKAN HIDUNG BUDAK Ceratoglanis scleronema (Bleeker 1862) DI DESA MENTULIK SUNGAI KAMPAR KIRI PROVINSI RIAU

Ichtyofauna in the Sok-sok Holbung, Aek Isa small river, Simarpinggan Village, Sipoholon District, North Tapanuli Regency, North Sumatera Province.

STUDI MORFOMETRIK DAN MERISTIK IKAN LEMEDUK (Barbodes schwanenfeldii) DI SUNGAI BELUMAI KABUPATEN DELI SERDANG ANITA RAHMAN

Kajian Aspek Reproduksi Ikan Lais Ompok hypophthalmus di Sungai Kampar, Kecamatan Langgam, Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau

I. PENDAHULUAN. pendugaan stok ikan. Meskipun demikian pembatas utama dari karakter morfologi

3 METODE PENELITIAN. Gambar 2. Peta Lokasi Penelitian

Taksonomi dan habitat ikan gurame sungai, Osphronemus septemfasciatus Roberts, 1992

KAJIAN BIOLOGI IKAN TEMBAKANG (Helostoma temminckii) DI RAWA BAWANG JUYEUW KABUPATEN TULANG BAWANG BARAT ABSTRAK

KARAKTERISTIK MORFOMETRIK DAN MERISTIK IKAN LAIS DANAU (Ompok hypophthalmus Bleeker, 1846) DI SUNGAI TAPUNG DAN SUNGAI SIAK

STUDI MORFOMETRI IKAN WADER GOA (Puntius microps Gunther, 1868) YANG UNIK DAN DILINDUNGI UNDANG-UNDANG

MORFOMETRIK DAN MERISTIK IKAN BUNTAL HIJAU (Tetraodon nigroviridis, Marion de Procé (1822)) DI MUARA PERAIRAN BENGKALIS PROVINSI RIAU

IDENTIFIKASI IKAN. Ani Rahmawati Jurusan Perikanan Fakultas Pertanian UNTIRTA. Mata Kuliah Iktiologi

Studi Morfometrik dan Meristik Ikan Lemeduk (Barbodes schwanenfeldii) di Sungai Belumai Kabupaten Deli Serdang

MORFOMETRIK DAN MERISTIK IKAN BUNTAL PISANG (Tetraodon lunaris) DI PERAIRAN LAUT DAN PAYAU KABUPATEN BENGKALIS. Mahasiswa Program Studi S1 Biologi

ANALISIS DEBIT DI DAERAH ALIRAN SUNGAI BATANGHARI PROPINSI JAMBI

TINJAUAN PUSTAKA. : Actinopterygii. : Cypriniformes. Spesies : Barbichthys laevis (Froese and Pauly, 2012)

KEPADATAN POPULASI IKAN JURUNG (Tor sp.) DI SUNGAI BAHOROK KABUPATEN LANGKAT

LIRENTA MASARI BR HALOHO C SKRIPSI

IKAN DUI DUI (Dermogenys megarrhamphus) IKAN ENDEMIK DI DANAU TOWUTI SULAWESI SELATAN

IKAN HARUAN DI PERAIRAN RAWA KALIMANTAN SELATAN. Untung Bijaksana C / AIR

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

2. TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1. Ikan Belida (Chitala lopis) (Dokumentasi BRPPU Palembang, 2009)

Keragaman ikan di Danau Cala, Kabupaten Musi Banyuasin Sumatera Selatan

ANALISIS ISI LAMBUNG IKAN SENGARAT (Belodontichthys dinema, Bleeker 1851) DI SUNGAI TAPUNG PROVINSI RIAU. Devika Aprilyn 1, Roza Elvyra 2, Yusfiati 2

PENGAMATAN FEKUNDITAS IKAN MOTAN (Thynnichthys polylepis) HASIL TANGKAPAN NELAYAN DARI WADUK KOTO PANJANG, PROVINSI RIAU

INVENTARISASI JENIS-JENIS IKAN BUNTAL (FAMILI TETRAODONTIDAE) DI MUARA PERAIRAN BENGKALIS, KABUPATEN BENGKALIS, PROVINSI RIAU

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19/KEPMEN-KP/2015 TENTANG PELEPASAN IKAN GURAMI BATANGHARI

2014, No Republik Indonesia Nomor 4433), sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009 (Lembaran Negara Republik Indonesia T

DESKRIPSI IKAN FAMILI MUGILIDAE DI LIMA MUARA SUNGAI DI SULAWESI UTARA

II. TINJAUAN PUSTAKA. : Octinopterygii. : Cypriniformes. Spesies : Osteochilus vittatus ( Valenciennes, 1842)

BAB I PENDAHULUAN. Eleotridae merupakan suatu Famili ikan yang di Indonesia umum dikenal

I. PENDAHULUAN. polifiletik (Pethiyagoda, Meegaskumbura dan Maduwage, 2012). Spesies Puntius

ANALISIS ISI LAMBUNG IKAN TAPAH (Wallago leeri) DI PERAIRAN SUNGAI SIAK DAN SUNGAI KANDIS DESA KARYA INDAH KECAMATAN TAPUNG

MORFOMETRIK IKAN TAPAH (Wallago leeri Bleeker, 1851) DARI SUNGAI SIAK DAN SUNGAI KANDIS PROVINSI RIAU

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama 9 bulan dimulai dari bulan Agustus 2011

METODE. Waktu dan Tempat Penelitian

KEANEKARAGAMAN JENIS IKAN DI HULU SUNGAI CIKANIKI TAMAN NASIONAL GUNUNG HALIMUN, JAWA BARAT

PENILAIAN KUALITAS LINGKUNGAN PADA KEGIATAN WISATA ALAM DI KAWASAN EKOWISATA TANGKAHAN

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat

n. TINJAUAN PUSTAKA 2,1. Sistimatika dan Ciri Morfologi Ikan Lais Cryptopterus spp.

SEBARAN POHON PAKAN ORANGUTAN SUMATERA (Pongo abelii. Lesson,1827.) MENGGUNAKAN APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS SKRIPSI

INVENTARISASI JENIS-JENIS IKAN CYPRINIFORMES DI SUNGAI ROKAN KABUPATEN ROKAN HULU PROVINSI RIAU

JUPE, Volume 1 ISSN Desember 2016 IDENTIFIKASI JENIS IKAN HASIL TANGKAPAN NELAYAN DI PANTAI JERANJANG

Spesies yang diperoleh pada saat penelitian

KAJIAN KERAGAMAN GENETIK DAN BIOLOGI REPRODUKSI IKAN LAIS DI SUNGAI KAMPAR RIAU ROZA ELVYRA

STUDI KEANEKARAGAMAN JENIS KANTONG SEMAR

INVENTARISASI SPESIES IKAN DI SUNGAI KOMERING KECAMATAN MADANG SUKU II KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR, SUMATERA SELATAN

Seleksi dan Potensi Budidaya Jenis-jenis Ikan Wader dari Genus Rasbora

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI JULI 2017

Meliawati, Roza Elvyra, Yusfiati

Hubungan Panjang Berat,...Mirna Dwirastina dan Makri,...Sainmatika,...Volume 10,...No.2,...Desember 2013,

BAB I PENDAHULUAN. Sungai Tabir merupakan sungai yang berada di Kecamatan Tabir Kabupaten

Analisis Morfologi Ikan Puntius binotatus Valenciennes 1842 (Pisces: Cyprinidae) dari beberapa Lokasi di Sumatera Barat

STUDI KERAGAMAN FENOTIPE DAN PENDUGAAN JARAK GENETIK KERBAU SUNGAI, RAWA DAN SILANGANNYA DI SUMATERA UTARA SKRIPSI ANDRI JUWITA SITORUS

Keanekaragaman Genetika Ikan Lais Cryptopterus spp. dari Propinsi Riau Berdasarkan Sitokrom-b DNA Mitokondria

I. PENDAHULUAN. sumber daya perairan, baik tumbuh-tumbuhan maupun hewan. Perikanan adalah

ANALISIS UKURAN-UKURAN TUBUH DOMBA LOKAL DI KOTA PADANG PADA JENIS KELAMIN BERBEDA

Pendekatan Fenetik Taksonomi dalam Identifikasi Kekerabatan dan Pengelompokkan Ikan Genus Tor di Indonesia

Klasifikasi Udang Air Tawar Peranan Udang Air Tawar dalam Ekosistem

bio.unsoed.ac.id TELAAH PUSTAKA A. Morfologi dan Klasifikasi Ikan Brek

4. METODA PENELITIAN. 4.1 Waktu dan Tempat. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Juni - Oktober 2008 yang dilaksanakan di su

ASPEK BIOLOGI MAKANAN DAN MORFOMETRIK SALURAN PENCERNAAN IKAN BUNTAL HIJAU (Tetraodon nigroviridis) DI MUARA PERAIRAN BENGKALIS

A. LAPORAN HASIL PENELITIAN

Abstrak. notopterus, Sungai Sail, morfometrik, meristik, pola. Abstract

PEMANFAATAN TUMBUHAN OLEH MASYARAKAT DI SEKITAR HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT SUKABUMI MUHAMMAD IRKHAM NAZMURAKHMAN

Keanekaragaman Parasitoid dan Parasitisasinya pada Pertanaman Padi di Kawasan Taman Nasional Gunung Halimun

Water Quality Black Water River Pekanbaru in terms of Physics-Chemistry and Phytoplankton Communities.

oaj STUDI PERTUMBUHAN DAN BEBERAPA ASPEK REPRODUKSI

ABSTRACT PENDAHULUAN METODE PENELITIAN STRUKTUR DAN KOMPOSISI POHON PADA BERBAGAI TINGKAT GANGGUAN HUTAN 01 GUNUNG SALAK, JAWA BARAT

METODE A. Waktu dan Tempat Penelitian

HEWAN BENTOS SEBAGAI INDIKATOR EKOLOGI DI SUNGAI CIKAPUNDUNG, BANDUNG

Keywords: Kampar rivers, Ompok sp, relative growth, Siak rivers

III. HASIL DAN PEMBAHASAN M

JENIS-JENIS POHON DI SEKITAR MATA AIR DATARAN TINGGI DAN RENDAH (Studi Kasus Kabupaten Malang)

III. METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan (archipelagic state) terluas di dunia,

MERISTIK, MORFOMETRIK DAN POLA PERTUMBUHAN IKAN SEPAT MUTIARA (Trichogaster leeri) DI RAWA BANJIRAN SUNGAI TAPUNG RIAU

MORFOMETRIK IKAN SELAIS PANJANG LAMPUNG (Kryptopterus apogon) DI SUNGAI KAMPAR KIRI DAN SUNGAI TAPUNG, PROVINSI RIAU

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28/KEPMEN-KP/2013 TENTANG

JENIS-JENIS IKAN (PISCES) DI DANAU SIPOGAS KABUPATEN ROKAN HULU PROVINSI RIAU

Tingkat Kematangan Gonad Ikan Lais (Ompok hypopthalmus) yang Tertangkap di Rawa Banjiran Sungai Rungan Kalimantan Tengah


OPTIMASI UPAYA PENANGKAPAN UDANG DI PERAIRAN DELTA MAHAKAM DAN SEKITARNYA JULIANI

I. PENDAHULUAN. tengah dan selatan wilayah Tulang Bawang Provinsi Lampung (BPS Kabupaten

Transkripsi:

Keragaman Jenis dan Struktur Morfometrik Kryptopterus spp. di DAS Batang Hari (Diversity and morphometric structure of Kryptopterus spp. on Batang Hari Drainage) Abdul Rahman Singkam 12, Dedy Duryadi Solihin 3, Ridwan Affandi 4 1. Mayor Biosains Hewan, Sekolah Pascasarjana, IPB, thalas_sinus@yahoo.co.id 2. Pendidikan Biologi, FKIP, Universitas Bengkulu 3. Departemen Biologi, FMIPA, IPB 4. Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan, IPB The systematic of Kryptopterus Genus has been developed quite significant. Mostly, the descriptions of new species on this genus were based on morphometric indexes. Until recently, the usage of morphometric indexes were to differentiate the sister species only, not to describe a new species of Kryptopterus. This can cause a problem when the indexes were compared to the structure of the new Kryptopterus genus. The latest research on Kryptopterus diversity in Batang Hari river was done on 2003. Environmental Changes for the last 7 years has a high possibility to change the variety composition. The aims of this research were to update the Kryptopterus data and to test the availability of specific way to identify a new Kryptopterus genus. Morphometric data was measured for 12 characters plus one character from calculation. Based on the 13 characters, the 13 morphometric indexes were calculated. The result shows that the variety of Kryptopterus, which still be found along Batanghari River, were K. limpok, K. micronema, K. Kryptopterus, K. bichirris and K. apogon. The variety of Kryptopterus can be differentiated by the morphometric index. K. limpok was identified by a higher body than other Kryptopterus and K. bichirris was identified by a thicker tail. ABSTRAK Sistematika pada genus Kryptopterus berkembang sangat cepat. Dalam waktu 9 tahun (2001-2010), paling kurang 7 jenis baru anggota genus ini telah dideskripsikan. Sebagian besar deskripsi jenis baru didasarkan pada indeks morfometrik. Hingga saat ini penggunaan indeks morfometrik hanya terbatas untuk pembeda sister spesies, bukan untuk deskripsi anggota Kryptopterus. Penggunaan indeks morfometrik yang hanya terbatas pada sister spesies akan bias ketika indeks yang diperoleh dibandingkan dengan

struktur morfometrik anggota Kryptopterus lain secara umum (yang bukan sister spesiesnya). Penelitian terakhir tentang keragaman Kryptopterus di Sungai Batang Hari dilakukan tahun 2003. Perubahan kondisi lingkungan dalam rentang waktu 7 tahun (2003-2010) mungkin telah mengubah komposisi jenis-jenis Kryptopterus di DAS Batang Hari. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan data terbaru anggota dari jenisjenis Kryptopterus yang masih ditemukan di Sungai Batang Hari dan untuk menguji ada atau tidaknya indeks khusus penciri spesies dalam genus Kryptopterus. Data morfometrik diukur untuk 12 karakter dan ditambahkan satu karakter hasil penghitungan. Berdasarkan 13 karakter tersebut dihitung 13 indeks morfomerik. Hasil penelitian menemukan jenis Kryptopterus yang masih ditemukan di DAS Batang Hari adalah K. limpok, K. micronema, K. kryptopterus, K. bichirris dan K. apogon. Jenisjenis Kryptopterus dapat dipisahkan berdasarkan indeks morfometrik. K. limpok dicirikan dengan tubuh yang lebih tinggi dibanding anggota Kryptopterus lainnya. K. bichirris dicirikan dengan ekor yang lebih tebal (tinggi). Key words: Batang Hari Drainage, Diversity, Kryptopterus spp, Morphometric structure PENDAHULUAN Latar Belakang Kryptopterus spp. dibedakan dari genus lain dalam famili Siluridae oleh adanya sirip punggung yang tereduksi dengan jari-jari sirip kurang dari empat dan posisi lubang hidung bagian depan yang terletak diatas sudut mata (Kottelat et al. 1993). Sistematika pada genus Kryptopterus berkembang sangat cepat. Dalam waktu 9 tahun (2001-2010), tidak kurang dari 7 jenis baru anggota genus ini telah dideskripsikan (Ng 2001;2002; 2003a; 2003b; 2004, Ng et al. 2004). Berbeda dengan deskripsi Kryptopterus sebelumnya (Weber & de Beaufort 1965; Kottelat et al. 1993), sebagian besar deskripsi jenis baru didasarkan pada indeks morfometrik. Indeks morfometrik diutamakan karena spesies-spesies baru sangat mirip secara meristik dengan sister spesiesnya. Hingga saat ini penggunaan indeks morfometrik hanya terbatas untuk pembeda sister spesies, bukan untuk deskripsi anggota Kryptopterus secara total. Penggunaan indeks morfometrik yang hanya terbatas pada sister spesies akan bias ketika indeks yang

diperoleh dibandingkan dengan struktur morfometrik anggota Kryptopterus lain secara umum (yang bukan sister spesiesnya). Penggunaan indeks morfometrik untuk deskripsi seluruh anggota Kryptopterus tidak mudah dilakukan karena sulitnya mengumpulkan jenis-jenis Kryptopterus yang telah dideskripsi dalam ukuran populasi yang cukup untuk diukur secara morfometrik. Penelitian ini bertujuan untuk memperbarui data keragaman Kryptopterus spp. di Sungai Batang Hari dan menguji ada atau tidaknya indeks khusus penciri spesies dalam genus Kryptopterus. Sungai Batang Hari dipilih sebagai lokasi penelitian karena sungai ini memiliki keragaman Kryptopterus yang tinggi. Penelitian terkahir (Tan & Kottelat 2009) menunjukkan terdapat 7 jenis Kryptopterus di DAS Batang Hari. Akan tetapi, walaupun publikasi 2009, pengambilan sampel Tan & Kottelat (2009) terakhir dilakukan tahun 2003. Perubahan kondisi lingkungan dalam rentang waktu 7 tahun (2003-2010) mungkin telah mengubah komposisi jenis-jenis Kryptopterus di DAS Batang Hari. Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk: (i) Memdapatkan data terbaru anggota dari jenis-jenis Kryptopterus yang masih ditemukan di Sungai Batang Hari; (ii) Mendapatkan indeks morfometrik penciri spesies sebagai pembanding sistematika Kryptopterus spp. berdasarkan ciri meristik yang dikemukakan Weber dan de Beaufort (1965), dan Kottelat et al. (1993). METODE PENELITIAN Waktu dan tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2009 hingga Juni 2010. Pengambilan sampel dilakukan di sungai Batang Hari, Jambi. Analisis data dilakukan di laboratorium Biologi Molekuler, Pusat Penelitian Sumberdaya Hayati dan Bioteknologi (PPSHB), Institut Pertanian Bogor. Pengambilan Sampel Kryptopterus spp. dikoleksi dari empat lokasi (titik) pengambilan sampel (Gambar 1). Penentuan lokasi pengambilan sampel didasarkan pada ketinggian tempat dan pola aliran sungai Batang Hari. Desa Mandiangin Tebet (1) dan Desa Sungai Bengkal (2) merupakan perwakilan daerah hulu, Desa Pelayangan (3) sebagai perwakilan lokasi antara dan Desa Simpang (4) sebagai perwakilan daerah hilir. Desa Mandiangin Tebet

dengan ketinggian 29 m dpl dilewati Sungai Batang Tembesi yang merupakan anak sungai terbesar DAS Batang Hari. Sungai Batang Tembesi berasal dari kawasan konservasi Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS). Desa Sungai Bengkal dengan ketinggian 30 m dpl dilewati aliran utama Sungai Batang Hari yang berasal dari daerah perbatasan Jambi dengan Sumatera Barat. Kedua desa ini dipilih sebagai perwakilan daerah hulu karena dari kedua daerah inilah mulai ditemukan kehadiran Kryptopterus spp. Desa Pelayangan (3) dipilih sebagai lokasi antara karena daerah ini memiliki ketinggian 15 m dpl dan merupakan titik pertemuan antara Sungai Batang Tembesi dengan aliran utama Sungai Batang Hari. Desa Simpang dengan ketinggian 7 m dpl dipilih sebagai perwakilan daerah hilir karena daerah ini merupakan lokasi paling muara ditemukan kehadiran Kryptopterus spp. Pengambilan sampel dilakukan sebanyak tiga periode yang dianggap menggambarkan kondisi tahunan populasi Kryptopterus spp. di DAS Batang Hari. Pengambilan sampel Agustus 2009 merupakan kondisi surut terendah (puncak musim kemarau), Desember 2009 merupakan awal musim penghujan, saat air Sungai Batang Hari mulai naik dan April 2010 merupakan kondisi akhir musim penghujan (saat air Sungai Batang Hari mulai surut). Penangkapan ikan pada puncak musim penghujan (Februari 2010) tidak dilakukan karena periode ini merupakan periode banjir maksimum. Permukaan air sungai yang terlalu tinggi dan sering berubah-ubah saat banjir maksimum sangat beresiko bagi aktivitas penangkapan ikan. Identifikasi Kryptopterus yang ditemukan mengacu pada Kottelat et al (1993; Tan & Ng 2000). Jumlah sampel yang digunakan untuk analisis dibatasi maksimal 10 individu untuk setiap jenis yang ditemukan di setiap lokasi. Pengambilan data keragaman struktur morfologis Data struktur morfologis yang diukur mengikuti metode Soewardi et al (1995) yang telah dimodifikasi. Modifikasi yang dilakukan adalah mengganti karakter panjang total dan tinggi maksimum dengan karakter panjang sirip dada dan diameter mata (Gambar 2). Selain itu, dilakukan penghitungan nilai tinggi bukaan mulut yang diperoleh berdasarkan perkalian nilai panjang rahang atas dengan 2 (Affandi et al. 2009). Pengambilan data struktur morfologis untuk ukuran data dibawah 15 cm dilakukan dengan jangka sorong, sedangkan untuk ukuran data diatas 15 cm dilakukan

dengan kertas milimeter. Berdasarkan data morfometrik, dilakukan penghitungan nisbah struktur morfometrik (Soewardi et al. 1995) yang telah dimodifikasi. Modifikasi yang dilakukan adalah menghilangkan indeks yang berhubungan dengan karakter panjang total dan tinggi maksimum. Indeks panjang bagian tubuh di muka sirip punggung/panjang total diganti dengan indeks panjang bagian tubuh di muka sirip punggung/panjang baku. Dilakukan penambahan tiga indeks baru yaitu panjang sirip dada/panjang kepala, panjang diameter mata/panjang kepala dan tinggi bukaan mulut/tinggi kepala (Tabel 1). Analisis Data Analisis data dilakukan dengan program R (Everitt & Hothorn 2006). Ringkasan data ditampilkan dalam nilai minimal, maksimal, rata-rata (mean) dan standar deviasi serta sebaran boxplot. Analisis pengelompokan dilakukan dengan metode principal component analysis (PCA). HASIL Keragaman Jenis dan Kelimpahan Kryptopterus spp. di DAS Batang Hari Kryptopterus yang ditemukan dalam penelitian ini ada lima jenis yaitu K.limpok, K. micronema, K. kryptopterus, K. bichirris dan K. apogon (Tabel 2). K. limpok merupakan jenis yang paling umum dan paling mudah ditemukan. Jenis ini dapat ditemukan sepanjang tahun dengan kehadiran tertinggi saat air Batang Hari mulai surut. Kryptopterus apogon merupakan jenis yang paling sedikit ditemukan. Diantara semua jenis Kryptopterus spp. yang ditemukan, hanya jenis K. limpok dan K. micronema yang didapatkan sesuai target yaitu 10 individu dalam setiap lokasi pengamatan. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa stasiun yang memiliki jumlah sampel Kryptopterus spp. terbanyak adalah stasiun Pelayangan. Jumlah jenis yang ditemukan di Pelayangan sama dengan yang ditemukan di Mandiangin, akan tetapi jumlah individu K. kryptopterus dan K. bichirris di Mandingin tidak mencapai target jumlah individu yang direncanakan. Hal ini menunjukkan Pelayangan sebagai lokasi antara lebih kondusif sebagai habitat Kryptopterus spp. Berdasarkan hal ini, maka pengujian indeks morfometrik penciri spesies hanya dapat dilakukan pada sampel yang

berasal dari Pelayangan. Selain itu, tidak tercapainya target 10 individu/jenis/lokasi membuat analisis struktur morfometrik yang direncanakan diwakili 40 individu untuk setiap jenis tidak dapat dilaksanakan. Berdasarkan periode pengambilan sampel ditemukan bahwa secara umum Kryptopterus spp. dominan ditemukan saat musim puncak tangkapan ikan (April-Mei). Musim puncak tangkapan ikan terjadi di akhir musim penghujan atau saat air sungai Batang Hari mulai surut. Pada tahun 2010, musim puncak tangkapan ikan berlangsung pada akhir April hingga awal Mei. Menurut informasi nelayan di DAS Batang Hari, musim puncak tangkapan ikan pada tahun 2009 berlangsung satu bulan lebih cepat, yaitu pada pertengahan Maret. Musim puncak tangkapan ikan di daerah hulu (Mandiangin dan S. Bengkal) berlangsung lebih awal (lebih cepat) sekitar dua minggu dibandingkan dengan daerah hilir (Simpang). Berbeda dengan sebagian besar jenis Kryptopterus, K. kryptopterus lebih dominan ditemukan saat musim kemarau (Juli- Agustus). Keragaman Struktur Morfometrik Struktur morfometrik pada jenis-jenis Kryptopterus memiliki perbedaan yang nyata. 13 indeks yang dianalisis menunjukkan jangkauan data jauh lebih besar dibandingkan dengan nilai kisaran standar deviasinya (Tabel 3). Ada satu data pencilan pada indeks N8, N9 dan N12 (Gambar 3). Akan tetapi walaupun data pencilan ini dikeluarkan, jangkauan data belum mampu ditutupi nilai standar deviasinya. Keragaman data terbesar secara berturut-turut ditemukan pada indeks N12 (panjang sirip dada/panjang kepala), N13 (tinggi bukaan mulut/tinggi kepala) dan N9 (tinggi kepala/tinggi badan). Keragaman data terkecil secara berturut-turut ditemukan pada indeks N4 (tinggi ekor/panjang baku), N1 (panjang kepala/panjang baku), dan N2 (panjang di muka sirip punggung/panjang baku). Hal ini berarti bahwa karakter panjang sirip dada, tinggi bukaan mulut, tinggi kepala dan tinggi badan paling berbeda nyata diantara kelompok Kryptopterus. Analisis biplot PCA menunjukkan bahwa jenis-jenis dalam genus Kryptopterus dapat dikelompokkan berdasarkan struktur morfometrik. Biplot PCA menunjukkan 97.56% individu Kryptopterus mengelompok berdasarkan spesies (Gambar 4). Hanya ada satu individu K. limpok (a) yang masuk dalam kelompok K. bichirris (d). Individu

K. apogon (e) walaupun hanya ada satu individu, akan tetapi terpisah dengan kelompok Kryptopterus lainnya. Analisis biplot PCA hanya mampu menunjukkan karakter spesifik penciri jenis pada K. limpok dan K. bichirris. K. limpok dicirikan dengan N3 (tinggi badan/panjang baku) yang lebih besar dibandingkan dengan spesies lainnya. Hal ini berarti bahwa K. limpok memiliki badan yang lebih tinggi dibandingkan dengan anggota Kryptopterus lainnya. K. bichirris dicirikan N4 (tinggi ekor/panjang baku) dengan N12 (panjang sirip dada/panjang kepala) yang lebih besar dibandingkan dengan spesies lainnya. Hal ini berati bahwa K. bichirris memiliki batang ekor yang lebih tebal (tinggi) dan sirip dada yang lebih panjang dibandingkan dengan anggota Kryptopterus lainnya. Tidak ada karakter spesifik penciri K. micronema, K. kryptopterus dan K. apogon. PEMBAHASAN Tiga jenis Kryptopterus yang ditemukan dalam penelitian ini sama dengan yang ditemukan Tan dan Kottelat (2009). Ketiga jenis tersebut adalah K. limpok, K. kryptopterus dan K. bichirris. Empat jenis lain yang ditemukan Tan dan Kottelat (2009), K. eugeneiatus, K. macrocephalus, K. palembangensis dan K. schilbeides tidak ditemukan pada penelitian ini. Penelitian ini justru menemukan dua jenis lain yaitu K. micronema dan K. apogon yang tidak ditemukan Tan dan Kottelat (2009). Keberadaan K. micronema di DAS Batang Hari telah dilaporkan Weber dan de Beaufort (1965), sedangkan Keberadaan K. apogon di DAS Batang Hari juga telah dilaporkan Tan dan Ng (2000). Perbedan jenis Kryptopterus spp. yang didapatkan antara penelitian ini dengan Tan dan Kottelat (2009), kemungkinan disebabkan luas area dan periode pengambilan sampel. Sebagian besar sampel yang digunakan Tan dan Kottelat (2009), dan Tan dan Ng (2000) merupakan koleksi Museum Raffles, Singapura (ZRC). Publikasi Tan dan Ng (2000) merupakan hasil ekspedisi Sumatera tahun 1994-1997, ditambah dengan koleksi beberapa museum zoologi, seperti USNM (national museum of natural history, Washington) dan ZMA (instituut voor systematik and populatiebiologie, Amsterdam). Publikasi Tan dan Kottelat (2009) merupakan hasil ekspedisi Sumatera tahun 1998-2003. Ekspedisi Tan dan Kottelat (2009) dan Tan dan Ng (2000) kemungkinan

mencakup area yang lebih luas dan waktu yang lebih lama dibanding pengambilan sampel penelitian ini. Lokasi pengambilan sampel Tan dan Kottelat (2009) lebih banyak dilakukan pada rawa-rawa dataran rendah yang terdapat di DAS Batang Hari. Selain itu, waktu pengambilan sampel Tan dan Kottelat (2009) dilakukan tujuh tahun lalu (1998-2003). Rentang waktu tujuh tahun (2003-2010), memungkinkan telah terjadi perbedaan pada komposisi jenis Kryptopterus spp. di DAS Batang Hari. Tidak adanya karakter spesifik penciri pada K. apogon, kemungkinan disebabkan karena kurangnya jumlah sampel yang dianalisis. Menurut Kottelat et al. (1993), K. apogon memiliki ukuran kepala yang lebih panjang dibandingkan dengan semua anggota Kryptopterus. Penelitian ini hanya menemukan satu individu K. apogon dari target 10 individu yang direncanakan. K. apogon dan K. bichirris merupakan jumlah sampel yang paling sedikit ditemukan. K. apogon memiliki struktur tubuh yang sangat mirip dengan K. micronema. Kryptopterus apogon dan K. micronema hanya dibedakan dari ukuran panjang kepala. K. apogon memiliki kepala yang lebih panjang dibandingkan dengan K. micronema. Kryptopterus bichirris disebut juga dengan lais kaca karena memiliki tubuh yang transparan saat masih hidup (Kottelat et al. 1993). Selain untuk konsumsi, K. bichirris juga banyak diminati sebagai ikan hias. Kryptopterus apogon dan K. bichirris merupakan spesies yang perlu mendapat perhatian khusus dari segi konservasi. Penelitian ini menemukan bahwa selain berdasarkan ciri meristik yang dikemukakan Kottelat et al. (1993), jenis-jenis Kryptopterus dapat dibedakan berdasarkan ciri morfometrik. Indeks N3 (tinggi badan/panjang baku) yang ditemukan pada K. limpok dan indeks N4 (tinggi ekor/panjang baku) yang ditemukan pada K. bichirris merupakan indeks diagnostik baru. Kedua indeks ini dapat diajukan sebagai indeks diagnostik K. limpok dan K. bichirris. Indeks N12 (panjang sirip dada/panjang kepala) yang ditemukan pada K. bichirris sebelumnya juga telah dinyatakan oleh Kottelat et al. (1993). Beberapa indeks yang digunakan oleh Ng (2001;2002; 2003a; 2003b; 2004, Ng et al. 2004) untuk pembeda sister spesies seperti indeks diameter mata/panjang kepala, panjang kepala/panjang baku dan tinggi badan/panjang baku tidak ditemukan dalam penelitian ini. Penggunaan indeks morfometrik yang ditemukan dalam penelitian ini hanya efektif digunakan untuk membandingkan K. limpok, K. micronema dan K. bichirris.

Penambahan spesies dan indeks lain mungkin akan merubah karakter penciri jenis yang telah ditemukan. Diperlukan penambahan spesies lain dari lokasi yang sama (Pelayangan) untuk menguji indeks morfometrik penciri spesies yang lebih lengkap pada kelompok Kryptopterus. Selain penambahan spesies, penambahan jumlah sampel hingga minimal 30 individu/jenis dari Pelayangan juga dibutukan untuk mengukuhkan indeks morfometrik yang telah ditemukan. Penambahan spesies dari lokasi lain kemungkinan akan bias, karena struktur morfometrik dapat terpengaruh oleh kondisi lingkungan. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Jenis Kryptopterus yang masih ditemukan di DAS Batang Hari adalah K. limpok, K. micronema, K. kryptopterus, K. bichirris dan K. apogon. Jenis-jenis Kryptopterus dapat dipisahkan berdasarkan indeks morfometrik. K. limpok dicirikan dengan tubuh yang lebih tinggi dibanding anggota Kryptopterus lainnya. K. bichirris dicirikan dengan ekor yang lebih tebal (tinggi) dibanding anggota Kryptopterus lainnya. Saran Diperlukan penambahan jumlah sampel hingga minimal 30 individu/jenis dari lokasi Pelayangan untuk mengukuhkan indeks morfometrik yang telah ditemukan. Selain itu, diperlukan penambahan jenis Kryptopterus lain (selain K. limpok, K. micronema, K. kryptopterus dan K. bichirris) dari Pelayangan untuk mendapatkan indeks morfometrik penciri spesies yang lebih lengkap pada genus Kryptopterus. DAFTAR PUSTAKA Affandi R, Sjafei DS, Rahardjo MF, Sulistiono. 2009. Fisiologi ikan, pencernaan dan penyerapan makanan. IPB Press, Bogor, 240 p. Everitt BS, Hothorn T. 2006. A Handbook of Statistical Analyses Using R. CRC Press, Boca Raton,.

Kottelat M, Whitten AJ, Kartikasari SN, Wirjoatmodjo. 1993. Freshwater Fishes of Western Indinesia and Sulawesi. Periplus Edition Ltd, Jakarta, 293 p. Ng HH. 2001. Kryptopterus dissitus, a new silurid catfish from Indochina (Teleostei, Siluridae). Folia Zoologica 50:197-200. Ng HH. 2002. Descriptions of two new species of Kryptopterus from Thailand and Borneo in the K. limpok species group (Teleostei, Siluridae). Ichthyol. Explor. Freshwaters 13:69 74. Ng HH. 2003a. Kryptopterus geminus, a new species of silurid catfish (Teleostei: Siluridae) from mainlad Southeast Asia. Zootaxa 305:1-11. Ng HH. 2003b. Kryptopterus paraschilbeides, a new species of silurid catfish (Teleostei: Siluridae) from mainland Southeast Asia. The Natural History Journal of Chulalongkorn University 3: 1-8. Ng HH. 2004. Kryptopterus platypogon, a new silurid catfish (Teleostei: Siluridae) from Borneo. Zootaxa 398:1-8. Ng HH. Wirjoatmodjo S, Hadiaty, RK. 2004. Kryptopterus piperatus, a new species of silurid catfish (Teleostei: Siluridae) from northern Sumatra. Ichthyol. Explor. Freshwaters 15: 91-95. Soewardi K, Rachmawati R, Bengen DG, Affandi R. 1995. Penelusuran varietas ikan Gurame, Osphronemus goramy, Lacepede, dengan menggunakan analisis komponen utama. Jurnal Ilmu-ilmu Perairan dan Perikanan Indonesia 3:1-15. Tan HH, Kottelat M. 2009. The fishes of Batang Hari drainage, Sumatera, with description of six new species. Ichthyol. Explor. Freshwaters 20:13-69. Tan HH, Ng HH. 2000. Catfishes of central Sumatra. J. Nat. History 34:267-303.

Weber M, De Beaufort LF. 1965. The Fishes of the Indo-Australian Archipelago. Leiden: E. J. Brill.

Daftar tabel Tabel 1 Data nisbah morfometrik yang dihitung. Kode Nisbah Keterangan N1 KEP/BAK Panjang kepala/panjang baku N2 MUK/BAK Panjang bagian muka sirip punggung/panjang baku N3 TIG/BAK Tinggi badan/panjang baku N4 BEK/TOT Tinggi ekor/panjang baku N5 DAH/KEP Panjang dahi/panjang kepala N6 RAH/KEP Panjang rahang atas/panjang kepala N7 HID/KEP Panjang hidung/panjang kepala N8 MON/LEH Tinggi moncong /tinggi kepala N9 LEH/TIG Tinggi kepala/tinggi badan N10 BEK/TIG Tinggi ekor/tinggi badan N11 DIM/KEP Diameter mata/panjang kepala N12 TIG/TOT Panjang sirip dada/panjang kepala N13 TBM/LEH Tinggi bukaan mulut/tinggi kepala Tabel 2 Jenis dan jumlah Kryptopterus spp. yang ditemukan setiap periode pengambilan sampel Nama jenis Periode pengambilan sampel Jumlah Agustus 2009 Desember 2009 April 2010 A B C D A B C D A B C D K. limpok 3 * - - - - - - * * * * 40 K. micronema - - - - - 3-2 * * * * 40 K. kryptopterus 2 - * - - 7 * 2 1 - - 2 24 K. apogon - - - - - - - 1 - - 1 1 3 K. bichirris - - - - - - - - 4 - * - 14 Jumlah 121 *=Ditemukan dan dikoleksi dengan jumlah sampel dibatasi maksimal 10 individu/jenis/lokasi, angka dibawah 8 =hanya ditemukan sebanyak angka tersebut, -= tidak ditemukan, A= Mandiangin, B= S. Bengkal, C= Pelayangan, D= Simpang.

Tabel 3 Sebaran data pada masing-masing indeks Nilai Indeks N1 N2 N3 N4 N5 N6 N7 N8 N9 N10 N11 N12 N13 Minimal 0.14 0.20 0.15 0.02 0.51 0.20 0.25 0.18 0.42 0.10 0.15 0.57 0.40 Mean 0.17 0.25 0.21 0.05 0.61 0.27 0.31 0.32 0.55 0.22 0.27 1.07 0.57 SD 0.02 0.03 0.04 0.01 0.05 0.04 0.03 0.13 0.10 0.52 0.06 0.20 0.57 Maksimal 0.21 0.28 0.30 0.07 0.74 0.36 0.39 0.99 0.87 0.29 0.36 1.35 0.79 Daftar Gambar Gambar 1 Peta lokasi pengambilan sampel, 1: Mandiangin Tebet, 2: Sungai 3: Pelayangan, 4: Simpang. Sumber (www.pu.go.id). Bengkal,

Gambar 2 Struktur morfologis Kryptopterus yang diukur, 1: panjang baku, 2: panjang kepala, 3: panjang di muka sirip punggung, 4: panjang dahi, 5: panjang rahang atas, 6: panjang hidung, 7: tinggi moncong, 8: tinggi pangkal kepala/leher, 9: tinggi badan, 10: tinggi ekor, 11: diameter mata, 12: panjang sirip dada. Gambar 3 Boxplot struktur morfometrik pada jenis-jenis Kryptopterus

Comp.2-1.0-0.5 0.0 0.5 1.0 b b b b b b b N8 e N1N2 N13 N5 N6 N7 a N9 c c c c c c c cc c N11 N10 a N12 d d dd a add a d N3 a aaa a d dn4-1.0-0.5 0.0 0.5 1.0 Comp.1 Gambar 4 Biplot PCA stuktur morfometrik jenis-jenis Kryptopterus, a=k. limpok, b= K. micronema, c= K. kryptopterus, d= K. bichirris, e= K. apogon.

Lampiran Data indeks struktur morfometrik Kryptopterus spp. di DASBatang Hari No Sampel N1 N2 N3 N4 N5 N6 N7 N8 N9 N10 N11 N12 N13 1 Ti1 0.14 0.21 0.24 0.05 0.66 0.33 0.27 0.39 0.43 0.21 0.27 1.17 0.63 2 Ti2 0.15 0.22 0.22 0.05 0.56 0.27 0.29 0.30 0.52 0.23 0.24 1.15 0.51 3 Ti3 0.15 0.22 0.22 0.06 0.55 0.28 0.38 0.34 0.47 0.29 0.27 1.04 0.58 4 Ti4 0.16 0.22 0.23 0.04 0.60 0.28 0.35 0.36 0.44 0.19 0.28 1.04 0.62 5 Ti5 0.14 0.22 0.22 0.05 0.62 0.32 0.39 0.37 0.48 0.20 0.26 1.21 0.60 6 Ti6 0.16 0.21 0.23 0.06 0.57 0.30 0.34 0.39 0.45 0.27 0.24 1.03 0.66 7 Ti7 0.16 0.21 0.23 0.06 0.60 0.32 0.34 0.40 0.42 0.25 0.23 1.20 0.76 8 Ti8 0.15 0.22 0.24 0.06 0.61 0.30 0.35 0.38 0.46 0.24 0.23 1.12 0.58 9 Ti9 0.14 0.20 0.21 0.05 0.58 0.27 0.30 0.40 0.45 0.26 0.27 1.21 0.57 10 Ti10 0.16 0.20 0.21 0.05 0.60 0.28 0.33 0.39 0.42 0.21 0.24 1.13 0.70 mean 0.15 0.21 0.23 0.05 0.60 0.30 0.33 0.37 0.45 0.24 0.25 1.13 0.62 Sd 0.01 0.01 0.01 0.01 0.03 0.02 0.04 0.03 0.03 0.03 0.02 0.07 0.07 11 Tm1 0.19 0.25 0.22 0.03 0.59 0.30 0.30 0.33 0.50 0.15 0.15 0.86 0.73 12 Tm2 0.19 0.27 0.19 0.02 0.59 0.20 0.27 0.34 0.54 0.10 0.16 0.89 0.53 13 Tm3 0.19 0.27 0.20 0.03 0.58 0.24 0.32 0.33 0.61 0.14 0.17 0.87 0.53 14 Tm4 0.18 0.28 0.19 0.02 0.57 0.23 0.31 0.40 0.60 0.12 0.20 0.89 0.52 15 Tm5 0.19 0.24 0.18 0.03 0.56 0.22 0.30 0.35 0.63 0.19 0.21 0.83 0.51 16 Tm6 0.19 0.28 0.19 0.03 0.65 0.24 0.30 0.35 0.55 0.15 0.17 1.04 0.60 17 Tm7 0.19 0.27 0.18 0.03 0.63 0.22 0.30 0.40 0.61 0.15 0.17 0.75 0.53 18 Tm8 0.20 0.25 0.20 0.03 0.56 0.22 0.30 0.99 0.58 0.14 0.19 0.63 0.55 19 Tm9 0.18 0.28 0.20 0.03 0.67 0.21 0.31 0.37 0.61 0.16 0.16 0.89 0.45 20 Tm10 0.19 0.23 0.22 0.03 0.64 0.20 0.29 0.32 0.60 0.12 0.18 0.57 0.42 mean 0.19 0.26 0.20 0.03 0.60 0.23 0.30 0.42 0.58 0.14 0.18 0.82 0.54 sd 0.01 0.02 0.01 0.00 0.04 0.03 0.01 0.20 0.04 0.02 0.02 0.14 0.08 21 Tr1 0.18 0.26 0.15 0.04 0.65 0.30 0.35 0.18 0.87 0.26 0.31 0.97 0.59 22 Tr2 0.18 0.27 0.18 0.05 0.68 0.30 0.32 0.20 0.71 0.27 0.30 1.05 0.61 23 Tr3 0.19 0.27 0.19 0.05 0.63 0.31 0.31 0.19 0.74 0.25 0.30 1.00 0.60 24 Tr4 0.17 0.25 0.16 0.04 0.63 0.28 0.30 0.18 0.78 0.27 0.31 1.12 0.54 25 Tr5 0.16 0.27 0.19 0.05 0.74 0.36 0.33 0.21 0.60 0.24 0.36 1.23 0.71 26 Tr6 0.20 0.25 0.19 0.05 0.65 0.31 0.33 0.23 0.65 0.26 0.32 0.99 0.72 27 Tr7 0.17 0.24 0.19 0.05 0.72 0.32 0.33 0.22 0.67 0.25 0.32 0.98 0.58 28 Tr8 0.18 0.27 0.18 0.05 0.69 0.30 0.33 0.19 0.69 0.26 0.33 1.01 0.63 29 Tr9 0.18 0.26 0.18 0.04 0.66 0.32 0.36 0.24 0.67 0.25 0.30 1.17 0.67 30 Tr10 0.17 0.28 0.17 0.04 0.70 0.29 0.28 0.19 0.68 0.26 0.32 1.17 0.61 mean 0.18 0.26 0.18 0.05 0.68 0.31 0.32 0.20 0.71 0.26 0.32 1.07 0.63 sd 0.01 0.01 0.01 0.01 0.04 0.02 0.02 0.02 0.08 0.01 0.02 0.10 0.06

Lampiran (lanjutan) No Sampel N1 N2 N3 N4 N5 N6 N7 N8 N9 N10 N11 N12 N13 31 Tb1 0.18 0.26 0.30 0.07 0.63 0.26 0.34 0.32 0.47 0.24 0.30 1.32 0.46 32 Tb2 0.17 0.25 0.26 0.07 0.54 0.24 0.31 0.29 0.49 0.26 0.27 1.32 0.46 33 Tb3 0.16 0.24 0.26 0.07 0.57 0.24 0.29 0.31 0.48 0.27 0.31 1.29 0.44 34 Tb4 0.17 0.28 0.25 0.06 0.62 0.28 0.26 0.30 0.57 0.25 0.32 1.35 0.47 35 Tb5 0.18 0.27 0.25 0.06 0.60 0.23 0.28 0.32 0.51 0.25 0.31 1.22 0.46 36 Tb6 0.17 0.26 0.25 0.06 0.55 0.22 0.26 0.30 0.53 0.25 0.31 1.32 0.40 37 Tb7 0.18 0.26 0.25 0.06 0.60 0.28 0.25 0.31 0.53 0.24 0.29 1.25 0.54 38 Tb8 0.18 0.28 0.26 0.07 0.59 0.24 0.29 0.27 0.53 0.26 0.30 1.29 0.44 39 Tb9 0.18 0.27 0.26 0.07 0.55 0.24 0.33 0.28 0.59 0.26 0.28 1.27 0.41 40 Tb10 0.18 0.28 0.28 0.07 0.59 0.26 0.29 0.33 0.50 0.26 0.32 1.35 0.47 mean 0.18 0.27 0.26 0.07 0.58 0.25 0.29 0.30 0.52 0.25 0.30 1.30 0.46 sd 0.01 0.01 0.02 0.01 0.03 0.02 0.03 0.02 0.04 0.01 0.02 0.04 0.04 41 Ta1 0.21 0.24 0.17 0.05 0.51 0.27 0.29 0.35 0.59 0.27 0.18 0.70 0.79 *Ti= K. limpok, Tm= K. micronema, Tr= K. kryptopterus, Tb= K. bichirris, Ta= K. apogon