ANALISIS KERUGIAN DAN PEMETAAN SEBARAN SERANGAN RAYAP PADA BANGUNAN SEKOLAH DASAR NEGERI DI BAGIAN TIMUR KOTA PEKANBARU

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS KERUGIAN DAN PEMETAAN SEBARAN SERANGAN RAYAP PADA BANGUNAN SD NEGERI BAGIAN TIMUR DI KOTA PEKANBARU

ANALISIS KERUGIAN DAN PEMETAAN SEBARAN SERANGAN RAYAP PADA BANGUNAN SMP NEGERI DI KOTA PEKANBARU

DEPARTEMEN KEHUTANAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2009

ANALISIS KERUGIAN EKONOMIS DAN PEMETAAN SEBARAN SERANGAN RAYAP PADA BANGUNAN SMA DAN SMK KOTA PEKANBARU

ANALISIS KERUGIAN DAN PEMETAAN SEBARAN SERANGAN RAYAP PADA BANGUNAN SMA DAN SMK NEGERI DI KOTA PEKANBARU

ANALISIS KERUGIAN EKONOMIS DAN PEMETAAN SEBARAN SERANGAN RAYAP PADA BANGUNAN SMP NEGERI DI KOTA PEKANBARU

KERUGIAN EKONOMIS AKIBAT SERANGAN RAYAP PADA BANGUNAN RUMAH MASYARAKAT DI DUA KECAMATAN (MEDAN DENAI DAN MEDAN LABUHAN)

ANALISIS KERUGIAN DAN PEMETAAN SEBARAN SERANGAN RAYAP TERHADAP BANGUNAN SMP NEGERI DI KOTA MEDAN

ANALISIS KERUSAKAN BANGUNAN SEKOLAH DASAR NEGERI OLEH FAKTOR BIOLOGIS DI KOTA BOGOR RULI HERDIANSYAH

IDENTIFIKASI DAMPAK DAN TINGKAT SERANGAN RAYAP TERHADAP BANGUNAN DI KABUPATEN KUANTAN SINGINGI

KAJIAN EKONOMIS SERANGAN RAYAP DAN URGENSI TINDAKAN PENGAWETAN TERHADAP PEMBANGUNAN DI BEBERAPA PERUMAHAN KOTA PEMATANGSIANTAR

Daniel, Farah Diba, dan Harnani Husni. Fakultas Kehutanan Universitas Tanjungpura. Jalan Imam Bonjol Pontianak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Jenis-jenis kayu untuk konstruksi Bangunan

Muhammad Sayuthi Laboratorium Hama Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala

KERUSAKAN TEGAKAN TINGGAL AKIBAT PEMANENAN KAYU DI HUTAN ALAM RAWA GAMBUT

IDENTIFIKASI TINGKAT SERANGAN DAN JENIS RAYAP YANG MERUSAK BANGUNAN DI KOTA AMBON

Struktur dan Konstruksi II

TINJAUAN PUSTAKA. Kota Medan mempunyai 805 sekolah dasar dengan perincian 401 buah

AUDIT KONSTRUKSI BANGUNAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Jurnal Ilmu dan Teknilogi Hasil Hutan 3(1): (2010)

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Myrtaceae yang diketahui tumbuh pada areal dataran rendah berawa (coastal

BAB V FREKUENSI DAN INTENSITAS SERANGAN JAMUR PELAPUK PADA BANGUNAN RUMAH SERTA KERUGIAN YANG DITIMBULKANNYA

PENGOLAHAN KAYU (WOOD PROCESSING) Abdurachman. Pusat Penelitian dan Pengembangan Keteknikan Kehutanan dan Pengolahan Hasil Hutan

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

INVENTARISASI DAN ANALISIS HABITAT TUMBUHAN LANGKA SALO

BAB I PENDAHULUAN. Identifikasi Rayap Pada Kayu Umpan Di Kampung Babakan Cimareme Kecamatan Ciranjang Kabupaten Cianjur

Keanekaragaman Jenis Rayap Tanah dan Dampak Serangan Pada Bangunan Rumah di Perumahan Kawasan Mijen Kota Semarang

KERUGIAN EKONOMI AKIBAT INFESTASI RAYAP PADA BANGUNAN PERUMAHAN (STUDI KASUS DESA GANDASULI, BOBOTSARI, PURBALINGGA, JAWA TENGAH)

TINJAUAN PUSTAKA. Keberadaan sekolah-sekolah sekarang ini dianggap masih kurang

I. PENDAHULUAN. tiap tahunnya (Rachmawati, 1996), sedangkan menurut Wahyuni (2000), di Kabupaten

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

3 METODE PENELITIAN. Waktu dan Lokasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Penelitian yang terkait dengan kebencanaan letusan gunung berapi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS PENGARUH BIAYA INPUT DAN TENAGA KERJA TERHADAP KONVERSI LUAS LAHAN KARET MENJADI LAHAN KELAPA SAWIT

POTENSI HUTAN TRIDHARMA USU SEBAGAI TEMPAT PENGUJIAN KEAWETAN KAYU

KERAGAMAN JENIS RAYAP DAN INTENSITAS KERUSAKAN BANGUNAN DI PERUMAHAN ALAM SINARSARI, CIBEUREUM, DARMAGA, BOGOR CUCU SETIAWATI

TINJAUAN PUSTAKA. bujur Timur dan Lintang Utara. Dengan ketinggian permukaan laut

METODE PENELITIAN. Penelitian keberadaan rangkong ini dilaksanakan di Gunung Betung Taman Hutan

TINJAUAN PUSTAKA. setiap kecamatan di Kota Medan disajikan pada Tabel 1. Tabel 1. Data jumlah sekolah menengah pertama di setiap kecamatan

PENGARUH PENGERINGAN ALAMI DAN BUATAN TERHADAP KUALITAS KAYU GALAM UNTUK BAHAN MEBEL

BAB III. Penelitian inii dilakukan. dan Danau. bagi. Peta TANPA SKALA

TINJAUAN PUSTAKA. terhadap serangan jamur dan serangga dalam lingkungan yang serasi bagi

SNI 2404:2015 dan SNI 2405:2015 SEBAGAI WUJUD IPTEK YANG BERKELANJUTAN UNTUK MENDUKUNG INFRASTRUKTUR BIDANG PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN YANG HANDAL

PENGGUNAAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PADA PEMBANGUNAN TURAP DI KECAMATAN BENGKALIS

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

TUGAS AKHIR DESAIN PRODUK DESAIN KICHEN SET UNTUK DAPUR DENGAN LUASAN 4 5 M² PADA BANGUNAN SETARA RUMAH TIPE 36

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PEMETAAN KESEHATAN POHON DI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2016 ANALISIS KESESUAIAN LAHAN DI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA UNTUK TANAMAN ENDEMIK JAWA BARAT MENGGUNAKAN GISARCVIEW

METODE PENELITIAN. Sumber: Dinas Tata Ruang dan Pemukiman Depok (2010) Gambar 9. Peta Orientasi Wilayah Kecamatan Beji, Kota Depok

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS DAN PEMETAAN DAERAH KRITIS RAWAN BENCANA WILAYAH UPTD SDA TUREN KABUPATEN MALANG

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA. Faktor Lingkungan Tumbuh Kelapa Sawit

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. penggunaan baik sebagai bahan konstruksi maupun sebagai bahan non-konstruksi.

III. METODE PENELITIAN

Tabel 7. Luas wilayah tiap-tiap kabupaten di Provinsi Jawa Barat. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

ASETILASI KAYU RAMBUTAN (Nephelium lappaceum L.), CEMPEDAK (Artocarpus integer Merr.), DAN RAMBAI (Baccaurea montleyana Muell. Arg) HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. kayu jati sebagai bahan bangunan seperti kuda-kuda dan kusen, perabot rumah

III. METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan Agustus 2014, untuk

Rayap Sebagai Serangga Perusak Kayu Dan Metode Penanggulangannya

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Kampar terletak antara 1º 02' Lintang Utara dan 0º 20' Lintang

ANALISIS KESEHATAN POHON DI JALUR HIJAU KOTA MEDAN BAGIAN UTARA SKRIPSI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Jojon Soesatrijo. Abstrak

IDENTIFIKASI KAWASAN RAWAN KONVERSI PADA LAHAN SAWAH DI KECAMATAN 2 X 11 ENAM LINGKUNG KABUPATEN PADANG PARIAMAN BERBASIS GIS

III. METODOLOGI. Gambar 2. Peta lokasi penelitian di DAS Ciliwung bagian hulu

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Rumah Kayu dari Norwegia yang Bergaya Klasik

PEDOMAN PEMBANGUNAN BANGUNAN TAHAN GEMPA

BAB III METODE PENELITIAN

PERAWATAN DAN PEMELIHARAAN BANGUNAN GEDUNG

JENIS, HARGA KAYU KOMERSIL DAN ANALISIS EKONOMI PADA INDUSTRI KAYU SEKUNDER PANGLONG DI KOTA PADANGSIDIMPUAN

III. METODE PENELITIAN. Penentuan Titik sampel. Mengukur Sudut Duduk Daun Pemeliharaan Setiap Klon

III. METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Penelitian yang terkait dengan kebencanaan tanah longsor

III. METODE PENELITIAN. Lokasi dibagi menjadi 7 strata ketinggian. Strata IV ( m dpl) Karakter morfologi bambu tali dicatat (lampiran 2).

ANALISIS DAN PEMETAAN DAERAH KRITIS RAWAN BENCANA WILAYAH UPTD SDA TUREN KABUPATEN MALANG

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan di blok pemanfaatan kawasan hutan pendidikan

SERANGAN RAYAP COPTOTERMES

Increasing P Retention in the Peat Column Amended with Mineral Soil and Some Rock Phosphates

DIKTAT PENGERINGAN KAYU. Oleh: Efrida Basri

BAB III METODE PENELITIAN

Perbedaan GH di daerah Tropis dan Sub Tropis. Keunggulan Tanaman dalam GH

BAB III METODE PENELITIAN. merupakan daerah yang didominasi oleh dataran tinggi dan perbukitan. Kabupten

BAHAN DAN METODE. (Gambar 1. Wilayah Penelitian) penelitian dan bahan-bahan kimia yang digunakan untuk analisis di laboratorium.

SERANGAN HAMA DAN PENYAKIT PADA BIBIT MERANTI (Shorea leprosula Miq.) DI PERSEMAIAN. NGATIMAN Balai Besar Penelitian Dipterokarpa

BAB VIII PEMBAHASAN UMUM

BANGUNAN PERTANIAN SYARAT MUTU RUMAH TANAMAN GREENHOUSE

BAB I PENDAHULUAN. yang ada di bawahnya dari panas,hujan, angin, dan benda-benda lain yang bisa

I. PENDAHULUAN. Bambu tergolong keluarga Graminiae (rumput-rumputan) disebut juga Giant Grass

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS BERBASIS WEB UNTUK PEMETAAN WILAYAH PEMUKIMAN WARGA DI DAERAH ALIRAN SUNGAI DI KOTA TANGERANG YANG TERKENA DAMPAK BANJIR

III. BAHAN DAN METODE

METODOLOGI. Lokasi dan Waktu

3.3 Luas dan Potensi Lahan Basah Non Rawa

Transkripsi:

ANALISIS KERUGIAN DAN PEMETAAN SEBARAN SERANGAN RAYAP PADA BANGUNAN SEKOLAH DASAR NEGERI DI BAGIAN TIMUR KOTA PEKANBARU (Loss Analysis And Mapping Termite Distribution On Elementary School Buildings In the Eastern part of Pekanbaru city) Nico Christian 1, Yunus Afifuddin 2 dan Luthfi Hakim 2 1 Mahasiswa Program Studi Kehutanan, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Jl. Tridharma Ujung No.1 Kampus USU Medan 20155 (Penulis Korespondensi, Email: Nicochristian532@yahoo.co.id) 2 Staf Pengajar Program Studi Kehutanan, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara ABSTRACT Termites were one of the most important wood destroying organisms because of the damage caused by it was the largest compared with other wood destroying organism. One of the targets of termites attacks that were rarely investigated were school buildings. The purpose of this research was to get the amount of damage and economic losses caused by termites attacks on public elementary school buildings in the Pekanbaru city. The mapping of the distribution of termite attack by using a Geographic Information System (GIS). The method used in this research is purposive sampling which means directly choose the samples that were going to be selected as the subject of the research. From the result of the research, it was found that 100% of public elementary school buildings sampled attacked by termites with the percentage of 43,33% suffered moderate damage and 56,67% suffered minor damage. Keywords: Termites, School building, Economic losses. PENDAHULUAN Bangunan sekolah merupakan salah satu sarana bagi terlaksananya proses pendidikan. Ketersediaan sarana dan prasarana yang memadai akan memberikan peluang yang lebih besar bagi terlaksananya sebuah proses pendidikan yang lebih berkualitas yang kemudian berpotensi melahirkan generasi yang cerdas dan kreatif. Bangunan sekolah dasar di Indonesia yang dalam kondisi baik sekitar 54%-56% sedangkan bangunan yang mengalami kerusakan berat selama tahun 2003-2004 mencapai 883.750 ruang kelas atau 22,9%. Oleh karena itu,dipandang perlu melakukan penelitian mengenai faktor perusak biologis yang menyerang bangunan sekolah dasar dan perkiraan ekonomis yang diakibatkannya (Sulaiman, 2005). Tujuan dari penelitian ini adalah mendapatkan nilai ekonomis serangan rayap terhadap bangunan Sekolah Dasar Negeri di bagian barat Kota Pekanbaru, mendapatkan peta sebaran jenis rayap berikut kerusakan bangunan Sekolah Dasar Negeri di bagian timur Kota Pekanbaru dengan menggunakan GIS (Geographic Information System), Mendapatkan model penduga ekonomis akibat serangan rayap terhadap bangunan SD Negeri di bagian barat Kota Pekanbaru. METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli - Agustus 2014. Penelitian dilakukan di Laboatorium Teknologi Hasil Hutan. Penelitian ini berlokasi di seluruh SD Negeri bagian timur Kota Pekanbaru, Provinsi Riau. Bahan dan Alat Penelitian Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah kamera digital, meteran, tallysheet dan kuisioner, alat tulis, serta GPS Receiver dan Mikroskop. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah alkohol 70%, peta Kota Pekanbaru, Arc view GIS, data Sekolah Dasar Negeri di Kota Pekanbaru, data sekunder dari harga material kayu dipasaran berikut upah pekerja. Batasan Studi Penelitian ini hanya dilakukan pada Bangunan Sekolah Dasar Negeri yang terletak pada kecamatan bagian barat Kota Pekanbaru dengan metode Purposive Sampling dari jumlah total 94 buah Sekolah Dasar Negeri. Aspek yang diteliti adalah kerusakan yang disebabkan oleh serangan rayap pada komponen bangunan sekolah yang terbuat dari kayu. Komponen yang diamati adalah daun pintu, kusen pintu, daun

jendela, lisplang, kuda-kuda, papan tulis, lemari dan furniture yang terbuat dari kayu. Metode Penelitian Pengumpulan data primer Diperoleh dari pengamatan langsung dan wawancara dilapangan dengan menggunakan kuisioner, dan menganalisa kerusakan bangunan dengan tally sheet yang telah dipersiapkan sebelumnya.. Pengumpulan data sekunder: Data sekunder yang digunakan meliputi: 1. Peta Kota Pekanbaru 2. Harga Kayu di Pasaran 3. Upah Pekerja Pemasangan Komponen Kayu 4. Data Bangunan Sekolah Dasar Negeri di Kota Pekanbaru (Diknas Pemko Pekanbaru, 2014) 5. Kunci Determinasi (Nandika dkk, 2003) 6. Peta Jaringan Sungai Pengolahan Data 1. Perhitungan ekonomis m Krs = Kn Keterangan n=1 : Krs = Kerugian akibat serangan rayap r = rayap kayu kering, rayap tanah s = Total bangunan sampel Kn = nilai masing-masing komponen n = 1,2,3...m komponen 2. Perhitungan Standart Deviasi (S) S 2 = 1 (xi x )2 n 1 Keterangan : S 2 = standar Deviasi n = jumlah contoh xi = nilai ke 1 x = nilai rata-rata akibat serangan rayap i = 1,2,3...total bangunan sampel 3. Perhitungan Interval untuk rata-rata x ± tα/2 S n Dimana Sx = s n Keterangan : x = Nilai rata-rata hasil pengukuran S x = Standar error tα/2 = 2,1448 dan derajat kebebasan (n-1) untuk tingkat kepercayaan 95% S = Standar Deviasi n = 1,2,3... m Komponen (Sudzana,2002). Tingkat kerusakan bangunan gedung menurut Remran (1993) dalam Romaida (2002) dibedakan berdasarkan kriteria : 1. Rusak ringan yaitu : apabila persentase kerusakan lebih kecil dari 5%. 2. Rusak sedang yaitu : apabila persentase kerusakan antara 5-20%. 3. Rusak berat yaitu : apabila persentase kerusakan lebih besar dari 20%. 4. Pendugaan persamaan ekonomis bangunan SD Negeri Bagian Barat diformulasikan dalam persamaan regresi berikut : Y= a± bx1± cx2 ± dx3 ±... Dimana : Y = Kerugian ekonomis bangunan SD Negeri Bagian Timur (Rp/tahun) a = Konstanta b,c,d.. = Nilai penduga yang mempengaruhi nilai Y x1 = Faktor penduga usia bangunan x2 = Faktor penduga usia perbaikan x3 = Faktor penduga luas bangunan x4 = Faktor Penduga jarak bangunan dari sungai x5 = Faktor Penduga Luas Tanah x6 = Faktor Penduga Jumlah Kelas 5. Pemetaan dengan Geographic Information System (GIS) Menandai titik titik lokasi sekolah kedalam GPS (Global Positioning System). Titiktitik tersebut dimasukkan ke dalam file peta kota Pekanbaru yang telah dilengkapi peta jaringan sungai. Kemudian dibuat jarak antara lokasi sampel penelitian dari sungai dengan membuat interval berjarak 100m menggunakan Arc View GIS. HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Bangunan Sekolah Dasar Negeri Bentuk bangunan Sekolah Dasar Negeri (SDN) di Kota Pekanbaru umumnya beragam, mulai dari yang bentuknya kecil dan sederhana sampai yang bangunannya bertingkat. Rata-rata bangunan SDN di kota Pekanbaru telah mengalami renovasi baik bagian dalam maupun bagian luar sekolah (Gambar 1).

a b Gambar 1. Gedung Sekolah, a. SDN 26 Kecamatan Sail, b. SDN 170 Kecamatan Bukit Raya Bangunan SD Negeri umumnya memiliki luas bangunan dan luas tanah yang relatif cukup luas. Luas bangunan terkecil terdapat pada SD Negeri 57 di kecamatan Pekanbaru Kota dengan luas 252 m 2 yang terdiri dari 6 kelas dan luas bangunan terbesar terdapat pada SD Negeri 52 di kecamatan Lima Puluh dengan luas 2352 m 2 yang terdiri dari 12 kelas. Tabel 2. Karakteristik-karakteristik bangunan SD Negeri di kota Pekanbaru Kecamatan Nama sekolah Usia bangunan (tahun) Luas Tanah (m 2 ) Lima Puluh Pekanbaru Kota Sail Rumbai Pesisir Bukit Raya Tenayan Raya SD Negeri 34 SD Negeri 30 SD Negeri 36 SD Negeri 52 SD Negeri 04 SD Negeri 56 SD Negeri 71 SD Negeri 125 SD Negeri 22 SD Negeri 57 SD Negeri 58 SD Negeri 82 SD Negeri 26 SD Negeri 38 SD Negeri 88 SD Negeri 25 SD Negeri 08 SD Negeri 09 SD Negeri 86 SD Negeri 55 SD Negeri 43 SD Negeri 67 SD Negeri 66 SD Negeri 170 SD Negeri 141 SD Negeri 104 SD Negeri 28 SD Negeri 172 SD Negeri 131 SD Negeri 47 46 48 45 41 66 40 37 30 53 40 40 19 50 43 35 50 64 64 36 41 38 13 10 19 29 33 25 19 30 31 Sedangkan luas tanah terkecil terdapat pada SD Negeri 125 dengan luas 712 m 2 di kecamatan Pekanbaru Kota dan luas tanah terbesar terdapat pada SD Negeri 22 di kecamatan Pekanbaru Kota dengan luas 5990 m 2. Asal-usul areal bangunan sekolah kebanyakan adalah lahan gambut. Gambut umumnya mempunyai tingkat kemasaman yang relatif tinggi dengan kisaran ph 3-5 (Hartatik et al., 2004). Keasaman (ph) tanah sangat berpengaruh terhadap kehidupan hewan tanah. Rayap tanah merupakan salah satu kelompok makrofauna tanah yang memiliki kisaran toleransi yang cukup lebar terhadap ph tanah (Edwards & Lofty, 1977). Karakteristik bangunan SD Negeri di Kota Pekanbaru disajikan dalam Tabel 2. 1638 4940 4610 5790 4940 1110 1160 712 5990 1500 1500 1896 2525 2360 2995 1212 2565 2565 1784 1522 3260 1146 2038 5428 1532 1995 850 2500 3225 2515 Luas Bangunan (m 2 ) 537 330 1800 2352 712 2013 1155 702 478 252 783 820 682 720 972 450 392 385 425 955 372 646 646 405 495,5 1000 870 2000 2275 1400 Asal-usul areal bangunan Perladangan Perladangan Perladangan Hutan Hutan Hutan Perladangan Komponen bangunan yang telah disurvei rata-rata masih menggunakan kayu sebagai bahan utama walaupun pada meja dan kursi telah diganti menggunakan baja ringan pada bagian kaki dan sandaran kursi (Gambar 2). Selain karena factor keawetan dan tahan rayap dan karat, baja ringan mempunyai kelebihan yaitu kekuatan struktur yang lebih bagus, seperti lebih kuat dan lebih kaku

(Wildensyah, 2010). Pemakaian baja ringan pada komponen sekolah menyebabkan yang ditimbulkan akibat serangan rayap berkurang. a c d Gambar 2. Komponen bangunan yang memakai baja ringan : a dan b. Kursi dan meja. Komponen yang terbuat dari kayu : c. Resplank, d. kudakuda. Kerugian Ekonomis Akibat Serangan Rayap pada Setiap Komponen Bangunan SD Negeri di Kota Pekanbaru Kerugian ekonomis yang ditimbulkan akibat serangan rayap di SD Negeri bagian timur di kota Pekanbaru sangat bervariasi. Dalam penghitungan ekonomis terhadap b bangunan sekolah dasar negeri di kota Pekanbaru, digunakan 2 jenis kayu yaitu kayu tembesu dan kayu meranti sebagai penggantinya. Salah satu factor yang menyebabkan besarnya nilai ekonomis akibat serangan rayap pada berbagai bangunan SD Negeri adalah bangunan sekolah yang berdiri diatas lahan gambut. Rayap tanah sebenarnya merupakan salah satu kelompok makrofauna tanah yang dapat beradaptasi dengan kondisi tanah yang relatif basah. Penelitian pada lahan yang masih berupa hutan rawa gambut membuktikan bahwa rayap dapat dijumpai pada gambut dengan tingkat kejenuhan air tidak pernah kurang dari 80%. Rayap tanah juga terbukti dapat bertahan hidup pada lahan gambut yang tergenang selama berhari-hari dengan memanfaatkan tunggul-tunggul pohon sebagai pelindung koloni mereka (Agus, 2008). Kemungkinan rayap dapat menyerang suatu bangunan adalah melalui akses seperti retakan-retakan atau lubang pada dinding atau lantai bangunan. Bisa juga melalui liang kembara yang dibuat oleh rayap tanah agar rayap bisa mencapai daerah yang lebih jauh. Tabel 3. Biaya ekonomis akibat serangan rayap pada SD Negeri bagian timur di kota Pekanbaru Kecamatan Sekolah Tembesu (Rp) Meranti (Rp) Lima Puluh SDN 34 SDN 30 SDN 36 SDN 52 SDN 4 1.850.000 750.000 29.640.000 34.890.000 11.360.000 1.150.000 550.000 21.958.000 23.398.000 8.498.000 Sail SDN 58 SDN 82 SDN 26 SDN 38 SDN 88 Pekanbaru Kota SDN 71 SDN 125 SDN 56 SDN 57 SDN 22 Rumbai Pesisir SDN 25 SDN 55 SDN 8 SDN 86 SDN 9 13.850.000 14.960.000 15.000.000 890.000 6.261.000 4.475.000 890.000 8.370.000 10.815.000 5.470.000 4.875.000 3.375.000 13.220.000 32.120.000 2.625.000 10.750.000 11.280.000 12.200.000 670.000 4.811.000 3.275.000 670.000 5.290.000 6.830.000 3.455.000 3.975.000 2.675.000 10.058.000 23.398.000 2.125.000 Bukit Raya SDN 43 SDN 141 SDN 67 SDN 66 SDN 170 2.250.000 2.780.000 9.375.000 12.815.000 7.650.000 1.850.000 2.060.000 7.675.000 9.953.000 5.255.000 Tenayan Raya SDN 104 15.301.000 11.389.000

Kecamatan Sekolah Tembesu (Rp) Meranti (Rp) SDN 28 SDN 172 SDN 131 SDN 47 9.102.000 16.041.000 9.610.000 2.755.000 7.302.000 11.529.000 6.195.000 1.585.000 Jumlah 303.365.000 222.259.000 Rata-rata 10.111.866 7.408.633 Kerugian Ekonomis Akibat Serangan Rayap pada Berbagai Komponen Bangunan Objek pengamatan pada penelitian ini adalah data-data ekonomis yang disebabkan oleh serangan rayap pada berbagai komponen bangunan di SD Negeri bagian timur Kota Pekanbaru. Nilai yang disajikan adalah total gabungan nilai masingmasing komponen dari berbagai SD Negeri bagian timur di kota Pekanbaru. Data tersebut disajikan dalam Tabel 4. Tabel 4. Kerugian Ekonomis Akibat Serangan Rayap pada Berbagai Komponen Bangunan SD Negeri bagian timur di Kota Pekanbaru Jenis komponen bangunan Jumlah kerusakan (buah) Harga tembesu per unit (Rp) Biaya kerusakan dengan tembesu (Rp) Harga meranti per unit (Rp) Biaya kerusakan dengan meranti (Rp) Pintu+kusen 21 1.600.000 38.850.000 900.000 24.150.000 Jendela+kusen 59 1.000.000 67.260.000 700.000 49.560.000 Kuda-kuda 8 7.340.000 63.520.000 5.378.000 47.824.000 Resplank 24 1.445.000 39.120.000 850.000 24.840.000 Kursi 14 110.000 1.960.000 90.000 1.680.000 Meja 53 325.000 19.875.000 225.000 14.575.000 Lemari 31 2.200.000 69.750.000 1.800.000 57.350.000 Papan tulis 5 550.000 3.030.000 400.000 2.280.000 Rata-rata 37.920.625 27.782.375 c a e f Gambar 3. Komponen-komponen yang terserang rayap : a. Kusen pintu, b. Daun jendela, c. Daun pintu, d. Daun jendela, e. Meja, f. Lemari. b d Rayap tanah tidak hanya menyerang objek-objek yang berhubungan langsung dengan tanah seperti tiang-tiang kayu. Bisa juga melalui retakan retakan atau rongga pada semen, lantai, dan pondasi rumah permanen dan semi permanen. Terkadang komponen yang keberadaannya jauh dari tanah seperti kudakuda juga mengalami serangan yang tidak kalah banyaknya dan bahkan memakan ekonomis yang cukup besar. Serangan rayap terhadap resplank dan kuda kuda juga dibantu oleh adanya jamur yang terdapat pada masingmasing komponenen yang disebabkan oleh kebocoran dari atap. Nandika dkk., (2003) menyebutkan faktor lingkungan yang mempengaruhi perkembangan populasi rayap meliputi curah hujan, suhu, kelembaban, ketersediaan makanan dan musuh alami. Faktorfaktor tersebut saling berinteraksi dan saling mempengaruhi satu sama lain. Kelembaban dan suhu merupakan faktor yang secara bersamasama mempengaruhi aktifitas rayap. Perhitungan ekonomis antara rayap tanah dengan rayap kayu kering dibedakan menurut jenis rayapnya. Interval

ekonomis akibat serangan rayap tanah dan rayap kayu kering terhadap 30 SD Negeri bagian timur di kota Pekanbaru disajikan dalam Tabel 5. Tabel 5. Kerugian ekonomis akibat serangan rayap tanah dan kayu kering terhadap 30 bangunan SD Negeri bagian timur di Kota Pekanbaru Jenis rayap Parameter Tembesu Meranti Rayap tanah Jumlah 172.390.000 130.014.000 Rayap kering Gabungan RT+RKK kayu Rata-rata Standar deviasi Interval ratarata Kerugian Persentase 57.463.000 35.343.742,62 57.463.000 ± 13.840.083,46 [43.622.916,54;71.303.083,46] 56,82% 43.338.000 27.144.208,7 Jumlah 130.975.000 92.245.000 Rata-rata Standar deviasi Interval ratarata Kerugian Persentase 43.658.333 42.811.846,37 43.658.333 ± 15.764.481,74 [26.893.851,26 ; 60.422.814,74] 43,17% 43.38.000 ± 10.629.288,04 [32.708.711,96 ;53.967.288,04] 58,49% 30.748.333 30.206.082,5 Jumlah 303.365.000 232.630.000 Rata-rata Standar deviasi Interval ratarata 37.920.625 26.726.484,88 Nilai Kerugian yang besar dipengaruhi oleh intensitas kerusakan akibat rayap, upah pekerja dan harga bahan-bahan material. Semakin besar intesitas kerusakan komponen, maka upah pekerja dan bahan bahan pengganti yang dikeluarkan juga besar yang berakibat pada nilai ekonomis yang tinggi. Persentase terbesar akibat serangan rayap untuk kedua jenis kayu yaitu kayu tembesu dan kayu meranti disebabkan oleh rayap tanah. Dalam penelitian Hadhi (2009) juga menemukan bahwa hasil persentase serangan rayap terbesar adalah yang disebabkan oleh rayap tanah. Hal ini dapat terjadi karena rayap tanah dalam melakukan penyerangan menggunakan liang-liang kembara sehingga mereka bisa mencapai tempat-tempat yang lebih jauh. Rayap tanah mempunyai kemampuan untuk menjaga kelembaban didalam liang liang kembara sehingga rayap tanah dapat bergerak ke tempat yang lebih kering. 37.920.625 ± 10.465.693,62 30.748.333 ± 11.828.252,25 [18.920.080,75; 42.576.585,25] 41,5% 27.782.375 20.091.554,46 27.782.375 ± 7.867.553,64 [27.454.931,38 ; 48.386.318,62] [19.914.821,36 ;35.649.928,64] Pearce (1997) juga menyatakan bahwa rayap tanah memiliki daya serang yang lebih tinggi dibandingkan dengan rayap kayu kering. Rayap ini memiliki anggota koloni yang sangat besar yaitu sekitar 100.000-1.000.000 ekor dan dapat menyerang lebih dari satu struktur bangunan. Bangunan sekolah yang berdiri diatas lahan gambut juga merupakan salah satu factor kenapa rayap tanah memiliki anggota koloni yang sangat besar. Lahan gambut memiliki kandungan air didalamnya, sehingga pusat sarang rayap tanah biasanya berada didalam tanah agar mereka mampu mencukupi kebutuhan airnya. Persentase Kerusakan Bangunan SD Negeri Bagian Timur Pada Kota Pekanbaru Jumlah bangunan SD Negeri di kota Pekanbaru adalah 187 buah. Penelitian ini mengambil sampel sebanyak 30 bangunan SD Negeri bagian timur kota Pekanbaru. Terdapat 6 kecamatan di kota Pekanbaru bagian timur dan dari masing-masing kecamatan diambil 5 sampel.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa seluruh bangunan SD Negeri bagian timur di kota Pekanbaru terserang rayap dengan jenis kerusakan ringan dan sedang. Table 6. Persentase Kerusakan Bangunan SD Negeri di Kota Pekanbaru Kecamatan Sekolah Kerusakan (%) Jenis Kerusakan Lima Puluh SDN 34 7,69 Rusak Sedang SDN 30 0,8 Rusak Ringan SDN 36 11,05 Rusak Sedang SDN 52 5,66 Rusak Sedang SDN 4 5,98 Rusak Sedang Sail SDN 58 4,37 Rusak Ringan SDN 82 10,98 Rusak Sedang SDN 26 1,70 Rusak Ringan SDN 38 0,8 Rusak Ringan SDN 88 3,95 Rusak Ringan Pekanbaru Kota SDN 71 4,20 Rusak Ringan SDN 125 0,78 Rusak Ringan SDN 56 8,75 Rusak Sedang SDN 57 7 Rusak Sedang SDN 22 2,98 Rusak Ringan Rumbai Pesisir SDN 25 1,35 Rusak Ringan SDN 55 1,13 Rusak Ringan SDN 8 4,01 Rusak Ringan SDN 86 13,61 Rusak Sedang SDN 9 1,04 Rusak Ringan Bukit Raya SDN 43 9,09 Rusak Sedang SDN 141 2,07 Rusak Ringan SDN 67 1,96 Rusak Ringan SDN 66 3,41 Rusak Ringan SDN 170 8,45 Rusak Sedang Tenayan Raya SDN 104 4,37 Rusak Ringan SDN 28 8,17 Rusak Sedang SDN 172 6,45 Rusak Sedang SDN 131 5,22 Rusak Sedang SDN 47 Rata-rata Gambar 4 menunjukkan tingkat kerusakan bangunan SD Negeri bagian timur kota Pekanbaru yang didominasi kerusakan sedang. 100% 80% 60% 40% 20% 0% 56,67% 43,33% 0% Jenis Kerusakan Bangunan Rusak Ringan Rusak Sedang Rusak Parah Gambar 4. Histogram persentase kerusakan 30 SD Negeri bagian Timur di kota Pekanbaru 1,82 4,96 Rusak Ringan Rusak Ringan Berdasarkan Remran (1993) dalam Romaida (2002) menyatakan tingkat kerusakan bangunan gedung dibedakan berdasarkan kriteria : rusak ringan (<5%) dianggap tidak perlu dilakukan penggantian, rusak sedang (5-20%) dianggap perlu dilakukan penggantian dengan memperhitungkan harga kayu yang rusak beserta upah perbaikan dan rusak berat (kerusakan >20%) perlu dilakukan penggantian dengan memperhitungkan harga kayu yang rusak beserta upah perbaikan. Bervariasinya jenis kerusakan yang terdapat pada berbagai SD Negeri dapat disebabkan karena usia bangunan yang sudah tua atau karena sudah lama tidak direnovasi. Renovasi yang tidak merata antar satu sekolah dengan sekolah lain juga menyebabkan bervariasinya jenis kerusakan. Renovasi yang tidak merata disebabkan banyaknya jumlah SD Negeri yang terdapat di Kota Pekanbaru yaitu sebanyak 187 buah. Berikut adalah peta sebaran tingkat kerusakan

akibat serangan rayap pada SDN bagian timur kota Pekanbaru 0 39'52" 0 36'48" 101 21'28" 101 24'32" 101 27'36" 101 30'40" 101 33'44" N 0 39'52" 0 36'48" Peta Sebaran Tingkat Kerusakan Akibat Serangan Rayap Kec Rumbai Pesisir Kec Lima Puluh Kec Tenayan Raya Kec Bukit Raya Gambar 6. Jenis rayap perusak yang ditemukan. a. Microtermes inspiratus, b. Cryptotermes cynochepalus Berikut adalah gambar peta sebaran jenis rayap yang ada di SDN bagian timur Kota Pekanbaru Kec Pekanbaru Kota 0 33'44" 0 33'44" Kec Sail Rusak Ringan 0 30'40" 0 30'40" Rusak Berat Skala 1 : 200.000 Sungai Kecil Sungai Besar 0 27'36" 0 27'36" Sumber: Dinas Kehutanan Kota Pekanbaru (2014) 101 21'28" 101 24'32" 101 27'36" 101 30'40" Gambar 5. Peta Sebaran Tingkat Kerusakan Akibat Serangan Rayap 101 33'44" Jenis Rayap Perusak Kayu Rayap kayu kering (drywood termite) adalah golongan rayap yang biasa menyerang kayu-kayu kering, misalnya pada kayu yang digunakan sebagai bahan bangunan, perlengkapan rumah tangga dan lainlain.sarangnya terletak di dalam kayu dan tidak mempunyai hubungan dengan tanah. Rayap kayu kering dapat bekerja dalam kayu yang mempunyai kadar air 10-12 % atau lebih rendah. Contoh dari golongan ini misalnya Cryptotermes spp. (famili Kalotermitidae). Nandika (2003) mengungkapkan bahwa serangan rayap kayu kering umumnya tidak terbatas pada kayu struktur bangunan tetapi juga seringkali menyerang barang barang mebeler (meja, kursi, dipan, kitchen set, dan lain lain), kusen, jendela dan pintu, tetapi tidak menyerang barang berlignoselulosa lainnya seperti kertas atau buku, kain, karpet dan lain lain Rayap subteran (subteranean termite) adalah golongan rayap yang bersarang di dalam tanah tetapi dapat juga menyerang bahan-bahan di atas tanah karena selalu mempunyai terowongan pipih terbuat dari tanah yang menghubungkan sarang dengan benda yang diserangnya. Untuk hidupnya mereka selalu membutuhkan kelembaban yang tinggi, serta bersifat Cryptobiotic (menjauhi sinar). Yang termasuk ke dalam rayap subteran adalah dari famili Rhinotermitidae serta sebagian dari famili Termitidae. a b Gambar 7. Peta Sebaran Jenis Rayap Model penduga ekonomis dengan menggunakan standar harga kayu tembesu Parameter yang dijadikan sebagai bahan untuk membuat model penduga ekonomis bangunan SD Negeri baik menggunakan standar harga kayu Tembesu dan standar harga kayu Meranti Kuning antara lain : usia bangunan, usia perbaikan, jumlah kelas, luas bangunan, luas tanah, dan jarak bangunan dari sungai. Model regresi penduga ekonomis dengan menggunakan standar harga kayu tembesu adalah: Y = -67.953.425,296 + 19.925.275,444 (Luas Bangunan) + 15.204.951,699 (Usia Perbaikan) + 6.828.237,95 (Jarak Sungai) Model penduga ekonomis dengan menggunakan standar harga kayu meranti kuning Model regresi penduga ekonomis dengan menggunakan standar harga kayu meranti kuning adalah: Y = -52.005.689,737 + 13.212.809,223 (Luas Bangunan) + 10.847.130,789 (Usia Perbaikan) + 4.407.045,085 (Jarak Sungai) KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Kerugian ekonomis serangan rayap terhadap 30 sampel bangunan SD Negeri bagian timur di Kota Pekanbaru untuk jenis kayu tembesu sebesar Rp. 303.365.000 dengan rata-rata Rp. 37.920.625

dan untuk jenis kayu meranti sebesar Rp. 222.259.000 dengan rata-rata Rp. 27.782.375. 2. Model regresi menggunakan standar harga kayu tembesu yaitu, Y = -67.953.425,296 + 19.925.275,444 (Luas Bangunan) + 15.204.951,699 (Usia Perbaikan) + 6.828.237,95 (Jarak Sungai) sedangkan model regresi menggunakan standar harga kayu meranti yaitu Y = -52.005.689,737 + 13.212.809,223 (Luas Bangunan) + 10.847.130,789 (Usia Perbaikan) + 4.407.045,085 (Jarak Sungai). Saran Pemerintah perlu lebih memperhatikan kondisi bangunan-bangunan SD Negeri agar lebih terawat dan melakukan peninjauan secara berkala untuk mengecek kondisi bangunannya. Diharapkan pula agar renovasi dan perbaikan yang dilakukan di SD Negeri bagian timur di Kota Pekanbaru lebih merata dan menjangkau semua SD Negeri di setiap kecamatan. DAFTAR PUSTAKA Agus, F dan I.M.G. Subiksa. 2008. Lahan Gambut Potensi untuk Pertanian dan Aspek Lingkungan. Balai Penelitian Tanah. Bogor. ed. Surakarta : Muhammadiyyah Univ. Press. Pearce, M.J. 1997. Termites Biology and Pest Management. Wallingford. Cabi. Remran. 1993. Kerugian Ekonomi Akibat Serangan Rayap pada Bangunan Perumahan di Pulau Batam.Skripsi. Jurusan Teknologi Hasil Hutan.Fakultas Kehutanan IPB, Bogor. Tidak dipublikasikan. Romaida, 2002.Kerugian Ekonomis Akibat Serangan Rayap dan Intensitas Serangan Rayap Pada Bangunan Rumah di Kota Cirebon [Skripsi] Jatinangor.Fakultas Kehutanan, UNWIM. Sulaiman. 2005. Keterandalan Konstruksi Bangunan Pendidikan (Studi kasus pada gedung SD). Desertasi. Departemen Hasil Hutan.Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor.Tidak dipublikasikan. Wildensyah, Iden. 2010. Rangka Atap Baja Ringan. Bandung. Alfabeta. Dinas Pendidikan Kota Pekanbaru,2014. Sekolah Dasar Di Kota Pekanbaru. Pekanbaru. Edwards, A.C dan Lofty, R. 1972. Biology of Earthworms. Champman and Hall LTD. London. Hartatik, W., K. Idris, S. Sabiham, S. Djuniwati, dan J.S Adiningsih. 2004. Pengaruh pemberian fosfat alam dan SP-36 pada tanah gambut yang diberi bahan ameliorant tanah mineral terhadap serangan P dan efisiensi pemupukan P. Prosiding Kongres Nasional VIII HITI. Universitas Andalas. Padang. Hadhi, P.S. 2009. Serangan Rayap Terhadap Bangunan Sekolah Dasar Negeri di Kota Medan Menggunakan Sistem Informasi Geografis. Skripsi Jurusan Teknologi Hasil Hutan. Fakultas Pertanian USU. Medan. Tidak Dipublikasikan Nandika, D. Yudi R. Dan Diba, F.2003. Rayap : Biologi dan Pengendaliannya Harun JP,