KERUGIAN EKONOMIS AKIBAT SERANGAN RAYAP PADA BANGUNAN RUMAH MASYARAKAT DI DUA KECAMATAN (MEDAN DENAI DAN MEDAN LABUHAN)
|
|
- Hengki Pranoto
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Jurnal Biologi Sumatera, Juli 2007, hlm ISSN Vol. 2, No. 2 KERUGIAN EKONOMIS AKIBAT SERANGAN RAYAP PADA BANGUNAN RUMAH MASYARAKAT DI DUA KECAMATAN (MEDAN DENAI DAN MEDAN LABUHAN) Ameilia Zuliyanti Siregar 1 dan Ridwanti Batubara 2 1 Departemen HPT, Fakultas Pertanian USU 2 Departemen Kehutanan, Fakultas Pertanian USU Abstract The house is able to attack by some termites. Because some termites fed part of the house. Therefore, some termites caused great economic loss in Medan Denai and Medan Labuhan county. This has lead us to investigate the possibility several termites to attack them. We used Multi Stage Sampling. Actually, the economic loss occurred in two county were Rp Economic loss caused grown and dry wood termites were Rp and Rp , respectively. We found a lot of termites, such as; (a) Neotermes tectonae, (b), and (d). Keywords: termite, economic loss, house PENDAHULUAN Kota Medan merupakan salah satu kota terbesar di Indonesia. Kota Medan beriklim tropis dengan suhu minimum 22,5-23,9 o C dan suhu maksimum adalah 30,8-33,7 o C berada di ketinggian 2,5-37,5 m dari permukaan laut. Rata-rata curah hujan berkisar 120,9 mm/bulan 169,6 mm/bulan. Kelembaban mencapai 84-85% dengan kecepatan angin 0,48 m/detik. Secara keseluruhan jenis tanah wilayah ini terdiri dari tanah liat, tanah pasir, tanah campuran, tanah hitam, tanah coklat dan tanah merah. Hal ini merupakan penelitian dari Van Hissink tahun 1990 dan dilanjutkan oleh penelitian Vriens tahun 1910 bahwa di samping jenis tanah seperti tadi ada lagi jenis tanah liat yang spesifik (Badan Pusat Statistik Kota Medan, 2007). Kondisi umum di atas sangat mendukung bagi kehidupan dan perkembangbiakan rayap di Kota Medan. Menurut Nandika et al., (2003), faktor lingkungan seperti curah hujan, suhu, kelembaban, ketersediaan makanan dan musuh alami mempengaruhi perkembangan populasi rayap. Kelembaban dan suhu yang berada dalam batas optimum menyebabkan perkembangan dan penyebaran rayap yang tinggi selain tipe tanah yang cocok. Ini hanya untuk rayap tanah, sedangkan untuk rayap kayu kering tidak memerlukan air atau kelembaban dalam jumlah yang tinggi. Penelitian tentang kerugian ekonomis akibat serangan rayap di Indonesia telah banyak dilakukan. Penelitian tentang dampak kerugian yang disebabkan rayap dan intensitas serangannya telah dilakukan sejak tahun 1980-an. Namun untuk Kota Medan, belum banyak ditemukan penelitian yang memberikan data kerugian akibat serangan rayap baik sektor perumahan maupun sektor yang lain. Seperti yang diungkapkan Rudi (1994) dalam Romaida (2002) bahwa kerugian untuk Kotamadya Bandung mencapai 1,35 milyar pertahun. Menurut Safaruddin (1994) kerugian ekonomis akibat serangan rayap di Jakarta Barat dan Jakarta Timur berkisar Rp 67,57 milyar. Penelitian ini bertujuan untuk; (1) Mengetahui besarnya kerugian ekonomis akibat serangan rayap pada bangunan rumah masyarakat di dua kecamatan, yaitu Medan Denai dan Medan Labuhan. (2) Mengetahui jenis rayap yang menyerang bangunan rumah masyarakat di dua kecamatan, yaitu Medan Denai dan Medan Labuhan. BAHAN DAN METODE Batasan Studi Dalam penelitian yang dilaksanakan di Kecamatan Medan Denai dan Kecamatan Medan Labuhan (Januari-April 2007) ini aspek yang diteliti adalah kerusakan yang disebabkan oleh serangan rayap pada komponen bangunan rumah yang terbuat dari kayu. Adapun komponen yang diamati adalah dinding, daun pintu, kusen pintu, daun jendela, kusen jendela, lisplang, plafon, tiang. Untuk keperluan penelitian ini dipakai beberapa istilah antara lain, sebagai berikut: (1) Rumah permanen: Rumah yang sedikit atau tidak menggunakan kayu. Bahan pokoknya adalah tembok, besi baja, atau bahan lain yang lebih kuat dari kayu. (2) Rumah semi permanen:
2 24 SIREGAR ET AL. J. Biologi Sumatera Rumah rakyat yang setengah dindingnya berupa tembok (1\2 1\3 tinggi) rumah. Lantainya berupa plasteran, semen kapur atau tegel biasa. Sering disebut rumah setengah tembok atau setengah bata. Rumah yang tiang-tiangnya terbuat dari kayu juga digolongkan kedalam rumah semipermanen. Harga kayu dan material yang digunakan adalah harga dipasaran pada saat penelitian. Sedangkan upah kerja didapat berdasarkan wawancara dengan seorang pemborong bangunan. Penentuan Rumah Contoh Penentuan rumah contoh dilakukan dengan menggunakan metode Multi Stage Sampling (metode pengambilan contoh bertingkat). Dalam hal ini masing-masing kecamatan diambil dua kelurahan sehingga diperoleh empat kelurahan, dari masingmasing kelurahan diambil tiga lingkungan sehingga diperoleh dua belas lingkungan, dari masing-masing lingkungan diambil sepuluh rumah contoh dengan menggunakan daftar bilangan acak. Jadi, jumlah total rumah contoh adalah 120 rumah. Pengumpulan Data Data primer diperoleh dari pengamatan langsung dan wawancara di lapangan berdasarkan tally sheet yang telah disiapkan sebelumnya. Tally sheet mencakup karakteristik bangunan, lingkungan bangunan dan data komponen bangunan. Bagian kayu yang rusak diukur dimensinya, baik panjang, lebar dan tebalnya. Jadi data yang diperoleh merupakan nilai kerugian minimal. Datadata yang diperoleh atas komponen tersebut dikonversi ke dalam nilai rupiah (Rp). Nilai yang diperoleh merupakan nilai kerugian ekonomis yang disebabkan oleh rayap. Sedangkan data sekunder yang digunakan adalah: (a) Peta Kota Medan skala 1: , (b) Harga kayu dipasaran (2007), (c) Kunci determinasi (Nandika et al., 2003) dan Borror et al., (1993). Pengolahan Data A. Pengelompokan Data Data nilai kerugian dikelompokan ke dalam beberapa kelas umur yaitu: (a) 1-10 tahun, (b) tahun, (c) tahun, (c) Lebih dari 30 tahun. Masing masing kelas umur dikelompokkan lagi berdasarkan golongan rayap perusak kayu yaitu antara rayap kayu kering (RKK) dan rayap tanah (RT). Nilai kerugian dirinci menurut jenis komponen yang terserang yaitu: dinding, kusen pintu, kusen jendela, daun pintu daun jendela, lisplang, plafon, dan tiang. B. Analisis Data Perhitungan selanjutnya dilakukan dengan parameter statistik: 1. Perhitungan Kerugian Ekonomis m Krs = Kn X Dimana Sx ± = n 1 Krs = kerugian akibat serangan rayap r = rayap kayu kering, rayap tanah s = 1,2,3,... total bangunan sampel Kn = nilai kerugian masing-masing komponen n = 1,2,3,...m komponen (Safaruddin, 1994). 2. Perhitungan Standar Deviasi (S): 2 2 n ( ) 2 xi xi S = n n 1 S 2 = Standar Deviasi n = banyak rumah contoh Xi = nilai kerugian ke-i i = 1,2,3,... total bangunan sampel (Sudzana, 2002). 3. Perhitungan Interval untuk Rata-rata t α / 2 S ( ) n : S n X = nilai rata-rata hasil pengukuran Sx = standar error t α/2 = 1,96 dan derajat kebebasan ( n 1) untuk tingkat kepercayaan 95% S = standar deviasi (Sudzana, 2002). Identifikasi Rayap Rayap yang diperoleh dari rumah-rumah penduduk yang terserang atau yang diperoleh dari sekitar rumah disimpan dalam botol kecil yang berisi alkohol 70% agar rayap tersebut tidak cepat rusak. Apabila tidak ditemukan jenis rayap yang menyerang, maka akan dilakukan pemancingan rayap dengan jenis kayu yang sama yang diletakkan di sekitar rumah contoh dan diamati selama satu bulan. Identifikasi rayap dilakukan di laboratorium dengan menggunakan kunci determinasi Nandika et al., (2003) dan Borror et al., (1993).
3 Vol. 2, 2007 J. Biologi Sumatera 25 HASIL DAN PEMBAHASAN Kerugian Ekonomis Akibat Serangan Rayap pada Tiap-Tiap Konstruksi pada Berbagai Kelas Umur. Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan diketahui total kerugian rumah contoh yang berumur 1-10 tahun sebesar Rp , total kerugian rumah contoh yang berumur pada tahun sebesar Rp , total kerugian rumah contoh yang berumur sebesar Rp , serta total kerugian rumah contoh yang berumur lebih dari 30 tahun sebesar Rp Komponen seperti dinding, daun pintu serta daun jendela sudah terserang pada umur bangunan rumah contoh berkisar 1-10 tahun walaupun kerusakan yang ditimbulkan masih tergolong kepada kerusakan ringan. Hal ini mungkin dikarenakan pada umur bangunan 1-10 tahun perlakuan terhadap komponen konstruksi kayu masih sangat melekat pada kayu seperti cat yang masih segar kelihatan pada permukaan kayu. Berbeda halnya dengan komponen seperti kusen pintu, kusen jendela, lisplang, plafon dan tiang baru mendapat serangan pada umur bangunan rumah contoh berkisar tahun. Nilai kerugian ini pada umumnya meningkat sampai pada umur bangunan Lebih dari 30 tahun. Hal ini dikarenakan pada umur bangunan yang semakin tua maka perlakuan terhadap kayu seperti pengecatan, pendempulan, dan pengawetan telah mulai pudar sehingga keawetan kayu sudah mulai menurun seperti yang tertera pada Tabel 1. Tabel 1. Kerugian ekonomis akibat serangan rayap pada tiap-tiap konstruksi pada berbagai kelas umur bangunan rumah contoh di Kecamatan Medan Denai dan Kecamatan Medan Labuhan Umur Bangunan Komponen Konstruksi 1-10 (Rp) (Rp) (Rp) 30 (Rp) Dinding Daun pintu Kusen pintu Daun jendela Kusen jendela Lisplang Plafon Tiang Total Nilai yang tertera adalah nilai kerugian akibat serangan rayap yang telah dikonversi dalam rupiah. Kerugian Ekonomis Akibat Serangan Rayap Tanah dan Rayap Kayu Kering pada Tiap- Tiap Konstruksi. Nandika et al., (2003) menyebutkan faktor lingkungan yang mempengaruhi perkembangan populasi rayap meliputi curah hujan, suhu, kelembaban, ketersediaan makanan dan musuh alami. Faktor-faktor tersebut saling berinteraksi dan saling mempengaruhi satu sama lain. Kelembaban dan suhu merupakan faktor yang secara bersama-sama mempengaruhi aktivitas rayap. Berdasarkan sifat penyerangannya rayap tanah cenderung menyukai lokasi yang memiliki kelembaban yang tinggi. Dalam suatu rumah, bahanbahan konstruksi kayu yang diduga sering terkena bocoran air hujan serta lokasi yang lembab seperti di daerah kamar mandi merupakan bagian yang dominan terkena serangan rayap tanah. Sementara itu, rayap kayu kering tidak terlalu memerlukan kondisi yang lembab pada daerah serangannya karena jenis rayap ini mampu membuat kelembaban di dalam kayu yang diserang. Besarnya kerugian yang ditimbulkan akibat serangan rayap tanah dan rayap kayu kering untuk masing-masing jenis konstruksi menunjukkan hasil yang berbeda seperti pada Tabel 2. Tabel 2. Kerugian ekonomis akibat serangan rayap tanah dan rayap kayu kering pada tiap-tiap konstruksi pada bangunan rumah contoh di Kecamatan Medan Denai dan Kecamatan Medan Labuhan Komponen Konstruksi Rayap Tanah (Rp) Rayap Kayu Kering (Rp) Gabungan RT + RKK (Rp) Dinding Daun pintu Kusen pintu Daun jendela Kusen jendela Lisplang Plafon Tiang Total Nilai yang tertera adalah nilai kerugian akibat serangan rayap yang telah dikonversi dalam rupiah. RT: Rayap tanah; RKK: Rayap Kayu Kering. Pada Tabel 2 dapat diketahui kerugian ekonomis yang terbesar terjadi pada komponen kusen pintu dengan nilai kerugian Rp , kemudian disusul oleh kusen jendela dengan nilai kerugian Rp Aksesibilitas rayap diperkirakan berasal dari tiang-tiang pondasi rumah yang lembab. Dilihat dari bentuk kontruksinya, kusen pintu dan kusen jendela pada rumah contoh tingginya tidak begitu jauh dari tanah, sehingga akan memudahkan bagi rayap untuk naik ke komponen bangunan tersebut. Hal ini sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Prasetyo dan Yusuf (2005) bahwa rayap tanah akan mudah merambat ke bagian bangunan yang tingginya lebih rendah dari 15 cm. Rayap tanah biasanya menyerang kusen pintu yang berada di daerah yang lembab seperti di dapur dan kamar mandi. Hal ini juga tidak jauh berbeda dengan kusen jendela. Kusen jendela yang terserang umumnya
4 26 SIREGAR ET AL. J. Biologi Sumatera berada di daerah belakang rumah. Rayap kayu kering biasanya menyerang kusen pintu yang berada di ruang tengah rumah contoh seperti kusen pintu kamar dan kusen pintu depan. Kusen jendela yang terserang umumnya adalah kusen jendela yang berada di depan dan di samping rumah. Selain itu, besarnya kerugian juga disebabkan besarnya intensitas serangan rayap yang terdapat pada tiap rumah contoh yang dialami. Berdasarkan data yang diperoleh, intensitas serangan rayap yang paling kecil terdapat pada lisplang dan plafon. Hal ini mungkin dikarenakan letaknya yang strategis yaitu menyangkut keindahan rumah. Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan, kayu yang biasa dijadikan sebagai bahan baku lisplang ini adalah kayu damar. Nandika et al., (2003) menyatakan bahwa kayu ulin, merbau, damar dan jati merupakan jenis kayu yang digolongkan tahan terhadap serangan rayap. Mekanisme ketahanan alaminya tersebut dikendalikan oleh kandungan estraktif yang terdapat pada kayu teras, seperti ieusiderin dan tectoquinon. Umumnya, serangan rayap yang terjadi pada komponen ini hanya tergolong kepada kerusakan kecil. Kerugian ekonomis yang terdapat pada lisplang dapat mencapai seharga Rp dan kerugian ekonomis pada plafon yaitu sebesar Rp Kisaran interval kerugian ekonomis dan persentase serangan pada 120 rumah contoh yang berada di kawasan Kecamatan Medan Denai dan Kecamatan Medan Labuhan ini dapat dilihat pada Tabel 3. Interval kerugian pada 120 rumah contoh ini akibat serangan rayap tanah berkisar Rp ,1 hingga Rp ,4 dengan persentase serangan 53,9%. Kerugian akibat serangan rayap kayu kering mencapai Rp dengan rata-rata kerugian per bangunan rumah contoh adalah Rp ,4. Interval kerugian pada 120 rumah contoh ini akibat serangan rayap kayu kering berkisar Rp ,1; hingga Rp ,9 dengan persentase serangan sebesar 44,1%. Tabel 3. Rangkuman kerugian akibat serangan rayap di dua wilayah Kota Medan (Medan Bagian Timur dan Medan Bagian Utara) studi kasus di Kecamatan Medan Denai dan Kecamatan Medan Labuhan No. Parameter Rayap Tanah Rayap Kayu Kering Gabungan RT + RKK 1 Jumlah (Rp) Rata-Rata Kerugian , , ,3 (Rp) 3 Standart Deviasi (Rp) , , ,6 4 Interval Rata-Rata Kerugian (Rp) ,1; , ,1; , ,2; ,3 5 Rata-rata Persentase (%) 55,9 44,1 100 Nilai yang tertera adalah nilai kerugian akibat serangan rayap yang telah dikonversi dalam rupiah. RT: Rayap tanah, dan RKK: Rayap Kayu Kering. Jenis Rayap Perusak Bangunan Pada empat kelurahan yang dijadikan lokasi penelitian diambil beberapa sampel jenis rayap. Selanjutnya sampel yang didapat diidentifikasi jenisnya dengan melihat ciri-ciri khas yang membedakan satu dengan yang lainnya seperti dengan melihat perbedaan kapsul kepala dan abdomen masing-masing sampel yang dilihat melalui mikroskop yang selanjutnya dicocokkan dengan buku identifikasi Nandika et al., (2003) dan buku pengenalan serangga Borror et al., (1993). Kasta yang dijadikan acuan untuk pengidentifikasian adalah kasta prajurit. Menurut Nandika et al., (2003), kasta prajurit memiliki ciri-ciri khas yang mudah dibedakan bila dibandingkan dengan kasta lain. Dari hasil identifikasi yang dilakukan akhirnya dapat diketahui jenis rayap yang menyerang sebagaimana yang tercantum pada Tabel 4. Tabel 4. Jenis rayap perusak kayu pada masingmasing lokasi penelitian Lokasi Antar Kecamatan Kec. Medan Denai 1. Kelurahan Binjai 2. Kelurahan Medan Tenggara Kec. Medan Labuhan 1. Kelurahan Tangkahan 2. Kelurahan Nelayan Indah Nama Spesies Rayap Neotermes tectonae Famili Pada Tabel 4 diketahui bahwa rayap tanah dan rayap kayu kering mendominasi serangan pada masing-masing wilayah penelitian yaitu pada Kelurahan Binjai, Kelurahan Medan Tenggara, Kelurahan Tangkahan, dan Kelurahan Nelayan Indah. Rayap tanah ini memiliki ciri-ciri morfologi kasta prajurit kepala berwarna kuning, dengan antena dan lambrum berwarna pucat. Mandibel berbentuk seperti arit dan melengkung diujungnya. Panjang kepala dengan mandibel 1,56-1,68 mm. Lebar kepala 1,40-1,44 mm. Panjang badan 5,5-6 mm. Spesies dari famili ini menyerang semua kayu, baik pohon-pohon yang masih hidup maupun kayu yang sudah digunakan menjadi bahan bangunan. Dominansi serangan rayap ini sepadan dengan apa yang dikemukakan oleh Prasetyo dan Yusuf (2005) bahwa rayap merupakan rayap perusak yang menimbulkan tingkat
5 Vol. 2, 2007 J. Biologi Sumatera 27 serangan yang paling ganas. Tidak mengherankan kalau rayap ini mampu menyerang hingga ke lantai atas suatu bangunan bertingkat. Serangan tersebut bisa terjadi walaupun tidak ada hubungan langsung dengan tanah, setelah menyerang rayap perusak bangunan ini akan membuat sarang yang cukup lembab karena rayap jenis ini sangat memerlukan kelembaban yang cukup tinggi. Nandika et al., (2003) menyebutkan bahwa perkembangan optimum rayap ini dicapai pada kisaran kelembaban 75-90%. Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, daerah penelitian seperti Kelurahan Tangkahan dan Kelurahan Nelayan Indah merupakan daerah yang relatif lebih lembab dari daerah penelitian lainnya karena lokasi ini berada agak jauh dari perkotaan dan berada di kawasan dekat pantai. Menurut Nandika et al., (2003), rayap Cryptotermes curvignatus memiliki ciri-ciri morfologis seperti: kepala berwarna coklat gelap kemerah-merahan, antena memiliki 11 segmen, panjang kepala dengan mandibel ialah 0,87-0,97 mm, dengan panjang mandibel ialah 0,57-0,57 mm. Pada wilayah penelitian Kelurahan Binjai, rayap yang ditemukan adalah spesies Neotermes tectonae. Rayap yang berasal dari famili ini memiliki ciri-ciri morfologi kasta prajurit kepala berwarna coklat kemerah-merahan. Antena dan labrum berwarna coklat kekuningkuningan. Mandibel berwarna coklat kemerahmerahan. Bentuk kapsul kepala segi empat. Panjang kepala dengan mandibel ialah 2,50-2,75 mm, lebar kepala ialah 1,75-2,12 mm, dan panjang mandibel ialah 1,50-1,72 mm. Nandika et al., (2003) menyatakan jenis rayap ini merupakan rayap yang memiliki aktifitas jelajah yang rendah. Ucapan Terima Kasih Penulis mengucapkan terima kasih kepada Pak Fajar pegawai BPS Kota Medan yang telah membantu penulis dalam mengumpulkan data sekunder. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Muhammad Nurul Fadhli yang telah membantu penulis dalam melakukan wawancara kepada masyarakat Kecamatan Medan Labuhan untuk mendapatkan data-data primer yang dibutuhkan. DAFTAR PUSTAKA Badan Pusat Statistik Kota Medan, Medan Dalam Angka Medan. Borror, D. J., C. A. Triplehorn dan N. F. Johnson Pengenalan Pelajaran Serangga. Edisi ke-6. (Terjemahan Partosoedjono, S). Gajahmada University Press. Jogjakarta. Nandika, D. Yudi Rismayadi dan Farah Diba Rayap Biologi dan Pengendaliannya. Universitas Muhammadiyah Surakarta. Surakarta. Prasetyo, K.W dan Sulaeman Yusuf Mencegah dan Membasmi Rayap Secara Ramah Lingkungan & Kimiawi. Agromedia Pustaka. Bogor. Romaida Kerugian Ekonomis Akibat Serangan Rayap dan Intensitas Serangannya pada Bangunan Rumah di Kota Cirebon. [Skripsi]. Jatinangor. Fakultas Kehutanan, UNWIM. Rudi Status Pengawetan Kayu di Indonesia. Makalah Pengantar Falsafah Sains. Google.com/pengawetan kayu. [28 Desember 2006] Safaruddin Kerugian Ekonomi Akibat Serangan Rayap Pada Bangunan Perumahan di Dua Wilayah DKI Jakarta (Kotamadya Jakarta Barat dan Jakarta Timur). [Skripsi]. Bogor: Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor. Sudzana Metode Statistik. Edisi Keenam, Penerbit PT. Tarsito Bandung. Tambunan, B. dan D. Nandika Deteriorasi Kayu Oleh Faktor Biologis. UPT Produksi Media Informasi, Lembaga Sumberdaya Informasi IPB, Bogor.
KAJIAN EKONOMIS SERANGAN RAYAP DAN URGENSI TINDAKAN PENGAWETAN TERHADAP PEMBANGUNAN DI BEBERAPA PERUMAHAN KOTA PEMATANGSIANTAR
IJCCS, Vol.x, No.x, July xxxx, pp. 1~5 ISSN: 1978-1520 1 KAJIAN EKONOMIS SERANGAN RAYAP DAN URGENSI TINDAKAN PENGAWETAN TERHADAP PEMBANGUNAN DI BEBERAPA PERUMAHAN KOTA PEMATANGSIANTAR Triastuti* 1, Irawaty
Lebih terperinciIDENTIFIKASI DAMPAK DAN TINGKAT SERANGAN RAYAP TERHADAP BANGUNAN DI KABUPATEN KUANTAN SINGINGI
IDENTIFIKASI DAMPAK DAN TINGKAT SERANGAN RAYAP TERHADAP BANGUNAN DI KABUPATEN KUANTAN SINGINGI THE IDENTIFICATION OF THE IMPACT AND LEVEL OF TERMITE S ATTACKS ON THE BUILDING IN THE DISTRICT KUANTAN SINGINGI
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Sebaran rayap tanah di berbagai vegetasi Hutan Pendidikan Gunung Walat memiliki luas wilayah 359 ha, dari penelitian ini diperoleh dua puluh enam contoh rayap dari lima
Lebih terperinciDEPARTEMEN KEHUTANAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2009
SEBARAN DAN PERKIRAAN KERUGIAN EKONOMIS SERANGAN RAYAP TERHADAP BANGUNAN SEKOLAH DASAR NEGERI DI KOTA MEDAN MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS SKRIPSI Oleh Hadhi Prabowo Syaiful 051203032/ Teknologi
Lebih terperinciANALISIS KERUGIAN DAN PEMETAAN SEBARAN SERANGAN RAYAP PADA BANGUNAN SEKOLAH DASAR NEGERI DI BAGIAN TIMUR KOTA PEKANBARU
ANALISIS KERUGIAN DAN PEMETAAN SEBARAN SERANGAN RAYAP PADA BANGUNAN SEKOLAH DASAR NEGERI DI BAGIAN TIMUR KOTA PEKANBARU (Loss Analysis And Mapping Termite Distribution On Elementary School Buildings In
Lebih terperinciANALISIS KERUSAKAN BANGUNAN SEKOLAH DASAR NEGERI OLEH FAKTOR BIOLOGIS DI KOTA BOGOR RULI HERDIANSYAH
ANALISIS KERUSAKAN BANGUNAN SEKOLAH DASAR NEGERI OLEH FAKTOR BIOLOGIS DI KOTA BOGOR RULI HERDIANSYAH DEPARTEMEN HASIL HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007 RINGKASAN Ruli Herdiansyah.
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Kota Medan mempunyai 805 sekolah dasar dengan perincian 401 buah
TINJAUAN PUSTAKA Bangunan Sekolah Dasar Kota Medan mempunyai 805 sekolah dasar dengan perincian 401 buah milik pemerintah dan 404 buah milik pihak swasta. Rincian sebaran SD di Kota Medan disajikan pada
Lebih terperinciPENGENALAN RAYAP PERUSAK KAYU YANG PENTING DI INDONESIA
PENGENALAN RAYAP PERUSAK KAYU YANG PENTING DI INDONESIA 4 Pengantar Jenis-jenis rayap (Ordo Isoptera) merupakan satu golongan serangga yang paling banyak menyebabkan kerusakan pada kayu yang digunakan
Lebih terperinciJenis-jenis kayu untuk konstruksi Bangunan
Jenis-jenis kayu untuk konstruksi Bangunan Jenis-jenis kayu untuk konstruksi di proyek- Pada kesempatan ini saya akan berbagi informasi tentang Jenis-jenis kayu untuk konstruksi Bangunan Kayu adalah material
Lebih terperinciBAB V FREKUENSI DAN INTENSITAS SERANGAN JAMUR PELAPUK PADA BANGUNAN RUMAH SERTA KERUGIAN YANG DITIMBULKANNYA
BAB V FREKUENSI DAN INTENSITAS SERANGAN JAMUR PELAPUK PADA BANGUNAN RUMAH SERTA KERUGIAN YANG DITIMBULKANNYA Hasil penelitian menunjukkan bahwa serangan jamur pelapuk rata-rata terjadi pada 87% rumah di
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. setiap kecamatan di Kota Medan disajikan pada Tabel 1. Tabel 1. Data jumlah sekolah menengah pertama di setiap kecamatan
TINJAUAN PUSTAKA Bangunan Sekolah Menengah Pertama Kota Medan memiliki 350 sekolah menengah pertama dengan perincian 45 buah milik pemerintah dan 305 buah milik pihak swasta. Rincian sebaran SMP di setiap
Lebih terperinciANALISIS KERUGIAN DAN PEMETAAN SEBARAN SERANGAN RAYAP PADA BANGUNAN SMP NEGERI DI KOTA PEKANBARU
ANALISIS KERUGIAN DAN PEMETAAN SEBARAN SERANGAN RAYAP PADA BANGUNAN SMP NEGERI DI KOTA PEKANBARU HASIL PENELITIAN OLEH: MEITA ENDASURA 111201152/TEKNOLOGI HASIL HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN UNIVERSITAS SUMATERA
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Keberadaan sekolah-sekolah sekarang ini dianggap masih kurang
TINJAUAN PUSTAKA Bangunan Sekolah Dasar Keberadaan sekolah-sekolah sekarang ini dianggap masih kurang memadai baik dari segi jumlah maupun kelengkapan fasilitas di dalamnya. Saat ini terdapat hampir lebih
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bioekologi Rayap Rayap adalah serangga sosial yang termasuk ke dalam ordo Blatodea, kelas heksapoda yang dicirikan dengan metamorfosis sederhana, bagian-bagian mulut mandibula.
Lebih terperinciBAB IV: PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
BAB IV: PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Survey (Observasi) Lapangan Dalam penelitian ini, secara garis besar penyajian data-data yang dikumpulkan melalui gambar-gambar dari hasil observasi lalu diuraikan
Lebih terperinciBAB 2 PRODUK. Anugerah adalah penduduk asli dan pendatang baru yang ada di kota
BAB 2 PRODUK 2.1 Spesifikasi Rincian Produk Sesuai dengan target pasar yang di rencanakan oleh CV. Griya Indah Anugerah adalah penduduk asli dan pendatang baru yang ada di kota Payakumbuh. Usaha CV. Griya
Lebih terperinciMuhammad Sayuthi Laboratorium Hama Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala
RAYAP MACROTERMES GILVUS (HAGEN) (ISOPTERA: TERMITIDAE) SEBAGAI HAMA PENTING PADA TANAMAN JARAK PAGAR (J. CURCAS) DI KEBUN INDUK JARAK PAGAR (KIJP) PAKUWON SUKABUMI JAWA BARAT (The Macrotermes gilvus Hagen
Lebih terperinciStruktur dan Konstruksi II
Struktur dan Konstruksi II Modul ke: Material Struktur Bangunan Fakultas Teknik Christy Vidiyanti, ST., MT. Program Studi Teknik Arsitektur http://www.mercubuana.ac.id Cakupan Isi Materi Materi pertemuan
Lebih terperinciBAB V. akan. Pembahasan. dianalisa. adalah: data untuk. di Ujung Berung. PGRI, terletak. Gambar 11 Bagan
46 BAB V Pembahasan Terdapat beberapa hal yang dapat mempengaruhi biaya konstruksi rumah sederhana, antara lain: value engineering, proses perancangan, jumlah unit yang dibangun, metoda membangun yang
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. keadaan gejala menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan. 84 Pada
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilaksanakan adalah penelitian deskriptif - eksploratif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang bermaksud untuk mengumpulkan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
18 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kehilangan Berat (Weight Loss) Contoh Uji Kehilangan berat (WL) merupakan salah satu respon yang diamati karena berkurangnya berat contoh uji akibat aktifitas makan rayap
Lebih terperinciKERAGAMAN JENIS RAYAP DAN INTENSITAS KERUSAKAN BANGUNAN DI PERUMAHAN ALAM SINARSARI, CIBEUREUM, DARMAGA, BOGOR CUCU SETIAWATI
KERAGAMAN JENIS RAYAP DAN INTENSITAS KERUSAKAN BANGUNAN DI PERUMAHAN ALAM SINARSARI, CIBEUREUM, DARMAGA, BOGOR CUCU SETIAWATI DEPARTEMEN HASIL HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013
Lebih terperinciBAB 8 RENCANA ANGGARAN BIAYA
BAB 8 RENCANA ANGGARAN BIAYA 8.1. Rencana Anggaran Biaya (RAB) Rencana anggaran biaya (RAB) adalah tolok ukur dalam perencanaan pembangunan,baik ruma htinggal,ruko,rukan maupun gedung lainya. Dengan RAB
Lebih terperinciEBOOK PROPERTI POPULER
EBOOK PROPERTI POPULER RAHASIA MEMBANGUN RUMAH TANPA JASA PEMBORONG M.FAIZAL ARDHIANSYAH ARIFIN, ST. MT User [Type the company name] M.FAIZAL ARDHIANSYAH ARIFIN, ST. MT Halaman 2 KATA PENGANTAR Assalamu
Lebih terperinciBULETIN PSP ISSN: X Volume XIX No. 3 Edisi Desember 2011 Hal
BULETIN PSP ISSN: 0251-286X Volume XIX No. 3 Edisi Desember 2011 Hal 219-228 TINGKAT PEMANFAATAN MATERIAL KAYU PADA PEMBUATAN GADING-GADING DI GALANGAN KAPAL RAKYAT UD. SEMANGAT UNTUNG, DESA TANAH BERU,
Lebih terperinciANALISIS KERUGIAN DAN PEMETAAN SEBARAN SERANGAN RAYAP TERHADAP BANGUNAN SMP NEGERI DI KOTA MEDAN
ANALISIS KERUGIAN DAN PEMETAAN SEBARAN SERANGAN RAYAP TERHADAP BANGUNAN SMP NEGERI DI KOTA MEDAN Hasil Penelitian Oleh : Hendra Simanjuntak 051203010 Teknologi Hasil Hutan DEPARTEMEN KEHUTANAN FAKULTAS
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI. 3.1 Waktu dan Tempat
12 BAB III METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli Desember 2011 di Laboratorium Biomaterial dan Biodeteriorasi Kayu Pusat Penelitian Sumberdaya Hayati dan Bioteknologi
Lebih terperinciLampiran 1. Kunci Pengenalan Genus dan Spesies (Nandika dkk., 2003)
Lampiran 1. Kunci Pengenalan Genus dan Spesies (Nandika dkk., 2003) 1. a. Menyerang dan bersarang dalam pohon yang masih hidup, atau kayu, cabang dan batang mati, tunggak dan kayu lembab lainnya (rayap
Lebih terperinciIV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN
53 IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1 Kondisi Geografis Selat Rupat merupakan salah satu selat kecil yang terdapat di Selat Malaka dan secara geografis terletak di antara pesisir Kota Dumai dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. kayu jati sebagai bahan bangunan seperti kuda-kuda dan kusen, perabot rumah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kayu jati merupakan salah satu jenis kayu yang diminati dan paling banyak dipakai oleh masyarakat, khususnya di Indonesia. Selain memiliki sifat yang awet dan kuat,
Lebih terperinciPEDOMAN PEMBANGUNAN BANGUNAN TAHAN GEMPA
LAMPIRAN SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL CIPTA KARYA NOMOR: 111/KPTS/CK/1993 TANGGAL 28 SEPTEMBER 1993 TENTANG: PEDOMAN PEMBANGUNAN BANGUNAN TAHAN GEMPA A. DASAR DASAR PERENCANAAN BANGUNAN TAHAN GEMPA
Lebih terperinciIV. KONDISI DAN GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. administratif berada di wilayah Kelurahan Kedaung Kecamatan Kemiling Kota
IV. KONDISI DAN GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Pembentukan Taman Kupu-Kupu Gita Persada Taman Kupu-Kupu Gita Persada berlokasi di kaki Gunung Betung yang secara administratif berada di wilayah Kelurahan
Lebih terperinciANALISIS KERUGIAN EKONOMIS DAN PEMETAAN SEBARAN SERANGAN RAYAP PADA BANGUNAN SMA DAN SMK KOTA PEKANBARU
1 ANALISIS KERUGIAN EKONOMIS DAN PEMETAAN SEBARAN SERANGAN RAYAP PADA BANGUNAN SMA DAN SMK KOTA PEKANBARU (Economic Losses Analysis And Mapping Termite Distribution On Senior High School and Vocational
Lebih terperinciANALISIS KERUGIAN DAN PEMETAAN SEBARAN SERANGAN RAYAP PADA BANGUNAN SD NEGERI BAGIAN TIMUR DI KOTA PEKANBARU
ANALISIS KERUGIAN DAN PEMETAAN SEBARAN SERANGAN RAYAP PADA BANGUNAN SD NEGERI BAGIAN TIMUR DI KOTA PEKANBARU SKRIPSI OLEH: NICO CHRISTIAN 111201105/TEKNOLOGI HASIL HUTAN PROGRAM STUDI KEHUTANAN FAKULTAS
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. tiap tahunnya (Rachmawati, 1996), sedangkan menurut Wahyuni (2000), di Kabupaten
1 I. PENDAHULUAN Indonesia mengalami kerugian ekonomi akibat serangan rayap pada kayu bangunan rumah penduduk mencapai 12,5% dari total biaya pembangunan perumahan tiap tahunnya (Rachmawati, 1996), sedangkan
Lebih terperinciIDENTIFIKASI TINGKAT SERANGAN DAN JENIS RAYAP YANG MERUSAK BANGUNAN DI KOTA AMBON
Bimafika, 2012, 3, 393-398 IDENTIFIKASI TINGKAT SERANGAN DAN JENIS RAYAP YANG MERUSAK BANGUNAN DI KOTA AMBON Tekat Dwi Cahyono Staf Pengajar Fakultas Pertanian Universitas Darussalam Ambon Diterima 29-02-2012;
Lebih terperinciANALISIS KERUGIAN DAN PEMETAAN SEBARAN SERANGAN RAYAP PADA BANGUNAN SMA DAN SMK NEGERI DI KOTA PEKANBARU
ANALISIS KERUGIAN DAN PEMETAAN SEBARAN SERANGAN RAYAP PADA BANGUNAN SMA DAN SMK NEGERI DI KOTA PEKANBARU SKRIPSI OLEH: Frieda Sitepu 111201135/TEKNOLOGI HASIL HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN UNIVERSITAS SUMATERA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang mahal di pasar internasional US$ 640/m 3 untuk kayu papan jati Jawa tahun
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jati (Tectona grandis Linn.) merupakan salah satu jenis kayu komersial yang memiliki nilai ekonomis tinggi dan diminati oleh banyak orang, baik dalam maupun luar negeri.
Lebih terperinciRumah bambu plaster Belanda di Jatiroto Prototipe Rumah Bambu Plaster
B A M B U KOMPOSIT untuk Aceh andry@home.ar.itb.ac.id; andry_widyo@yahoo.com - b a m b u k o m p o s I t andry widyowijatnoko arsitektur itb andry@home.ar.itb.ac.id andry_widyo@yahoo.com adalah konstruksi
Lebih terperinciIDENTIFIKASI SPESIES RAYAP PERUSAK TANAMAN JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.) Termite Species Identification as Pests to Jatropha curcas L.
IDENTIFIKASI SPESIES RAYAP PERUSAK TANAMAN JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.) Termite Species Identification as Pests to Jatropha curcas L. Muhammad Sayuthi Jurusan Agroteknologi, Fakultas Pertanian Universitas
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan penelitian mengenai analisis perbandingan biaya dan waktu pekerjaan dinding menggunakan pasangan bata merah dan bata ringan pada proyek bangunan gedung
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kehilangan Berat Kehilangan berat dapat menjadi indikasi respon serangan rayap terhadap contoh uji yang diberi perlakuan dalam hal ini berupa balok laminasi. Perhitungan
Lebih terperinciBAB III Metode Penelitian
BAB III Metode Penelitian Bab ini menguraikan mengenai kerangka pemikiran dari studi ini, metode dan pelaksanaan penelitian, Penetapan lokasi penelitian, rumah uji, penentuan variable penelitian, Pengujian
Lebih terperinciTabel 7. Luas wilayah tiap-tiap kabupaten di Provinsi Jawa Barat. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4. 1. Kondisi Geografis Wilayah Provinsi Jawa Barat Provinsi Jawa Barat secara geografis terletak antara 5 54' - 7 45' LS dan 106 22' - 108 50 BT dengan areal seluas 37.034,95
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jembatan yang memiliki peran sebagai sarana transportasi yang sangat penting bagi kelancaran pergerakan lalu lintas. Dimana jembatan berfungsi untuk menghubungkan rute/lintasan
Lebih terperinciPengembangan Modul Konstruksi Bambu Plester Sebagai Alternatif Kulit Bangunan
Pengembangan Modul Konstruksi Bambu Plester Sebagai Alternatif Kulit Bangunan oleh Widya Fransiska Febriati Prog. Studi Teknik Arsitektur FT. Universitas Sriwijaya, Palembang Email: widyafrans@telkom.net
Lebih terperinciRayap Sebagai Serangga Perusak Kayu Dan Metode Penanggulangannya
Rayap Sebagai Serangga Perusak Kayu Dan Metode Penanggulangannya Apri Heri Iswanto Jurusan Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara PENDAHULUAN Rayap merupakan serangga kecil berwarna putih
Lebih terperinciADENDUM DOKUMEN PENGADAAN NOMOR : 784/VI/BP2MPD-ULP/POKJA-PASCA/2013 TANGGAL : 24 JUNI 2013
ADENDUM DOKUMEN PENGADAAN NOMOR : 784/VI/BP2MPDULP/POKJAPASCA/2013 TANGGAL : 24 JUNI 2013 UNTUK PENGADAAN PEKERJAAN PEMBANGUNAN SMPN SATU ATAP (SATAP) SUNGAI LAUT KEC. TANAH MERAH KELOMPOK KERJA (POKJA)
Lebih terperinciSTUDI PENYIMPANGAN UKURAN BATU BATA MERAH
STUDI PENYIMPANGAN UKURAN BATU BATA MERAH Burhanuddin Dosen Jurusan Teknik Arsitektur Fakultas Sains dan Teknologi UIN Alauddin Makassar Email: amin.burhanuddin@gmail.com Abstract. Studi ini tentang, berapa
Lebih terperinciBAB III KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN
19 3.1 Luas dan Lokasi BAB III KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN Kabupaten Humbang Hasundutan mempunyai luas wilayah seluas 2.335,33 km 2 (atau 233.533 ha). Terletak pada 2 o l'-2 o 28' Lintang Utara dan
Lebih terperinciBAB IV DATA DAN ANALISIS
BAB IV DATA DAN ANALISIS 4.1 Data Proyek 4.1.1 Data Umum Nama Proyek Lokasi Proyek : Pembangunan Rumah Kost 3 Lantai : Taman Permata Blok A3 No 35, Lippo Village, Tangerang, Banten Peruntukan Luas Bangunan
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Dengan modul ini peserta diklat dapat melaksanakan praktik tanpa harus banyak dibantu oleh instruktur.
KATA PENGANTAR Modul dengan judul Memasang Ikatan Batu Bata merupakan bahan ajar yang digunakan sebagai panduan praktik peserta diklat (siswa). Sekolah Menegah Kejuruan (SMK) untuk membentuk salah satu
Lebih terperinciII. METODOLOGI. A. Metode survei
II. METODOLOGI A. Metode survei Pelaksanaan kegiatan inventarisasi hutan di KPHP Maria Donggomassa wilayah Donggomasa menggunakan sistem plot, dengan tahapan pelaksaan sebagai berikut : 1. Stratifikasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Dalam zaman modern ini terdapat 3 bahan struktur bangunan yang utama yaitu kayu, baja dan beton. Dan sekarang ini pertumbuhan dan perkembangan industri konstruksi
Lebih terperinciDINDING DINDING BATU BUATAN
DINDING Dinding merupakan salah satu elemen bangunan yang berfungsi memisahkan/ membentuk ruang. Ditinjau dari segi struktur dan konstruksi, dinding ada yang berupa dinding partisi/ pengisi (tidak menahan
Lebih terperinciPEMERINTAH PROVINSI SUMATERA UTARA SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI Jalan P. Diponegoro Nomor 30 Telephone MEDAN
PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA UTARA SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI Jalan P. Diponegoro Nomor 30 Telephone 4156000 MEDAN BERITA ACARA PENJELASAN PEKERJAAN ( AANWIJZING ) Nomor: BA-08/PPBJ/SETDA-SU/PU-PK/2012
Lebih terperinciPanduan Menghitung Volume Pekerjaan Atap
Panduan Menghitung Volume Pekerjaan Atap Pekerjaan atap yang diseting pada software rab meliputi pekerjaan sbb: 1. Rangka atap baja ringan 2. Tutup atap genting plentong 3. Genting bubung plentong 4. Listplang
Lebih terperinciOleh: Merryana Kiding Allo
Corak Indah Kayu Eboni (Diospyros celebica Bakh.) CORAK INDAH KAYU EBONI (Diospyros celebica Bakh.) Oleh: Balai Penelitian Kehutanan Makassar, Jl. Perintis Kemerdekaan Km.16 Makassar, 90243, telp. (0411)
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bata merah merupakan salah satu bahan material sebagai bahan pembuat dinding. Bata merah terbuat dari tanah liat yang dibakar dengan suhu tinggi sampai bewarna kemerah-merahan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Identifikasi Rayap Pada Kayu Umpan Di Kampung Babakan Cimareme Kecamatan Ciranjang Kabupaten Cianjur
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kayu merupakan hasil hutan dari sumber kekayaan alam, berasal dari bahan mentah yang mudah diproses untuk dijadikan barang sesuai kemajuan teknologi. Kayu merupakan
Lebih terperinciPENINGKATAN DAYA TAHAN BAMBU DENGAN PROSES PENGASAPAN UNTUK BAHAN BAKU KERAJINAN
Peningkatan daya tahan bambu dengan proses pengasapan untuk bahan baku kerajinan....effendi Arsad PENINGKATAN DAYA TAHAN BAMBU DENGAN PROSES PENGASAPAN UNTUK BAHAN BAKU KERAJINAN Improved Durability of
Lebih terperinciJurnal Ilmu dan Teknilogi Hasil Hutan 3(1): (2010)
26 BIODETERIORASI KOMPONEN KAYU RUMAH DI BEBERAPA DAERAH YANG BERBEDA SUHU DAN KELEMBABANNYA Biodeterioration of Wooden House Components in Some Places with Different Temperature and Humidity Trisna PRIADI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. penggunaan baik sebagai bahan konstruksi maupun sebagai bahan non-konstruksi.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kayu merupakan hasil hutan yang dibutuhkan manusia untuk berbagai penggunaan baik sebagai bahan konstruksi maupun sebagai bahan non-konstruksi. Namun pada kenyataannya,
Lebih terperinciANALISIS KERUGIAN EKONOMIS DAN PEMETAAN SEBARAN SERANGAN RAYAP PADA BANGUNAN SMP NEGERI DI KOTA PEKANBARU
1 ANALISIS KERUGIAN EKONOMIS DAN PEMETAAN SEBARAN SERANGAN RAYAP PADA BANGUNAN SMP NEGERI DI KOTA PEKANBARU (Losses Analyze and Mapping The Distribution of Termites that Attacked The Junior High School
Lebih terperinciIdentifikasi Rayap Di Bangunan Cagar Budaya Lawang Sewu Kota Semarang. Identification Of Termites In Lawang Sewu Heritage Building Semarang City
Identifikasi Rayap Di Bangunan Cagar Budaya Lawang Sewu Kota Semarang Identification Of Termites In Lawang Sewu Heritage Building Semarang City *) **) Thyar Deby Yuhara *), Sri Yuliawati **), Praba Ginandjar
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan yaitu mulai dari bulan Juni 2011 sampai dengan bulan Oktober 2011 bertempat di Laboratorium Biokomposit dan Laboratorium Bagian
Lebih terperinciBAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN
14 BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Administratif dan Geografis Secara geografis KHDTK Cikampek terletak di 06 0 25 00-06 0 25 48 LS dan 107 0 27 36-107 0 27 50 BT, kurang lebih 5 km sebelah selatan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan selama lima bulan yaitu dari bulan Maret sampai dengan Juni dan dilanjutkan kembali bulan November sampai dengan Desember 2011
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Secara keseluruhan daerah tempat penelitian ini didominasi oleh Avicennia
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Kondisi umum daerah Wonorejo Kawasan mangrove di Desa Wonorejo yang tumbuh secara alami dan juga semi buatan telah diputuskan oleh pemerintah Surabaya sebagai tempat ekowisata.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Umum tentang Pinus 2.1.1. Habitat dan Penyebaran Pinus di Indonesia Menurut Martawijaya et al. (2005), pinus dapat tumbuh pada tanah jelek dan kurang subur, pada tanah
Lebih terperinci4. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN
4. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1. Kondisi Geografis Kota Makassar secara geografi terletak pada koordinat 119 o 24 17,38 BT dan 5 o 8 6,19 LS dengan ketinggian yang bervariasi antara 1-25 meter dari
Lebih terperinciPEMANFAATAN LIMBAH DEBU PELEBURAN BIJIH BESI (DEBU SPONS) SEBAGAI PENGGANTI SEBAGIAN SEMEN PADA MORTAR
POLI-TEKNOLOGI VOL.11 NO.1, JANUARI 2012 PEMANFAATAN LIMBAH DEBU PELEBURAN BIJIH BESI (DEBU SPONS) SEBAGAI PENGGANTI SEBAGIAN SEMEN PADA MORTAR Amalia dan Broto AB Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kerusakan Komponen Gedung D Lantai Dasar Lantai 4 1. Komponen Arsitektur a. Keramik Kerusakan lantai yang terdapat pada lantai dasar Gedung KH.Mas Mansur adalah lantai keramik
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
11 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian dilakukan pada bulan Januari 2012 sampai dengan Mei 2012, bertempat di Laboratorium Pengelohan Hasil Hutan, Pusat Penelitian dan Pengembangan
Lebih terperinciPENGARUH PENGERINGAN ALAMI DAN BUATAN TERHADAP KUALITAS KAYU GALAM UNTUK BAHAN MEBEL
Jurnal Riset Industri Hasil Hutan Vol., No., Juni 009 : 7 PENGARUH PENGERINGAN ALAMI DAN BUATAN TERHADAP KUALITAS KAYU GALAM UNTUK BAHAN MEBEL THE INFLUENCE OF NATURAL AND ARTIFICIAL DRYING FOWORD THE
Lebih terperinci1.1. LATAR BELAKANG MASALAH
21 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Dewasa ini pertumbuhan dan perkembangan industri konstruksi di Indonesia cukup pesat. Hampir 70% material yang digunakan dalam pekerjaan konstruksi adalah
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. sesuai dengan SNI no. 03 tahun 2002 untuk masing-masing pengujian. Kayu tersebut diambil
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Persiapan Penelitian Jenis kayu yang dipakai dalam penelitian ini adalah kayu rambung dengan ukuran sesuai dengan SNI no. 03 tahun 2002 untuk masing-masing pengujian. Kayu
Lebih terperinciI. MATERI DAN METODE PENELITIAN Letak Giografis Lokasi Penelitian Pekanbaru terletak pada titik koordinat 101 o o 34 BT dan 0 o 25-
I. MATERI DAN METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Patologi, Entomologi, dan Mikrobiologi (PEM) dan lahan kampus Universitas Islam Negeri Sultan
Lebih terperinciPanduan Menghitung Volume Pekerjaan Pondasi
Panduan Menghitung Volume Pekerjaan Pondasi Pekerjaan pondasi yang telah disetting dalam software rab meliputi pekerjaanpekerjaan sebagai berikut: 1. Galian tanah pondasi 2. Pasangan Pondasi Batu Kosong
Lebih terperinciPintu dan Jendela. 1. Pendahuluan
Pintu dan Jendela 1. Pendahuluan Pintu dan jendela pada dasarnya terdiri dari: kusen (ibu pintu/jendela ) dan daun (pintu/jendela) Kusen adalah merupakan rangka pintu atau jendela yang berfungsi untuk
Lebih terperinciREKAPITULASI BIAYA. JUMLAH NO. U R A I A N P E K E R J A A N HARGA (Rupiah)
REKAPITULASI BIAYA INSTANSI KEGIATAN PEKERJAAN LOKASI : MADRASAH ALIYAH NEGERI (MAN) KOTA BATAM : PENINGKATAN AKSES DAN MUTU MADRASAH ALIYAH : REHABILITASI 4 RKB MAN BATAM : BATAM JUMLAH NO. U R A I A
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN.. DINAS PENDIDIKAN SMKNEGERI. UJIAN AKHIR SEKOLAH TAHUN PELAJARAN :
PEMERINTAH KABUPATEN.. DINAS PENDIDIKAN SMKNEGERI. UJIAN AKHIR SEKOLAH TAHUN PELAJARAN : Kompetensi Keahlian : Hari / Tanggal : Teknik Gambar Bangunan Kelas / Jurusan : III / Teknik Gambar Bangunan Waktu
Lebih terperinciBALOK LAMINASI DARI KAYU KELAPA (Cocos nucifera L)
Jurnal Riset Industri Hasil Hutan Vol., No., Desember 00 : 7 BALOK LAMINASI DARI KAYU KELAPA (Cocos nucifera L) LAMINATED BEAMS FROM COCONUT WOOD (Cocos nucifera L) Djoko Purwanto *) *) Peneliti Baristand
Lebih terperinciDAFTAR ISI. Halaman Judul Pengesahan Persetujuan ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI Halaman Judul i Pengesahan ii Persetujuan iii ABSTRAK iv ABSTRACT v KATA PENGANTAR vi DAFTAR ISI viii DAFTAR TABEL xi DAFTAR GAMBAR xiii DAFTAR LAMPIRAN xv BAB I PENDAHULUAN 1 1.1 LATAR BELAKANG
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN KHUSUS
BAB III TINJAUAN KHUSUS 3.1. Pengertian Tema 3.1.1. Green Architecture (Arsitektur Hijau) Banyak orang memiliki pemahaman berbeda-beda tentang Green Architecture, ada yang beranggapan besaran volume bangunan
Lebih terperinciRayap, Serangannya, dan Cara Pengendalian
Rayap, Serangannya, dan Cara Pengendalian Moh. Wahyu Taufiq/10612028 ( Biologi, Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati) Salah satu serangga yang dapat menjadi hama dan mengganggu serta sangat merugikan bagi
Lebih terperinciBAB III RUMAH ADAT BETAWI SETU BABAKAN. 3.1 Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan
BAB III RUMAH ADAT BETAWI SETU BABAKAN 3.1 Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan Gambar 3.1 Gerbang Masuk Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan adalah sebuah perkampungan budaya yang dibangun untuk
Lebih terperinciPERATURAN MUATAN INDONESIA BAB I UMUM Pasal 1.0 Pengertian muatan 1. Muatan mati (muatan tetap) ialah semua muatan yang berasal dari berat bangunan
PERATURAN MUATAN INDONESIA BAB I UMUM Pasal 1.0 Pengertian muatan 1. Muatan mati (muatan tetap) ialah semua muatan yang berasal dari berat bangunan dan atau unsur bangunan, termasuk segala unsur tambahan
Lebih terperinciBAB VIII PEMBAHASAN UMUM
BAB VIII PEMBAHASAN UMUM Biodeteriorasi kayu mengakibatkan penurunan mutu dan tidak efisiennya penggunaan kayu. Selain itu umur pakai kayu menjadi lebih pendek dan berakibat konsumsi kayu menjadi meningkat,
Lebih terperinciLAPORAN KEMAJUAN 70% PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT IPTEKS TEPAT GUNA BAGI MASYARAKAT (ITGbM)
PPM - ITGbM LAPORAN KEMAJUAN 70% PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT IPTEKS TEPAT GUNA BAGI MASYARAKAT (ITGbM) APLIKASI BETON NON PASIR PADA INDUSTRI PEMBUATAN KUSEN BETON TIM PENGUSUL Ketua: Yusep Ramdani, ST.,
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
21 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Karakteristik Umum Bangunan Sekolah Kota Bogor memiliki 284 unit sekolah dasar (SD), 242 unit (85,2%) diantaranya merupakan sekolah dasar negeri, sedangkan sisanya (42
Lebih terperinciUji ketahanan kayu dan produk kayu terhadap organisme perusak kayu
SNI 01-7207-2006 Standar Nasional Indonesia Uji ketahanan kayu dan produk kayu terhadap organisme perusak kayu ICS 79.020 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup...1
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Mentimun dapat diklasifikasikan kedalam Kingdom: Plantae; Divisio:
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.) Mentimun dapat diklasifikasikan kedalam Kingdom: Plantae; Divisio: Spermatophyta; Sub divisio: Angiospermae; Kelas : Dikotyledonae;
Lebih terperinciIV. KONDISI UMUM 4.1 Letak Geografis dan Aksesibilitas
42 IV. KONDISI UMUM 4.1 Letak Geografis dan Aksesibilitas Secara geografis, perumahan Bukit Cimanggu City (BCC) terletak pada 06.53 LS-06.56 LS dan 106.78 BT sedangkan perumahan Taman Yasmin terletak pada
Lebih terperinciOleh : Ridwanti Batubara, S.Hut., M.P. NIP DEPARTEMEN KEHUTANAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2009
KARYA TULIS NILAI ph DAN ANALISIS KANDUNGAN KIMIA ZAT EKSTRAKTIF BEBERAPA KULIT KAYU YANG TUMBUH DI KAMPUS USU, MEDAN Oleh : Ridwanti Batubara, S.Hut., M.P. NIP. 132 296 841 DEPARTEMEN KEHUTANAN FAKULTAS
Lebih terperinciBAB IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN
BAB IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1. Letak Geografis Kabupaten Bandung terletak di Provinsi Jawa Barat, dengan ibu kota Soreang. Secara geografis, Kabupaten Bandung berada pada 6 41 7 19 Lintang
Lebih terperinciKONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN
39 KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN Letak Geografis dan Administrasi Kabupaten Deli Serdang merupakan bagian dari wilayah Propinsi Sumatera Utara dan secara geografis Kabupaten ini terletak pada 2º 57-3º
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITAN
49 BAB III METODOLOGI PENELITAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilaksanakan adalah penelitian deskriptif kuantitatif yaitu suatu penelitian untuk membuat gambaran mengenai situasi dan kejadian,
Lebih terperinciBAB 8 RENCANA ANGGARAN BIAYA
BAB 8 RENCANA ANGGARAN BIAYA 8.1 Volume Pekerjaan 8.1.1 Perkerjaan Persiapan 8.1.1.1 Pembersihan Lokasi panjang bangunan (p) = 40 m lebar bangunan (l) = 40 m Luas Pembersihan Lokasi = p x l = 1600 m2 8.1.1.2
Lebih terperinci3.1. Penyajian Laporan BAB III METODE KAJIAN. Gambar 3.1 Bagan alir metode penelitian
3.1. Penyajian Laporan BAB III METODE KAJIAN Gambar 3.1 Bagan alir metode penelitian 7 3.2. Data Yang Diperlukan Untuk kelancaran penelitian maka diperlukan beberapa data yang digunakan sebagai sarana
Lebih terperinci