BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
Gambar 4.50 Form Bahan Baku Keluar

BAB 4 PERANCANGAN SISTEM INFORMASI. Sistem yang dirancang bertujuan untuk mendukung persediaan bahan yang

BAB 4 PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN P.D. SINAR MULIA. Pengembangan Sistem Informasi Akuntansi Penjualan P.D. Sinar Mulia mendukung

Gambar 4.77 Window Input Pembayaran Pinjaman Darurat dan Terencana

BAB 4 PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENGGAJIAN DAN PENGUPAHAN PT. SILVA INHUTANI LAMPUNG

BAB 4 PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN KREDIT DAN PIUTANG PADA PT. BUANA PENTA PRIMA

BAB 4 RANCANGAN SISTEM

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

5.4. Analisis dan Perancangan Sistem Informasi. dinamakan dengan Unified Modeling Language (UML). UML merupakan bahasa

Gambar Surat Permintaan Spare part

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 RANCANGAN SISTEM YANG DIUSULKAN. Sistem Informasi SDM dari PT. Nissui Indonesia, user interface yang digunakan

BAB 4 PERANCANGAN SISTEM INFORMASI. suatu model pada Problem Domain. 2. Class Faktur Penjualan

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

Bab 4. Rancangan sistem

BAB 4 DOKUMENTASI DESIGN. penjualan dan piutang usaha PT. Stora Adiswara. Dengan cara mempermudah

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Diagram alir di bawah ini merupakan langkah-langkah yang diambil untuk mendukung

Laporan Perencanaan Produksi (LPP) Laporan perencanaan produksi dipilih sebagai class karena laporan perencanaan

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

Bab IV RANCANGAN SISTEM YANG DIUSULKAN. PT.Lippo General Insurance, Tbk diharapkan dapat memenuhi tujuannya dalam

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 5 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Fungsi yang dapat dilakukan sistem antara lain menyediakan informasi up-todate

BAB 4. PT. Siaga Ratindotama

BAB 4 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN KARIR BERBASIS WEB PADA PT.DELTATAMA MITRASEJAHTERA

BAB 4 RANCANGAN SISTEM

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

BAB 4 PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

Sumber : Hasil Analisa (2004) Tabel 5.17 Tabel FMEA Process Pengencangan Bolt (1)

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENJADWALAN MESIN MURATA UNTUK PRODUKSI BENANG POLYESTER PADA PT.

Tabel 4.41 Hubungan Event dan Atribut Bag Gudang Bahan Baku (Lanjutan)

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB V IMPLEMENTASI DAN PEMBAHASAN. menggunakan Aplikasi Penerimaan dan Pembayaran Siswa/Siswi Baru yaitu: Software yang mendukung aplikasi ini, yaitu:

BAB 4 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PERSEDIAAN. Persediaan yang baru ditampilkan pada gambar 4.1.

BAB 4 PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENGGAJIAN DAN PENGUPAHAN PADA PT. INDUSTRI SANDANG NUSANTARA UNIT CILACAP

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN TAMPILAN LAYAR

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM. sequential (waterfall). Metode ini terdiri dari empat tahapan, yaitu: analisis,

Gambar 4.34 Cluster Jadwal Produksi. jadwal produksi oleh Kepala Pabrik. Seperti yang sudah dijelaskan dalam system

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

Klik Master Cek Data Pelanggan ( addnew )

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Program Studi Ganda Sistem Informasi Teknik Industri Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Genap 2005/2006

BAB 4 PERANCANGAN SISTEM

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN HASIL EVALUASI. digunakan dalam pengujian program optimasi biaya persediaan bahan baku dengan

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 4 PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SIKLUS PENJUALAN, PENAGIHAN PIUTANG, DAN PENERIMAAN KAS PT RACKINDO SETARA PERKASA

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM. penyelesaian produksi dengan menggunakan metode Earliest Due Date (EDD) ini

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN. kebutuhan-kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat diusulkan perbaikannya.

BINUS UNIVERSITY. Program Ganda Teknik Industri Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2007/2008

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI OPTIMALISASI PEMESANAN BAHAN BAKU PADA PT. METISKA FARMA

Layar Print Laporan Analisis ABC Investasi. Gambar 4.70 Layar Print Laporan Analisis ABC Investasi

BAB V IMPLEMENTASI SISTEM

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN HASIL PENELITIAN. Pada bab 4 ini akan dijelaskan hasil rancangan sistem aplikasi optimizer, yaitu

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. sistem aplikasi basis data pada CV. Lumbung Rejeki yaitu : Monitor : SVGA 17. : Optical Mouse.

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM. menggunakan metode Single Exponential Smoothing. Hasil perancangan tersebut

BAB 4 PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI PROGRAM. dengan struktur yang sederhana dengan algoritma yang rumit, sehingga

BAB V IMPLEMENTASI DAN PEMBAHASAN. Berikut ini adalah spesifikasi Hardware dan Software yang dibutuhkan

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Sebelum mengimplementasikan dan menjalankan aplikasi ini terlebih

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

penyelesaian dari proses lainnya.

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Pada bab ini akan dijelaskan mengenai kebutuhan sistem, implementasi dan

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM. perancangan dan desain yang telah dibuat. Kebutuhan sistem terdiri atas dua

Form Insert SHK. Kode SHK. Tanggal SHK. Nama Produk. Qty. Gambar 4.44 Rancangan Layar Insert SHK

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

BAB 4 PERANCANGAN SISTEM YANG DIUSULKAN. ibu jari tangan pada mesin finger scanning. mentransfer gaji setiap karyawan.

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

BAB V PENGUJIAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM. perangkat lunak secara manual maupun otomatis untuk menguji apakah

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM. perangkat keras yang dibutuhkan sebagai berikut: a. Processor Intel Pentium 4 atau lebih tinggi;

tentang perubahan kondisi aplikasi dijalankan :

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

penelitian, maka berikut ini disertakan penjelasan secara terperinci dan menyeluruh mengenai sistematika model metodologi pemecahan masalah.

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. dengan rancangan atau desain sistem yang telah dibuat. Aplikasi yang dibuat akan

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

3. BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Sakit Petrokimia Gresik Menggunakan Metode Trend Exponential.

SISTEM INFORMASI HELPDESK

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

Gambar 4.62 Rancangan Layar Transaksi Tanda Terima DP. seperti gambar di bawah ini

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM. perangkat keras maupun perangkat lunak komputer. Penjelasan hardware/software

BAB 4 RANCANGAN SISTEM

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. perancangan aplikasi penjualan dan pengiriman spare part komputer pada Bismar

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB V IMPLEMENTASI DAN PEMBAHASAN. Berikut ini adalah hardware dan software yang dibutuhkan untuk

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Pada bab empat ini akan dibahas mengenai hasil analisis dan

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

Bab 3 Metodologi Penelitian

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI OPTIMALISASI PRODUKSI UNTUK MEMAKSIMALKAN LABA PADA PT.

BAB III ANALISA MASALAH DAN PERANCANGAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Spesifikasi sistem komputer yang digunakan untuk menjalankan proses estimasi

Transkripsi:

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengumpulan Data Data yang diperoleh adalah data permintaan di masa lalu yaitu selama 3 tahun terakhir (28 bulan). Dimana data permintaan akan digunakan untuk meramalkan permintaan di waktu yang akan datang. Berikut ini data permintaan Needle Punch Carpet dan Non Woven Shoes selama periode januari 2005 sampai April 2007 serta grafik permintaan ketiga jenis produk tersebut di bawah ini : Tabel 4.1 Data Permintaan Needle Punch Carpet dan Non Woven Shoes Periode Januari 2005 April 2007

37 Gambar 4.1 Grafik Permintaan Needle Punch Carpet Periode Januari 2005 April 2007 Gambar 4.2 Grafik Permintaan Non Woven Shoes periode Januari 2005 April 2007

38 4.2 Analisa Data dan Pembahasan Ekstrasi data dimulai dari pengolahan data permintaan Needle Punch Carpet dan Non Woven Shoes menjadi data peramalan Needle Punch Carpet dan Non Woven Shoes dengan menggunakan metode peramalan yang sesuai dengan pola datanya. Penentuan parameter dalam metode permalan Triple Exponential Smoothing berdasarkan trial and error. Data peramalan yang dipakai adalah data peramalan dari perhitungan MAPE (Mean Absolute Percentage Error) terkecil dari masing-masing metode yang akan digunakan. Lalu akan dilanjutkan dengan perencanaan agregat, untuk mengetahui jumlah produk yang akan diproduksi oleh perusahaan dengan melihat atau mengetahui jumlah kapasitas produksi yang ada dalam perusahaan sehingga didapatkan jumlah batas maksimal yang dapat diproduksi di PT. Anugrahprima Perdana. Selain itu, untuk mengetahui penggunaan jam kerja yang paling efektif dalam memproduksi Needle Punch Carpet dan Non Woven Shoes. Pada perencanaan agregat akan digunakan metode transportasi. Metode transportasi yang akan digunakan adalah NWCR (North West Corner Rule) sebagai solusi awal, lalu akan dilakukan pengoptimalan dengan menggunakan metode Stepping Stone sebagai solusi akhir. Pengoptimalan yang akan digunakan adalah total biaya yang dikeluarkan untuk produksi. 4.2.1 Peramalan Dari gambar di atas, dapat terlihat bahwa pola data permintaan untuk semua produk mengikuti pola data musiman. Maka dari itu, untuk mendapatkan hasil peramalan yang tingkat reabilitasnya tinggi, maka akan dilakukan peramalan dengan menggunakan metode Dekomposisi dan Triple Exponential Smoothing dengan tiga parameter dari Winter. Pada metode Triple Exponential Smoothing dilakukan berdasarkan trial and error. Untuk melihat metode manakah yang paling sesuai, maka dilihat dari MAPE (Mean Absolute Percentage Error) yang terkecil dari masing-masing metode yang digunakan. Untuk data peramalan yang selengkapnya, terletak pada lampiran.

39 4.2.1.1 Needle Punch Carpet Dari kedua metode peramalan yang digunakan, maka metode peramalan yang dipilih adalah Dekomposisi karena pada keadaan ini peramalan memiliki MAPE yang terkecil yaitu 5.79. Tabel 4.2 Peramalan Permintaan Needle Punch Carpet dengan Metode Dekomposisi

40 4.2.1.2 Non Woven Shoes Dari kedua metode peramalan yang digunakan, maka metode peramalan yang dipilih adalah Dekomposisi karena pada keadaan ini peramalan memiliki MAPE yang terkecil yaitu 9.88. Tabel 4.3 Peramalan Permintaan Non Woven Shoes dengan Metode Dekomposisi

41 4.2.2 Peta Proses Operasi 4.2.2.1 Needle Punch Carpet PETA PROSES OPERASI PRODUK NEEDLE PUNCH KARPET PT. ANUGRAH PRIMA PERDANA Nama Objek : Needle Punch Karpet Dipetakan oleh : Suci Tanggal dipetakan : 17 November 2007 Polyester Fiber Color Campuran Resin air dan CaCo3 O-1 O-2 O-3 O-4 O-5 Pencampuran Mesin Lattice opening Pembukaan serat Mesin Bale Opener 1st Pembukaan serat lebih halus Mesin Bale Opener 2nd Penumpukan Lapisan Mesin Carding Pemadatan Mesin Needle Punch O-6 Pengeleman Mesin Coating O-7 Pengeringan Mesin Oven Stenter O-8 I-1 Pengepresan Mesin 2 Roller Hot Press O-9 Pemotongan Mesin Potong KEGIATAN Operasi RINGKASAN JUMLAH 11 WAKTU (DETIK) O-10 I-2 O-11 Penggulungan Mesin Winder Packing Mesin Traping Belt Inspeksi Storage 3 1 I-3 Inspeksi TOTAL 15 10 Gambar 4.3 Peta Proses Operasi Needle Punch Carpet

42 4.2.2.2 Non Woven Shoes PETA PROSES OPERASI PRODUK NON WOVEN SHOES PT. ANUGRAH PRIMA PERDANA Nama Objek : Non Woven Shoes Dipetakan oleh : Suci Tanggal dipetakan : Polyester Sheet Resin air dan CaCo3/Pigment O1 Pencampuran Manual O-2 O-3 O-4 Pengeringan Mesin Oven Stenter Pengepresan permukaan Mesin 2 Roller Hot Press 2 Cold Roller Penggulungan Mesin Winder I-1 Inspeksi O-5 Packaging Manual KEGIATAN Operasi RINGKASAN JUMLAH 5 WAKTU (DETIK) Inspeksi Storage TOTAL 1 1 7 10 Gambar 4.4 Peta Proses Operasi Non Woven Shoes 4.2.3 Perencanaan Agregat Data yang akan digunakan pada perencanaan agregat untuk perhitungan adalah data permintaan yang didapatkan dari peramalan. Data peramalan yang digunakan sebagai data permintaan adalah data bulanan, karena pada

43 perhitungan perencanaan agregat akan dihitung mingguan maka akan dilakukan konversi terhadap data peramalan Needle Punch Carpet dan Non Woven Shoes. Perencanaan agregat yang akan dilakukan hanya untuk dua bulan kedepan, yaitu bulan Mei 2007 dan Juni 2007. Tabel 4.4 Data Hasil Peramalan Permintaan untuk Needle Punch Carpet dan Non Woven Shoes Peramalan Permintaan (m) Bulan Periode Needle Punch Carpet Non Woven Shoes Mei 2007 29 86720 96985 Juni 2007 30 83550 94058 Tabel 4.5 Konversi Data Hasil Peramalan Permintaan untuk Needle Punch Carpet dan Non Woven Shoes Bulan Mei 2007 Juni 2007 Periode hari/ hari/ Needle Punch Carpet (m) Non Woven Shoes (m) (minggu) minggu bulan Konversi Konversi FC/bulan FC/bulan FC FC 1 5 20 86720 21680 96985 24247 2 5 20 3 5 20 4 5 20 5 5 20 6 5 20 7 5 20 8 5 20 86720 21680 96985 24247 86720 21680 96985 24247 86720 21680 96985 24247 83550 20888 94058 23515 83550 20888 94058 23515 83550 20888 94058 23515 83550 20888 94058 23515 4.2.3.1 Biaya Agregat Jam Kerja Reguler = 7 jam per shift ( 2 shift ) = 14 jam per hari ( Senin Jumat )

44 Jam Kerja Lembur = 3 jam per shift ( 2 shift ) Waktu Baku Biaya Reguler UMR = Rp 882.500,-/ bulan = 6 jam per hari ( Senin Jumat) = 10 detik per meter = Rp 9,- per meter 1 bulan = 20 hari = 280 jam = 16.800 menit = 1.008.000 detik Biaya Reguler per meter = 10 1008000 Biaya Lembur xrp 882.500, = Rp 8,75,- ~ Rp 9,- Upah lembur Rp 7.650,-/ jam Biaya Lembur per meter = 10 xrp 7.650, = Rp 21.25,- ~ Rp 22,- 3600 Asumsi Biaya Penyimpanan = Rp 22,- per meter = Rp 100,- per meter 4.2.3.2 Waktu Kerja Tabel 4.6 Data Waktu Kerja Bulan Mei 2007 Juni 2007 Reguler Jumlah Hari Total Jam Kerja 1 5 70 30 2 5 70 30 3 5 70 30 Periode (minggu) Lembur Total Jam Kerja 4 5 70 30 5 5 70 30 6 5 70 30 7 5 70 30 8 5 70 30

45 Keterangan: Jam Kerja Reguler = 7 jam per shift ( 2 shift ) = 14 jam per hari ( Senin Jumat ) Jam Kerja Lembur = 3 jam per shift ( 2 shift ) = 6 jam per hari ( Senin Jumat) 4.2.3.3 Kapasitas Reguler dan Kapasitas Lembur 14x60x60 Kapasitas Reguler per hari = = 5040 meter (m) 10 6x60x60 Kapasitas Lembur per hari = = 2160 meter (m) 10 Tabel 4.7 Kapasitas Reguler dan Kapasitas Lembur Bulan Mei 2007 Juni 2007 Minggu Jumlah Kapasitas Hari Reguler Lembur 1 5 25200 10800 2 5 25200 10800 3 5 25200 10800 4 5 25200 10800 5 5 25200 10800 6 5 25200 10800 7 5 25200 10800 8 5 25200 10800

46 4.2.3.4 Metode Transportasi Pada metode transportasi akan digunakan NWCR (North West Corner Rule) untuk perhitungan awal, lalu akan di lanjutkan dengan Stepping Stone untuk pengoptimalannya. 4.2.3.4.1 Penetapan Solusi Awal Pada solusi awal akan digunakan NWCR, yang dikarenakan sifat produksi dilakukan dengan minggu berjalan. NWCR adalah suatu aturan dalam metode transportasi. Sesuai dengan namanya, penempatan atau pengalokasian awal dimulai dari sel paling kiri atas. NWCR ini bertujuan untuk mengetahui pemenuhan terhadap permintaan pada periode tertentu, apakah permintaan dapat dipenuhi pada periode tersebut dengan produksi reguler atau harus dengan produksi lembur. Dan digunakan juga untuk menghitung total biaya produksi.

47 Tabel 4.8 North West Corner Rule (NWCR) untuk Needle Punch Carpet Total Biaya Rp 28.960.784,-

48 Tabel 4.9 North West Corner Rule (NWCR) untuk Non Woven Shoes Total biaya Rp 28.540.478,-

49 4.2.3.4.2 Penetapan Solusi Akhir Pada solusi akhir akan digunakan Stepping Stone sebagai metodenya. Stepping stone adalah kelanjutan dari NWCR, dimana dengan stepping stone akan dicari pengoptimalan biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk produksi Needle Punch Carpet dan Non Woven Shoes. Jumlah rute atau sel yang mendapat alokasi harus sebanyak: Jumlah Kolom (n) + Jumlah Baris (m) 1 = i Pada Stepping stone ada beberapa langkah yang harus dilakukan untuk mendapatkan hasil yang optimal, yaitu: a. Memilih salah satu sel kosong (yang tidak mendapatkan alokasi) b. Mulai dari sel ini, kita membuat jalur tertutup melalui sel-sel yang mendapatkan alokasi menuju sel kosong terpilih kembali. Jalur tertutup ini bergerak secara horisontal dan vertikal saja. c. Mulai dengan tanda (+) pada sel kosong terpilih, kita menempatkan tanda (-) dan (+) secara bergantian pada setiap sudut jalur tertutup. d. Menghitung indeks perbaikan dengan cara menjumlahkan biaya transportasi pada sel bertanda (+) dan mengurangkan biaya transportasi pada sel bertanda (-). e. Mengulangi tahap 1 sampai 4 hingga indeks perbaikan untuk semua sel kosong telah terhitung. Jika indeks perbaikan dari selsel kosong lebih besar atau sama dengan nol, solusi optimal telah tercapai.

50 Tabel 4.10 Stepping Stone awal untuk Needle Punch Carpet m + n 1 = 16 + 9 1 = 24 Jadi jumlah sel yang harus terisi atau variabel basisnya harus berjumlah 24 (variabel basis ditunjukkan dengan sel yang diberi warna merah). Dapat dilihat diatas bahwa sel yang diberi warna biru merupakan variabel non basis yang dihitung dengan menggunakan cara seperti yang telah dijelaskan di atas. Dari hasil perhitungan setiap variabel non basis yang bernilai negatif harus mendapatkan alokasi agar menjadi variabel basis. Contoh perhitungan biaya (sel berwarna biru): i 11,8 = i 11,8 i 10,8 + i 10,9 - i 11,9 = 209 322 + 0 0 = -113

51 Setelah dihitung dengan mengikuti langkah-langkah yang harus dilakukan pada metode stepping stone seperti yang telah dijelaskan di atas didapatkan 36 iterasi yang harus dilakukan, maka baru didapatkan hasil yang optimal dimana seluruh variabel non basis-nya bernilai positif tidak ada lagi yang negatif. Seluruh hasil perhitungan tahapan iterasi selengkapnya akan diberikan pada lampiran. Tabel 4.11 Stepping Stone akhir untuk Needle Punch Carpet Total biaya Rp 1.532.448,-

52 Tabel 4.12 Stepping Stone Awal untuk Non Woven Shoes m + n 1 = 16 + 9 1 = 24 Jadi jumlah sel yang harus terisi atau variabel basisnya harus berjumlah 24 (variabel basis ditunjukkan dengan sel yang diberi warna merah). Dapat dilihat diatas bahwa kotak yang diberi warna biru merupakan variabel non basis yang dihitung dengan menggunakan cara seperti yang telah dijelaskan di atas. Dari hasil perhitungan setiap variabel non basis yang bernilai negatif harus mendapatkan alokasi agar menjadi variabel basis. Contoh perhitungan biaya (sel berwarna biru): I 13,8 = i 13,8 i 11,8 + i 11,9 - i 13,9 = 109 209 + 0 0 = -100

53 Setelah dihitung dengan mengikuti langkah-langkah yang harus dilakukan pada metode stepping stone seperti yang telah dijelaskan di atas didapatkan 24 iterasi yang harus dilakukan, maka baru didapatkan hasil yang optimal dimana seluruh variabel non basis-nya bernilai positif tidak ada lagi yang negatif. Seluruh hasil perhitungan tahapan iterasi selengkapnya akan diberikan pada lampiran. Tabel 4.13 Stepping Stone Akhir untuk Non Woven Shoes Total biaya Rp 1.719.432,-

54 4.2.4 Analisa Hasil Setelah dilakukan perencanaan produksi dengan metode transportasi yang menggunakan stepping stone sebagai penetapan solusi akhir, maka PT. Anugrahprima Perdana akan melakukan produksi sesuai dengan perencanaan yang dibuat. Dimana dalam melakukan produksinya harus dilihat jam kerja yang dibutuhkan untuk pemenuhan terhadap permintaan. Dalam perencanaan produksi yang dibuat ini, didapatkan kesimpulan bahwa perusahaan melakukan produksi hanya dengan menggunakan jam kerja reguler saja tanpa harus melakukan jam kerja lembur permintaan sudah dapat dipenuhi, sehingga perusahaan dapat menghemat biaya yang dikeluarkan untuk produksi dan juga tidak akan terjadi penumpukan stok barang jadi. Tidak seperti yang terjadi pada keadaan sekarang ini perusahaan dalam melakukan produksinya setiap hari menggunakan jam kerja reguler dan jam kerja lembur, yang menimbulkan biaya produksi tinggi dan stok barang jadi yang berlebihan. Dapat dilihat pada periode 1 untuk produk Non Woven Shoes bahwa jumlah kapasitas reguler yang dihasilkan adalah 25.200 meter dan jumlah kapasitas lembur yang dihasilkan adalah 10.800 meter sedangkan dari peramalan permintaan untuk periode 1 adalah sebesar 24.247 meter maka dari hasil perhitungan yang ada dapat diketahui bahwa permintaan yang ada dapat dipenuhi oleh perusahaan hanya dengan melakukan produksi dengan jam kerja reguler tanpa harus melakukan lembur karena jumlah permintaan masih dibawah jumlah kapasitas reguler. Biaya yang dapat dihemat oleh perusahaan adalah bila dulu dalam satu periode (minggu) perusahaan dalam produksi mengeluarkan biaya Rp 464.400,- dengan usulan perusahaan hanya mengeluarkan Rp 226.800,-, jadi perusahaan dapat menghemat biaya Rp 237.600,-.

55 4.3 Sistem Informasi 4.3.1 Analisa Proses Bisnis yang Sedang Berjalan PT. Anugrahprima Perdana saat ini pada departemen produksi dalam melakukan pengambilan keputusan dan perhitungan data masih dilakukan secara manual tanpa adanya dukungan sisatem informasi. Karena itu perusahaan tidak melakukan perencanaan produksi dalam proses produksinya. Berikut ini adalah kegiatan proses bisnis departemen produksi dalam melakukan produksi, yaitu: - Staf PPIC menerima surat PO dari bagian sales - Staf PPIC akan langsung melihat stok barang yang ada dan langsung mengkonfirmasikannya ke bagian sales - Menghitung permintaan yang harus dipenuhi dan melaporkannya kepada manager produksi - Manager produksi akan menentukan produksi dengan memberikan catatan tentang waktu baku, jam kerja, jumlah yang harus dihasilkan kepada staf PPIC - Staf PPIC akan melakukan koordinasi kepada seluruh kepala operator tentang produksi yang harus dilakukan. Seluruh proses ini dilakukan secara manual dan semua data disimpan dalam arsip. 4.3.2 Analisa Sistem Usulan Gambar 4.5 Rich Picture Usulan

56 Sistem informasi yang akan dibuat sebagai usulan adalah sistem informasi yang hanya akan dipakai oleh departemen produksi PT. Anugrahprima Perdana. Sistem informasi ini berguna untuk membantu manager produksi dalam melakukan perencanaan agregat. Dengan adanya perencanaan agregat ini, akan mempermudah manager produksi dalam mengambil keputusan dalam melakukan produksi. Keterangan dari gambar 4.5 adalah: 1. Bagian Keuangan akan memberikan laporan yang berisikan informasi mengenai upah pekerja yang berlaku setiap bulannya kepada manager produksi yang akan digunakan untuk menghitung biaya produksi. 2. Staf PPIC akan memberikan laporan yang berisikan informasi mengenai data permintaan kepada manager produksi yang akan digunakan untuk membuat peramalan permintaan. 3. Manager produksi setelah mendapatkan informasi dari bagian keuangan dan staf PPIC selanjutnya baru dapat membuat perencanaan agregat. Perencanaan produksi dilakukan dengan menggunakan sistem informasi perencanaan agregat. 4. Melakukan perhitungan biaya dan kapasita produksi. Perhitungan dilakukan dengan membutuhkan data waktu baku, jam kerja dan upah kerja. Semua data-data akan diinput oleh manager produksi, hasil dari perhitungan adalah kapsitas produksi yang akan digunakan untuk perhitungan pemilihan jam kerja dan biaya agregat yang akan digunakan untuk perhitungan perencanaan agregat. 5. Pemilihan jam kerja dilakukan dengan menggunakan metode transportasi. Data yang dibutuhkan untuk perhitungan sehingga mandapatkan jam kerja yang akan digunakan untuk produksi. Dalam tahap ini membutuhkan data peramalan permintaan dan kapasitas produksi. 6. Perencanaan agregat, dibuat dengan menggunakan data jam kerja yang telah terpilih dan biaya agregat. Hasil dari perencanaan agregat ini adalah berupa laporan perencanaan agregat yang akan digunakan untuk melakukan produksi.

57 Definisi sistem secara FACTOR akan diuraikan pada tabel berikut ini: Tabel 4.14 FACTOR Functionality Mendukung Perencanaan Agregat Application domain Mengatur jenis data yang diperlukan untuk menentukan jam kerja dalam melakukan produksi. Conditions Technology Objects Sistem ini digunakan oleh manager produksi untuk melakukan perencanaan agregat. Menggunakan PC yang mendukung pengoperasian Visual Basic. Dikembangkan dalam bahasa Visual Basic. Produk, jam kerja, waktu baku, permintaan, upah kerja dan biaya produksi. Responsibility - Menyimpan data-data permintaan - Membuat peramalan permintaan yang akan digunakan untuk membuat perencanaan agregat - Menghitung kapasitas produksi yang dapat dihasilkan - Menghitung biaya-biaya yang dibutuhkan untuk produksi yang disebut biaya agregat - Pemilihan jam kerja yang akan digunakan untuk produksi dengan menggunakan metode transportasi. - Pembuatan perencanaan produksi - Menyediakan laporan untuk mengevaluasi hasil data yang diperlukan oleh bagian lain.

58 4.3.3 Perancangan Sistem Informasi dengan Unified Model Language (UML) Perancangan sistem informasi membahas penganalisaan problem domain, application domain, dan desain arsitektur. 4.3.3.1 Problem Domain Dalam problem domain akan dilakukan analisa yang akan membahas tentang objek yang terkait di dalam sistem beserta dengan hubungan yang terjadi di dalam sistem yang akan dibahas. Objek akan didefinisikan sebagai class dan event yang akan dibuat menjadi event table. Kemudian akan dilanjutkan dengan pembuatan diagram statechart yang akan menguraikan perilaku yang terjadi pada setiap class. Dan yang terakhir akan dibuat class diagram yang akan menggambarkan hubungan antar class dan event yang terdapat pada event table. Event Table Class: Produk Perencanaan Agregat Permintaan Biaya dan Kapasitas Produksi Peramalan Permintaan Event: Dijual Dipesan Dicatat Membuat peramalan Membuat perencanaan agregat Membuat laporan perencanaan agregat Menghitung kapasitas produksi Menghitung biaya produksi Dikonversi Disimpan Diproduksi

59 Tabel 4.15 Event Table Event Class Produk Dijual * Dipesan * Perencanaan Agregat Permintaan Biaya dan Kapasitas Produksi Dicatat + + + Peramalan Permintaan Membuat peramalan + Membuat perencanaan agregat * Dibuat laporan perencanaan agregat * Menghitung kapasitas produksi * Menghitung biaya produksi * Dikonversi * Disimpan + + + + + Diproduksi * Upah dan Jam Kerja + + Class Diagram Gambar 4.6 Class Diagram

60 Statechart Diagram Statechart Diagram Produk Gambar 4.7 Statechart Diagram Produk Statechart Diagram Perencanaan Agregat Gambar 4.8 Statechart Diagram Perencanaan Agregat Statechart Diagram Permintaan Gambar 4.9 Statechart Diagram Permintaan

61 Statechart Diagram Biaya dan Kapasitas Produksi Gambar 4.10 Statechart Diagram Biaya dan Kapasitas Produksi Statechart Diagram Peramalan Permintaan Gambar 4.11 Statechart Diagram Peramalan Permintaan Statechart Diagram Biaya dan Jam Kerja Gambar 4.12 Statechart Diagram Biaya dan Jam Kerja 4.3.3.2 Application Domain Pada tahap ini akan membahas tentang perilaku objek dan kegiatan yang berlangsung di dalam sistem. Objek pada aplication domain adalah aktor yang melakukan interaksi dengan sistem secara langsung, yaitu dalam class manager produksi. Untuk dapat terlihat lebih jelas akan diperlihatkan dalam use case diagram. Kemudian akan dijelaskan fungsi-fungsi yang ada di dalam use case diikuti dengan penjelasan mengenai tahap-tahap apa saja yang dilakukan dalam use case tersebut dalam sequence diagram. Setelah itu akan diperlihatkan windows interface beserta tampilan setiap form yang dibuat.

62 Use Case Gambar 4.13 Use Case Diagram

63 Spesifikasi Use Case Use case Aktor Function Tabel 4.16 Spesifikasi Pendataan Produk Pendataan Produk Untuk melakukan pendataan produk maka user harus masuk kedalam form produk. Dimana dalam form ini user dapat melakukan penambahan produk apabila ada produk baru dengan meng-klik button Add, setelah user mengisi kode produk, nama produk dan keterangan tentang produk tersebut maka user harus meng-klik button Save agar data yang telah dimasukkan dapat tersimpan. Dan user juga dapat melakukan penghapusan produk dengan memilih produk yang akan dihapus lalu mengklik button delete. Manager Produksi Menyimpan data tentang produk Use case Aktor Function Tabel 4.17 Spesifikasi Input Data Permintaan Input Data Permintaan Dalam form ini user dapat melihat seluruh data permintaan yang ada sesuai dengan kode produk yang dipilh oleh user. Bila user ingin melakukan penginputan data permintaan yang baru user harus meng-klik button Add, setelah user mengisi tahun, bulan dan jumlah permintaan lalu user harus meng-klik button save agar data yang telah dimasukkan dapat tersimpan. Dan user juga dapat melakukan penghapusan data permintaan. Untuk menghapus satu persatu data maka user harus mengklik button Remove, apabila penghapusan data ingin dilakukan selurunya maka user dapat mengklik button Remove Al l. Manager Produksi Menyimpan data permintaan sesuai dengan produknya

64 Tabel 4.18 Spesifikasi Menampilkan Peramalan Permintaan Use case Aktor Function Menampilkan Peramalan Permintaan Untuk menampilkan peramalan permintaan maka user harus masuk kedalam form peramalan permintaan. User harus mengklik button search untuk mengambil file peramalan permintaan yang telah dibuat di excel, lalu setelah itu user harus mengklik button save agar data peramalan permintaan dapat tersimpan didalam database. Manager Produksi Menampilkan hasil peramalan permintaan yang akan digunakan untuk membuat perencanaan agregat Use case Aktor Function Tabel 4.19 Spesifikasi Menghitung Biaya dan Kapasitas Produksi Menghitung Biaya dan Kapasitas Produksi Untuk melakukan penghitungan biaya dan kapasitas produksi maka user harus melakukan pengisian jam kerja reguler, jam kerja lembur, upah reguler dan upah lembur yang ada di form biaya dan jam kerja, setelah semua diisi maka user harus mengklik button save maka secara otomatis data yang telah diisi akan tersimpan dan masuk ke dalam form Biaya dan Kapasitas Produksi. Didalam form biaya dan kapasitas produksi ini user dapat melakukan perhitungan, dimana user harus memilih kode produk, setelah itu user harus mengisi field waktu baku lalu user mengklik button hitung, maka akan didapatkan hasil biaya produksi reguler, biaya produksi lembur, kapasitas produksi reguler dan kapasitas produksi lembur. Setelah itu user harus mengklik button save untuk menyimpan data hasil. Manager Produksi Menghitung biaya produksi dan kapasitas produksi

65 Use case Aktor Function Tabel 4.20 Spesifikasi Membuat Perencanaan Agregat Membuat Perencanaan Agregat Untuk membuat perencanaan agregat maka user harus masuk kedalam form perencanaan agregat, lalu user harus memilih kode produk, tahun dan bulan yang akan dibuat perencanaan agregat-nya, lalu user harus memasukkan hari kerja pada setiap minggu karena perencanaan akan dilakukan secara mingguan, setelah itu mengklik button konversi untuk menampilkan data peramalan permintaan yang merupakan data bulanan dijadikan data mingguan, setelah data permintaan sudah ditampilkan baru user dapat melakukan perencanaan agregat dengan mengklik button perencanaan agregat. Manager Produksi Membuat perencanaan agregat dengan penentuan jam kerja yang akan digunakan dan biaya untuk produksi Tabel 4.21 Spesifikasi Mencetak Laporan Perencanaan Agregat Use case Aktor Function Memcetak Laporan Perencanaan Agregat Untuk mencetak laporan perencanaan agregat maka user harus masuk kedalam form Laporan Perencanaan Agregat, lalu user memilih kode produk, tahun dan bulan dari perencanaan agregat yang akan di buat laporan, lalu user mengklik button show untuk melihat laporan perencanaan agregat dan untuk mencetak user harus mengklik button print. Manager Produksi Menyediakan laporan perencanaan agregat berupa printout

66 Function Tabel 4.22 Function Function Complexity Function Type Login Simple Signal Simpan Simple Update Menampilkan Peramalan permintaan Simple Read Menampilkan Laporan Perencanaan Agregat Simple Read Hitung Biaya dan Kapasitas Produksi Complex Compute Hitung Perencanaan Agregat Simple Compute Hitung Konversi Simple Compute cetak Simple Read hapus Simpel Update Function Hitung Biaya dan Kapasitas Produksi: Jam Kerja Reguler Jam Kerja Lembur Waktu Baku Upah Reguler Upah Lembur Biaya Produksi Reguler 1 bulan = 20 hari Biaya Reguler per meter = = 14 jam per hari = 6 jam per hari = 10 detik per meter = Rp 882.500,- per bulan = Rp 7.650,- per jam = Rp 9,- per meter WaktuBaku xupahre guler 20xJamker ja Re gulerx60' x60" 10 1008000 xrp 882.500, = Rp 8,75,- ~ Rp 9,- Biaya Produksi Lembur Biaya Lembur per meter = WaktuBaku JamKerjaLemburx = Rp 22,- per meter xupahre guler 60' x60"

67 10 xrp 7.650, = Rp 21.25,- ~ Rp 22,- 3600 Kapasitas Produksi Reguler = 5.040 per hari Kapasitas Produksi Reguler = Jam kerja reguler x 60 x 60 Waktu Baku 14x60x60 = = 5040 10 Kapasitas Produksi Lembur = 2.160 per hari Kapasitas Produksi Lembur = Jam kerja lembur x 60 x 60 Waktu Baku 6x60x60 = = 5040 10 Sequence Diagram Sequence Diagram Menampilkan Peramalan Permintaan Gambar 4.14 Sequence Diagram Menampilkan Peramalan Permintaan

68 Sequence Diagram Pendataan Produk Gambar 4.15 Sequence Diagram Pendataan Produk Sequence Diagram Input Data Permintaan Gambar 4.16 Sequence Diagram Input Data Permintaan

69 Sequence Diagram Menghitung Biaya dan Kapasitas Produksi Gambar 4.17 Sequence Diagram Biaya dan Kapasitas Produksi Sequence Diagram Membuat Perencanaan Agregat Gambar 4.18 Sequence Diagram Membuat Perencanaan Agregat Sequence Diagram Mencetak Laporan

70 Gambar 4.19 Sequence Diagram Mencetak Laporan Navigation Diagram User Interface Gambar 4.20 Navigation Diagram

71 Form Login Untuk dapat menggunakan sistem yang telah dirancang, maka user harus melakukan Login terlebih dahulu. Gambar 4.21 Form Login Form Main Menu Setelah user login maka user akan masuk kedalam form main menu. Dalam form main menu ini banyak sekali menu yang dapat dipilih oleh user. Menu yang terdapat dalam form main menu ini adalah File, Master, Produksi, Report, dan Help. Dimana untuk menu File ada 2 pilihan yaitu Change Password yang akan menuju ke form Ubah Password dan Exit untuk keluar dari sistem. Menu Master akan ada 2 pilihan form yang dapat dipilih yaitu form Produk dan form Biaya dan Jam Kerja. Menu Produksi akan ada 4 pilihan form yang dapat dipilih yaitu form Permintaan, form Biaya dan Kapasitas Produksi, form Peramalan Permintaan dan form Perencanaan Agregat. Menu Report adalah menu yang akan menuju Form Laporan Perencanaan Produksi. Dan yang terakhir menu Help akan memberikan keterangan mengenai sistem.

72 Gambar 4.22 Form Main Menu Form Biaya dan Jam Kerja Apabila dalam menu Master dipilih Biaya dan Jam Kerja maka form Master Biaya dan Jam Kerja inilah yang akan muncul. Form ini digunakan oleh user untuk mengisi variabel-variabel (biaya dan jam kerja) yang berhubungan dengan pembuatan perencanaan agregat. Gambar 4.23 Form Biaya dan Jam Kerja

73 Form Peramalan Permintaan Apabila dalam menu Produksi dipilih Peramalan Permintaan maka form Peramalan Permintaan inilah yang akan muncul. Form ini digunakan untuk menampilkan hasil dari peramalan permintaan. Gambar 4.24 Form Peramalan Permintaan Form Produk Apabila dalam menu Master dipilih Produk maka form Master Produk inilah yang akan muncul. Form ini digunakan untuk menampilkan data tentang produk yang telah tersimpan, mengubah data produk yang ingin diubah oleh user dengan cara memilih produk yang akan diubah lalu ubah data kemudian klik button save maka data akan berubah dan dalam form ini juga user dapat menambah data produk baru atau menghapus data produk yang sudah tidak diperlukan.

74 Gambar 4.25 Form Produk Form Ubah Password Apabila dalam menu File dipilih Change Password maka form Ubah Password inilah yang akan muncul. Form ini digunakan untuk mengubah password user. Gambar 4.26 Form Ubah Password Form Permintaan

75 Apabila dalam menu Produksi dipilih permintaan produksi maka form Permintaan inilah yang akan muncul. Form ini digunakan untuk menampilkan data permintaan sesuai kode produk yang dipilih oleh user. Dalam form permintaan ini user juga dapat menanbah data permintaan dengan mengklik button Add dan user juga dapat menghapus data permintaan. Penghapusan dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu dengan mengklik button Remove setelah memilih data yang akan dihapus atau dengan mengklik button Remove All maka seluruh data permintaan yang ditampilkan akan dihapus. Gambar 4.27 Form Permintaan Form Biaya dan Kapasitas Produksi Apabila pada menu Produksi dipilih Biaya dan Kapasitas Produksi, maka form Biaya dan Kapasitas Produksi inilah yang akan muncul. Form ini digunakan untuk menghitung biaya produksi reguler, biaya produksi lembur, kapasitas produksi reguler dan kapasitas produksi lembur. Penghitungan dapat dilakukan apabila user memilih kode produk setelah itu akan keluar variabel biaya dan jam kerja yang telah disimpan oleh user pada form Biaya dan Jam Kerja, lalu user juga

76 harus mengisi waktu baku yang digunakan setelah itu user harus mengklik button Hitung baru hasil perhitungan akan ditampilkan. Gambar 4.28 Form Biaya dan Kapasitas Produksi Form Perencanaan Agregat Apabila pada menu Produksi dipilih Perencanaan Agregat, maka form Perencanaan Agregat inilah yang akan muncul. Form ini digunakan untuk menghitung perencanaan agregat mingguan. Penghitungan dapat dilakukan apabila user memilih kode produk setelah itu user harus mengisi tahun dan bulan yang akan dibuat perencanaan agregatnya lalu akan keluar jumlah permintaan yang didapatkan dari hasil peramalan permintaan. Karena permintaan yang ditampilkan adalah permintaan bulanan sedangkan perencanaan agregat adalah mingguan, maka user harus mengisi hari kerja setiap minggu di tabel hari kerja setelah itu user mengklik button Konversi akan tampil data permintaan mingguan di tabel permintaan. Untuk melakukan perhitungan perencanaan agregat user harus mengklik button Perencanaan Agregat, maka akan tampil hasil perhitungan. Dimana

77 hasil dari perencanaan agregat dapat dilihat pada tabel hasil perhitungan pada gambar 4.30 dibawah ini. Gambar 4.29 Form Perencanaan Agregat Form Laporan Perencanaan Agregat Apabila pada menu Report dipilih akan tampil form Laporan Perencanaan Agregat. Form ini digunakan untuk menampilkan dan mencetak hasil perhitungan perencanaan agregat yang pernah dilakukan dan disimpan. Untuk menampilkan hasil perencanaan agregat user harus memilih kode produk yang akan dibuat perencanaan agregat, setelah itu memilih bulan yang akan dibuatkan laporan lalu klik button Show, maka akan muncul tampilan perencanaan agregat yang disebut Laporan Perencanaan Agregat. Setelah Laporan Perencanaan Agregat tampil user dapat mencetak tampilan dengan mengklik button Print.

78 Gambar 4.30 Form Laporan Perencanaan Agregat Form Detail Permintaan Apabila pada form Permintaan diklik button Add maka akan tampil form Detail Permintaan seperti yang dibawah ini. Form ini digunakan untuk mengisi data permintaan yang akan disimpan. Setelah user mengisi tahun, bulan dan jumlah permintaan user harus mengklik button Save untuk menyimpan data tersebut. Gambar 4.31 Form Detail Permintaan

79 4.3.3.3 Desain Arsitektur Kriteria Tabel 4.23 Kriteria Sistem Kriteria Very Less Important Important Important Usable * Secure * Efficient * Correct * Reliable * Maintainable * Testable * Flexible * Comprehensible * Reusable * Portable * Interoperable * Irrelevant Easily Fulfilled Usablee: very important, sistem yang dirancang haruslah dapat digunakan oleh user, mudah dipahami, dan mudah dimengerti sehingga dapat memenuhi keinginan user. Secure: important, cukup penting mengingat data yang terdapat pada database tidak boleh sembarangan diubah karena dapat menimbulkan terjadinya kekacauan pada proses produksi. Sehingga hanya orang yang mempunyai wewenang yang dapat mengakses penggunaan sistem ini. Efficient: less important, mengingat untuk merancang sistem ini tidak memerlukan fasilitas dengan kemampuan yang khusus. Correct: important, kebutuhan akan sistem dapat dipenuhi sesuai dengan apa yang user inginkan. Reliable: important, sistem harus dapat melakukan fungsi-fungsi yang ada. Maintainable: less important, tidak memerlukan biaya yang banyak untuk perawatan sistem.

80 Testable: important, karena pengujicobaan sistem sangat dibutuhkan sebelum sistem digunakan, apakah sistem sudah dapat berjalan dengan baik dan telah sesuai dengan kebutuhan user. Flexible: important, sehingga sistem dapat disesuaikan dan dikembangkan dengan perubahan teknologi maupun perhitungan apabila terjadi. Comprehensible: very important, sistem haruslah dapat mudah dipahami oleh user. Reusable: less important, sistem ini hanya digunakan oleh departemen yang terkait. Portable: less important, untuk memindahkan sistem pada technical platform yang baru tidak membutuhkan biaya yang besar. Interoperable: less important, karena sistem hanya dipakai dibagian produksi. Component Diagram Sistem akan diterapkan pada bagian produksi, dimana akan digunakan oleh manager produksi yaitu sistem informasi perencanaan agregat dengan implementasi basis data ini adalah untuk komputer yang stand alone. Berikut ini adalah arsitektur yang menghubungkan komponenkomponen yang saling berinteraksi: Gambar 4.32 Component Architecture

81 Deployment Diagram Gambar 4.33 Deployment Diagram Technical Platform Agar dapat menerapkan sistem ini di perusahaan, maka pihak perusahaan perlu menyediakan perangkat yang dapat mendukung jalannya pengoperasian program ini, antara lain: a. Spesifikasi hardware CPU Memory (RAM) Hard Disk Printer : Intel Pentium 4, 1.7gHz : 256 Mega Byte : 80 Giga Byte : Bebas b. Spesifikasi software Bahasa pemrograman menggunakan Visual Basic 6.0 dan Crystal Report. Untuk database, yang digunakan adalah Microsoft Access 2007. Operating system dapat digunakan dari Microsoft: Windows XP Professional.

82 4.3.3.4 Pengimplementasian Sistem Usulan Dalam mengimplementasikan sistem usulan terdapat langkah-langkah yang harus diperhatikan, antara lain: Kebutuhan akan technical Platform telah dipenuhi Peng-install-an program ke dalam komputer user Pelatihan terhadap user cara menggunakan program Berikut ini adalah tabel yang menggambarkan waktu yang dibutuhkan untuk mengimplementasikan sistem mulai dari awal sistem dianalisa sampai hingga pelatihan penggunaan program: Tabel 4.24 Waktu Implementasi Minggu 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 Analisa sistem Perancangan sitem Pemrograman Implementasi sistem Pelatihan