PEMBIAYAAN USAHA PERTANIAN: Peran dan Fungsi FP2S Dalam Akselerasi KUR

dokumen-dokumen yang mirip
- 1 - MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

2016, No Komite Kebijakan Pembiayaan bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Nomor 8 Tahun 2015 tentang Pedoman Pelaksanaan Kredit Usaha Rakyat; M

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PEMBIAYAAN PERTANIAN TA. 2014

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 189/PMK.05/2010 TENTANG

PEMBIAYAAN UMKM DALAM PAKET KEBIJAKAN EKONOMI SEPTEMBER 2015

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

BISNIS PROGRAM DAN KEMITRAAN PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.

EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DIREKTORAT PEMBIAYAAN TA DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN Mataram, November 2013

LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PEMBIAYAAN PERTANIAN TA. 2016

KEBIJAKAN TEKNIS PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS PERDESAAN

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Skala Usaha, Jumlah, dan Perkembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah di Indonesia Tahun 2006 s.d. 2007

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PEMBIAYAAN PERTANIAN TA. 2013

PROGRAM KREDIT USAHA RAKYAT

2016, No dan Menengah Nomor 8 Tahun 2015 tentang Pedoman Pelaksanaan Kredit Usaha Rakyat; Mengingat : 1. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Koordinator Bida

DIREKTORAT PEMBIAYAAN PERTANIAN

KUMPULAN PERATURAN KREDIT USAHA RAKYAT 2015

PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PERLUASAN KREDIT USAHA RAKYAT DENPASAR, 20 APRIL 2011

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32/Permentan/SR.230/6/2016 TENTANG PETUNJUK TEKNIS KREDIT USAHA RAKYAT DI SEKTOR PERTANIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

2015, No Mikro, Kecil, dan Menengah tentang Pedoman Pelaksanaan Kredit Usaha Rakyat; Mengingat : 1. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tent

TANYA-JAWAB SEPUTAR KUR

BUKU KUMPULAN PERATURAN TAHUN 2016 KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) K R E D I T U S A H A R A K Y A T KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN

BAB I PENDAHULUAN. serangan krisis. Pada tabel penyerapan tenaga kerja BPS, pada tahun 1997

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Skim Pembiayaan Mikro Agro (SPMA)

KREDIT USAHA RAKYAT. Disampaikan dalam Pembukaan Pembekalan PPB MU KP Tahun 2017 Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian RI

KEYNOTE SPEECH. Pada Seminar Nasional MENUJU PENDIRIAN BANK PERTANIAN (IPB International Convention Center, Bogor, 11 Mei 2009)

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia PEMBIAYAAN UMKM DALAM PAKET KEBIJAKAN EKONOMI SEPTEMBER 2015

Kredit Usaha Rakyat. PT. BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk.

BAB V PENUTUP. 1. Kebijakan yang diberikan PT. Bank Nagari Cabang Sijunjung dalam. a. Kredit Kepada Masyarakat yang Berpenghasilan Tetap (Kredit

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 06/Permentan/OT.140/2/2015 TENTANG

KATA PENGANTAR. Jakarta, Februari Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian, Selaku Ketua Tim PUAP Pusat, Sumarjo Gatot Irianto

Peran Bank Pertanian dalam Pembiayaan Sektor Pertanian

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PROSEDUR PENYALURAN KREDIT USAHA RAKYAT

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENDAHULUAN. peternak, khususnya bagi yang berminat meningkatkan skala usahanya. Salah satu

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 01/Permentan/OT.140/1/2014 TENTANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pembangunan termasuk didalamnya berbagai upaya penanggulangan

Ciawi, 21 Agustus 2017

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 41/Permentan/OT.140/5/2007 TENTANG

I. PENDAHULUAN. Pertambangan. Industri Pengolah-an (Rp Milyar) (Rp Milyar) na

KATA PENGANTAR. Sumarjo Gatot Irianto. Jakarta, Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian, Selaku Ketua Tim PUAP Pusat,

NOMOR 22 /PMK05/2010 TENT ANG PERUBAHAN KEDUA AT AS PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 135/PMK05/2008 TENTANG FASILITAS PENJAMINAN KREDIT USAHA RAKYAT

I.PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

2016, No Subsidi Bunga untuk Kredit Usaha Rakyat; c. bahwa sehubungan dengan implementasi Peraturan Menteri Keuangan Nomor 146/PMK.05/2015 tent

PEDOMAN KOPERASI SEBAGAI PENYALUR KREDIT USAHA RAKYAT (KUR)

LAPORAN KEGIATAN KINERJA PENYALURAN DAN PEMANFAATAN KREDIT PROGRAM PERTANIAN KKPE DI PROVINSI BALI

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 01/Permentan/OT.140/1/2014 TENTANG

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 3/2/PBI/2001 TENTANG PEMBERIAN KREDIT USAHA KECIL GUBERNUR BANK INDONESIA,

PAKET KEBIJAKAN EKONOMI TAHAP III DAN IV

PNM Permodalan Nasional Madani

BAB I PENDAHULUAN. sebagai pendamping dan pembimbing pelaku utama dan pelaku usaha. Penyuluh

2016, No Mengingat : 1. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gambaran Program Pembiayaan Pertanian

V. GAMBARAN UMUM UKC CABANG KARAWANG

DUKUNGAN OJK KEPADA UMKM DAN DORONGAN KEPATUHAN PASKA AMNESTI PAJAK

Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Kementerian Pertanian Republik Indonesia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERAN KELEMBAGAAN PERBANKAN DALAM PENGEMBANGAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH NASIONAL BANK MANDIRI

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Pertumbuhan UMKM dan Usaha Besar. Mikro, Kecil dan Menengah ,55 47, ,93 47, ,75 46,25

Pembiayaan Untuk Pelaku Usaha Perikanan melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PEDOMAN UMUM LINKAGE PROGRAM ANTARA BANK UMUM DENGAN KOPERASI

PEDOMAN PEMBERDAYAAN DAN PENGUATAN LKM-A TA. 2016

BAB I PENDAHULUAN. Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) terbukti memiliki peran dan

PEDOMAN UMUM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS PERDESAAN (PUAP) BAB I PENDAHULUAN

2017, No efisien, perlu diatur ketentuan mengenai pedoman pengunaan Sistem Informasi Kredit Program dengan mendasarkan pada ketentuan sebagaiman

BAB III KREDIT USAHA RAKYAT (KUR)

Peran Bank Indonesia Dalam Perekonomian BANK INDONESIA KREDIT. SIMPANAN : Giro Deposito Tabungan

BAB I PENDAHULUAN. Sebenarnya masalah dan kendala yang dihadapi masih bersifat klasik yang selama

PENGEMBANGAN EKONOMI MASYARAKAT PEDESAAN MELALUI PENGENALAN AKUNTANSI DI KABUPATEN KEDIRI

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Pengelolaan Dana Simpan Pinjam LKM GAPOKTAN Ngudi Raharjo II dalam Memberdayakan Msyarakat.

Kinerja Lembaga Keuangan Mikro Agribisnis (LKM-A) Di Kabupaten Hulu Sungai Tengah Provinsi Kalimantan Selatan

Skema Pembiayaan Kelautan dan Perikanan

I. PENDAHULUAN. pertanian. Perkembangan suatu usaha tani dipengaruhi ketersediaan modal. Modal

BAB I PENDAHULUAN. Upaya membangun suatu unit usaha bank mikro yang melayani. masyarakat golongan kecil memerlukan suatu cara metode berbeda dengan

2013, No BAB I PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Negara memiliki pengaruh yang sangat besar dalam kehidupan masyarakatnya,

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tabel 1

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh suatu bangsa dalam upaya untuk meningkatkan pendapatan dan

14 Tahun 2015 sebagaimana dimaksud dalam huruf a;

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

(Review Kedua) RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT PEMBIAYAAN PERTANIAN TAHUN

Rancangan Program/Kegiatan Prioritas Deputi Bidang Pembiayaan Tahun 2017

KREDIT USAHA RAKYAT (KUR)

Strategi (Pasal 7) Ruang Lingkup (Pasal 2)

Perkembangan Kelembagaan Petani Melalui Pemanfaatan Dana PUAP (Hasil Studi Lapang Di Kecamatan Pangururan, Kabupaten Samosir, Sumatera Utara) Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. Usaha Menengah sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini. (KSP), UMKM mampu menyerap 99,9 persen tenaga kerja di Indonesia.

Selamat Datang. Lingkage Program Bank dan LKM BANK PERKREDITAN RAKYAT

Transkripsi:

PEMBIAYAAN USAHA PERTANIAN: Peran dan Fungsi FP2S Dalam Akselerasi KUR Direktorat Pembiayaan, Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian, Kementerian Pertanian Jakarta, Agustus 2017

Pendahuluan Program PUAP TA 2008 dan berakhir TA 2015 disertai berakhirnya THL-PMT sebanyak 1.400 orang TA 2016 Rendahnya penyaluran kredit perbankan/kur (ldr) ke sektor pertanian (5,3% - 5,65%/tahun) Perbankan memerlukan agent of financing untuk memfasilitasi sektor pertanian Tenaga ex PMT (FP2S) sebanyak 1.400 orang dapat diberdayakan sebagai agent of financing atau fasilitator pembiayaan petani swadaya (FP2S)

BLM PUAP merupakan bantuan dalam bentuk uransfer langsung modal usaha sebesar Rp. 100.000.000,- per desa/gapoktan yang digunakan sebagai modal dasar untuk mendukung usaha produktif di perdesaan Realisasi BLM-PUAP (2008-2015) sekitar 52.000 desa/gapoktan (kira-kira Rp. 5,2 triliun) Setelah penyalurannya dihentikan, kegiatan terkait dengan BLM-PUAP dilanjutkan dengan Kegiatan pemberdayaan dan penguatan LKM-A dan koperasi pertanian (lembaga yang berkembang dari Gapoktan PUAP) Gapoktan yang sudah terbentuk menjadi LKMA sebanyak 6.382 Dari 6.382 LKMA telah menjadi Koperasi sebanyak 508

PROVINSI JUMLAH GAPOKTAN PUAP PMT 2016 LKM-A OUTPUT BLM PUAP KOPERASI (BHK) JUMLAH ACEH 2136 57 41 0 41 1,92 SUMATERA UTARA 2543 70 30 0 30 1,18 SUMATERA BARAT 1054 28 517 8 525 49,81 RIAU 1409 35 21 7 28 1,99 JAMBI 1253 38 61 1 62 4,95 SUMATERA SELATAN 1330 32 238 5 243 18,27 BANGKA BELITUNG 301 9 3 0 3 1,00 KEPULAUAN RIAU 226 8 0 0 0 0,00 %

POLA PEMBERDAYAAN PUAP DIKLAT 1. Kepemimpinan 2. Kewirausahaan 3. Manajemen BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT (BLM) PENYELIA MITRA TANI (PMT) GABUNGAN KELOMPOKTANI (GAPOKTAN) FASILITASI/ PENDAMPINGAN PETANI/KELOMPOKTANI (USAHA EKONOMI PRODUKTIF)

UU No. 19/2013 Tindak Lanjut terkait UU No. 19 Tahun 2013 tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Petani: Unit Khusus Pertanian (saat ini sedang finalisasi penyusunan Position Paper + RPP UKP) Pengembangan Asuransi Pertanian (AUTP dan AUTS) 2015 : Lanjutan uji coba AUTP dengan target luas cakupan 1 juta ha (16 provinsi sentra produksi padi) 2016 dan 2017: Lanjutan dengan target luas cakupan 1 juta ha (23 provinsi sentra produksi padi) Pelaksanaan AUTS dengan target 120.000 ekor sapi th 2017

KEBIJAKAN KUR: Permenko Perubahan No. 9 Tahun 2016 (KUR Mikro dan KUR Ritel) FITUR : KUR MIKRO DAN RETAIL TAHUN 2017 No. Uraian KUR MIKRO DAN RETAIL 1. Suku Bunga KUR : 9% efektif per tahun 2. Obyek yang Didanai Semua kegiatan usaha produktif di sektor pertanian dari hulu, budidaya dan hilir 3. Debitur individu/perseorangan atau badan hukum yang melakukan usaha produktif mikro, kecil dan menengah di sektor pertanian. 4. Plafon Kredit KUR Mikro sebesar Rp 25.000.000,- Total akumulasi plafon termasuk suplesi atau perpanjangan maksimal Rp75.000.000,- per penerima KUR. KUR Ritel dengan jumlah diatas Rp. 25.000.000,- dan paling banyak sebesar Rp500.000.000,-. Total akumulasi plafon termasuk suplesi atau perpanjangan maksimum Rp500.000.000 (lima ratus juta rupiah) per debitur.

No. Uraian FITUR KUR MIKRO DAN RETAIL 5. Jangka Waktu Suplesi, Restrukturisasi, dan Perpanjangan Waktu Dalam hal diperlukan perpanjangan, suplesi, atau restrukturisasi kredit modal kerja dan/atau investasi, maka : 1.Jangka waktu kredit/pembiayaan modal kerja paling lama 4 tahun (mikro) dan 5 tahun (retail) 2.Jangka waktu kredit/pembiayaan investasi paling lama 7 tahun. (mikro dan retail) 6. Pengikatan Jaminan Agunan Pokok berupa kelayakan usaha dan objek yang didanai; Agunan Tambahan untuk KUR Mikro tidak diwajibkan dan tanpa perikatan Agunan tambahan untuk KUR Retail sesuai penilaian Bank Penyalur KUR 7. Jangka Waktu KUR mikro: Modal Kerja paling lama 3 tahun. investasi paling lama 5 tahun. KUR Retail : Modal Kerja paling lama 4 tahun. investasi paling lama 5 tahun.

Sektor Usaha yang Dibiayai Sektor Usaha yang dibiayai KUR yaitu bidang usaha sektor pertanian, perikanan, industri pengolahan dan perdagangan yang terkait Mengacu Laporan Bank Umum (LBU), 19 sektor ekonomi : Seluruh usaha mikro dan kecil di sektor pertanian (kode sektor ekonomi 1) Seluruh usaha mikro dan kecil di sektor perikanan Seluruh usaha mikro dan kecil di sektor industri pengolahan;

Sistem Pembiayaan Pertanian Inklusif Diluar KUR, Kementerian Pertanian sedang mengembangkan model pembiayaan usaha pertanian untuk membantu petani menyediakan modal kerja secara inklusif, mencakup pembiayaan usaha pertanian dari hulu sampai hilir Sistem pembiayaan pertanian inklusif mendorong penguatan lembaga keuangan perdesaan (LKM-A berbadan hukum/koperasi) dengan bebagai kegiatan bisnis (khususnya on-farm business) Petani sebagai anggota kelompok tani yang berafiliasi pada LKM-A akan menjadi peserta penerima modal kerja LKM-A diproyeksikan memperoleh (tambahan) dana/modal usaha dari berbagai sumber (investor, perbankan, individu) dan diikat oleh dokumen kesepahaman kegiatan

Peran dan Fungsi FP2S FP2S (Baca: Fasilitator Swadaya untuk Pembiayaan Pertanian) adalah tenaga swadaya yang berperan mendampingi petani/ kelompok tani/gapoktan/pelaku usaha pertanian untuk akselerasi mengakses pelayanan perbankan/lembaga keuangan FP2S berfungsi sebagai fasilitator/agent of financing yang bekerja untuk memfasilitasi dan menjembatani kepentingan petani/poktan/gapoktan hingga dapat mengakses KUR atau sumber pembiayaan lainnya Sasaran FP2S adalah terbantunya petani/poktan/gapoktan mengakses fasilitas pinjaman/kredit dari perbankan dan tersedianya database petani / poktan / gapoktan sebagai calon nasabah/debitur yang layak untuk dapat dibiayai oleh perbankan

Tugas FP2S 1. Melakukan pendampingan dan memberikan advokasi pembiayaan usaha tani/kur dan membantu membuat laporan keuangan yang baik 2. Melaksanakan identifikasi dan pendataan usaha petani/ poktan/gapoktan untuk menjadi calon nasabah/debitur perbankan 3. Mendorong peningkatan penyaluran kredit/pembiayaan dari perbankan/lembaga keuangan sektor pertanian. 4. Mengembangkan sistem informasi nasabah pertanian sebagai data calon nasabah perbankan/lembaga keuangan lainnya.

Bahan Diskusi 1. Apa yang diharapkan peserta/fp2s dari kegiatan pembekalan ini? 2. Bagaimana mengembangkan kemampuan sendiri untuk mendampingi petani mengakses kredit perbankan/lembaga keuangan lainnya? 3. Apa yang akan dilakukan kedepan terkait dengan peran, fungsi, dan tugas FP2S dalam mengakselerasi KUR atau mengakses kredit lainnya untuk membantu petani/kt/gapoktan?

TERIMAKASIH