PENGAWASAN KEJADIAN TIDAK DIINGINKAN (ADVERSE EVENTS) ALAT ALAT KESEHATAN DI FASYANKES

dokumen-dokumen yang mirip
KEBIJAKAN PENGAWASAN ALAT KESEHATAN DAN PERBEKALAN KESEHATAN RUMAH TANGGA DI PROVINSI/KABUPATEN/KOTA

PENGAWASAN ALAT KESEHATAN DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN

KEBIJAKAN DI BIDANG ALAT KESEHATAN DALAM ANTISIPASI GLOBALISASI

SAMBUTAN DAN PENGARAHAN DIREKTUR JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN

KEBIJAKAN PENGENDALIAAN ALAT KESEHATAN DALAM MENYONGSONG SJSN. Oleh: Drg. Arianti Anaya, MKM Direktur Bina Produksi dan Distribusi Alat Kesehatan

PENGENDALIAN ALAT KESEHATAN & PKRT

Direktorat Pengawasan Alat Kesehatan dan PKRT Direktur Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan RI Makasar.

PENINGKATAN SISTEM PENGAWASAN ALKES & PKRT

KEBIJAKAN PENGAWASAN ALAT KESEHATAN DAN PERBEKALAN KESEHATAN RUMAH TANGGA (PKRT)

Oleh : drg. Arianti Anaya, MKM Direktur Penilaian Alat Kesehatan dan PKRT Bali, 4 Mei 2018

Strategi Pre Market dalam Penilaian Alat Kesehatan

Dukungan Kefarmasian dan Alkes dalam Peningkatan Cakupan, Jangkauan dan Kualitas Pencegahan dan Pengendalian Penyakit

RAKONAS PROGRAM KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN TH ARAHAN DIREKTUR JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN

KEBIJAKAN KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN DALAM SISTEM KESEHATAN NASIONAL (SKN)

UPAYA PENGUATAN BIDANG INDUSTRI FARMASI DAN SARANA DISTRIBUSI UNTUK MENDUKUNG KETERSEDIAAN OBAT DI FASYANKES

UNDANG-UNDANG KESEHATAN NO. 36 TH. 2009

KEBIJAKAN KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN dan JAMINAN KETERSEDIAAN OBAT melalui E-KATALOG

SOSIALISASI ALFAKES (Asosiasi Perusahaan Laboratorium Pengujian dan Kalibrasi Fasilitas Kesehatan Indonesia)

Masyarakat Sehat yang Mandiri. Menjamin Alat Kesehatan yang beredar aman, bermutu dan bermanfaat

Direktur Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan

1. Dasar Hukum 2. Tugas Pokok dan Fungsi 3. Restruktur Organisasi 4. Strategi Pengamanan Alat Kes dan PKRT 5. Sertifikat Produksi 6. Ijin Edar 7.

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA DIREKTORAT BINA PRODUKSI DAN DISTRIBUSI ALAT KESEHATAN TAHUN 2014

Wimbuh Dumadi,S.Si.M.H.,Apt Ketua Pengurus Daerah IAI DIY. Yogyakarta, 14 April 2018

DEKONSENTRASI & DANA ALOKASI KHUSUS: STRATEGI PENCAPAIAN TUJUAN PROGRAM KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1191/MENKES/PER/VIII/2010 TAHUN 2010 TENTANG PENYALURAN ALAT KESEHATAN

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1191/MENKES/PER/VIII/2010 TENTANG PENYALURAN ALAT KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

REGULASI PENGELOLAAN DISTRIBUSI OBAT DAN URGENCY SERTIFIKASI CDOB

SOSIALISASI ALFAKES (Asosiasi Perusahaan Laboratorium Pengujian dan Kalibrasi Fasilitas Kesehatan Indonesia)

Kebijakan Peningkatan Pembinaan Produksi dan Distribusi Kefarmasian

DEKONSENTRASI & DANA ALOKASI KHUSUS: STRATEGI PENCAPAIAN TUJUAN PROGRAM KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN

PASAL 6 PERMENKES No.1109/MENKES/PER/IX/2007

Kebijakan Peningkatan Pembinaan Produksi dan Distribusi Kefarmasian

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan analisis dari Pengaturan Tindak Pidana dan

BAB V PENUTUP. A. Simpulan. Setelah dijelaskan dan diuraikan sebagaimana tercantum dalam

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

KEBIJAKAN KEFARMASIAN DAN ALKES DI ERA JKN DALAM KORIDOR IMPLEMENTASI UU No. 23/2014 TTG PEMERINTAH DAERAH

BAB XX KETENTUAN PIDANA

KEBIJAKAN OBAT DAN PELAYANAN KEFARMASIAN DI RUMAH SAKIT

REGULASI DI BIDANG KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN UNTUK MENDUKUNG JKN

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1190/MENKES/PER/VIII/2010 TENTANG IZIN EDAR ALAT KESEHATAN DAN PERBEKALAN KESEHATAN RUMAH TANGGA

PENGUATAN REGULASI KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN

UNDANG-UNDANG NOMOR 36 TAHUN 2009 TENTANG KESEHATAN [LN 2009/144, TLN 5063]

RANCANGAN UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PENGAWASAN SEDIAAN FARMASI, ALAT KESEHATAN, DAN PERBEKALAN KESEHATAN RUMAH TANGGA

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1189/MENKES/PER/VIII/2010 TENTANG PRODUKSI ALAT KESEHATAN DAN PERBEKALAN KESEHATAN RUMAH TANGGA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG STANDARDISASI DAN PENILAIAN KESESUAIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RENCANA AKSI. Oleh : Direktur Penilaian Alat Kesehatan dan PKRT Ditjen Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan RI

Pengawasan Mutu Obat di Instalasi Farmasi

REGULASI TERKAIT SISTEM MANAJEMEN MUTU ALAT KESEHATAN. Oleh: Dra. Lili Sadiah, Apt Direktorat Bina Produksi dan Distribusi Alat Kesehatan

KEBIJAKAN PROGRAM KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN

BAB III PENGAWASAN TERHADAP PELAKU USAHA ROKOK ATAU PRODUSEN ROKOK YANG TIDAK MEMENUHI KETENTUAN PELABELAN ROKOK MENURUT PP NO.

BAB 1 PENDAHULUAN. Pelayanan kesehatan merupakan hak setiap orang yang dijamin dalam Undang-

KEBIJAKAN DITJEN KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN MENDUKUNG DAN MENJAMIN AKSES SEDIAAN FARMASI DAN ALAT KESEHATAN

BAB II PENGATURAN TINDAK PIDANA MENGEDARKAN SEDIAAN FARMASI TANPA IZIN EDAR DALAM HUKUM POSITIF INDONESIA

2 Mengingat penyelenggaraan kegiatan standardisasi dan penilaian kesesuaian; e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, hur

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG STANDARDISASI DAN PENILAIAN KESESUAIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1799/MENKES/PER/XII/2010 TENTANG INDUSTRI FARMASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MATRIK 2.3 RENCANA TINDAK PEMBANGUNAN KEMENTERIAN/ LEMBAGA TAHUN 2011

KEPUTUSAN DIREKTUR RS. PANTI WALUYO YAKKUM SURAKARTA Nomor : 2347a/PW/Sekr/VIII/2014 TENTANG

ARAH KEBIJAKAN PEMERINTAH dalam menjamin KETERSEDIAAN OBAT DI INDONESIA

RENCANA KINERJA TAHUNAN BADAN POM TAHUN Target Program

PENGUKURAN KINERJA KEGIATAN BADAN POM TAHUN Uraian. permohonan. Pengawasan. pendaftaran Produk. pangan sebelum Berbahaya. dan Bahan.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG STANDARDISASI DAN PENILAIAN KESESUAIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

TUGAS POKOK DAN FUNGSI

Sekretaris Ditjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RUMAH SAKIT BETHESDA YOGYAKARTA BAB I PENDAHULUAN

Rencana Kerja Tahunan Tahun 2016

SISTEM PENGAWASAN ALAT KESEHATAN DAN

Oleh: Laksono Trisnantoro Dwi Handono PKMK FK UGM

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN FASILITASI AKREDITASI FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA

Pemberdayaan Apoteker dalam Peningkatan Efektifitas Pengawasan Iklan Obat Tradisional

PRODUKSI. Oleh : Dra. Rully Makarawo, Apt DIREKTORAT BINA PRODUKSI DAN DISTRIBUSI ALAT KESEHATAN DIRJEN BINA KEFARMASIAN DAN ALAT

BAB III ANALISA HASIL PENELITIAN

UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1997 TENTANG PSIKOTROPIKA [LN 1997/10, TLN 3671]

KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PUSKESMAS DAN KLINIK

MANAJEMEN DAN INVESTIGASI KEJADIAN TIDAK DIINGINKAN (KTD) ALAT KESEHATAN DI RS

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK TAHUN 2008 TENTANG

II. TINJAUAN PUSTAKA Keamanan Pangan

Penguatan Regulasi di Bidang Kefarmasian dan Alkes

UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 1992 TENTANG KESEHATAN [LN 1992/100, TLN 3495]

Dalam Undang-Undang RI No. 35 Tahun 2009, sanksi bagi pelaku kejahatan narkoba adalah sebagai berikut :

DUKUNGAN PEMERINTAH DALAM PENINGKATAN MUTU PELAYANAN KEFARMASIAN

Justinus duma, SFt, Physio

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2009 TENTANG PEKERJAAN KEFARMASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

STUDI KASUS Berdasarkan laporan dari masyarakat bahwa disinyalir Toko Kosmetik Berkah yang beralamat di JMP Lt. I Blok 22 Surabaya menjual kosmetik

PROGRAM PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN RSUD PASAR REBO

Disampaikan oleh : Kepala Bagian Program dan Informasi Pada acara Pertemuan Sinkronisasi dan Validasi Data Rumah Sakit

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2009 TENTANG PEKERJAAN KEFARMASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LAPORAN KINERJA DIREKTORAT BINA PRODUKSI DAN DISTRIBUSI ALAT KESEHATAN TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit (RS) merupakan salah satu pelayanan kesehatan yang bertujuan

PENUNJUK UNDANG-UNDANG PERDAGANGAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Aspek legal. untuk pelayanan kefarmasian di fasilitas kesehatan. Yustina Sri Hartini - PP IAI

PERAN IDI DALAM MELAKSANAKAN KENDALI MUTU DAN KENDALI BIAYA TERKAIT PROSES VERIFIKASI BPJS

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 111 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PRESIDEN NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG JAMINAN KESEHATAN

2016, No diberlakukan Standar Nasional Indonesia dan/atau Persyaratan Teknis secara wajib; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaks

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RUMAH SAKIT BETHESDA YOGYAKARTA BAB I PENDAHULUAN

2 Indonesia Tahun 1999 Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3821); 2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Da

SINERGISTAS BADAN POM DAN DINKES PROV/KAB/KOTA DALAM MENINGKATKAN PENGAWASAN OBAT DAN MAKANAN

KEBIJAKAN KEMENTERIAN KESEHATANDi ERA JKN DALAM PROGRAM KESELAMATAN PASIEN

Transkripsi:

PENGAWASAN KEJADIAN TIDAK DIINGINKAN (ADVERSE EVENTS) ALAT ALAT KESEHATAN DI FASYANKES Ir SODIKIN SADEK,MKes DIREKTUR PENGAWASAN ALAT KESEHATAN DAN PKRT RAPAT KOORDINASI PENGAWASAN PRODUK ALAT KESEHATAN DAN PKRT JAKARTA, 4 Mei 2017

Life Cycle for Medical Device Regulation PRE MARKET Distribusi / Penjualan Iklan Pengemasan dan Pelabelan Produksi Alat Kesehatan Uji Klinis Alat Kesehatan Penelitian dan Pengembangan Produk Alat Kesehatan Penilaian Kebutuhan Alat Kesehata Perencanaan & Pengadaan Instalasi & Commissioning Pengoperasian dan Training Pemusnahan Pemeliharaan dan Kalibrasi POST MARKET

TAHAPAN PENGENDALIAN DAN PENGAWASAN SIKLUS HIDUP ALAT KESEHATAN DI INDONESIA Penelitian dan pengemban gan produk Pabrik Sertifikat produksi CPAKB ISO 13485 Produ ksi Pengemas an dan pelabelan PRE MARKET Penyalur Ijin Penyalur CDAKB GDP Iklan Produsen dan PAK bertanggungjawab atas Alat Kesehatan dan PKRT yang bermutu, aman dan bermanfaat Distribusi/ Penjualan Ijin Edar AMDD Alat Kesehatan dan PKRT bermutu, aman dan bermanfaat Konsumen berhak atas pilihan Alat Kesehatan dan PKRT yang bermutu, aman dan bermanfaat Pengguna POST MARKET Pemusnahan Surveilance & Vigilance Sampling, Inspeksi, Recall, Pengawasan Iklan, KTD, dan FSCA (e watch, E report), Pemusnahan Health Technology Management Perencanaan kebutuhan Alat Kesehatan Pengadaaan Alat Kesehatan Instalasi dan commisioning Pengoperasian Inventarisasi Pemeliharaan & kalibrasi penghapusan

PENGGUNAAN YANG RASIONAL Alat Kesehatan sangat erat dengan tehnologi Perkembangan Alat Kesehatan berubah sangat pesat Penggunaan Alat Kesehatan yang Rasional yang berbasis cost effective dan cost benefit dalam era JKN Health Technology Assessment

UU No 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan Pasal 42 (1) Teknologi dan produk teknologi kesehatan diadakan, diteliti, diedarkan, dikembangkan, dan dimanfaatkan bagi kesehatan masyarakat. (2) Teknologi kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mencakup segala metode dan alat yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit, mendeteksi adanya penyakit, meringankan penderitaan akibat penyakit, menyembuhkan, memperkecil komplikasi, dan memulihkan kesehatan setelah sakit. (3) Ketentuan mengenai teknologi dan produk teknologi kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memenuhi standar yang ditetapkan dalam peraturan perundangundangan.

UU No. 36 Thn 2009 tentang Kesehatan Pasal 98 2)Setiap orang yang tidak memiliki keahlian dan kewenangan dilarang mengadakan, menyimpan, mengolah, mempromosikan, dan mengedarkan obat dan bahan yang berkhasiat obat. 3)Ketentuan mengenai pengadaan, penyimpanan, pengolahan, promosi, pengedaran sediaan farmasi dan alat kesehatan harus memenuhi standar mutu pelayanan farmasi yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah Pasal 196 Setiap orang yang dengan sengaja memproduksi atau mengedarkan sediaan farmasi dan/atau alat kesehatan yang tidak memenuhi standar dan/atau persyaratan keamanan, khasiat atau kemanfaatan, dan mutu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 98 ayat (2) dan ayat (3) dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan denda paling banyak Rp 1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).

UU No. 36 Thn 2009 tentang Pasal 106 Kesehatan 1) Sediaan farmasi dan alat kesehatan hanya dapat diedarkan setelah mendapat ijin edar Pasal 197 Setiap orang yang dengan sengaja memproduksi atau mengedarkan sediaan farmasi dan/atau alat kesehatan yang tidak memiliki izin edar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 106 ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 15 (lima belas) tahun dan denda paling banyak Rp 1.500.000.000,00 (satu miliar lima ratus juta rupiah)

Antisipasi MEA Pengawasan Premarket Penapisan produk sebelum beredar Penguatan regulasi Peningkatan registrasi/penilaian Peningkatan inspeksi sarana produksi dan distribusi Dukungan regulator Good Manufacturing Practice (GMP) & Good Distribution Practice (GDP) Perpres 39 Tahun 2014 tanggal 23 April 2014 Kepemilikan Modal Asing Penyalur Alat Kesehatan Maksimal 33% Pengawasan Postmarket Standar ASEAN mewajibkan Good Review Practice (GRP) Sampling dan pengujian Monitoring dan evaluasi sarana produksi dan distribusi Dilakukan di 33 propinsi

REGULASI ALAT KESEHATAN INDONESIA TELAH TERHARMONISASI DENGAN REGULASI ALKES REGIONAL DAN GLOBAL ACCSQ Clinical Performance & Safety Pre-Market AHWP WHO, APEC, IMDRF Quality Management System Post Market Standards Indonesia dalam proses ratifikasi mengadopsi ASEAN MEDICAL DEVICE DIRECTIVE (AMDD)

Regulasi Alat Kesehatan dan PKRT di Indonesia Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Pre Market 1. Permenkes 1189 Tahun 2010 tentang Sertifikat Produksi Alat Kesehatan dan PKRT 2. Permenkes 1191 Tahun 2010 tentang Penyaluran Alat Kesehatan 3. Peraturan Menteri Kesehatan No. 4 Tahun 2014 tentang Cara Distribusi Alat Kesehatan Yang Baik (CDAKB) 4. Revisi Permenkes 1190 Tahun 2010 tentang Ijin Edar Alat Kesehatan dan PKRT 5. Rancangan Permenkes tentang cara Uji Klinik Alat Kesehatan yang baik 6. Rancangan Permenkes tentang Cara Pembuatan Alat Kesehatan dan PKRT yang Baik (CPAKB) Post-Market 1. Peraturan Menteri Kesehatan No. 54 Tahun 2015 tentang Pengujian dan Kalibrasi Alat Kesehatan 2. Permenkes 1691 Tahun 2011 tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit 3. Peraturan Menteri Kesehatan No. 76 Tahun 2013 tentang Iklan Alat Kesehatan dan PKRT 4. Peraturan Menteri Kesehatan No. 51 tahun 2014 Tentang Pemasukan alat kesehatan melalui mekanisme jalur khusus (Special Access Scheme/SAS) 5. Rancangan Permenkes tentang Surveilance Sarana dan Produk Alat Kesehatan dan PKRT 6. Rancangan Permenkes Kesehatan tentang Pengawasan Produk

PEMBAKUAN/ STANDARISASI SERTIFKASI PRODUKSI/IPAK CPAKB/ISO 13485 CDAKB/GDP PENGAWASAN SARANA SARANA PRODUKSI SARANA DISTRIBUSI KEGIATAN MONEV AUDIT INVESTIGASI e Report PENGAWASAN PRODUK PRODUK ALKES PRODUK PKRT KEGIATAN SAMPLING dan PENANDAAN PENGAWASAN IKLAN KTD (e watch) PENGAWASAN PRODUK RECALL

Persiapan MASYARAKAT EKONOMI ASEAN Penguatan PENGAWASAN ALAT KESEHATAN e Watch alkes adalah System Pengawasan Alkes Nasional yang dibangun oleh Kementrian Kesehatan, merupakan suatu System pelaporan elektronik dari kejadian yang tidak diinginkan akibat penggunaan alkes di fasilitas pelayanan kesehatan Hasil pelaporan akan ditindaklanjuti oleh Tim Pengawas Nasional Alkes dan merupakan informasi untuk pertimbangan dalam pengadaan alat kes di fasyankes. e Report alkes merupakan Sistem Pelaporan Alkes Nasional dimana seluruh produsen maupun distributor harus melaporkan semua kegiatan produksi dan penyaluran serta perdagangan alat kesehatan di wilayah Indonesia. JKN e Regalkes merupakan Sistem Perizinan Alat Kesehatan Onlline yang memudahkan perizinan alat kesehatan seluruh Indonesia dapat melakukan akses perijinan lebih mudah tanpa harus datang ke Unit Pelayanan Terpadu. e Info Alkes merupakan berisi informasi terhadap status alat kesehatan yang telah memiliki ijin edar.

E-WATCH ALKES

Contoh KTD di RS No Tgl Kejadian Tgl Lapor 1 2016-07-15 2016-11-09 14:03:5 9 Detil Laporan Nama Alkes Ventilat or NIE Merk Type Serial Vendor - Viasys HFO310 0A AJW010 48 PT. Demka Sakti Pasien laki-laki usia >1-5 tahun dirawat di PICU terpasang ventilator. Ventilator HFO vyasis tidak mau running. Grafik piston diam akhirnya pasien dilakukan bagging manual.

Contoh KTD di RS No Tgl Kejadian Tgl Lapor 2 2016-12-01 2017-04-26 11:39:3 2 Nama Alkes Bedside Monitor /Bedpatient monitor NIE Merk Type Serial Vendor - ANALO GIC MEDICA L Type : AM 1500 M014A 007654 PT. JAYAMAS MEDICA L INDUSTR Y Detil Laporan Tn. AM umur 60thn, terpasang bedside monitor, gambaran EKG VT, tensi 70/40x/menit, HR 190x/menit, Respirasi 26x/menit, klinis pasien apneu, koma, direncanakan untuk dilakukan RJP & DC shock. elektrode dihubungkan ke alat Defibrilator, gambaran EKG sinus HR 90x/menit, RJP diteruskan & DC shock tidak dilakukan. pasien apneu dan meninggal. kesimpulan: Gambaran kondisi hemodinamik yang ada di bedside monitor dengan klinis sangat jauh berbeda, ini bisa menyebbkan petugas medis bila assesment pasiennya tidak baik akan melakukan kesalahan prosedur tindakan medik. kondisi dimana terdapat perbedaan antara nilai ukur di bedside tidak sama dengan klinis dialami beberapa pasien diruang rawat HCU. Sebagai laporan, dari 100 unit bedside monitor yang kami adakan ditahun 2016 sudah 30% mengalami kerusakan. adapun kerusakan yang paling sering adalah dikomponen oksimetri dan tensi

PENGAWASAN ALAT KESEHATAN KEMKES BAPETEN BEACUKAI KEMENDAG KEMKES FASYANKES MUTU DAN AKREDITASI YANKES RUJUKAN YANKES PRIMER DINAS KESEHATAN

RENCANA KEGIATAN INTEGRASI PELAKSANAAN PENGAWASAN ALAT KESEHATAN DI FASYANKES TAHUN 2017 NO KEGIATAN JADWAL (TENTATIVE) 1 Rapat Koordinasi Pengawasan Alat Kesehatan dan PKRT tentang Pengendalian dan Pengawasan Adverse Events (Kejadian Tidak Diinginkan) Alat Kesehatan di Rumah Sakit 2 Rapat Koordinasi Pengawasan Alat Kesehatan dan PKRT tentang Laporan Recall Alat Kesehatan 3 Rapat Koordinasi Pengawasan Alat Kesehatan dan PKRT tentang Pemusnahan Alat Kesehatan 4 Implementasi dan Advokasi KTD Alat Kesehatan bagi Rumah Sakit Rujukan Terpilih 4-5 Mei 2017 Juni Juli Agustus KETERANGAN Peserta: PJ Mutu dan Keselamatan Pasien PJ Laporan KTD di Fasyankes

HARAPAN DUKUNGAN 1. Pengawasan Alat Kesehatan di Fasyankes dilakukan dengan dukungan lintas program terkait di Kementerian Kesehatan. 2. Perlu dukungan Kebijakan yang mendukung pengendalian/pencegahan Adverse Events (kejadian Tidak Diinginkan/KTD) di Fasyankes 3. Perlu dukungan Kebijakan Manajemen dan Investigasi Adverse Events (Kejadian Tidak Diinginkan/KTD) di Fasyankes

TERIMA KASIH