BAB I PENDAHULUAN. membeli dan memakai kosmetik untuk mempercantik diri.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. bagian yang tidak dapat dilepas dari kaum wanita. Secara psikologis wanita memang

Bab 1. Pendahuluan. tulisan maupun isyarat) orang akan melakukan suatu komunikasi dan kontak sosial.

BAB I PENDAHULUAN. secara lisan maupun tertulis. Dalam komunikasi secara lisan, makna yang

3. Dimasa mendatang, saya bermaksud menjadi pelukis terkenal. ~ つもりです. 4. Sekarang, pertandingan baseball dapat ditonton di televisi.

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2006/2007

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengertian bahasa dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989) adalah sistem

(Asari-chan buku no: 28, halaman: 40) あさり ガンバレ! bersemangat. Berusaha Asari! Pada situasi di atas, penggunaan katakana ada pada kata ガンバレ.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pratamawati, 2014

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian adalah tatacara bagaimana suatu penelitian dilaksanakan. (method =

BAB I PENDAHULUAN. serta berpenampilan menarik dilakukan oleh kaum pria.

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyampaikan informasi yang ingin disampaikan kepada orang. salah satunya adalah mempelajari bahasa Asing.

Bab 1. Pendahuluan. Sejak zaman dahulu kala, manusia menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi

Bab 4. Simpulan dan Saran. Pada bab ini penulis akan memberikan Simpulan dari hasil analisis mengenai makna

TEMA 5 JADWAL PELAJARAN じかんわり

BAB 1. Pendahuluan. Bahasa di dalam wacana linguistik diberi pengertian sebagai sistem simbol bunyi

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sistem informasi dan sistem komunikasi. Dengan

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008

BAB III METODE PENELITIAN. permasalahan. Sedangkan metode dapat diartikan sebagai cara atau prosedur yang

BAB I PENDAHULUAN. bahan-bahan produk kosmetik lebih banyak yang berasal dari alam. Tetapi dengan

BAB I PENDAHULUAN. Seiring berkembangnya era globalisasi jumlah orang asing yang datang ke

Bab 1. Pendahuluan. Manusia sebagai makhluk hidup sangat memerlukan komunikasi. Menurut Trenholm

BAB 1. Pendahuluan. Manusia berinteraksi dengan manusia lain dengan menggunakan bahasa. Bahasa merupakan

PROGRAM TAHUNAN. Kompetensi Dasar Materi Pokok Alokasi Waktu. Salam. Mengucapkan salam : おはようございます こんにちは こんばんは. Mengucapkan salam ketika berpisah :

Bab 5. Ringkasan. Bahasa itu sendiri mempunyai dua pengertian, pertama menyatakan alat komunikasi

Bab 2. Landasan Teori. Dalam KBBI, definisi dari tanda baca adalah tan da n 1 yang menjadi alamat

BAB 1 PENDAHULUAN. dipelajari sebagai ilmu dasar bagi ilmu-ilmu lain seperti kesusastraan, filologi,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) : X MIA 6 (kelas Eksperimen)

BAB I PENDAHULUAN. dimiliki suatu bangsa. Cerita rakyat dapat diartikan sebagai ekspresi budaya suatu

Bab 1. Pendahuluan. hasrat, dan keinginan (Sutedi, 2003:2). Selain bahasa tentunya dalam, berkomunikasi

2015 WAKAMONO KOTOBA DI UNIVERSITAS IBARAKI DAN PANDANGAN MAHASISWA ASING TERHADAP WAKAMONO KOTOBA

BAB I PENDAHULUAN. Di jaman seperti sekarang ini, keberadaan pria metroseksual telah

BAB I PENDAHULUAN. suatu produk bukan lagi untuk memenuhikebutuhan (need), melainkan karena

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. terkadang masyarakat lebih memilih menggunakan idiom untuk menyampaikan

BAB 1 PENDAHULUAN. kata. Menurut ( Chaer, 2003: 224 ) frasa adalah gabungan kata yang tidak. memiliki makna baru dan dapat disela dengan unsur lain.

BAB I PENDAHULUAN. dengan berkembangnya globalisasi ini teknologi Jepang pun turut meningkat.

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan berbahasanya. Salah satunya bahasa Jepang, Dewasa ini semakin

PENGARUH PERUBAHAN PERANAN WANITA JEPANG DAN KONDISI SOSIAL MASYARAKAT JEPANG TERHADAP MUNCULNYA SHOUSHIKA

BAB I PENDAHULUAN. Jodoushi dantei terdiri dari dua buah kata yaitu jodoushi dan dantei. Sudjianto

BAB II SOFTWERE JLOOK UP. Softwere kamus Jlook up adalah softwere kamus Jepang yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. Materi utama dalam pengajaran bahasa Jepang ada tiga macam, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. maksud hati yang tersembunyi (Grice, 1975) Grice (1975:41-47) dalam bukunya Logic and Conversation menyatakan

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN PERCAKAPAN BAGI PENGAJAR BAHASA JEPANG

ビナ ヌサンタラ大学日本語科三年生にみられる ~ てある と ~ ておく という動詞の使用能力の分析

BAB I PENDAHULUAN. 1992, Narrog: 2009). Hal ini berarti, setiap bahasa alami di dunia mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. asing khususnya bahasa Jepang ialah adanya pengaruh Bl (bahasa ibu)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer (tidak tetap) yang

BAB I PENDAHULUAN. yang menjadi modal dasar manusia untuk memenuhi kebutuhan sosial di lingkungan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Bab 5. Ringkasan. Karya sastra, baik puisi, drama, maupun prosa, selalu mengalami perkembangan

Bab 1. Pendahuluan. semua ahli yang bergerak dalam bidang pengetahuan yang lain semakin memperdalam

BAB I PENDAHULUAN. Dedi Sutedi, bahasa adalah alat pengungkap pikiran maupun perasaan. Melalui

Bab 1. Pendahuluan. Bahasa adalah identitas diri dari suatu negara. Suatu negara dapat kita identifikasikan

Under Makeup Moisture Lotion

BAB I PENDAHULUAN. Wanita dan kosmetik adalah dua hal yang saling berkaitan. Kosmetik

BAB I PENDAHULUAN. Valentine Day. Valentine Day adalah hari kasih sayang dimana kebanyakan orang

BAB I PENDAHULUAN. pemikirannya, maka manusia menciptakan bahasa. Bahasa adalah sistem lambang

BAB I. Pada perang dunia II tahun 1945 Jepang mengalami kekalahan yang. setelah pasca perang dunia II diantaranya kekurangan pangan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. membutuhkan mitra tutur. Melalui bahasa, pikiran, perasaan, dan keinginan

SILABUS MATA KULIAH PROGRAM STUDI MANAJEMEN RESORT & LEISURE

2015 ANALISIS MAKNA ASPEKTUAL HOJODOUSHI TE IKU DAN TE KURU

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Seperti yang diketahui komunikasi adalah sesuatu yang telah dilakukan

PARASITE SINGLE SEBUAH FENOMENA SOSIAL KONTEMPORER DI JEPANG. Oleh : Amaliatun Saleha NIP:

Bab 5. Ringkasan. Saat ini banyak orang yang mempelajari bahasa Jepang dan mulai tertarik dengan

ENJO KOUSAI SEBAGAI SALAH SATU BENTUK PENYIMPANGAN REMAJA DI JEPANG SKRIPSI DIAJUKAN SEBAGAI SALAH SATU PRASYARAT MENDAPAT GELAR SARJANA SASTRA

BAB I PENDAHULUAN. beberapa faktor, salah satunya ialah akibat masuknya pengaruh dari bahasa asing. memiliki kata-kata pinjaman dalam kosakata mereka.

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam suatu bahasa terdapat bermacam macam jenis kata, di antaranya,

BAB I PENDAHULUAN. hal ini disebabkan karena keunikan dari bahasa-bahasa tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah sebuah sistem dari simbol vokal yang arbiter yang

BAB I PENDAHULUAN. Perawatan kulit wajah secara teratur sangat penting dilakukan. secara langsung. Dalam mengatasi masalah tersebut kaum pria

BAB I PENDAHULUAN. Belajar bahasa lain mungkin menjadi penting dalam aktivitas intelektual manusia

BAB I PENDAHULUAN. membedakannya dengan bahasa lain. Sehingga tidaklah mengherankan jika

BAB I PENDAHULUAN. ide, atau perasaan tersebut dapat secara harfiah atau metaforis, secara langsung atau tidak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. satu keunikan bahasa Jepang adalah penggunaan partikel sebagai pemarkah yang

BAB I PENDAHULUAN. bagian-bagian kalimat digunakan kata sambung (konjungsi) yang membuat

1. Identitas a. Nama Mata Pelajaran : Bahasa Jepang b. Semester : 1 c. Kompetensi Dasar : 3.3 dan 4.3

BAB I PENDAHULUAN. kata sifat, kata kerja bantu, partikel, dan kata keterangan.

membahas dari penggunaan dan arti tiga kata kerja tersebut,...ok,...he,.,he,.,he,.,.

BAB I PENDAHULUAN. 話すということは人と人の間で意思を伝えるあう いわゆるコミュニケーションであり その形には 1 人たい 1 人 1 人対多数 多数対 1 人などがある (Ogawa, 1984, hlm. 636)

BAB I PENDAHULUAN. oleh manusia. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, bahasa adalah sistem

PERSEPSI REMAJA USIA TAHUN TERHADAP KEKERASAN DALAM ANIME NARUTO DI SMP 47 DAN SMP DIPONEGORO JAKARTA

BAB 2. Tinjauan Pustaka

Bab 2. Landasan Teori

Bab 1. Pendahuluan. makhluk hidup selain manusia seperti binatang pun mempunyai sistem komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Yanagita Kunio (via Danandjaja, 1997: 35-36) salah satu cara

BAB I PENDAHULUAN. akan merasa kesulitan jika harus menghapal kanji. Di tambah lagi satu kanji bisa

MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA JEPANG

Bab 5. Ringkasan. Bahasa merupakan media untuk menyampaikan ( 伝達 ) suatu makna kepada

ANALISIS PEMAKAIAN PARTIKEL ~NI DAN ~DE DALAM BAHASA JEPANG (Studi kasus pada Mahasiswa Semester III)

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bahasa Jepang terdapat banyak sekali kata-kata yang memiliki

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. bahasa Indonesia ke bahasa Jepang, kita dapat menerjemahkan suatu teks dari

BAB IV KESIMPULAN. Penulis berkesimpulan bahwa di dalam penerjemahan kata tanya doko dan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jepang banyak diminati, karena memiliki keunikan tersendiri. Sama

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kosmetik dan merawat diri pada awalnya identik dengan wanita. Wanita membeli dan memakai kosmetik untuk mempercantik diri. Produk-produk kosmetik yang dipakai wanita untuk mempercantik diri antara lain bedak, lipstick, bb cream (Blemish Balm atau Beauty Balm adalah bentuk ringan dari foundation dengan rangkaian formula pelembab, SPF dan antioksidan dengan tingkat coverage medium), dan lain-lain. Namun pada jaman sekarang, tidak hanya wanita saja yang memakai kosmetik, pria pun mulai memakai kosmetik karena memperhatikan penampilan mereka. Karena itu, maka munculah produk-produk kosmetik untuk pria. Kosmetik tersebut digunakan untuk menunjang penampilan pria agar berpenampilan lebih menarik dan lebih percaya diri. Menurut artikel di Koran Hello Jepang! yang diterbitkan pada bulan November tahun 2013 berjudul Lelaki Masa Kini juga Sibuk Merawat Diri yang ditulis oleh Meiskhe Fratel, penjualan kosmetik untuk pria Jepang dimulai pada tahun 1970 oleh Perusahaan Mandom. Kemudian perusahaan tersebut meluncurkan produk perawatan rambut Gatsby pada tahun 1978. Produk perawatan rambut Gatsby adalah salah satu kosmetik untuk pria di Jepang yang menjadi penyumbang penjualan terbesar untuk Mandom. Namun pada tahun 2013 pada bulan April hingga September produk bodycare berupa deodorant paper menjadi produk yang paling laku di pasaran. Penggunaan kosmetik pria 1

berdasarkan Bagian Hubungan Masyarakat Mandom Corporation semakin meningkat dari tahun ke tahun. Kosmetik yang dibeli oleh pria Jepang bermacam-macam, antara lain : foundation, pensil alis, concealer, blush on warna natural, maskara, lip gloss atau lip cream, krim anti aging, krim dan spray tanning. Menurut artikel Reuters tahun 2007 penjualan kosmetik pria di Jepang mencapai $3 triliun. Mayu Shimokawa, kepala manajer produk di Mandom, mengatakan: Jaman sekarang tren pria Jepang adalah yang cantik, baik dan lembut. (http://m.kompasiana.com) Kemudian menurut artikel yang ditulis 5 Juli 2014 oleh Vietchia Vinca yang berjudul Blur Gender di Jepang kaum Cosme-boy mengatakan: 男の子もキレイになりたい! 男がキレイに美しいなって不部合があるでしょうか? (http://m.kompasiana.com) Pria ingin menjadi cantik. Apakah pria yang ingin mempercantik penampilannya itu salah? (http://m.kompasiana.com) Menurut artikel di www.jepang.net, penelitian dari Nippon TV tahun 2011 yang membuktikan bahwa pria berpenampilan menarik akan lebih mudah mendapatkan pekerjaan. Penelitian itu membuktikan bahwa perusahaan Jepang lebih menyukai mempekerjakan orang yang berpenampilan menarik. Menurut artikel di www.independent.co.uk yang berjudul Cosmetics Sales soar as Japan's Men Get in Touch With Their Feminine Side yang ditulis oleh Danielle Demetriou pada 4 Maret 2008, yang berisi penelitian oleh Shiseido, sebuah merek kosmetik terkenal di Jepang, 70% Pria Jepang percaya bahwa 2

penampilan itu penting dan 15% diantara mereka menghabiskan rata-rata 2,000 dalam sebulan. Pada akhir tahun 2013, penjualan kosmetik dan produk perawatan meningkat sebesar 4.2% sedangkan penjualan kosmetik untuk wanita meningkat sebesar 0.6% menurut data dari Yano Research Institute di Tokyo. Pada awalnya kosmetik diperuntukkan bagi wanita, namun pada jaman sekarang kosmetik juga dipakai oleh pria agar berpenampilan menarik dan mudah mendapatkan pekerjaan. Hal ini adalah hal yang baru, karena pria digambarkan dengan image maskulin dan kosmetik bertentangan dengan imej tersebut. Menyadari hal ini penulis tertarik untuk meneliti tentang pandangan wanita Jepang terhadap pria Jepang yang suka merawat diri. Penggunaan kosmetik yang tinggi pada pria Jepang dari range umur 20 tahun sampai 29 tahun, menurut survei yang ada di dalam buku Soushokukei Danshi Ojoman ga Nihon wo Kaeru. Buku ini berisi tentang pria Jepang yang memakai kosmetik. Dahulu kosmetik identik dengan wanita namun itu berubah sejak kosmetik pria mulai diproduksi tahun 1970-an. Lalu sekitar tahun 2008 munculah fenomena Ojoman. Ojoman adalah pria yang merawat diri, memakai kosmetik dan penampilannya kewanita-wanitaan. Penulis tertarik untuk mengetahui pandangan wanita Jepang terhadap pria Jepang yang menggunakan kosmetik dan memperhatikan penampilannya 3

1.2 Pembatasan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka permasalahan pokok dalam penelitian ini adalah: Pandangan wanita Jepang yang terhadap pria Jepang yang memperhatikan penampilan dengan cara memakai kosmetik (foundation, concealer, spray tanning, lip cream, lip gloss, bedak, face papper, hair wax, dan lain-lain). 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran mengenai kondisi sosial masyarakat Jepang, Keadaan masyarakat dan hubungan antara pria dan wanita di Jepang melalui analisa tehadap pandangan wanita Jepang terhadap pria Jepang yang memakai kosmetik. Adapun manfaat penelitian ini adalah untuk memberi gambaran kepada masyarakat Indonesia mengenai padangan wanita Jepang terhadap pria Jepang yang menggunakan kosmetik. 1.4 Pendekatan dan Metode Penelitian Penulis akan melakukan penelitan dengan pendekatan Fenomenologi dan memilih metode survei karena penulis mengumpulkan informasi menggunakan survei. Alasan penulis memilih menggunakan pendekatan fenomenologi karena pendekatan fenomenologi berkaitan dengan peristiwa dan kaitan-kaitannya dengan suatu kelompok masyarakat. Metode survei adalah penyelidikan yang diadakan untuk memperoleh fakta-fakta dari gejala-gejala yang ada dan mencari keterangan-keterangan secara 4

faktual. Dalam metode survei dikerjakan evaluasi serta perbandinganperbandingan terhadap hal-hal yang telah dikerjakan orang dalam menangani situasi atau masalah yang serupa dan hasilnya dapat digunakan dalam pembuatan rencana dan pengambilan keputusan di masa mendatang. Penyelidikan dilakukan dalam waktu bersamaan terhadap sejumlah individu atau unit, baik secara sensus atau dengan menggunakan contoh. Banyak masalah yang dapat diteliti dengan menggunakan metode survei termasuk masalah kemasyarakatan (survei sosial), masalah komunikasi dan pendapat umum (survei pendapat umum), masalah pendidikan (survei pendidikan dan persekolahan), dan sebagainya. (Moh. Nazir, 2009, p. 56). Penyelidikan dilakukan melalui penyebaran angket lewat internet. Penulis menyebarkan angket kepada 33 orang wanita Jepang. Penulis akan mengolah dari hasil survei dan membandingkan dari sampel-sampel yang ada. Hasil angket dihitung menggunakan skala likerts. Diharapkan dari hasil survei akan mendapatkan gambaran tentang pandangan wanita Jepang terhadap pria Jepang yang memakai kosmetik serta merawat diri. Fenomena berasal dari bahasa Yunani phainomenon, yang berarti "apa yang terlihat". Fenomena terjadi saat kita melihat atau merasakan sesuatu, misalnya hal-hal yang dirasakan oleh panca indra, hal-hal mistik, fakta yang terjadi dan gejala-gejala alam. Fenomenologi adalah ilmu yang berorientasi untuk mendapatkan penjelasan tentang realitas yang tampak. Fenomenologi memanfaatkan pengalaman intuitif atas fenomena, sesuatu yang hadir dalam refleksi fenomenologis, sebagai titik awal dan usaha untuk mendapatkan fitur hakekat 5

dari pengalaman dan hakekat dari apa yang dialami. Fenomenologi juga menjelaskan mengenai persepsi. Merleau Ponty (1908-1961), salah satu tokoh fenomenologi kontemporer yang fokus pada fenomenologi persepsi. Ponty menjelaskan bahwa suatu fenomenologi tidak dapat dikatakan bermakna apabila individu belum dapat memahami fenomenologi tersebut. Ponty menjelaskan bahwa fenomenologi bukan hanya kajian tentang bagaimana objek menampakkan diri ke dalam struktur kesadaran, melainkan juga lebih tentang bagaimana objek itu secara perseptual berkembang seiring dengan berkembangnya pengalaman. Ponty menyatakan bahwa melalui proses pengalaman, manusia mengkonstruksikan dunia lewat persepsi. Hal ini bermakna bahwa semua pengetahuan, sains dan termasuk kepercayaan, berbasis pada dunia yang manusia serap. (www.scribd.com/mobile/doc/216928452) 1.5 Organisasi Penulisan Organisasi Penelitian yang penulis lakukan ialah, dalam Bab I penulis membahas latar belakang masalah, pembatasan masalah, tujuan dari penelitan, pendekatan dan metode penelitian yang digunakan penulis juga sistematika penulisan. Pada Bab II penulis ingin menjabarkan tentang teori fenomenologi persepsi, sejarah kosmetik pria di Jepang dan kosmetik yang digunakan oleh pria Jepang serta fungsinya. Penulis juga akan menjelaskan alasan kenapa pria Jepang menggunakan kosmetik. 6

Pada Bab III penulis ingin menjabarkan hasil survei yang diambil dari wanta Jepang tentang tanggapan mereka terhadap pria Jepang yang merawat diri dan menggunakan kosmetik. Bab IV berisi simpulan dari hasil penelitian. 7