Landscape(Bahasa Indonesia : Lansekap) adalah salah satu jenis fotografi yang pada umumnya banyak disukai karena mengabadikan keindahan suatu tempat yang dituju. Di dalam fotografi landscape sendiri terbagi menjadi beberapa jenis lagi, seperti natural (realistic) dan imajinasi (unrealistic) yang bersifat tidak nyata bagi mata manusia dikarenakan penggunaan imajinasi berbeda dalam menangkap obyeknya. Berikut adalah contoh foto natural dan imajinasi : Foto landscape natural lebih menampakkan tempat apa adanya tanpa adanya perubahan maupun imajinasi yang aneh bagi mata manusia. Sedangkan foto landscape imajinasi lebih menonjolkan imajinasi dari fotografer untuk membuat sebuah foto landscape dengan membuat foto tersebut terlihat berbeda dengan yang terlihat. Untuk membuat kesan yang berbeda, fotografer menggunakan beberapa teknik, salah satunya adalah long exposure agar fotonya terkesan lebih menarik dan dramatis.
Foto di atas adalah contoh pengambilan gambar dengan menggunakan teknik long exposure dengan menggunakan bukaan rana selama 30 detik untuk mendapatkan silky water (air yang terlihat halus). Peralatan yang dibutuhkan saat pengambilan gambar long exposure adalah kamera (yang bisa digunakan untuk mode manual untuk mempermudah pengaturan foto sesuai konsep yang diinginkan). Kedua adalah tripod, yang sangat penting untuk mencegah goyangan saat memotret. Untuk tripod sendiri diusahakan yang berkualitas bagus dan ringan, seperti yang berbahan karbon. Ketiga yaitu shutter remote/wireless shutter yang umum digunakan untuk meminimalisasi goyangan (shake) karena kita tidak perlu langsung menyentuh shutter pada bodi kamera. Peralatan keempat adalah lensa. Dalam fotografi landscape, penggunaan lensa tele (teleskop) bukan menjadi hal yang diharamkan, meskipun sebagian besar orang lebih banyak menggunakan lensa wide atau ultrawide untuk mendapatkan kesan lebar dan berdistorsi. Lensa teleskop digunakan untuk mengambil detail dari suatu obyek.
Peralatan kelima adalah filter. Di dalam fotografi landscape biasanya terdapat satu kendala apabila kita ingin mendapatkan eksposure yang tepat saat memotret, yakni menyeimbangkan eksposur antara langit (background) dengan daratan (foreground). Saat kita melakukan metering di langit untuk mendapatkan eksposur yang tepat, biasanya bagian foreground akan menjadi gelap (underexposure). Sebaliknya apabila kita melakukan metering di area foreground maka bagian di langit (background) akan menjadi terlalu terang (overexposure). Maka dari itu, penggunaan Filter GND (Gradual Neutral Density) untuk menyeimbangkan eksposur antara langit (background) dengan daratan (foreground). Terdapat 3 jenis filter yang umumnya digunakan untuk menyeimbangkan eksposur, yaitu GND Soft, GND Hard, dan GND Reverse. GND Soft lebih sering digunakan untuk membantu pengambilan foto di daerah yang foreground-nya tidak rata seperti daerah pegunungan dan perbukitan, sehingga bentuk filternya sendiri gradasi tengahnya lebih soft dan semakin tebal warna hitam untuk bagian atas.
GND Hard lebih sering digunakan untuk pengambilan gambar di daerah pantai yang daerah horizonnya terdapat banyak obyek. Bentuk dari GND Hard sendiri berwarna hitam pekat dan berbatas tegas dengan sisi lainnya. GND Reverse adalah GND yang lebih difokuskan pada saat sunrise atau sunset, dimana pada saat itu daerah horizonnya menjadi sangat terang. Bentuk filternya menyesuaikan fungsinya dimana daerah tengahnya lebih tebal dibandingkan bagian ujung yang lebih soft.
Selain GND (Gradual Neutral Density), terdapat jenis filter lain yang digunakan dengan fungsi yang berbeda. 1. Neutral Density (ND) Filter ND digunakan dalam pengambilan gambar pada obyek seperti air terjun. Filter ND mempunyai kepekatan warna yang berbeda-beda, semakin pekat warnanya, maka akan semakin besar cahaya yang disaring. 2. Circular Polarizer (CPL)
Filter ini cukup sering digunakan yang berfungsi menghilangkan refleksi pada suatu obyek. Filter ini berbentuk bulat dan memiliki 2 optik, dimana pada optik depan bisa diputar dalam penyesuaiannya. Filter CPL sendiri digunakan untuk meningkatkan saturasi pada langit agar terlihat semakin biru. Penggunaan CPL pada lensa wide sebenarnya tidak disarankan dalam peningkatan saturasi warna langit, karena menyebabkan langit menjadi belang tidak merata. Hal ini disebabkan karena fungsi dari filter ini adalah menghilangkan refleksi atau pantulan pada obyek, dan putaran maksimal pada CPL adalah 45 derajat
Pembahasan mengenai filter GND dan ND rata-rata untuk filter kelas mahal terbuat dari kaca yang lebih tahan dari goresan. Namun filter yang terbuat dari kaca umumnya mudah pecah dan retak saat terjatuh atau terbentur. Filter GND sendiri memiliki satuan kepekatan yang biasanya dimulai dari 0,6 yang mampu mengurangi cahaya sebesar 2 stop; 0,9 mampu mengurangi cahaya sebesar 3 stop. Begitu juga dengan Filter ND yang dapat kita ketahui dari penamaannya, seperti : 1. ND8/0,9 (3 stop) 2. ND64/1,8 (6 stop) 3. ND1000/3,0 (10 stop) Setiap turun 1 stop, maka shutter speed turun menjadi setengahnya. Dengan kata lain, apabila kita menggunakan speed awal 1/8000, maka saat digunakan ND8 (3 stop) akan berubah menjadi 1/1000. Bagaimana dengan pengambilan gambar long exposure tanpa menggunakan filter? Bisa kita akali dengan olah digital pada aplikasi tertentu, seperti Adobe Photoshop melalui penggabungan 2 foto dengan eksposur yang berbeda. (Referensi Tutorial Olah Digital: Youtube Jimmy Mcyintre)
Pengambilan gambar landscape tidak selalu tertuju pada obyek/tempat yang dikunjungi, melainkan harus selalu melihat sekeliling untuk mencari detail-detail kecil yang cukup menarik, seperti beberapa contoh foto di bawah : Sumber : Geonusantara