VII. KOMODITAS UNGGULAN DI KABUPATEN BOGOR 7.1 Komoditas Unggulan di Kecamatan Pamijahan Berdasarkan hasil analisis Location Quotient (LQ) terhadap komoditas pertanian di Kabupaten Bogor yang menggambarkan keunggulan komparatif berbagai komoditi unggulan pertanian khususnya tanaman padi dan palawija serta buah-buahan yang terdapat di Kecamatan Pamijahan seperti terlihat pada Tabel 36. Tabel. 36 Indeks Location Quotient Berdasarkan Produksi Padi dan Palawija di Kecamatan Pamijahan Kabupaten Bogor. Komoditas Produksi di Kecamatan Pamijahan (Ton) Kabupaten Bogor (Ton) Padi Sawah 43.029 479.755 1,17 Padi Gogo 632 8.967 0,92 Jagung 244 3.216 0,99 Kacang tanah 33 2.234 0,19 Ubi Kayu 2.716 179.222 0,20 Ubi Jalar 9.341 54.528 2,24 Talas 740 13.385 0,72 Jumlah Total 56.735 741.307 Sumber: Kabupaten Bogor Dalam Angka (2008) (Diolah) Dari Tabel 36 terlihat bahwa terdapat beberapa komoditas pertanian yang dapat dikembangkan di Kecamatan Pamijahan. Tanaman Ubi Jalar memiliki nilai LQ 2,24 dan merupakan nilai LQ terbesar jika dibandingkan dengan komoditas lainnya. Kemudian komoditas yang nilai LQ terbesar kedua yaitu tanaman Padi Sawah yaitu sebesar 1,17 dengan demikian maka Ubi Jalar dan Padi Sawah merupakan komoditas unggulan yang dapat dikembangkan di Kecamatan Pamijahan karena memiliki nilai LQ > 1, yang artinya bahwa kedua komoditas tersebut merupakan sektor basis perekonomian masyarakat di Kecamatan Pamijahan. Sementara komoditas padi gogo, jagung, kacang tanah, ubi kayu dan talas merupakan komoditas yang ada di kalangan masyarakat tetapi bukan merupakan komoditas unggulan karena nilai LQ<1, artinya komoditas tersebut bukan merupakan sektor basis dalam perekonomian masyarakat. Selain dari komoditas unggulan berupa Ubi Jalar dan Padi Sawah, di Kecamatan Pamijahan juga terdapat beberapa potensi pertanian berupa buah-buahan yang juga menjadi LQ
80 fokus pertanian untuk dikembangkan di kalangan masyarakat. Seperti terlihat pada Tabel 37. Tabel. 37 Indeks Location Quotient Berdasarkan Produksi Buah-buahan di Kecamatan Pamijahan Kabupaten Bogor. Komoditi Kecamatan Pamijahan (Ku) Kabupaten Bogor (Ku) Alpukat 870 10.974 2,32 Belimbing 382 19.627 0,57 Dukuh 535 6.785 2,30 Durian 100 54.558 0,05 Jambu Biji 1.760 37.819 1,36 Jambu Air - 15.962 - Jeruk Siam 400 2.103 5,56 Mangga - 20.047 - Manggis 26 21.164 0,04 Nangka 6.600 64.317 3,00 Nenas 92 25.796 0,10 Pepaya 11.780 122.376 2,81 Pisang 6.270 216.182 0,85 Rambutan - 220.082 - Salak 19 2.327 0,24 Sawo 141 6.734 0,61 Sirsak 75 4.905 0,45 Sukun 202 3.297 1,79 Jumlah 29.252 855.055 Sumber : Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bogor (2008) (Diolah). Dari Tabel 37 terlihat beberapa komoditi buah yang dapat di kembangkan untuk mendukung perekonomian masyarakat di Kecamatan Pamijahan. Terdapat beberapa komoditi buah yang menjadi komoditas unggulan yaitu Jeruk Siam, Nangka, Pepaya, Alpukat, Dukuh, Sukun dan Jambu Biji. Buah-buahan tersebut menjadi komoditas unggulan di Kecamatan Pamijahan karena memiliki nilai LQ>1, artinya komoditas buah tersebut menjadi sektor basis perekonomian masyarakat di Kecamatan Pamijahan. Jeruk Siam memiliki nilai LQ tertinggi diantara komoditas buah lainnya yaitu dengan LQ sebesar 5,56. Kemudian dilanjutkan dengan Nangka dengan nilai LQ sebesar 3,00, Pepaya dengan nilai LQ sebesar 2,81, Alpukat dengan nilai LQ sebesar 2,32, Dukuh dengan nilai LQ 2,30, Sukun dengan nilai LQ sebesar 1,79 dan Jambu Biji dengan nilai LQ sebesar 1,36. LQ
81 Sementara komoditas lainnya yang memiliki nilai LQ< 1 merupakan komoditas non basis, bukan merupakan komoditas unggulan pada perekonomian masyarakat. 7.2 Komoditas Unggulan di Kecamatan Leuwiliang Hasil Analisis Location Quotient yang menggambarkan keunggulan komparatif dari berbagai komoditas pertanian di Kecamatan Leuwiliang Kabupaten Bogor seperti terlihat pada Tabel 38 Tabel. 38 Indeks Location Cuotient Berdasarkan Produksi Padi dan Palawija di Kecamatan Leuwiliang Kabupaten Bogor. Komoditas Produkdi di Kecamatan Leuwiliang (Ton) Kabupaten Bogor (Ton) Padi Sawah 19.598 479.755 1,09 Padi Gogo 8 8.967 0,02 Jagung 45 3.216 0,37 Kacang Tanah 45 2.234 0,54 Ubi Kayu 6.155 179.222 0,92 Ubi Jalar 1.605 54.528 0,79 Talas 338 13.385 0,67 Jumlah Total 27.794 741.307 Sumber : Kabupaten Bogor Dalam Angka (2008) (Diolah). Dari Tabel 38 dapat dilihat beberapa komoditas pertanian padi dan palawija yang terdapat di Kecamatan Leuwiliang Kabupaten Bogor. Komoditas Padi Sawah memiliki nilai LQ tertinggi dibandingkan dengan komoditas lainnya di Kecamatan Leuwiliang. Nilai LQ komoditas Padi Sawah mencapai 1,09, hal ini menunjukkan bahwa komoditas Padi Sawah merupakan komoditas unggulan di Kacamatan Leuwiliang karena nilai LQ>1, artinya bahwa komoditas Padi Sawah merupakan sektor basis perekonomian yang dapat dikembangkan di Kecamatan Leuwiliang Kabupaten Bogor. Sementara komoditas lainnya bukan merupakan sektor basis perekonomian masyarakat karena bukan merupakan komoditas unggulan, nilai LQ<1. Komoditas pertanian di Kecamatan Leuwiliang, selain komoditas unggulan berupa Padi Sawah juga terdapat beberapa komoditas buah-buahan yang menjadi komoditas pertanian yang dapat dikembangkan masyarakat. Seperti terlihat pada Tabel 39. LQ
82 Tabel. 39 Indeks Location Quotient Berdasarkan Produksi Buah-buahan di Kecamatan Leuwiliang Kabupaten Bogor. Komoditi Kecamatan Leuwiliang (Ku) Kabupaten Bogor (Ku) Alpukat 75 10.974 0,63 Belimbing 75 19.627 0,35 Dukuh - 6.785 - Durian 710 54.558 1,20 Jambu Biji 150 37.819 0,37 Jambu Air 268 15.962 1,55 Jeruk Siam - 2.103 - Mangga 250 20.047 1,15 Manggis 1.842 21.164 8,03 Nangka 102 64.317 0,15 Nenas 3 25.796 0,01 Pepaya 260 122.376 0,20 Pisang 5.180 216.182 2,21 Rambutan 310 220.082 0,13 Salak 5 2.327 0,20 Sawo 3 6.734 0,04 Sirsak 19 4.905 0,36 Sukun 17 3.297 0,48 Jumlah 9.269 855.055 Sumber : Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bogor (2008) (Diolah) Dari Tabel 39 dapat dilihat bahwa terdapat beberapa komoditas buahbuahan yang dapat dikembangkan di Kecamatan Leuwiliang Kabupaten Bogor sebagai komoditas unggulan. Komoditas tersebut antara lain Manggis, Pisang, Jambu Air, Durian dan Mangga. Komoditas-komoditas tersebut memiliki nilai LQ > 1, sehingga merupakan sektor basis perekonomian yang dapat di jadikan komoditas unggulan oleh masyarakat. Nilai LQ Manggis sebesar 8,03, nilai LQ Pisang sebesar 2,21, nilai LQ Jambu Air sebesar 1,55, nilai LQ Durian sebesar 1,20 dan nilai LQ Mangga sebesar 1,15. Sementara komoditas buah-buahan lainnya bukan merupakan sektor basis perekonomian di Kecamatan Leuwiliang karena nilai LQ < 1, artinya bukan merupakan komoditas unggulan untuk dikembangkan oleh masyarakat Kecamatan Leuwiliang. Komoditas unggulan yang terdapat di Kecamatan Pamijahan dan Kecamatan Leuwiliang tidak jauh berbeda dengan komoditas unggulan seperti LQ
83 yang jelaskan oleh Bappeda Kabupaten Bogor dan PSP3 IPB pada tahun 2009. Seperti terlihat dalam Tabel 40. Tabel. 40 Jenis Komoditas Unggulan Per Kecamatan di Kawasan Zona 2 Kabupaten Bogor tahun 2009. Kecamatan Program Potensi Apirasi Komoditas yang PEMDA Produksi Masyarakat Direkomendasikan 1. Sukajaya a. Anyaman a. Kerbau a. Pepaya, pisang, a. Padi sawah 2. Nanggung Bambu a. Hutan rakyat b. Kerbau, ayam ras pedaging petai, sayur mayor, padi, ubi kayu, ubi jalar, jagung, jahe, b. Jagung Manis c. Talas d. Kacang Panjang e. Manggis 3. Leuwiliang a. Manggis a. Hutan rakyat lempuyang, f. Cabai Besar 4. Leuwisadeng a. Jambu biji b. Manggis a. Padi sawah, ubi jalar kunyit b. Kambing, kerbau, domba, g. Sawi h. Jambu Biji i. Jabon 5. Cibungbulang a. Ikan kolam air ayam buras j. Sengon tenang, kolam c. Ikan air sawah, k. Mahoni pembenihan ikan kolam air l. Afrika ikan, ikan hias tenang, ikan m. Bambu 6. Pamijahan a. Padi sawah, kolam air deras n. Pohon Aren Ubi jalar o. Jamur Tiram a. Ikan kolam air p. Ikan Mas deras, karamba, q. Ikan Gurame kolam r. Ikan Nila pembenihan s. Sapi Perah ikan, ikan hias t. Itik u. Kerbau v. Kambing PE w. Domba Sumber : PSP3 IPB dan Bappeda Kabupaten Bogor, 2009 Dari Tabel 40 terlihat bahwa kawasan zona II Kabupaten Bogor khususnya Kecamatan Pamijahan dan Kecamatan Leuwiliang sangat tepat untuk pengembangan usaha berbasis komoditas pertanian. Oleh karena itu, banyak ragam komoditas unggulan yang dapat dikembangkan sesuai dengan potensi yang ada pada masing-masing kecamatan. Berdasarkan pada hasil penelitian yang dilakukan oleh PSP3 IPB dan Bappeda Kabupaten Bogor tahun 2009, maka ada beberapa komoditas unggulan yang di rekomendasikan untuk dikembangkan diantaranya tanaman Padi Sawah, Jagung Manis, Talas, Kacang Panjang, Manggis, Ubi Jalar dan komoditas lainnya. 7.3 Prioritas Pengembangan Komoditas Unggulan Berdasarkan pada hasil Analisis Location Quotient terhadap beberapa komoditas pertanian di Kecamatan Pamijahan dan Kecamatan Leuwiliang, terdapat banyak komoditas pertanian yang dapat dijadikan komoditas unggulan
84 untuk dijadikan sektor basis perekonomian masyarakat. Beberapa komoditas unggulan yang menjadi prioritas untuk dikebangkan antara lain Ubi Jalar, Padi Sawah, Manggis dan Jeruk Siam. Komoditas-komoditas tersebut diambil berdasarkan pada nilai LQ tertinggi di dua Kecamatan. Semakin tinggi nilai LQ suatu komoditas, maka semakin kuat komoditas tersebut untuk dijadikan prioritas sektor basis yang akan dikembangkan. Komoditas unggulan di Kecamatan Pamijahan yang menjadi prioritas untuk di kembangkan yaitu Ubi Jalar dengan nilai LQ 2,24, Padi Sawah dengan nilai LQ 1,17 dan buah-buahannya adalah Jeruk Siam dengan nilai LQ 5,56. Semetara komoditas unggulan yang menjadi prioritas untuk dikembangkan di Kecamatan Leuwiliang adalah Padi Sawah dengan nilai LQ 1,09 dan untuk buah-buahannya adalah Manggis dengan nilai LQ 8,03. 7.3.1 Perkembangan Ubi Jalar Ubi Jalar merupakan tanaman palawija yang tumbuh dan berkembang dengan baik di Kabupaten Bogor khususnya di Kecamatan Pamijahan. Ubi Jalar merupakan komoditas unggulan di Kecamatan Pamijahan. Produksi Ubi Jalar dari tahun ke tahun selalu mengalami peningkatan. Seperti terlihat pada Tabel 41. Tabel. 41 Perkembangan Ubi Jalar di Kecamatan Pamijahan dan Leuwiliang tahun 2007. Kecamatan Luas Panen (Ha) Produksi (Ton) Produktivitas (Ton/Ha) 2005 2006 2007 2005 2006 2007 2005 2006 2007 Pamijahan 307 417 634 4.484 6.938 9.341 14,61 16,64 14,73 Leuwiliang 139 282 114 1.990 4.336 1.605 14,32 15,38 14,08 Sumber : Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bogor (2008) Dari Tabel 41 terlihat bahwa produksi Ubi Jalar di Kecamatan Pamijahan selalu meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 2007 terjadi penurunan produktivitas Ubi Jalar karena berakhirnya program dari pemerintah untuk pengembangan Ubi Jalar, masyarakat tidak mampu menjaga produktivitas, hanya tergantung pada pemerintah saja. Pada tahun sebelumnya peningkatan produksi Ubi Jalar di Kecamatan Pamijahan ini disebabkan konsentrasi pertanian masyarakat tani terhadap pengembangan Ubi Jalar, luas panen selalu bertambah,
85 adanya bantuan pemerintah kepada petani Ubi Jalar dan rangsangan prospek pasar Ubi Jalar dari tahun ke tahun cukup baik. Hasil produksi Ubi Jalar di Kecamatan Pamijahan sebagian besar di jual ke pasar non lokal untuk memenuhi permintaan. Hal ini sesuai dengan BP3K Kecamatan Pamijahan bahwa prospek pasar komoditas Ubi Jalar sebesar 25% lokal dan 75% luar lokal. Produksi Ubi Jalar terbesar di Kecamatan Pamijahan terdapat di Desa Gunung Bunder 1 dan 2 yaitu sebanyak 600 ton. Desa Cibening sebanyak 300 ton, Cimayang dan Gunung Menyan sebanyak 252 ton, Pasarean sebanyak 234 ton, Gunung Picung 225 ton, Pamijahan 195 ton, Cibitung Wetan 180 ton, Cibitung Wetan 120 ton. Sementara di Desa Cibunian, purwabakti, Ciasihan, Ciasmara dan Gunung Sari tidak di memproduksi Ubi Jalar. Produksi Ubi Jalar di Kecamatan Leuwiliang tidak seperti di Kecamatan Pamijahan yang setiap desa dapat menghasilkan ratusan ton per tahun. Di Kecamatan Leuwiliang, Produksi Ubi Jalar tidak terlalu besar. Produksi terbesar Ubi Jalar di Kecamatan Leuwiliang terdapat di tiga desa yaitu Desa Leuwimekar sebesar 85,5 ton, Desa Leuwiliang sebesar 81,4 ton dan Desa Karyasari sebesar 74,4 ton. Sehingga Ubi Jalar di Kecamatan Leuwiliang bukan merupakan komoditas unggulan karena produktsi pertahunnya sedikit. 7.3.2 Perkembangan Padi Sawah Tanaman Padi Sawah merupakan komoditas unggulan di Kecamatan Pamijahan dan Leuwiliang dengan nilai LQ > 1. Produksi Padi Sawah pada dua kecamatan tersebut dari tahun ke tahun cenderung mengalami peningkatan. Hal ini terjadi karena sebagian besar kelompok tani yang terdapat pada dua kecamatan tersebut memiliki basis menanam padi sawah dalam mengembangkan usaha pertaniannya. Seperti terlihat pada Tabel 42. Tabel. 42 Perkembangan Padi Sawah di Kecamatan Pamijahan dan Leuwiliang tahun 2007. Produktivitas Luas Panen (Ha) Produksi (Ton) Kecamatan (Ton/Ha) 2005 2006 2007 2005 2006 2007 2005 2006 2007 Pamijahan 6.254 6.424 7.280 34.139 36.007 43.029 5,46 5,61 5,91 Leuwiliang 1.981 2.304 3.360 10.779 12.856 19.598 5,44 5,58 5,83 Sumber : Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bogor (2008)
86 Dari Tabel 42 dapat dilihat bahwa di Kecamatan Pamijahan produksi Padi Sawah sejak tahun 2005 sampai tahun 2007 selalu meningkat, hal ini disebabkan oleh terjadinya peningkatan luas panen dari tahun ke tahun. Produksi Padi Sawah terbesar di Kecamatan Pamijahan yaitu terdapat di Desa Ciasihan sebesar 6000 ton, Ciasmara sebesar 5.727 ton, Gunung Sari 4.371 ton. Sementara desa dengan produksi Padi Sawah terendah yaitu Desa Gunung Menyan, Cimayang dan Gunung Bunder 1 dengan masing-masing produksi sebesar 1.363 ton, 1.555 ton dan 1.669 ton. Sementara di Kecamatan Leuwiliang Produksi terbesar di Desa Pabangbon, Barengkok dan Karyasari dengan produksi masing-masing sebesar 2.501 ton, 1.255 ton dan 1.192 ton. Desa yang paling sedikit produksinya yaitu Desa Leuwimekar, Puraseda dan Leuwiliang dengan produksi masing-masing sebesar 152 ton, 267 ton dan 439 ton. Tanaman Padi Sawah ini memiliki prospek yang besar untuk dikembangkan dan dapat menjadi basis utama pertanian di dua kecamatan tersebut. Kecamatan Pamijahan dan Leuwiliang, masyarakatnya sudah dapat memenuhi kebutuhan akan beras bahkan sebagian besar beras yang dihasilkan di jual ke pasar non lokal (daerah lain) untuk memenuhi kebutuhan beras di daerah lain. Berdasarkan BP3K Kecamatan Pamijahan dan Leuwiliang, bahwa prospek pasar beras ini sebesar 75% lokal dan 25% luar lokal. Artinya, sebesar 25 % beras yang merupakan hasil produksi di ekspor keluar daerah. 7.3.3 Perkembangan Manggis Manggis merupakan tanaman eksotis dunia yang juga tumbuh di Kabupaten Bogor Khususnya di Kecamatan Leuwiliang. Manggis banyak tumbuh di Indonesia termasuk di Kabupaten Bogor. pohon manggis banyak ditemukan di Kecamatan Leuwiliang tepatnya dikampung citeureup tumbuh varietas manggis baru yang disebut sebagai manggis Bogor Raya yang baru di resmikan barubarui ini oleh Bupati Bogor yaitu Rahmat Yasin. Hampir setiap orang mengenal buah manggis dan menyukai rasanya. Tetapi, belum banyak yang mengenal bahwa daerah yang banyak menghasilkan tanaman ini adalah Kabupaten Bogor, Kecamatan Leuwiliang. Seperti terlihat pada Tabel 43.
87 Tabel. 43 Produksi Manggis di Kecamatan Pamijahan dan Leuwiliang tahun 2009. Kecamatan Produksi (Ton) Produktivitas (Ton/Ha) Luas Tanaman (Ha) Pamijahan 15 375 50 Leuwiliang 35.124 878 50.944 Sumber : BP3K Kecamatan Pamijahan dan Leuwiliang (2009) Dari Tabel 43 terlihat bahwa Kecamatan Leuwiliang memiliki jumlah produksi manggis jauh lebih besar dibandingkan dengan Kecamatan Pamijahan. Jumlah produksi manggis yang terdapat di Kecamatan Leuwiliang mencapai 35.124 ton, sementara di Kecamatan Pamijahan sebesar 15 ton. Hal ini dikarenakan Kecamatan Leuwiliang memiliki luas tanam dan produktivitas buah yang lebih besar dibandingkan dengan Kecamatan Pamijahan. Sehingga tepat jika Kecamatan Leuwiliang dijadikan sebagai sentra produksi manggis di Kabupaten Bogor. Manggis ini, merupakan buah yang memiliki biji 6-7 dengan rasa yang manis. Pemasaran manggis banyak dilakukan oleh para petani ke pasar leuwiliang dan ke pasar bogor. bahkan ada juga yang membawanya ke Jakarta untuk di pasarkan lebih luas lagi. 7.3.4 Perkembangan Jeruk Siam Jeruk Siam merupakan komoditas unggulan yang berada di Kecamatan Pamijahan dengan nilai LQ 5,56. Jeruk ini memiliki tingkat produksi yang cukup baik untuk di kembangkan di Kecamatan Pamijahan. Seperti terlihat pada Tabel 44. Tabel. 44 Produksi Jeruk di Kecamatan Pamijahan tahuun 2008. No Kecamatan Produksi (Ku) Tambah Tanam (pohon) 1 Pamijahan 400 232 2 Leuwiliang - - Sumber : Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bogor (2008) Dari Tabel 44 terlihat bahwa produksi komoditas Jeruk Siam di Kecamatan Pamijahan mencapai 400 Kwintal dengan tambah tanam 232 pohon. Desa yang paling banyak memproduksi Jeruk Siam yaitu Desa Gunung Picung,
88 Cibitung Kulon dan Cibitung Wetan dengan produksi masing-masing 10 Kwintal. Sementara Desa yang tidak memproduksi Jeruk Siam antara lain Desa Pamijahan, Pasarean, Gunung Menyan dan Cimayang karena di Desa tersebut lebih banyak memproduksi Ubi Jalar. Jeruk Siam oleh masyarakat dijadikan sebagai komoditas buah yang sampai sekarang dikembangkan dan prospeknya cukup baik. Komoditas ini sangat potensial dan masyarakat memasarkan hasilnya tidak hanya di pasar tradsional di sekitar kecamatan tetapi sudah mulai masuk ke pasar modern seperti Swalayan dan Pasar buah yang ada di Kota Bogor. 7.4 Ikhtisar Berdasarkan pada hasil analisis LQ terhadap komoditas pertanian yang terdapat di Kabupaten Bogor, maka komoditas ubi jalar, padi sawah, jeruk siam dan manggis merupakan komoditas unggulan yang terdapat di Kabupaten Bogor khususnya di Kecamatan Pamijahan dan Leuwiliang. Komoditas tersebut menjadi komoditas unggulan karena memiliki nilai LQ > 1, sehingga komoditas tersebut menjadi sektor basis perekonomian masyarakat di Kecamatan Pamijahan dan Leuwiliang. Nilai LQ ubi jalar sebesar 2,24, nilai LQ padi sawah sebesar 1,17 dan 1,09, nilai LQ jeruk siam sebesar 5,56 dan nilai LQ manggis sebesar 8,03. Berdasarkan nilai LQ tertinggi, manggis memang menjadi komoditas unggulan yang terdapat di Kabupaten Bogor, namun dalam kenyataan dilapangan tanaman ini mengalami kegagalan disebabkan oleh penebangan pohon yang dilakukan oleh masyarakat sehingga manggis perlu di budidayakan kembali. Pengembangan komoditas unggulan berupa ubi jalar terdapat di Kecamatan Pamijahan tepatnya terletak di Desa Gunung Bunder 1 dan 2 dengan produksi terbesar sebanyak 600 ton, produksi padi sawah terbesar terdapat di Desa Ciasihan sebesar 6000 ton, produksi jeruk siam terbesar terdapat di Desa Gunung Picung, Cibitung Kulon dan Cibitung Wetan sebanyak 10 kwintal. Sementara itu, pengembangan komoditas unggulan padi sawah di Kecamatan Leuwiliang yaitu di Desa Pabangbon, Barengkok dan Karyasari dengan produksi terbesar masingmasing 2.501 ton, 1.255 ton, dan 1.192 ton. Produksi manggis terbesar di
89 Kecamatan Leuwiliang yaitu di Desa Karyasari dengan nama manggis Bogor Raya. Dari hasil penelitian ini terlihat bahwa Kabupaten Bogor, khususnya Kecamatan Pamijahan dan Leuwiliang merupakan centra pertanian yang memiliki lebih dari satu komoditas unggulan yang dapat dikembangkan sebagai basis perekonomian masyarakat.