BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Menurut Kadir (2006), pembangunan ekonomi membutuhkan jasa

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I. PENDAHULUAN. Seiring perkembangan negara Indonesia, laju pertumbuhan ekonomi yang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dan kemajuan teknologi yang semakin mengglobal

BAB I PENDAHULUAN. besar terhadap industri otomotif, salah satu sektor industri yang saat ini

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia. Semakin berkembangnya teknologi kendaraan bermotor saat ini

BAB I PENDAHULUAN. Setidaknya, dalam enam tahun terakhir penjualan mobil meningkat sekitar 334%,

Analisis Dampak Pelaksanaan Program Low Cost Green Car Terhadap Pendapatan Negara

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan nasional akan mengalami kesulitan untuk bermain dalam pasar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Persaingan usaha di Indonesia saat ini sangat berkembang pesat. Hal ini

2014 LAPORAN INDUSTRI STUDI KINERJA INDUSTRI MOBIL INDONESIA

Analisis Asumsi Makro Ekonomi RAPBN 2011

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB 1. Pendahuluan. berjuang untuk menjadi pemenang dalam memasarkan produknya. Sejalan dengan

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGGARA NOVEMBER 2014

LAPORAN LIAISON. Triwulan I Konsumsi rumah tangga pada triwulan I-2015 diperkirakan masih tumbuh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kedudukan hukum yang sama bagi warga masyarakat. Untuk mencapai tujuan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Perusahaan Profil Umum PT. Hyundai Mobil Indonesia

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGGARA JANUARI 2015

BAB I PENDAHULUAN. Dalam wilayah suatu negara akan ada kota yang sangat besar, ada kota

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Produksi & Penjualan mobil (Gaikindo-diolah) Tahun 2006 s.d 2013 di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. besar bagi perusahaan otomotif terutama di bidang sepeda motor. peningkatan volume penjualan sepeda motor pada Tabel 1.1.

BAB I PENDAHULUAN. BBM punya peran penting untuk menggerakkan perekonomian. BBM

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA OKTOBER 2009

INDIKATOR AKTIVITAS EKONOMI

BAB I PENDAHULUAN. sedang pada triwulan III-2012 sebesar 5,6% jika dibandingkan dengan periode. pertumbuhan industri kendaraan bermotor sebesar 29,7%.

SURVEI PENJUALAN ECERAN

PERKEMBANGAN JASA TRANSPORTASI

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGGARA DESEMBER 2014

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Indeks Keyakinan Konsumen menembus level 100. Okt. Jul. Mei. Sep. Mar. Ags. Jan. Jun. Feb

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN. Transportasi berasal dari bahasa Latin, yaitu transportare, trans berarti

Ringsek KER Zona Sumbagteng Tw.I-2009 Ekonomi Zona Sumbagteng Melambat Seiring Dengan Melambatnya Permintaan Domestik

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Keputusan membeli setiap orang adalah sesuatu yang unik, hal ini karena

BAB I PENDAHULUAN. maupun udara merupakan suatu kegiatan yang sangat vital dan tidak dapat

SURVEI PENJUALAN ECERAN

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGGARA JULI 2016

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan III 2014

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGGARA JUNI 2015

BAB I PENDAHULUAN. besar seperti Medan. Selain itu tingkat konsumsi masyarakat mengalami

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGGARA FEBRUARI 2015

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan alat-alat transportasi pun semakin meningkat. Alat transportasi,

BAB I PENDAHULUAN. Kota Bandung merupakan salah satu kota yang memiliki potensi besar untuk

I. PENDAHULUAN. akan barang dan jasa juga semakin meningkat. Kebutuhan suatu kendaraan

SURVEI PENJUALAN ECERAN

BAB I PENDAHULUAN. Di tengah mobilitas manusia yang makin tinggi, keberadaan alat

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi sebab naik turunnya harga barang-barang yang ada di pasar sehingga

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGGARA SEPTEMBER 2015

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGGARA NOVEMBER 2016

JUL LI ,43. senilai US$ juta. 327,07 ribu. senilai. ton atau. Ekspor. negeri yang. perdagangan luar 16,63

BAB I PENDAHULUAN. atau berwirausaha. Kepuasan konsumen merupakan salah satu fokus utama dalam

Surplus Neraca Perdagangan Berlanjut di Bulan April 2015

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGGARA APRIL 2016

PERKEMBANGAN JASA TRANSPORTASI

BAB I PENDAHULUAN. berbagai dimensi, yang membedakan produk yang dimiliki dengan pesaing

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGGARA MARET 2017

BPS PROVINSI JAWA BARAT

SURVEI KONSUMEN. Maret Indeks Keyakinan Konsumen menurun Prospek ekonomi diperkirakan memburuk. Indeks Keyakinan Konsumen turun

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN BULAN JANUARI 2002

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SUMATERA BARAT FEBRUARI 2014

SURVEI PENJUALAN ECERAN

Realisasi Asumsi Dasar Ekonomi Makro APBNP 2015

PROVINSI JAWA BARAT MARET 2017

PEMANTAUAN HARGA KEBUTUHAN BAHAN POKOK TAHUN 2017 KABUPATEN TEMANGGUNG

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGGARA JUNI 2017

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan industri otomotif saat ini berlangsung pesat seiring

BPS PROVINSI JAWA BARAT

BPS PROVINSI JAWA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. sarana transportasi yang mampu mempersingkat jarak dan waktu, salah satu

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGGARA JUNI 2016

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam memasuki era globalisasi sekarang ini, persaingan bukanlah suatu hal yang

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGGARA MARET 2015

PROVINSI JAWA BARAT JUNI 2017

PERKEMBANGAN JASA TRANSPORTASI

BAB V. Kesimpulan dan Saran. 1. Guncangan harga minyak berpengaruh positif terhadap produk domestik

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk lebih kreatif dan memiliki keunggulan kompetitif dibanding dengan

BAB I PENDAHULUAN. Peran perbankan dalam masa pembangunan saat ini sangatlah penting dan

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, pertumbuhan dunia industri menjadi fokus utama negara negara di

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGGARA OKTOBER 2016

BERITA RESMI STATISTIK

BAB I PENDAHULUAN. berkompetisi. Perkembangan industry yang begitu pesat, perdagangan bisa terjadi

BPS PROVINSI JAWA BARAT

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGGARA JANUARI 2017

BAB I PENDAHULUAN. pemulihan ekonomi ini juga memicu pertumbuhan industri otomotif baik untuk kendaraan jenis

BAB I PENDAHULUAN. mempercepat jarak tempuh adalah dengan menggunakan sepeda motor.

BPS PROVINSI JAWA BARAT

PERKEMBANGAN JASA TRANSPORTASI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di jaman yang semakin modern seperti saat ini dalam menjalankan

1 BAB 1 PENDAHULUAN. kompetitif. Banyaknya pemain baru bermunculan yang handal dan kompeten di

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGGARA JULI 2017

BAB I PENDAHULUAN. penting bagi setiap masyarakat di Indonesia, baik itu motor ataupun mobil. Apalagi

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGGARA MEI 2015

BPS PROVINSI JAWA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. Peluang ini membuat industri mobil di Negara-Negara maju seperti Negara

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN BULAN APRIL 2002

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Menurut Kadir (2006), pembangunan ekonomi membutuhkan jasa transportasi yang cukup memadai. Tanpa adanya transportasi sebagai sarana pendukung tidak dapat diharapkan tercapainya hasil yang memuaskan dalam usaha pengembangan ekonomi dari suatu Negara.Untuk tiap tingkatan perkembangan/pertumbuhan ekonomi dari suatu Negara diperlukan kapasitas angkutan yang optimum.ahmad munawar mendefenisikan transportasi hampir sama dengan Rustiam Kamaluddin, beliau mendefenisikan transportasi sebagai kegiatan pemindahan penumpang dan barang dari satu tempat ke tempat lain.budiarto (2013), Transportasi memegang peranan penting dalam pertumbuhan perekonomian khususnya perkotaan.hal tersebut dikarenakan transportasi berhubungan dengan kegiatan-kegiatan produksi, konsumsi, dan distribusi.pemerintah perlu mengedepankan pentingnya transportasi untuk memperlancar kegiatan perekonomian. Transportasi dapat diklasifikasikan dari sudut jalan atau permukaan jalan yang digunakan, alat angkutan yang dipakaidan tenaga penggerak yang digunakan yaitu transportasi darat, transportasi laut dan transportasi udara.perkembangan transportasi darat sangat pesat dari tahun ke tahun, dimana jumlah mobil semakin meningkat setiap tahunnya.mobil adalah kendaraan yang digerakkan oleh peralatan teknik untuk pergerakannya, dan digunakan untuk transportasi darat (Wikipedia: Kendaraan Bermotor).Umumnya mobil menggunakan mesin 1

pembakaran dalam (perkakas atau alat untuk menggerakkan atau membuat sesuatu yang dijalankan dengan roda, digerakkan oleh tenaga manusia atau motor penggerak, menggunakan bahan bakar minyak atau tenaga alam) dan biasanya berjalan di atas jalanan. Gaikindo (2013), Permintaan mobil di Indonesia pada triwulan I-2013 mencapai 295.9 ribu unit. Permintaan ini meningkat 18,0 persen dibandingkan triwulan yang sama pada tahun 2012. Peningkatan permintaan mobil ini dipacu oleh perluasan jaringan dari beberapa produsen kendaraan mobil di Indonesia dengan meresmikan beberapa dealer baru.hadirnya mobil murah yang ramah lingkungan serta masih kuatnya daya beli masyarakat Indonesia juga memacu permintaan mobil pada triwulan I-2013. 120 Mobil 100 80 60 40 Permintaan Mobil Pertumbuhan YoY (Persen) 20 0 Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des Jan Feb Mar Bulan Gambar 1.1. Permintaan Mobil di Indonesia Januari 2012 Maret 2013 2

Tabel 1.1 Permintaan Mobil di Indonesia Januari 2012-Maret 2013 Keterang an Jan Feb Ma r Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des Jan Feb Ma r Perminta 76, 86,5 87, 87, 95, 101, 102, 76,4 102, 106, 103,7 89, 96,7 103, 95, an 4 9 1 5 7 5 1 7 4 2 9 Mobil Per.YoY 3,3 24,3 7 43, 56, 45 15,1 4,3 27,9 23,6 53,3 11, 26,5 19,4 9,1 (%) 5 5 4 Sumber : Gaikindo Permintaan mobil pada februari 2013 merupakan yang tertinggi dibandingkan bulan-bulan lainnya pada triwulan I-2013. Pada Februari 2013, permintaan mobil mencapai 103,3 ribu unit atau tumbuh sebesar 19,4 persen (YoY). Pada Januari 2013, permintaan mobil hanya mencapai 96,7 ribu unit atau tumbuh sebesar 26,5 persen (YoY). Perlambatan permintaan mobil kembali terjadi pada Maret 2013 yang hanya mencapai 95,9 ribu unit atau tumbuh sebesar 9,1 persen (YoY). Melihat pertumbuhan yang simultan antara produksi dan penjualan mobil nasional, pertumbuhan tertinggi terjadi pada tahun 2012. Pertumbuhan produksi mobil mencapai 27,2 persen dan penjualan mobil 24,8 persen. Produksi mobil tahun 2012 sebesar 1.065.557 unit disusul dengan penjualan sejumlah 1.116.230 unit.hal ini menunjukkan bahwa secara umum, industri otomotif nasional masih mengandalkan impor untuk memenuhi sisa kekurangan permintaan pasar. 3

1400000 1200000 1000000 Mobil 800000 600000 400000 200000 0 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 Permintaan Mobil di Indonesia Tahun Sumber : Gaikindo Gambar 1.2. Permintaan Mobil di Indonesia Ekspor Otomotif Indonesia juga mengalami perkembangan yang pesat sejak tahun 2010. Ekspor mobil nasional selama tiga tahun mencapai rata-rata 13,8 persen dari total produksi, sedangkan sepeda motor sebesar 0,9 persen dari total produksi. Ekspor yang meningkat pesat pada tahun 2012 untuk sektor mobil dan sepeda motor diakibatkan oleh penerapan kenaikan besaran uang muka untuk kredit mobil (KKB) yang ditetapkan oleh BI pada bulan April 2012. Produsen memilih untuk menggeser strategi industri pasar dengan melakukan ekspansi volume pada kegiatan ekspor.negara tujuan utama ekspor sepeda motor adalah Bangladesh, Pakistan dan kawasan Amerika Latin.Volume penjualan yang lebih tinggi daripada produksi memaksa distributor melakukan strategi impor untuk 4

menutupi kebutuhan pasar terhadap tingginya permintaan otomotif nasional.volume impor tertinggi dicapai pada tahun 2012 sebesar 125.873 unit meskipun biaya impor mengalami kenaikan. Supriadi (2015), Jakarta CNN Indonesia Pasar otomotif nasional mulai lesu sejak pertengahan tahun lalu dan cenderung turun mulai September 2014. Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mencatat angka penjualan kendaraan roda empat mengalami penurunan sebanyak 21.897 unit atau 1,7 persen pada tahun lalu. Total penjualan mobil di Indonesia pada 2014 sebanyak 1,20 juta unit. Pencapaian tersebut sedikit lebih rendah dibandingkan perolehan tahun 2013 yang mencapai 1,22 juta unit. Hampir semua prinsipal mengalami penurunan penjualan, kecuali Honda yang berhasil meraup pertumbuhan 73,9 persen. Honda Prospect Motor menjadi satu-satunya agen tunggal pemegang merek yang sukses memasarkan produknya. Tercatat penjualan mobil Honda pada 2014 mencapai 159.147 unit, meningkat signifikan dibandingkan pemasaran 2013 yang sebanyak 91.493 unit. Grup Astra, sebagai pemain otomotif paling dominan di Tanah Air, mengalami penurunan penjualan sebesar 6,17 persen atau sebanyak 40.404 unit pada 2014. Tercatat pada tahun lalu penjualan mobil Grup Astra sebanyak 614.169 unit, sedangkan pada 2013 unit kendaraan yang terjual mencapai 654.573 unit. Dari lima kendaraan yang diproduksi dan dipasarkan Grup Astra, seluruhnya mengalami penurunan penjualan. Berdasarkan jumlah unit, angka penjualan Toyota dan Daihatsu yang paling besar penurunannya, yakni masing-masing menyusut 35.123 unit dan 31.019 unit. Diluar Grup Astra, Nissan mengalami penurunan penjualan paling 5

signifikan, yaitu sebesar 80,7 persen setelah hanya mencatatkan angka penjualan 33.789 unit. Ketua II Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) sekaligus President Director PT Isuzu Astra Motor Indonesia, Yohanes Nagoi, mengakui, tahun lalu merupakan masa yang berat.pasalnya, ada pemilu dan kenaikan harga bahan bakar minyak yang mempengaruhi iklim bisnis.hal ini membuat konsumen urung membeli kendaraan.kenaikan harga bahan bakar itu juga mempengaruhi, ada shockterapi.tapi yang paling berat adalah penurunan harga komoditi dan ekonomi secara makro, ujar Yohanes.Penurunan harga komoditi berpengaruh besar terhadap kendaraan komersial yang paling besar dialami oleh heavy duty truck sebesar 20% dan light truck sekitar 10-11%. Dengan tingkat pertumbuhan mobil yang relatif tinggi diperkirakan dalam 10 tahun mendatang permintaan premium mengalami kenaikan paling tinggi, yaitu 8 % per tahun, mengingat sektor transportasi merupakan satu-satunya konsumen premium, (Warta Pertamina). Tingkat pertumbuhan kendaraan yang tinggi dan bila tidak diikuti dengan pengendalian pengguna yang ketat, terutama untuk jenis kendaraan pribadi, akan berdampak pada tidak mempunyai prasarana jalan menampung arus kendaraan, yang pada akhirnya menimbulkan kemacetan. Saat ini kemacetan merupakan permasalahan yang serius di hampir seluruh pusat kota-kota besar. Walaupun kecepatan pada saat lenggang/arus bebas dapat mencapai lebih dari 40 km/jam, namun yang terjadi, sebagai akibat kemacetan, kecepatan lalu lintas hanya berkisar kurang dari 30 km/jm, dan kecepatan rata-rata angkutan umum hanya berkisar pada 20 km/jam. 6

Pada 1 Januari 2015, Presiden Joko Widodo resmi menghapus subsidi BBM untuk jenis Premium, dan untuk bahan bakar solar ditetapkan subsidi tetap sebesar Rp 1.000. Harga BBM Premium dan Solar akan diumumkan oleh pemerintah setiap awal bulan. Perhitungan harga akan menggunakan rumus yang telah ditetapkan oleh pemerintah dan mengacu pada harga minyak dunia, kurs Rupiah terhadap Dolar AS, serta faktor inflasi. Untuk Januari 2015, harga Premium turun dari Rp 8.500 menjadi Rp 7.600, sedangkan solar dari Rp 7.500 menjadi Rp 7.250 per liter.pada bulan Juli 2015, harga bbm masih stabil mengikuti perkembangan harga minyak dunia. Tabel 1.2.Harga BBM Bulan Juli 2015 Jenis BBM Harga Lama Harga Baru Minyak Tanah Rp2.500 Rp2.500 Premium Rp.6.800 Rp7.300 Pertamax Rp9.300 Rp8.600 Pertalite - Rp8.400 Solar Rp6.400 Rp6.900 Sumber : www.batumedia.com Pada bulan Juli 2015 BBM bersubsiditipe Minyak Tanah dan Solar tercatat berharga 2.500 rupiah dan 6.900 rupiah. Sedangkan untuk harga bbm non subsidi seperti Premium dan Pertamax tercatat masih stabil diangka 7.300 rupiah dan 8.600 (catatan: harga bbm non subsidi terkadang sedikit berbeda pada beberapa daerah dengan selisih yang tidak terlalu tinggi) Rencana naiknya pajak mobil menuai sikap dari produsen otomotif. Mereka menganggap rencana ini akan mengganggu perkembangan industri otomotif. Bahkan kenaikan pajak (Bea Balik Nama) BBN dan Pajak Mobil (PKB) dinilai oleh Gabungan Industri Mobil Indonesia(Gaikindo) akan mengurangi 7

pendapatan pemerintah dari pajak. Pemerintah berencana melakukan kenaikan pajak BBN dan PKB sebesar 10-20% terhadap mobil baru dalam upaya menekan subsidi yang diperkirakan akan terus meningkat dengan akibat tumbuhnya jumlah kendaraan. Selain itu peningkatan pajak mobil juga bertujuan untuk menekan pertumbuhan permintaan mobil di Indonesia, karena saat ini para produsen mobil berlomba-lomba untuk memasarkan produknya. Didukung dengan kultur di Indonesia yang konsumtif maka bukan tidak mungkin jika akan terjadi peledakan pengguna mobil. Peningkatan pajak BBN merupakan salah satu strategi untuk mengendalikan sikap konsumtif masyarakat Indonesia akan menurun karena masyarakat akan berpikir ulang untuk membeli mobil baru untuk kepentingan pribadi. Dengan begitu peningkatan permintaan mobil dapat terkontrol sehingga subsidi untuk mobilpun dapat digunakan untuk peningkatan kualitas fasilitas transportasi di Indonesia. Secara langsung akan dirasakan permintaan BBM menurun, sehingga ini akan meringankan subsidi untuk permintaan BBM juga. Pengurangan subsidi itu bisa digunakan untuk membiayai peningkatan kualitas transportasi masal di Indonesia. Dengan meningkatkan kualitas transportasi, maka diharapkan kecenderungan pemakaian kendaraan pribadi akan berkurang sehingga ini juga bisa mengatasi kemacetan. Banyak sekali manfaat yang dirasakan dengan peningkatan pajak ini, meskipun juga menuai sikap dari produsen mobil. Tetapi secara umum peningkatkan pajak untuk mobil tepat dilakukan oleh pemerintah agar dampak dari kultur konsumtif masyarakat Indonesia dapat dikendalikan. Pertanyannya adalah apakah rencana pajak ini dapat dilakukan oleh pemerintah Indonesia sebagai stakeholder dalam masalah ini, karena dampak dari kenaikan 8

pajak adalah ketakutan pemerintah Indonesia kehilangan produsen mobil yang menyuplai produknya ke Indonesia. Medan adalah kota dengan jumlah penduduk yang cukup besar dimana jumlah mobil yang semakin meningkat setiap tahunnya. Mobil 45000 40000 35000 30000 25000 20000 15000 10000 5000 0 Permintaan mobil di Kota Medan 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 Tahun Sumber :data BPS Sumut Gambar 1.3. Permintaan Mobil di Kota Medan Berdasarkan data diatas dapat dilihat bahwa permintaan mobil di kota Medan dari tahun 2004 sampai 2007 hanya mengalami peningkatan sebesar 5,3 %. Pada tahun 2008 dan 2014 permintaan mobil mengalami peningkatan yaitu 88,59 %.Menurut Teori Kurva permintaan, Paul A. Samuelson menjelaskan bahwa kurva permintaan mobil meningkat disebabkan oleh peningkatan pendapatan, pertambahan jumlah penduduk, harga bahan bakar rendah, pengaruh status sosial, pengaruh-pengaruh khusus mencakup tersedianya bentuk-bentuk transportasi alternatif, keamanan mobil, perkiraan peningkatan harga di masa depan dan lain sebagainya. 9

I.2. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka masalah yang dapat dirumuskan dalam penelitian ini adalah: 1. Apakah pendapatan berpengaruh terhadap permintaan mobil di Kota Medan? 2. Apakah harga mobil pribadi berpengaruh terhadap permintaan mobil di Kota Medan? 3. Apakah pajak mobil berpengaruh terhadap permintaan mobil di Kota Medan? 4. Apakah bahan bakar berpengaruh terhadap permintaan mobil di Kota Medan? 5. Apakah seleraberpengaruh terhadap permintaan mobil di Kota Medan? I.3. Tujuan Penelitian Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah: 1. Untuk menganalisis pengaruh pendapatan terhadap permintaan mobil di Kota Medan. 2. Untuk menganalisis pengaruh harga mobil pribadi terhadap permintaan mobil di Kota Medan. 3. Untuk menganalisis pengaruh pajak mobil terhadap pemintaan mobil di Kota Medan. 4. Untuk menganalisis pengaruh harga BBM terhadap permintaan mobil di Kota Medan. 10

5. Untuk menganalisis pengaruh selera terhadap permintaan mobil di Kota Medan. I.4. Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Bagi praktisi, penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat berupa kesadaran, masukan dan bahan pertimbangan bagi masyarakat dan pemerintah terhadap peningkatan jumlah permintaan mobil di Medan. 2. Bagi akademisi, penelitian ini diharapkan dapat menambah, melengkapi dan sebagai informasi untuk penelitian yang terkait dengan topik yang sama. 3. Bagi peneliti, penelitian ini dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan. 11