ABSTRAK. Deni wahyudin Homonimi terjemahan kata kufr terhadap terjemhan versi H.B. Jassin dan Mahmud Yunus. Di bawah bimbingan Dr. Sukron Kamil, MA.

dokumen-dokumen yang mirip
ETOS KERJA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PERSPEKTIF AL QUR AN SURAT AT- TAUBAH AYAT 105

FUNGSI LABORATORIUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENGEMBANGKAN KOMPETENSI PESERTA DIDIK DI SMA NEGERI 4 MAGELANG

HADIS TENTANG MELIHAT PEREMPUAN SEBELUM DILAMAR. (Dalam Kitab al-ja>mi al-s{ah}i>h} al-tirmidhi> Nomer Indeks 1087) SKRIPSI. Oleh:

PENDIDIKAN AQIDAH TERHADAP ANAK DALAM PERSPEKTIF AL-QUR AN SURAT AL-BAQARAH 133

KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI KERJA GURU DI SD ISLAM HIDAYATULLAH BANYUMANIK SEMARANG TAHUN

DAFTAR ISI. SAMPUL LUAR... i. SAMPUL DALAM... ii. ABSTRAK... iii. PERSETUJUAN PEMBIMBING... iv. PERNYATAAN KEASLIAN... v. KATA PENGANTAR...

DAFTAR ISI. SAMPUL DALAM... i. PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI... ii. PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI... iii. PANDUAN TRANSLITERASI... iv. ABSTRAK...

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat. Memperoleh Gelar Sarjana dalam Ilmu Pendidikan Islam. Oleh : ROFIQOH N I M:

MAKNA TABDZI<R DALAM AL-QURAN SURAT AL-ISRA< AYAT 26-27

KONSEP MENUTUP AURAT DALAM AL-QUR AN SURAT AL-NŪR AYAT DAN IMPLEMENTASINYA DALAM PENDIDIKAN ISLAM

ANALISIS PELAKSANAAN KERJASAMA PADA KEGIATAN HOME INDUSTRY PEREMPUAN DI DESA SRIWULAN KECAMATAN SAYUNG KABUPATEN DEMAK

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam. Oleh :

PENGARUH KEDISIPLINAN BELAJAR SANTRI TERHADAP TINGKAT KEBERHASILAN MENGHAFAL AL-QUR AN SANTRI PONDOK PESANTREN AL-AZIZ LASEM REMBANG

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI)

PEDOMAN TRANSLITERASI. Huruf Arab ا. Huruf Latin. Tidak dilambangkan ط th ب B ظ zh ت T ع ث Ts غ g ج

PERNAPASAN PERSAUDARAAN SETIA HATI TERATE UIN SUNAN AMPEL SURABAYA DALAM PERSPEKTIF SUFI HEALING DAN MEDITASI MAHASI SAYADAW. Oleh

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Ilmu Pendidikan Islam

KERJASAMA UMAT BERAGAMA DALAM AL-QUR AN Perspektif Hermenutika Farid Esack

BAGI SISWA KELAS IV MI AL-MUJAHIDIN GUMALAR ADIWERNA TEGAL.

PENDIDIKAN KARAKTER BAGI ANAK USIA DINI DALAM PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam

PROGRAM ILMU SYARIAH KONSENTRASI HUKUM KELUARGA ISLAM

RISALAH SAKRATUL MAUT KARYA ABDURRAUF ASSINGKILI; PENELITIAN FILOLOGIS ATAS NASKAH NEGARA

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AKHLAK DI SMP N 1 WIRADESA KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN AJARAN 2011/2012 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. bernama Hamuro Rin. Pria kelahiran Kitakyushu, Jepang ini memulai debutnya

PERNIKAHAN DENGAN NIAT TALAK. (Studi Pernikahan di Desa Gajah Kecamatan Gajah Kabupaten Demak) SKRIPSI

TANGGUNG JAWAB ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN KELUARGA (STUDI ANALISIS TERHADAP TAFSIR Q.S. AT-TAHRIM AYAT 6)

MANAJEMEN EKSTRAKURIKULER BIDANG OLAHRAGA DI MA NU 04 AL MA ARIF BOJA KENDAL

Oleh : SITI SURYANI NIM:

AHMAD GAZALI NIM

PROGRAM PASCASARJANA (PPs) UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR

SEJARAH PENDAPAT FILOSOF TENTANG JIWA (Studi Pemikiran Aristoteles, Ibnu Sina, Sigmund Freud)

KONSEP PENGANGKATAN KEPALA NEGARA MENURUT PANDANGAN AL-MAWARDI DAN TAQIYUDDIN AN-NABHANI

PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DI SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI) DARUSSALAM MARTAPURA TESIS

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

ANALISIS KRITIS KONSEP PENDIDIKAN KELUARGA MENURUT PROF. DR. ZAKIAH DARADJAT DALAM BUKU PENDIDIKAN ISLAM DALAM KELUARGA DAN SEKOLAH SKRIPSI

PENGARUH PEMBERIAN HUKUMAN (TA ZIR) TERHADAP AKHLAK SANTRI DI PONDOK PESANTREN AL-RIZQI BABAKAN LEBAKSIU TEGAL

NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM SHALAT (Sebuah Telaah QS. Al- Ankabut Ayat 45 )

PENDIDIKAN KECERDASAN SPIRITUAL DALAM AL-QUR AN SURAT AL-MUZZAMMIL AYAT 1-8 (Kajian Tafsir Tahlili)

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MAPEL PAI DI SD N JADI SUMBER REMBANG

PELAKSANAAN BIMBINGAN KONSELING DALAM. MEMBENTUK KARAKTER PESERTA DIDIK KELAS VII DI M.Ts. N.U 08 GEMUH KENDAL TAHUN PELAJARAN 2014/2015

PELAKSANAAN MATA PELAJARAN PAI DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK DI KELAS II SD NEGERI LEMPUYANG KABUPATEN DEMAK

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM UIN WALISONGO SEMARANG 2017

PEMBELAJARAN ALQURAN DI SEKOLAH TINGGI ILMU ALQURAN AMUNTAI (Studi Kritis Terhadap Proses dan Hasil Pembelajaran) Oleh HAJI HAMLI NIM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2013

POLITIK PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Analisis Materi Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Turunannya)

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan dalam Ilmu Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

SENGKETA TANAH WAKAF MASJID DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM (STUDI KASUS DESA PAKEM KEC. SUKOLILO KAB. PATI) TESIS

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Ilmu Pendidikan Biologi. Oleh:

BERBUAT BAIK KEPADA ORANG-ORANG LEMAH SKRIPSI

PENGARUH GAYA BELAJAR AUDITORIAL TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X DI MA SILAHUL ULUM ASEMPAPAN PATI TAHUN PELAJARAN

SKRIPSI Diajukan Guna Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Dalam Ilmu Pendidikan Matematika.

STUDI KORELASI ANTARA KEDISIPLINAN S{ALAT. KELAS VII MTs HIDAYATUS SYUBBAN KARANGROTO GENUK SEMARANG TAHUN 2017

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Kependidikan Islam dalam Ilmu Manajemen Pendidikan Islam.

PENGARUH PENGAMALAN PAI TERHADAP PERILAKU SEKS BEBAS PESERTA DIDIK SMA N 1 DEMPET KABUPATEN DEMAK TAHUN AJARAN 2015/2016

Oleh: LITA SEPTIANI

KELAS V MADRASAH IBTIDAIYAH MANAHIJUL HUDA PENGGUNG DESA NGAGEL KEC. DUKUHSETI KAB. PATI TAHUN

KEPEMIMPINAN VISIONER KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN MUTU SMPNU 06 KEDUNGSUREN KALIWUNGU SELATAN KENDAL SKRIPSI

PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER SISWA DI SMP NEGERI 29 BANDAR LAMPUNG

JURUSAN TAFSIR HADIS FAKULTAS USHULUDDIN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA 2O11

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Ilmu Pendidikan Islam

STRATEGI PEMASARAN JASA PENDIDIKAN ISLAM DALAM MENARIK MINAT MASYARAKAT DI MAN KENDAL

MANAJEMEN KURIKULUM PROGRAM AKSELERASI DI SD Hj. ISRIATI BAITURRAHMAN 1 SEMARANG

STRATEGI PEMASARAN BUSANA MUSLIM DALAM MENGHADAPI PERSAINGAN USAHA (STUDI KASUS BUTIK ALAM BENING, KECAMATAN LIMPUNG KABUPATEN BATANG)

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN SEKOLAH INKLUSIF DI SDN BENUA ANYAR 8 BANJARMASIN

PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SEKOLAH AL-ISLĀMIYAH WITTHAYA MULNITHI PROVINSI PATANI SELATAN THAILAND (TINJAUAN MATERI DAN METODE) SKRIPSI

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Ilmu Pendidikan Islam

HUBUNGAN ANTARA BIMBINGAN ORANG TUA ASPEK KEAGAMAAN DENGAN KEMAMPUAN MEMBACA AL- QUR AN SISWA KELAS X SMA WALISONGO SEMARANG TAHUN AJARAN 2013/2014

PENANAMAN NILAI-NILAI AQIDAH PADA ANAK USIA DINI DI RAUDHATUL ATHFAL BANJARMASIN TIMUR

POLA PENDIDIKAN AGAMA DALAM KELUARGA DI DESA GONDOSARI RW 01 GEBOG KUDUS

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan dalam Ilmu Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

Peran Humas Kantor Wilayah Kementrian Agama Provinsi Kalimantan Selatan dalam Mempublikasikan Kegiatan Keagamaan Melalui Website

STUDI KOMPARASI PERILAKU KEBERAGAMAAN ANTARA SISWA MA NEGERI KENDAL DENGAN SISWA SMA NEGERI 1 KALIWUNGU TAHUN PELAJARAN 2012/2013

STRATEGI HUBUNGAN MASYARAKAT DALAM MENINGKATKAN CITRA SEKOLAH DI SMP NU 07 BRANGSONG KENDAL

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER DI MIN SUMURREJO KECAMATAN GUNUNGPATI KOTA SEMARANG

SITI MUAKHIROH NIM :

MODEL PEMBELAJARAN AFEKTIF PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PENANAMAN KARAKTER DI MI PESANTREN ANAK SHOLEH (PAS) BAITUL QUR AN GONTOR MLARAK PONOROGO

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA MENGENAI VARIASI GAYA MENGAJAR GURU DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS X DI MAN KENDAL

TAHUN AJARAN 2012/2013. SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Ilmu Pendidikan Biologi.

PENDAPAT TOKOH AGAMATERHADAP UTANG PANENAN KOPI. (Studi Kasus di Desa Sidomulyo Kecamatan Silo Kabupaten Jember) SKRIPSI Oleh:

TOLERANSI ANTAR UMAT BERAGAMA DALAM AL-QURAN (Telaah Konsep Pendidikan Islam)

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Ilmu Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah.

MANAJEMENN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN DALAM MENINGKATKAN KEGIATAN BELAJAR SD ISLAM AZ ZAHRA BANDAR LAMPUNG TESIS

PENGARUH PENGETAHUAN AGAMA ISLAM TERHADAP RELIGIUSITAS PESERTA DIDIK SMP HASANUDDIN 4 MIJEN SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. Penerjemahan merupakan suatu kegiatan transformasi bentuk yakni

BAB I PENDAHULUAN. Seorang anak yang sudah terbiasa dibacakan ataupun membaca buku cerita

PERSEPSI SANTRI TERHADAP HADITS SILATURRAHIM DAN IMPLEMENTASINYA (Studi Kasus Santri Pondok Pesantren Raudlatut Thalibin Tugurejo Tugu Semarang)

PENGESAHAN. Telah dimunaqasyahkan oleh Dewan Penguji Fakultas Agama Islam Universitas Wahid Hasyim Semarang pada tanggal : Semarang, 22 januari 2016.

SKRIPSI. Disusun Guna Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 (S-1) Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam (BPI)

TRADISI PERKAWINANDI DEKAT MAYIT DALAM PERSPEKTIF HUKUM PERNIKAHAN ISLAM SKRIPSI. Oleh: Adi Yusfi Malik NIM

PENDIDIKAN BUDI PEKERTI ANAK DALAM KELUARGA PADA KELOMPOK VARIAN MASYARAKAT JAWA (Priyayi, Santri dan Abangan) DI DESA KUNIR KEC. DEMPET KAB.

Al-Qur an dan Hadis. Dr. Hj. Umi Sumbulah, M.Ag. Akhmad Kholil, M. Fil.I Dr. H. Nasrullah, M.Th.I

PENGARUH PENERAPAN TA ZIR TERHADAP KEDISIPLINAN SANTRI PUTRI DALAM MENAATI PERATURAN DI PONPES AL-IMAN PURWOREJO

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATERI POKOK MEMAHAMI KEPERWIRAAN NABI MUHAMMAD SAW. DENGAN MENGGUNAKAN METODE ROLE PLAYING

DESKRIPSI KEMAMPUAN MATEMATIS MAHASISWA TADRIS MATEMATIKA IAIN WALISONGO PADA MATA KULIAH PENGANTAR DASAR MATEMATIKA SKRIPSI

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan dalam Ilmu Pendidikan Matematika

MODEL KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM MENINGKATKAN PELAYANAN IBADAH UMRAH PADA PT AN-NAMIRA ALMA MULIA KOTA SEMARANG

PENGARUH MODALITAS BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR PAI SISWA KELAS IV-V SD SIDOREJO 03 BRANGSONG KENDAL SKRIPSI

Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Mastery Learning

Transkripsi:

ABSTRAK Deni wahyudin Homonimi terjemahan kata kufr terhadap terjemhan versi H.B. Jassin dan Mahmud Yunus. Di bawah bimbingan Dr. Sukron Kamil, MA. Penerjemahan merupakan sebuah kegiatan pemindahan makna dari bahasa sumber (Bsa) ke dalam bahasa sasaran (Bsa). Terjemahan dapat dikatakan baik bila benar-benar dapat dipahami dan dinikmati oleh penerimanya. Makna dan gaya atau nada yang diungkapkan dalam bahasa sasaran (bahasa penerima) tidak boleh menyimpang dari makna dan gaya/nada yang diungkapkan dalam bahasa sumber. Penulis melihat bahwa dalam bahasa Arab terdapat homonimi. Homonimi menjelaskan bahwa banyak terdapat kata secara pelafalannya sama tetapi mempunyai makna yang berbeda. Dalam dunia penerjemahan seseorang harus mempunya wawasan yang luas untuk dapat menerjemahkan kat-kata yang mengandung Homonim. Skripsi ini mencoba melihat penerjemahan mengenai terjemahan kata kufr. Dengan memakai analisis homonimi. Sebagaimana terjemahan kata kufr tidak sematamata diterjemahkan dengan kata ingkar. Seringkali terjadi perdebatan dan bahkan berujung pada pembunuhan lantaran salah menempatkan makna kufr. Penulis melakukan analisis perbandingan/ komparatif antara terjemahan Al-Qur an versi H.B. Jassin dan Mahmud Yunus. Penulis menarik kesimpulan bahwa hasil terjemahan antara H.B. Jassin dan Mahmud yunus secara makna sama. Sehingga menimbulkan pemahan yang sama ketika membacanya. Hal yang membedakannya adalah hanya dalam gaya bahasa dan pemilihan diksi saja.

PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa : 1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata satu di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Jakarta, 22 juni 2010 Deni Wahyudin NIM: 105024000865

PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi berjudul Analisis Homonimi Terhadap Kata Kufr dalam Al-Qur an (Studi Komparatif : Terjemahan H.B. Jassin dan Mahmud Yunus), telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada Jum at, 18 juni 2010. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Sastra (S.S.) pada Program Studi Tarjamah. Jakarta, 18 juni 2010 Sidang Munaqasyah Ketua Merangkap Anggota, Sekretaris Merangkap Anggota, Drs. Ikhwan Azizi, MA. Dr. Ahmad Saekhuddin, M.Ag. NIP: 195708161994031001 NIP: 197005052000031001 Anggota. Dr. Sukron Kamil, MA. NIP: 150 282 400

PRAKATA Puji Syukur senantiasa Penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan begitu banyak nikmat serta pertolongan kepada Penulis, sehingga karya ini bisa selesai dan hadir ke hadapan para pembaca. Salawat serta Salam Cinta senantiasa dilimpahkan kepada teladan alam semesta, Kanjeng Rasulullah Muhammad SAW, beserta keluarga, para sahabat. Semoga kita mendapatkan curahan syafa atnya di hari akhir nanti. Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada civitas academica UIN Syarif HIdayatullah Jakarta, terutama kepada Prof. Dr. Komaruddin Hidayat, MA., Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta; Dr. Abdul Chaer, MA., Dekan Fakultas Adab dan Humaniora; Drs. Ikhwan Azizi, MA., Ketua Jurusan Tarjamah serta Sekretaris Jurusan Tarjamah, Ahmad Saekhuddin, M.Ag. Terima Kasih yang tak terhingga pula kepada Dr. Sukron Kamil, MA yang telah meluangkan waktunya untuk membaca, mengoreksi, memberikan referensi serta memotivasi Penulis dalam proses penyusunan skripsi ini. Semoga Allah SWT senantiasa membalas segala kebaikan Bapak. Kepada Jajaran Dosen Tarjamah: Ibu Karlina Helmanita, M.Ag, Bpk. Syarif Hidayatullah, M.Hum, Bpk.Syukron Kamil, MA, Bpk. Irfan Abubakar, MA, Bpk. Drs. A. Syatibi, M.Ag, dan lainnya. Terima kasih yang tak terhingga. Semoga ilmu yang Penulis dapatkan menjadi manfaat di kemudian hari. Penghormatan serta salam cinta Penulis haturkan kepada Kedua Orang Tua Penulis, Ayahanda Nazimuddin dan Ibunda Ida Rohani. Kepada sanak saudara Penulis yang ada di Lampung maupun di Jakarta yang telah memberikan bantuan dan motivasi kepada Penulis, sehingga Penulis bisa menyelesaikan studi ini. Penulis mengucapkan terima kasih kepada kawan seperjuangan di Tarjamah Angkatan 2005, terimakasih juga kepada teman-teman yang berada di basecamp sri makmur yang telah memberikan hiburan dan berbagai candaan, telah mengingatkan kekurangan dan kekhilafan Penulis dalam meyelesaikan skripsi ini, telah berbagi informasi dan pengalaman mereka sehingga Penulis dapat menyelesaikan skripsi ini Dan juga tak lupa kepada teman basecamp charlie angels yang juga telah memberikan

dukungan kepada Penulis. serta teman-teman BEM-J Tarjamah dan juga kepada seluruh Kakak kelas dan adik kelas. Penulis menghaturkan beribu terima kasih kepada seluruh teman-teman atas pinjaman referensinya yang begitu berharga. yang telah mencerahkan dan memberikan paradigma baru kepada Penulis. Semoga skripsi yang masih jauh dari sempurna ini dapat bermanfaat bagi semuanya. Saran serta kritik konstruktif sangat Penulis butuhkan untuk interpretasi yang lebih baik lagi. Jakarta, 22 Juni 2010 Penulis

ANALISIS HOMONIMI TERHADAP KATA KUFR آفر) ) DALAM AL-QUR AN ( Studi Komparatif: Terjemahan H.B. Jassin dan Mahmud Yunus) Skripsi Diajukan kepada fakultas adab dan humaniora Untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar sarjana (S.S) Deni Wahyudin 105024000865 JURUSAN TARJAMAH FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2010 i

PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa : 1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata satu di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Jakarta, 22 juni 2010 Deni Wahyudin NIM: 105024000865 ii

iii

PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi berjudul Analisis Homonimi Terhadap Kata Kufr dalam Al-Qur an (Studi Komparatif : Terjemahan H.B. Jassin dan Mahmud Yunus), telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada Jum at, 18 juni 2010. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Sastra (S.S.) pada Program Studi Tarjamah. Jakarta, 18 juni 2010 Sidang Munaqasyah Ketua Merangkap Anggota, Sekretaris Merangkap Anggota, Drs. Ikhwan Azizi, MA. Dr. Ahmad Saekhuddin, M.Ag. NIP: 195708161994031001 NIP: 197005052000031001 Anggota Dr. Sukron Kamil, MA. NIP: 150 282 400 iv

PRAKATA Puji Syukur senantiasa Penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan begitu banyak nikmat serta pertolongan kepada Penulis, sehingga karya ini bisa selesai dan hadir ke hadapan para pembaca. Salawat serta Salam Cinta senantiasa dilimpahkan kepada teladan alam semesta, Kanjeng Rasulullah Muhammad SAW, beserta keluarga, para sahabat. Semoga kita mendapatkan curahan syafa atnya di hari akhir nanti. Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada civitas academica UIN Syarif HIdayatullah Jakarta, terutama kepada Prof. Dr. Komaruddin Hidayat, MA., Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta; Dr. Abdul Chaer, MA., Dekan Fakultas Adab dan Humaniora; Drs. Ikhwan Azizi, MA., Ketua Jurusan Tarjamah serta Sekretaris Jurusan Tarjamah, Ahmad Saekhuddin, M.Ag. Terima Kasih yang tak terhingga pula kepada Dr. Sukron Kamil, MA yang telah meluangkan waktunya untuk membaca, mengoreksi, memberikan referensi serta memotivasi Penulis dalam proses penyusunan skripsi ini. Semoga Allah SWT senantiasa membalas segala kebaikan Bapak. Kepada Jajaran Dosen Tarjamah: Ibu Karlina Helmanita, M.Ag, Bpk. Syarif Hidayatullah, M.Hum, Bpk.Syukron Kamil, MA, Bpk. Irfan Abubakar, MA, Bpk. Drs. A. Syatibi, M.Ag, dan lainnya. Terima kasih yang tak terhingga. Semoga ilmu yang Penulis dapatkan menjadi manfaat di kemudian hari. Penghormatan serta salam cinta Penulis haturkan kepada Kedua Orang Tua Penulis, Ayahanda Nazimuddin dan Ibunda Ida Rohani. Kepada sanak saudara Penulis yang ada di Lampung maupun di Jakarta yang telah memberikan bantuan dan motivasi kepada Penulis, sehingga Penulis bisa menyelesaikan studi ini. Penulis mengucapkan terima kasih kepada kawan seperjuangan di Tarjamah Angkatan 2005, terimakasih juga kepada teman-teman yang berada di basecamp sri makmur yang telah memberikan hiburan dan berbagai candaan, telah mengingatkan kekurangan dan kekhilafan Penulis dalam meyelesaikan skripsi ini, telah berbagi informasi dan pengalaman mereka sehingga Penulis v

dapat menyelesaikan skripsi ini Dan juga tak lupa kepada teman basecamp charlie angels yang juga telah memberikan dukungan kepada Penulis. serta teman-teman BEM-J Tarjamah dan juga kepada seluruh Kakak kelas dan adik kelas. Penulis menghaturkan beribu terima kasih kepada seluruh teman-teman atas pinjaman referensinya yang begitu berharga. yang telah mencerahkan dan memberikan paradigma baru kepada Penulis. Semoga skripsi yang masih jauh dari sempurna ini dapat bermanfaat bagi semuanya. Saran serta kritik konstruktif sangat Penulis butuhkan untuk interpretasi yang lebih baik lagi. Jakarta, 22 Juni 2010 Penulis vi

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i PERNYATAAN... ii PERSETUJUAN PEMBIMBING... iii PENGESAHAN PANITIA UJIAN... iv PRAKATA... v DAFTAR ISI... vii PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN... ix ABSTRAK... xii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Pembatasan Masalah dan Perumusan Masalah... 8 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian... 9 D. Metodologi Penelitian... 9 E. Sistematika Penulisan... 10 BAB II KERANGKA TEORI A. Gambaran Umum Tentang Penerjemahan... 11 1. Definisi penerjemahan... 11 2. Jenis penerjemahan... 15 3. Tahap-tahap penerjemahan... 19 4. Penerjemahan Al-Qur an... 22 B. Homonimi... 31 1. Pengertian Homonimi... 31 2. Homonimi dalam bahasa Arab... 34 3. Homonimi dalam bahasa Indonesia... 36 C. Pengertian Kufur... 37 vii

BAB III BIOGRAFI H.B. JASSIN A. Riwayat H.B. Jassin... 41 B. Karya-karya H.B. Jassin... 45 1. Karangan Asli H.B. Jassin... 45 2. Buku-Buku yang dieditori H.B. Jassin... 47 3. Terjemahan H.B. Jassin... 49 4. Kontroversi Penyusunan H.B. Jassin... 50 5. Latar belakang H.B. Jassin dalam menyusun Terjemah Al- Qur an... 52 C. Biografi Mahmud Yunus... 55 1. Riwayat Hidup dan Aktivitas Keilmuan... 55 2. Karya-karya Mahmud Yunus... 59 3. Metode Penerjemahan Mahmud Yunus... 63 BAB IV ANALISIS HASIL TERJEMAHAN KATA KUFUR... 65 Bab V PENUTUP A. Kesimpulan dan... 81 B. Saran... 82 DAFTAR PUSTAKA... 83 viii

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN Dalam skripsi ini, sebagian data berbahasa Arab ditransliterasikan ke dalam huruf latin. Transliterasi ini berdasarkan Pedoman Transliterasi Arab-Latin dalam Buku Pedoman Penulisan Karya Ilmiah CeQDA UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 1. Padanan Aksara Huruf Arab Huruf Latin Huruf Arab Huruf Latin ا ط T ب b ظ Z ت t ع ث ts غ Gh ج j ف F ح h ق Q خ kh ك K د d ل L ذ dz م M ر r ن N ز z و W س s ة H ش sy ء ` ص s ي Y ض d 2. Vokal Vokal dalam bahasa Arab, seperti vokal bahasa Indonesia, terdiri dari vokal tunggal atau monoftong dan vokal rangkap atau diftong. A. Vokal tunggal Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan ---- a Fathah ---- i Kasrah ----- u Dammah ix

B. Vokal rangkap Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan --- ي ai a dan i --- و au a dan u C. Vokal Panjang Ketentuan alih aksara vokal panjang (madd), yang dalam bahasa Arab dilambangkan dengan harakat dan huruf, yaitu : Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan â a dengan topi di atas ----ا/ي ---- ي î i dengan topi di atas --- و û u dengan topi di atas 3. Kata Sandang Kata sandang, yang dalam sistem aksara Arab dilambangkan dengan huruf, yaitu ال, dialihaksarakan menjadi huruf /l/, baik diikuti huruf syamsiyyah maupun huruf qamariyyah. Contoh : al-rijâl bukan arrijâl, al-dîwân bukan ad- dîwân. 4. Syaddah (Tasydîd) Syaddah atau Tasydîd yang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan dengan sebuah tanda--- dalam alih aksara ini dilambangkan dengan huruf, yaitu dengan menggandakan huruf yang diberi tanda syaddah itu. Akan tetapi, hal ini tidak berlaku jika huruf yang menerima tanda syaddah itu terletak setelah kata sandang yang diikuti oleh huruf-huruf syamsiyyah. Misalnya, kata الض رورة tidak ditulis ad-darûrah melainkan al- darûrah, demikian seterusnya. 5. Ta Marbûtah Jika huruf Ta Marbûtah terdapat pada kata yang berdiri sendiri, maka huruf tersebut dialihaksarakan menjadi huruf /h/ (contoh no.1). hal yang sama juga berlaku, jika Ta Marbûtah tersebut diikuti oleh (na t) atau kata x

No. Kata Arab Alih Aksara Tarîqah طريقة 1 al-jâmi ah al-islâmiyah الجامعة الا سلامية 2 وحدة الوجود 3 wihdat al-wujûd 6. Huruf kapital Mengikuti EYD bahasa Indonesia. Untuk proper name (nama diri, nama tempat, dan sebagainya), seperti al-kindi bukan Al-Kindi (untuk huruf al a tidak boleh kapital. xi

ABSTRAK Deni wahyudin Homonimi terjemahan kata kufr terhadap terjemhan versi H.B. Jassin dan Mahmud Yunus. Di bawah bimbingan Dr. Sukron Kamil, MA. Penerjemahan merupakan sebuah kegiatan pemindahan makna dari bahasa sumber (Bsa) ke dalam bahasa sasaran (Bsa). Terjemahan dapat dikatakan baik bila benarbenar dapat dipahami dan dinikmati oleh penerimanya. Makna dan gaya atau nada yang diungkapkan dalam bahasa sasaran (bahasa penerima) tidak boleh menyimpang dari makna dan gaya/nada yang diungkapkan dalam bahasa sumber. Penulis melihat bahwa dalam bahasa Arab terdapat homonimi. Homonimi menjelaskan bahwa banyak terdapat kata secara pelafalannya sama tetapi mempunyai makna yang berbeda. Dalam dunia penerjemahan seseorang harus mempunya wawasan yang luas untuk dapat menerjemahkan kat-kata yang mengandung Homonim. Skripsi ini mencoba melihat penerjemahan mengenai terjemahan kata kufr. Dengan memakai analisis homonimi. Sebagaimana terjemahan kata kufr tidak semata-mata diterjemahkan dengan kata ingkar. Seringkali terjadi perdebatan dan bahkan berujung pada pembunuhan lantaran salah menempatkan makna kufr. Penulis melakukan analisis perbandingan/ komparatif antara terjemahan Al- Qur an versi H.B. Jassin dan Mahmud Yunus. Penulis menarik kesimpulan bahwa hasil terjemahan antara H.B. Jassin dan Mahmud yunus secara makna sama. Sehingga menimbulkan pemahan yang sama ketika membacanya. Hal yang membedakannya adalah hanya dalam gaya bahasa dan pemilihan diksi saja. xii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu makna (semantik) sebagai ilmu baru yang berkembang pada tahun 1970-an di dunia linguistik dan semantik di Indonesia baru berkembang pada tahun 1980-an. Kemampuan mengolah dan memahami pemerian kebahasaan ada pada aspek makna dalam linguistik. Kemampuan suatu bahasa menjadi bahasa ilmu dapat dipertimbangkan melalui kecendekiaan bahasa antara lain yang dikemukakan oleh pemuka aliran praha (Prague school), kecendekiaan bahasa ditandai oleh (1) kemampuannya dalam membentuk dan menyampaikan pernyataan yang tepat, saksama dan kaya, (2) bentuk kalimatnya mencerminkan penelitian penalaran yang objektif sehingga relasi strukturnya sama dengan proposisi logika, dan (3) mampu menunjukkan antarkalimat yang selaras, logis, dan memiliki keutuhan. Dari ketiga syarat tersebut dapat mempertimbangkan bahasa Indonesia dan bahasa-bahasa Indonesia nusantara dalam memenuhu syarat sebagai ilmu. Semantik berhubungan erat dengan syarat ketiganya, bila dipahami melalui proposisi logis tepat, selaras dan memiliki keutuhan (terutama dibidang acuan baik yang objektif (kongkret) maupun abstrak). Dalam kajian semantik terdapat pembahasan mengenai homonimi, homonimi dapat diartikan sebagai nama sama untuk benda atau hal lain, secara semantik, Verhaar (1978) member definisi homonimi sebagai ungkapan 1

2 (berupa kata, frase atau kalimat) yang bentuknya sama dengan ungkapan lain (juga brupa kata, frase atau kalimat) tetapi maknanya tidak sama. 1 Homonimi adalah relasi makna antar kata yang ditulis sama, tetapi maknanya berbeda. Di dalam kamus kata-kata yang termasuk homonim muncul sebagai lema (entri) yang terpisah. Misalnya saja, kata tahu dalam kamus besar bahasa Indonesia muncul sebagai dua lema: Ta.hu v mengerti sesudah melihat (menyaksikan, mengalami) Ta.hu n makanan dari kedelai putih yang digiling halus-halus, direbus dan dicetak. Konsep kehomoniman sebagai pertalian makna antara dua atau lebih leksem yang sama bentuk merupakan gejala semesta bahasa (language universal). Konsekuensi logis munculnya gejala kehomoniman adalah ketaksaan ujaran atau kalimat yang disampaikan oleh pembicara kepada pendengar/lawan bicara. Akibat lebih jauh yang disebabkan oleh munculnya gejala kehomoniman adalah, di samping ketaksaan ujaran atau kalimat, terjadinya distorsi pesan yang ingin disampaikan. Pemahaman yang baik terhadap kehomoniman suatu bahasa, khususnya bahasa Arab, dapat menghindari ketaksaan dan distorsi pesan yang terkandung dalam ujaran atau kalimat. Kajian kehomoniman dalam bahasa Arab masuk pada pokok bahasan Al-mustarak Al-lafzi (relasi makna), di samping kajian kepoliseman. 1 Abdul Chaer, Pengantar Semantik Bahasa Indonesia (Jakarta: Rineka Cipta, 1994) h. 93

3 Dengan memakai pendekatan teori Lyons (1996) penelitian ini memperoleh formulasi klasifikasi homonimi bahasa Arab yang terdiri atas: (i) homonimi mutlak (absolute homonymy), dan (ii) homonimi sebagian (partial homonymy). Dalam menganalisis data, penelitian ini memanfaatkan juga pendekatan analisis komponen atau medan semantik. Homonimi mutlak ditemukan pada semua kelas kata, baik nomina (alism), verba (fi'il), maupun partikel (alharf). Homonimi sebagian diperoleh berdasarkan perbedaan lingkungan gramatikal dari leksem-leksem yang homonimis dan subklasifikasi homonimi sebagian ini terdiri atas (I) perbedaan infleksi aspektual (perfektif - imperfektif), (ii) perbedaan derivasi, (iii) perbedaan kategori gender (maskulin - feminin), dan (iv) perbedaan kategori jumlah (tunggal - jamak). 2 Objek utama dari homonimi adalah teks. Ketika berhadapan dengan teks, maka kita akan menemukan dua unsur pembangun, yaitu penulis dan pembaca. Ketika kita menerjemahkan suatu teks, maka pada tataran ini kita juga melakukan kegiatan menfsirkan makna. Homonim merupakan salah satu objek kajian dalam Al-Qur an. 3 Al-Qur an sebagai kitab suci tidak hanya berisi mengenai kumpulan ayat-ayat yang tertulis dengan bahasa Arab, tetapi juga telah menjadi pedoman hidup umat Islam. Agar menjadi pegangan hidup, umat perlu menafsirkan Al-Qur an 2 http://google.com (selasa 15 juni 2010) 3 Beberapa tahun terakhir Al-Qur an telah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa atas bantuan rabithah al alam al Islami dan dar al ifta wa al irsyad yang bermarkas di Saudi Arabia. Mujamma khadim al haramain al syarifain al malik fahd untuk pencetakkan mushaf, telah mencetak terjemahan Al-Qur an dalam berbagai bahasa seperti Inggris, Perancis, Turki, Urdu, China, Hausa, dan Indonesia. Departemen agama, Al-Qur an dan terjemahannya (semarang: PT. Karya Toha Putra, 1990) h. 30

4 agar senantiasa dapat mengaplikasikan dirinya di dalam kehidupan. Hal ini tanpa terkecuali dalam ayat teologis yang berkaitan dengan kata kufr. Permasalahan mengenai kufr memang selalu menjadi salah satu titik poin yang sangat sensitif di kalangan umat muslim, khususnya masalah akidah. Seringkali terjadi perdebatan dan bahkan berujung pada pembunuhan lantaran salah menempatkan makna kufr. Kata kufr atau yang identik dengan kafir seringkali diartikan sebagai keluar dari Islam (murtad). Memang benar kufr merupakan lawan dari iman. Hanya saja apakah setiap kata kufr selalu bermakna keluar dari Islam (murtad) itulah yang menjadi persoalan. Secara harfiah kufr berarti tertutup, terhalang, dan terhapus. Namun, kata ini menjadi istilah khusus dalam perbincangan masalah akidah, yang menjadi lawan dari iman. Sebagai contoh dalam Q.S. Al-Maidah ayat 44:

5 44. Sesungguhnya Kami telah menurunkan kitab Taurat di dalamnya (ada) petunjuk dan cahaya (yang menerangi), yang dengan kitab itu diputuskan perkara orang-orang Yahudi oleh nabi-nabi yang menyerah diri kepada Allah, oleh orang-orang alim mereka dan pendeta-pendeta mereka, disebabkan mereka diperintahkan memelihara kitab-kitab Allah dan mereka menjadi saksi terhadapnya. karena itu janganlah kamu takut kepada manusia, (tetapi) takutlah kepada-ku. dan janganlah kamu menukar ayat-ayat-ku dengan harga yang sedikit. Barangsiapa yang tidak memutuskan menurut apa yang diturunkan Allah, Maka mereka itu adalah orang-orang yang kafir. (Q.S. Al-Maidah ayat 44) Contoh lain dalam surat Ibrahim ayat 7 7. Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-ku), Maka Sesungguhnya azab-ku sangat pedih". (Q.S. Al-maidah ayat 7) Dari dua contoh ayat di atas terdapat perbedaan makna, mengenai surat Al-Maidah ayat 44 kata kafir apakah ditujukan kepada kaum muslimin atau kepada orang-orang kafir. Dalam tafsir Adhwa ul Bayan diriwayatkan dari Asy-Sya bi, ayat tersebut ditujukan kepada kaum muslimin, maksud kekufuran didalamnya adalah kekufuran yang bukan berarti kekafiran, dan

6 bukan yang berarti keluar dari agama, diriwayatkan pula dari ibnu abbas, mengenai ayat ini, dia berkata: bukan kekufuran seperti yang kalian katakana/kira. Abi Hatim dan Al Hakim meriwayatkan dirinya. Al Hakim mengatakan, shahih sesuai dengan kriteria Imam Bukhari dan Muslim, tapi keduanya tidak menukilnya. Demikian kutipan dari Ibnu Katsir. Sama halnya dengan tafsir Al-Misbah karangan Quraish Shihab, dalam ayat tersebut dapat dipahami dalam arti kecaman yang amat keras tarhadap mereka yang menetapkan hukum bertentangan dengan hukum-hukum Allah, tetapi ini oleh mayoritas ulama, seperti tulis Muhammad Sayyid Tanthawi Mufti Mesir dan pemimpin tertinggi al-azhar Mesir, dalam tafsirnya adalah bagi yang melecehkan hukum allah dan yang mengingkarinya. Demikian juga pendapat sahabat nabi Ibn Abbas. Memang satu kekufuran dapat berbeda dengan kekufuran yang lain. Kufurnya seorang muslim, kezaliman, dan kefasikannya tidak sama dengan kekufuran, kezaliman dan kefasikan non muslim. Kekufuran seorang muslim bisa diartikan pengingkaran nikmat. Demikian pendapat Atha salah seorang ulama yang hidup pada masa sahabat Nabi Muhammad saw. Syekh Hasanain Makhluf, yang juga pernah menjabat mufti mesir, menulis tentang penggalan ayat ayat ini dan menyatakan bahwa, pakar-pakar tafsir berbeda pendapat tentang ayat ini dan kedua ayat serupa sesudah ayat ini. Ayat pertama (ayat 44) ditujukan kepada orang-orang muslim, yang kedua (ayat 45) ditujukan kepada orang-orang Yahudi, dan ayat ketiga (ayat 47) kepada prang-orang Nasrani. Selanjutnya ia menulis: sifat kafir bila

7 disandangkan kepada orang yang beriman, maka ia dipahami dalam arti kecaman yang amat keras, bukan dalam arti kekufuran yang menjadikan seseorang keluar dari agama. Di sisi lain jika non muslim dinilai fasiq atau zalim, maka maksudnya adalah pelampauan batas dalam kekufuran. Sebagian ulama ada yang mengatakan bahwa ayat tersebut ditujukan kepada orang-orang Yahudi, karena Allah SWT telah menyebutkan sebelumnya kepada mereka merubah perkataan-perkataan dari tempattempatnya, dan mereka mengatakan jika kamu diberikan yang ini, yakni hukum yang telah dirubah yang selain hukum Allah, maka terimalah dan jika kamu tidak diberikan yang ini, yakni yang telah dirubah, tapi kamu diberikan hukum Allah yang sebenarnya maka hati-hatilah. Mereka memerintahkan agar berhati-hati terhadap hukum Allah yang mereka tahu itu adalah kebenaran. Maka ini menunjukkan bahwa perkataan tersebut ditujukan kepada mereka. Diantara mereka yang mengatakan bahwa ayat tersebut ditujukan kepada ahli kitab, sebagaimana yang ditunjukkan ayat tersebut adalah Al Barra bin Azib, Hudzaifah bin Al Yaman, Ibnu Abbas, Abu Mijlaz, Abu Raja Al Utharidi, Ikrimah Ubaidillah bin Abdullah, Al Hasan Al Basri dan yang lainnya. Menarik sekali untuk dilihat bahwa masing-masing penerjemah mempunyai pemahaman tersendiri terhadap teks. Perbedaan itu bisa saja dapat terjadi, karena lingkungan, latar belakang, pendidikan, dan sebagainya.

8 Kesemuanya itu turut memberikan corak tersendiri dalam pemahaman akan suatu entitas. Di dalam Al-Qur an kata kufr dengan berbagai bentuk perubahannya, diungkapkan sebanyak 525 kali. Dari sekian banyak bentuk kata kufr, penulis hanya mengelompokkan menjadi enam bentuk. Masing-masing bentuk kata memiliki makna yang berbeda. Berikut adalah beberapa kelompok bentuk kufr dalam Al-Qur an: takfir) (kaffara yukaffiru آفر- يكفر- تكفير (kaffaarah) آفا رة (kaafuur) آافور kufr) (kafara yakfuru آفر- يكفر- آفر kaafiruun) (al kafarah kuffar الكفرة- آفار- آافرون kafuur) (kaffaar آفار- آفور Atas dasar tersebut, penulis menulis skripsi yang berjudul ANALISIS HOMONIMI TERHADAP KATA KUFUR DALAM AL-QUR AN (STUDI KOMPARATIF TERJEMAHAN H.B. JASSIN DAN MAHMUD YUNUS) B. Perumusan dan Pembatasan Masalah Penjelasan makna ini, maka penulis membatasi permaslahan ini hanya berkisar pada homonimi. Sample dari objek penelitian ini adalah ayat-ayat yang berisi tentang kufr.

9 Setelah memaparkan latar belakang, maka merasa perlu untuk memberikan pembatasan dan perumusan masalah, yaitu terjemahan Al-Quran H.B. Jassin dan Mahmud Yunus. Adapun pokok permasalahan yang akan dibahas sebagai berikut : 1. Apakah terjemahan kata kufur dalam Al-Qur an terjemahan H.B. Jassin dan Mahmud Yunus diterjemahkan secara berbeda? 2. Apa pengaruh terjemahan tersebut terhadap teologi umat Islam? C. Tujuan dan Manfaat Penulisan 1. Mengetahui apakah ada perbedaan makna antara dua versi terjemahan terhadap dua ayat tersebut. 2. Mengetahui pengaruh terjemahan tersebut terhadap teologi umat Islam Adapun manfaatnya adalah : Memberikan pengetahuan baru bagi yang mempelajari Bahasa Arab terutama penerjemahan, yaitu pengetahuan tentang perubahan makna terhadap penerjemahan. D. Metode Penilitian Sumber data yang diperoleh adalah kajian pustaka melalui sumber literer (library reaserch) yaitu dari kepustakaan, sedangkan metode penilitian yang digunakan adalah metode deskriptif analitis yaitu dengan cara mengumpulkan data-data dari Al Qur an yang diterjemahkan oleh H.B. Jassin dan Mahmud Yunus sebagai bahan primer. Sedangkan untuk bahan sekunder adalah dengan mengumpulkan dari berbagai literatur yang relevan dengan

10 pokok permasalahan baik dari artikel, majalah, internet, maupun dari bukubuku lain yang berkaitan. Adapun pedoman penulisan skripsi ini mengacu pada buku pedoman penulisan skripsi, tesis, dan disertasi yang disusun oleh tim UIN Syarif Hidayatullah dan diterbitkan oleh UIN Jakarta press 2002. E. Sistematika Penulisan Penulisan skripsi ini terdiri dari IV bab, yaitu : Bab I Penulis akan menulis pendahuluan yang terdiri dari : latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penulisan, metode penilitian dan sistematika penulisan. Bab II Berupa kerangka teori yang terdiri dari : gambaran umum tentang penerjemahan yang di dalamnya terdapat definisi penerjemahan, jenis penerjemahan, tahap penerjemahan : tahap analisis, tahap pengalihan, tahap penyerasian, penerjemahan Al-Qur an. Pengertian hominimi, homonimi dalam bahasa Arab, dan hominimi dalam bahasa Indonesia. Bab III berisi biografi H.B. Jassin dan Mahmud yunus penerjemahan : sekilas tentang biografi H.B. Jassin dan Mahmud yunus, dan karya-karyanya. Bab IV merupakan hasil analisis dari hasil terjemahan kata kufur dengan melakukan analisis komparatif antara hasil terjemahan H.B. Jassin dan Mahmud Yunus. Bab V Penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran

11

BAB II KERANGKA TEORI A. Gambaran Umum Tentang Penerjemahan 1. Definisi Terjemahan Seperti halnya ilmu-ilmu lain, di dalam bidang penerjemahan ditemukan banyak definisi. Berbagai macam definisi itu mencerminkan pandangan ahli yang membuat definisi tentang hakikat terjemahan. Berikut akan disajikan beberapa definisi yang sering dikutip dalam buku tentang penerjemahan. Penerjemahan atau translation selama ini didefinisikan melalui berbagai cara dengan latar belakang teori serta pendekatan yang berbedabeda dari berbagai segi, baik segi semantik (kemaknaan) maupun linguistik (kebahasaan) dan sebagainya. Meskipun tidak mewakili keseluruhan definisi yang ada dalam dunia penerjemahan dewasa ini. Definisi terjemahan dalam arti luas adalah semua kegiatan manusia dalam mengalihkan makna atau pesan, baik verbal maupun non verbal dari informasi asal atau informasi sumber (source information) ke dalam informasi sasaran (target information). 1 Sedangkan definisi terjemahan dalam arti sempit adalah suatu proses pengalihan pesan yang terdapat di dalam teks bahasa sumber (source linguistik) dengan kesepadanan di dalam bahasa ke dua atau bahasa sasaran (target language). 2 1 Suhendra Yusuf, Teori Terjemah (Pengantar kearah Pendekatan Linguistik dan Sosiolinguistik). (Bandung. PT.Mandar Maju, 1994). Cet ke-1. h: 8 2 Ibid. h. 8 11

12 Eugene a. Nida 3 dan Charles R. Taber, dalam buku mereka The Theory and Practice of Translation, memberikan definisi terjemahan sebagai berikut : Translating consist in reproducing in the receptor language the closest natural equivalent of the source language message, first in the terms of meaning secondly in terms of style. 4 (menerjemahkan berarti menciptakan padanan yang dekat dalam bahasa penerima terhadap pesan bahasa sumber, pertama dalam hal makna dan kedua pada gaya bahasa). Secara lebih sederhana, menerjemahkan dapat didefinisikan sebagai memindahkan suatu amanat dari bahasa sumber ke dalam bahasa penerima (sasaran) dengan pertama-tama mengungkapkan maknanya dan kedua mengungkapkan gaya bahasanya. 3 Eugene A. Nida Lahir pada 11 November 1914, di Oklahoma City, Oklahoma, Eugene Nida dan keluarganya pindah ke Long Beach, California ketika ia berumur lima tahun. Ia mulai mempelajari bahasa Latin di bangku SMA dan tidak sabar untuk mampu menjadi misionaris yang tugasnya menerjemahkan Alkitab. Keinginannya itu semakin dekat untuk menjadi kenyataan saat ia meraih gelar kesarjanaan dalam bidang bahasa Yunani pada tahun 1963 dari University of California di Los Angeles dengan menyandang predikat summa cum laude. Setelah itu, ia melanjutkan studinya ke Summer Institute of Linguistics (SIL) dan menemukan karya-karya ahli bahasa seperti Edward Sapir dan Leonard Bloomfield. Nida kemudian meraih gelar doktoral dalam bidang Perjanjian Baru berbahasa Yunani di University of Southern California. Pada tahun 1941, ia mulai mencoba merengkuh gelar Ph.D. dalam bidang ilmu bahasa di University of Michigan. Ia menyelesaikan studinya itu dua tahun kemudian. Disertasinya, A Synopsis of English Syntax, pada saat itu adalah sebuah analisa pertama yang menganalisa bahasa Inggris secara menyeluruh menurut teori konstituen langsung (immediate constituent). Tahun 1943 adalah masa-masa sibuk bagi Eugene Nida. Ia ditasbihkan di Northern Baptist Convention untuk dapat benar-benar menyandang gelar Ph.D.. Ia menikahi Althea Sprague dan bekerja di American Bible Society (ABS) sebagai ahli bahasa. Meskipun pada awalnya, perekrutannya sebagai staf ABS hanyalah sebagai suatu percobaan, Nida akhirnya menjadi wakil sekretaris untuk divisi Versi Alkitab (Versions), dan kemudian menjadi sekretaris eksekutif untuk divisi Penerjemahan Alkitab (Translations) sampai ia pensiun pada awal tahun 1980-an. (http//www. Google. Com) 20 juni 2010. 4 Nida F.A. dan Charles R. Teber, The Theory and Patrice of Translation. (Leiden. E.J. Brill. 1996) h.24

13 Di sini Nida dan Teber tidak mempermasalahkan bahasa yang terlibat dalam penerjemahan, tetapi lebih tertarik pada cara kerja penerjemahan. Seperti yang dikutip oleh Maurust Simatupang yakni mencari padanan alami yang semirip mungkin sehingga pesan dalam bahasa sumber bisa disampaikan dalam bahasa sasaran. 5 Sehingga orang yang membaca atau yang mendengar pesan itu dalam bahasa sasaran pesannya sama dengan pesan orang yang membaca atau mendengar pesan itu dalam bahasa sumber. Menurut resensi Willie Koen, nida dalam bukunya mengajarkan bahwa cara baru mnerjemahkan haruslah fokus pada respon penerima pesan. (cara lama berfokus pada bentuk pesan). Itu berarti terjemahan dapat dikatakan baik bila benar-benar dapat dipahami dan dinikmati oleh penerimanya. Makna dan gaya atau nada yang diungkapkan dalam bahasa sasaran (bahasa penerima) tidak boleh menyimpang dari makna dan gaya/nada yang diungkapkan dalam bahasa sumber, itulah sebabnya nida mengatakan bahwa di dalam bahasa penerima harus terdapat The closest natural equivalent of the source language message, first in the terms of meaning secondly in terms of style. Akan tetapi, ekuivalen itu haruslah natural (wajar, sesuai dengan langgam atau idiom bahasa kita sendiri). Catford (1965) menggunakan pendekatan kebahasaan dalam melihat kegiatan penerjemahan dan ia mendefinisikannya sebagai The replacement of textual material in one language (SL) by equivalent textual h. 3 5 Maurust Simatupang. Enam Makalah Tentang Penerjemahan. (Jakarta: PT.UKI.1993).

14 material in another language (TL). 6 (mengganti bahan teks dalam bahasa sumber dengan bahan teks yang sepadan dalam bahasa sasaran). Newmark (1988) juga memberikan definisi serupa, namun lebih jelas lagi : Rendering the meaning of a text into another language in the way that the author intended the text (menerjemahkan makna suatu teks ke dalam bahasa lain sesuai yang dimaksudkan pengarang). Pada definisi di atas tidak ditemukan tentang makna. Sementara itu secara garis besar terjemahan tidak bisa dipisahkan dari persoalan makna atau informasi. Sebagai ganti dari konsep makna adalah materi tekstual yang sepadan. Kesepadanan yang dimaksud materi tekstual oleh catford tidak harus naskah tulis. Sedangkan Zuhrudin mengatakah bahwa. penerjemahan bisa berasal dari bahasa lisan atau tulisan. 7 Ungkapan lain tentang hakikat penerjemahan yang dikemukakan oleh Juliana House dalam disertasinya mengatakan bahwa penerjemahan adalah penggantian kembali naskah bahasa sasaran yang secara semantik dan pragmatik sepadan. 8 Pada hakikatnya esensi terjemahan itu terletak pada makna dari dua bahasa yang berbeda. 9 Oleh karena itu, house pun menjelaskan bahwa makna ber-aspek semantik erat kaitannya dengan makna denotative, yaitu makna yang terdapat dalam kamus (makna leksikal) dan 6 Rochayah Machali. Pedoman bagi Penerjemah. (Jakarta: PT. Grasindo. Anggota IKAPI. 2000).h. 5 7 Zuhrudin Suryawinata.et. al. Translation (Bahasa Teori dan Penentu Menerjemahkan). Yogyakarta: Knisius. 2003). Cet. Ke-1.h. 11 8 Nurrahman Hanafi. Teori dan Sastra Menerjemahkan.(NTT: Nusa Indah. 1986). Cet. Ke-1.h. 26 9 Ibid. h. 27

15 makna beraspek pragmatik bertautan dengan makna konotatif, yaitu makna yang berarti kiasan. Dengan melihat definisi di atas, baik definisi penerjemahan dalam arti luas atau sempit, baik tinjauan semantik atau linguistik, sekilas masing-masing definisi tersebut berbeda-beda, yang sebenarnya mempunyai muatan yang sama, yaitu adanya persamaan dan penyusuaian pesan yang disampaikan oleh penulis naskah dengan pesan yang diterima pembaca. 2. Jenis Penerjemahan Menerjemahkan pada dasarnya adalah mengubah suatu bentuk menjadi bentuk lain. Bentuk lain yang dimaksud bisa berupa bentuk bahasa sumber atau bahasa sasaran. Secara sederhana, menerjemahkan dapat didefinisikan yaitu, memindahkan amanat dari bahasa sumber kebahasa sasaran, dengan pertama-tama memindahkan dan yang kedua mengungkapkan gaya bahasanya. 10 Dalam praktek menerjemahkan, diterapkan beberapa jenis penerjemahan. Hal itu disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu: a. Adanya perbedaan bahasa sumber dan sistem bahasa sasaran b. Adanya perbedaan jenis materi teks yang diterjemahkan c. Adanya anggapan bahwa terjemahan adalah alat komunikasi d. Adanya perbedaan tujuan dalam menerjemahkan suatu teks Dalam kegiatan menerjemahkan sesungguhnya, keempat faktor tersebut tidak selalu berdiri sendiri dalam arti bahwa ada kemungkinan 10 Widya Martaya. Seni Terjemahan. (Yogyakarta: Knisius. 1991). Cet. Ke-1. h. 11

16 kita menerapkan dua atau tiga jenis penerjemahan sekaligus dalam menerjemahkan sebuah teks. 11 Ada beberapa jenis terjemahan yang dapat kita terapkan dalam kegiatan menerjemahkan. Diantaranya yaitu: a. Penerjemahan Kata Demi Kata Penerjemahan ini disebut juga dengan interlinear translation, yaitu susunan kata bahasa sumber (Bsu) dipertahankan dan kata-kata diterjemahkan satu per satu dengan makna yang paling umum. Metode ini bertujuan untuk memahami mekanisme dalam bahasa sumber (Bsu) maupun untuk menganalasis teks yang sulit sebagai proses penerjemahan. b. Penerjemahan Harfiah Penerjemahan harfiah ini menggunakan metode konversi, yaitu konstruksi gramatikal bahasa sumber (Bsu) dikonversikan ke padanan bahasa sasaran (Bsa) yang paling dekat tetapi kata-kata leksikal masih diterjemahkan kata per kata. Penerjemahan ini memang akan membingungkan pembaca, oleh karena itu, penerjemah harus memberikan keterangan tambahan berupa catata kaki (Foot note). Biasanya metode penerjemahan ini di gunakan dalam menerjemahkan Al Qur an. c. Penerjemahan Setia Penerjemahan ini merupakan proses menghasilkan kembali makna kontekstual bahasa sumber (Bsu) yang tepat, dengan mentransfer kata- 11 M. Rudolf Nababan. Teori Menerjemahkan Bahasa Inggris. (Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 1991). Cet. Ke-1

17 kata cultural dan tetap mempertahankan tingkat ketidakwajaran gramatikal dan leksikal dalam proses penerjemahan. Dalam metode penerjemahan ini, masih mempertahankan kata-kata yang bermuatan budaya, dan diterjemahkan secara harfiah. d. Penerjemahan Semantik Penerjemahan ini sudah lebih luwes, artinya sudah tidak mempertahankan lagi tingkat ketidakwajaran gramatikal dan leksikal dalam proses penerjemahan. Penerjemahan ini masih mempertimbangkan unsur estetika teks Bsu dengan memadukan makna selama masih dalam batas kewajaran. Dibandingkan dengan penerjemahan lain. 12 Penerjemahan semantik lebih fleksibel. e. Penerjemahan Saduran Penerjemahan ini merupakan bentuk terjemahan bebas yang biasa dipakai dalam penerjemahan drama atau puisi. Biasanya antara tema, karakter, dan plot masih dipertahankan, dan peralihan budaya bahasa sumber (Bsu) ke dalam budaya bahasa sasaran (Bsa) ditulis kembali serta diadaptasi ke dalam bahasa sasaran (Bsa). f. Penerjemahan Bebas Penerjemahan ini merupakan metode yang mengutamakan isi dan bahkan mengorbankan bentuk teks bahasa sumber (Bsu). Umumnya penerjemahan ini berbentuk parafrase yang dapat lebih pendek atau 12 Rochayah Machali, Pedoman Bagi Penerjemah (Jakarta: Grasindo, 2000), h. 52.

18 lebih panjang dari teks aslinya dan biasa dipakai di kalangan media masa. g. Penerjemahan Idiomatik Penerjemahan ini dipakai dalam menerjemahkan teks idom atau istilahistilah idiomatis. Penerjemahan ini brtujuan memproduksi pesan dalam teks bahasa sumber (Bsu) dengan menggunakan kesan keakraban dan ungkapan idiomatic yang tidak didapati pada naskah aslinya, sehingga terjadi distorasi nuansa makna. h. Penerjemahan Komunikasi Penerjemahan ini merupakan upaya memberikan makna kontekstual bahasa sumber (Bsu) yang tepat, sehingga isi dan bahasanya dapat diterima dan dimengerti oleh pembaca. Metode ini tetap memperhatikan prinsip-prinsip komunikasi seperti khalayak pembaca dan tujuan penerjemahan, sehingga teks sumber dapat diterjemahkan menjadi beberapa versi. Menurut Manna Al-Qaththan, 13 terjemahan dapat digunakan pada dua arti: 1) Terjemahan Harfiah, yaitu mengalihkan lafal-lafal yang serupa dari suatu bahasa ke dalam lafal-lafal yang serupa dari bahasa lain sedimikian rupa. Sehingga susunan dan tertib bahasa kedua sesuai dengan susunan dan tertib bahasa pertama. 2) Terjemahan Tafsiriyah atau terjemahan maknawiyah, yaitu menjelaskan makna pembicaraan dengan bahasa lain tanpa terikat h. 443. 13 Manna Khalil al Qattan, Studi Ilmu-ilmu al Qur an (Jakarta: Litera Antar Nusa, 1993),

19 dengan tertib kata-kata bahasa asal atau memperhatikan susunan kalimatnya. 3. Tahap-Tahap Penerjemahan a. Tahap Analisis Ketika seseornag ingin menuliskan sesuatu hendaknya ia ingin menyampaikan sesuatu kepada pembacanya. Hal ini juga berlaku bagi teks ekspresif (perwujudan persamaan) seperti puisi. Mustahil seseorang penulis puisi menulis sesuatu tanpa ingin perasaannya diwujudkan dalam puisi tersebut juga dirasakan orang lain. Dengan demikian, setiap teks tentunya bukanlah hal yang sacral. Justru karena tidak sacral itulah maka suatu teks bahasa sumber perlu dianalisis terlebih dahulu sebelum diterjemahkan. Analisis itu bisa berupa pertanayaan seputar teks seperti: apa maksud pengarang menuliskan teks itu? Apakah untuk menjelaskan sesuatu (eksposisi), ataukah untuk bercerita (narasi), atau untuk mempengaruhi pendapat umum (persuasi), ataukah suatu ajakan sendiri? Bagaimana pengarang atau penulis menyampaikan maksud tersebut? Bagaimana pengarang mewujudkan gaya tersebut dalam pemilihan kata, frase, dan kalimat? Sesudah mempunyai gambaran yang jelas, barulah ia dapat memulai proses selanjutnya. b. Tahap Pengalihan Seorang penerjemah dalam tahap ini berupaya untuk menggantikan unsur teks bahasa sumber dengan unsur teks bahasa sasaran yang sepadan. sepadan pada segala unsur dalam teks, baik

20 yang bentuk maupun isinya disepadankan tapi kesepadanan bukanlah kesamaan. 14 Pada tahapan pengalihan, seorang penerjemah mengajukan beberapa pertanyaan sebagai upaya pertimbangan dalam melakukan kegiatan pengalihan. Dianatara pertanyaan tersebut adalah: apakah maksud yang ingin disampaikan pengarang tersebut harus dipertahankan dalam teks terjemahan? Dapatkah penerjemah mengubah maksud dalam teks? Jawaban dasar terhadap pertanyaan ini adalah: penerjemahan harus memeprtahankan maksud yang ingin disampaikan pengarang. Pertanyaan selanjutnya yang mungkin timbul dalam tahap pengalihan ini adalah: bagaimana penerjemah menyampaikan maksud yang sepadan tersebut ke dalam bahasa sasaran? Apakah masih dapat digunakan kalimat-kalimat yang serupa? Misalnya, bagaimana kalimat-kalimat informasi dalalm bahasa sumber dapat tetap terasa membrikan informasi dalam bahasa sasaran? Alat bahasa apakah yang dipergunakan dalam hal ini? Namun, apabila teks sumber yang diterjemahkan sangat sukar dan melibatkan kata-kata yang bermakna ganda. Kata-kata yang mengandung emosi dan sebagainya. Penerjemah dapat saja bolak-balik dari tahap analisis ke pengalihan dan sebaliknya sampai ia yakin yang harus dijalani adalah tahap penyerasian. 14 Rochayah Machali. Pedoman bagi penerjemahan. (Jakarta: PT. Grasindo. 2000).h. 50

21 c. Tahap Penyerasian Pada saat ini penerjemah dapat menyelesaikan bahasanya yang masih terasa kaku untuk disesuaikan dengan kaidah bahasa sasaran. Disamping itu, mungkin juga terjadi penyerasian dalam hal peristilahan, misalnya apakah menggunakan istilah yang umum digunakan ataukah yang baku. Pada tahap penyerasian ini, penerjemah dapat melakukannya sendiri, atau membiarkan orng lain melakukannya. Akan lebih baik apabila penyerasian itu dilakukan oleh orang lain. Ada dua alasan untuk hal ini, pertama, penerjemah biasanya sulit mengoreksi pekerjaannya sendiri, karena secara psikologis ia akan beranggapan bahwa terjemahannya sudah bagus, peristilahannya sudah tepat, bahasanya sudah cukup alamiyah dan wajar, dan sebagainya. Kedua, penerjemahan sebaiknya merupakan pekerjaan suatu team. 15 Dalam hal ini, penerjemah terus menerjemahkan, sedangkan kegiatan penyerasian dilakukan oleh orang lain. Namun tidak ada salahnya apabila penerjemah sendiri yang melakukan penyerasian mereka masing-masing. Kebanyakan masyarakat barat mengerti mengenai ajaran agama islam dan Al-Qur an berdasarkan apa yang telah diterjemahkan oleh kelompok orientalis ke dalam bahasa mereka. Baik mereka pada akhirnya mencaci Al-Qur an atau justru masuk kedalam islam karena terjemahan Al-Qur an tersebut. Dengan adanya penerjemahan yang dilakukan itu, seseorang dapat mempelajari 15 Rochayah Machali. Pedoman bagi penerjemahan. (Jakarta: PT. Grasindo. 2000).h. 50

22 kandungan Al-Qur an terutama bagi mereka yang tidak menguasai bahasa Arab (Al-Qur an) dengan baik. Dengan begitu, penerjemahan Al-Qur an sangatlah penting dan berperan sekali dalam mengkaji lebih dalam segala sesuatu yang terkandung dalam Al-Qur an. 4. Penerjemahan Al-Qur an a. Sejarah Penerjemahan Al-Qur an Al-Qur anul karim telah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa, misalnya latin, Inggris, Perancis, Belanda dan sebagainya. Untuk pertama kalinya Al-Qur an diterjemahkan pada tahun 1143 M, ke dalam bahasa latin, sebagai bahasa ilmu di eropa waktu itu. Al- Qur an masuk ke eropa melalui andalus. Dari terjemahan bahasa latin inilah kemudian Al-Qur an diterjemahkan ke dalam bahasa Itali, Jerman dan Belanda oleh para orientalis barat. Pada umumnya penterjemahan Al-Qur an oleh para orientalis itu mempunyai kecenderungan atau tendensi negatif, yaitu menjelek-jelekkan islam, karena motif mereka bukan untuk menggali dan memahami petunjukpetunjuk Al-Qur an, melainkan demi kepentingan misi mereka menyudutkan islam. Maracci misalnya, ditahun 1689 mengeluarkan terjemahan Al- Qur an ke dalam bahasa latin, dengan teks Arab dan berbagai nukilan dari berbagai tafsir dalam bahasa Arab yang dipilih demikian rupa, ditujukan untuk memberi kesan buruk tentang islam di eropa. Maracci sendiri adalah orang yang pandai, dan dalam menterjemahkan Al-

23 Qur an itu jelas bertujuan menjelek-jelekkan islam dikalangan orangorang Eropa dengan mengambil pendapat ulama-ulama islam sendiri, yang menurutnya menujukkan kerendahan islam. Maracci adalah seorang roma Katolik dan terjemahannya itu ia persembahkan kepada emperor Romawi. Terjemahan Al-Qur an ke dalam bahasa inggris, yang itu pun sesungguhnya sebagai hasil terjemahan dari bahasa perancis, yang dilakukan oleh Du Ryer tahun 1647, untuk pertama kalinya dilakukan oleh A. Ross dan baru diterbitkan beberapa tahun setelah karya Du Ryer itu. Mengingat luasnya tujuan-tujuan terselubung dari para orientalis yang non islam dan anti islam, dalam penterjemahan Al- Qur an, menyebabkan penulis-penulis muslim berusaha menterjemhkan Al-Qur an ke dalam bahasa inggris. sarjana muslim pertama-pertama melakukan penterjemahan Al-Qur an ke dalam bahasa inggris ialah Dr. Muhammad Abdul Hakim Khan, dari Patiala, pada tahun 1905 M. Mirza Hairat dari Delhi juga menterjemahkan Al- Qur an dan diterbitkan di Delhi tahun 1919. Nawab Imadul Mulk Sayid Husein Bilgrami dari Hyderabad Dacca juga menterjemahkan sebagian Al-Qur an. Ia meniggal sebelum menyelesaikannya. Ahmadiyah Qadiani juga menterjemahkan bagian pertama Al-Qur an, pada tahun 1915, Ahmadiyah Lahore juga menerbitkan terjemahan Maulvi Muhammad Ali yang pertama terbit tahun 1917. Terjemahan

24 itu merupakan terjemahan ilmiah yang diberi catatan-catatan yang luas dan pendahuluan serta indek yang cukup. Terjemahan Al-Qur an lain yang perlu disebutkan ialah terjemahan oleh Hafidz Ghulam Sarwar yang diterbitkan tahun 1930. Dalam terjemahannya ia memberikan ringkasan, surat demi surat, bagian demi bagian, tetapi tidak diberinya footnote pada terjemahan itu. Catatan-catatan yang dimaksud kiranya sangat perlu untuk memahami ayat-ayat Al-Qur an. Bahasa Al-Qur an dengan ungkapanungkapan yang kaya akan arti memerlukan catatan-catatan yang memadai. Marmaduke Pichthall juga menterjemahkan Al-Qur an, di terbitkan pada tahun 1930. Ia adalah seorang muslim berkebangsaan inggris yang pandai dan ahli dalam bahasa Arab. Terjemahan ke dalam bahasa non eropa dilakukan ke dalam bahasa-bahasa : Persia, Turki, Urdu, Benggali, Indonesia dan berbagai bahasa timur serta beberapa bahasa Afrika. Terjemahan Al-Qur an pertama dalam bahasa urdu dilakukan ole Syah Abdul Qadir dari Delhi (wafat 1826). Setelah itu banyak juga yang lain menterjemahkan Al- Qur an ke dalam bahasa urdu tersebut, yang pada umumnya terjemahan-terjemahan itu tidak sampai selesai. Di antara terjemahan yang lengkap yang dipergunakan sampai sekarang ialah terjemahan Syah Rafiuddin dari Delhi, Syah Asyraf Ali Thanawi dan Maulvi Nazir Ahmad (wafat 1912). Al-Qur anul karim diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia telah dilakukan oleh Abdul Ra uf Al-Fansuri, seorang ulama dari

25 Singkel, pada pertengahan abad ke-17 M, jelasnya kedalam bahasa melayu. Terjemahan tersebut bila dilihat dari segi ilmu bahasa/tata bahasa Indonesia modern belum sempurna, namun pekerjaan itu sungguh besar artinya, terutama sebagai parintis jalan. Di antara terjemahan yang lain ialah terjemahan yang dilakukan oleh kemajuan islam Yogyakarta, Qur an kejawen dan Qur an sundawiyah, terbitan percetakan A.B. Siti Syamsiah Solo, tafsir Hidayaturrahman oleh K.H. Munawir Khalil, tafsir Al-Qur an Indonesia oleh Prof. Mahmud Yunus (1935), Al Furqan dan tafsir Qur an oleh A. Hasan dari Bandung (1928), tafsir Al-Qur an oleh H. Zainuddin Hamidi Cs (1959), Al Ibris disusun oleh K.H. Bisyri Musthafa dari Rembang (1960), tafsir Qur anul Hakim oleh H.M. Kasyim Bakry Cs (1960) dan lain-lain. Dari terjemahan-terjemahan Al-Qur an tersebut ada yang lengkap dan ada yang tidak selesai. Terjemahan Al-Qur an ke dalam bahasa Indonesia yang kemunculannya menimbulkan pro dan kontra ialah bacaan mulia oleh kritikus sastra H.B. Jassin, yang dalam penterjemahan itu menggunakan pendekatan puitis. Pemerintah RI menaruh perhatian besar terhadap upaya terjemahan Al-Qur an ini. Hal tersebut terlihat semenjak pola I pembangunan semesta berencana, sampai pada masa pemerintahan sekarang ini. Al-Qur an dan terjemahannya yang telah beredar di masyarakat dan yang telah berulang kali dicetak ulang dengan

26 penyempurnaan-penyempurnaan, adalah bukti nyata dari besarnya perhatian pemerintah terhadap penerjemahan Al-Qur an itu. 16 Dalam penerjemahan Al-Qur an terdapat 2 jenis terjemahan, yaitu : 1) Terjemahan Al-Quran Harfiah Terjemahan Al-Quran secara harfiah adalah terjemahan yang dilakukan dengan apa adanya, sesuai dengan susunan dan struktur dari bahasa sumber. Terjemahan harfiah dilakukan dengan cara memahami arti kata demi kata yang terdapat dalam teks terlebih dahulu, setelah benar-benar dipahami kemudian dicari padanannya yang tepat ke dalam Bsa. Muhammad Husain Al-Dzahabi membagi terjemahan harfiah ini dalam dua bagian, yaitu : a) Terjemah harfiah bi Al-Mitsl, yaitu terjemahan yang dilakukan apa adanya, terikat dengan susunan dan struktur bahasa sumber yang diterjemahkan. b) Terjemah Al-Qur an Bighairi Al-Mitsl, pada dasarnya sama dengan terjemahan sebelumnya, hanya saja sedikit lebih longgar keterikatannya dengan susunan dan struktur bahasa sumber yang akan diterjemahkan. 2) Terjemahan Al-Qur an Tafsiriah Terjemahan Al-Qur an secara tafsiriah atau yang lebih dikenal dengan penerjemahan maknawiyah yaitu menjelaskan makna atau arti kata dengan bahasa lain, tanpa terikat dengan tertib kata-kata 16 M. Ali Hasan dan Rif at Syauqi Nawawi. Pengantar Ilmu Tafsir. (Jakarta: PT. Bulan Bintang, 1988).h. 177-180