Perencanaan Tebal Lapis Tambah Perkerasan Lentur Menggunakan Metode Benkelman Beam Pada Ruas Jalan Kabupaten Dairi-Dolok Sanggul, Sumatera Utara

dokumen-dokumen yang mirip
Perbandingan Perencanaan Tebal Lapis Tambah Metode Bina Marga 1983 dan Bina Marga 2011

PERENCANAAN TEBAL PERKERASAN TAMBAHAN MENGGUNAKAN METODE BENKELMAN BEAM PADA RUAS JALAN SOEKARNO HATTA, BANDUNG

Dosen Program Studi Teknik Sipil D-3 Fakultas Teknik Universitas riau

Sumber : SNI 2416, 2011) Gambar 3.1 Rangkaian Alat Benkelman Beam

Jurnal Sipil Statik Vol.4 No.12 Desember 2016 ( ) ISSN:

Teknik Sipil Itenas No. x Vol. xx Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Agustus 2015

LAMPIRAN A DATA HASIL ANALISIS. Analisis LHR

konfigurasi sumbu, bidang kontak antara roda perkerasan. Dengan demikian

Perancangan Tebal Lapis Ulang (Overlay) Menggunakan Data Benkelman Beam. DR. Ir. Imam Aschuri, MSc

STUDI PENGARUH PENGAMBILAN ANGKA EKIVALEN BEBAN KENDARAAN PADA PERHITUNGAN TEBAL PERKERASAN FLEKSIBEL DI JALAN MANADO BITUNG

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XIX Program Studi MMT-ITS, Surabaya 2 November 2013

VARIAN TEBAL LAPIS TAMBAH (OVERLAY) BERDASARKAN FAKTOR KESERAGAMAN (FK) PADA JALAN KELAKAP TUJUH DUMAI-RIAU

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN A. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penyusunan tugas akhir ini adalah sebagai berikut:

Studi Perencanaan Tebal Lapis Tambah Di Atas Perkerasan Kaku

ANALISA BEBAN KENDARAAN TERHADAP DERAJAT KERUSAKAN JALAN DAN UMUR SISA

PENENTUAN TEBAL LAPIS TAMBAH PERKERASAN LENTUR BERDASARKAN LENDUTAN BALIK PADA RUAS JALAN WANAYASA BATAS PURWAKARTA SUBANG ABSTRAK

VARIAN LENDUTAN BALIK DAN OVERLAY JALAN DURI SEI RANGAU

BAB I PENDAHULUAN. satu atau beberapa lapis perkerasan dari bahan-bahan yang diproses, dimana

EVALUASI UMUR LAYAN JALAN DENGAN MEMPERHITUNGKAN BEBAN BERLEBIH DI RUAS JALAN LINTAS TIMUR PROVINSI ACEH

Perbandingan Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Metode Bina Marga 2011 Dengan Metode Jabatan Kerja Raya Malaysia 2013

KAJIAN METODA PERENCANAAN TEBAL LAPIS TAMBAH PERKERASAN LENTUR

TUGAS AKHIR - RC

TUGAS AKHIR. Disusun Oleh: FIQRY PURNAMA EDE

Studi Pengaruh Pengurangan Tebal Perkerasan Kaku Terhadap Umur Rencana Menggunakan Metode AASHTO 1993

B. Metode AASHTO 1993 LHR 2016

Analisis Perencanaan Tebal Lapis Tambah (overlay) Cara Lenduntan Balik Dengan Metode Pd T B dan Pedoman Interim No.

PENGARUH KELEBIHAN BEBAN TERHADAP UMUR RENCANA JALAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Permukaan tanah pada umumnya tidak mampu menahan beban kendaraan

EVALUASI UMUR LAYAN JALAN DENGAN MEMPERHITUNGKAN BEBAN BERLEBIH DI RUAS JALAN LINTAS TIMUR PROVINSI ACEH

Bab V Analisa Data. Analisis Kumulatif ESAL

EVALUASI NILAI KONDISI PERKERASAN JALAN NASIONAL DENGAN METODE PAVEMENT CONDITION INDEX (PCI) DAN METODE BENKELMAN BEAM (BB)

LAPORAN. Ditulis untuk Menyelesaikan Mata Kuliah Tugas Akhir Semester VI Pendidikan Program Diploma III. oleh: NIM NIM.

PENGARUH BEBAN BERLEBIH TERHADAP TEBAL PERKERASAN KAKU METODE DEPKIMPRASWIL 2003

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

PERENCANAAN PENINGKATAN JALAN BATAS DELI SERDANG DOLOK MASIHUL-BATAS TEBING TINGGI PROVINSI SUMATERA UTARA

Institut Teknologi Nasional

III. METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan dijelaskan langkah-langkah perkerasan lentur konstruksi

STA s/d STA TUGAS AKHIR. Oleh BINSAR T.M. PAKPAHAN NIM

ANALISIS TEBAL PERKERASAN LENTUR JALAN BARU MENGGUNAKAN MANUAL DESAIN PERKERASAN JALAN (MDP) 2013

B. Metode AASHTO 1993 LHR 2016

PERENCANAAN LAPIS TAMBAHAN PERKERASAN JALAN DENGAN METODE HRODI (RUAS JALAN MELOLO WAIJELU) Andi Kumalawati *) ABSTRACT

BAB III LANDASAN TEORI

PROYEK AKHIR. PERENCANAAN ULANG PENINGKATAN JALAN PASURUAN-PILANG STA s/d STA PROVINSI JAWA TIMUR

BAB II LANDASAN TEORI

KERUSAKAN YANG TIMBUL PADA JALAN RAYA AKIBAT BEBAN ANGKUTAN YANG MELEBIHI DARI YANG DITETAPKAN

PERENCANAAN TEBAL LAPIS TAMBAH METODE PD T B DAN METODE SDPJL PADA JALAN NASIONAL DI YOGYAKARTA

Wita Meutia Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil S1 Fakultas Teknik Universitas Riau Tel , Pekanbaru Riau,

Teknik Sipil Itenas No.x Vol.xx Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Juli 2014

BAB III METODOLOGI 3.1. Tinjauan Umum 3.2. Tahap Penyusunan Tugas Akhir

EVALUASI KONDISI JALAN UNTUK KEPERLUAN REHABILITASI DAN PEMELIHARAAN

BAB 3 METODOLOGI. Adapun rencana tahap penelitian ini adalah : 1. Penelitian ini dimulai dengan mengidentifikasikan masalah yang dilakukan

PERBANDINGAN TEBAL LAPIS PERKERASAN DENGAN METODE ANALISA KOMPONEN DAN ASPHALT INSTITUTE

Studi Penanganan Ruas Jalan Bulu Batas Kota Tuban Provinsi Jawa Timur Menggunakan Data FWD dan Data Mata Garuda

ANALISIS TEBAL LAPIS TAMBAH DAN UMUR SISA PERKERASAN AKIBAT BEBAN BERLEBIH KENDARAAN (STUDI KASUS RUAS JALAN NASIONAL DI PROVINSI SUMATERA BARAT)

BAB IV METODE PENELITIAN

PERENCANAAN TEBAL LAPIS TAMBAH PERKERASAN LENTUR ( OVERLAY ) DENGAN METODE LENDUTAN BALIK

Fitria Yuliati

(STRENGTH AND LIFE DESIGN ANALYSIS FOR SEMARANG-

KELAS JALAN, MUATAN SUMBU TERBERAT, DAN PERMASALAHAN BEBAN LEBIH KENDARAAN

SKRIPSI KAJIAN PENENTUAN SEGMEN JALAN BERDASARKAN Pd T B, AASHTO (1986), DAN THOMAS (2003)

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISA PENGARUH MUATAN BERLEBIH TERHADAP UMUR RENCANA PERKERASAN JALAN

BAB III METODOLOGI START PERSIAPAN SURVEI PENDAHULUAN PENGUMPULAN DATA ANALISA DATA

PERBANDINGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA PADA PERHITUNGAN TEBAL LAPIS TAMBAH (OVERLAY) DENGAN METODE PD T B DAN ASPHALT INSTITUTE MS-17

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V VERIFIKASI PROGRAM

BAB III LANDASAN TEORI

DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN

PERBANDINGAN KONSTRUKSI PERKERASAN LENTUR DAN PERKERASAN KAKU PADA PROYEK PEMBANGUNAN PASURUAN- PILANG KABUPATEN PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

ANALISIS PERENCANAAN TEBAL LAPIS TAMBAH (OVERLAY) CARA LENDUTAN BALIK DENGAN METODE PD T B DAN PEDOMAN INTERIM NO.002/P/BM/2011 (Skripsi)

BAB III LANDASAN TEORI

PENILAIAN KONDISI PERKERASAN JALAN TERHADAP UMUR LAYAN (Studi Kasus: Ruas Jalan Abepura-Kota Raja Km Km )

B2 STA STA KM

BAB III METODOLOGI 3.1 Metode Pengumpulan Data

Disusun Oleh: AYU ANDRIA SOLIHAT NIM :

Tugas Akhir. untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat sarjana S-1 teknik sipil. diajukan oleh :

AB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

penelitian. Pada penelitian ini subyek ditentukan setelah diadakan survei jalan

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. kerusakan ruas Jalan Pulau Indah, Kupang dari STA 0+00 STA 0+800, maka

KAJIAN METODA PERENCANAAN TEBAL LAPIS TAMBAH PERKERASAN LENTUR RUSTAM MISWANDI

PERENCANAAN TEBAL PERKERASAN LENTUR PADA RUAS JALAN CIJELAG - CIKAMURANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE AASTHO 93

STUDI KARAKTERISTIK PENENTUAN TINGKAT PEMBEBANAN KENDARAAN TERHADAP TEBAL LAPIS PERKERASAN JALAN

JURNAL KARYA TEKNIK SIPIL, Volume 3, Nomor 3, Tahun 2014, Halaman 539

BAB III LANDASAN TEORI A.

ANALISA DEFLECTOMETRY DAN TEBAL LAPIS TAMBAH DENGAN METODE PD T B PADA PERKERASAN LENTUR.

Parameter perhitungan

PERENCANAAN TEBAL LAPIS TAMBAH (OVERLAY) METODE PD T B DAN METODE SDPJL PADA RUAS JALAN KLATEN-PRAMBANAN

PENGARUH BEBAN BERLEBIH TRUK BATUBARA TERHADAP UMUR SISA DAN UMUR RENCANA PERKERASAN LENTUR ABSTRAK

DESKRIPSI PERENCANAAN TEBAL PERKERASAN JALAN MENGGUNAKAN METODE AASHTO

STUDI BANDING DESAIN TEBAL PERKERASAN LENTUR MENGGUNAKAN METODE SNI F DAN Pt T B

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENILAIAN KONDISI PERKERASAN JALAN TERHADAP UMUR LAYAN (Studi Kasus: Ruas Jalan Abepura-Kota Raja Km Km )

ANALISA DESAIN OVERLAY DAN RAB RUAS JALAN PONCO - JATIROGO LINK 032, STA KM

MUHAMMAD ALKHAIRI NIM:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN " LEMBAR PERSEMBAHAN KATA PENGANTAR DAFTAR LAMPIRAN ABSTRAKSI. BAB I. PENDAHULUAN l BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODOLOGI III-1

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Jembatan merupakan sebuah struktur yang dibangun melewati jurang,

Transkripsi:

Reka Racana Teknik Sipil Itenas No.x Vol.xx Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Agustus 2014 Perencanaan Tebal Lapis Tambah Perkerasan Lentur Menggunakan Metode Benkelman Beam Pada Ruas Jalan Kabupaten Dairi-Dolok Sanggul, Sumatera Utara ANDRI WIJAYA 1, HERMAN 2 1 Mahasiswa, Jurusan Teknik Sipil, FakultasTeknikSipil dan Perencanaan Institut Teknologi Nasional, Bandung 2 Dosen, JurusanTeknikSipil, FakultasTeknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Nasional, Bandung Email :andri_wijaya89@ymail.com ABSTRAK Perkerasan suatu jalan yang telah melayani lalu lintas, akan mengalami perubahan pada permukaan jalan dan struktur perkerasan seluruhnya. Untuk itu perlu diberikan lapis tambahan untuk dapat kembali mempunyai nilai kekuatan. Faktor-faktor yang mempengaruhi tebal lapis tambah adalah beban lalulintas, kinerja perkerasan jalan lama, temperatur, dan jenis lapis tambah yang digunakan. Metode perencanaan tebal lapis tambah yang digunakan pada ruas jalan Kabupaten Dairi-Dolok Sanggul, Sumatera Utara adalah metode yang mengacu pada Pedoman Perencanaan Tebal Lapis Tambah Perekarasan Lentur Dengan Metode Bina Marga 2011. Hasil analisis menunjukkan nilai akumulasi ekivalen beban sumbu standar (CESA) adalah 2.694.183 lss/ur/lajur rencana dan tebal lapis tambah masing-masing untuk 161+020 163+220 adalah 19 cm, 163+420 164+420 adalah 22 cm, 164+620 165+820 adalah 17 cm, 166+020 161+220 adalah cm 21, 161+420 162+420 adalah 18 cm. Kata kunci : Perkerasan lentur, tebal lapis tambah, Benkelman Beam ABSTRACT Pavement of a road that has been serving traffic, will be change on the surface layer and pavement structure entirely. So that it have to be giving an overlay to be able to return the strength value. The Factors that influencing overlay are traffic load, the performance of old pavement, temperature, and overlay types. Design of overlay methods used in Dairi-Dolok Sanggul road, North Sumatera is rebound deflection method refers to the design overlay a flexible Pavement with Bina Marga Method 2011. Analysis showed cummulative value equivalent standard axle loads (CESA) is 2.694.183 ESA and overlay of each t, for 161+020 163+220 t is 19 cm, 163+420 164+420 t is Reka Racana - 1

Andri Wijaya, Herman 22 cm, 164+620 165+820 t is 17 cm, 166+020 167+020 t is 21 cm, 167+220 168+220 is 18 cm. Keywords : flexible pavement, overlay, Benkelman Beam 1. PENDAHULUAN Perkerasan suatu jalan yang telah melayani lalu lintas, akan mengalami perubahan pada permukaan jalan dan struktur perkerasan seluruhnya. Untuk itu perlu diberikan lapis tambahan untuk dapat kembali mempunyai nilai kekuatan. Faktor-faktor yang mempengaruhi tebal lapis tambah adalah beban lalulintas, kinerja perkerasan jalan lama, temperatur, dan jenis lapis tambah yang digunakan. Pada tugas akhir ini akan mendesain tebal perkerasan tambahan pada ruas jalan Kabupaten Dairi - Dolok Sanggul Sumatera Utara, dengan menggunakan data hasil survey kelayakan struktur kontruksi perkerasan dari alat Benkelman Beam. 2. TINJAUAN PUKA Konstruksi Perkerasan Lentur (flexible pavement), yaitu perkerasan yang menggunakan aspal sebagai bahan pengikat. Lapisan-lapisan perkerasannya bersifat memikul dan menyebarkan beban lalu lintas ke tanah dasar. Kontruksi perkerasan lentur terdiri dari lapisan-lapisan yang diletakan di atas tanah dasar yang telah dipadatkan, dimana lapisanlapisan tersebut berfungsi untuk menerima beban lalu lintas dan menyebarkannya ke lapisan dibawahnya. (Sukirman, 2010) Menurut metode Bina Marga, konsep pemeliharaan jalan merupakan segala kegiatan penanganan berupa perawatan, rehabilitas, penunjangan dan peningkatan jalan, yang diantaranya adalah perawatan jalan, rehabilitas jalan, penunjangan jalan dan peningkatan jalan. (Haris) Survey kondisi struktur perkerasan jalan dibedakan melalui pemeriksaan destruktif dan pemeriksaan nondestriktif. Pemeriksaaan destruktif dilakukan dengan mengambil benda uji atau pengamatan visual pada tes pit atau sumur uji yang dibuat pada perkerasan jalan lama. Pemeriksaan destruktif kurang disukai karena mengakibatkan kerusakan pada perkerasan jalan lama. Pemeriksaan nondestruktif dilakukan melalui pengujian di atas perkerasan jalan lama tanpa merusak struktur perkerasan jalan lama Benkelman Beam adalah alat untuk mengukur, langsung dan titik belok perkerasan yang menggambarkan kekuatan struktur perkerasan jalan.batang Benkelman Beam pertama kali diperkenalkan oleh A.C.Benkelman pada awal 1950. Batang Beneklman digunakan di Indonesia terbagi menjadi dua bagian dengan sumbu O, seperti pada gambar 2.4, dengan panjang total batang adalah (366 ± 0,16) cm. (Sukirman, 2010) Beban lalulintas adalah beban kendaraan yang dilimpahkan ke perkerasan jalan melalui kontak antara ban dan muka jalan. Beban lalulintas merupakan beban dinamis yang terjadi secara berulang selama masa pelayanan jalan. (Sukirman, 2010). Reka Racana - 2

Perencanaan Tebal Lapis Tambah Perkerasan Lentur Menggunakan Metode Benkelman Beam Pada Ruas Jalan Kabupaten Dairi-Dolok Sanggul, Sumatera Utara 3. ISI DAN PEMBAHASAN 3.1 Bagan alir penelitian yang dilakukan dapat dilihat pada Gambar 1. Gambar 1. Bagan alir penelitian Tahap pertama yang dilakukan dalam melakukan penelitian adalah mencari dan memilih topik permasalahan yang akan menjadi fokus penelitian. Sebelum penelitian dimulai, terlebih dahulu dilakukan studi literatur atau biasa disebut juga tinjauan pustaka. Studi Literatur berisi tentang teori-teori,temuan dan bahan lain yang diperoleh dari acuan yang dijadikan landasan untuk melakukan penelitian. Dalam hal ini, yang ditinjau hanya teori dan metode yang digunakan dalam mendesain tebal perkerasan lentur yaitu metode perencanaan tebal lapis tambah menggunakan data. Data-data untuk merencanakan tebal lapis tambah perkerasan lentur ini diperoleh dari data sekunder, berupa data hasil pengujian dengan alat Benkelman Beam dan data lalu lintas pada ruas jalan Kabupaten Dairi - Dolok Sanggul Sumatera Utara. Pengolahan data dan perhitungan tabal lapis tambah dilakukan berdasarkan prosedur perhitungan pada pedoman perencanaan tebal lapis tambah perkerasan lentur dengan metode Bina Marga 2011, seperti pada Gambar 2. Reka Racana - 3

Andri Wijaya, Herman Gambar 2. Diagram alir perencanaan tebal lapis tambah 3.2 PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS Perencanaan tebal lapis tambah menggunakan metode Bina Marga 2011, memerlukan data nilai CESA dan data nilai rencana. Data-data yang diperlukan untuk menghitung CESA adalah jumlah masing-masing jenis kendaraan, beban sumbu kendaraan, umur rencana dan perkembangan lalu lintas. Sedangkan untuk menghitung nilai rencana diperlukan data hasil pengujian dengan menggunakan alat Benkelman Beam. Data lalu lintas yang diperoleh adalah Lalu lintas Harian Rata-rata (LHR) kendaraan untuk tahun 2012, umur rencana 10 tahun dan faktor perkembangan lalu lintas selama umur rencana 5%, dapat dihitung nilai Commulative Equivalent Axle (CESA) atau akumulasi ekivalen beban sumbu standar selama umur rencana dengan menggunakan rumus 2.7. Data yang diperoleh adalah data dari hasil pengujian Benkelman Beam pada ruas jalan Kabopaten Dairi - Dolok Sanggul dari 161+020 168+220. Pengujian Beankelman Beam dilakukan menggunakan beban sumbu standar 8,2 ton dan jumlah titik pemeriksaan sebanyak 37 titik. Faktor pengaruh muka air tanah (Ca) = 1,2. Reka Racana - 4

Perencanaan Tebal Lapis Tambah Perkerasan Lentur Menggunakan Metode Benkelman Beam Pada Ruas Jalan Kabupaten Dairi-Dolok Sanggul, Sumatera Utara Tabel 1. Jumlah LHR No Jenis Kendaraan LHR 1 Sepeda Motor 2711 2 Pick up dan Mobil penumpang 1076 3 Angkutan (opelet, combi, minibus) 368 4 Bus Kecil 1 5 Bus Besar 0 6 Truk Ringan 2 Sumbu (4 Roda) 2 7 Truk Ringan 2 Sumbu (6 Roda) 258 8 Truk 3 Sumbu (Single) 0 9 Truk 3 Sumbu (Tandem) 166 10 Truk 4 Sumbu 0 11 Truk 5 sumbu (Tandem) 0 12 Truk 5 sumbu (Triple) 0 13 Truk 6 Sumbu 1 14 Kendaraan Tidak Bermotor 2 Nilai CESA dihitung menggunakan rumus 2.7. Perhitungan nilai CESA dapat dilihat pada Tabel 2 dengan menggunakan nilai angka ekivalen dari tabel 2.4 dikarenakan tidak diperolehnya data aktual dari hasil uji lapangan. Untuk desain tebal perkerasan kendaraan sepeda motor dan kendaraan tidak bermotor tidak digunakan, karena beban yang terlalu kecil. Jenis kendaraan Pick up dan Mobil penumpang Angkutan (opelet, combi, minibus) Jumlah Kendara an Tabel 2. Perhitungan Nilai CESA Jumlah hari dalam 1 tahun Angka Ekivalen (E) Koefisien distribusi kendaraa n (C) Faktor hubunga n umur rencana (N) CESA 1.076 365 0,0001 0,5 12,578 247,0 368 365 0,003 0,5 12,578 2.534,2 Bus Kecil 1 365 0,1175 0,5 12,578 269,7 Truk Ringan 2 Sumbu (4 Roda) Truk Ringan 2 Sumbu (6 Roda) Truk 3 Sumbu (Tandem) 2 365 0,2746 0,5 12,578 1.260,7 258 365 2,1974 0,5 12,578 1.301.366,4 166 365 3,6221 0,5 12,578 1.380.191,3 Truk 6 Sumbu 1 365 3,6221 0,5 12,578 8.314,4 2.694.183 Berdasarkan perhitungan data, nilai pada metode Bina Marga 2011 terdapat nilai curvature function untuk nilai curvature function dapat dilihat pada Tabel perhitungan Tabel 3. Pengujian dengan alat Benkelman Beam didapat nilai rata-rata sebesar 1,502 mm dan nilai desain sebesar 1,752 mm. Tabel perhitungan desain dapat dilihat pada Tabel 4dan grafik dapat dilihat pada Gambar 3. Reka Racana - 5

Andri Wijaya, Herman Tabel 3. Perhitungan Lendutan Maksimum Beban Uji (ton) Lendutan (mm) d1 d2 d3 faktor koreksi terhadap temperatur (Ft) faktor koreksi beban gandar (Fk) Curvature Function (CF) 0+000 161+020 8,2 0 0,35 0,65 0,973 0,990 1,502 0,693 0+200 161+220 8,2 0 0,17 0,55 0,973 0,990 1,271 0,878 0+400 161+420 8,2 0 0,40 0,95 0,973 0,990 2,196 1,271 0+600 161+620 8,2 0 0,20 0,52 0,973 0,990 1,202 0,740 0+800 161+820 8,2 0 0,29 0,60 0,973 0,990 1,387 0,716 1+000 162+020 8,2 0 0,33 0,65 0,973 0,990 1,502 0,740 1+200 162+220 8,2 0 0,10 0,20 0,973 0,990 0,462 0,231 1+400 162+420 8,2 0 0,30 0,70 0,973 0,990 1,618 0,924 1+600 162+620 8,2 0 0,20 0,45 0,973 0,990 1,040 0,578 1+800 162+820 8,2 0 0,24 0,60 0,973 0,990 1,387 0,832 2+000 163+020 8,2 0 0,45 0,65 0,973 0,990 1,502 0,462 2+200 163+220 8,2 0 0,30 0,60 0,973 0,990 1,387 0,693 2+400 163+420 8,2 0 0,35 0,78 0,973 0,990 1,803 0,994 2+600 163+620 8,2 0 0,70 0,90 0,973 0,990 2,080 0,462 2+800 163+820 8,2 0 0,61 0,85 0,973 0,990 1,965 0,555 3+000 164+020 8,2 0 0,65 0,95 0,973 0,990 2,196 0,693 3+200 164+220 8,2 0 0,21 0,90 0,973 0,990 2,080 1,595 3+400 164+420 8,2 0 0,75 0,98 0,973 0,990 2,265 0,532 3+600 164+620 8,2 0 0,12 0,25 0,973 0,990 0,578 0,300 3+800 164+820 8,2 0 0,47 0,67 0,973 0,990 1,549 0,462 4+000 165+020 8,2 0 0,18 0,32 0,973 0,990 0,740 0,324 4+200 165+220 8,2 0 0,37 0,58 0,973 0,990 1,341 0,485 4+400 165+420 8,2 0 0,10 0,52 0,973 0,990 1,202 0,971 4+600 165+620 8,2 0 0,35 0,54 0,973 0,990 1,248 0,439 4+800 165+820 8,2 0 0,09 0,22 0,973 0,990 0,508 0,300 5+000 166+020 8,2 0 0,50 0,78 0,973 0,990 1,803 0,647 5+200 166+220 8,2 0 0,38 0,67 0,973 0,990 1,549 0,670 5+400 166+420 8,2 0 0,48 0,85 0,973 0,990 1,965 0,855 5+600 166+620 8,2 0 0,43 0,95 0,973 0,990 2,196 1,202 5+800 167+820 8,2 0 0,63 0,98 0,973 0,990 2,265 0,809 6+000 167+020 8,2 0 0,68 0,90 0,973 0,990 2,080 0,508 6+200 167+220 8,2 0 0,21 0,40 0,973 0,990 0,924 0,439 6+400 167+420 8,2 0 0,29 0,55 0,973 0,990 1,271 0,601 6+600 167+620 8,2 0 0,27 0,63 0,973 0,990 1,456 0,832 6+800 167+820 8,2 0 0,39 0,66 0,973 0,990 1,525 0,624 7+000 168+020 8,2 0 0,28 0,68 0,973 0,990 1,572 0,924 7+200 168+220 8,2 0 0,30 0,42 0,973 0,990 0,971 0,277 Reka Racana - 6

Perencanaan Tebal Lapis Tambah Perkerasan Lentur Menggunakan Metode Benkelman Beam Pada Ruas Jalan Kabupaten Dairi-Dolok Sanggul, Sumatera Utara Tabel 4. Perhitungan Lendutan Desain dl^2 D ratarata (dr) (S) K D desain (mm) 0+000 161+020 1,502 2,257 1,502 0,125 2 1,752 0+200 161+220 1,271 1,616 1,502 0,125 2 1,752 0+400 161+420 2,196 4,821 1,502 0,125 2 1,752 0+600 161+620 1,202 1,444 1,502 0,125 2 1,752 0+800 161+820 1,387 1,923 1,502 0,125 2 1,752 1+000 162+020 1,502 2,257 1,502 0,125 2 1,752 1+200 162+220 0,462 0,214 1,502 0,125 2 1,752 1+400 162+420 1,618 2,617 1,502 0,125 2 1,752 1+600 162+620 1,040 1,082 1,502 0,125 2 1,752 1+800 162+820 1,387 1,923 1,502 0,125 2 1,752 2+000 163+020 1,502 2,257 1,502 0,125 2 1,752 2+200 163+220 1,387 1,923 1,502 0,125 2 1,752 2+400 163+420 1,803 3,250 1,502 0,125 2 1,752 2+600 163+620 2,080 4,327 1,502 0,125 2 1,752 2+800 163+820 1,965 3,859 1,502 0,125 2 1,752 3+000 164+020 2,196 4,821 1,502 0,125 2 1,752 3+200 164+220 2,080 4,327 1,502 0,125 2 1,752 3+400 164+420 2,265 5,130 1,502 0,125 2 1,752 3+600 164+620 0,578 0,334 1,502 0,125 2 1,752 3+800 164+820 1,549 2,398 1,502 0,125 2 1,752 4+000 165+020 0,740 0,547 1,502 0,125 2 1,752 4+200 165+220 1,341 1,797 1,502 0,125 2 1,752 4+400 165+420 1,202 1,444 1,502 0,125 2 1,752 4+600 165+620 1,248 1,558 1,502 0,125 2 1,752 4+800 165+820 0,508 0,259 1,502 0,125 2 1,752 5+000 166+020 1,803 3,250 1,502 0,125 2 1,752 5+200 166+220 1,549 2,398 1,502 0,125 2 1,752 5+400 166+420 1,965 3,859 1,502 0,125 2 1,752 5+600 166+620 2,196 4,821 1,502 0,125 2 1,752 5+800 167+820 2,265 5,130 1,502 0,125 2 1,752 6+000 167+020 2,080 4,327 1,502 0,125 2 1,752 6+200 167+220 0,924 0,855 1,502 0,125 2 1,752 6+400 167+420 1,271 1,616 1,502 0,125 2 1,752 6+600 167+620 1,456 2,120 1,502 0,125 2 1,752 6+800 167+820 1,525 2,327 1,502 0,125 2 1,752 7+000 168+020 1,572 2,470 1,502 0,125 2 1,752 7+200 168+220 0,971 0,942 1,502 0,125 2 1,752 Reka Racana - 7

DEFFLECTION (mm) Andri Wijaya, Herman 2.5 2.0 1.5 1.0 0.5 0.0 160 161 162 163 164 165 166 167 168 169 (km) Lendutan Balik Maksimum Lendutan Balik Rata-Rata Lendutan Balik Desain Segmen Gambar 3. Grafik rata-rata dan desain Secara visual grafik yang dihasilkan dari data hasil pengukuran dan analisis adalah seperti pada gambar 3. Data hasil pengukuran ini kemudian dibagi menjadi beberapa yang memiliki tingkat keseragaman yang hampir sama untuk mendapatkan perencanaan tebal lapis tambah (overlay) yang efektif. Tabel 5. Perhitungan Lendutan Desain Segmen 1 di 161+020 163+220 db^2 D ratarata (S) D desain K CF CF WAKIL 0+000 161+020 1,502 2,256 1,371 0,080 1,532 2 0,693 0,891 0+200 161+220 1,271 1,615 1,371 0,080 1,532 2 0,878 0,891 0+400 161+420 2,196 4,822 1,371 0,080 1,532 2 1,271 0,891 0+600 161+620 1,202 1,445 1,371 0,080 1,532 2 0,740 0,891 0+800 161+820 1,387 1,924 1,371 0,080 1,532 2 0,716 0,891 1+000 162+020 1,502 2,256 1,371 0,080 1,532 2 0,740 0,891 1+200 162+220 0,462 0,213 1,371 0,080 1,532 2 0,231 0,891 1+400 162+420 1,618 2,618 1,371 0,080 1,532 2 0,924 0,891 1+600 162+620 1,040 1,082 1,371 0,080 1,532 2 0,578 0,891 1+800 162+820 1,387 1,924 1,371 0,080 1,532 2 0,832 0,891 2+000 163+020 1,502 2,256 1,371 0,080 1,532 2 0,462 0,891 2+200 163+220 1,387 1,924 1,371 0,080 1,532 2 0,693 0,891 Reka Racana - 8

DEFFLECTION (mm) DEFFLECTION (mm) Perencanaan Tebal Lapis Tambah Perkerasan Lentur Menggunakan Metode Benkelman Beam Pada Ruas Jalan Kabupaten Dairi-Dolok Sanggul, Sumatera Utara 2.5 2.0 1.5 1.0 0.5 0.0 161000 161500 162000 162500 163000 (km) Lendutan Balik MAksimum Lendutan Balik Rata-rata Lendutan Balik Desain Segmen Gambar 4. Grafik rata-rata dan desain 1 Tabel 6. Perhitungan Lendutan Desain Segmen 2 di 163+420 164+420 db^2 D ratarata (S) D desain K CF CF WAKIL 2+400 163+420 1,803 3,250 2,065 0,014 2,092 2 0,994 0,832 2+600 163+620 2,080 4,327 2,065 0,014 2,092 2 0,462 0,832 2+800 163+820 1,965 3,859 2,065 0,014 2,092 2 0,555 0,832 3+000 164+020 2,196 4,821 2,065 0,014 2,092 2 0,693 0,832 3+200 164+220 2,080 4,327 2,065 0,014 2,092 2 1,595 0,832 3+400 164+420 2,265 5,130 2,065 0,014 2,092 2 0,532 0,832 3.0 2.6 2.2 1.8 1.4 1.0 163300 163500 163700 163900 164100 164300 164500 (km) Lendutan Balik Maksimum Lendutan Balik Rata-rata Lendutan Balik Desain Segmen Gambar 5. Grafik rata-rata dan desain 2 Reka Racana - 9

DEFFLECTION (mm) Andri Wijaya, Herman Tabel 7. Perhitungan Lendutan Desain Segmen 3 di 164+620 165+820 db^2 D ratarata (S) D desain K CF CF WAKIL 3+600 164+620 0,578 0,334 1,024 0,084 1,191 2 0,300 0,636 3+800 164+820 1,549 2,398 1,024 0,084 1,191 2 0,462 0,636 4+000 165+020 0,740 0,547 1,024 0,084 1,191 2 0,324 0,636 4+200 165+220 1,341 1,797 1,024 0,084 1,191 2 0,485 0,636 4+400 165+420 1,202 1,444 1,024 0,084 1,191 2 0,971 0,636 4+600 165+620 1,248 1,558 1,024 0,084 1,191 2 0,439 0,636 4+800 165+820 0,508 0,259 1,024 0,084 1,191 2 0,300 0,636 1.8 1.6 1.4 1.2 1.0 0.8 0.6 0.4 0.2 0.0 164400 164900 165400 165900 (km) Lendutan Balik Maksimum Lendutan Balik Rata-rata Lendutan Balik Desain Segmen Gambar 6. Grafik rata-rata dan desain 3 Tabel 8. Perhitungan Lendutan Desain Segmen 4 di 166+020 167+020 db^2 D ratarata (S) D desain K CF CF WAKIL 5+000 166+020 1,803 3,250 1,976 0,036 2,047 2 0,647 0,853 5+200 166+220 1,549 2,398 1,976 0,036 2,047 2 0,670 0,853 5+400 166+420 1,965 3,859 1,976 0,036 2,047 2 0,855 0,853 5+600 166+620 2,196 4,821 1,976 0,036 2,047 2 1,202 0,853 5+800 167+820 2,265 5,130 1,976 0,036 2,047 2 0,809 0,853 6+000 167+020 2,080 4,327 1,976 0,036 2,047 2 0,508 0,853 Reka Racana - 10

DEFFLECTION (mm) DEFFLECTION (mm) Perencanaan Tebal Lapis Tambah Perkerasan Lentur Menggunakan Metode Benkelman Beam Pada Ruas Jalan Kabupaten Dairi-Dolok Sanggul, Sumatera Utara 2.5 2.3 2.0 1.8 1.5 165900 166100 166300 166500 166700 166900 167100 (km) ''Lendutan Balik Maksimum" "Lendutan Balik Rata-rata" "Lendutan Balik Desain Segmen Gambar 7. Grafik rata-rata dan desain 4 Tabel 9. Perhitungan Lendutan Desain Segmen 5 di 167+220 168+220 db^2 D ratarata (S) D desain K CF CF WAKIL 6+200 167+220 0,924 0,855 1,287 0,040 1,366 2 0,439 0,696 6+400 167+420 1,271 1,616 1,287 0,040 1,366 2 0,601 0,696 6+600 167+620 1,456 2,120 1,287 0,040 1,366 2 0,832 0,696 6+800 167+820 1,525 2,327 1,287 0,040 1,366 2 0,624 0,696 7+000 168+020 1,572 2,470 1,287 0,040 1,366 2 0,924 0,696 7+200 168+220 0,971 0,942 1,287 0,040 1,366 2 0,277 0,696 2.0 1.5 1.0 0.5 167000 167200 167400 167600 167800 168000 168200 (km) Lendutan Balik Maksimum Lendutan rata-rata Lendutan Balik Desain Gambar 8. Grafik rata-rata dan desain 5 Reka Racana - 11

Andri Wijaya, Herman Perhitungan tebal lapis tambah menggunakan rumus 2.24 dengan nilai CESA sebesar 2.694.183 lss/ur/lajur rencana, maka didapat tebal lapis dari masing-masing adalah : Tabel 10. Perhitungan desain dan Perhitungan Tebal Lapis Tambah pada 2,3,4 dan 5 K D rata-rata D desain per Td (cm) Tc (cm) Ts (cm) 161+020 163+220 2 1,371 0.080 1,532 10,345 14,283 19 163+420 164+620 2 2,065 0,014 2,092 16,344 14,059 22 164+620 165+820 2 1,024 0,084 1,191 3,939 13,021 17 166+020 167+020 2 1,976 0,036 2,047 15,974 14,143 21 167+220 168+220 2 1,287 0,040 1,366 7,626 13,401 18 4. KESIMPULAN Perhitungan tebal lapis tambah perkerasan lentur (overlay) dengan menggunakan metode Bina Marga 2011 sesuai data yang diperoleh dari hasil pengukuran dengan alat Benkelman Beam pada ruas jalan Kabupaten Dairi Dolok Sanggul, Sumatera Utara dengan umur rancana 10 tahun, faktor perkembangan lalu lintas selama umur rencana 5%, temperatur permukaan beraspal 32 0 C, tebal lapis beraspal 15 cm, temperatur perkerasan rata-rata tahunan 35,2 C diperoleh nilai Cummulative Equivalent Single Axleload (CESA) sebesar 2.694.183 lss/ur/lajur rencana dan tebal lapis tambah masing-masing untuk 161+020 163+220 adalah 19 cm, 163+420 164+620 adalah 22 cm, 164+620 165+820 adalah 17 cm, 166+020 167+020 adalah cm 21, 167+220 168+220 adalah 18 cm. DAFTAR RUJUKAN Haris, S., Pemeliharaan dan Peningkatan Jalan, Diktat Kuliah SI-415 ITENAS, Sukirman, S. (2010), Perencanaan Tebal Struktur Perkerasan Lentur. Reka Racana - 12