By: Yoga & Markus. start

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH KONSENTRASI LARUTAN TERHADAP LAJU PELEPASAN MATERIAL, OVERCUT, DAN TAPERING PADA PROSES ELECTROCHEMICAL

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manufaktur berasal dari bahasa latin manu factus yang artinya made by hand yang pertama kali dikenalkan di

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

Mesin bor otomatis multiguna untuk produksi sangkar burung

BAB III PROSES MANUFAKTUR. yang dilakukan dalam proses manufaktur mesin pembuat tepung ini adalah : Mulai. Pengumpulan data.

1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

Purna Septiaji Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Yogyakarta, 55183, Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Studi Eksperimental Variasi Konsentrasi Elektrolit KCl pada Overcut dan Ketirusan Hasil Drilling Proses ECM

BAB III METODOLOGI PEMBUATAN MESIN ECM SINGLE AXIS. Alat-alat utama yang digunakan pada pembutan mesin ECM ini diantara lain :

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambar 3.1. Gambar desain Front shovel

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

: Teknologi Industri Pembimbing : 1.Dr. Rr Sri Poernomo Sari, ST., MT. : 2.Irwansyah, ST., MT

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

28 Gambar 4.1 Perancangan Produk 4.3. Proses Pemilihan Pahat dan Perhitungan Langkah selanjutnya adalah memilih jenis pahat yang akan digunakan. Karen

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini pada prosesnya dilakukan pada bulan Juli Tahun 2011 sampai. 2. BLK Disnaker Kota Bandar Lampung.

RANCANG BANGUN MESIN PEMECAH BIJI KEMIRI DENGAN SISTEM BENTUR

BAB III METODOLOGI Diagram Alir Tugas Akhir. Diagram alir Tugas Akhir Rancang Bangun Tungku Peleburan Alumunium. Skala Laboratorium.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Gambar 1.1 Tegangan residu pada permesinan konvensional turning (Rech dkk, 2008)

RANCANG BANGUN MESIN PEMECAH BIJI KEMIRI DENGAN SISTEM BENTUR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV PROSES PRODUKSI DAN PENGUJIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

Proses Gerinda. Paryanto, M.Pd. Jur. PT. Mesin FT UNY

BAB IV PROSES PEMBUATAN MESIN

III. METODE PROYEK AKHIR. dari tanggal 06 Juni sampai tanggal 12 Juni 2013, dengan demikian terhitung. waktu pengerjaan berlangsung selama 1 minggu.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS UMUR PAHAT DAN BIAYA PRODUKSI PADA PROSES DRILLING TERHADAP MATERIAL S 40 C

Laporan Tugas Akhir BAB IV MODIFIKASI

BAB III METODE PROYEK AKHIR. Motor dengan alamat jalan raya Candimas Natar. Waktu terselesainya pembuatan mesin

TUGAS MATA KULIAH PERANCANGAN ELEMEN MESIN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI Diagram Alir Tugas Akhir. Diagram alir Tugas Akhir Rancang Bangun Tungku Pengecoran Alumunium. Skala Laboratorium.

FT UNY. Lampiran 1. Gambar Kerja Elemen (3D) Poros Bantalan Poros 1 Rangka 1 Motor Listrik 1 Casing. 26 x 700 ST 50. Plat Eyser Karet Alumunium

III. METODE PEMBUATAN. Tempat pembuatan mesin pengaduk adonan kerupuk ini di bengkel las dan bubut

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB III METODE PEMBUATAN ALAT

MESIN PENGAYAK PASIR (PROSES PRODUKSI)

BAB IV PENGUJIAN ALAT GERINDA SILINDRIS DAN ANALISA

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

RANCANG BAGUN MESIN PENANAM PADI (BAGIAN PROSES PRODUKSI) PROYEK AKHIR

Nama : Roy Simon Npm : Nirm : Pembimbing 1 : Prof. Dr. Syahbuddin Msc, Ph.D

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

PERANCANGAN MESIN POTONG LAS LINGKAR SEMI OTOMATIS DENGAN KETEBALAN MATERIAL POTONG 3-8 MM

BAB I PENDAHULUAN. (ingot) yang diperoleh dari hasil pengolahan biji logam. Biji logam

PERAKITAN ALAT PENGAYAK PASIR SEMI OTOMATIK

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini berlangsung dalam 2 (dua) tahap pelaksanaan. Tahap pertama

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERANCANGAN DAN PERHITUNGAN

RANCANG BANGUN MESIN PEMOTONG SINGKONG DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAM FOLLOWER

Simposium Nasional Teknologi Terapan (SNTT) ISSN : X

BAB III METODE PERANCANGAN DAN PABRIKASI PROTOTIPE PENGUPAS KULIT SINGKONG BERPENGGERAK MOTOR LISTRIK

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

PERANCANGAN MANUFAKTUR MESIN PENGADUK MEDIA TANAM JAMUR

BAB IV PROSESPEMBUATAN MESIN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PEMBUATAN

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH KONSENTRASI LARUTAN TERHADAP LAJU PELEPASAN MATERIAL PADA PROSES ELECTROCHEMICAL MACHINING

BAB III METODOLOGI Diagram Alur Produksi Mesin. Gambar 3.1 Alur Kerja Produksi Mesin

RANCANG BANGUN MESIN PERAJANG TEMBAKAU

BAB II LANDASAN TEORI

A. Pengertian Electrical Discharge Machine

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV PROSES PRODUKSI

BAB I PENDAHULUAN. ( Magnesium ditemukan dalam 60

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV PROSES PRODUKSI DAN PENGUJIAN

BAB I PROSES MANUFAKTUR

ANALISIS PEMOTONGAN RODA GILA (FLY WHEEL) PADA PROSES PEMESINAN CNC BUBUT VERTIKAL 2 AXIS MENGGUNAKAN METODE PEMESINAN KERING (DRY MACHINING)

BAB IV PROSES PENGERJAAN DAN PENGUJIAN

BAB II LANDASAN TEORI

Proses Manufaktur Komponen Dinamis Pada Mesin Pengiris multi hortikultura. Oleh : BENY SANTOSO

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

DASAR PROSES PEMOTONGAN LOGAM

JUDUL : PEMBUATAN ALAT PENGUKUR KEKASARAN PERMUKAAN BENDA KERJA HASIL PROSES PEMESINAN YANG DIAPLIKASIKAN PADA KOMPUTER

TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN MESIN PENCACAH GELAS PLASTIK. Oleh : RAHMA GRESYANANTA FABIAN SURYO S Pembimbing

RANCANG BANGUN MESIN PENGADUK SERBUK KAYU DENGAN RESIN POLIMER MENGGUNAKAN PENGGERAK MOTOR LISTRIK

BAB III PEMBUATAN DAN GAMBAR

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian merupakan suatu metode tentang segala kegiatan yang dilakukan dalam suatu penelitian.

Proses Permesinan Konvensional Semester 2 - Tahun 2017

Setyo Wahyu Pamungkas Eko Pristiwanto

BAB III METODOLOGI PENELITIAN DAN DESAIN MESIN PERAJANG TEMBAKAU

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH VARIASI JENIS MATERIAL ELEKTRODA TERHADAP PEFORMANSI PEMESINAN DRILLING EDM MENGGUNAKAN EDM TIPE RELAKSASI (RC)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Produksi Jurusan Teknik Mesin

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

Transkripsi:

By: Yoga & Markus start

ABSTRAK Pada saat ini jika ingin membuat suatu profil yang mudah pada benda kerja, kebanyakan orang masih menggunakan mesin gerinda konvensional. Bila kita menggunakan mesin gerinda konvensional, mungkin pada pengerjaannya bisa memakan waktu yang relatif lama, bisa terjadi distorsi i pada permukaannya, dll. Dengan menggunakan electrochemical grinding, kita bisa menutupi kerugian-kerugian tersebut dan menambahkan kelebihan seperti proses pengerjaannya lebih cepat, bisa digunakan untuk segala jenis benda kerja yang bersifat konduktif, dll.

LATAR BELAKANG Tugas Akhir dengan judul Rancang Bangun Mesin Electrochemical Grinding kami susun berdasarkan pengamatan di pabrik industri i yang berskala besar yang sekarang ini juga mempunyai tuntutan pengerjaan benda yang lebih rumit dan kemungkinan besar akan menemui kesulitan jika. Dikerjakan dengan mesin konvensional.

Dalam perencanaan Rancang Bangun Mesin Electrochemical Grinding ini muncul beberapa permasalahan antara lain : a) Bagaimana cara merancang elemen-elemen mesin pada mesin electrochemical grinding ini. b) Bagaimana cara menghitung proses mekanisme kerja batu gerinda ke benda kerja.

Tujuan dari perencanaan alat ini adalah 1. Membuat prototype mesin Electrochemical Grinding sesuai hasil perancangan dan perhitungan sebagai hasil realisasi teori ke dalam bentuk nyata. Mampu menghitung daya yang digunakan dalam proses pengeboran. 2. Diharapkan aap a hasil dari proses poses pemesinan es dengan ECG lebih cepat dibandingkan dengan mesin gerinda konvensional.

Dalam tugas akhir ini perlu adanya batasan-batasan permasalahan yang digunakan agar tidak meluas. Adapun batasan masalah yang diambil : 1. Benda kerja menggunakan besi dengan dimensii 25x12x115 115 mm. Komponenkomponen kelistrikan tidak dibahas atau tidak dijelasakan dalam bab. 2. Electrolit yang digunakan dalam mesin ini adalah NaCl. 3. Power supply menggunakan mesin las DC 75 A 4. Batu gerinda menggunakan jenis batu gerinda potong dengan dimensi 110x2x20 mm.

Proses ini berisikan tentang: Metodologi Sket alat Cara a kerja ejaaa alat

Pengumpulan data dan referensi Perencanaan design mesin Pemilihan bahan Pembuatan mesin tidak Pengujian mesin Hasil A ya Pembahasan

Prinsip Kerja Prinsip kerja Electrochemical Grinding ini pada awalnya adalah pelarutan material benda kerja oleh cairan elektrolit. Batu gerinda yang konduktif dihubungkan pada katode (-) dari power supply (DC), dan benda kerja yang mana juga konduktif dihubungkan pada anode (+). Dengan begitu arus listrik akan mengalir diantara katode dan anode, sementara itu cairan elektrolit akan melakukan proses pengerjaan dengan cara pelarutan anodis (anodic dissolution) pada benda kerja. Batu gerinda abrasivenya dengan cepat akan menyapu material benda kerja yang telah teroksidasi. Maka dari itu, tidak akan terjadi tegangan sisa atau burr pada daerah pemotongan.

1. Telah berhasil membuat prototype mesin Electrochemical Grinding sesuai dengan perencanaan. Daya yang dibutuhkan untuk proses gurdi dengan motor DC 12 V kecepatan putar 8000 rpm dengan diameter 2,5 mm adalah sebesar 10,46 W 2. Mesin Electrochemical Grinding dapat mencapai hasil yang diinginkan dengan power supply sebesar 75A A, yaitu : MRR Gerinda Konvensional :18 mm 3 /min MRR Electrochemical Grinding : 105 mm 3 /min

Adapun saran yang dapat diberikan sebagai upaya perbaikan masa yang akan datang, yaitu: 1. Untuk pengembangan g lebih lanjut, akan lebih baik jika motor yang digunakan adalah motor listrik, sehingga dapat digunakan secara kontinyu. 2. Untuk mendapatkan kecepatan makan yang konstan, sebaiknya proses pemakanan menggunakan daya motor. 3. Sebaiknya pangkal mesin dan selang terbuat dari bahan yang anti korosi, karena cairan elektrolit lit bersifat korosif.