Oleh : CUCU HAYATI NRP. 3606 100 018 Dosen Pembimbing Ir. Putu Rudy Setiawan, MSc PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2010
Latar Belakang SOSIAL Demografi Urban Sprawl Terhadap Wilayah Pinggiran Tata Guna Lahan (permukiman, industri) FISIK URBAN SPRAWL EKONOMI Perubahan Struktur ekonomi (primer sekunder tersier) Fisik/ Tata Guna Lahan 1. Pertumbuhan Kegiatan Baru (permukiman, industri, perjas) 2. Perubahan proporsi DESA KOTA Sosial-Ekonomi 1. Pertumbuhan jumlah penduduk 2. Perubahan Struktur Ekonomi : primer sekunder tersier 3. Peningkatan aksesibilitas Tugas Akhir PW09-1333 * Cucu Hayati 3606100018
Latar Belakang PROSES URBAN SPRAWL DI SURABAYA-GRESIK Tahun 1969-1981 (URDI, 2007) Surabaya berada pada titik jenuh pertumbuhan Peluberan kegiatan perkotaan ke daerah pinggiran Perubahan Fisiko Spasial dari kedesaan menjadi kekotaan kemampuan daya dukung spasial pinggiran Perubahan proporsi lahan non pertanian semakin meningkat dibanding pertanian Perubahan pola bermukim penduduk perkembangan permukiman pada bagianbagian kota tidaklah sama, tergantung pada karakteristik kehidupan masyarakat, potensi sumber daya (kesempatan kerja) yang tersedia, kondisi fisik alami serta fasilitas kota yang terutama berkaitan dengan transportasi dan komunikasi (Koestoer, 2001). Perubahan struktur ekonomi Transfer tenaga kerja dari sektor primer ke sekunder atau dari sektor sekunder ke tersier perubahan kegiatan ekonomi dari sektor primer ke sekunder atau dari sektor sekunder ke tersier Tumbuh kegiatan industri baru seiring dengan perkembangan perumahan dengan harga terjangkau (karyawan) pengembangan infrastruktur regional Sumber : Teori : Yunus, 2005 ; Koestoer, 2001 Fakta Empiri : Dokumen FA - RTRW Kabupaten Gresik Tahun 2004-2014 Kec. Driyorejo, Kec. Menganti, Kec. Cerme, Kec. Kebomas Tugas Akhir PW09-1333 * Cucu Hayati 3606100018
Tambak di Kec. Cerme Tipe Perumahan di Kec. Cerme Urban sprawl Surabaya ke arah pinggiran Gresik mengindikasikan adanya perubahan elemen-elemen permukiman di pinggiran dengan diikuti perubahan struktur ekonomi. Tingkat pengaruh perubahan tersebut memberi dampak yang berbeda bagi tiap wilayah pinggiran, sehingga memberikan indikasi tingkat kemakmuran wilayah ataupun masyarakatnya. Zonifokasi kawasan pinggiran belum dilakukan sehingga dirasa perlu membedakan masing-masing wilayah pinggiran/kecamatan ditinjau dari aspek permukiman dan aspek struktur ekonomi yang sesuai (tipologi). Rumusan Masalah : Bagaimanakah penentuan tipologi wilayah pinggiran Gresik-Surabaya ditinjau dari aspek permukiman dan aspek struktur ekonomi. Tujuan penelitian : menyusun tipologi wilayah pinggiran Gresik-Surabaya. Utilitas air Bersih di Wil. Penelitian Kondisi Jalan di Wil. PEnelitian Sasaran Penelitian : Perumusan Kriteria Penentu Tipologi Wilayah Pinggiran Gresik-Surabaya. Penentuan Tipologi Wilayah Pinggiran Gresik-Surabaya. Tugas Akhir PW09-1333 * Cucu Hayati 3606100018
Ruang Lingkup Tugas Akhir PW09-1333 * Cucu Hayati 3606100018
Tinjauan Teori Dirjen Penataan Ruang (2006) mengelompokkan kawasan pinggiran dalam tiga kategori atau tipologi : Tipologi Penyederhanaan Karakteritik Variabel Input Penelitian Predominantly Urban 1. Perumahan berkepadatan tinggi 1. Kepadatan rumah 2. Proporsi lahan permukiman 3. Kepadatan penduduk 2.Lahan untuk perdagangan dan jasa 4. Proporsi lahan perdagangan dan jasa 3. Industri ringan/manufaktur 5. Proporsi lahan industri 4. Kegiatannya lebih berciri urban 6. Struktur ekonomi penduduk (di sektor primer, sekunder dan tersier) 5. Akses ke kota inti relatif baik 1. Aksesibilitas 2. Proporsi luas lahan untuk jalan Semi Urban 1. Perumahan hunian berkepadatan sedang 1. Kepadatan rumah 2. Proporsi lahan permukiman 3. Kepadatan penduduk 4. Proporsi lahan industri 2. Guna lahan campuran antara rural dan urban 3. Sebagian besar penggunaan lahan 5. Proporsi lahan pertanian masih berupa pertanian dan ladang 4. Industri berorientasi tenaga kerja 6. Struktur ekonomi penduduk (di sektor primer, sekunder dan tersier) 5. Akses ke kota inti terbatas 7. Aksesibilitas 8. Proporsi luas lahan untuk jalan Sumber : Metropolitan di Indonesia, Dirjen Penataan Ruang 2006 Tugas Akhir PW09-1333 * Cucu Hayati 3606100018
Dirjen Penataan Ruang (2006) mengelompokkan kawasan pinggiran dalam tiga kategori atau tipologi : Tipologi Penyederhanaan Karakteritik Variabel Input Penelitian Potential Urban 1. Ciri utamanya masih berkarakteristik rural 2. Kepadatan masih rendah, kegiatan 1. Struktur ekonomi penduduk (di sektor primer, sekunder dan tersier) cenderung ke pertanian dan 2. Proporsi lahan industri perkebunan serta masih banyak lahan 3. Proporsi lahan pertanian belum terbangun 4. Kepadatan rumah 5. Proporsi lahan lahan permukiman 6. Kepadatan penduduk 3. Tidak berbatasan langsung dengan kota inti 4. Tersedia aksesibilitas berupa jaringan jalan atau kereta api melalui kawasan 5. Akses ke kota ini terbatas, hampir tidak ada 1. Aksesibilitas 2. Proporsi luas lahan untuk jalan
Sumber : Hasil Analisis Penulis Dari Tinjauan Teori Sintesa Kajian Pustaka No. Sumber Indikator yang diperoleh dari Teori Variabel yang digunakan dalam Penelitian 1. Freeman (1974) 1. proporsi fasilitas permukiman 1. Penggunaan lahan : 2. proporsi fasilitas perniagaan 3. proporsi industry 4. pergerakan manusia 2. Dirjen Penataan Ruang (2006) 3. Grigg, 2000 dalam Pritiwati, 2009 1. kepadatan penduduk 2. proporsi jumlah rumah terhadap lahan perumahan 3. proporsi lahan perumahan terhadap luas wilayah 4. proporsi lahan perdagangan dan jasa terhadap luas wilayah 5. proporsi lahan industri terhadap luas wilayah 6. proporsi luas lahan untuk jalan terhadap luas wilayah 7. proporsi lahan pertanian terhadap luas wilayah. Infrastruktur perkotaan: 1. Jaringan air bersih 2. Jaringan listrik 3. Jaringan drainase 4. Jaringan jalan 5. Instalasi pengolahan air limbah 6. Sarana persampahan 7. Jangkauan pelayanan Pusat Pertokoan Lingkungan/ Pasar Lingkungan a. Proporsi lahan industri b. Proporsi lahan permukiman c. Proporsi lahan perdagangan dan jasa d. Proporsi lahan pertanian e. Proporsi luas lahan untuk jalan 2. Kepadatan Penduduk 3. Kepadatan Rumah 4. Pelayanan Infrastruktur perkotaan : a. Pelayanan air bersih (PDAM) b. Pelayanan listrik (PLN) c. Pelayanan Pusat Pertokoan Lingkungan/ Pasar Lingkungan Tugas Akhir PW09-1333 * Cucu Hayati 3606100018
Sumber : Hasil Analisis Penulis Dari Tinjauan Teori No. Sumber Indikator yang diperoleh dari Teori Variabel yang digunakan dalam Penelitian 4. Bahr dalam Koestoer, 2001 1. kesempatan kerja 5. Struktur Ekonomi Penduduk : 2. aksesibilitas terhadap fasilitas a. Tenaga kerja sektor primer 5. John Friedman dalam Yunus 1. kegiatan ekonomi wilayah b. Tenaga kerja sektor sekunder (2008), 2. pendapatan per kapita c. Tenaga kerja sektor tersier Robinson Tarigan (2005) 3. mata pencaharian penduduk 6. Aksesibilitas, berdasarkan mutu jalan : Paul Baran dalam Kuncoro 4. infrastruktur a. Kondisi jalan aspal (2000) 5. aksesibilitas b. Kondisi jalan coor/ paving 6. Clark dalam Nasoetion 1. peningkatan produktivitas tenaga kerja di c. Kondisi jalan tanah (1991) setiap sektor. 7. Aksesibilitas, berdasarkan kelas jalan : 2. transfer tenaga kerja dari sektor yang a. Akses jmenuju jalan arteri produktivitas tenaga kerjanya rendah ke b. Akses menuju jalan kolektor sektor yang produktivitas tenaga kerjanya lebih tinggi. c. Akses menuju jalan lokal 7. Kuznets dalam Chenery (1979) 1. Permintaan agregat 2. Perdagangan luar negeri(ekspor dan impor) 3. Penawaran agregat (produksi dan penggunaan faktor-faktor produksi, seperti tenaga kerja dan modal) 8. Adisasmita (2006) 1. Pendapatan Per Kapita (PDRB) 2. Ketimpangan Pendapatan 3. Perubahan Struktur Perekonomian 4. Pertumbuhan Kesempatan Kerja 5. Tingkat Ketersediaan dan Penyebaran Kemudahan Sintesa Kajian Pustaka
Sintesa Studi/ Penelitian Tentang Perubahan Struktur Ekonomi Kota No. Sumber Indikator/ Variabel Hasil Kajian 1. Nadjib (2001) 2. Koestoer (2001) 1. Aksesibilitas 2. Pertumbuhan proporsi perumahan 1. penyebaran sektor-sektor ekonomi kota 2. persebaran penduduk. Sumber : Hasil Analisis Penulis Dari Studi/penelitian terkait Studi ini memberikan gambaran perubahan spasial ekonomi kota diikuti perubahan proporsi rumah dan tingkat aksesibilitas terhadap sarana prasarana. Studi ini memberi gambaran dinamika perkembangan spasial wilayah perkotaan berdasarkan penyebaran permukiman (ditandai dengan pola penyebaran penduduk) dan pembangunan ekonomi kota (ditandai dengan penyebaran sektorsektor ekonomi kota). Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan rasionalisme. Dalam penelitian ini, pendekatan rasionalisme digunakan dalam menyusun kerangka konseptualisasi teoritik dan dalam pemaknaan hasil penelitian (Muhadjir,1990 dalam Pristiwati, 2009). Tugas Akhir PW09-1333 * Cucu Hayati 3606100018
Tahapan Analisis Data No. Sasaran Tahapan Analisis 1. Perumusan kriteria dalam Penentuan Tipologi Wilayah Penelitian 2. Penentuan Tipologi Wilayah Penelitian 1. Penentuan stakeholder penentu kriteria dan tipologi. Output : pakar atau ahli yang memiliki peran penting dalam penentuan tipologi. Metode/ Teknik Analisis Analisis Stakeholder 2. Penentuan dan penilaian terhadap sub variabel penelitian untuk menentukan kriteira penentu tipologi wilayah penelitian. Output : kriteria penentu tipologi wilayah penelitian. Analisis Delphi 3. Perumusan indikator penentu tipologi wilayah pinggiran berdasarkan perkembangan permukiman dan perubahan 1. Analisis Data Kuartil. struktur ekonomi di wilayah penelitian Output : indikator penentu tipologi wilayah penelitian. 2. Perumusan berdasarkan SPM Dirjen PU. 1. Penentuan nilai atau pemberian bobot kepada kriteira penentu tipologi wilayah penelitian dengan menggunakan metode analisis AHP. Output : nilai/ bobot kriteria penentu tipologi wilayah penelitian. 2. Pengklasifikasian atau penentuan tipologi wilayah pinggiran menjadi 3 tipologi (Predominantly Urban, Semi Urban, Potential Urban). Analisis pada tahun 2004, 2006 dan 2008. Output : a. Wilayah penelitian yang berada pada 3 kategori Predominantly Urban, Semi Urban, Potential Urban. b. Pola tipologiwilayah penelitian dari tahun 2004-2008 Analisis AHP ArcGIS 9.3
1. Perumusan kriteria dalam Penentuan Tipologi Wilayah Penelitian a. Penentuan stakeholder penentu kriteria dan tipologi. Pengaruh Stakeholders terhadap penentuan TIPOLOGI WILAYAH PINGGIRAN BERDASARKAN PERKEMBANGAN PERMUKIMAN DAN PERUBAHAN STRUKTUR EKONOMI DI DAERAH PINGGIRAN GRESIK- SURABAYA Pentingnya Aktivitas Stakeholders yang mempengaruhi penentuan TIPOLOGI WILAYAH PINGGIRAN BERDASARKAN PERKEMBANGAN PERMUKIMAN DAN PERUBAHAN STRUKTUR EKONOMI DI DAERAH PINGGIRAN GRESIK- SURABAYA 0 1 2 3 4 5 0 1 2 3 Tokoh masyarakat 4 Badan Penanaman Modal dan Perizinan Dinas Perhubungan 5 Dinas Tenaga Kerja, Dinas Pertanian PDAM PLN Bappeda Dinas PU Cipta Karya BPN Kepala Kecamatan Kebomas Kepala Kecamatan Menganti Kepala Kecamatan Cerme Kepala Kecamatan Driyorejo Akademisi Bidang Ekonomi Pembangunan Akademisi Bidang Permukiman
1. Perumusan kriteria dalam Penentuan Tipologi Wilayah Penelitian b. Penentuan dan penilaian terhadap sub variabel penelitian untuk menentukan kriteria penentu tipologi wilayah penelitian (Hasil Wawancara Putaran I) No. Sub Variabel/ Variabel Staf Bappeda Kab. Gresik Kasubsi Penatagunaa n Tanah & Kawasan Tertentu Kasi Ekobang Camat Kec. Menganti Camat Kec. Cerme Kasi Trantib Kec. Driyorejo Staf Perencanaan Program Dinas PU Akademisi Bidang Ekonomi Pembanguna Akademisi Bidang Permukiman 1. Penggunaan Lahan : Proporsi lahan permukiman S S S S S S S S S Proporsi lahan industri S S S S S S S S S Proporsi lahan perdagangan dan jasa S S S S S S S S S Proporsi lahan pertanian S S S S S S S S S Proporsi luas lahan untuk jalan TS TS S TS TS S S S TS 2. Pelayanan Infrastruktur Perkotaan: Pelayanan air bersih (PDAM) S S S S S S S S S Pelayanan listrik (PLN) S S S S S S S S S Pelayanan Pusat Pertokoan Lingkungan/ Pasar Lingkungan S S S S S S S S S 3. Struktur Ekonomi Penduduk : Jumlah tenaga kerja pada sektor primer S S S S S S S S S Jumlah tenaga kerja pada sektor sekunder S S S S S S S S S Jumlah tenaga kerja pada sektor S S S S S S S S S
1. Analisis Perumusan Kriteria dalam Penentuan Tipologi Wilayah Penelitian b. Penentuan dan penilaian terhadap sub variabel penelitian untuk menentukan kriteria penentu tipologi wilayah penelitian (Hasil Wawancara Putaran I) No. Sub Variabel/ Variabel Staf Bappeda Kab. Gresik Kasubsi Penatagunaan Tanah & Kawasan Tertentu (BPN) Kasi Ekobang Kec. Kebomas Camat Kec. Menganti Camat Kec. Cerme Kasi Trantib Kec. Driyorejo Staf Perencanaan Program Dinas PU Kab. Gresik Akademisi Bidang Ekonomi Pembangunan Akademisi Bidang Permukiman 4. Aksesibilitas berdasarkan mutu jalan : Proporsi jalan aspal S S S S S S S S S Proporsi jalan coor/ paving S S S S S S S S S Proporsi jalan tanah S S S S S S S S S 5. Aksesibilitas berdasarkan kelas jalan : Akses menuju jalan arteri S S S S S S S S S Akses menuju jalan kolektor S S S S S S S S S Akses menuju jalan lokal S S S S S S S S S 6. Kepadatan wilayah : Kepadatan Rumah S S S S S S S S S Kepadatan Penduduk S S S S S S S S S
1. Perumusan kriteria dalam Penentuan Tipologi Wilayah Pinggiran Berdasarkan Perkembangan Permukiman dan Perubahan Struktur Ekonomi Wilayah c. Penentuan dan penilaian terhadap sub variabel penelitian untuk menentukan kriteria penentu tipologi wilayah penelitian (Hasil Wawancara Putaran II) No. Sub Variabel/ Variabel Staf Bappeda Kab. Gresik Kasubsi Penatagunaan Tanah & Kawasan Tertentu (BPN) Kasi Ekobang Kec. Kebomas Camat Kec. Menganti Camat Kec. Cerme Kasi Trantib Kec. Driyorejo Staf Perencanaan Program Dinas PU Kab. Gresik Akademisi Bidang Ekonomi Pembangunan Akademisi Bidang Permukiman 1. Penggunaan Lahan : Proporsi luas lahan untuk jalan TS TS TS TS TS TS TS TS TS 2. Pelayanan Infrastruktur Perkotaan: Kesehatan S S S S S S S S S Sekolah S S S S S S S S S
1. Perumusan kriteria dalam Penentuan Tipologi Wilayah Penelitian d. SimpulanKriteria Analisis Putaran I : terdapat perbedaan pendapat/ belum terjadi konsensus dalam merumuskan Kriteria yaitu sub variabel Proporsi luas lahan untuk jalan sub variabel baru yaitu fasilitas umum bidang kesehatan dan sekolah yang dijadikan bahan eksplorasi di wawancara II. sub variabel yang akan dieksplorasi pada wawancara II adalah sebagai berikut : Pada variabel Penggunaan Lahan, yaitu sub variabel Proporsi Luas Lahan Untuk Jalan Pada variabel Pelayanan Infrastruktur Perkotaan, yaitu sub variabel Fasilitas Umum Kesehatan dan Sekolah Analisis Putaran II : Proporsi luas lahan untuk jalan, dimana sub variabel ini tidak dapat dijadikan kriteria penentu tipologi pada penelitian ini. Kesehatan (Puskesmas), dimana sub variabel ini dapat dijadikan kriteria penentu tipologi pada penelitian ini. Sekolah (SMA), dimana sub variabel ini dapat dijadikan kriteria penentu tipologi pada penelitian ini.
Sumber : Analisis, 2010 e. Indikator Penentu Tipologi Wilayah Penelitian Tipologi No. Sub Variabel/ Variabel Predominantly Urban Semi Urban Potensial Urban 1. Penggunaan Lahan : a. Proporsi lahan permukiman b. Proporsi lahan industri c. Proporsi lahan perdagangan dan jasa d. Proporsi lahan pertanian 2. Pelayanan Infrastruktur Perkotaan: a. Pelayanan air bersih (PDAM) b. Pelayanan listrik (PLN) c. Pelayanan Pusat Pertokoan Lingkungan/ Pasar Lingkungan 62.76% lahan adalah permukiman 0.0301 % adalah lahan industri 12.65% lahan adalah perdagangan & jasa 7.87% lahan adalah pertanian 16.25%-62.75% lahan adalah permukiman 0.03% 0.001% adalah lahan industri 3.1 21% - 12.64% lahan adalah perdagangan & jasa 74.89% - 7.88% lahan adalah pertanian 16.24% lahan adalah permukiman 0 % adalah lahan industri 3.12 % lahan adalah perdagangan & jasa 74.90% lahan adalah pertanian RT 55% RT 55% RT =0 PELAYANAN OPTIMAL PELAYANAN RENDAH TIDAK TERLAYANI RT 100% 0% RT 99% RT = 0 PELAYANAN OPTIMAL PELAYANAN RENDAH TIDAK TERLAYANI Dalam radius 2000 meter Radius 2000 4000 meter 4000 meter d. Puskesmas Dalam radius 1500 meter Radius 1500-3000 meter 3000 meter e. SMA Dalam radius 1500 meter Radius 1500-3000 meter 3000 meter
e. Indikator Penentu Tipologi Wilayah Penelitian Tipologi No. Sub Variabel/ Variabel Predominantly Urban Semi Urban Potensial Urban 3. Struktur Ekonomi Penduduk : a. Jumlah tenaga kerja pada sektor primer b. Jumlah tenaga kerja pada sektor sekunder c. Jumlah tenaga kerja pada sektor tersier 4. Aksesibilitas berdasarkan mutu jalan : a. Akses menuju jalan aspal b. Akses menuju jalan coor/ paving c. Akses menuju jalan tanah 2.46% penduduk bekerja di sektor primer 27.50% penduduk bekerja di sektor sekunder 86.03 % penduduk bekerja di sektor tersier 13.69-2.47% penduduk bekerja di sektor primer 4.92% - 27.49% penduduk bekerja di sektor sekunder 64.15%-86.02% penduduk bekerja di sektor teriser Dalam radius 1500 meter Radius 1500-3000 meter 3000 meter Dalam radius 1500 meter Radius 1500-3000 meter 3000 meter Dalam radius 1500 meter Radius 1500-3000 meter 3000 meter 13.70% penduduk bekerja di sektor primer 4.901% penduduk bekerja di sektor sekunder 64.14% penduduk bekerja di sektor tersier Sumber : Hasil Analisis Data Kuartil dgn SPSS 16.0, 2010
e. Indikator Penentu Tipologi Wilayah Penelitian Tipologi No. Sub Variabel/ Variabel Predominantly Urban Semi Urban Potensial Urban 5. Aksesibilitas berdasarkan kelas jalan : a. Akses menuju jalan arteri b. Akses menuju jalan kolektor c. Akses menuju jalan lokal 6. Kepadatan wilayah : a. Kepadatan Rumah Kepadatan tinggi, dimana terdapat 200 rumah per 1 Ha lahan. b. Kepadatan Penduduk Kepadatan tinggi dimana suatu wilayah hanya mampu memenuhi kebutuhan ruang tiap jiwa penduduk maksimal 10 m2 per jiwa. Dalam radius 1500 meter Radius 1500-3000 meter 3000 meter Dalam radius 1500 meter Radius 1500-3000 meter 3000 meter Dalam radius 1500 meter Radius 1500-3000 meter 3000 meter Kepadatan sedang dimana terdapat 199 142 rumah per 1 Ha lahan. Kepadatan sedang dimana suatu wilayah mampu memenuhi kebutuhan ruang tiap jiwa penduduk antara 11 m 2 50 m 2 per jiwa. Kepadatan rendah dimana terdapat 142 rumah per 1 Ha lahan. Kepadatan rendah dimana dimana suatu wilayah mampu memenuhi kebutuhan ruang tiap jiwa penduduk 50 m 2 per jiwa Sumber : Hasil Analisis Data Kuartil dgn SPSS 16.0, 2010
2. Analisis Penentuan Tipologi Wilayah Penelitian a. Penentuan nilai atau pemberian bobot kepada kriteira penentu tipologi wilayah penelitian dengan menggunakan metode analisis AHP dgn Expert Choice 11.
2. Analisis Penentuan Tipologi Wilayah Penelitian a. Penentuan nilai atau pemberian bobot kepada kriteira penentu tipologi wilayah penelitian dengan menggunakan metode analisis AHP dgn Expert Choice 11.
2. Analisis Penentuan Tipologi Wilayah Penelitian b. Pengklasifikasian atau penentuan tipologi wilayah pinggiran menjadi 3 tipologi (Predominantly Urban, Semi Urban, Potential Urban). Analisis pada tahun 2004, 2006 dan 2008. Tahapan Analisis dengan ArcGIS 9.3 AHP Tahapan operasional Weighted Sum: 1. Add rasters memasukkan data yang akan di overlay 2. Select field pemilihan field input yang akan di overlay 3. Assign weights for input rasters pemberian bobot pada data input. 4. Run the Weighted Sum tool evaluasi untuk mendapatkan output overlay Input Data : Input Data Convert to Raster Reclassify Variabel 2004 2006 2008 Tipologi Wilayah Predomin antly Urban Semi Urban Potential Urban Tahun perkembangan 2004 2006 2008 Desa X, Desa X Desa X
Penentuan Tipologi Wilayah 1. Tipologi Berdasarkan Penggunaan Lahan Input Data : Input Data Convert to Raster Reclassify Variabel Formulasi Tipologi Variabel Penggunaan Lahan = [(0.151*permukiman) + (0.464*industri)+ (0.322*pergadangan&jasa)+ (0.064pertanian)]