BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. pemberi bola kepada si pemukul. Namun pada permaianan kippers si pemukul

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KAJIAN TEORITIS DAN DAN HIPOTESIS TINDAKAN. beregu. Permainan kasti dimainkan dilapangan terbuka. Jika ingin menguasai

Makalah Pendidikan Jasmani Olahraga Softball

TINJAUAN PUSTAKA. ini, belajar adalah merupakan salah satu proses suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau hasil

Permainan Bola Voli. 1. Sejarah Permainan Bola Voli. 2. Pengertian Bola Voli. 3. Lapangan Bola Voli

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN PENGAJUAN HIPOTESIS. permainan kasti dengan baik, maka harus menguasai teknik-teknik dasarnya.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Kajian Teori

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. pemukul dan regu penjaga. Regu pemukul berusaha mendapatkan nilai dengan

bab 1 gerak dasar kata kunci berjalan memutar melempar berlari mengayun menangkap melompat menekuk menendang

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN PENGAJUAN HIPOTESIS. siapa saja baik anak-anak atau orang dewasa, kaya atau miskin, laki-laki atau

Pada olahraga softball, bola dilempar dari bawah ke atas. Sedangkan Baseball dari atas lurus ke arah pemukul (Batter)

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan kondisi dan karakter siswa. Dengan melihat secara langsung, anak

BAB 1 GERAK DASAR KATA KUNCI BERJALAN MEMUTAR MELEMPAR BERLARI MENGAYUN MENANGKAP MELOMPAT MENEKUK MENENDANG

BAB II KAJIAN TEORI. terbentuknya keterampilan dari seseorang. Setiap individu memiliki. kemampuan yang berbeda-beda antara satu dengan yang lain.

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS. teknik-teknik dasar dan teknik-teknik lanjutan untuk bermain bola voli secara

2.4.1 Menunjukkan kemauan bekerjasama dalam melakukan berbagai aktivitas fisik Menunjukkan perilaku disiplin selama pembelajaran.

PERMAINAN MENUJU CABANG OLAHRAGA SOFTBALL

BAB 1 PERMAINAN BOLA BESAR

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PASSING ATAS BOLA VOLI MELALUI PENDEKATAN BERMAIN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA BOLA PLASTIK

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SatuanPendidikan : SMP Negeri 1 Geger Mata Pelajaran : Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan

OLAHRAGA PILIHAN SEPAKTAKRAW

BAB II KAJIAN TEORI. Menurut Chaplin (1997 : p. 34) ability (kemampuan, ketangkasan, untuk mengerjakan sesuatu yang diwujudkan melalui test.

TINJAUAN PUSTAKA. hidupnya. Sedangkan menurut Suparno (2001 : 2) mengungkapkan Belajar. sebagai akibat dari upaya-upaya yang dilakukannya.

RINGKASAN MATERI. Pengembangan gerak dasar adalah merupakan suatu proses untuk memperoleh gerak yang senantiasa berkembang berdasarkan :

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah KTSP Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

Berbagai Bentuk dan Kombinasi Gerak Dasar Anak Usia dini

I. PENDAHULUAN. Sepaktakraw merupakan olahraga permainan asli dari Indonesia. Awal

I. PENDAHULUAN. Pendidikan sebagai sebuah upaya sadar yang dikerjakan oleh manusia untuk

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Teknik Dasar Permainan Bola Basket Beserta Gambarnya

PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN INTERAKTIF KEMAMPUAN GERAK DASAR PADA SISWA SEKOLAH DASAR. Isa Ansori dan Sukardi PGSD FIP UNNES

TINGKAT KETERAMPILAN DASAR BERMAIN KIPPERS SISWA KELAS V SD MUHAMMADIYAH SAREN KECAMATAN MOYUDAN KABUPATEN SLEMAN SKRIPSI

ANALISIS MATERI. Pentingnya meningkatkan perkembangan motorik, diantaranya :

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Lampiran 15. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Passing Bawah

Mansur Zakaria. Kata kunci : Keterampilan dasar memukul bola, metode berpasangan

Gambar 4.1 Perkembangan Fisik Manusia

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. menghasilkan lompatan yang sejauh-jauhnya. Dalam pelaksanaannya,lompat jauh

BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS. sepak bola. Karena dengan jump heading pemain bisa melakukan tehnik bertahan

LAMPIRAN 1. INSTRUMEN PENELITIAN Test of Gross Motor Development 2 (TGMD-2)

BAB I PERMAINAN BOLA BESAR. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 1

1 Asimetri Kemampuan usia 4 bulan. selalu meletakkan pipi ke alas secara. kedua lengan dan kepala tegak, dan dapat

II. TINJAUAN PUSTAKA. maupun untuk putri. Unsur fisik yang diperlukan dalam nomor tolak ini adalah

BAB II KAJIAN TEORI KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS. sesungguhnya akandigunakan sebagai teknik pemberian atau penyajian

PEMBELAJARAN TEHNIK DASAR PERMAINAN BOLA VOLLI OLEH SUARDI. B

UPAYA MENINGKATKAN BELAJAR PASSING DALAM PERMAINAN BOLA BASKET MELALUI KETERAMPILAN DASAR LEMPAR TANGKAP BOLA

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dari kegiatan pendidikan. Manusia membutuhkan pendidikan

PITOYO TEGUH SUBAGYA Sekolah Dasar Negeri 1 Pandanharum Uptd Pendidikan Kecamatan Gabus Kabupaten Grobogan

Peta Konsep GERAK RITMIK

Perilaku gerak dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu: (1) kontrol gerak, (2) pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. badan sesuai dengan fungsinya masing-masing. Manusia sadar dengan

MENINGKATKAN KETEPATAN MENANGKAP BOLA DALAM PERMAINAN KASTI MELALUI METODE BERPASANGAN PADA SISWA KELAS V SDN 8 TELAGA BIRU KABUPATEN GORONTALO

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. yaitu Athlon yang berarti memiliki makna bertanding atau berlomba (Yudha

terdiri dari Langkah Berirama terdiri dari Latihan Gerak Berirama Senam Kesegaran Jasmani

Kata kunci: Pendekatan perlombaan dengan media sasaran, passing dada dalam bola basket.

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. pembelajaran akan berlangsung baik hingga mencapai hasil yang baik pula.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani merupakan pendidikan yang mengaktulisasikan potensipotensi

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. Pada mulanya permainan bola voli diberi nama Minonette oleh penemu

Sepak Bola. 1. Lapangan dan Peralatan Sepak Bola

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. gerak. Dalam kehidupan sehari-hari kemampuan gerak sangat dibutuhkan baik

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. dan kemantapan mental setiap pemainya. Ahmadi (2007: 33)

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN. Satuan Pendidikan : SMP Negeri 1 Mungkid : Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan

LOMPAT JANGKIT. Dalam lompat jangkit ada 3 tahapan yang harus dilaksanakan yaitu : 1. Tahapan Hop ( Jingkat ) Design by R2 Bramistra

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN

untuk SD/MI SD/MI kelas V Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 49 Tahun 2009, tanggal 12 Agustus 2009

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan karakter bangsa dari suatu negara. Pendidikan jasmani

II. TINJAUAN PUSTAKA. regu yang saling berhadapan dengan masing-masing regu terdiri dari sebelas

Analisis SKKD Gerak. Aris Fajar Pambudi FIK UNY

II. TINJAUAN PUSTAKA. Banyak ahli pendidikan jasmani yang menjelaskan tentang pengertian

Petunjuk Pelaksanaan Tes Kesegaran Jasmani Indonesia. 1) lintasan lurus, datar, tidak licin, berjarak 30 meter, dan mempunyai

PENGERTIAN Cara yg digunakan untuk mempelajari suatu keterampilan motorik sangat berpengaruh terhadap kualitas keterampilan yg dipelajari. Meskipun se

BAB 1 PENDAHULUAN. cukup digemari dan diminati serta seringkali dipertandingkan antar kelas maupun

Mari Belajar Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hampir para ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang

TEKNIK PASING BAWAH. Oleh : Sb Pranatahadi

Sepakbola. Oleh: Rano Sulisto,S.Pd.

TES KESEGARAN JASMANI INDONESIA (TKJI)

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SERVIS ATAS BOLA VOLI MELALUI MEDIA PEMBELAJARAN LEMPAR PUKUL BOLA KERTAS PADA SISWA KELAS VII SMP

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hampir para ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang

MODEL PERMAINAN UNTUK ANAK USIA 11 TAHUN (13 Model Permainan)

Hak Cipta 2016 pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Dilindungi Undang-Undang

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. Permainan sepakbola merupakan permainan yang paling populer dewasa ini di seluruh

SILABUS MATA KULIAH. B. Tujuan Mata Kuliah

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN Hakikat Menendang Bola dengan kaki bagian dalam

I. PENDAHULUAN. banyak digemari oleh masyarakat Indonesia. Permainan bola basket memiliki

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan prestasi akademik yang tinggi.selain itu pendidikan jasmani yang

I. PENDAHULUAN. Indonesia sejak jaman penjajahan Belanda. Permainan kipers hampir sama

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP)

Pendidikan. Jasmani Olahraga dan Kesehatan. untuk Siswa SD-MI Kelas 5

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan keseluruhan yang melibatkan aktivitas jasmani serta pembinaan

SKRIPSI. Oleh Sri Gunani NIM

BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESIS. atau ke sisi (Depdikbud, 1995). Sedangkan Takraw berarti bola atau barang

MEMBENTUK GERAK DASAR PADA SISWA SEKOLAH DASAR MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL

BENTUK-BENTUK LATIHAN MULTILATERAL

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. lain yang menggunakan kata atletik adalah athletics (bahasa Inggris), athletiek

I. KAJIAN PUSTAKA. manusia dan menghasilkan pola-pola prilaku individu yang bersangkutan.

Materi Permainan Bola Basket Lengkap

KESESUAIAN KETERAMPILAN GERAK LOKOMOTOR DAN GERAK MANIPULATIF PADA ANAK USIA 4-5 TAHUN SEGUGUS II KECAMATAN GALUR SKRIPSI

Transkripsi:

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teoritis. 2.1.1 Hakikat Permainan Kippers Pada dasarnya permaianan kippers sama dengan permainan kasti, baik dari segi teknik melempar, menangkap, maupun memukul bola. Perbedaannya hanya pada permaianan kasti ada regu penjaga yang bertugas sebagai pelempar atau pemberi bola kepada si pemukul. Namun pada permaianan kippers si pemukul sendiri yang melambungkan bola dan kemudian memukulnya. Nama permainan Kippers berasal dari bahasa Belanda, yaitu Kiepers. Permainan ini dimainkan oleh dua regu, yang masing-masing regu terdiri atas 12 orang. Regu pemukul harus mengumpulkan angka atau nilai sebanyak mungkin. Sementara itu regu penjaga harus berusaha supaya lawan tidak memperoleh angka/nilai. Seorang pemain dapat memperoleh angka atau nilai jika dapat memukul dengan baik. Selanjutnya, lari menuju tiang hinggap dan kembali ke daerah regu pemukul (Dadang Heryana :2010). A. Perlengkapan Menjelaskan Perlengkapan dalam permainan kippers adalah sebagai berikut : 1. Lapangan Lapangan permainan berukuran 65 x 30 meter. Ruang pukul 5 x 15 meter. Ruang regu pemukul 5 x 15 meter

Gambar 1.1 Lapangan permainan Kippers Sumber (Dadan Heryana: 2010) 2. Alat a) Pemukul Pemukul digunakan untuk memukul bola. Pemukul terbuat dari kayu dengan panjang antara 40 50 cm. Gambar 1.2 Pemukul b) Bola Sumber (Supardi: 2010) Bola terbuat dari karet elastis. Berat bola 80 gram dan garis tengah 7 cm.

c) Tiang Hinggap Dua buah tiang yang terbuat dari besi atau bambu. Panjang tiang 1,5 m dengan garis tengah 2 cm. Bagian atas tiang atas dibengkokkan atau berbentuk melingkar (C & D). d) Tiang kecil Tiang kecil diletakkan di sudut-sudut lapangan. Ujung tiang diberi bendera B. Teknik Dasar Permainan Kippers 1. Teknik Melempar bola Mengoper bola harus menggunakan teknik yang benar. Tujuannya adalah supaya bola mudah untuk ditangkap oleh teman seregu. Dengan demikian, kemenangan regu dapat diraih. Mengopor bola dapat dilakukan dengan cara melampar seperti lemparan. Beberapa cara melempar bola dalam permainan kippers yang dikemukakan (Dadang Heryana: 2010), adalah sebagai berikut. a) Lemparan ayunan atas Lemparan ayunan atas. Sikap kaki kuda-kuda, kaki kanan dan tangan kanan dengan memegang bola direntangkan ke kanan belakang agak ke atas. Awalan melempar, condongkan badan ke belakang, tangan kanan ditarik ke belakang dan tangan kiri mengambil sikap keseimbangan.

Ayunkan tangan kanan kuat ke depan dengan kaki kanan melangkah ke depan (sebagai gerak ikutan). Pada akhir pelepasan bola pergelangan tangan melecut hingga jari-jari tangan menghadap ke bawah. Kegunaan lemparan ini akan mencapai jarak sedang. b) Lemparan ayunan bawah Sikap kuda-kuda kaki kanan di belakang. Badan condong ke belakang, tekuklah kaki lebih dalam, Julurkan tangan kanan memegang bola dengan lurus, dan tegak lurus dengan badan. Ayunkan lengan tangan kanan sedemikian rupa, hingga perlepasan bola itu kira-kira membentuk sudut 45 dengan garis horizontal. Guna lemparan ini untuk memcapai jarak jauh. Lemparan bola dapat dilakukan dengan tangan kanan maupun tangan kiri. Setiap lemparan memiliki arah yang berbeda-beda. Di bawah ini adalah gambar yang menunjukkan macam-macam lemparan. Perhatikan arah lemparan bolanya. Lemparan ayunan atas Lemparan lemparan ayunan bawah Gambar 1.3 Teknik dasar lemparan dalam permainan kippers Sumber (Heryana, 2010)

2. Teknik Menangkap Bola Teknik selanjutnya adalah menangkap bola. Pada saat menangkap bola, pandangan mata tertuju ke arah bola. Tangkapan disesuaikan dengan arah datangnya bola, Cara menangkap bola dalam permainan kippers adalah sebagai berikut: a) Buka kaki agak lebar, lutut agak ditekuk. b) Kedua tangan di depan dada dengan jari-jari tangan terbuka. c) Perhatikan datangnya bola. Bola ditangkap dengan rileks dan searah dengan arah larinya bola. 3. Teknik Memukul Teknik selanjutnya adalah memukul bola. Teknik memukul pada permainan kippers dapat dibedakan yaitu: melambung jauh, datar ke depan, dan menyamping. Pukulan melambung Pukulan mendatar Pukulan menyamping Gambar 1.3 Teknik dasar melempar dalam permainan kippers Sumber (Heryana, 2010)

1) Pukulan melambung jauh Peganglah pemukul pada bagian pangkalnya. Setelah bola dilambungkan, rentangkan salah satu kaki sesuai dengan tangan yang digunakan untuk memukul. Berat badan pada kaki yang direntangkan, badan condong ke belakang, tekukkan lutut yang direntangkan sedalam mungkin, tetapi tetap dalam keseimbangan. Tangan pemukul dijulurkan lurus, tegak lurus dengan badan dan membentuk sudut 45 dengan garis datar. Usahakan bola terkena tepat pada ujung pemukul, hingga lengan ayunan pukulan sepanjang mungkin dan lepasnya bola membentuk sudut 45. Perkenaan bola lebih kurang setinggi bahu. Arah bola tergantung arah pemukul saat perkenaan dengan bola. 2) Pukulan datar ke depan Sikap seperti pada pukulan melambung jauh, hanya badan tetap tegak dan kaki tidak ditekuk. Perkenaan kayu pemukul dan bola saling tegak lurus dan kayu pemukul dalam gerakan horizontal. Arah bola akan ke kanan atau ke kiri tergantung kepada arah hadap kayu pemukul saat perkenaan dengan bola. 3) Pukulan menyamping a. Pukulan menyamping ke kiri Sikap seperti pada pukulan datar ke depan, tetapi kaki kanan diubah ke depan agak ke kanan. Badan diputar searah dengan arah pukulan. Ayunan lengan sedemikian rupa hingga perkenaan kayu pemukul dan bola sedikit dari atas menuju ke bawah.

b. Pukulan menyamping ke kanan Ayunan dari belakang kepala menuju ke depan. Sikap seperti pada pukulan datar ke depan, hanya lengan ditarik ke atas sedikit ke belakang. Arah pukulan dari atas menuju ke bawah dengan sudut pukulan sesuai dengan arah yang dikehendaki. C. Cara Bermain Kippers Menurut (Dadan Heryana: 2010) cara bermain kippers adalah; Siswa dibagi dua regu, yaitu masing-masing regu terdiri atas 12 orang dengan nomor dada 1 sampai 12. Sebelum bermain kapten regu melakukan undian. Setiap pemain berhak memukul satu kali, kecuali pemain pembebas (pemain terakhir), ia berhak memukul tiga kali. Pemukul dengan pukulan yang benar dan dapat kembali dengan selamat, mendapat nilai dua. Pemukul dengan pukulan yang benar dan dapat kembali dengan selamat, bila ada teman lainnya memukul dengan benar maka mendapat nilai satu. Waktu permainan berupa inning (masing-masing regu mempunyai kesempatan sama untuk menjadi regu jaga dan regu pemukul), lama permainan minimal 2 x 20 menit, maksimalnya 2 x 30 menit. D. Peraturan Permainan Kippers Selanjutnya Dadan, menguraikan Peraturan permaianan kippers yakni sebagai berikut: 1) Satu regu terdiri atas 12 pemain mengenakan nomor dada dari 1 sampai Dasar nomor dada untuk tiap regu harus berbeda.

2) Kewajiban regu pemukul: memukul bola, lari ke tiang hinggap, dan kembali ke ruang pemukul (B). 3) Kewajiban regu penjaga sebagai berikut: a. Menangkap bola yang dipukul. b. Mematikan pelari dengan melempar bola. c. Membakar ruang regu pemukul bila tidak ada pemukul lagi. 4) Pemukul harus melambungkan bola sendiri. 5) Pukulan diebut luncas (luput), kalau di dalam usaha memukul bola, kayu pemukul tidak mengenai bola sehabis memukul, kayu pemukul harus diletakan di dalam ruang pemukul, kalau kayu pemukul terjatuh keluar batas atau sebagian saja kayu pemukul keluar dari garis batas ruang pemukul, maka si pemukul tidak berhak mendapatkan nilai, kecuali kalau ia sebelum menyentuh tiang pertolongan sempat dan dapat membetulkan letak kayu pemukul sebagaimana mestinya. 6) Kalau pukulan salah satu luncas, yang boleh lari hanyalah si pemukul sendiri, tetapi tidak boleh lari lebih jauh dari tiang pertolongan, kecuali apabila bola oleh regu lapangan dimainkan denagn maksud untuk melempar pelari itu. Untuk pukulan salah atau luncas pelari tidak mendapatkan untuk larinya. pelari-pelari pada tiang pertolongan pada tiang bebas, boleh melanjutkan larinya apabila bola sudah dalam permainan. Pada saat bola terlepas dari tangan pelambung untuk dipukul, seorang pun tidak bole lari, kalau belum nyata bahwa hasil pukulan itu betul.

7) Pukulan dinyatakan baik, bila bola jatuh di daerah lapangan (30 meter) dan boleh berlari menuju tiang hinggap. 8) Ketentuan pelari sebagai berikut: a. Bila bola dikembalikan ke ruang regu pemukul atau ruang pukul, baik melambung atau menyusur tanah, melewati garis batas ruang regu pemukul dari lapangan permainan, pelari harus berhenti di tempat. b. Bila bola hilang pelari harus berhenti, dan boleh berlari lagi bila bola telah ditemukan dan dimasukkan ke dalam lapangan permainan. c. Seorang pemain yang tidak terkena lemparan boleh langsung masuk ke ruang pemukul (B), tanpa menuju tiang hinggap (C atau D) lebih dahulu. d. Seorang pemukul yang sah pukulannya, boleh tetap tinggal di ruang pukul, kalau dipandangnya membahayakan. e. Seorang pelari yang menurut perhitungannya dalam situasi membahayakan, boleh kembali ke tiang hinggap, atau ke ruang pukul. f. Pemukul yang salah atau meleset pukulannya tidak boleh berlari, tetapi harus menunggu atas pukulan yang sah dari teman berikutnya. g. Bila regu pemukul tinggal seorang lagi maka pemukul ini diberi kesempatan untuk memukul 3 kali pukulan sah.

9) Lemparan untuk mematikan lawan Lemparan harus mengenai bagian bahu ke bawah. Penjaga tidak boleh berlari dengan membawa bola. Jadi, harus mengoper dengan kawan supaya dapat mendekati pelari. Lemparan yang mengenai pelari dapat menyebabkan pergantian. Operan bola harus dilakukan dengan satu tangan. 10) Bola tangkap dan cara pergantian Bola tangkap harus dilakukan dengan tangan satu. Pada waktu bola tangkap yang ketiga si penangkap harus melemparkan bola tegak lurus ke atas, dengan membelakangi ruang pukul dan regu jaga secepatnya menuju ke ruang regu pemukul atau ke tiang hinggap. Hal ini karena pada peristiwa ini dapat dikenai lemparan. Bola yang dilemparkan oleh penjaga, dapat ditangkap oleh bekas regu pemukul untuk mematikan lawan. E. Penilaian 1) Bola tangkap memperoleh nilai 1 (satu). 2) Kembali ke ruang partai pemukul, dengan pukulan yang sah atas pukulan sendiri memperoleh nilai 2 (dua). 3) Kembali atas pukulan kawan, dan pelari itu tidak melakukan kesalahan pukul, mendapat nilai 1 (satu).

2.1.2. Hakekat Metode Pembelajan Discovery Discovery (penemuan) ialah proses mental dimana siswa mampu mengasimilasikan suatu konsep atau prinsip. Proses mental yang dimaksud antara lain: mengamati, mencerna, mengerti, menggolong-golongkan, membuat dugaan, menjelaskan, mengukur, membuat kesimpulan dan sebagainya. Dengan teknik ini siswa dibiarkan menemukan sendiri atau mengalami proses mental sendiri, guru hanya membimbing dan memberikan intruksi. Dengan demikian pembelajaran discovery ialah suatu pembelajaran yang melibatkan siswa dalam proses kegiatan mental melalui tukar pendapat, dengan berdiskusi, membaca sendiri dan mencoba sendiri agar anak dapat belajar sendiri (Herdy: 2010). Lanjut Herdy menambahkan Salah satu metode mengajar yang akhir-akhir ini banyak digunakan di sekolah-sekolah yang sudah maju adalah metode discovery, hal itu disebabkan karena metode discovery ini : 1) Merupakan suatu cara untuk mengembangkan cara belajar siswa aktif, 2) Dengan menemukan sendiri, menyelidiki sendiri, maka hasil yang diperoleh akan setia dan tahan lama dalam ingatan, tidak akan mudah dilupakan siswa, 3) Pengertian yang ditemukan sendiri merupakan pengertian yang betulbetul dikuasai dan mudah digunakan atau ditransfer dalam situasi lain, 4) Dengan menggunakan strategi penemuan, anak belajar menguasai salah satu metode ilmiah yang akan dapat dikembangkannya sendiri,

5) Dengan metode penemuan ini juga, anak belajar berfikir analisis dan mencoba memecahkan problema yang dihadapi sendiri, kebiasaan ini akan ditransfer dalam kehidupan bermasyarakat. Dengan demikian diharapkan metode discovery ini lebih dikenal dan digunakan di dalam berbagai kesempatan proses belajar mengajar yang memungkinkan. Metode Discovery menurut (Suryosubroto 2002: 192) yang dikutip (Sucipto: 2009) diartikan sebagai suatu prosedur mengajar yang mementingkan pengajaran perseorangan, manipulasi obyek dan lain-lain, sebelum sampai kepada generalisasi. Metode pembelajaran discovery memberikan peluang belajar kepada siswa sehingga siswa memperoleh pengetahuan dengan melalui gaya belajar mereka sendiri. Metode pembelajaran ini lebih menekankan kepada pengembangan kemampuan dan teknik siswa untuk menemukan gaya atau gerak dasar dalam melakukan teknik memukul pada permainan kippers. Dalam hal ini siswa diberikan kesempatan seluas-luasnya untuk menemukan jenis keterampilan yang spesifik sesuai dengan kemampuannya. Dengan demikian pembelajaran discovery ialah suatu pembelajaran yang melibatkan siswa mencoba sendiri dan belajar menemukan kemampuannya serta melatih mental sampai siswa dapat belajar mandiri. Dalam proses pembelajaran dengan metode ini, guru hanya bertindak sebagai pembimbing dan fasilitator yang mengarahkan siswa untuk menemukan gaya atau teknik dan semacamnya. Tiga ciri utama belajar menemukan yaitu: (1) mengeksplorasi dan memecahkan masalah untuk menciptakan, menggabungkan dan menggeneralisasi

pengetahuan; (2) berpusat pada siswa; (3) kegiatan untuk menggabungkan pengetahuan baru dan pengetahuan yang sudah ada (Herdy: 2010). Penerapan pembelajaran ini dapat memberikan Manfaat pada siswa kelas IV SD Negeri 1 Hutuo dalam pembelajaran permainan kippers diantaranya; (1) mengajak siswa untuk belajar aktif; (2) hasil pembelajaran discovery memberikan kepuasan belajar kepada siswa untuk berkembang dan maju sesuai dengan kemampuan mereka masing-masing (3) dapat menumbuhkan mental dan kepercayaan diri siswa. Selain itu, (Suherman dkk, 2001:179) mengungkapkan beberapa keunggulan metode penemuan sebagai berikut: 1. siswa aktif dalam kegiatan belajar, sebab ia berpikir dan menggunakan kemampuan untuk menemukan hasil akhir; 2. siswa memahami benar bahan pelajaran, sebab mengalami sendiri proses menemukannya. Sesuatu yang diperoleh dengan cara ini lebih lama diingat; 3. menemukan sendiri menimbulkan rasa puas. Kepuasan batin ini mendorong ingin melakukan penemuan lagi sehingga minat belajarnya meningkat; 4. siswa yang memperoleh pengetahuan dengan metode penemuan akan lebih mampu mentransfer pengetahuannya ke berbagai konteks; 5. metode ini melatih siswa untuk lebih banyak belajar sendiri. Selain memiliki beberapa keuntungan, metode discovery juga memiliki beberapa kelemahan, diantaranya membutuhkan waktu belajar yang lebih lama dibandingkan dengan belajar menerima. Untuk mengurangi kelemahan tersebut maka diperlukan bantuan guru.

2.1.3. Hakekat Gerak Dasar Salah satu tujuan pelaksanaan Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan di Sekolah Dasar adalah meningkatkan kemampuan dan keterampilan gerak dasar. Gerak dasar merupakan gerak yang bersifat umum yang apabila dikuasai oleh siswa sekolah dasar, akan menjadi landasan yang kukuh untuk dapat mengembangkan gerak-gerak yang lebih kompleks. Gerak dasar itu sendiri dibagi menjadi tiga, yaitu lokomotor, non lokomotor dan manipulatif. Gerak dasar lokomotor merupakan gerak yang dilakukan dari satu tempat ke tempat lain (BSNP, 2006: 703). Gerak dasar non lokomotor merupakan gerak yang dilakukan di tempat (tidak berpindah tempat). Sementara itu gerak dasar manipulatif merupakan gerak untuk bertindak melakukan sesuatu bentuk gerak dari anggota badannya secara lebih terampil atau gerak yang berhubungan dengan penggunaan alat. Pentingnya penguasaan gerak dasar bagi siswa sekolah dasar, harus mendapatkan perhatian dari guru Penjas. Seoarang guru Penjas harus mampu memberikan stimulasi atau mengembangkan gerak dasar siswa dan bentuk atau model-model yang menarik dan mudah dilakukan oleh siswa. Untuk itu, tulisan ini mencoba memberikan ulasan tentang stimulasi gerak dasar siswa sekolah dasar bagi kelas bawah. Perkembangan keterampilan gerak bagai anak sekolah dasar ditekankan sebagai perkembangan dan penghalusan aneka keterampilan gerak dasar dan keterampilan gerak yang berkaitan dengan olahraga. Pada dasarnya gerak dasar merupakan gerak yang bersifat umum yang apabila dikuasai oleh siswa sekolah dasar, akan menjadi landasan yang kukuh untuk dapat

mengembangkan gerak- gerak yang lebih kompleks. Gerak dasar pada anak membentuk dasar untuk gerak. Gerak dasar terdiri dari macam, yaitu lokomotor, non lokomotor dan manipulatif (Widodo, 2004: 8-9).. Gerak lokomotor adalah gerak memindahkan tubuh dari satu tempat ke tempat yang lain. Bentuk gerak lokomotor diantaranya berjalan, berlari, berjingkat melompat dan meloncat, meloncat, berderap, merayap dan memanjat. Gerak non lokomotor adalah aktivitas yang menggerakkan anggota tubuh pada porosnya dan pelaku tidak berpindah tempat. Bentuk gerak non lokomotor diantaranya: menghindar, meregangkan otot, memutar dan berputar, mengayunkan kaki, bergantung, menarik dan mendorong. Gerak manipulatif adalah keterampilan motorik yang memerlukan koordinasi mata dengan anggota tubuh yang lain untuk mensiasati tempat atau objek untuk bergerak. Bentuk gerak manipulatif diantaranya menggelindingkan benda, melempar, menangkap, menendang, dan menggiring. Perkembangan gerak dasar anak sekolah dasar dibagi menjadi tiga periode yaitu: (1) fase perkembangan gerak dasar usia 2-7 tahun, (2) fase transisi usia 7-10 tahun dan ( 3) fase spesifikasi usia 10-13 tahun, Pada fase perkembangan gerak dasar usia 2-7 tahun, anak mulai belajar berjalan pada saat mereka berusia kira-kira dua tahun dan bentuk-bentuk lain gerak lokomotor. Anak berusia 2-7 tahun pada dasarnya sedang mengalami masa pertumbuhan, mengalami bertambahnya pengalaman, mereka bergantung pada instruksi dan meniru yang lain. Mereka menjadi lebih terampil dalam menguasai keterampilan gerak dasar. Pada fase ini anak sudah siap untuk

menerima informasi dari guru. Guru sudah dapat memebrikan keterampilan perepsi motori, keterampilan gerak dasar, keterampilan multilateral dan keterampilan terpadu. Pada fase transisi usia 7-10 tahun ini, anak secara individu mulai dapat mengkombinasikan dan menerapkan gerak dasar yang terkait dengan penampilan dalam aktivitas jasmani. Gerakan yang dilakukan berisikan unsur-unsur yang sama, seperti gerak dasar, tetapi dalam pelaksanaannya lebih akurat dan terkendali. Selama periode ini anak terlibat secara aktif dalam pencarian dan pengkombinasian berbagai macam pola gerak dan keterampilan. Pada umumnya kemampuan mereka akan sangat cepat meningkat. Pada fase spesifikasi usia 10-13 tahun ini, anak sudah dapat menentukan pilihan-pilihannya akan cabang olahraga yang disukainya, secara umum mereka sudah memiliki kemampuan dan koordinasi dan kelincahan yang jauh lebih baik. Pada fase ini mereka memilih untuk mengkhususkan pada salah satu cabang olahraga yang dianggap mampu untuk dilakukan. Mereka juga sudah mulai bisa menilai kelebihan dan kekurangan yang dimilikinya. Anak mulai mencari atau menghindari aktivitas yang tidak disukainya (Widodo 2004).

2.2. Hipotesis Tindakan Berdasarkan kajian teoritis yang telah diuraikan sebelumnya, maka hipotesis dalam penelitian ini yaitu bahwa metode pembelajaran discovery dapat meningkatkan gerak dasar memukul dalam permainan kippers pada siswa kelas IV SDN 1 Hutuo Kabupaten Gorontalo. 2.3. Indikator Kinerja Dalam penelitian tindakan kelas ini yang menjadi indikator kinerja adalah jika persentase siswa mencapai 75 % dari jumlah siswa yang diberikan tindakan dapat menunjukkan peningkatan, dengan perolehan nilai rata-rata 75-85 dengan klasifikasi baik maka penelitian ini dianggap tuntas. Indikator tersebut merupakan kriteria ketuntasan siswa dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).