BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. lain yang menggunakan kata atletik adalah athletics (bahasa Inggris), athletiek

Transkripsi

1 1 BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teori Hakikat Atletik Menurut Mukholid, (2004:100) bahwa istilah atletik berasal dari kata athlon (bahasa Yunani) yang artinya berlomba atau bertanding, sementara istilah lain yang menggunakan kata atletik adalah athletics (bahasa Inggris), athletiek (bahasa Belanda), athletique (bahasa Perancis) dan athletik (bahasa Jerman). Disamping itu Bahagia dkk, (2000:1) menambahkan bahwa atletik merupakan Mother atau Ibu dari semua cabang olahraga, hal ini senada dengan apa yang dikemukakan Yudi, (1995:1) bahwa dilihat dari jenis aktivitasnya maka tak aneh kalau kemudian lahir istilah mother sporter demikian orang Belanda menyebut atletik, yang artinya induk dari semua cabang olahraga. Dari uraian di atas Syarifuddin, (1992:2) menambahkan bahwa atletik merupakan salah satu cabang olahraga yang dipertandingkan dan diperlombakan yang meliputi atas nomor-nomor jalan, lari, lompat dan lempar. Untuk itu dapat disimpulkan bahwa atletik disamping sebagai salah satu cabang olahraga yang hampir setiap gerakannya kita temukan pada aktivitas kehidupan manusia seharihari. Atletik juga wajib untuk dibelajarkan di sekolah-sekolah, sebagaimana halnya yang dikemukakan Lutan dkk, (2002:12) bahwa seluas apapun lapangan yang dimiliki seorang guru pendidikan jasmani, harus mampu untuk mengelolanya, dalam arti memberikan pembelajaran olahraga atletik dalam bentuk modifikasi khususnya di sekolah dasar, disamping itu kita juga perlu ingat

2 2 bahwa atletik adalah ibu dari semua cabang olahraga, dan kewajiban kita untuk mengajarkan atletik di semua sekolah. Hal ini jelas bahwa, seluas apapun lapangan yang kita miliki atletik adalah prioritas garapan kita. Kita dituntut untuk dapat menerjemahkan konsep materi kurikulum ke dalam praktek pembelajaran Pengertian Tolak Peluru Tolak peluru merupakan bagian dari nomor lempar dari cabang atletik yang sering dipertandingkan. Untuk itu tujuan utama dalam nomor lempar adalah melempar atau menolak dengan sejauh-jauhnya (Bahagia dkk 2000:24). Menurut Gerry, (2000:203) bahwa tolak peluru diadakan sebagai nomor terpisah yang dipertandingkan untuk putra dan putri. Untuk itu disetiap event atletik, nomor lempar khususnya tolak peluru tidak hanya dimeriahkan oleh atlit putra akan tetapi turut dimeriahkan juga oleh atlit putri baik dari kategori atlit pemula mapun atlit senior. Dari pendapat di atas Widya, (2004:152) mendefinisikan bahwa tolakan pada tolak peluru adalah suatu gerakan menyalurkan tenaga pada suatu benda yang menghasilkan kecepatan pada benda tersebut, dan memiliki daya dorong ke depan yang kuat, perbedaannya dengan melempar terletak pada saat melepaskan bendanya, khususnya menolak pergelangan tangan tidak bergerak dan tenaga diperoleh dari gerakan meluruskan sikut. Teori ini selaras dengan apa yang dikemukakan Cholik dan Lutan, (1996:53) bahwa melempar atau menolak pada prinsipnya adalah kemampuan memindahkan suatu objek (peluru, dan atau sejenisnya) melalui udara dengan menggunakan tangan. Senada dengan hal tersebut Syarifuddin, (1992:144) memberikan suatu pembatasan, bahwa sesuai

3 3 dengan namanya, maka peluru itu tidak dilempar tetapi ditolak atau di dorong, hal ini sesuai pula dengan peraturan, bahwa peluru itu harus di dorong atau ditolak dari bahu dengan satu tangan. Dari beberapa pendapat yang telah dikemukakan di atas Saputra, (2002:94) menambahkan bahwa tolak pleuru adalah jenis ketiga dari rumpun lempar dalam atletik, pelaksanaan lemparan atau tolakan atas serta lemparan rotasi dapat dicapai dengan menggunakan alat khusus, bagi siswa sekolah dasar yang lebih penting adalah menggunakan beban ringan, bila beban ringan yang digunakan, maka hasil nyata dapat dicapai. Dengan demikian, jelaslah bahwa nomor lempar khususnya tolak peluru merupakan salah satu nomor lempar dalam cabang olahraga atletik yang sangat membutuhkan keterampilan menolak, agar bisa menghasilkan hasil tolakan yang memuaskan Teknik Dasar Tolak Peluru Menurut Syarifuddin, (1992:82-85) bahwa teknik dasar tolak peluru yang harus dipahami dan dikuasai oleh siswa sekolah dasar maupun para atlet antara lain adalah: a. Cara memegang peluru dan cara meletakkan peluru 1. Peluru diletakkan pada ujung pangkal telapak tangan dengan jari-jari tangan dijajarkan mencengkram atau memegang peluru. Ibu jari tangan menjaga agar peluru tidak menggelincir ke dalam, dan jari kelingking menjaga agar peluru tidak tergelincir ke luar. Di samping itu Yudy, (1995:64) menambahkan bahwa ada tiga macam cara memegang peluru yaitu:

4 4 a) Jari-jari agak meregang. Jari kelingking agak titekuk dan berada di samping peluru, sementara ibu jari dalam sikap sewajarnya. Cara ini hanya sesuai bagi orang yangjari-jarinya kuat. Lihat gambar A. b) Jari-jari berada merapat di belakang peluru dan ibu jari agak dibuka ke samping. Cara inilah yangbiasanya dipakaioleh para juara. Lihat gambar B c) Cara berikutnya seperti cara di atas, hanya saja sikap jari-jari lebih diregangkan lagi, sedangkan letak jari kelingking juga di belakang peluru. Ini cocok untuk orang yang tangannya kecil. Lihat gambar C. d) Di samping itu dapat kita lihat pada gambar D yakni perkenaan peluru pada telapak tangan, sementara pada gamabar E adalah pegangan peluru dilihat dari samping. Berikut ini adalah bentuk gambar sebagaimana yang telah di tuliskan pada penjelasan di atas. Gambar 1: cara memegang peluru (Yudi, 1995:65)

5 5 2. Kemudian peluru diletakkan pada bahu atau pundak menempel pada leher, sikut ditekuk ke samping agar serong ke depan lemas, tangan kiri dengan sikut dibengkokkan berada di depan badan lemas untuk menjaga keseimbangan. Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar di bawah ini: Gambar 2: cara meletakkan peluru (Yudi, 1995:69) b. Cara mengambil awalan Dalam perlombaan tolak peluru dilaksanakan dalam lapanngan yang berbentuk lingkaran, dengan ukuran sebagai berikut: garis tengah lingkaran dengan ukuran yaitu 2,135 m, sudut lemparan 40 0, balok tolakan dengan tebal 10 cm dan panjangnya 1,22 m dan batas tengah lapangan ke kiri dan ke kanan masing-masing 0,75 myaitu batas ke luar setelah menolak. Cara mengambil awalan dalam tolak peluru yang biasa dipergunakan ada dua cara yaitu: 1. Dengan menggunakan awalan menyamping Berdiri di dalam lingkaran bagian belakang, sikap badan seperti pada latihan tanpa awalan. Pada waktu akan menolakkan peluru, kaki kiri digerakkan lurus ke depan bersamaan dengan kaki kanan diangkat ke depan, pada saat kaki kanan mengena pada balok tolakkan, secepatnya pinggul dan badan diputar

6 6 hingga menghadap ke arah tolakkan, serta bersamaan dengan peluru ditolakkan sekuat-kuatnya ke depan atas dengan bantuan kekuatan seluruh tubuh, diluruskan dengan gerak lanjutan untuk lebih jelasnya perhatikan gambar berikut ini Gambar 3: Cara mengambil Awalan dalam Menolak Peluru (Syarifuddin, 1992:84) 2. Dengan awalan membelakangi Berdiri di dalam lingkaran bagian belakang badan membelakangi arah tolakkan. Lutut kaki kanan ditekuk (apabila yangmenggunakan kekuatan kaki kanan), badan dibungkukkan ke depan, kaki kiri lurus ke belakang (ke arah tolakkan) dalam keadaan lemas. Pada waktu peluru akan ditolakkan, kaki kiri diangkat dijulurkan sekuat-kuatnya atau secepat-cepatnya ke arah tolakkan bersamaan dengan kaki kanan diseret atau ditarik mengikuti gerakan kaki kiri, dan usahakan keadaan badan tetap condong ke depan. Pada saat kaki kiri kena pada balok tolakkan, secepatnya badan diputar bersamaan dengan pinggul didorong ke depan atas, dan pada saat badan menghadap ke arah tolakkan, secepatnya dan sekuat-kuatnya peluru ditolak ke depan atas dengan bantuan kekuatan seluruh tubuh yang dilanjutkan dengan gerak lanjutan. Untuk lebih jelasnya perhatikangambar berikut ini.

7 7 Gambar 4: Pengambilan Awalan Dengan Gaya Menyamping dan Membelakangi (Yudy, 1995:69) c. Cara Menolak Peluru Peluru dari bahu didorong dengan tangan kanan ke atas ke depan sekuatkuatnya, hingga tangan lurus. Gerakan dimulai dari persendian bahu dan peluru lepas pada saat tangan lurus dengan jari-jari tangan mendorong belakang peluru. Peluru ditolakkan dengan kekuatan tangan, dibantu dengan kekuatan seluruh anggota badan dengan menolak kaki kanan dan menonjolkan badan ke depan atas. d. Sikap badan pada saat menolakkan peluru Kaki kiri di depan lurus, kaki kanan dibelakang dengan lutut dibengkokkan,berat badan pada kaki kanan, dan badan menyampingi arah tolakkan. Tangan kiri dengan sekut dibengkokkan menju arah tolakkan lemas (bagi orang yang tidak kidal).

8 8 e. Sikap akhir setelah menolak Sikap akhir menolakkan peluru sering juga dikatakan dengan gerak lanjutan (follow thrue), yaitu kaki kanan mendarat kaki kiri diangkat lemas ke belakang, badan condong ke depan, tangan kiri ke bawah belakang dan tangan kanan dengan sikut dibengkokkan berada depan dekat kr perut untuk menjaga agar tidak jatuh ke depan. Pandangan ke arah jalannya peluru dan ke tempat peluru jatuh Modifikasi Alat Pembelajaran Tolak Peluru Pada Siswa Sekolah Dasar Pembelajaran tolak peluru di sekolah dasar tidak perlu dengan menggunakan peluru yang sebenarnya, guru dapat memodifikasinya dengan menggunakan alat-alat yang ringan serta tidak sulit untuk di temukan, bendabenda tersebut antara lain seperti bola tenis, karet atau plastik yang besarnya seperti bola tenis ataupun sejenisnya, bola voli dan lain sebagainya yang bisa dimodifikasi. Dalam pembelajaran tolak peluru di sekolah dasar akan lebih menarik apabila divariasikan dalam beragam macam variasi permainan, kreativitas guru pendidikan jasmani semacam ini lebih menggairahkan siswa dalam menerima proses pembelajaran. Menurut Widya, (2004: dan 165) pembelajaran gerakan dasar menolak peluru yang dimodifikasi untuk siswa sekolah dasar sebagai berikut:

9 9 Gambar 5: Model Pembelajaran Tolak Peluru Dengan Menggunakan dua tangan (Widya, 2004:153) Gambar 6: Model Pembelajaran menolak Peluru Dengan Cara Mengoperkan Bola Kepada Teman (Widya, 2004:153) Gambar 7: Cara menolak Peluru Dengan Melewati Rintangan (Widya, 2004:165)

10 Hipotesis Tindakan Hipotesis tindakan dalam penelitian ini yaitu jika guru menggunakan alat modifikasi, maka gerak dasar tolak peluru pada siswa kelas V SDN 8 tilongkabila kecamatan tilongkabila kab. Bone bolango akan meningkat. 2.3 Indikator Kinerja Yang menjadi indikator kinerja dalam penelitian ini yaitu: apabila keterampilan gerak dasar tolak peluru siswa kelas V SDN 8 Tilong Kabila kecamatan Tilong Kabila. kabupaten Bone bolango dapat ditingkatkan minimal 75%