BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN Hakikat Menendang Bola dengan kaki bagian dalam

Transkripsi

1 1 2.1 Kajian Teoritis BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN Hakikat Menendang Bola dengan kaki bagian dalam Teknik dasar bermain sepak bola adalah semua gerakan-gerakan tanpa bola dan gerakan-gerakan dengan bola. Gerakan-gerakan tanpa bola seperti : lari cepat atau sprint, melompat dan meloncat, dan gerak tipu badan. Sedangkan gerakan-gerakan dengan bola seperti: teknik menendang bola, teknik menggiring bola, teknik menahan bola, teknik melempar bola, teknik menyundul bola, teknik merebut bola dan teknik-teknik khusus penjaga gawang. (Sukatamsi, 2005: 73-74) Permainan sepak bola adalah memainkan bola dengan kaki, menyentuh bola, mendorong atau menyepak bola merupakan bagian dari pada tendangan, baik itu untuk memberikan operan kepada teman maupun melakukan tendangan ke arah gawang lawan agar terjadi goal. Teknik dasar yang paling banyak digunakan dalam permainan sepak bola adalah menendang bola, maka teknik dasar menendang bola merupakan dasar dalam permainan sepak bola. Seorang pemain sepak bola yang tidak menguasai teknik menendang bola dengan sempurna, tidak mungkin menjadi pemain yang baik (Sukatamsi, 2005 : 101) Team sepak bola yang baik dan tangguh adalah salah satu team sepak bola yang semua pemainnya menguasai teknik dasar menendang bola dengan baik, dengan cepat, cermat dan tepat sasaran, sasaran pada teman maupun sasaran dalam membuat goal ke mulut gawang lawan. Menurut Muhajir ( 2007 : 4 ) Menendang bola merupakan faktor terpenting dan utama dalam permainan sepak bola. Untuk menjadi seorang

2 2 pemain sepak bola yang sempurna, perlulah pemain mengembangkan kemahirannya menendang dengan kedua belah kakinya. Teknik ini memerlukan kemampuan mengukur jarak dan arah, oleh karena itu seorang pemain yang hendak menendang bola harus dapat mengukur sejauh manakah tendangannya dapat dicapai dan ke arah manakah bola itu hendak dituju. Mukholid ( 2004 : 24 ) mengatakan bahwa menendang bola adalah menyentuh, mendorong atau menyepak bola. Tujuan menendang bola dalam hal ini adalah untuk mengumpan, menembak ke gawang agar terjadi gol, dan untuk menghalau atau menggagalkan serangan atau pemain lawan. Ditinjau dari perkenaan bagian kaki terhadap bola, maka menendang bola dapat dibedakan menjadi (4) macam, yaitu menendang dengan : (1) kaki bagian dalam, (2) kaki bagian luar, (3) punggung kaki, dan (4) punggung kaki bagian dalam. Bagian kaki dalam adalah bagian kaki yang sering digunakan untuk menendang bola. Bagian kaki tersebut memiliki permukaan yang paling luas untuk menendang bola dibandingkan bagian yang lain, sehingga lebih mudah bagi anda menendangnya, sehingga sangat ideal untuk melakukan operan yang akurat. Menendang dengan kaki bagian dalam pada umumnya digunakan untuk mengumpan jarak pendek. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam melakukan tendangan dengan menggunakan kaki bagian dalam. Menurut Mukholid ( 2004 : 25 ) menjelaskan bahwa ada beberapa cara untuk melakukan tendangan dengan menggunakan kaki bagian dalam sebagai berikut : a) Badan menghadap sasaran di belakang bola.

3 3 b) Kaki tumpu berada di samping bola kurang lebih 15 cm, ujung kaki menghadap sasaran, lutut sedikit ditekuk. c) Kaki yang digunakan untuk menendang bola ditarik ke belakang dan diayunkan ke depan sehingga mengenai bola. d) Perkenaan kaki pada bola adalah bagian tengah kaki bagian dalam mengarah pada mata kaki dan tepat di tengah-tengah bola. e) Pergelangan kaki pada saat mengenai bola ditegangkan. f) Kemudian kaki tendangan diangkat menghadap sasaran. g) Pandangan ditujukan ke bola dan mengikuti arah lajunya bola terhadap sasaran. h) Kedua lengan terbuka disamping badan untuk menjaga keseimbangan tubuh Hakikat Metode Keseluruhan Metode keseluruhan adalah metode atau cara penyajian bahan pengajaran dengan cara keseluruhan dengan tujuan agar siswa dapat mengerti dan memahaminya, metode keseluruhan belum sering diterapkan oleh guru-guru Pendidikan Jasmani dan Kesehatan, (2004:41) Metode keseluruhan adalah metode atau cara penyajian bahan pengajaran dengan cara keseluruhan, dengan tujuan agar siswa dapat mengerti dan memahaminya. Metode keseluruhan belum sering diterapkan oleh guru-guru pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan (Harsono, 1988:41). Selanjutnya Sukintaka (1993:19), menjelaskan metode keseluruhan adalah cara mengajar keseluruhan atau seluruh unit dipelajari sekaligus, dengan demikian

4 4 teknik-teknik tidak dipelajari secara tersendiri atau secara khusus. Kesalahankesalahan teknik dibetulkan melalui peragaan gerak secara keseluruhan. Untuk memperoleh pengertian tentang hal secara menyeluruh, terlebih dahulu kita perlu memahami setiap bagian dari keseluruhan tersebut. Siswa-siswa tidak dapat memahami teknik dasar menendang bola dengan kaki bagian dalam sebelum mengikuti fase-fase mendahuluinya secara beruntun. Metode apapun yang dipakai, sebelum atlit mempelajari suatu kemampuan menendang bola dengan kaki bagian dalam, Sebaliknya konsep keseluruhan dari kemampuan tersebut diperagakan terlebih dahulu kepada atlit agar mendapat gambaran yang jelas mengenai apa yang akan dilakukan nanti. Penggunaan metode pengajaran keseluruhan memiliki keuntungan, dijelaskan oleh Barry (1999:145). Hal ini dapat diuraikan bahwa keuntungan metode pembelajaran keseluruhan yaitu : 1. Keterpaduan dan pertalian ( intergasi ) dan koherensi dari kemampuan. 2. Latihan keseluruhan akan lebih efisien dari segi waktu, yaitu para siswa tidak perlu membuang waktu untuk mengembangkan gerakan setelah selesai latihan. 3. Metode keseluruhan adalah metode atau cara penyajian bahan pengajaran dengan cara keseluruhan agar siswa dapat mengerti dan memahaminya. 4. Metode keseluruhan adalah cara mengajar keseluruhan atau seluruh unit dipelajari sekaligus. 5. Metode keseluruhan apabila dilakukan dangan baik, setelah diberikan latihan yang sempurna menujukan bahwa keseluruhan lebih muda dan lebih cepat

5 5 dipelajari, siswa akan lebih menguasai dan lebih percaya diri pada saat melakukan gerakan keseluruhan. Persoalan berikutnya adalah kapan metode keseluruhan diterapkan? Metode ini diterapkan jika kemampuan yang dipelajari dalam suatu cabang olahraga. misalnya : dalam olahraga panahan, melompat indah, lari dan renang, sehingga dibutuhkan penguasaan dangan baik dari setiap bagian sebelum menjadi satu pola teknik serta keseluruhan Harsono, (1988 : 141 ) Metode keseluruhan apabila dilakukan dengan baik, setelah diberikan latihan yang sempurna menunjukan bahwa keseluruhan lebih muda dan lebih cepat dipelajari, siswa akan lebih menguasai dan lebih percaya diri pada saat melakukan gerakan keseluruhan. Siswa-siswa dalam mengikuti pelajaran pendidikan jasmani dan kesehatan harus mengikuti tahapan-tahapan tertentu, seperti dikemukakan oleh Mainel dkk : bahwa seseorang belajar gerak harus melalui tahapan-tahapan atau fase-fase sebagai berkut : Belajar tingkat pertama atau tingkat dasar dalam koordinasi kasar fase belajar tingkat kedua atau tingkat lanjutan dalam koordinasi halus. Fase belajar tingkat tiga atau tingkat stabilitasi dengan koordinasi halus didalam berbagai situasi dan kondisi atau variasi. Metode keseluruhan didasari atas teori ilmu jiwa, asosiasi ini berpendirian bahwa keseluruhan itu terdiri dari penjumlahan-penjumlahan jadi didasarkan dengan teori tersebut, jelas bahwa metode keseluruhan dalah metode mengajar prosedur mengajar dimana bahan pelajaran diberikan secara keseluruhan. Berhasil atau tidaknya metode ini tergantung pada pengajar atau pelatih dalam menyusun dan menyiapkan bagian-bagian keseluruhan yang diajarkan Edward (1998:169).

6 6 Didasarkan dari teori-teori di atas, jelas bahwa metode keseluruhan adalah metode dengan prosedur mengajar dimana bahan pelajaran diberikan secara keseluruhan. Metode keseluruhan ini apabila dilakukan dengan baik, setelah diberikan latihan yang sempurna menunjukan bahwa keseluruhan lebih mudah dan cepat dipelajari, siswa akan lebih menguasai dan percaya diri pada saat melakukan gerakan keseluruhan. Berhasil atau tidak metode ini tergantung pada pengajar atau pelatih dalam menyusun dan menyiapkan bagian-bagian keseluruhan yang diajarkan (Harsono, 1998:45) Hakikat Strategi Pembelajaran Hakikat strategi pembelajaran menurut A Bin Syamsudin Makmun ( ) mengemukaan empat unsur strategi dari setiap usaha, yaitu: (1) mengindentifikasi dan menetapkan spesifikasi dan kualifikasi hasil (out put ) dan sasaran (target) yang harus dicapai, dengan mempertimbangkan aspirasi dan selera anak-anak yang memerlukannya, (2) Mempertimbangkan dan memilih jalan pendekatan utama yang paling efektif untuk mencapai sasaran, (3) Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah yang akan ditempuh sejak titik awal sampai dengan sasaran, (4) Mempertimbangkan dan menetapkan tolak ukur (kriteria) dan patokan ukuran (standar) untuk mengukur dan menilai taraf keberhasilan. Jika kita terapkan dalam konteks pembelajaran, ke empat unsur tersebut adalah: (1) Menetapkan sfesifikasi dan kualifikasi tujuan pembelajaran yakni perubahan profil prilaku dan pribadi peserta didik, (2) Mempertimbangkan dan memilih sistim pendekatan pembelajaran yang dipandang paling efektif (3)

7 7 Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah atau prosedur, metode dan teknik pembelajaran, (4) Menetapkan norma-norma dan batas minimum ukuran keberhasilan atau kriteria dan ukuran keberhasilan. Sementara itu, Wina Senjaya ( ) mengemukakan bahwa strategi pembelajaran adalah: suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Selanjutnya Wina Sanjaya ( ) menyebutkan bahwa dalam strategi pembelajaran terkandung makna perencanaan. Artinya, bahwa strategi pada dasarnya masih bersifat konseptual tentang keputusan-keputusan yang akan diambil dalam suatu pelaksana. 2.2 Hipotesis Tindakan Berdasarkan kerangka teoritis, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah Jika menggunakan metode keseluruhan maka keterampilan dasar menendang bola dengan kaki bagian dalam pada permainan sepak bola siswa kelas V SDN 7 Bulango Selatan Kabupaten Bone akan meningkat. 2.3 Indikator Kinerja Adapun yang menjadi indikator kinerja dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini adalah Apabila terjadi peningkatan menjadi 85% dari 20 siswa yang menjadi objek penelitian telah mampu malakukan keterampilan dasar menendang bola dengan kaki bagian dalam pada permainan sepak bola dengan perolehan nilai rata-rata dengan kategori Sangat Baik maka penelitian ini dinyatakan selesai.

8 8 Klasifikasi penilaian: BS : B : C : K : KS : 0 39