BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN. dari 20 siswa laki-laki dan 22 siswa perempuan.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) MEDIA POWER POINT Nama Sekolah : SMP Mata Pelajaran : Matematika Kelas : VII (Tujuh) Semester : 2 (Dua)

X f fx Jumlah Nilai rata-rata 61 Keterangan :

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. mengenai proses pembelajaran pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Metode NHT (Numbered Head Together) Pada Pokok Bahasan Gaya Kelas V SDN 6 Tambun

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa Melalui Metode Diskusi Pada Bidang Studi PKn Di Kelas V SD Inpres 2 Tada

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kelompok pada materi Keanekaragaman Makhluk Hidup yang meliputi data (1)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian dilakukan dalam 2 (dua) siklus. Setiap siklus terdiri dari tiga kali

BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pembelajaran yang berlangsung di dalam kelas biasanya masih berfokus

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 10 Biau

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Menghitung Luas Bangun Datar Melalui Metode Penemuan Terbimbing di Kelas IV SD Negeri 3 Marowo

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di kelas IVA SD Negeri 69 Kota Bengkulu.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Rizky Ridlo Rahmanda Putri. Kata kunci: model GI, aktivitas siswa, prestasi belajar fisika

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran yang lebih efektif dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri 1 Tanjung Jaya Lampung

BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

ABSTRAK. Oleh: Wahyuning Triyadi, Aminuddin P. Putra, Sri Amintarti

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggambarkan apa adanya tentang suatu variabel, gejala atau keadaan (Arikunto,

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan classroom action research atau sering disebut

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN PKN KELAS IV SD NEGERI KOTA TEBING TINGGI

nilai tertinggi nilai terendah (log n) (log 32)

METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Mei di SMA Negeri 8 Bandar. Lampung semester genap tahun pelajaran 2012/2013.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research). Reason &

BAB II KAJIAN TEORITIK. 1. Pengertian Kemampuan Pemahaman Konsep. konsep. Menurut Sudjiono (2013) pemahaman atau comprehension dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Ngabean yang menjadi subjek

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Pembelajaran IPA di sekolah saat ini menuntut para guru harus selalu. kompetensi yang harus dicapai dalam pembelajaran dengan melalui

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas 4 SDN Gedangan

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Biologi merupakan suatu cabang ilmu yang banyak mengandung konsep

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Lampung Tahun Ajaran 2009/2010 dengan jumlah siswa 29 orang yang terdiri

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal maupun pendidikan informal. jawab seperti pendidikan keluarga dan lingkungan.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

III. METODE PENELITIAN. melakukan suatu perbaikan yang bersifat reflektif dan kolaboratif. Dalam

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Nilai Jumlah Siswa Persentase (%) Keterangan 14 61% Tuntas 9 39% Tidak Tuntas Jumlah % Nilai Rata-rata 64 Nilai Tertinggi 86 Nilai Terendah 52

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri I Tulang Bawang Tengah Kecamatan

BAB III METODE PENELITIAN

PENINGKATAN MOTIVASI DAN KTIVITAS BELAJAR MAHASISWA PGSD UMP PADA MATA KULIAH STRATEGI BELAJAR MENGAJAR DI SD MELALUI COOPERATIVE LEARNING

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan pemerintah, diantaranya dengan melakukan perbaikan dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bambang Supriyanto 36

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Yogyakarta pada semester II tahun ajaran 2013/2014. SMP Negeri 11

Jamidar Kepala SMP Negeri 2 Sirenja Kab. Donggala Sulawesi Tengah ABSTRAK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dengan menggunakan aturan metodologi tertentu untuk mendapatkan data

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TGT PADA STANDAR KOMPETENSI PERBAIKAN SISTEM PENGAPIAN SISWA KELAS XI TKR 3 SMK NEGERI 6 PURWOREJO TAHUN AJARAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

STUDI TENTANG PERBEDAAN HASIL BELAJAR CHASIS DAN PEMINDAH TENAGA ANTARA YANG DIAJAR DENGAN MENGGUNAKAN TEAM GAMES TOURNAMENT

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Penelitian ini dilakukan di SMK Negeri 1 Pabelan Kecamatan Sumber Kabupaten Semarang Semester I Tahun Pelajaran 2015/2016. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas XI TKR sebagai kelas eksperimen yang berjumlah 34 siswa yang terdiri dari 33 siswa laki-laki dan 1 siswa perempuan. Dalam penelitian ini dilihat potensi pemanfaatan Bring Your Own Device dalam metode pembelajaran Inquiry untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa. Penelitian ini dilakukan melalui 3 kali pertemuan pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) kelas XI dengan materi polusi dan dampaknya terhadap manusia dan lingkungan. Pada tahap persiapan, peneliti menyiapkan segala sesuatu yang berkaitan dengan pembelajaran dan penelitian. Peneliti menyiapkan perangkat mengajar berupa rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan menyiapkan bahan ajar berupa materi yang akan disampaikan guru kepada siswa. Peneliti juga menyiapkan lembar observasi yang akan digunakan untuk melihat keaktifan siswa di kelas. Dari hasil observasi dan pengamatan yang dilakukan maka peneliti akan mendapatkan data hasil penelitian yang digunakan berbentuk persentase keaktifan siswa dan hasil wawancara. 4.2 Pembahasan Penelitian Pertemuan 1 Penelitian ini hanya menggunakan 1 kelas yaitu kelas eksperimen. Pada kondisi awal yaitu pertemuan pertama yang dilaksanakan tanggal 20 Agustus 2015 guru melakukan kegiatan pembelajaran seperti biasanya. Guru memulai pmbelajaran dengan kegiatan awal yaitu berdoa dan memberi salam. Selanjutnya guru mengabsen siswa dan menjelaskan tentang tujuan dari pembelajaran. Pada pertemuan pertama ini guru melakukan kegiatan pembelajaran dengan cara konvensional atau ceramah. Masing - masing siswa telah memiliki LKS sebagai materi pegangan, kemudian guru menjelaskan materi yang terdapat di 18

dalamnya mengenai polusi dan dampaknya. Dalam kegiatan pembelajaran ini siswa hanya mendengarkan ceramah guru dan guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai materi yang sedang dipelajari. Setelah menjelaskan materi yang terdapat di dalam LKS, kemudian guru memerintahkan siswa untuk mengerjakan LKS yang terdapat di dalam LKS sebagai evaluasi pembelajaran. Pada pertemuan pertama ini siswa cenderung lebih pasif karena siswa hanya mendengarkan guru berceramah di depan kelas dan hanya membaca LKS yang telah mereka miliki. Kemudian observer melakukan observasi dan pengamatan mengenai keaktifan belajar siswa pada kondisi awal. Observer memberikan tanda check list pada lembar observasi keaktifan siswa. Pertemuan 2 Pada pertemuan 2 ini, guru telah memberikan treatment. Pembelajaran diawali dengan doa dan salam. Kemudian guru mengabsen siswa dan mengingatkan kembali siswa mengenai materi yang dipelajari pada pertemuan sebelumnya. Pada kegiatan awal ini guru menggali informasi siswa mengenai limbah dan macamnya. Peserta didik diminta untuk membedakan macam-macam kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh limbah. Dari hasil penggalian informasi tersebut diperoleh masalah-masalah yang harus dipecahkan oleh siswa. Tahap selanjutnya siswa diminta untuk membuat kelompok yang terdiri dari 4 siswa setiap kelompoknya. Masing-masing kelompok berdiskusi dengan membahas topik limbah dan pemanfaatannya dalam kehidupan sehari-hari. Dalam tahap ini siswa diminta untuk berdiskusi dan mencari pemecahan masalah dengan menggunakan peralatan pribadi mereka seperti smartphone, tablet maupun laptop yang mereka bawa ke sekolah. Siswa dapat memanfaatkan aplikasi-aplikasi yang terdapat di dalam peralatan mereka masing-masing untuk mendapatkan informasi dan pemecahan masalah yang sedang dihadapi. Setiap siswa mencari informasi lalu menyaring dan menyimpan informasi yang diperolehnya dengan mencatatnya di dalam buku maupun di dalam aplikasi yang terdapat pada peralatan pribadi masing-masing. 19

Setelah kegiatan ini berlangsung, guru meminta siswa untuk berdiskusi dan saling bertukar informasi yang telah didapat kepada sesama anggota kelompoknya. Masing-masing anggota kelompok mencatan informasi yang belum didapat dari anggota kelompoknya. Dalam kegiatan ini guru sebagai pembimbing, membimbing siswa ketika ada siswa yang kurang mengerti. Selanjutnya guru memberikan siswa sebuah tugas rumah, yaitu membuat presentasi mengenai limbah dan pemanfaatannya. Di dalam presentasi tersebut, guru meminta siswa untuk membuat video atau foto mengenai pemanfaatan limbah di lingkungan sekitar tempat tinggal mereka. Pada pertemuan kedua ini siswa mulai menggunakan peralatan pribadi mereka untuk menggali informasi dan mencari pemecahan masalah yang mereka hadapi. Namun, siswa belum terbiasa dengan penggunaan peralatan pribadi mereka yang digunakan untuk mencari informasi dan membantu pemecahan masalah. Dalam kegiatan ini diperlukan peranan guru untuk mengontrol penggunaan peralatan pribadi mereka agar tidak digunakan melebihi ketentuan guru dalam mencari informasi dan memecahkan masalah. Observer kembali mengamati dan melakukan observasi pada kegiatan pembelajaran. Pertemuan 3 Pertemuan terakhir yaitu pertemuan 3, guru mengawali pembelajaran dengan doa dan salam. Selanjutnya guru mengabsen siswa dan menyampaikan tujuan pembelajaran. Guru kembali menggali informasi peserta didik mengenai limbah dan manfaatnya. Tahap selanjutnya guru meminta peserta didik untuk berkumpul dengan kelompok masing-masing. Guru menunjuk kelompok secara acak untuk mempresentasikan hasil pekerjaannya di depan kelas. Kelompo menyiapkan peralatan pribadi mereka seperti smartphone, tablet maupun laptop untuk digunakan dalam presentasi. Setelah menyampaikan presentasi, peserta didik melakukan tanya jawab tentang materi yang disampaikan secara bergantian. Guru sebagai moderator membantu mengelola jalannya presentasi. Pada pertemuan ketiga ini, siswa terlibat aktif dalam presentasi dan melakukan tanya jawab. Siswa mulai terbiasa menggunakan peralatan pribadi 20

mereka dalam mencari informasi dan digunakan dalam memecahkan masalah. Observer melakukan pengamatan dan observasi mengenai kondisi kelas saat pembelajaran. 4.3 Hasil Observasi Keaktifan Siswa Pada penelitian ini, peniliti melakukan observasi keaktifan siswa. Data diambil untuk mengetahui tingkat keaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di kelas XI TKR SMK Negeri 1 Pabelan. Pengambilan data observasi dilakukan sebanyak tiga kali, yaitu pada pertemuan pertama, kedua, dan ketiga. Pada pertemuan pertama diambil ketika guru masih menggunakan proses pembelajaran seperti biasanya sebagai data kondisi awal keaktifan siswa. Pertemuan kedua guru sudah menerapkan penggunaan Bring Your Own Devive dalam metode pembelajaran Inquiry guna membantu proses pembelajaran. Sedangkan dalam pertemuan ketiga guru melakukan observasi untuk melihat keaktifan siswa saat siswa melakukan presentasi di depan kelas. Dari observasi dan pengamatan yang telah dilakukan tersebut diperoleh hasil : Tabel 4.1 Persentase keaktifan siswa sesudah dan sebelum diberikan treatment (Sudjana,1989) Sebelum Sesudah No Indikator Keaktifan treatment treatment 1 Turut serta dalam melaksanakan tugas 100,00% 100,00% belajarnya 2 Terlibat dalam pemecahan masalah 14,71% 76,47% 3 Bertanya kepada siswa lain atau kepada guru apabila tidak memahami persoalan yang 8,82% 73,53% dihadapinya 4 Berusaha mencari berbagai informasi yang 23,53% 76,47% diperlukan untuk memecahkan masalah 5 Melaksanakan diskusi kelompok sesuai dengan 0,00% 100,00% 21

petunjuk guru 6 Menilai kemampuan dirinya dan hasil-hasil yang diperolehnya 20,59% 45,59% 7 Melatih diri dalam memecahkan masalah atau soal yang sejenis 17,65% 80,88% 8 Kesempatan menggunakan atau menempatkan apa yang telah diperolehnya dalam menyelesaikan tugas atau persoalan yang 8,82% 73,53% dihadapinya Rata-rata indikator keaktifan siswa 24,26% 78,31% Pada tabel 3 dapat dilihat bahwa pada indikator 1 turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya sebelum pemberian treatment dan setelah pemberian treatment mendapatkan hasil persentase yang sama atau tetap yaitu sebesar 100%. Hal tersebut dikarenakan selurus siswa XI TKR hadir dan mengikuti kegiatan pembelajaran di kelas. Dengan diterapkannya Bring Your Own Device (BYOD) dalam metode pembelajaran Inquiry peningkatan persentase terjadi pada indikator 2 yaitu terlibat dalam pemecahan masalah yang sebelum pemberian treatment sebesar 14,71% meningkat menjadi 76,47%, peningkatan ini terjadi dikarenakan sebagian besar siswa terlibat aktif dalam pemecahan masalah yang sedang mereka kerjakan. Penggunaan Bring Your Own Device (BYOD) menjadikan siswa lebih aktif memecahkan masalah karena dengan dengan menggunakan peralatan mereka pribadi siswa dapat mengeksplore kemampuan mereka dalam pemecahan masalah dengan cara mencari informasi-informasi yang diperlukan dan memanfaatkan aplikasi dan fitur di dalam gadget masing-masing siswa untuk memecahkan masalah. Peningkatan persentase juga terjadi pada indikator 3 yaitu bertanya kepada siswa lain atau kepada guru apabila tidak memahami persoalan yang dihadapinya dengan besar peningkatan menjadi 73,53% setelah pemberian treatment. Setelah pemberian treatment siswa terlihat aktif dengan banyak memberikan pertanyaan kepada guru maupun siswa lainnya ketika ada materi yang tidak dimengerti. Penggunaan metode pembelajaran 22

Inquiry juga membantu peningkatan presentase pada Indikator 4, berusaha mencari berbagai informasi yang diperlukan untuk memecahkan masalah yang sebelumnya hanya mendapatkan persentase sebesar 23,53% mengalami peningkatan sebesar 52,94% menjadi 76,47%. Pembelajaran Inquiry yang merupakan metode pembelajaran yang berdasarkan dengan pemberian masalah dapat membuat siswa aktif mencari berbagai informasi menggunakan peralatan pribadi mereka, memanfaatkan aplikasi dan fitur yang terdapat di dalamnya untuk memecahkan masalah. Peningkatan juga terjadi pada indikator 5, melaksanakan diskusi kelompok sesuai dengan petunjuk guru terjadi peningkatan sebesar 100% karena sebelum pemberian treatment guru tidak meminta siswa untuk berdiskusi kelompok dan ketika pemberian treatment guru membuat treatment yang terdapat diskusi kelompok di dalamnya. Pada indikator 6, menilai kemampuan dirinya dan hasilhasil yang diperolehnya hanya mengalami peningkatan sebesar 25% menjadi 45,59% dikarenakan siswa hanya mencari informasi tanpa menyaring hasil informasi yang didapatnya ketika didiskusikan kepada teman sekelompoknya. Indikator 7, melatih diri dalam memecahkan masalah atau soal yang sejenis sebelum treatment mendapatkan persentase sebesar 17,65% mengalami peningkatan menjadi 80,88% setelah pemberian treatment. Peningkatan ini terjadi karena setiap siswa berusaha memecahkan masalah yang dihadapi di dalam diskusi kelompok. Sedangkan pada indikator 8, kesempatan menggunakan atau menempatkan apa yang telah diperolehnya dalam menyelesaikan tugas atau persoalan yang dihadapinya setelah pemberian treatment mendapatkan persentase sebesar 73,53% dari sebelumnya yang hanya mendapatkan persentase sebesar 8,82%. Peningkatan ini terjadi karena siswa aktif mencari informasi dan menyelesaikan tugas dengan menyelesaikan masalah yang didapatkan. Berdasarkan perhitungan dari tabel 3 keaktifan belajar siswa dari sebelum pemberian treatment yang mendapatkan rata-rata persentase indikator keaktifan siswa dari sebesar 24,26% meningkat sebesar 64,71% setelah pemberian treatment menjadi 78,31%. Hal ini menunjukkan bahwa Bring Your Onw Device (BYOD) dalam metode pembelajaran Inquiry dapat membantu meningkatkan 23

keaktifan siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di kelas XI TKR SMK Negeri 1 Pabelan. Berdasarkan hasil observasi dan pengamatan yang telah dilakukan berikut adalah tabel perbandingan keaktifan siswa sebelum dan sesudah pemberian treatment : 90.00 80.00 78.31 Persentase Keaktifan Siswa 70.00 60.00 50.00 40.00 30.00 20.00 24.26 Sebelum Sesudah 10.00 0.00 Perbandingan sebelum dan sesudah pemberian treatment Gambar 1 Perbandingan keaktifan siswa sebelum dan sesudah pemberian treatment 4.4 Hasil Wawancara Guru Dan Siswa Dari hasil wawancara yang telah dilakukan kepada guru dan siswa kelas XI TKR SMK Negeri 1 Pabelan, bahwa model pembelajaran seperti ini sangat membantu untuk meningkatkan keaktifan siswa di kelas. Bring Your Own Device (BYOD) sangat cocok digabungkan dengan metode pembelajaran Inqury, karena dapat diketahui bahwa model pembelajarn Inqury menuntut siswa untuk dapat memecahkan masalah yang diberikan. Menggunakan Bring Your Own Device (BYOD), kita bisa memberikan siswa sebuah masalah yang kemudian harus dicari siswa melalui internet atau aplikasi apapun menggunakan gadget mereka masingmasing. Di sini juga, siswa dapat berpikir bahwa gadget mereka tidak hanya bisa di gunakan untuk bermain, berfoto, dll, tetapi juga bisa digunakan untuk menggali informasi untuk memecahkan masalah yang ada. 24

Menggunakan gadget siswa juga dapat berinteraksi dengan alam sekitar mereka dan tidak hanya terpaku dengan pembelajaran dikelas. Lewat hal ini keaktifan siswa pun dapat di tingkatkan, karena siswa akan menjadi aktif untuk mencari atau menggali informasi yang ada dengan gadget mereka sendiri. Tidak hanya itu, Guru juga mengatakan bahwa siswa juga menjadi terlibat aktif dalam berdiskusi kelompok dan menyatakan pendapatnya di dalam kelompok, sehingga kemampuan bersosialisasi siswa menjadi bertambah. Dari hasil wawancara dengan siswa, mereka merasa menjadi semakin tertarik dengan proses pembelajaran, karena pembelajaran seperti ini melibatkan teknologi yang ada yaitu dengan gadget mereka masing-masing. Siswa tidak lagi terpaku hanya kepada buku untuk mencari informasi, tetapi juga bisa mencari informasi lewat internet ataupun lingkungan sekitar mereka. Siswa juga merasa pembelajaran ini sangat menyenangkan bagi mereka dan tidak membosankan. 4.5 Hasil Pengamatan Potensi Bring Your Own Device (BYOD) dalam Metode Pembelajaran Inquiry Dalam penelitian ini, peneliti menerapkan Bring Your Own Device (BYOD) dalam kegiatan pembelajaran. Guna menjalankan penerapan Bring Your Own Device (BYOD), dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran di kelas peneliti memilih metode pembelajaran Inquiry. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan untuk melihat potensi Bring Your Own Device (BYOD) dalam metode pembelajaran Inquiry adalah sebagai berikut : Tabel 4.2 Pelaksanaan Bring Your Own Device (BYOD) dalam metode pembelajaran Inquiry No Pertemuan Pelaksanaan - Guru menampilkan sebuah video pengantar tentang polusi dan dampaknya terhadap manusia dan 1 Pertemuan 1 lingkungan (Inquiry) - Guru memberikan permasalahan mengenai polusi dan 25

2 Pertemuan 2 dampaknya terhadap manusia dan lingkungan (Inquiry) - Siswa membuat kelompok yang beranggotakan 4-5 siswa (Inquiry) - Siswa melakukan diskusi kelompok memanfaatkan potensi Bring Your Own Device (BYOD) - Siswa mengakses konten digital dan mencari informasi yang berkaitan dengan polusi dan dampaknya terhadap manusia dan lingkungan memanfaatkan potensi Bring Your Own Device (BYOD) - Siswa mencatat informasi yang diperoleh dengan memanfaatkan aplikasi di dalam gadget masing-masing - Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai polusi dan dampaknya terhadap manusia dan lingkungan (Inquiry) - Guru memberikan tugas kepada siswa untuk membuat video dengan memanfaatkan Bring Your Own Device (BYOD) polusi dan dampaknya terhadap manusia dan lingkungan - Siswa melakukan presentasi di depan kelas mengenai polusi dan dampaknya terhadap manusia dan lingkungan (Inquiry) - Guru dan siswa memberikan pertanyaan kepada kelompok yang melakukan presentasi (Inquiry) - Guru membuat simpulan mengenai permasalahan yang telah diselesaikan oleh masing-masing kelompok (Inquiry) Dapat dilihat pada tabel 4 sesuai dengan fungsi pemanfaatan Bring Your Own Device (BYOD) yang telah dipaparkan pada bab 2 dapat dikatakan bahwa pemanfaatan Bring Your Own Device (BYOD) dalam kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan sudah memenuhi fungsi dari Bring Your Own Device (BYOD) 26

dengan alasan sebagai berikut : (a) Alat yang digunakan siswa untuk penyelidikan dan mengetahui minat siswa dalam bidang akademik dan minat di luar bidang akademik, berdasarkan pembelajaran yang telah dilakukan pada fungsi ini guru telah memberikan keleluasaan kepada siswa untuk menggunakan peralatan pribadi siswa guna penyelidikan dan siswa pun dapat mengetahui minat belajar mereka dalam bidang akademik maupun non akademik, (b) Menjadi kesempatan bagi peserta didik untuk berkolaborasi dengan guru dan teman sebaya untuk mengekspresikan diri dan ide-ide mereka, dalam fungsi ini siswa dan guru telah melakukan kolaborasi antara guru dan siswa maupun sesama siswa dengan saling memberikan pertanyaan dan pernyataan kepada masing-masing pihak. Selain itu sesama siswa juga berkolaborasi dengan cara berdiskusi saling memberikan pendapat masing-masing hingga mendapatkan hasil jawaban yang dimaksud, (c) Sebagai acuan dalam pembelajaran dengan memastikan setiap siswa sepenuhnya terlibat dalam pembelajaran dan berhasil dalam mencapai standar pembelajaran yang ditetapkan. Pada fungsi ini semua siswa telah melakukan tugasnya masing-masing dalam kelompok, ada siswa yang bertindak sebagi pencari informasi, ada pula siswa yang bertindak sebagai pencatat informasi yang telah ditemukan, (d) Peluang siswa dalam penggunaan multimedia untuk mengeksplorasi, meneliti, berpikir, menganalisis, mengevaluasi, berkomunikasi, dan mengekspresikan ide-ide dalam produk berkualitas tinggi. Pada fungsi Bring Your Own Device (BYOD) yang ketiga ini guru dan siswa dapat mengeksplor kemampuan berpikir dan berkreasi masing-masing dalam penggunaan Bring Your Own Device (BYOD) untuk meningkatkan kualitas pelajaran dan pengajaran dengan produk yang berkualitas tinggi menggunakan peralatan pribadi masing-masing, (e) Menjadi sebuah platform atau forum untuk menampung aspirasi siswa. Dengan meggunakan gadget masing-masing guru dan siswa dapat memanfaatkan media sosial untuk membuat forum diskusi, (f) Untuk mengakses konten digital dan lingkungan belajar digital yang menyediakan beberapa jalur untuk belajar. Guru memberikan kebebasan kepada siswa untuk mengakses konten digital yang tentunya sesuai dengan kegiatan pembelajaran yang dilakukan, (g) Mengakses 27

koneksi lokal dan global untuk menambah referensi dalam menyelesaikan tugas sekolah. Untuk mengakses segala konten digital yang diperlukan, guru membebaskan siswa untuk mengakses koneksi internet secara lokal dan global. Siswa dapat mengambil reverensi pembelajaran dari Indonesia maupun dari negara lain sesuai dengan materi yang sedang dipelajari yaitu mengenai polusi dan dampaknya terhadap manusia dan lingkungan, (h) Menjadi platform yang mempelajari dan mencapai standar yang tinggi dalam era digital. Penggunaan Bring Your Own Device (BYOD) dapat membantu guru dan siswa dalam legiatan pembelajaran sehingga dapat mencapai standar yang tinggi dalam era digital, (i) Kesempatan bagi siswa untuk membangun ide-ide, pendapat, argumen dan bukti berdasarkan penalaran secara kolaboratif. Pada fungsi ini guru memberikan kebebasan kepada siswa dalam penyaluran ide, pendapat, argumen dan bukti dalam proses pembelajaran sehingga guru dapat memberikan simpulan pada akhir pembelajaran dengan menyimpulkan hasil diskusi siswa. Bring Your Own Device (BYOD) dimanfaatkan semaksimal mungkin agar fungsifungsi Bring Your Own Device (BYOD) dapat tercapai dan berguna dalam proses belajar dan mengajar di kelas. Penelitian ini menggunakan metode pembelajaran Inquiry untuk membantu menerapkan Bring Your Own Device (BYOD) dalam proses belajar dan mengajar di kelas. Pada penelitian ini terdapat prinsip-prinsip Inquiry yang telah dilakukan dalam proses penelitian sesuai dengan paparan pada bab 2. Kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan telah sesuai dengan prinsip Inquiry dengan alasan sebagai berikut: (a) Berorientasi pada pengembangan intelektual, guru memberikan permasalahan mengenai polusi dan dampaknya terhadap manusia dan lingkungannya dan siswa dituntut untuk berpikir dan menyelesaikan permasalahan yang diberikan oleh guru. Dalam prinsip ini siswa dituntut untuk mengembangkan kemampuan berpikirnya, (b) Prinsip interaksi, guru saling beriteraksi dengan siswa dan siswa juga saling berinteraksi dengan siswa lainnya. Saling berdiskusi dan saling memberikan pendapat masing-masing dalam kegiatan berkelompok, (c) Prinsip bertanya, setiap siswa bebas mengajukan pertanyaan kepada guru maupun siswa lainnya mengenai polusi dan 28

dampaknya terhadap manusia dan lingkungan, (d) Prinsip belajar untuk berpikir, dengan permasalahan mengenai polusi dan dampaknya terhadap manusia dan lingkungan yang telah diberikan oleh guru, siswa diharuskan untuk menemukan jawaban dari permasalahan yang diberikan. Dengan berdiskusi, siswa dapat saling bertukar pendapat dan belajar. Dalam proses tersebut siswa menggunakan kemampuan otaknya untuk berpikir dan menemukan jawaban dari permasalahan yang diberikan, (e) Prinsip keterbukaan, antara siswa dan guru dapat mengembangkan hipotesis dan dapat membuktikan kebenarannya melalui proses berdiskusi dan mencari informasi dari berbagai sumber. Pada penelitian ini Inquiry digunakan untuk membantu guru dalam mengatur kegiatan pembelajaran dikelas. 29