BAB I PENDAHULUAN. Kelangsungan hidup negara juga berarti kelangsungan hidup. cukup dalam membiayai kepentingan umum yang akhirnya juga mencakup

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) untuk menjembatani antara dunia pendidikan dengan dunia kerja yang

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu usaha untuk mewujudkan kemajuan. negeri yaitu berupa pajak. Untuk dapat meningkatkan penerimaan dari sektor pajak,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Laporan Praktek Kerja Lapangan. pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang - Undang dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. Keberhasilan suatu bangsa dalam pembangunan nasional sangat ditentukan

MANAJEMEN PERPAJAKAN

membiayai segala pengeluaran-pengeluarannya. Pembangunan Nasional adalah kegiatan yang berlangsung secara terus-menerus dan berkesinambungan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Menurut Andriani (1991) dalam Waluyo (2011), pajak adalah iuran kepada negara

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara yang memiliki

BAB II TINJUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri ( PKLM ) PKLM adalah suatu kegiatan yang dilakukan mahasiswa secara mandiri yang

BAB I PENDAHULUAN. anggaran dana yang besar. Dana tersebut diperoleh dari penerimaan dalam negeri dan

BAB I PENDAHULUAN. Penjualan atas Barang Mewah (PPN & PPnBM), Pajak Lain, dan Surat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) salah satu kota terbesar di Indonesia, tidak luput dari keikutsertaan dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Negara Republik Indonesia adalah negara hukum berdasarkan Pancasila dan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. Pembangunan nasional adalah kegiatan yang berlangsung terus-menerus

BAB I PENDAHULUAN. H. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) Utara, oleh sebab itu mahasiswa/i diwajibkan untuk melakukan riset dan

BAB II ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Pemungutan pajak di Indonesia mengacu pada sistem self assessment. Self assessment

Judul : Tata Cara Pengajuan Tax Amnesty Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Negeri Nama : Gusti Ayu Dwi Antari NIM : ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) Pajak merupakan sumber penerimaan yang paling potensial di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. disebabkan masih banyak masyarakat yang tidak mengetahui dengan baik

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Praktik Kerja Lapangan Mandiri. Negara pada dasarnya adalah sebuah rumah tangga yang besar, dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

Pengantar Perpajakan bagi Account Representative Dasar

BAB II LANDASAN TEORI. rakyat kepada Negara berdasarkan Undang-Undang yang dapat dipaksakan. ditunjuk atau digunakan untuk membayar pengeluaran umum.

Ika Vikni Nawang Risma Yuniar Sindy Sukmamulya Ramadhani

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Salah satu usaha untuk mewujudkan kemandirian suatu bangsa dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar Untuk menyukseskan

BAB I PENDAHULUAN. Negara Republik Indonesia adalah negara hukum berdasarkan Pancasila dan

BAB IV ANALISA DATA EVALUASI DATA.47. Belawan 47. Paksa Surat Paksa.57 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan..59. B. Saran...

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN POLITEKNIK KEUANGAN NEGARA STAN

PENYELESAIAN SENGKETA PAJAK INTERNAL DJP; PENGADILAN PAJAK; DAN MAHKAMAH AGUNG.

BAB I PENDAHULUAN. informasi yang telah berkembang dan menerapkannya dalam pelayanan

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN POLITEKNIK KEUANGAN NEGARA STAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. dimanfaatkan untuk melaksanakan dan meningkatkan pembangunan nasional.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) Sebagai salah satu negara berkembang Indonesia sedang melaksanakan

PENDAHULUAN. yang cukup besar. Salah satu cara memenuhi pembiayaan tersebut berasal dari

ANALISIS PEMERIKSAAN PAJAK DALAM UPAYA OPTIMALISASI PENERIMAAN PAJAK PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA JAKARTA KEMAYORAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) langsung dapat membimbing kita kedalam dunia kerja nyata guna memberikan

Self assessment : WP membayar pajak sesuai UU tidak tergantung SKP

OLEH: Yulazri SE. M.Ak. Akt. CPA

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... xi DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR LAMPIRAN... xiii

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber dana luar negeri, misalnya pinjaman luar negeri dan hibah ( grant),

BAB I PENDAHULUAN. terhadap masalah pembiayaan pembangunan. perpajakan yang memberikan jaminan kepastian hukum dan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Cuma-Cuma) yang diberikan rakyat kepada Negara, namun seiring dengan

BAB I PENDAHULUAN. lainnya. Direktorat Jenderal Pajak (fiskus) melakukan ekstensifikasi dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) meningkatkan kualitas pendidikan dilingkungan kampus.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI. Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. perpajakan, termasuk pemungutan pajak atau pemotongan pajak tertentu.

BAB I PENDAHULUAN. sektor pajak perlu diimplementasikan secara maksimal untuk menjalankan roda

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai salah satu negara berkembang yang masih terus

BAB I PENDAHULUAN. Belanja Negara. Salah satu yang termasuk dalam APBN adalah pajak.

BAB II LANDASAN TEORI. pajak, diantaranya pengertian pajak yang dikemukakan oleh Prof. Dr. P. J. A. Adriani

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. dianggap mampu mencerminkan kerjasama nasional. Dalam hal pembiayaan

BAB 1 PENDAHULUAN. membayar pajak secara langsung maupun tidak langsung. negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat (Tansuria, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. memaksimalkan target pemasukan sumber dana negara. Pemasukan sumber

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI (PKLM) Sebagai mahluk hidup dan juga sosial manusia memerlukan fasilitas-fasilitas

BAB I PENDAHULUAN. di lapangan yang secara langsung berhubungan dengan teori-teori keahlian yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) tengah menggalakkan pembangunan disegala aspek kehidupan masyarakat,

BAGIAN 1 NOMOR POKOK WAJIB PAJAK. e-registration melalui laman Direktorat Jenderal Pajak

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan rakyat baik materiil maupun spirituil. Untuk dapat. mendapatkan dukungan dari masyarakat (Waluyo dan Ilyas, 2000: 1)

BAB I PENDAHULUAN. H. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) hak Negara dan hak warga Negara pembayar pajak. Hak Negara adalah untuk

kesadaran masyarakatnya dalam mematuhi aturan-aturan yang ditentukan oleh pelayanan dan fasilitas umum maupun penyediaan biaya bagi pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. yang diperjualbelikan, telah dikenai biaya pajak selain dari pada harga pokoknya

BAB I PENDAHULUAN. Politik Universitas Sumatera Utara. Karena sifatnya untuk memberikan dan belajar keahlian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM ) bebas yang menyeluruh (global). Negara Indonesia berusaha segiat-giatnya

BAB I PENDAHULUAN. baik di tahun kedepannya. Dengan keyakinan tersebut, pemerintah membuat

BAB 1 PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia bertujuan mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) Pada dasarnya Negara adalah sebuah rumah tangga yang besar, dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. Praktik kerja lapangan ini adalah salah satu mata kuliah yang harus diambil

PERPAJAKAN I KUASA & KONSULTAN PAJAK, PEMERIKSAAN, PENAGIHAN, RESTITUSI PAJAK. Deden Tarmidi, SE., M.Ak., BKP. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. memperhatikan masalah pembiayaan dan pembangunan.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. ini pemungutnya dilaksakan oleh Pemerintah Pusat khususnya Depertemen

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. mungkin hidup tanpa adanya masyarakat. Negara adalah masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) Seiring dengan semakin pesatnya perkembangan teknologi dan informasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. memenuhi pembangunan nasional secara merata, yang dapat meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. besar pula dalam menjalankan fungsi kenegaraannya.sebagai Negara yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pajak dapat dinikmati oleh semua rakyat Indonesia. terutang dengan menyampaikan Surat Pemberitahuan. Sebagaia timbal balik

KAJIAN EMPIRIS TINGKAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI DAN PENYEBABNYA. Abstraksi

BAB 1 PENDAHULUAN. Pajak digunakan untuk membiayai pembangunan yang berguna bagi

BAB I PENDAHULUAN. Penerimaan Negara dari sektor perpajakan merupakan sumber utama. untuk pembangunan nasional dan penyelenggaraaan pemerintahan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) Dalam rangka mewujudkan cita-cita pembangunan nasional Negara Republik

BAB II LANDASAN TEORI. Pada Pasal 1 Undang-Undang Nomor 36 tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1. Pajak Pengertian Pajak Rochmat Soemitro (1990;5)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri ( PKLM ) untuk mewujudkannya. Untuk menanggulangi dana yang cukup besar itu,

BAB I PENDAHULUAN. memajukan kesejahteraan rakyat. Jika dilihat dari segi ekonomi, Indonesia masih

BAB I PENDAHULUAN. adalah Self Assessment System yang berarti wajib pajak diberi kepercayaan

Perpajakan 1. Pengantar, Pungutan Lain, Fungsi Pajak, Dasar Teori Pemungutan Pajak, Kedudukan Hukum Pajak, Hk. Pajak Materil dan Formil

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara hukum yang berdasarkan Pancasila dan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Beberapa ahli dalam perpajakan telah memberikan pengertian pajak, antara lain sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. bidang ekonomi maupun sumber daya alam, namun sebagai Negara berkembang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

BAB I PENDAHULUAN. yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tugas Akhir Kelangsungan hidup negara juga berarti kelangsungan hidup masyarakat.dengan demikian, negara diharapkan memiliki penghasilan yang cukup dalam membiayai kepentingan umum yang akhirnya juga mencakup kepentingan individu seperti kesehatan masyarakat, pendidikan, kesejahteraan dan lain-lain. Oleh karena itu, pemerintah harus menyusun Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang ideal dengan cara menggerakkan semua potensi dari berbagai sektor dalam memenuhi penerimaan dana yang maksimal. Salah satu sektor tersebut ialah pajak. Pajak adalah kontribusi wajib kepada Negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara baik secara tidak langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat sebagaimana yang tertulis dalam Undangundang Nomor 16 tahun 2009 tentang Ketentuan umum dan Tata Cara Perpajakan pada Pasal 1 ayat 1. Dari pengertian di atas dapat dipahami bahwa pungutan pajak pada awalnya merupakan beban yang mengurangi penghasilan atau kekayaan individu tetapi kemudian dikembalikan lagi kepada rakyat, melalui pengeluaran- 1

2 pengeluaran rutin dan pengeluaran pembangunan yang bermanfaat bagi seluruh masyarakat, baik yang membayar maupun tidak. Penerimaan negara dari perpajakan selalu menjadi penyumbang terbesar dan meningkat setiap tahunnya seperti pada APBN tahun 2017 yang berkontribusi mencapai 85,6% dari total pendapatan negara. Dengan demikian, kita sebagai warga negara yang baik harus patuh terhadap undang-undang yang berlaku untuk wajib bekerjasama dengan pemerintah dalam mencapai target penerimaan negara.hal tersebut dapat dipenuhi dengan membayar pajak. Pajak itu sendiri nantinya dapat dipungut melalui sistem yang berlaku, yakni Self Assesment System (SAS).Prinsip dalam sistem tersebut adalah bahwa Wajib Pajak (WP) diwajibkan untuk menghitung, memperhitungkan, membayar sendiri, dan melaporkan pajak yang terutang sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan, sehingga penentuan besarnya pajak yang terutang dipercayakan kepada WP sendiri melalui Surat Pemberitahuan (SPT) yang disampaikannya. Di dalam menentukan besarnya pajak yang terutang sering terjadi perselisihan WP dan petugas pajak.perselisihan tersebut terjadi karena adanya perbedaan pendapatantara wajib pajak dan petugas pajak mengenai suatu masalah, seperti peraturan dan penafsiran fiskus atas suatu fakta, dan kesalahan hitung atau tulis.hal ini tentu saja dapat merugikan penerimaan negara. Oleh karena itu, diperlukan suatu tata cara yang bisa mengatur proses pemungutan pajak itu sendiri. Suatu hukum pajak yang memberikan batasan-batasan dan sanksi yang jelas dalam proses pemungutan pajak.

3 Beban pembuktian untuk menyatakan bahwa pajak yang terutang dalam SPT adalah tidak benar berada pada pihak fiskus (Direktorat Jenderal Pajak), seperti yang tertulis dalam Undang-Undang KUP Pasal 12 ayat 3. Proses pembuktian atau bukti yang diperoleh dapat berasal dari pemeriksaan atau adanya keterangan lain. Maka apabila dari bukti tersebut ternyata jumlah pajak yang terutang menurut WP sebagaimana dilaporkan dalam SPT tidak benar, maka fiskus menetapkan jumlah pajak yang terutang sebagaimana mestinya sesuai dengan ketentuan perundang-undang perpajakan dengan menerbitkan Surat Ketetapan Pajak. SKP diterbitkan untuk suatu masa pajak, bagian tahun pajak, atau tahun pajak yang dilakukan penelitian, pemeriksaan, pemeriksaan ulang atau pemeriksaan bukti permulaan.dengan diterbitkannya SKP ini, WP dituntut untuk menghitung, memperhitungkan, melapor dan menyetorkan pajaknya dengan benar. Sehingga masalah kurangnya pencapaian target penerimaan pajak untuk negara yang muncul akibat dari kesalahan kesalahan yang terdapat dalam pengisian SPT sebelumnya dapat ditangani dan kemungkinan terjadinya sengketa pajak juga dapat diminimalisir..berdasarkan uraian yang telah dipaparkan di atas, penulis tertarik untuk memilih judul Mekanisme Penerbitan Surat Ketetapan Pajak Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur. B. Tujuan dan Manfaat 1. Tujuan Adapun tujuan dari laporan tugas akhir ini adalah :

4 1.1. Untuk mengetahui SKP dan fungsinya. 1.2. Untuk mengetahui mekanisme penerbitan SKP. 1.3. Untuk mengetahui kegiatan setiap seksi terkait dengan penerbitan SKP. 1.4. Untuk mengetahui berbagai kendala yang dihadapi dalam penerbitan SKP. 2. Manfaat Adapun manfaat dari laporan tugas akhir ini adalah : 2.1. Bagi mahasiswa a. Menambah wawasan dan pengetahuan di bidang perpajakan, khususnya tentang surat ketetapan pajak. b. Mengaplikasikan teori-teori yang telah diperoleh selama perkuliahan ke lapangan. c. Meningkatkan kemampuan dalam berinteraksi dan berkomunikasi. d. Menjadi bekal dalam memasuki dunia kerja. 2.2. Bagi Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan a. Mempererat hubungan kerjasama antara pihak Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan dengan instansi pemerintah, khususnya Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur. b. Menjadi bahan referensi bagi mahasiswa yang kelak membutuhkannya mengenai pelaksanaan pemungkutan pajak di kota Medan. c. Mempromosikan sumber daya manusia.

5 2.3. Bagi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur a. Mempererat hubungan kerjasama antara pihak Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur dengan lembaga pendidikan, khususnya Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan. b. Membantu menyebarkan informasi mengenai Surat Ketetapan Pajak. c. Menjadi bahan sumbangan atau masukan pemikiran kepada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur. C. Uraian Teoritis 1. Pengertian Pajak Salah seorang ahli yang bernama Prof. Dr. PJA Andriani memberikan pendapat bahwa pajak merupakan iuran rakyat atau masyarakat pada negara yang bisa dipaksakan dan terhutang bagi yang wajib membayarnya sesuai dengan peraturan undang-undang dengan tidak memperoleh suatu imbalan yang langsung bisa ditunjuk serta digunakan untuk pembiayaan yang diperlukan pemerintah. 1 Pendapat tersebut terlihat sama dengan pengertian pajak pada Undang-Undang Ketentuan Umum Perpajakan yang telah dipaparkan sebelumnya. Dari pengertian diatas dapat diketahui bahwa terjadi pengalihan harta dari masyarakat ke pemerintah dalam bentuk pajak, yang memiliki fungsi antara lain: a. Anggaran atau penerimaan (budgetair), yaitu pajak sebagai salah satu sumber dana yang digunakan pemerintah dan bermanfaat untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran. 1 Abdul Hakim, Perpajakan, (Jakarta: Salemba Empat, 2014) Cet. 1, hlm. 2

6 b. Mengatur (regulerend), yaitu pajak sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijakan pemerintah dalam bidang sosial dan ekonomi. Karena pemerintah menempatkan beban kepada rakyat, seperti pajak, dan memungutnya secara paksa maka tindakan tersebut harus dilandasi hukum dan ditetapkan dengan Undang-Undang.Hal ini mengacu pada bunyi Pasal 23 ayat (2) Undang-undang Dasar 1945. Pajak memiliki hukum yang terbagi menjadi dua, yaitu 2 : a. Hukum pajak materil, yaitu memuat norma-norma yang menerangkan keadaan, perbuatan, peristiwa hukum yang dikenai pajak (objek pajak), siapa yang dikenakan pajak (subjek), berapa besar pajak yang dikenakan (tarif), segala sesuatu tentang timbul dan hapusnya utang pajak, dan hubungan hukum antara pemerintah dan WP. b. Hukum pajak formil, memuat bentuk/tata cara untuk mewujudkan hukum materil menjadi kenyataan, antara lain : a. Tata cara penyelanggaraan (prosedur) penetapan suatu utang pajak. b. Hak fiskus untuk mengadakan pengawasan terhadap para WP mengenai keadaan, perbuatan dna peristiwa yang menimbulkan utang pajak. c. Hak dan kewajiban Wajib Pajak, yang tertuang dalam Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan. 2 Erly Suandy, Hukum pajak, (Medan: Salemba Empat, 2014) Cet.1 hlm.18

7 2. Pengertian Surat Ketetapan Pajak Terbitnya suatu SKP hanya terbatas kepada WP tertentu yang disebabkan oleh ketidakbenaran dalam pengisian SPT atau karena ditemukannya data fisik yang tidak dilaporkan oleh WP. SKP diterbitkan setelah proses pemeriksaan selesai dilakukan dan belum dilakukan penyidikan. Seperti yang tercantum dalam Paeraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia No.183/PMK.03/2015 tentang Tata Cara Penerbitan Surat Ketetapan Pajak dan Surat Tagihan Pajak bahwa dalam jangka waktu 5 (lima) tahun setelah saat terutangnya pajak atau berakhirnya Masa Pajak, Bagian Tahun Pajak, atau Tahun Pajak, Direktur Jenderal Pajak dapat menerbitkan SKP yang meliputi : a. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB), yaitu surat ketetapan pajak yang menentukan besarnya jumlah pokok pajak, jumlah kredit pajak, jumlah kekurangan pembayaran pokok pajak, besarnya sanksi administrasi dan jumlah yang masih harus dibayar. b. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan (SKPKBT), yaitu surat ketetapan pajak yang menentukan tambahan atas jumlah pajak yang telah ditetapkan sebelumnya. c. Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar (SKPLB), yaitu surat ketetapan pajak yang menentukan jumlah kelebihan pembayaran pajak karena jumlah kredit pajak lebih besar daripada pajak yang terutang atau tidak seharusnya terutang.

8 d. Surat Ketetapan Pajak Nihil (SKPN), yaitu surat ketetapan pajak yang menentukan jumlah pokok pajak sama besarnya dengan jumlah kredit pajak atau pajak tidak terutang dan tidak ada kredit pajak. Namun demikian, Direktur Jenderal Pajak tetap dapat menerbitkan SKPKB atau SKPKBT setelah jangka waktu 5 (lima) tahun terlampaui, dalam hal Direktur Jenderal Pajak menerima Putusan Pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap terhadap WP yang dipidana karena melakukan tindak pidana di bidang perpajakan atau tindak pidana lainnya yang dapat menimbulkan kerugian pada pendapatan negara. SKP untuk suatu Masa Pajak diterbitkan sesuai dengan masa pajak yang tercakup dalam surat pemberitahuan masa Pajak Penghasilan (PPh), kecuali PPh Pasal 21 atau Pajak Pertambahan Nilai (PPN). SKP untuk bagian tahun pajak atau tahun pajak diterbitkan sesuai dengan SPT PPh.Sesuai dengan yang tercantum dalam Pasal 4 bahwa : a. Surat ketetapan pajak harus diterbitkan berdasarkan nota penghitungan. b. Nota penghitungan dibuat berdasarkan laporan atas hasil Penelitian, Pemeriksaan, Pemeriksaan Ulang, atau Pemeriksaan Bukti Permulaan. c. Nota penghitungan diterbitkan paling lambat 3 (tiga) hari kerja sejak tanggal laporan. d. Dalam hal Pemeriksaan, Pemeriksaan Ulang, atau Pemeriksaan Bukti Permulaan dilakukan oleh Unit Pelaksana Pemeriksaan selain Kantor Pelayanan Pajak (KPP) tempat WP terdaftar, SKP harus diterbitkan paling lambat 3 (tiga) hari kerja sejak tanggal diterimanya nota penghitungan

9 beserta laporan atas hasil Pemeriksaan, Pemeriksaan Ulang, atau Pemeriksaan Bukti Permulaan. Penyampaian surat ketetapan pajak, dapat dilakukan: a. secara langsung b. melalui pos dengan bukti pengiriman surat c. melalui perusahaan jasa ekspedisi atau jasa kurir dengan bukti pengiriman surat. Dalam hal SKPKB atau SKPKBT diketahui rusak, tidak terbaca, hilang, atau tidak diketemukan lagi, Direktur Jenderal Pajak karena jabatannya, dapat menerbitkan kembali SKPKB atau SKPKBT sebagai pengganti asli SKPKB atau SKPKBT Dan hasil penerbitan kembali sebagaimana dimaksud mempunyai kedudukan hukum yang sama dengan asli SKPKB atau SKPKBT. SKP memiliki fungsi sebagai: 1. Sarana untuk melakukan koreksi fiskal terhadap WP tertentu yang nyatanyata atau berdasarkan hasil pemeriksaan tidak memenuhi kewajiban formal dan atau kewajiban materiil dalam memenuhi ketentuan perpajakan. 2. Sarana untuk mengenakan sanksi administrasi perpajakan. 3. Sarana administrasi untuk melakukan penagihan pajak. 4. Sarana untuk mengembalikan kelebihan pajak dalam hal lebih bayar. 5. Sarana untuk memberitahukan jumlah pajak yang terutang.

10 D. Ruang Lingkup Adapun ruang lingkup dalam laporan tugas akhir adalah : a. Mekanisme penerbitan SKP pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur. b. Kendala - kendala yang dihadapi dalam penerbitan SKP. c. Upaya penanganan kendala-kendala dalam penerbitan SKP. E. Metode Penulisan Tugas Akhir Metode yang digunakan dalam penulisan tugas akhir adalah : a. Tahap Persiapan Pada tahap ini penulis melakukan persiapan yang dimulai dari penentuan judul proposal, pemilihan lokasi, pengumpulan bahan yang akan dibutuhkan selama melakukan penelitian dan konsultasi dengan dosen pembimbing. b. Studi Literatur Pada tahap ini penulis akan mencari dan mengumpulkan sumber-sumber pustaka, seperti undang-undang perpajakan, buku-buku ilmiah, penelitian sebelumnya dan sumber lainnya sebagai alat bantu dalam menyelesaikan tugas akhir nanti.

11 c. Observasi Lapangan Pada tahap ini penulis akan melakukan pengamatan secara langsung dengan mengunjungi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur untuk memperoleh data dari pihak yang bersangkutan. d. Pengumpulan data Pada tahap ini penulis mengumpulkan data untuk melengkapi laporan tugas akhir nanti yang meliputi: 1. Data primer, yaitu pengumpulan data yang langsung diambil dan berasal dari tempat dilakukannya penelitian, yakni Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur. 2. Data sekunder, yaitu pengumpulan data dari referensi ilmiah, seperti buku-buku atau undang undang perpajakan. e. Analisis dan Evaluasi Pada tahap ini penulis akan melakukan analisis dan evaluasi terhadap datadata yang diperoleh yang telah selesai dikumpulkan selama penelitian dilakukan.

12 F. Metode Pengumpulan Data Laporan Tugas Akhir 1. Data Observasi Penulis akan turun langsung ke lapangan untuk melakukan peninjauan dengan mengamati, mendengar, mencatat dan meneliti hal-hal yang berhubungan dengan masalah yang dibahas. 2. Data Wawancara Penulis akan melakukan wawancara dengan mengajukan pertanyaan kepada pihak-pihak bersangkutan, yang dapat memberi informasi guna membantu penyusunan laporan tugas akhir. 3. Data Dokumentasi Penulis akan mengumpulkan informasi dan dokumen yang berhubungan dengan laporan tugas akhir. G. Sistematika Penulisan Tugas Akhir Adapun yang menjadi sistematika dalam penulisan tugas akhir ini adalah sebagai berikut. BAB I : PENDAHULUAN Pada bab ini, penulis akan akan mambahas mengenai latar belakang permasalahan dari proposal ini, tujuan dan manfaat penulisan, uraian teoritis yang mendukung penulisan, ruang

13 lingkup kegiatan yang dilakukan yang dikaji dalam penulisan, metode penulisan, metode pengumpulan data dan sistematika penulisan. BAB II : GAMBARAN UMUM Pada bab ini penulis akan menguraikan sejarah singkat Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur, struktur organisasi, uraian tugas pokok dan fungsi serta gambaran pegawai. BAB III: GAMBARAN DATA Pada bab ini, penulis akan menguraikan ketentuan-ketentuan yang berlaku mengenai surat ketetapan pajak, daluarsa pajak, ketetapan pajak yang dapat dibetulkan, jangka waktu penyelesaian permohonan wajib pajak dan lain lain tentang administrasi mengenai terbitnya surat ketetapan pajak. BAB IV: ANALISIS DAN EVALUASI Pada bab ini, penulis mencoba menganalisa tentang mekanisme penerbitan surat ketetapan pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur berdasarkan kemampuan penulis, kemudian mengadakan evaluasi serta memberikan interpretasi untuk menjawab perumusan masalah yang diajukan.

14 BAB V: KESIMPULAN DAN SARAN Pada bab ini, penulis akan memaparkan kesimpulan atas pembahasan dan saran yang kiranya dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan berdasarkan data dan informasi yang telah diperoleh.