HASIL DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
PENGGUNAAN ANALISIS KANONIK UNTUK MENGETAHUI POLA HUBUNGAN ANTARA NILAI UJIAN NASIONAL, NILAI UJIAN SEKOLAH, DAN NILAI RAPOR

Lampiran 1 Deskripsi Data Primer

SOSIALISASI UJIAN NASIONAL (UN) DAN UJIAN SEKOLAH (US) TAHUN 2015 SUKSES US, UN DAN SNMPTN 2015

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Analisis Korelasi Kanonik

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

, dengan. Karakteristik dari vektor peubah acak X dan Y sebagai berikut:

INFORMASI UJIAN NASIONAL DAN UJIAN SEKOLAH SMA TAHUN 2016 SMA NEGERI 23 PROVINSI DKI JAKARTA

STK511 Analisis Statistika. Pertemuan 13 Peubah Ganda

HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH NILAI UJIAN NASIONAL FISIKA DAN KIMIA TERHADAP HASIL NILAI UJIAN NASIONAL MATEMATIKA SISWA KELAS AKSELERASI IPA DI SMAN 3 BANDUNG

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. penentuan jumlah sampel minimum yang harus diambil. Tabel 4.1 Data Hasil Survei Pendahuluan. Jumlah Kepala Keluarga (Xi)

KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMA KASIH DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR GRAFIK DAFTAR TABEL DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN

METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran

Semakin besar persentase CCR yang dihasilkan, maka tingkat akurasi yang dihasilkan semakin tinggi (Hair et. al., 1995).

Analisis Peubah Ganda

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

MATERI DAN METODE. Tabel 2. Jumlah Kuda yang Diamati Berdasarkan Lokasi dan Jenis Kelamin

ANALISIS KORELASI KANONIK PERILAKU BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA SMP (STUDI KASUS SISWA SMPN I SUKASARI PURWAKARTA)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Gambaran Umum Pelayanan Jasa Pelabuhan Sunda Kelapa

TINJAUAN PUSTAKA Analisis Gerombol

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini mengungkapkan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi

HASIL DAN PEMBAHASAN

DATA DAN METODE Data Data Simulasi Data Sekunder

Laporan Tugas Akhir D3-Statistika 2009

METODOLOGI PENELITIAN

KORELASI KANONIK ANTARA NlLAl EBTANAS MURNl. DENGAN NlLAl MATA KULIAH POKOK TINGKAT I. AKADEMI ILMU STATlSTlK. oleh: AKHMAT MUNAWAR G

LEGER PENGOLAHAN NILAI PENETAPAN KELULUSAN KELAS XII SMA N 7 DENPASAR TAHUN PELAJARAN RUANG 3 /IPA

BAB 4 HASIL PENELITIAN. 2010, didapatkan jumlah keseluruhan penderita dengan bangkitan kejang demam

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4. 1 Jenis Pekerjaan dan Pendapatan Responden

HASIL DAN PEMBAHASAN Latar Belakang Penjual Lahan yang Melakukan Transaksi Lahan

IV. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Tanjungpinang Timur,

Universitas Negeri Malang

DAFTAR ISI... ABSTRAK... KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMA KASIH.. DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL...

Analisis Hasil Ujian Nasional Madrasah Aliyah Negeri Tahun 2008

Klasifikasi Kecamatan Berdasarkan Nilai Akhir SMA/MA di Kabupaten Aceh Selatan Menggunakan Analisis Diskriminan

BAB III METODE PENELITIAN. September). Data yang dikumpulkan berupa data jasa pelayanan pelabuhan, yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Gambaran Umum Dana Pensiun Karyawan Pupuk Kujang

5. ANALISIS HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Minat dan Pengetahuan Dasar Pemesinan serta satu variabel terikat

SURAT PERMOHONAN CALON PESERTA DIDIK MENGIKUTI JALUR PRESTASI TAHUN PELAJARAN 2015/2016

5. STATISTIKA PENYELESAIAN. a b c d e Jawab : b

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

Bab 2 LANDASAN TEORI

Karakteristik Anak Umur Jenis Kelamin Urutan anak Kepribadian Cita-cita dan tujuan. Tingkat Stres Menghadapi UN SMA Negeri SMA Swasta

KELULUSAN. Selasa, 4 Februari 2014

METODE PENELITIAN. Keterangan : n = jumlah mahasiswa yang diambil N = jumlah populasi mahasiswa program sarjana e = batas kesalahan pengambilan contoh

JURNAL GAUSSIAN, Volume 2, Nomor 2, April 2013, Halaman Online di:

SMAN 8 JAKARTA SMA NEGERI 8 JAKARTA TAHUN PELAJARAN Jakarta, 23 Januari 2015

HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi Data

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. sembako. Adapun pertanyaan yang termuat dalam kuesioner terdiri dari

Didin Astriani P, Oki Dwipurwani, Dian Cahyawati (Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sriwijaya)

PEMETAAN MASALAH PUTUS SEKOLAH PENDIDIKAN DASAR MASYARAKAT MISKIN ANTAR KECAMATAN SEBAGAI UPAYA PEMERATAAN AKSES PENDIDIKAN DI KABUPATEN OGAN ILIR

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. belajar kimia SMA Negeri 1 Jogonalan Kabupaten Klaten.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Data Karakteristik Rumah Tangga Responden

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, time series triwulan dari

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Responden dari penelitian ini adalah seluruh pengusaha konveksi di

(α = 0.01). Jika D i > , maka x i atau pengamatan ke-i dianggap pencilan (i = 1, 2,..., 100). HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS PENGARUH PROMOSI TERHADAP PENJUALAN SUKU CADANG PADA BENGKEL JAKARTA KECAMATAN SUKAMAJU

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. belajar PKn siswa kelas VIII SMP Negeri se- Kecamatan Playen tahun ajaran

Tabel 1 Sudut terjadinya jarak terdekat dan terjauh pada berbagai kombinasi pemilihan arah acuan 0 o dan arah rotasi HASIL DAN PEMBAHASAN

JURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol. 4. No. 2, 71-81, Agustus 2001, ISSN :

BAB II. REGRESI LINIER BERGANDA DENGAN VARIABEL DUMMY

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambar 2 Metode Penarikan Contoh

BAB III ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL PENELITIAN. Sebelum melakukan penelitian sebaiknya dilakukan pengujian terlebih dahulu

V. HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Faktor yang Memengaruhi Tabungan Rumah Tangga

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI. metode kuadrat terkecil (MKT), outlier, regresi robust, koefisien determinasi,

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

MARKET POTENTIAL RESEARCH PASAR TRADISIONAL PD PASAR SURYA DI CABANG SURABAYA SELATAN. M. Jamal Muttaqin ( )

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. berkembang dari tahun ke tahun, dan pada tahun 2004 PT. Bank Danamon

ANALISIS PENGARUH MOTIVASI, PELATIHAN, DAN KOMPENSASI TERHADAP KINERJA PEGAWAI PENGELOLA SISTEM INFORMASI KEPEGAWAIAN PUSAT DI KEMENTERIAN PERHUBUNGAN

ANALISIS PRODUKSI PERJALANAN DARI KAWASAN PEMUKIMAN

BAB III METODE PENELITIAN. Prima Artha, Sleman. Sedangkan subjek penelitiannya adalah Data

PENENTUAN KOEFISIEN KORELASI KANONIK DAN INTERPRETASI FUNGSI KANONIK MULTIVARIAT

PERBANDINGAN BAGAN KENDALI T 2 HOTELLING KLASIK DENGAN T 2 HOTELLING PENDEKATAN BOOTSTRAP PADA DATA BERDISTRIBUSI NON-NORMAL MULTIVARIAT

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jakarta khususnya di kantor Dinas Pelayanan Pajak (DPP) DKI Jakarta, beralamat

BAB III ANALISIS KORELASI KANONIK ROBUST DENGAN METODE MINIMUM COVARIANCE DETERMINAN

INFO, SHARING & STRATEGI MENUJU PTN

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan berupa data sekunder. Data diperoleh dari bahan-bahan yang

METODE PENELITIAN. deposito berjangka terhadap suku bunga LIBOR, suku bunga SBI, dan inflasi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hajah Jawiyah Badrie Kelurahan Jeruk-Lakarsantri. Sebelum dilakukan penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN. Eksplorasi Pola Spektrum

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Teknik Penarikan Contoh

BAB II LANDASAN TEORI. Data merupakan bentuk jamak dari datum. Data merupakan sekumpulan

ANALISIS KORELASI KANONIK UNTUK MENGIDENTIFIKASI FAKTOR- FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP DERAJAT KESEHATAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. nama awalnya Perum Pelabuhan Jakarta Cengkareng berdiri sejak tahun 1984.

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN. 6.1 Analisis Pengelolaan Sumberdaya Air Berdasarkan Kapasitas Produksi Instalasi

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendapatkan wawasan dan pengetahuan adalah dengan membaca.

ANALISIS GEROMBOL CLUSTER ANALYSIS

VI. ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI USAHA PEMBESARAN LELE DUMBO DI CV JUMBO BINTANG LESTARI

Transkripsi:

14 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Data Survei dilakukan terhadap 76 siswa, yang terdiri atas 46 siswa perempuan dan 30 siswa laki-laki. Pendidikan ayah dan ibu dari siswa-siswi tersebut sebagian besar tamatan SLTA, 50% untuk pendidikan ayah dan 64% untuk pendidikan ibu. Selanjutnya dapat dilihat pada Lampiran 1. Deskripsi data sekunder yaitu NUN, NR dan NUS dapat dilihat pada Lampiran 2. Nilai rata-rata tertinggi adalah NR Penjaskes yaitu sebesar 87. Ratarata terendah yaitu sebesar 76 adalah NR Biologi. Jika dilihat dari penyebaran data, dapat dilihat bahwa keragaman terbesar pada NR Seni Rupa, dan ragam terkecil pada NUS Kimia. Dari penyajian diagram kotak garis data yang ada di Lampiran 3 pada NUN tampak bahwa UN Kimia memiliki median terbesar di antara yang lain. Pada NR UN, median tertinggi adalah NR bahasa Inggris. Sedangkan pada NR Non UN yang tertinggi yaitu NR PJK yang juga mempunyai ragam terkecil dibanding yang lainnya. Median dari seluruh nilai hampir sama, tetapi yang tertinggi mediannya adalah NUS Bahasa Inggris, dapat dilihat pada diagram kotak garis NUS 4.2 Analisis Kanonik NUN dan NR UN Analisis ini mengkaji hubungan antara gugus peubah Y dengan gugus peubah X A. peubah Y adalah keseluruhan peubah yang ada di dalam Nilai Ujian Nasional. peubah X A adalah keseluruhan peubah yang ada di dalam Nilai Rapor dari mata pelajaran yang diujikan secara nasional. 4.2.1 Hasil Pengujian Asumsi Peubah Y 1. Tidak terdapat multikolinieritas pada gugus peubah Y, terlihat dari keseluruhan nilai VIF gugus peubah Y tidak ada yang melebihi 2,5, yang tercantum pada tabel 2

15 Tabel 2 Hasil Uji Multikolinieritas Peubah Y Peubah Nilai VIF Peubah Nilai VIF Peubah Y Peubah Y NUN IND NUN ING 1,16 NUN FIS NUN KIM 1,15 NUN MAT 1,15 NUN BIO 1,06 NUN FIS 1,12 NUN IND 1,17 NUN KIM 1,15 NUN ING 1,33 NUN BIO 1,05 NUN MAT 1,05 NUN ING NUN MAT 1,11 NUN KIM NUN BIO 1,03 NUN FIS 1,09 NUN IND 1,17 NUN KIM 1,07 NUN ING 1,26 NUN BIO 1,05 NUN MAT 1,14 NUN IND 1,00 NUN FIS 1,11 NUN MAT NUN FIS 1,02 NUN BIO NUN IND 1,17 NUN KIM 1,14 NUN ING 1,34 NUN BIO 1,04 NUN MAT 1,14 NUN IND 1,17 NUN FIS 1,11 NUN ING 1,31 NUN KIM 1,13 2. Pada output SAS (Lampiran 5) untuk gugus peubah Y, diperoleh p - value skewness = 0.53 > (α = 0.05) dan p - value kurtosis = 0.27 > (α = 0.05) maka H 0 diterima. Ini berarti gugus peubah Y memenuhi asumsi kenormalan ganda. Peubah X A 1. Pada gugus peubah XA diperoleh bahwa keseluruhan nilai VIF tidak ada yang melebihi 2,5 (Tabel 3) maka tidak terjadi multikolinieritas pada gugus data X A. Tabel 3 Hasil Uji Multikolinieritas Peubah X A Peubah Nilai Peubah Nilai VIF Peubah X A VIF Peubah X A NR IND NR B.ING 1.40 NR FIS NR KIM 1.85 NR MAT 1.89 NR BIO 1.45 NR FIS 1.93 NR IND 1.62 NR KIM NR BIO 1.95 1.66 NR ING NR MAT 1.51 1.96 NR ING NR MAT 2.04 NR KIM NR BIO 1.66 NR FIS 1.91 NR IND 1.56 NR KIM 1.97 NR ING 1.48 NR BIO NR IND 1.64 1.50 NR MAT NR FIS 1.87 1.79 NR MAT NR FIS 1.87 NR BIO NR ING 1.50 NR KIM 1.87 NR MAT 1.93 NR BIO 1.58 NR FIS 1.68 NR IND NR ING 1.51 1.53 NR KIM NR IND 2.03 1.62 2. Nilai p-value skewness dan p-value kurtosis pada gugus peubah X A masingmasing adalah 0.15 dan 0.68. Nilai-nilai tersebut melebihi α =0.05, dapat disimpulkan gugus data X A memenuhi asumsi kenormalan ganda (Lampiran 6).

16 Berdasarkan scatter plot gugus peubah NUN terhadap gugus peubah NR UN dapat dilihat adanya garis linier untuk kedua gugus peubah tersebut, dapat disimpulkan asumsi kelinieran terpenuhi. Selanjutnya analisis korelasi kanonik dapat dilakukan pada kedua gugus data tersebut (Lampiran 4). 4.2.2 Hasil Analisis Korelasi Kanonik Semua asumsi untuk uji korelasi kanonik sudah terpenuhi, sehingga analisis korelasi kanonik dapat dilanjutkan. Pengolahan data dalam analisis korelasi kanonik menggunakan program SAS 9.1.3 dan SPSS 19 serta Minitab 16. Hasil penghitungan secara lengkap dapat dilihat pada lampiran. Untuk kepentingan memperoleh hasil penelitian, diambil bagian bagian yang penting saja, seperti fungsi kanonik, uji hipotesis, dan analisis redudansi. 1. Fungsi Kanonik Banyaknya fungsi kanonik yang terbentuk untuk 6 peubah NUN (q=6) dan 6 peubah NR UN (p=6) yaitu min (6,6) = 6. Fungsi peubah kanonik yaitu (V i, W i ) untuk i = 1, 2,, 6, diperoleh akar ciri (dari yang terbesar) yaitu 0.47, 0.30, 0.10, 0.06, 0.05, 0.00 beserta vektor-vektor ciri padanannya. Kemudian didapat vektor koefisien dan yang juga merupakan bobot kanonik untuk fungsi peubah kanonik yang berurutan (Tabel 4). V Tabel 4 Bobot dan Korelasi Kanonik gugus peubah X A dan Y terhadap Fungsi Kanonik Pertama W 1 1 Peubah X A Peubah Y Bobot Kanonik Korelasi Bobot Kanonik Korelasi x 1 0.01 0.07 y 1 0.32 0.49 x 2 0.99 0.67 y 2 0.48 0.56 x 3-0.48-0.20 y 3 0.43 0.10 x 4 0.34 0.20 y 4-0.71-0.50 x 5-0.67-0.22 y 5 0.40 0.46 x 6 0.16 0.18 y 6-0.06 0.08 Fungsi kanonik ke-1, yaitu (V 1, W 1 ) : V 1 = 0.01x 1 + 0.99x 2-0.48x 3 + 0.34x 4-0.67x 5 + 0.16x 6 W 1 = 0.32y 1 + 0.48y 2 + 0.43y 3-0.71y 4 + 0.40y 5-0.06y 6 demikian seterusnya hingga fungsi kanonik ke-6. Selanjutnya dari pasangan kanonik tersebut berdasarkan output SAS diperoleh korelasi kanonik dari yang terbesar hingga yang terkecil (Tabel 5).

17 Tabel 5 Korelasi Pasangan Fungsi Kanonik Fungsi Kanonik Korelasi Kanonik 1 0.56 2 0.47 3 0.29 4 0.25 5 0.22 6 0.06 2. Uji Hipotesis a. Uji korelasi kanonik secara bersama Berdasarkan pengujian hipotesis menggunakan uji statistik Wilk diperoleh F = 1.67 > F α = 0.05 = 1.55 (Tabel 6) dapat diputuskan bahwa H 0 ditolak, yang berarti paling tidak ada satu korelasi kanonik yang nyata. Dengan demikian, ke enam fungsi kanonik dapat dianalisis lebih lanjut. Tabel 6 Hasil Uji korelasi kanonik secara bersama Statistik F Wilks'Lambda 1.67 Pillai'sTrace 1.63 Hotelling-LawleyTrace 1.69 Roy'sGreatestRoot 5.37 b. Uji korelasi kanonik secara parsial Uji korelasi kanonik secara parsial hanya menghasilkan satu fungsi kanonik saja yang nyata, yaitu fungsi kanonik pertama (Tabel 7), F = 1.67 > F 0.05 = 1.46. Fungsi kanonik pertama, mempunyai proporsi keragaman sebesar 0.48 (Lampiran 9). Hal ini berarti kombinasi dari fungsi kanonik pertama sudah cukup menerangkan keragaman peubah NUN dan peubah NR UN sebesar 48 %.

18 Tabel 7 Hasil Uji Korelasi Kanonik secara Parsial dan Nilai Redundansi (R 2 ) Fungsi Kanonik 1 2 3 4 5 6 F F 0.05 R 2 1.67 1.29 0.89 0.88 0.92 0.24 1. 46 1. 55 1. 70 1. 94 2. 45 4. 03 0.32 0.23 0.09 0.06 0.05 0.00 3. Analisis Redundansi Analisis redundansi dilakukan hanya pada satu fungsi kanonik, yaitu fungsi kanonik pertama. Nilai redundansi (R 2 ) dari fungsi kanonik yang dianalisis tersebut adalah 32%. Nilai ini diperoleh dari output program SAS (Lampiran 9). Hal ini berarti dari satu fungsi kanonik tersebut bisa menjelaskan keragaman hubungan NUN dan NR UN kurang dari separuhnya. 4.2.3 Interpretasi Fungsi Kanonik a. Bobot Kanonik Besarnya bobot kanonik (Tabel 8) menunjukkan keeratan terhadap peubah kanonik. Berdasarkan koefisien kanonik yang telah dibakukan dapat disimpulkan pada fungsi kanonik pertama urutan keeratan gugus peubah X A terhadap peubah kanonik adalah x 2, x 5, x 3, x 4, x 6, x 1. Selanjutnya, urutan keeratan gugus peubah Y terhadap peubah kanonik adalah y 4, y 2, y 3, y 5, y 1, y 6. Berdasarkan urutan keeratan kedua gugus peubah dapat disimpulkan bahwa NR Bahasa Inggris dan NUN Bahasa Inggris memberikan keeratan yang tertinggi terhadap fungsi kanonik pertama, sedangkan urutan keeratan yang terendah adalah NR Bahasa Indonesia dan NUN Biologi.

19 Tabel 8 Bobot Kanonik dan Muatan Kanonik serta Muatan Silang Kanonik untuk Fungsi Kanonik Pertama antara Peubah Y dan X A Peubah Bobot Kanonik Muatan Kanonik Muatan Silang Kanonik X A : x 1 0.01 0.70 0.04 x 2 0.99 0.67 0.38 x 3-0.48-0.20-0.11 x 4 0.34 0.20 0.11 x 5-0.67-0.22-0.12 x 6 0.16 0.18 0.10 Y : y 1 0.32 0.49 0.28 y 2 0.48 0.56 0.32 y 3 0.43 0.10 0.06 y 4-0.71-0.50-0.28 y 5 0.40 0.45 0.25 y 6-0.06 0.08 0.05 b. Muatan Kanonik Muatan kanonik menyatakan korelasi gugus peubah terhadap peubah kanonik di mana peubah bergabung dalam setiap fungsi kanonik. Besarnya muatan kanonik menunjukkan keeratan terhadap peubah kanonik. Berdasarkan koefisien kanonik yang telah dibakukan dapat disimpulkan pada fungsi kanonik pertama urutan keeratan gugus peubah X A terhadap peubah kanonik adalah x 2, x 5, x 3, x 4, x 6, x 1. Selanjutnya, urutan keeratan gugus peubah Y terhadap peubah kanonik adalah y 2, y 4, y 1, y 5, y 3, y 6. Berdasarkan urutan keeratan kedua gugus peubah dapat disimpulkan bahwa NR Bahasa Inggris dan NUN Bahasa Inggris memberikan keeratan yang tertinggi terhadap fungsi kanonik pertama, sedangkan urutan keeratan yang terendah adalah NR Bahasa Indonesia dan NUN Biologi. c. Muatan Silang Kanonik Muatan silang kanonik menyatakan korelasi gugus peubah dalam suatu peubah kanonik terhadap peubah kanonik lainnya. Besarnya muatan silang kanonik menunjukkan keeratan terhadap peubah kanonik. Berdasarkan koefisien kanonik yang telah dibakukan dapat disimpulkan pada fungsi kanonik pertama urutan keeratan gugus peubah X A terhadap peubah kanonik adalah x 2, x 5, x 3, x 4, x 6, x 1. Selanjutnya, urutan keeratan gugus peubah Y terhadap peubah kanonik adalah y 2, y 4, y 1, y 5, y 3, y 6. Berdasarkan urutan keeratan kedua gugus peubah dapat disimpulkan bahwa NR Bahasa Inggris dan NUN Bahasa Inggris memberikan

20 keeratan yang tertinggi terhadap fungsi kanonik pertama, sedangkan urutan keeratan yang terendah adalah NR Bahasa Indonesia dan NUN Biologi. 4.3 Analisis Kanonik NUN dan NR non UN Hubungan kedua yang akan dianalisis adalah gugus peubah Y dengan gugus peubah X B. peubah Y adalah keseluruhan peubah yang ada di dalam Nilai Ujian Nasional (NUN). peubah X B adalah keseluruhan peubah yang ada di dalam Nilai Rapor dari mata pelajaran yang tidak diujikan secara nasional (NR non UN). 4.3.1 Hasil Pengujian Asumsi Peubah X B 1. Pada gugus peubah X B nilai p-value skewness = 0.24 dan p-value kurtosis = 0.85. Nilai-nilai tersebut lebih dari α =0.05, sehingga gugus peubah X B memenuhi asumsi kenormalan ganda (Lampiran 7 ) 2. Seluruh nilai VIF pada gugus peubah X B tidak ada yang melebihi 2,5. Pada gugus data X B tidak terjadi multikolinieritas (Tabel 9) 3. Asumsi kelinieran pada hubungan gugus peubah Y dengan gugus peubah X B Berdasarkan scatter plot terpenuhi. Dapat dilihat dari garis linier yang terbentuk (Lampiran 4). Analisis korelasi kanonik dapat dilakukan pada kedua gugus data tersebut.

21 Tabel 9 Hasil Uji Multikolinieritas Peubah X B Peubah Y Peubah Nilai VIF Peubah Y Peubah Nilai VIF NR AGM NR PKN 1.91 NR PJK RT_TIK 1,65 NR SEJ 1,81 RT_BAJ 1,81 NR SRP 1,78 RT_AGM 2,02 NR PJK 1,06 RT_PKN 1,93 NR TIK 1,49 RT_SEJ 1,94 NR PKN RT_SEJ 1,69 NR TIK RT_BAJ 1,65 RT_SRP 1,70 RT_AGM 1,81 RT_PJK 1,10 RT_PKN 2,02 RT_TIK 1,67 RT_SEJ 1,93 RT_BAJ 1,93 RT_SRP 1,94 NR SEJ RT_SRP 1,76 NR BAJ RT_AGM 1,79 RT_PJK 1,10 RT_PKN 1,91 RT_TIK 1,67 RT_SEJ 1,94 RT_BAJ 1,96 RT_SRP 1,60 RT_AGM 1,96 RT_PJK 1,02 NR SRP RT_PJK 1,09 RT_TIK 1,61 RT_BAJ 1,73 RT_AGM 2,08 RT_PKN 1,82 4.3.2 Hasil Analisis Korelasi Kanonik Secara lengkap, hasil penghitungan yang merupakan output dari program SAS dapat dilihat pada lampiran. Tidak semua output hasil SAS ditampilkan, hanya bagian terpenting saja. 1. Fungsi Kanonik Berbeda dengan kasus sebelumnya, pada gugus peubah Y dan gugus peubah X B, tidak terdapat satu mata pelajaran yang sama. Nilai minimum dari banyaknya gugus peubah X B dan gugus peubah Y, yaitu min (6,7) maka diperoleh 6 fungsi kanonik yang terbentuk, yaitu (V i,w i ) untuk i = 1, 2,, 6. Diperoleh akar ciri sebagai berikut berdasarkan urutan dari yang terbesar, yaitu : 0.22, 0.14, 0.032, 0.02, 0.02 dan 0.01 dan vektor-vektor ciri padanannya. Kemudian didapat bobot kanonik untuk fungsi peubah kanonik yang berurutan (Tabel 10). Dari tabel 10 dapat dibentuk enam pasangan fungsi kanonik. Fungsi kanonik ke-1, yaitu (V 1, W 1 ) : V 1 = 0.52 x 7-0.44x 8-0.6x 9 + 0.34x 10 + 0.06x 11 + 0.28x 12 + 0.56x 13 W 1 = 0,67y 1 + 0.07y 2 + 0.09y 3 + 0.58y 4-0.29y 5 + 0.38y 6 dilanjutkan hingga ke pasangan fungsi kanonik yang keenam. Korelasi kanonik yang

22 dihasilkan dari keenam pasangan fungsi kanonik tersebut yaitu 0.42, 0.35, 0.18, 0.15, 0.14 dan 0.10. V Tabel 10 Bobot dan Korelasi Kanonik gugus peubah X B dan Y terhadap Fungsi Kanonik Pertama W 1 1 Peubah X B Peubah Y Bobot Kanonik Korelasi Bobot Kanonik Korelasi x 7 0.52 0.58 y 1 0.67 0.67 x 8-0.44 0.04 y 2 0.07 0.32 x 9-0.60-0.03 y 3 0.09 0.28 x 10 0.34 0.45 y 4 0.58 0.60 x 11 0.06 0.15 y 5-0.28-0.14 x 12 0.28 0.50 y 6 0.38 0.32 x 13 0.56 0.70 2. Uji Hipotesis a. Uji korelasi kanonik secara bersama Berdasarkan pengujian korelasi kanonik menggunakan uji statistik Wilk diperoleh F = 0.65 < F 0.05 = 1.55 sehingga dapat diputuskan bahwa H 0 diterima (Tabel 11), yang berarti semua korelasi kanoniknya tidak nyata. Dengan demikian, ke enam fungsi kanonik tidak dapat dianalisis lebih lanjut. Tabel 11 Hasil Uji korelasi kanonik secara bersama Statistik F Wilks'Lambda 0.65 Pillai'sTrace 0.66 Hotelling-LawleyTrace 0.65 Roy'sGreatestRoot 2.12 4.4 Analisis Kanonik NUN dan NUS UN Hubungan kedua yang akan dianalisis adalah gugus peubah Y dengan gugus peubah X C. peubah Y adalah keseluruhan peubah yang ada di dalam Nilai Ujian Nasional (NUN). peubah X C adalah keseluruhan peubah yang ada di dalam Nilai Ujian Sekolah dari mata pelajaran yang diujikan secara nasional (NUS UN). Berdasarkan uji asumsi yang dilakukan, diperoleh:

23 1. Terdapat kelinieran, karena pada gugus data NUN terhadap gugus data NS UN diperoleh adanya garis linier untuk masing-masing scatter plot antara masing kedua gugus peubah tersebut (Lampiran 4) 2. Tidak adanya multikolinieritas, karena pada gugus peubah X C diperoleh bahwa keseluruhan nilai VIF tidak ada yang melebihi 2,5 (Tabel 12) Tabel 12 Hasil Uji Multikolinieritas Peubah X C Peubah X C US IND US ING US MAT Peubah Nilai VIF Peubah X C Peubah Nilai VIF US ING 1,19 USFIS US KIM 1,16 US MAT 1,42 US BIO 1,37 US FIS 1,48 US IND 1,17 US KIM 1,19 US ING 1,10 US BIO 1,32 US MAT 1,38 US MAT 1,41 USKIM US BIO 1,50 US FIS 1,38 US IND 1,19 US KIM 1,19 US ING 1,18 US BIO 1,51 US MAT 1,33 US IND 1,19 US FIS 1,45 US FIS 1,44 USBIO US IND 1,04 US KIM 1,11 US ING 1,19 US BIO 1,41 US MAT 1,34 US IND 1,18 US FIS 1,35 US ING 1,17 US KIM 1,19 3. Adanya kenormalan ganda, karena berdasarkan uji kenormalan ganda Mardia untuk gugus peubah Y diperoleh p-value Skewness = 0.53 dan p-value kurtosis = 0.27; dan untuk gugus peubah X C diperoleh p-value skewness = 0.09 dan p- value kurtosis = 0.24. Nilai-nilai tersebut dibandingkan dengan α = 0.05, dan dapat disimpulkan memenuhi asumsi kenormalan ganda karena semuanya melebihi α = 0.05 (Lampiran 8). Setelah asumsi terpenuhi maka analisis kanonik dapat dilakukan, dengan hasil sebagai berikut. Selanjutnya, dengan bantuan software SAS diperoleh akar ciri yang telah diurutkan dari yang terbesar yaitu 0.44, 0.38, 0.28, 0.07, 0.01 dan 0.00, juga bobot kanonik seperti pada tabel 13.

24 Tabel 13 Bobot dan Korelasi Kanonik Peubah Y dan X C terhadap Fungsi Kanonik Pertama dan Kedua V 1 V2 Peubah X c Bobot Kanonik Korelasi Kanonik Bobot Kanonik Korelasi Kanonik x 14 0.57 0.50 0.72 0.63 x 15 0.24 0.46 0.24 0.12 x 16 0.53 0.62-0.40-0.16 x 17 0.59 0.64-0.39-0.24 x 18-0.33 0.05 0.69 0.52 x 19-0.50 0.17-0.15-0.02 W 1 W 2 Peubah Y Bobot Kanonik Korelasi Kanonik Bobot Kanonik Korelasi Kanonik y 1 0.41 0.34 0.00 0.17 y 2-0.11 0.10 0.52 0.55 y 3 0.38 0.30-0.18-0.00 y 4-0.38-0.27 0.72 0.70 y 5 0.28 0.32-0.43-0.11 y 6 0.73 0.78 0.43 0.40 Ada enam pasang fungsi kanonik yang dapat dibentuk dari kedua gugus peubah. Pasangan fungsi kanonik (V i,w i ) untuk i = 1, 2,, 6. Kemudian fungsi kanonik diperoleh setelah vektor dan didapat. Fungsi kanonik ke-1, yaitu (V 1, W 1 ) : V 1 = 0.57x 14 + 0.24x 15 + 0.53x 16 + 0.59x 17-0.33x 18-0.50x 19 W 1 = 0,41y 1-0.11y 2 + 0.38y 3-0.38y 4 + 0.28y 5 + 0.73y 6 demikian seterusnya hingga fungsi kanonik ke-6, yaitu (V 6, W 6 ) : V 6 = - 0.17x 14-0.28x 15-0.62x 16 + 0.83x 17 + 0.48x 18 +0.29x 19 W 6 = 0.75y 1-0.42y 2 + 0.34y 3 + 0.21y 4-0.32y 5-0.20y 6 Fungsi kanonik pertama memiliki korelasi kanonik terbesar yaitu 0.55, fungsi kanonik kedua memiliki korelasi kanonik terbesar kedua yaitu 0.52, dan seterusnya berurut korelasi kanonik ke tiga hingga ke enam yaitu 0.47, 0.26, 0.10 dan 0.02. Berdasarkan pengujian secara keseluruhan terhadap keenam fungsi kanonik tersebut diperoleh bahwa terdapat fungsi kanonik yang nyata pada taraf α = 0.05. Pada output SAS menggunakan statistik Wilk nilai F = 2.05, nilai ini lebih dari F alpa 0.05 yaitu 1.46. Kemudian dari pengujian secara parsial diperoleh bahwa dua fungsi kanonik pertama yang nyata pada taraf α = 0.05. Fungsi kanonik pertama ini mempunyai proporsi keragaman sebesar 0.37 dan fungsi kanonik kedua sebesar 0.32. Hal ini berarti kombinasi dari dua fungsi

25 kanonik pertama ini sudah mampu menerangkan keragaman peubah NUN dan peubah NUS UN sebesar 69%. Selanjutnya dua fungsi kanonik pertama tersebut yang akan diinterpretasi. Berdasarkan bobot kanonik pada fungsi kanonik pertama dapat dilihat bahwa NUS Fisika yang memberikan kontribusi paling besar terhadap fungsi kanonik pertama, sedangkan untuk gugus peubah NUN, yang berkontribusi paling besar yaitu NUN Biologi. NUS Bahasa Indonesia dan NUN Fisika memberi kontribusi terbesar terhadap fungsi kanonik kedua. Berdasarkan muatan (korelasi) kanonik pada fungsi kanonik pertama, diperoleh bahwa NUS Fisika dan NUN Biologi sama-sama memiliki hubungan yang paling erat dengan fungsi kanonik pertama (Tabel 13). Sedangkan dari fungsi kanonik kedua, diperoleh NUS Bahasa Indonesia dan NUN Fisika memiliki hubungan paling erat dengan fungsi kanonik kedua (Tabel 4). Berdasarkan muatan silang gugus peubah X dan Y dengan fungsi kanonik pertama dapat dilihat pada tabel 14 bahwa NUS Fisika dan NUN Biologi yang paling erat hubungan dengan fungsi kanonik pertama. Sedangkan pada fungsi kanonik kedua yang paling erat hubungannya yaitu NUS Bahasa Indonesia dan NUN Fisika. Tabel 14 Muatan Silang antara Peubah Y dan X C dengan Fungsi Kanonik Pertama dan Kedua Peubah V 1 V 2 Peubah W 1 W 2 Y X C y 1 0.19 0.09 x 14 0.28 0.33 y 2 0.057 0.29 x 15 0.25 0.07 y 3 0.17-0.00 x 16 0.34-0.08 y 4-0.15 0.37 x 17 0.35-0.13 y 5 0.18-0.06 x 18 0.03 0.27 y 6 0.43 0.21 x 19 0.09-0.01 Berdasarkan tingkat redundansi dari fungsi yang nyata diperoleh bahwa fungsi kanonik pertama memiliki R 2 sebesar 31 % dan 28 % untuk fungsi kanonik kedua.

26 4.5 Analisis Hasil Kanonik dan Data Primer Berdasarkan tabel 15 dapat dilihat bahwa dari siswa dengan nilai tertinggi di kelima Nilai tersebut, pada umumnya pendidikan orangtua minimal SMA. Dalam hal pekerjaan, lebih banyak Ibu yang pekerjaannya sebagai Ibu Rumah Tangga. Selain itu dapat dilihat pada tabel 15 bahwa sebagian besar siswa mengikuti Bimbel, tinggal dengan orangtua, memiliki orangtua yang lengkap, tidak memiliki riwayat penyakit parah, memiliki fasilitas transportasi dan internet. Sedangkan daya listrik yang ada di rumah siswa-siswa tersebut, sebagian besar bukan yang berdaya listrik besar. Berdasarkan tabel 16, dapat dilihat bahwa sebagian besar siswa dengan nilai terendah mempunyai orangtua yang tamatan SLTA, pekerjaan ayah PNS/TNI, pekerjaan Ibu sebagai ibu rumah tangga. Dari tabel 16, juga dapat dilihat bahwa hampir di semua nilai siswa yang merupakan anak pertama sampai ketiga mendapat nilai diatas 90. Jika dilihat dari sarana transportasi dan komunikasi (internet), siswa mendapatkan sarana yang bagus. Jika dibandingkan dengan siswa yang memiliki nilai tertinggi persentase riwayat penyakit parah siswa terlihat lebih besar pada NUN Biologi dan NUS Fisika. Hal yang sama juga terlihat pada persentase siswa yang mengikuti Bimbel atau les.

27 Tabel 15 Deskripsi Data Primer dengan Nilai-nilai Tertinggi Hasil Kanonik (dalam %) Nilai Pendidikan Ayah Pendidikan Ibu Pekerjaan Ayah SD SLTP SLTA PT S SLT KRY PNS/ WR SLTP PT D A WN TNI S NUN Fisika 0 0 80 20 0 30 50 20 40 50 10 NR B.Inggris 10 0 60 30 0 10 60 30 40 20 40 NUN Biologi 0 0 66.7 33.3 0 30 40 30 20 40 40 NUS Fisika 0 0 60 40 0 0 60 40 30 60 10 NUS B. Indonesia 0 0 70 30 1 0 0 50 40 40 40 20 Nilai Pekerjaan Ibu Anak Ke Banyak saudara KRYAWN PNS/ IR 1-3 WRS 1-3 >3 TNI T org >3 org NUN Fisika 20 10 20 50 90 10 80 20 NR B.Inggris 10 10 10 70 90 10 90 10 NUN Biologi 20 0 30 50 80 20 80 20 NUS Fisika 0 10 0 90 90 10 90 10 NUS Indonesia 10 20 0 70 90 10 90 10 Nilai Tinggal dgn orang Tua Orang Tua cerai/meninggal Banyak Kendaraan Bermotor roda 2 Banyak Kendaraan Bermotor roda 4 Ya Tidak Ya Tidak 1-2 >2 buah Tidak 1-3 buah buah Ada NUN Fisika 90 10 10 90 70 30 60 40 NR B.Inggris 100 0 0 100 60 40 40 60 NUN Biologi 80 20 20 80 80 20 40 60 NUS Fisika 100 0 0 100 70 30 40 60 NUS Indonesia 100 0 0 100 50 50 70 30 Nilai Pernah sakit parah Rumah Bimbel/les Pelajaran bimbel Ya Tidak Sendiri Kontrak Ya Tidak Pel.UN Mtk NUN Fisika 10 90 90 10 90 10 66.67 33.33 NR B.Inggris 10 90 90 10 90 10 44.44 55.56 NUN Biologi 0 100 90 10 90 10 66.67 33.33 NUS Fisika 20 80 90 10 80 20 62.5 37.50 NUS Indonesia 0 100 100 0 70 30 57.14 42.86 Nilai Daya Listrik Internet 900-1200 W Tidak 1300-2200 W Ya NUN Fisika 70 30 100 0 NR B.Inggris 50 60 80 20 NUN Biologi 50 50 100 0 NUS Fisika 70 30 100 0 NUS Indonesia 70 30 80 20

28 Tabel 16 Deskripsi Data Primer pada Siswa dengan Nilai-nilai terendah Nilai Pendidikan Ayah Pendidikan Ibu Pekerjaan Ayah S KRY PNS/ WR SD SLTP SLTA PT SLTP SLTA PT D WN TNI S NUN Fisika 0 0 60 40 0 0 80 20 50 50 0 NR B.Inggris 20 0 60 20 20 10 60 10 0 90 10 NUN Biologi 10 0 50 40 0 0 90 10 0 90 10 NUS Fisika 0 0 70 30 10 0 60 30 30 40 30 NUS B. Indonesia 10 0 50 40 0 0 60 40 30 50 20 Nilai Pekerjaan Ibu Anak Ke Banyak saudara KRY PNS/ >3 WRS IRT 1-3 >3 1-4 org WN TNI org NUN Fisika 10 20 10 60 100 0 100 0 NR B.Inggris 10 20 60 70 90 10 90 10 NUN Biologi 0 10 10 80 100 0 80 20 NUS Fisika 20 10 10 60 80 20 90 10 NUS Indonesia 0 30 20 60 90 10 90 10 Nilai Tinggal dgn orang tua Ortu cerai/meninggal Banyak Kendaraan Bermotor roda 2 Banyak Kendaraan Bermotor roda 4 Ya Tidak Ya Tidak 1-2 > 2 buah Tidak 1-3 buah buah Ada NUN Fisika 100 0 0 100 70 30 70 30 NR B.Inggris 100 0 0 100 60 40 40 60 NUN Biologi 100 0 0 100 100 0 70 30 NUS Fisika 80 20 20 80 80 20 80 20 NUS Indonesia 100 0 0 100 50 50 70 30 Nilai Pernah sakit parah Rumah Bimbel/les Pelajaran bimbel Ya Tidak Sendiri Kontrak Ya Tidak Pel.UN Mtk NUN Fisika 10 90 100 0 90 10 70 30 NR B.Inggris 10 90 80 20 80 20 56.7 33.3 NUN Biologi 20 80 100 0 80 20 80 20 NUS Fisika 20 80 80 20 50 50 80 20 NUS Indonesia 0 100 100 0 70 30 57.14 42.86 Nilai Daya Listrik Internet 1300-2200 900-1200 W Ya Tidak W NUN Fisika 40 60 70 30 NR B.Inggris 30 70 80 20 NUN Biologi 50 50 100 0 NUS Fisika 30 70 90 10 NUS Indonesia 60 40 80 20