BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III GAMBARAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

DEMOGRAFI KOTA BANDUNG

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR : 07 TAHUN 2001 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan dan kepuasan secara langsung. Di dalam kehidupan seharihari

Tabel 4.1 Wilayah Perencanaan RTRW Kota Bandung

LAMPIRAN : SALINAN KEPUTUSAN WALIKOTA BANDUNG PEJABAT PENGELOLA INFORMASI DAN DOKUMENTASI KOTA BANDUNG

BAB III KARAKTERISTIK WILAYAH TIMUR KOTA BANDUNG

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

Oleh : Dr. Hj.AHYANI RAKSANAGARA, M.Kes (Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandung) 29 Agustus 2014

BAB III TINJAUAN UMUM DAN RENCANA PENGEMBANGAN DAERAH PERENCANAAN

PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR : 218 TAHUN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI DAN RESPONDEN

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 142 TAHUN : 2012 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDRAL PAJAK KANTOR PELAYANAN PAJAK SURAT TAGIHAN PAJAK PAJAK PENGHASILAN ORANG PRIBADI / BADAN

PROFIL KABUPATEN / KOTA

Penanggulangan Gangguan Penglihatan Nasional

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

DATA KECAMATAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BANDUNG

PROGRAM BANDUNG GREEN & CLEAN 2011

TINJAUAN UMUM KOTA BANDUNG DAN WILAYAH GEDEBAGE

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Potensi Perkembangan Lembaga Keuangan Syariah di Berbagai Negara (Sumber: Dr. Halim Alamsyah, 2011:3)

Lampiran.1 Data rekam medik

TAHUN : 2006 NOMOR : 06

BERITA DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2010 NOMOR : 20 PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR : 332 TAHUN 2010 TENTANG

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 TINGKAT RESIKO KEBAKARAN DI KAWASAN PERMUKIMAN PADAT KECAMATAN BOJONGLOA KALER TABEL III.1 KEPADATAN PENDUDUK KOTA BANDUNG

1.1 Gambaran Umum Kecamatan Cibeunying Kidul

Kecamatan Cicendo IKHTISAR EKSEKUTIF

KERJASAMA : BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA BANDUNG DENGAN BADAN PUSAT STATISTIK KOTA BANDUNG

Daftar Kode Pos Kota Bandung

KECAMATAN BANDUNG WETAN

BAB I DESKRIPSI PROYEK

KAJIAN INTEGRASI RUTE ANGKUTAN UMUM DI KOTA BANDUNG

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR : 19 TAHUN 2004 TENTANG

Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Bandung 2016 FLOWCHART SOP LAPOR! LAPOR! Layanan Aspirasi dan Pengaduan Online Rakyat 1

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. mencapai tujuan. Nazir (1983 : 52) menyatakan bahwa Metode penelitian adalah

PENDEKATAN MODEL MARKOWITZ DALAM MENENTUKAN BESARNYA ALOKASI DANA UNTUK MENGURANGI JUMLAH KASUS DENGUE DI KOTA BANDUNG

BERITA DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2009 NOMOR : 28 PERATURAN WALIKOTA KOTA BANDUNG NOMOR : 938 TAHUN 2009 TENTANG

BAB IV ANALISIS KARAKTERISTIK PELAJU DENGAN TUJUAN SEKOLAH DI KOTA BANDUNG

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2007 NOMOR : 14 PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 14 TAHUN 2007 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. dari terwujudnya prinsip-prinsip yang terkandung dalam Good Governance

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 1975 TENTANG PEMBENTUKAN KOTA ADMINISTRATIP CIMAHI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Bandung Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

BAB III OBJEK PENELITIAN. Ibu kota Provinsi Jawa Barat. Kota Bandung terletak di antara Bintang

BAB I PENDAHULUAN. Jumlah Penduduk Miskin (Dalam Juta) Percentace (%)

IV. KEADAAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM 4.1 Kondisi Fisik Wilayah Administrasi

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu permasalahan yang dihadapi secara serius oleh setiap Negara

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Propinsi Jawa Barat. Kota Bandung terletak di antara ,91 BT. Sebelah Utara : Kabupaten Bandung Barat

DATA STRATEGIS KOTA BANDUNG 2015

Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil LKIP Tahun 2015

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang berdayaguna, berhasil guna, bersih dan. bertanggungjawab, telah diterbitkan Peraturan Presiden Nomor 29

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang berdayaguna, berhasil guna, bersih dan. bertanggungjawab, telah diterbitkan Peraturan Presiden Nomor 29

KONDISI GEOGRAFI KOTA BANDUNG

LKIP [Laporan Kinerja Instansi Pemerintah] 2014

Sebagaimana diuraikan pada Bab Pertama, bahwa. penelitian ini dimaksudkan untuk mengungkap bagaimana

KAJIAN BANGKITAN PERGERAKAN TRANSPORTASI DI KOTA BANDUNG DENGAN MENGGUNAKAN CITRA QUICKBIRD DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

IV. GAMBARAN UMUM KOTA CIMAHI. Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pemerintahan dan Otonomi

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas tentang pendahuluan yang merupakan bagian

KATA PENGANTAR. Bandung, 2015 Kepala Dinas Kependudukan dan 0Pencatatan Sipil Kota Bandung,

LKIP [Laporan Kinerja Instansi Pemerintah] 2015

BAB I PENDAHULUAN. Kemandirian suatu negara dapat dilihat dari sumber-sumber penerimaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

Arcamanik Tahun 2015.

2016 KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI BENCANA KEBAKARAN PADA PERMUKIMAN PADAT PENDUDUK DI KECAMATAN BOJONGLOA KALER

Bahan paparan dapat diunduh di : http ://litbang.bandung.go.id/agenda-kegiatan BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN, PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KOTA BANDUNG

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA. menjawab dari perorangan, badan hukum atau pimpinan kolektif

BAB I DESKRIPSI PROYEK

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 207 TAHUN 2016 PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG

Kecamatan Cicendo IKHTISAR EKSEKUTIF

Kecamatan Cibeunying Kaler Yang Suci (Sehat, Unggul, Cerdas, Dan Indah) Dalam Mendukung Kota Bandung Yang Unggul, Nyaman, Dan Sejahtera, dengan

SATUAN POLISI PAMONG PRAJA BAB 1 PENDAHULUAN LKIP SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KOTA BANDUNG

DAFTAR ISI Halaman ANNA LAELA FAUJIAH, 2015

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Sedangkan lokasi penelitian bertempat di Satuan Kerja Perangkat Daerah Pada

BAB 1 METODOLOGI PENELITIAN

KUESIONER RESPONDEN: PENDERITA / SUSPECT AVIAN INFLUENZA

BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI

ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KOTA BANDUNG 2016

BAB III PERKEMBANGAN KOTA DAN KARAKTERISTIK SARANA ANGKUTAN UMUM KOTA BANDUNG. III.1.1. Pertumbuhan Penduduk dan Luas Wilayah

KATALOG:

P E M E R I N T A H K O T A B A N D U N G K E C A M A T A N P A N Y I L E U K A N

Kecamatan Sukajadi IKHTISAR EKSEKUTIF

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional pada hakekatnya merupakan usaha-usaha untuk

Model Sistem Pengendalian Persediaan Dua Eselon Pada Sub Dolog Wilayah VIII Bandung

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang perumahan dan kawasan permukiman, yaitu kumpulan rumah

PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR : 413 TAHUN 2010 TENTANG

BAB I DESKRIPSI PROYEK

BAB V ANALISIS HASIL SIMULASI HIDROLIS JARINGAN DISTRIBUSI PDAM BADAKSINGA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III OBJEK PENELITIAN. Kabupaten Bandung berdiri. Kabupaten Bandung dibentuk sekitar pertengahan

BAB I PENDAHULUAN Pada bab pertama ini akan dijelaskan mengenai latar belakang studi yang dilakukan, perumusan masalah, metodologi studi, kerangka

LAPORAN INTERIM. Evaluasi Dan Pembuatan DED SPAM Regional Akibat Adanya Perubahan Jalur Jaringan Pipa Distribusi Utama Untuk Pelayanan Ke Kota Bandung

Kecamatan Cinambo Kota Bandung

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN Sebagai pembuka dari penulisan tugas akhir ini, bab ini berisikan tentang hal-hal yang berkaitan langsung dengan penelitian ini meliputi: latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan sasaran, ruang lingkup studi, manfaat penelitian, metodologi yang digunakan, kerangka pemikiran dalam studi ini serta sistematika pembahasan. 1.1 Latar Belakang Kota merupakan institusi yang penuh dengan berbagai macam aktivitas yang bermacam-macam dan selalu mempengaruhi kesejahteraan atau kondisi pihak lain. Untuk memenuhi kebutuhan manusia yang tidak terbatas ini dan tidak terdapat pada tempat tinggalnya maka dibutuhkan transportasi, agar mendekatkan manusia dengan kebutuhannya atau kebutuhan tersebut mendekati manusia. Transportasi merupakan pergerakan orang dan barang. Transportasi merupakan kebutuhan turunan, bukan sebagai kebutuhan pokok. Salah satu tujuan manusia atau masyarakat dalam menggunakan transportasi adalah untuk kegiatan pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan pokok, karena semua manusia wajib mendapatkan pendidikan yang layak. Berdasarkan tujuan nasional, seperti yang tercantum dalam pembukaan Undang Undang Dasar 1945 yaitu melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut serta melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Uraian mengenai bidang pendidikan dalam Bab XIII pasal 31 Undang Undang Dasar 1945, memberikan kesempatan yang luas kepada masyarakat Indonesia untuk memperoleh pendidikan. Sehingga konsekuensinya pemerintah harus mampu menyediakan fasilitas pendidikan yang memadai untuk meningkatkan mutu sumberdaya manusia. Berdasarkan data statistik penduduk merupakan bahan utama untuk perencanaan sebuah kota, oleh karena itu sebuah selain sebagai wadh fisik dari

2 penduduknya juga menjadi wadah aspirasi masyarakat, dengan demikian sudah seharusnya dapat mencerminkan cita-cita penduduknya. Penyediaan fasilitas pendidikan terlihat adanya ketimpangan pendidikan di daerah perkotaan antara satu wilayah dengan wilayah lainnya, selain itu perbedaan mutu pendidikan dalam hal ini kualitas dari sarana pendidikan tersebut. Berdasarkan hasil observasi, masih banyak kota kota di Indonsia yang belum mampu untuk memberikan fasilitas pendidikan yang layak kepada masyarakatnya. Salah satu contohnya dapat terlihat pada Kota Cimahi, karena beberapa sekolah tingkat SLTP di kota Cimahi terancam ditutup, karena kurangnya pelajar yang memilih untuk bersekolah di Cimahi dan juga karena banyaknya pelajar yang tinggal di Cimahi yang lebih memilih bersekolah di kota Bandung, padahal berdasarkan konteks regional, Kota Cimahi termasuk dalam Bandung Metropolitan Area yang diarahkan untuk meringankan beban Kota Bandung sebagai Kota Induk. Jika hal seperti ini dibiarkan saja maka pergerakan dengan tujuan sekolah di Kota Bandung akan terus meningkat dan dengan adanya pergerakan tersebut maka beban kota Bandung pun secara tidak langsung akan semakin bertambah. Berdasarkan hal-hal tersebut diatas, maka dilakukan penelitian dengan judul Identifikasi Karakteristik Penglaju dengan Tujuan Sekolah di Kota Bandung, dengan studi kasus pelajar tingkat SLTP dan SLTA yang tinggal di kota Cimahi tetapi bersekolah di kota Bandung. Disini akan dilihat bagaimana karakteristik penglaju yang dilakukan oleh pelajar tingkat SLTP dan SLTA yang tinggal di Cimahi tetapi memilih bersekolah di Kota Bandung. 1.2 Rumusan Masalah Cimahi merupakan Kota Otonom yang berada di sebelah barat Kota Bandung. Dalam konteks regional Kota Cimahi termasuk dalam Bandung metropolitan Area yang diarahkan untuk meringankan beban Kota Bandung sebagai Kota Induk, sehingga Kota Cimahi diharapkan mampu menyediakan segala fasilitas dalam skala kota yang dibutuhkan oleh masyarakatnya agar dapat meminimalkan pergerakan masyarakat cimahi ke kota Bandung. Tetapi pada kenyataannya banyak siswa SLTP di Cimahi yang bersekolah di Kota Bandung

3 dan juga sekolah sekolah SLTP di Kota Cimahi terancam ditutup. Hal ini menyebabkan pelaju yang berasal dari pemilihan fasilitas pendidikan. Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijabarkan di atas maka muncul pertanyaan penelitian yaitu: a. Bagaimana karakteristik pelajar SLTP dan SLTA yang tinggal di Kota Cimahi tetapi memilih bersekolah di Kota Bandung? b. Bagaimana karakteristik pergerakan pelajar dengan tujuan ke sekolah? c. Bagaimana persepsi pelajar terhadap kondisi lalu lintas saat berangkat dan pulang sekolah 1.3 Tujuan dan Sasaran Penelitian Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi karakteristik pelaju dengan tujuan sekolah di kota Bandung dengan studi kasus pelajar SLTP dan SLTA yang tinggal di Kota Cimahi tetapi bersekolah di Kota Bandung. Adapun Sasaran studi yang ditetapkan untuk mencapai tujuan studi yang diharapkan adalah: 1. Mengidentifikasi karakteristik pelajar SLTP dan SLTA yang memilih bersekolah di kota Bandung. 2. Mengidentifikasi karakteristik pergerakan pelajar tingkat SLTP dan SLTA dengan tujuan sekolah di kota Bandung. 3. Mengidentifikasi persepsi pelajar terhadap kondisi lalu lintas saat berangkat dan pulang sekolah. 1.4 Ruang Lingkup Penelitian Ruang Lingkup studi yang akan dibahas mencangkup dua bahasan, yaitu ruang lingkup wilayah studi yang menjelaskan mengenai cakupan wilayah yang menjadi kajian dan ruang lingkup materi yang menjelaskan mengenai materi materi yang terkait dengan kajian studi. 1.4.1 Ruang Lingkup Wilayah Wilayah studi yang akan diteliti adalah Kota Cimahi dan Kota Bandung, berikut ini adalah gambaran batasan wilayah studi:

4 Ruang wilayah studi di Kota Cimahi memiliki luas 40,2 Km² yaitu kecamatan Cimahi Selatan, kecamatan Cimahi Tengah dan kecamatan Cimahi Utara. kecamatan Cimahi Selatan terdiri dari 5 kelurahan, kecamatan Cimahi Tengah terdiri dari 6 kelurahan dan kecamatan Cimahi Utara terdiri dari 4 kelurahan, dengan jumlah penduduk kota Cimahi yaitu 551.216 jiwa, lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel I.1. Tabel I.1 Kecamatan, Kelurahan, dan Luas Wilayah di Kota Cimahi Tahun 2008 Kecamatan Kelurahan Luas Wilayah Kecamatan Cimahi Utara 13,3 km² Kelurahan Pasirkaliki Kelurahan Cibabat Kelurahan Citeureup Kelurahan Cipageran Kecamatan Cimahi Tengah Kecamatan Cimahi Selatan Kelurahan Cigugurtengah Kelurahan Karang Mekar Kelurahan Setiamanah Kelurahan Padasuka Kelurahan Cimahi Kelurahan Melong Kelurahan Cibeureum Kelurahan Utama Kelurahan Leuwigajah Kelurahan Cibeber (Sumber: Kota Cimahi dalam angka Tahun 2009, BPS Kota Cimahi) 10,00 km² 16,9 km² Ruang lingkup wilayah Kota Bandung meliputi batas administrasi kota Bandung, mencakup seluruh wilayah daratan seluas 16.729,650 Ha dan wilayah udara Kota Bandung. Secara administratif, wilayah perencanaan mencakup enam wilayah pengembangan (Wilayah Pengembangan Bojonegara, Wilayah Pengembangan Cibeunying, Wilayah Pengembangan Tegallega, Wilayah Pengembangan Karees, Wilayah Pengembangan Ujungberung, dan Wilayah Pengembangan Gedebage). Wilayah pengembangan dan rincian kecamatan serta luasnya pada setiap Wilayah Pengembangan dapat dilihat pada Tabel I.2.

5 Tabel 1.2 Wilayah Pengembangan,Kecamatan, dan Luas Wilayah di Kota Bandung Tahun 2008 Wilayah Pengembangan Kecamatan Luas Wilayah Wilayah Bojonegara 2.330,28 Kec. Andir Kec. Sukasari Kec. Cicendo Kec. Sukajadi 403,16 656,94 716,77 554,41 Wilayah Cibeunying Wilayah Tegallega Wilayah Karees Wilayah Ujungberung Wilayah Gedebage Kec. Cidadap Kec. Coblong Kec. Bandung Wetan Kec. Cibeunying Kidul Kec. Cibeunying Kaler Kec. Sumur Bandung Kec. Astana Anyar Kec. Bojongloa Kidul Kec. Bojongloa kaler Kec. Babakan Ciparay Kec. Bandung Kulon Kec. Regol Kec. Lengkong Kec. Batununggal Kec. Kiaracondong Kec. Cicadas Kec. Arcamanik Kec. Ujungberung Kec. Cibiru Kec. Bandung Kidul Kec. Margacinta Kec. Rancasari (Sumber: Kota Bandung dalam angka Tahun 2009, BPS Kota Bandung) 2.933,28 619,67 754,99 355,08 409,54 451,04 342,96 2.707,07 295,26 622,93 326,81 735,32 726,75 2.107,09 441,30 576,89 467,59 621,31 4.050,16 902,28 914,83 1.104,28 1.128,77 2.602,12 436,58 859,58 1.305,96 1.4.2 Ruang Lingkup Materi Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah bagaimana karakteristik penglaju dengan tujuan sekolah di kota Bandung. Pelajar yang melakukan penglaju ini di batasi pada pelajar tingkat SLTP dan SLTA. Ruang lingkup materi dari studi ini adalah sebagai berikut: a. Definisi Penglaju b. Pengertian bangkitan pergerakan

6 c. Pengertian fasilitas pendidikan d. crosstab e. Kerangka dampak dari fasilitas pendidikan f. Eksternalitas g. Penilaian dampak kegiatan pendidikan 1.5 Metodologi Penelitian Metode yang akan digunakan dalam penyusunan penelitian ini yaitu metode pengumpulan data, pengambilan sampel dan metode analisis yang akan diuraikan sebagai berikut: 1.5.1 Metode Pengumpulan Data Teknik pengambilan data dan informasi dalam penelitian ini dilakukan dengan cara: a. Observasi untuk mangukur fakta dan fenomena di lapangan sehingga dapat mendeskripsikannya dengan baik. b. Metode survey primer dan sekunder. Data primer berupa data yang diperoleh secara langsung atau dari pengamatan di lokasi studi. Metode data primer dilakukan dengan 2 cara, yaitu metode wawancara dan metode penyebaran kuesioner. Daftar data primer untuk kebutuhan perencanaan dapat dilihat pada Tabel I.3. Tabel I.3 Kebutuhan Data Pada Survei No Aspek Kebutuhan Data Jenis/Bentuk Data Sumber 1. Identitas Responden Umur, Jenis kelamin,alamat,sekolah 2. Karakteristik Tingkat sekolah, jenis sekolah dan sekolah, waktu sekolah, pemilihan sekolah durasi sekolah, dan alasan memilih sekolah 3. Informasi sekolah Nama sekolah, Alamat sekolah 4. Karakteristik Jam berangkat sekolah, Pergerakan dan Tujuan antara, Moda yang Aksesibilitas Saat digunakan, Kondisi lalu Pergi Sekolah lintas, Rute jalan, Rata-rata Kuesioner Kuesioner Kuesioner Kuesioner

7 biaya 5. Karakteristik Pergerakan dan Aksesibilitas Saat Pulang Sekolah 6. Transportasi Batas Antara Kota Cimahi dan Bandung Jam pulang sekolah, Tujuan antara, Moda yang digunakan, Kondisi lalu lintas, Rute jalan, Rata-rata biaya Nama jalan, Kondisi lalulintas, Titik daerah kemacertan Kuesioner Observasi Lapangan Data sekunder berupa data yang diperoleh secara tidak langsung seperti data dari instansi, literature dan Koran. Metode ini merupakan langkah untuk memperoleh data dan informasi mengenai hal-hal yang berhubungan dengan studi yang diperoleh dari instansi-instansi terkait. Daftar data sekunder untuk kebutuhan perencanaan dapat dilihat pada Tabel I.4. Tabel I.4 Kebutuhan Data Pada Survei Sekunder No Aspek Kebutuhan Data Jenis/Bentuk Data 1. Kependudukan Jumlah Penduduk di Sekunder Kota Cimahi Jumlah Penduduk Sekunder menurut kecamatan di Kota Cimahi Sumber BPS Kota Cimahi BPS Kota Cimahi Jumlah Penduduk berdasarkan kelompok umur Jumlah SLTP dan siswa SLTP di Kota Cimahi Sekunder Sekunder BPS Kota Cimahi BPS Kota Bandung 2. Peta Peta Kota Cimahi Sekunder BAPPEDA Kota Bandung Peta Kota Bandung Sekunder BAPPEDA Kota Bandung

8 1.5.2 Populasi dan Sampel A. Populasi Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah pelajar tingkat SLTP dan SLTA yang tinggal di Cimahi tetapi bersekolah di Kota Bandung. Dengan demikian pelajar tersebut akan menjadi responden. B. Sampel Dalam penentuan sampel yang akan dijadikan responden adalah pelajar tingkat SLTP dan SLTA yang tinggal di Cimahi tetapi bersekolah di Kota Bandung, metode yang digunakan yaitu dengan menggunakan Snowball sampling. Teknik ini merupakan teknik sampling yang semula berjumlah kecil kemudian anggota sampel (responden) mengajak para sahabatnya untuk dijadikan sampel dan seterusnya sehingga jumlah sampel semakin membengkak jumlahnya seperti (bola salju yang sedang mengelinding semakin jauh semaki besar). Pembagian jumlah responden dibatasi yaitu 100 responden yang pembagiannya yaitu 50 responden pelajar tingkat SLTP dan 50 responden pelajar tingkat SLTA. 1.5.3 Tahap Analisis Data Metode yang digunakan dalam studi ini adalah metode deskriptif kualitatif. Dimana metode ini digunakan untuk menganalisis hasil dari kuesioner yang telah di bagikan kepada pelajar tingkat SLTP dan SLTA yang memilih sekolah di kota Bandung.

9 1.6 Kerangka Pemikiran Kerangka Pemikiran studi ini diperlukan guna memberikan kemudahan dalam melakukan pengkajian terhadap semua pembahasan secara garis besar dalam lingkup studi ini. Kota Cimahi sebagai kota Otonom sehingga harus mampu menyediakan pelayanan fasilitas perkotaan yang dibutuhkan Jumlah murid SLTP dan SLTA di Cimahi mengalami penurunan dan banyak yang memilih sekolah di kota Bandung Dalam konteks regional cimahi termasuk dalam BMA yang fungsinya meringankan beban kota Bandung sebagai kota Induk. Identifikasi karakteristik penglaju dengan tujuan sekolah di kota Bandung SASARAN - Mengidentifikasi karakteristik pelajar SLTP dan SLTA yang memilih bersekolah di kota Bandung. - Mengidentifikasi karakteristik pergerakan penglaju pelajar tingkat SLTP dan SLTA dengan tujuan sekolah di kota Bandung. - Mengidentifikasi persepsi pelajar terhadap kondisi lalu lintas saat berangkat dan pulang sekolah Analisis karakteristik pelajar tingkat SLTP dan SLTA yang tinggal di Cimahi tetapi bersekolah di kota Bandung Analisis karakteristik pergerakan penglaju pelajar tingkat SLTP dan SLTA dengan tujuan sekolah di kota Bandung Analisis Persepsi pelajar terhadap kondisi lalu lintas saat berangkat dan pulang sekolah Identifikasi karakteristik penglaju dengan tujuan sekolah di kota bandung

10 1.7 Sistematika Pembahasan Untuk memberikan gambaran menyeluruh tentang isi laporan ini, maka sub bab ini menjelaskan tentang sistematika pembahasan, seperti pada uraian dibawah ini BAB I PENDAHULUAN Pembahasan dalam bab ini berisikan tentang latar belakang, tujuan dan sasaran, serta ruang lingkup dan rumusan masalah mengenai issu yang dijadikan sebagai obyek dalam penelitian ini, dan dengan kerangka pemikiran yang merupakan ringkasan dari sub bab ini. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pembahasan dalam bab ini adalah menganai literature-literatur yang berkaitan tentang bangkitan pergerakan dan dampak yang terjadi serta kebijakan yang terkait. BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI Pembahasan dalam bab menjelaskan gambaran secara umum kota Cimahi dan kota Bandung beserta peta dan batas-batas administrasinya, kemudian aspek kependudukan, aspek pendidikan ke dua kota tersebut dan karakteristik pelajar yang melakukan pergerakn komuter dengan tujuan sekolah di kota Bandung. BAB IV ANALISIS KARAKTERISTIK PENGLAJU DENGAN TUJUAN SEKOLAH DI KOTA BANDUNG Pembahasan dalam bab ini menjelaskan mengenai analisis yang berkaitan dengan hasil penyebaran kuesioner, dimana analisis tersebut terdiri dari analisis karakteristik pelajar tingkat SLTP dan SLTA, analisis pergerakan dengan tujuan sekolah dan analisis dampak lalu lintas yang ditimbulkan oleh pergerakan komuter dengan tujuan sekolah. BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Dalam bab ini menjelaskan kesimpulan isi keseluruhan laporan dalam bentuk rangkuman serta menjelaskan maksud diadakannya penelitian ini.