Definisi II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Mutu

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV METODE PENELITIAN. Perspektif pendekatan penelitian yang digunakan adalah dengan metode

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh para konsumen dalam memenuhi kebutuhannya. Kualitas yang baik

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

ANALISIS PENERAPAN MUTU PADA SAYURAN ORGANIK BERBASIS PETANI DI SELAAWI DAN LIMBANGAN, GARUT, JAWA BARAT. Oleh TRIAN FAJAR RAMDHAN H

PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK DALAM UPAYA MENURUNKAN TINGKAT KEGAGALAN PRODUK JADI

ABSTRAK ABSTRAK. Kata Kunci : Pengendalian Kualitas, Peta kendali P, Histogram, Pareto, diagram sebab- akibat. vii. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

ABSTRAK. iii. Universitas Kristen Maranatha

Geografi KEARIFAN DALAM PEMANFAATAN SUMBER DAYA ALAM I. K e l a s. Kurikulum 2013

TINJAUAN PUSTAKA. definisi sempit dan pertanian organik dalam definisi luas. Dalam pengertian

BAB I PENDAHULUAN. dunia yang penduduknya mengkonsumsi beras sebagai makanan pokoknya. Kebutuhan akan

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pertanian Organik

II. TINJAUAN PUSTAKA. mestinya sudah mengarah pada pertanian yang mempertahankan keseimbangan

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah perusahaan dalam bentuk apapun akan berorientasi pada pencarian laba

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kualitas produk merupakan faktor penting yang mempengaruhi tingkat

BAB I PENDAHULUAN. terigu, dibuat dengan proses pemanggangan. Biskuit memiliki kadar air kurang

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Kualitas (Quality)

I. PENDAHULUAN. yang cocok untuk kegiatan pertanian. Disamping itu pertanian merupakan mata

ABSTRAK UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 1995 TENTANG PERLINDUNGAN TANAMAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KERANGKA PENDEKATAN TEORI. seperti industri, jasa, pemasaran termasuk pertanian. Menurut Rogers (1983),

Geografi KEARIFAN DALAM PEMANFAATAN SUMBER DAYA ALAM II. K e l a s. C. Pertanian Organik

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Peraturan Pemerintah No. 6 Tahun 1995 Tentang : Perlindungan Tanaman

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. berbagai keunggulan nyata dibandingkan dengan pupuk kimia. Pupuk organik dan

BAB 2 LANDASAN TEORI

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pertanian modern atau pertanian anorganik merupakan pertanian yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Teknologi revolusi hijau di Indonesia digulirkan sejak tahun 1960 dan

III. METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan sektor yang penting dalam pembangunan. Indonesia, yaitu sebagai dasar pembangunan sektor-sektor lainnya.

I. PENDAHULUAN. lainnya, baik dalam bentuk mentah ataupun setengah jadi. Produk-produk hasil

BAB 2 LANDASAN TEORI. karena apabila diterapkan secara rinci antara produsen dan konsumen akan terjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu peranan manajemen operasi bagi suatu perusahaan adalah membantu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Setiap perusahaan mempunyai perencanaan dan tujuan akhir yang ingin

Pendahuluan. Pengendalian Kualitas Statistika. Ayundyah Kesumawati. Prodi Statistika FMIPA-UII. September 30, 2015

BAB II KERANGKA TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORI

I. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicum esculentum Miil.) termasuk tanaman sayuran yang sudah

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gayatri Anggi, 2013

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pergeseran dari sistem beternak ektensif menjadi intensif

BAB I PENDAHULUAN. Agro Ekologi 1

Moch Taufiq Ismail_ _Agroekoteknologi_2013

DAFTAR ISI. 1.1 Latar Belakang Penelitian Identifikasi Masalah Tujuan Penelitian Kegunaan Penelitian Kerangka Pemikiran 6

BAB I PENDAHULUAN. persoalan lingkungan dan ketahanan pangan yang dilanjutkan dengan. daripada melaksanakan pertanian organik (Sutanto, 2006).

MANAJEMEN OPERASIONAL M. KURNIAWAN. DP BAB 3 MANAJEMEN KUALITAS

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur

I. PENDAHULUAN. Tanggamus merupakan salah satu daerah penghasil sayuran di Provinsi Lampung.

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang sebagian besar penduduknya bermata

BAB 1 PENDAHULUAN. tanah, mengandung unsur-unsur hara untuk pertumbuhan tanaman. Akan

3. BAB III METODOLOGI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pertanian organik adalah sistem manajemen produksi terpadu yang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Fernando Pasaribu dalam tulisannya Pengukuran dan

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Konsumen 2.2 Kepuasan Konsumen

PENDAHULUAN. Melon (Cucumis melo L.) merupakan salah satu buah yang dikonsumsi segar.

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. gandum dan padi. Biji Jagung menjadi makanan pokok sebagian penduduk Afrika

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat tercapai. Untuk itu pencapaian tujuan ini perlu ditunjang oleh

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sehingga terjadi peningkatan produksi tanaman (Syekfani,2000). Pupuk

BAB 2 LANDASAN TEORI

PENGARUH BERBAGAI JENIS BAHAN ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN CABAI (Capsicum annum L.)

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. atau kualitas. Dalam dunia industri, kualitas barang yang dihasilkan merupakan

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

III. METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. produk yang diberikan sesuai dengan kebutuhannya. Berikut ini beberapa. penjabaran mengenai pengertian kualitas :

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. PT. Citra Tunas Baru Gramindo adalah sebuah perusahaan garmen yang

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

Penataan Wilayah Pengembangan FAKULTAS PETERNAKAN

I. PENDAHULUAN. Konsumsi kedelai di Indonesia setiap tahun semakin meningkat, seiring dengan

SEBAGAI UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN DALAM PERTANIAN RAMAH LINGKUNGAN

Apa itu PERTANIAN ORGANIK?

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di PT. Agronesia Divisi Industri Plastik

ABSTRAK. Dengan seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi. Hal ini. mengakibatkan permintaan konsumen akan suatu produk mulai berubah.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Daya saing dalam era globalisasi pada perusahaan dan industri yang

2. Pengawasan atas barang hasil yang telah diselesaikan. proses, tetapi hal ini tidak dapat menjamin bahwa tidak ada hasil yang

BIAYA KUALITAS DAN PRODUKTIFITAS: PENGUKURAN, PELAPORAN DAN PENGENDALIAN. HARIRI, SE., M.Ak Universitas Islam Malang 2017

I. PENDAHULUAN. melaksanakan usaha-usaha yang paling baik untuk menghasilkan pangan tanpa

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian yang berhasil dapat diartikan jika terjadi pertumbuhan

II. TINJAUAN PUSTAKA. utama MOL terdiri dari beberapa komponen yaitu karbohidrat, glukosa, dan sumber

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan kemajuan yang cukup signifikan. Hal ini bisa terjadi karena adanya niat serta

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Transkripsi:

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Mutu 2.1.1. Definisi Sebuah perusahaan akan berfokus pada bagaimana memberikan kepuasan kepada para pelanggannya, dimana hal tersebut hanya didapatkan apabila perusahaan tersebut memiliki mutu untuk setiap produk barang, maupun jasanya. Menurut Juran (1996) mutu adalah kesesuaian untuk penggunaan (fitness for use), ini berarti bahwa suatu produk atau jasa hendaklah sesuai dengan apa yang diperlukan atau diharapkan oleh pengguna. Menurut Crosby dalam Nasution (2004), mutu adalah conformance to requirement, yaitu sesuai dengan apa yang disyaratkan, atau distandarkan. Menurut Demming dalam Nasution (2004), mutu harus sesuai dengan kebutuhan pasar, atau konsumen. Perusahaan harus benar-benar merepresentasikan produknya sesuai dengan keinginan konsumen. Secara konvensional, mutu biasanya menggambarkan karakteristik langsung suatu produk, seperti penampilan, keandalan, kemudahan penggunaan, estetika, dan sebagainya. Definisi strategik menyatakan bahwa mutu adalah segala sesuatu yang mampu memenuhi keinginan, atau kebutuhan pelanggan (Gaspersz, 2003). Sifat khas mutu suatu produk yang andal bersifat multidimensi, karena harus memberi kepuasan dan nilai manfaat yang besar bagi konsumen melalui berbagai cara. Oleh karena itu, setiap produk harus mempunyai ukuran yang mudah dihitung sesuai dengan kebutuhan konsumen seperti panjang, berat dan lain-lain, disamping itu harus ada ukuran yang bersifat kualitatif seperti penampilan, warna dan lain-lain. Jadi terdapat spesifikasi barang untuk setiap produk, walaupun satu sama lain sangat bervariasi tingkat spesifikasinya. David A Garvin (2006) mengemukakan delapan (8) dimensi, atau kategori kritis dari mutu yaitu : a. Performance (Kinerja). Karakteristik kinerja utama produk. b. Feature (profil). Aspek sekunder dari kinerja, atau kinerja tambahan dari suatu produk.

8 c. Reliability (dapat dipercaya). Kemungkinan produk malfungsi, atau tidak berfungsi dengan baik, dalam konteks ini produk/jasa dapat dipercaya dalam menjalankan fungsinya. d. Conformance (kesesuaian). Kesesuaian, atau cocok dengan keinginan/kebutuhan konsumen. e. Durability (Daya tahan). Daya tahan produk/masa hidup produk, baik secara ekonomis, maupun teknis f. Serviceability (kepelayanan), kecepatan, kesopanan, kompetensi dan mudah diperbaiki g. Aesthetics (keindahan). Keindahan produk, dalam desain, rasa, suara, atau bau dari produk dan ini bersifat subyektif h. Perceived quality (mutu yang dipersepsi). Mutu dalam pandangan pelanggan/konsumen 2.2. Sayuran Organik Organik sendiri mengacu pada sesuatu yang mengandung karbon, seharusnya semua bahan pangan yang mengandung unsur karbon disebut organik. Termasuk bahan pakan yang ditanam dengan pupuk kimia dan mengandung pestisida. Tetapi masyarakat tahunya kalau istilah organik berarti bahan pangan yang dibudidayakan secara organik, tanpa petisida atau pupuk buatan. Pemerintah Amerika Serikat sebagai pelopor bahan pangan organik menetapkan standar, bahwa yang disebut organik adalah bahan pangan 100% organik, atau setidaknya 95% diproduksi tanpa pupuk kimia, insektisida, herbisida, antibiotik, hormon pertumbuhan, radiasi untuk sterilisasi dan hewan yang dimodifikasi genetik. Bahan pangan organik dibudidayakan menggunakan teknologi alami. Kesuburan tanah dipertahankan dengan pupuk alam, seperti kompos dan pupuk kandang. Dengan pemupukan alami dan tanpa insektisida, populasi cacing tanah meningkat dan tanah menjadi kaya akan nitrogen, sehingga subur secara alami. Untuk menanggulangi hama, dapat diselang-seling setiap jenis tanamannya, sehingga serangan hama tanaman tertentu diputus mata rantainya. Penyemprotan juga dilakukan

9 menggunakan anti hama dari alam (http://www.organicnutrition.co.uk /whyorganic/ whyorganic.htm). Budidaya secara alami akan menghasilkan bahan pangan tergolong tidak menarik dari sisi performance. Bahan pangan organik, terutama sayuran memang mempunyai performa yang tidak menarik. Banyak yang berlubang dimakan ulat dan serangga. Namun dari mutu cita rasa, pangan organik memang lebih baik. Saat ini, konsumen berhak memilih. Membeli bahan pangan konvensional dengan harga murah namun mengandung residu bahan kimia, atau sayuran berpenampilan buruk, yang mahal tetapi aman bagi kesehatan. Menurut Wartaya (2005), pertanian organik merupakan suatu sistem pertanian yang didesain dan dikelola sedemikian rupa, sehingga mampu menciptakan produktivitas berkelanjutan. Pertanian organik adalah sistem pertanian yang berwawasan lingkungan dengan tujunan untuk melindungi ekosistem dam dengan memimalkan penggunaan bahan-bahan kimia dan merupakan praktek bertani alternatif secara alami yang dapat memberikan hasil optimal. Pengertian pertanian organik lain menurut Pracaya (2007), adalah sistem pertanian (hal bercocok tanam) yang tidak menggunakan bahan kimia, tetapi menggunakan bahan organik. Bahan kimia tersebut dapat berupa pupuk, pestisida, hormon pertumbuhan dan sebagainya. Sutanto (2002) berpendapat bahwa pertanian organik dapat diartikan sebagai suatu sistem produksi pertanaman yang berasaskan daur-ulang hara secara hayati. Daurulang dapat melalui sarana limbah tanaman dan ternak, serta limbah lainnya yang mampu memperbaiki status kesuburan dan struktur tanah. Pertanian organik menurut Standar Nasional Indonesia (SNI, 2010) adalah sistem manajemen produksi holistik yang meningkatkan dan mengembangkan kesehatan ago-ekosistem, termasuk keragamaan hayati, siklus biologis dan aktivitas biologis. Dalam penggunaannya, Pertanian organik mempunyai kelebihan dan kelemahan dalam sistem penggunaannya (Pracaya, 2007). Kelebihan dari digunakannya sistem pertanian organik adalah :

10 a. Tidak menggunakan pupuk, maupun pestisida kimia, sehingga tidak menimbulkan pencemaran lingkungan, baik pencemaran tanah, air, maupun udara dan produknya tidak mengandung racun. b. Tanaman organik mempunyai rasa yang lebih manis dibandingkan tanaman non-organik 2.3. Kelompok Tani Kelompok tani (Poktan) adalah kumpulan petani/peternak/pekebun yang dibentuk atas dasar kesamaan kepentingan, kesamaan kondisi lingkungan (social, ekonomi, sumber daya) dan keakraban untuk meningkatkan dan mengambangkan usaha anggota dalam suatu wilayah. Pembentukan Poktan dimaksudkan untuk membantu para petani mengorganisasikan dirinya terutama dalam meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha, permodalan, akses pasar, akses teknologi dan informasi, serta meningkatkan kesejahteraan para petani. 2.4. Metode Metode yang digunakan pada penelitian ini diantaranya : 2.4.1. Diagram Tulang Ikan Untuk mengetahui lebih lanjut faktor-faktor yang menjadi penyebab munculnya masalah dan peluang dalam produksi sayuran organik bernilai tinggi berbasis petani, maka digunakan alat bantu dalam program peningkatan mutu, yaitu diagram tulang ikan (fishbone diagram) yang dikembangkan oleh pakar mutu dari Jepang. Diagram sebab akibat berguna untuk mengetahui faktor-faktor yang mungkin (memiliki peluang) menjadi penyebab munculnya masalah. Penyusunannya dilakukan dengan teknik Brainstorming. Meskipun tiap perusahaan, atau organisasi dapat menentukan sendiri faktor-faktor utama dalam penyusunan diagram sebab akibat, namun secara umum terdapat 5 (lima) faktor yang berpengaruh yaitu : (1) lingkungan, (2) manusia, (3) metode, (4) bahan, dan (5) mesin peralatan.

11 2.4.2. Diagram Pareto Diagram Pareto merupakan diagram yang terdiri atas grafik balok dan garis yang menggambarkan perbandingan masing-masing jenis data terhadap keseluruhan. Dengan menggunakan diagram Pareto dapat menunjukkan masalah mana yang sedikit tapi dominan (vital few) dan masalah yang banyak tetapi kurang dominan (trivial many). Ketika menemukan banyak masalah perusahaan, maka terlalu berat untuk menyelesaikan semua masalah tersebut. Perlu dilakukan pemilihan untuk menemukan 1 atau 2 masalah yang mempunyai efek besar, sehingga tenaga dan biaya yang dikeluarkan untuk memperbaiki masalah dapat menjadi optimum. Secara rinci, manfaat diagram Pareto berikut : a. Menunjukkan masalah utama. b. Menyatakan perbandingan masing-masing masalah terhadap keseluruhan, c. Menunjukkan tingkat perbaikan setelah dilakukan tindakan pada masalah terpilih. d. Menunjukkan perbandingan masing-masing masalah sebelum dan sesudah perbaikan. 2.5. Penelitian Terdahulu yang Relevan Tegar (2010), mengkaji Keragaman dan Penyimpangan Mutu Gula di Kawasan Home Industri gula kelapa Kabupaten Banyumas. Metode yang digunakan untuk menganalisis permasalahan yang ada adalah Histogram, Bagan Kendali dan diagram pareto. Dari hasil analisis tersebut diketahui bahwa permasalahan utama menunjukan bahwa sebagian besar data terlihat adanya penyimpangan. Kadar abu merupakan variabel yang datanya paling banyak menyimpang, diikuti bahan tak larut dan kadar air (KA) berturut-turut 52,8%, 25,9% dan 20,2%. Faktor utama yang menyebabkan kegagalan. Bahan baku dan proses pengolahan merupakan faktor yang paling dominan terhadap mutu produk yang dihasilkan. Fakhri (2010), meneliti tentang analisis pengendalian kualitas produksi di PT. Masscom Graphy dalam upaya mengendalikan tingkat

12 kerusakan produk menggunakan alat bantu statistik Analisis pengendalian kualitas dilakukan menggunakan alat bantu statistik berupa check sheet, histogram, peta kendali p, diagram pareto dan diagram sebab-akibat. Check sheet dan histogram digunakan untuk menyajikan data agar memudahkan dalam memahami data untuk keperluan analisis selanjutnya. Peta kendali p digunakan untuk memonitor produk yang rusak apakah masih berada dalam kendali statistik atau tidak. Kemudian dilakukan identifikasi terhadap jenis cacat yang dominan dan menentukan prioritas perbaikan menggunakan diagram pareto. Langkah selanjutnya adalah mencari faktor-faktor yang menjadi penyebab terjadinya kerusakan produk menggunakan diagram sebab akibat untuk kemudian dapat disusun sebuah rekomendasi atau usulan perbaikan kualitas. Hasil analisis peta kendali p menunjukkan bahwa proses berada dalam keadaan tidak terkendali atau masih mengalami penyimpangan. Hal ini dapat dilihat pada grafik kendali dimana titik berfluktuasi sangat tinggi dan tidak beraturan, serta banyak yang keluar dari batas kendali. Berdasarkan diagram pareto, prioritas perbaikan yang perlu dilakukan adalah untuk jenis kerusakan yang dominan yaitu warna kabur (28,31%), tidak register (19,79%) dan terpotong (19,50 %). Dari analisis diagram sebab akibat dapat diketahui faktor penyebab misdruk berasal dari faktor manusia/ pekerja, mesin produksi, metode kerja, material/ bahan baku dan lingkungan kerja, sehingga perusahaan dapat mengambil tindakan pencegahan serta perbaikan untuk menekan tingkat misdruk dan meningkatkan kualitas produk.