GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PERTOLONGAN PERTAMA INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT( ISPA ) PADA BALITA

dokumen-dokumen yang mirip
ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN ORANG TUA TENTANG ISPA DI PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Batuk pilek merupakan gangguan saluran pernafasan atas yang paling

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG PENYAKIT ISPA DI PUSKESMAS PEMBANTU SIDOMULYO WILAYAH KERJA PUSKESMAS DEKET KECAMATAN DEKET KABUPATEN LAMONGAN

TINGKAT PENGETAHUAN IBU TERHADAP PENYAKIT ISPA (INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT) PADA BALITA DI PUSKESMAS PARUGA KOTA BIMA TAHUN 2016

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan laporan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 ISPA

BAB I PENDAHULUAN. sampai dengan lima tahun. Pada usia ini otak mengalami pertumbuhan yang

BAB I PENDAHULUAN. komplek dan heterogen yang disebabkan oleh berbagai etiologi dan dapat. berlangsung tidak lebih dari 14 hari (Depkes, 2008).

HUBUNGAN FREKUENSI KEHADIRAN ANAK USIA 1-3 TAHUN (BATITA) DALAM PENIMBANGAN DI POSYANDU DENGAN STATUS GIZI ANAK

ABSTRAK. Kata Kunci : Tingkat pengetahuan, Dukungan keluarga Personal hygiene

HUBUNGAN KONDISI FISIK RUMAH DAN SOSIAL EKONOMI KELUARGA DENGAN KEJADIAN PENYAKIT ISPA PADA BALITA

BAB 1 PENDAHULUAN. Di dalam bab ini akan dibahas tentang latar belakang penelitian, masalah

BAB I PENDAHULUAN. Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) merupakan penyakit yang. menular serta dapat menimbulkan berbagai spektrum penyakit

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI DENGAN KEPATUHAN IBU DALAM PEMBERIAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI DIPUSKESMAS CAWAS

GAMBARAN PERILAKU IBU YANG MEMILIKI BALITA DENGAN ISPA DI KELURAHAN KALIPANCUR SEMARANG

: Tingkat pengetahuan, bayi, Kejadian Ikutan Pasca imunisasi

Program Studi S-1 Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta. Program Studi S-1 STIKes Kusuma Husada Surakarta

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

STUDI TENTANG DIARE DAN FAKTOR RESIKONYA PADA BALITA UMUR 1-5 TAHUN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KALASAN SLEMAN NASKAH PUBLIKASI

ABSTRAK. : Kondisi Rumah, Sanitasi Rumah, Perilaku Anggota Keluarga Merokok dan ISPA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Morbiditas dan mortalitas merupakan suatu indikator yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) merupakan infeksi saluran pernafasan

HUBUNGAN ANTARA PERAN IBU BALITA DALAM PEMBERIAN MAKANAN BERGIZI DENGAN STATUS GIZI PADA BALITA. Kata Kunci: Peran, ibu balita, gizi, status gizi.

OLEH: IMA PUSPITA NIM:

BAB 1 PENDAHULUAN. gejala atau infeksi ringan sampai penyakit yang parah dan. parenkim paru. Pengertian akut adalah infeksi yang berlangsung

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

INTISARI. Kata Kunci : Antibiotik, ISPA, Anak. Muchson, dkk., Dosen Prodi DIII Farmasi STIKES Muhammadiyah Klaten 42

SURVEY FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA IBU POST PARTUM DI PUSKESMAS ALAK KOTA KUPANG ABSTRAK

7-13% kasus berat dan memerlukan perawatan rumah sakit. (2)

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ISPA DENGAN PENANGANAN BALITA ISPA

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN UPAYA PENCEGAHAN ISPA PADA BALITA DI PUSKESMAS NGORESAN SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit ISPA khususnya pneumonia masih merupakan penyakit utama penyebab

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG OPERASI SECTIO CAESAR

MENARA Ilmu Vol. X Jilid 2 No.70 September 2016

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG DEMAM BERDARAH DENGUE DI RW III DESA PONCOREJO KECAMATAN GEMUH KABUPATEN KENDAL ABSTRAK

DUKUNGAN SUAMI TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA KORIPAN KECAMATAN SUSUKAN

Ernawati 1 dan Achmad Farich 2 ABSTRAK

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG KEJADIAN IKUTAN PASCA IMUNISASI (KIPI) CAMPAK DENGAN KECEMASAN IBU PASCA IMUNISASI DI PUSKESMAS SANGKRAH SURAKARTA

PENDAHULUAN atau Indonesia Sehat 2025 disebutkan bahwa perilaku. yang bersifat proaktif untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan;

Volume 2 / Nomor 2 / November 2015 ISSN : PERILAKU MENCUCI TANGAN PADA ANAK SD NEGERI 3 GAGAK SIPAT BOYOLALI. Nur Hikmah

Nisa khoiriah INTISARI

HUBUNGAN MOTIVASI IBU BALITA DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) Ati ul Impartina Program Studi D III Kebidanan STIKES Muhammadiyah Lamongan

BAB I PENDAHULUAN. berperilaku sehat. Program PHBS telah dilaksanakan sejak tahun 1996 oleh

BAB I PENDAHULUAN. Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) merupakan masalah kesehatan

HUBUNGAN PERAN KADER DENGAN CAKUPAN PROGRAM IMUNISASI CAMPAK PADA BALITA. Kiftiyah

SKRIPSI. Disusun untuk Memenuhi salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S 1 Kesehatan Masyarakat. Oleh: TRI NUR IDDAYAT J

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP ORANG TUA DENGAN UPAYA PENCEGAHAN KEKAMBUHAN ISPA PADA ANAK DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PURWANTORO I SKRIPSI

GAMBARAN PENGETAHUAN, MOTIVASI IBU NIFAS DAN PERAN BIDAN TERHADAP BOUNDING ATTACHMENT DI RUANG KEBIDANAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH RADEN MATTAHER TAHUN

BAB 1 : PENDAHULUAN. dalam kehidupannya. Millenium Development Goal Indicators merupakan upaya

STUDI DESKRIPTIF POLA NUTRISI BALITA PENGUNJUNG POSYANDU I DI DESA DASUN Rt 02 Rw01 KECAMATAN LASEM KABUPATEN REMBANG. Oleh. Dewi Hartinah ABSTRAK

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU NIFAS PRIMIPARA TENTANG MEMANDIKAN BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUNGAI LULUT BANJARMASIN ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. di negara berkembang. ISPA yang tidak mendapatkan perawatan dan pengobatan

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pneumonia adalah penyakit batuk pilek disertai nafas sesak atau nafas cepat,

BAB 1 : PENDAHULUAN. peningkatan kualitas sumber daya manusia dan kualitas hidup yang lebih baik pada

PEMBIASAAN PERILAKU PERSONAL HYGIENE OLEH IBU KEPADA BALITA (USIA 3-5 TAHUN) DI KELURAHAN DERWATI

Rina Harwati Wahyuningsih Akademi Kebidanan Giri Satria Husada Wonogiri ABSTRAK

SKRIPSI. Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Derajat Gelar S 1 Keperawatan. Oleh: WAHYUNI J

Maulina. Mahasiswi Pada STIKes U Budiyah Banda Aceh D-III Kebidanan

STUDI PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG GIZI PADA BALITA DI DESA KOTARAYA BARAT

GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PNEUMONIA PADA BALITA DI PUSKESMAS PIYUNGAN BANTUL TAHUN 2010 NASKAH PUBLIKASI

Faktor Faktor yang Mempengaruhi Kunjungan Balita ke Posyandu di Kelurahan Jayaraksa Wilayah Kerja Puskesmas Baros Kecamatan Baros Kota Sukabumi

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan mutu dan daya saing sumber daya manusia Indonesia.

HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN KEMAMPUAN MOBILISASI DINI IBU POST SCDI DETASEMEN KESEHATAN RUMAH SAKIT TK IV KEDIRI

II. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. yaitu program pemberantasan penyakit menular, salah satunya adalah program

REPI SEPTIANI RUHENDI MA INTISARI

GAMBARAN PENGETAHUAN WANITA USIA TAHUN TENTANG DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA DENGAN TEKNIK SADARI

BAB 3 KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP. TB Paru

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HYGIENE MAKANAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI PUSKESMAS JATIBOGOR TAHUN 2013

TINGKAT KECEMASAN PASIEN PREOPERATIF PADA PEMBEDAHAN SEKSIO SESAREA DI RUANG SRIKANDI RSUD KOTA SEMARANG

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Balita di Kelurahan Baros Wilayah Kerja Puskesmas Baros Kota Sukabumi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Gorontalo. Kelurahan Tomulabutao memiliki Luas 6,41 km 2 yang berbatasan

BAB I PENDAHULUAN. lima tahun pada setiap tahunnya, sebanyak dua per tiga kematian tersebut

BAB III METODE PENELITIAN

Oleh : Yophi Nugraha, Inmy Rodiyatam ABSTRAK

METODE PENELITIAN. Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian

Oleh : Suharno, S.Kep.,Ners ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. juga merupakan status lambang sosial (Keman, 2005). Perumahan merupakan

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA) PADA BALITA DI PUSKESMAS LAU KABUPATEN MAROS

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG ISPA DI PUSKESMAS DESA DAYEUH KOLOT KABUPATEN BANDUNG

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di Padukuhan Geblagan, Tamantirto,

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA HARJOBINANGUN PURWOREJO GITA APRILIA ABSTRAK

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DI DESA BUTUH KECAMATAN TENGARAN KABUPATEN SEMARANG

GAMBARAN PELAKSANAAN KELAS IBU HAMIL DI WILAYAH PUSKESMAS PADURESO KABUPATEN KEBUMEN Tri Puspa Kusumaningsih

Vol. 10 Nomor 1 Januari 2015 Jurnal Medika Respati ISSN :

PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG PENYAKIT TUBERCULOSIS PARU

PENDAHULUAN. Herdianti STIKES Harapan Ibu Jambi Korespondensi penulis :

HUBUNGAN STATUS GIZI DAN STATUS IMUNISASI DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN ORANGTUA TENTANG ISPA DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GATAK SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. balita di dunia, lebih banyak dibandingkan dengan penyakit lain seperti

PERAN IBU TERHADAP PEMBERIAN GIZI PADA ANAK USIA 1 5 TAHUN DI DESA SUMURGENENG WILAYAH KERJA PUSKESMAS JENU KABUPATEN TUBAN

BAB I PENDAHULUAN. Perkembagan laju penyakit di Indonesia dewasa ini sangat

Jurnal Ilmiah STIKES U Budiyah Vol.1, No.2, Maret 2012

Kode. Lembar Persetujuan Menjadi Responden Penelitian

HUBUNGAN PERAN KELUARGA DENGAN KETEPATAN STIMULASI PERKEMBANGAN ANAK 0-3 TAHUN DI DESA SOKO KEC. GLAGAH KAB. LAMONGAN.

Jurnal Harapan Bangsa, Vol.1 No.1 Desember 2013 ISSN

GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STRES MAHASISWA DALAM MENGHADAPI PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN DI INSTITUSI PENDIDIKAN SWASTA DI SEMARANG

DESKRIPTIF TENTANG KARAKTERISTIK LINGKUNGAN YANG BERISIKO TERJADINYA JATUH PADA LANSIA DI DESA SUSUKAN KECAMATAN SUSUKAN KABUPATEN SEMARANG

Transkripsi:

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PERTOLONGAN PERTAMA INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT( ISPA ) PADA BALITA Sugihartiningsih dan Lis Hartanti Prodi DIII Keperawatan Stikes PKU Muhammadiyah Surakarta ning71@yahoo.com Abstrak Sampai saat ini kejadian ISPA di Desa Kayuapak masih tinggi. Kejadian ISPA pada balita dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti lingkungan, status gizi ataupun tingkat pengetahuan orang tua dalam melakukan perawatan balita yang mengalami ISPA. Pengetahuan yang baik akan membantu ibu dalam melakukan tindakan pertolongan pertama secara baik agar anak dapat diharapkan cepat sembuh. Tujuan adalah mengetahui gambaran tingkat pengetahuan ibu tentang pertolongan pertama ISPA pada Balita di Desa Kayuapak Kecamatan Polokarto Kabupaten Sukoharjo. Metode merupakan penelitian kuantitatif dengan metode deskriptif. Sampel penelitian adalah 68 ibu yang mempunyai anak usia 1-5 tahun di bulan Maret April 2014 di Desa Kayuapak Kecamatan Polokarto Kabupaten Sukoharjo, dengan teknik pengambilan sampel menggunakan simple random sampling. Instrument penelitian menggunakan kuesioner.alat analisis data menggunakan sentral tendensi dan penilaian tingkat pengetahuan sesuai definisi operasional.hasil penelitian diketahui nilai ratarata pengetahuan responden adalah 14.03.Nilai terendah 7 dan nilai tertinggi adalah 18. sebanyak 34 orang (54%) dengan tingkat pengetahuan sedang, 10 orang (15,9%) deng an tingkat pengetahuan rendah dan 19 orang (30,1%) dengan tingkat pengetahuan tinggi. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah sebagian besar pengetahuan ibu dalam kategori sedang. Kata kunci: Pengetahuan, Pertolongan pertama, ISPA, Balita 1. PENDAHULUAN Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) adalah penyakit saluran pernapasan atas, biasanya menular, yang dapat menimbulkan berbagai spektrum penyakit yang berkisar dari penyakit tanpa gejala atau infeksi ringan sampai penyakit yang parah dan mematikan, tergantung pada patogen penyebabnya, faktor lingkungan dan faktor pejamu. Tahun 2013 hasil survey rekam medik di puskesmas Polokarto Desa Kayuapak menduduki peringkat ke 5 tentang penyakit ISPA dari 12 kecamatan yang ada di Kabupaten Sukoharjo. Hasil survey di puskesmas Polokarto Kabupaten Sukoharjo ISPA menempati urutan pertama di DKK (DKK Sukoharjo, 2014), Kejadian ISPA di Desa Kayuapak Sukoharjo pada bayi usia 0-6 bulan antara bulan Oktober sampai Desember 2013 sebanyak 68 balita dari 168 balita. Tingginya angka kejadian ISPA di desa Kayuapak dikaitkan dengan pendapat ahli bahwa Kurangnya pengetahuan ibu dapat dipengaruhi faktor pemahaman tentang ISPA, kurangnya informasi yang diterima tentang ISPA seperti belum pernah menerima penyuluhan tentang ISPA ( Notoatmodjo, S. 2007). Berdasarkan wawancara dengan petugas kesehatan Bidan Desa Kayuapak, ISPA merupakan penyakit yang paling sering diderita anak atau balita.hal ini salah satunya dikarenakan kurangnya pengetahuan ibu dalam merawat, ataupun melakukan tindakan pertolongan pertama pada anak yang menderita ISPA. Tujuan dari Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan ibu tentang pertolongan pertama ISPA pada balita di Desa Kayuapak Kecamatan Polokarto Kabupaten Sukoharjo. 1369

2. KAJIAN LITERATUR 2.1. Pengetahuan Pengetahuan (knowledge) adalah hasil penginderaan manusia atau hasil tahu seseorang terhadap obyek melalui indera yang dimilikinya (mata, hidung, mulut dan sebagainya).dengan sendirinya pada waktu penginderaan sehingga menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap obyek.sebagian besar pengetahuan seseorang diperoleh melalui indera pendengaran (telinga) dan indera penglihatan4. Tingkat Pengetahuan diinprestasikan dengan skala yang bersifat kualitatif yaitu: 1) Baik : hasil presentase 76 % - 100%, 2) Cukup : hasil presentase 56% - 75%, 3) Kurang: hasil presentase <56% (Notoatmodjo, 2007). 2.2. Balita Balita adalah anak yang berusia 1-5 tahun. Pada anak balita ini bisa melakukan penyesuaian sepanjang rentang hidup yaitu mengembangkan ketrampilan dasar untuk membaca, menulis dan berhitung, mengembangkan hati nurani, pengertian moral dan tata nilai, belajar menyesuaikan diri dengan teman-teman seusianya sebagai makhluk yang sedang tumbuh, mempelajari ketrampilan fisik yang diperlukan untuk permainan yang umum, dan mencapai kebebasan pribadinamun Faal (kerja alat tubuh) bagi usia dibawah satu tahun berbeda dengan usia di atas tahun, maka anak dibawah satu tahun tidak termasuk ke dalam golongan yang dikatakan balita. Anak usia 1-5 tahun dapat pula dikatakan mulai disapih atau dilepas menyusui sampai dengan prasekolah5. Ciri-ciri Balita Sehat : 1) Tumbuh dengan baik, yang dapat dilihat dari naiknya berat badan secara teratur dan proposional (sesuai usianya) setiap bulanya, 2) Terlihat aktif, gesit dan gembira, 3) Bisa bermain dan belajar dengan antusias, nudah memahami setiap hal yang diajarkan orang tua atau gurunya, 4)Mata bersih dan bersinar., 5) Nafsu makan cukup baik, 6) Bibir dan lidah tampak segar., 7) Pernapasan tidak berbau, 8) Kulit dan rambut tampak baik dan tidak kering, 9) Mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan. 3. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran tentang suatu keadaan secara obyektif, sitematis dan akurat yang terjadi di dalam masyarakat. Peneliti ini dilakukan dengan menempuh langkah-langkah pengumpulan data, klasifikasi, pengolahan, membuat kesimpulan dan laporan.metode ini diharapkan seorang peneliti berusaha untuk memaparkan pemecahan masalah yang ada sekarang berdasarkan data.penelitian dilaksanakan di Desa Kayuapak Kecamatan Polokarto Kabupaten Sukoharjo.Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret sampai April 2014 bertempat di Posyandu Balita Mawar terdiri dari 4 posyandu yang ada7. Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu yang mempunyai anak usia 1-5 tahun di bulan April Maret 2014 di Desa Kayuapak Kecamatan polokarto Kabupaten Sukoharjo sebanyak 168 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik proportional random sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang dilakukan untuk menyempurnakan penggunaan teknik sampel berstrata atau sampel wilayah.kuesioner yang berjumlah 25 pertanyaan yang telah disusun oleh peneliti berdasarkan teori. Pertanyaan disediakan 2 alternatif jawaban yang berupa pertanyaan benar dengan nilai 1, salah dengan nilai 0 dan dibuat dengan sifat favourable dan unfavourable Kuesioner tindakan pertolongan pertama ibu pada ISPA balita. kuesioner pertolongan pertama pada ISPA balita dibuat dalam bentuk favourbel sebanyak 14 pertanyaan dengan nilai ya diberi skor 1 dan tidak diberi skor 0 dan bentuk unfavourbel sebanyak 6 pertanyaan dengan nilai tidak diberi skor 1 dan tidak diberi skor 0. 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Distribusi Berdasarkan Usia ibu. 1370

Tabel 1 Distribusi frekuensi usia responden. Usia <20 tahun 2 3.2 20-35 tahun 52 82.5 >35 tahun 9 14.3 Diketahui bahwa sebagian besar responden berusia antara 20-35 tahun (82.5%). Distribusi Berdasarkan Pendidikan Ibu. Tabel 2. Distribusi frekuensi pendidikan responden Pendidikan Akademik/ universitas 5 7.9 SMA 42 66.7 SMP 16 25.4 Diketahui bahwa sebagian besar responden tingkat pendidikan SMA yaitu sebanyak 42 ibu (66.7%). Distribusi Berdasarkan Status Pekerjaan Ibu. Tabel 3. Distribusi frekuensi kategori pekerjaan responden Pekerjaan Ibu rumah tangga 34 54.0 Pedagang 9 14.3 PNS 1 1.6 Swasta 19 30.2 Diketahui bahwa sebagian responden mempunyai pekerjaan sebagai ibu rumah tangga yaitu sebanyak 34 ibu (54,0%). Distribusi usia balita Berdasarkan Usia Balita. Tabel 4. Distribusi frekuensi berdasarkan usia balita. No Usia balita Frekuen Persentas si e 1 12-24 bulan 10 15.9 2 25-36 bulan 30 47.6 3 37-48 bulan 16 25.4 4 49-60 bulan 7 11.1 Diketahui bahwa sebagian besar usia balita pada usia 25-36 bulan yaitu sebanyak 30 ibu (47,6%). Distribusi Berdasarkan Jenis Kelamin Balita. Tabel 5. Distribusi frekuensi berdasarkan Jenis kelamin balita Jenis kelamin Laki-laki 29 46.0 Perempuan 34 54.0 Berdasarkan tabel 4.5 diketahui 34 balita berjenis kelamin perempuan (54%) dan 29 balita berjenis kelamin laki-laki (46%). Data ini menunjukkan sebagian besar balita berjenis kelamin perempuan. Distribusi frekuensi tingkat pengetahuan ibu tentang pertolongan pertama ISPA pada Balita Tabel 6. Distribusi frekuensi Pengetahuan responden Tingkat Pengetahuan Rendah 10 15.9 Sedang 34 54.0 Tinggi 19 30.1 Berdasarkan tabel 6 diketahui sebagian besar responden mempunyai tingkat pengetahuan sedang sebanyak 34 orang (54%), tingkat pengetahuan rendah sebanyak 10 orang (15,9% ) dan tingkat pengetahuan tinggi sebanyak 19 orang (30,1%). 1371

4.2 Pembahasan Hasil penelitian ini diketahui usia responden sebagian besar antara 20-35 tahun (82,5%),rentang usia tertentu adalah baik untuk menjalankan peran pengasuhan dan perawatan. Apabila terlalu muda atau tua, maka mungkin tidak dapat menjalankan peran tersebut secara optimal karena diperlukan kekuatan fisik dan psikologis, selain itu juga diperlukan pengetahuan yang memadai (Supartini. 2004) Distribusi Berdasarkan Pendidikan Ibu. Tabel 4.2 Distribusi frekuensi pendidikan responden. Tingkat pendidikan responden diketahui paling banyak lulusan SMA sebanyak 42 orang (66,7%). Banyaknya responden lulusan SMA dapat dipengaruhi oleh kemampuan orang tua responden untuk membiayai pendidikan sampai tingkat SMA, sedangkan untuk melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi kemampuan ekonomi orang tua sangat terbatas. tingkat pendidikan seseorang dapat mempengaruhi tingkat pengetahuan. Semakin tinggi pendidikan semakin baik pengetahuan yang dimilikinya. Responden dengan pendidikan SMA sudah dianggap dapat menerima berbagai informasi pengetahuan tentang masalah ISPA pada balita, termasuk bagaimana tindakan yang harus dilakukan seorang ibu pada saat balita mengalami ISPA melalui media pendidikan kesehatan seperti saat mengikuti kegiatan posyandu, membaca buku kesehatan ataupun petugas kesehatan dari puskesmas saat pemeriksaan kesehatan baik ibu maupun balita. (Perry and Potter, 2005). Distribusi Berdasarkan Status Pekerjaan Ibu.Tabel 4.3.Distribusi frekuensi kategori pekerjaan responden.hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden sebagai ibu rumah tangga sebanyak 34 orang (54%).Ibu rumah tangga dimasukkan dalam klasifikasi tidak bekerja.sementara bekerja dikaitkan dalam masalah ekonomi.bahwa pekerjaan berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan yang dimiliki seseorang.berbagai informasi yang diterima responden menjadikan pengetahuan ibu banyak dalam kategori sedang. status pekerjaan terdiri dari: berusaha atau bekerja sendiri adalah mereka yang berusaha/bekerja 1372 atas risiko sendiri dan tidak mempekerjakan pekerja keluarga maupun buruh. Berusaha dibantu dengan buruh tidak tetap adalah status pekerjaan bagi mereka yang bekerja sebagai orang yang berusaha atas resiko sendiri dan dalam usahanya mempekerjakan buruh tidak tetap.pekerja tidak dibayar adalah status pekerjaan bagi mereka yang bekerja membantu memperoleh penghasilan atau keuntungan seseorang dengan tidak mendapat gaji baik berupa uang maupun barang.contohnya Ibu rumah tangga (Depkes RI. 2008). Berdasarkan hasil penelitain diketahui bawa terdapat 34 responden (54%) yang memiliki pengetahuan yang cukup tentang pertolongan ISPA pada balita. Keadaan tersebut dapat dipengaruhi oleh faktor social ekonomi. Sebagai contoh, responden mengetahuai bahwa penyakit ISPA dapat terjadi karena faktor kondisi rumah yaitu lantai yang belum diplester atau dikeramik, namun secara social ekonomi belum mampu memperbaiki kondisi rumah untuk dikeramik, maka kemampuan untuk bertindak mencegah terjadinya ispa pada balita menjadi kurang efektif. Orang yang memiliki pendidikan yang baik memiliki kemampuan untuk menyerap dan memahami pengetahuan yang diterimanya, sehingga semakin baik pendidikan seseorang, maka semakin mudah ia untuk menyerap dan memahami pengetahuan yang ia terima. Pendidikan sangat berpengaruh terhadap pengetahuan. Semakin tinggi pendidikan responden, diharapkan wawasan yang dimilikinya akan semakin luas sehingga pengetahuanpun juga akan meningkat, sebaliknya rendahnya pendidikan responden, akan mempersempit wawasan sehingga akan menurunkan pengetahuan11. Salah satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan terhadap kesehatan adalah tingkat pendidikan Orang yang memiliki pendidikan yang baik memiliki kemampuan untuk menyerap dan memahami pengetahuan yang diterimanya.sehingga semakin baik pendidikan seseorang, maka semakin mudah dalam menyerap dan memahami pengetahuan yang diterima. Perilaku ibu dalam pencegahan ISPA dapat dilakukan seperti menjaga anak tetap

dalam keadaan bersih, ibu melakukan kebersihan rumah seperti menyapu lantai, membersihkan debu-debu di dalam rumah, rutin mengganti sprei kasur dan sarung bantal secara teratur, membuka jendela dan ventilasi udara agar sirkulasi udara tetap lancar serta melarang anggota keluarga yang merokok. Tindakan responden dalam mencegah terjadinya ISPA secara baik berdampak kesehatan balita. 5. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, peneliti mengambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Tingkat pengetahuan ibu sebagian besar dalam kategori sedang sebanyak (54%), pengetahuan rendah sebanyak (15,9%) dan pengetahuan tinggi sebanyak (30,1%). 2. Tingkat Pendidikan ibu sebagian besar lulusan SMA sebanyak (66,7%), berpendidikan Akademik (7,9%) dan berpendidikan SMP (25,4%). 3. Tingkat pekerjaan ibu sebagian besar IRT sebanyak (54,0%). pedagang (14,3%), sebagai PNS (1,6%) dan bekerja di sektor swasta (30,2%). Syafrudin, 2009.Promosi kesehatan untuk Mahasiswa Kebidanan. Jakarta: CV Trans Info Medika Kusworo, 2012.Hubungan Antara Peran Orang Tua Dalam Pencegahan ISPA Balita Di Dusun Ngeledokesa Sendang Mulya, Tirtomoyo, Wonogiri. Tidak dipublikasikan Setiadi. 2007. Konsep dan penulisan Riset keperawatan. Yogyakarta: Graha Ilmu Arikunto, S. 2007. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rieneka Cipta. Supartini. 2004. Buku Ajar Konsep Dasar Keperawatan Anak, EGC, Jakarta. Perry and Potter, 2005.Fundamental of Nursing Edisi 4.Jakarta : EGC Depkes RI. 2008. Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2007. Propinsi Jawa Tengah: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan, Republik Indonesia Desember 2008. 6. DAFTAR PUSTAKA WHO. 2007. Pencegahan Dan pengendalian Infeksi saluran pernafasan Akut (ISPA) yang cenderung menjadi epidemic dan pandemic di fasilitasi pelayanan kesehatan. Diakseshttp:///www.who.incsr/resources/ publication/ diakses pada Januari 2014. DKK Sukoharjo.Buku Sanitasi Lingkungan. melalui http//:www.documentsukoharjo.co.id diakses Januari 2014 Diakses pada Januari jam 14.00 wib. Notoatmodjo. S. 2007. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rieneka Cipta ------------------. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rieneka Cipta 1373