INTISARI. Kata Kunci : Antibiotik, ISPA, Anak. Muchson, dkk., Dosen Prodi DIII Farmasi STIKES Muhammadiyah Klaten 42

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "INTISARI. Kata Kunci : Antibiotik, ISPA, Anak. Muchson, dkk., Dosen Prodi DIII Farmasi STIKES Muhammadiyah Klaten 42"

Transkripsi

1 KERASIONALAN PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA ANAK PENDERITA INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT (ISPA) DI INSTALASI RAWAT JALAN RSU PKU MUHAMMADIYAH DELANGGU MUCHSON, YETTI OKTAVIANINGTYAS K, AYU WANDIRA INTISARI Penggunaan antibiotik pada pasien anak yang terdiagnosis ISPA perlu mendapat perhatian agar tidak terjadi ketidakrasionalan penggunaan antibiotik. Penggunaan antibiotik yang tidak rasional akan menyebabkan masalah resistensi dan menambah biaya pengobatan. Tujuan penelitian untuk mengetahui pola penggunaan antibiotik pada anak penderita Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) Di Instalasi Rawat Jalan RSU PKU Muhammadiyah Delanggu. Metode yang digunakan yaitu deskriptif dengan pendekatan waktu retrospektif. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah simple random sampling. Jumlah sampel dalam penelitian sebesar 98 rekam medik anak pasien rawat jalan yang terdiagnosis ISPA. Analisis data menggunakan distribusi frekuensi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan antibiotik di RSU PKU Muhammadiyah Delanggu sudah rasional. Kerasionalan meliputi jenis antibiotik, variasi jumlah antibiotik, cara pemberian, bentuk sediaan, dosis dan frekuensi pemberian. Hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan antibiotik di rumah sakit tersebut adalah frekuensi pemberian dan dosis Kotrimoksasol serta lama pemberian antibiotik. Kesimpulan menunjukkan bahwa 76,19 % penggunaan antibiotik di RSU PKU Muhammadiyah Delanggu sudah rasional. Kata Kunci : Antibiotik, ISPA, Anak Muchson, dkk., Dosen Prodi DIII Farmasi STIKES Muhammadiyah Klaten 42

2 43 I. PENDAHULUAN Penggunaan terapeutik antimikroba bertujuan membasmi mikroba penyebab infeksi. Antimikroba digunakan untuk mengobati penyakit infeksi dengan gejala berat, telah berlangsung untuk beberapa waktu lamanya, lebih dari beberapa hari dan dapat menimbulkan akibat cukup berat. Sedang untuk penyakit infeksi dengan gejala klinik ringan, tidak perlu segera mendapatkan antimikroba karena menunda pemberian antimikroba justru akan memberi kesempatan merangsang mekanisme kekebalan tubuh. Sebagian besar infeksi yang terjadi pada hospes dapat sembuh dengan sendirinya tanpa memerlukan antimikroba (Anonim, 2007). Sebelum pemberian antimikroba dimulai, selalu harus dipertanyakan lebih dulu apakah ada kerasionalan penggunaan antibiotik yang menyangkut obat yang akan digunakan, dosis, frekuensi, cara, dan lama pemberian. Pemilihan antimikroba ditentukan oleh keadaan klinis pasien, kuman yang berperan dan sifat antibiotik itu sendiri (Anonim, 1999). Salah satu penyakit infeksi yang disebabkan bakteri sehingga diobati dengan terapi antibiotik adalah Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA). ISPA hingga saat ini merupakan salah satu masalah utama kesehatan dari pusat kesehatan dasar. ISPA adalah penyakit akut yang disebabkan oleh virus, bakteri dan jamur. Menurut rekapitulasi data rekam medik selama tahun 2009 tercatat 2916 kasus ISPA yang menjalani rawat jalan di RSU PKU Muhammadiyah Delanggu. Kasus ini menempati urutan pertama dari seluruh kasus pasien rawat jalan di rumah sakit tersebut. Dari seluruh jumlah pasien ISPA tersebut, sebanyak 1559 kasus terjadi pada anak usia 1-12 tahun dengan prosentase pasien anak laki-laki sebanyak 53,82% dan pasien anak perempuan sebanyak 46,18%. Atas dasar hal tersebut di atas, maka perlunya dilakukan penelitian mengenai kerasionalan penggunaan antibiotik pada anak penderita ISPA di Instalasi Rawat Jalan RSU PKU Muhammadiyah Delanggu.

3 44 II. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah penelitian non eksperimental dengan metode deskriptif. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Metode penelitian deskriptif adalah suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau deskripsi tentang suatu keadaan secara obyektif (Notoatmodjo, 2002). Penelitian ini menggunakan pendekatan waktu retrospektif. Retrospektif adalah penelitian untuk menggali dan menjelaskan data-data pada masa lampau (memandang ke belakang) (Arief, 2003). Metode pengumpulan data dengan cara : 1. Instrumen Instrumen penelitian yang digunakan adalah Lembar Pengumpul Data (LPD). 2. Metode Pengumpulan Data Cara pengumpulan data yang dilakukan adalah dengan dokumentasi mengambil data yang berasal dari rekam medik pasien rawat jalan di RSU PKU Muhammadiyah Delanggu dengan pengisian LPD. Dalam LPD tersebut memuat kolom-kolom yang meliputi nomor registrasi, identitas pasien, umur pasien, jenis kelamin, nama antibiotik, bentuk sediaan, dosis, lama pemberian dan frekuensi pemberian. Metode pengolahan data, dengan cara : a. Editing Memeriksa kembali data yang diperoleh dari LPD. b. Coding Pemberian kode numerik (angka) terhadap data dengan beberapa kategori. c. Entri Data Memasukkan data yang telah dikumpulkan ke dalam database komputer kemudian dibuat distribusi sederhana atau tabel. Untuk Analisis data seluruh hasil penelitian yang berasal dari lembar catatan rekam medik anak pasien rawat jalan dianalisis secara deskriptif non analitik berupa analisis univariat yaitu prosentase. Analisis deskriptif ini bertujuan untuk mengetahui kerasionalan penggunaan antibiotik ISPA pada pasien anak di RSU PKU Muhammadiyah Delanggu tahun 2009.

4 45 III. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Hasil Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret-April 2010 di RSU PKU Muhammadiyah Delanggu dengan cara mengambil data dari rekam medik pasien rawat jalan pasien anak usia 1-12 tahun yang tercatat sebagai pasien ISPA selama tahun Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data berupa Lembar Pengumpul Data (LPD) yang diisi sampai memenuhi sampel sebanyak 98. Karakteristik Responden Menurut Jenis Kelamin dan Umur a. Karakteristik responden menurut jenis kelamin Tabel 1. Karakteristik responden menurut jenis kelamin Jenis Kelamin Frekuensi Prosentase (%) Laki-laki Perempuan Jumlah Sumber : data rekam medik pasien rawat jalan 2009 Berdasarkan tabel 4.1 di atas, dapat diketahui bahwa frekuensi pasien ISPA terbesar adalah pasien anak laki-laki sebanyak 52 %. b. Karakteristik responden menurut umur Tabel 2. Karakteristik responden menurut umur Umur Frekuensi Prosentase (%) 1-4 tahun 74 75,5 5-8 tahun 23 23, tahun 1 1 Jumlah Sumber : data rekam medik pasien rawat jalan 2009 Berdasarkan tabel 2 di atas dapat diketahui bahwa kelompok umur terbanyak penderita ISPA yaitu kelompok umur pasien 1-4 tahun sebanyak 75,5 %.

5 46 Pola Penggunaan Antibiotik ISPA Menurut Jenis Antibiotik, Bentuk Sediaan, Dosis, dan Lama Pemberian a. Pola penggunaan antibiotik menurut jenis antibiotik Tabel 3. Pola penggunaan antibiotik menurut jenis antibiotik Jenis Antibiotik Frekuensi Prosentase (%) Amoxicillin 20 20,4 Kotrimoksasol 58 59,2 Kloramfenikol/Thiamfenikol 20 20,4 Jumlah Sumber: data rekam medik pasien rawat jalan 2009 Berdasarkan tabel 3. menunjukkan bahwa jenis antibiotik yang paling banyak digunakan untuk mengobati ISPA adalah Kotrimoksasol sebanyak 59,2 %, sedangkan untuk Amoxicillin dan Kloramfenikol/ Thiamfenikol memiliki prosentase yang sama sebanyak 20,4 %. b. Pola penggunaan antibiotik menurut bentuk sediaan Tabel 4. Pola penggunaan antibiotik menurut bentuk sediaan Bentuk Sediaan Frekuensi Prosentase (%) Serbuk Terbagi 36 36,7 Sirup 62 63,3 Jumlah Sumber : data rekam medik pasien rawat jalan 2009 Berdasarkan tabel 4.4 dapat diketahui bahwa bentuk sediaan antibiotik yang paling banyak diberikan kepada pasien adalah dalam bentuk sirup sebanyak 63,3 %.

6 47 c. Pola penggunaan antibiotik menurut dosis Tabel 5. Pola penggunaan antibiotik menurut dosis Frekuensi Antibiotik Dosis Jml % (mg) Amoxicillin Kotrimoksasol Kloramfenikol / Thiamfenikol , , , , , , , ,1 Jumlah Sumber : data rekam medik pasien rawat jalan 2009 Berdasarkan tabel 4.5 di atas, dapat diketahui bahwa dosis obat untuk setiap jenis antibiotik adalah berbeda-beda. Untuk Amoxicillin dosis yang paling sering digunakan yaitu 150 mg sebanyak 9,2 %. Dosis Kotrimoksasol yang banyak digunakan 240 mg sebanyak 51 %. Sedangkan untuk antibiotik Kloramfenikol dan Thiamfenikol dosis yang paling sering digunakan adalah 125 mg sebanyak 13,3%. d. Pola penggunaan antibiotik menurut lama pemberian Tabel 6. Pola penggunaan antibiotik menurut lama pemberian Lama Pemberian Frekuensi Prosentase (%) 2 Hari 8 8,2 3 Hari 19 19,4 4 Hari 54 55,1 5 Hari 13 13,3 7 Hari 4 4,1 Jumlah Sumber : data rekam medik pasien rawat jalan 2009 Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa lama pemberian antibiotik dalam rentang waktu antara 2-7 hari. Lama pemberian yang paling banyak adalah selama 4 hari sebanyak 55,1 % dan yang paling sedikit adalah selama 7 hari sebanyak 4,1 %.

7 48 Selama periode Januari sampai Desember 2009 di RSU PKU Muhammadiyah terdapat 1559 pasien anak usia 1-12 tahun yang terdiagnosa ISPA. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini diambil sebanyak 98 rekam medik pasien yang diambil berdasarkan teknik sampel simple random sampling. Data yang tercatat menurut umur menunjukkan bahwa penderita kelompok umur yang paling banyak adalah 1-4 tahun yaitu sebanyak 75,5 %. Hal ini disebabkan karena daya tahan tubuh anak pada usia kurang dari lima tahun lebih rendah dari anak usia diatasnya sehingga lebih mudah menderita ISPA. Bahkan semakin muda usia anak maka akan semakin sering mendapat serangan ISPA. Pada usia bayi dan balita saluran yang menghubungkan antara hidung, telinga dan faring (tuba eustacius) belum terbentuk secara sempurna sehingga balita sangat rentan terhadap penyakit infeksi terutama ISPA. Hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti menunjukkan bahwa penggunaan antibiotik ISPA di RSU PKU Muhammadiyah Delanggu 76,19 % rasional. Hal ini dapat dilihat dari jenis antibiotik, variasi jumlah antibiotik, cara pemberian, bentuk sediaan, frekuensi pemberian dan dosis. Berdasarkan WHO (2003), pengobatan ISPA adalah dengan Amoxicillin, Kloramfenikol atau Kotrimoksasol yang diberikan dalam antibiotik tunggal. Antibiotik yang paling banyak diberikan untuk pasien ISPA anak di RSU PKU Muhammadiyah Delanggu adalah Kotrimoksasol sebanyak 59,2 %. Hal ini sudah sesuai dengan standar WHO. Kotrimoksasol adalah antibiotik kombinasi antara Sulfametoksasol dan Trimetropim dengan perbandingan tetap 5:1. Kombinasi antibiotik ini menyebabkan potensiasi, yaitu kedua obat saling memperkuat khasiat. Hal ini sangat menguntungkan dan dapat mencegah terjadinya resistensi kuman (Tan T. H&Rahardja, 2002). Cara pemberian antibiotik untuk pasien ISPA anak di Instalasi Rawat Jalan RSU PKU Muhammadiyah Delanggu 100 % diberikan secara per oral. Bentuk sediaan antibiotik berupa sirup sebanyak 63,3 % dan sisanya berupa tablet yang disajikan dalam bentuk serbuk terbagi. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Wahyono (2004) bahwa bentuk sediaan yang banyak diberikan kepada pasien ISPA anak adalah dalam bentuk sirup. Besarnya dosis yang diberikan berbeda-beda untuk setiap jenis antibiotik. Dosis Amoxicillin yang diberikan

8 49 sudah rasional. Dosis Amoxicillin untuk usia 1-4 tahun diberikan dalam dosis mg, sedangkan untuk usia 5-8 tahun diberikan dalam dosis 200 mg (Anonim, 2002). Dosis Kloramfenikol/Thiamfenikol hanya diberikan dalam sediaan sirup dan sudah rasional. Untuk kelompok umur 1-4 tahun sebagian besar diberikan dalam dosis 125 mg atau setara dengan 5 ml. Sedangkan untuk kelompok umur 5-8 tahun sebagian besar diberikan dalam dosis 250 mg atau setara dengan 10 ml (Anonim, 2002). Meskipun pemberian antibiotik di RSU PKU Muhammadiyah Delanggu sudah rasional, akan tetapi perlu diperhatikan untuk frekuensi pemberian dan dosis Kotrimoksasol serta lama pemberian untuk ketiga jenis antibiotik. Frekuensi pemberian untuk semua jenis antibiotik baik Amoxicillin, Kotrimoksasol maupun Kloramfenikol/Thiamfenikol adalah tiga kali sehari. Hal ini belum tepat untuk antibiotik Kotrimoksasol karena Kotrimoksasol diberikan setiap 12 jam (dua kali sehari). Hal ini berkaitan dengan waktu paruh obat sehingga obat akan memberikan efek lebih lama di dalam tubuh apabila waktu paruhnya panjang. Kotrimoksasol memiliki waktu paruh 10 jam sedangkan Amoxicillin waktu paruhnya 1-2 jam dan Kloramfenikol/ Thiamfenikol waktu paruhnya 2-3 jam (Tan T. H&Rahardja, 2002). Maka frekuensi pemberian Kotrimoksasol tidak dapat disamakan dengan frekuensi pemberian Amoxicillin dan Kloramfenikol/Thiamfenikol. Pemberian dosis Kotrimoksasol belum rasional karena dari frekuensi pemberian yang seharusnya dua kali sehari tetapi diberikan tiga kali sehari. Untuk kelompok umur 1-4 tahun dan kelompok umur 5-8 tahun diberikan dosis sekali minum 240 mg atau setara dengan 5 ml. Untuk kelompok umur 1-4 tahun dosisnya sudah benar (240 mg), tetapi dengan frekuensi pemberian dua kali sehari. Jika diberikan dengan frekuensi tiga kali sehari maka akan melebihi dosis pemakaian sehari yaitu 480 mg/hari (Anonim, 2002). Untuk kelompok umur 5-8 tahun dosis yang diberikan kurang karena seharusnya dosis Kotrimoksasol untuk sekali minum pada anak kelompok umur tersebut adalah 480 mg atau setara dengan 10 ml dengan frekuensi pemberian dua kali sehari. Meskipun diberikan dengan frekuensi tiga kali sehari, namun

9 50 dosis yang diberikan pada kelompok umur ini belum mencukupi dosis pemakaian sehari yaitu 960 mg/hari. Begitupun dengan kelompok umur 9-12 tahun yang dosis sekali minum sama dengan kelompok umur 5-8 tahun (480 mg) tetapi hanya diberikan 160 mg. Meskipun diberikan dengan frekuensi tiga kali sehari, namun dosis yang diberikan pada kelompok umur ini belum mencukupi dosis pemakaian sehari yaitu 960 mg/hari (Anonim, 2002). Lama pemberian antibiotik ISPA di Instalasi Rawat Jalan RSU PKU Muhammadiyah Delanggu berada dalam rentang waktu 2-7 hari. Menurut WHO (2003) lama pemberian antibiotik ISPA dalam rentang waktu 5-14 hari. Pemberian antibiotik ISPA di Instalasi Rawat Jalan RSU PKU Muhammadiyah Delanggu belum memenuhi pemberian antibiotik yang rasional karena hanya sebanyak 13,3 % antibiotik yang diberikan selama lima hari dan 4,1 % untuk penggunaan selama tujuh hari. Lama pemberian yang prosentasenya paling besar yaitu selama 4 hari sebanyak 55,1 % dan sisanya untuk penggunaan selama dua hari dan tiga hari. Lama pemberian antibiotik yang tidak rasional dapat menyebabkan resistensi kuman, oleh karena itu biasanya orang tua dari pasien dianjurkan untuk memeriksakan kembali anaknya apabila obat yang diberikan dokter sudah habis untuk memastikan pasien sudah benar-benar sembuh. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan peneliti yaitu jenis antibiotik yang digunakan untuk mengobati ISPA adalah Amoxicillin, Kotrimoksasol dan Kloramfenikol/Thiamfenikol dalam bentuk tunggal. IV. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan analisis data dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan : 1. Pemberian antibiotik di RSU PKU Muhammadiyah Delanggu 76,19 % sudah rasional. 2. Jenis antibiotik yang diberikan untuk mengobati ISPA sudah rasional. 3. Cara pemberian antibiotik bagi pasien rawat jalan sudah rasional. 4. Bentuk sediaan yang diberikan bagi pasien ISPA anak sudah rasional. 5. Frekuensi pemberian antibiotik sudah rasional, namun perlu diperhatikan untuk frekuensi pemberian Kotrimoksasol. 6. Dosis yang diberikan bagi pasien ISPA anak sudah rasional, namun perlu

10 51 diperhatikan untuk pemberian dosis Kotrimoksasol. 7. Lama pemberian antibiotik belum rasional. Dalam penelitian ini saran yang diberikan antara lain : 1. Bagi RSU PKU Muhammadiyah Delanggu RSU PKU Muhammadiyah Delanggu perlu memperhatikan pemberian antibiotik bagi pasien ISPA anak ditinjau dari frekuensi pemberian dan dosis Kotrimoksasol serta lama pemberian antibiotik. Terutama bila mengingat ISPA menempati urutan pertama daftar penyakit di Instalasi Rawat Jalan RSU PKU Muhammadiyah Delanggu. 2. Bagi pasien a. Pasien sebaiknya berdiskusi dengan dokter atau tenaga farmasi tentang penggunaan antibiotik yang rasional. b. Pasien sebaiknya mengkonsumsi antibotik sesuai dengan aturan dokter. 3. Bagi peneliti selanjutnya a. Untuk penelitian selanjutnya perlu diteliti mengenai efek samping obat antibiotik ISPA terutama bagi pasien anak. b. Sebaiknya dilakukan uji laboratorium untuk mengetahui jenis bakteri penyebab ISPA sehingga dapat diketahui ketepatan pemberian jenis antibiotik. c. Untuk mengetahui ketepatan dosis antibiotik ISPA bagi pasien anak sebaiknya dosis dihitung berdasarkan luas permukaan tubuh atau berat badan. DAFTAR PUSTAKA A. Aziz, A.H Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis Data. Salemba Medika. Jakarta Pengantar Ilmu Kesehatan Anak Untuk Pendidikan Bidan. Salemba Medika. Jakarta. Anonim Pedoman Penatalaksanaan Penderita ISPA Dan Diare Untuk Petugas Kesehatan. Depkes RI. Jakarta.

11 Pedoman Penggunaan Antibiotik Nasional. Edisi I Depkes RI. Jakarta Perawatan Anak di Pusat Kesehatan Masyarakat, Panduan Bagi Para Petugas Kesehatan. Depkes RI. Jakarta Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid I. Balai Penerbit FKUI. Jakarta Informatorium Obat Nasional Indonesia. Depkes RI. Jakarta Farmakologi dan Terapi. Departemen Farmakologi dan Terapeutik Fakultas Kedoteran Universitas Indonesia. Gaya Baru. Jakarta Profil Kesehatan di Indonesia. Depkes RI. Jakarta. Arief, M Metode Penelitian Kedokteran dan Kesehatan. CSGF. Surakarta. Arifin, Yasir Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) Desember jam WIB. Benih ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut), Ketahui dan Waspadailah Desember Jam WIB. Biddulph, J. dan Stace, J Kesehatan Anak Untuk Perawat, Petugas Penyuluhan Kesehatan dan Bidan Desa. Gajah Mada University Press. Yogyakarta. Dwiprahasto, I., Suryawati, S., Santoso, B Pemakaian dan Pengelolaan Obat dalam Rumah Tangga. Laboratorium Farmakologi Fakultas Kedokteran UGM. Yogyakarta. Giniarti, A.C Kajian Penggunaan Antibiotik Pada Anak Rawat Jalan Penyakit ISPA di RSUD Dr. M. Ashari Pemalang Januari Jam Nelson Ilmu Kesehatan Anak. Bagian 2 Edisi 3. Penerbit Buku Kedokteran. EGC. Jakarta. Ngastiyah Perawatan Anak Sakit. EGC. Jakarta. Notoatmodjo, S Metodologi Penelitian Kesehatan. Edisi Revisi. PT. Rineka Cipta. Jakarta. Riftania, F.M Kajian Penggunaan Antibiotik Pada Pasien Anak Rawat Terdiagnosa ISPA di RSUD Pandan Arang Boyolali.

12 Januari Jam Rubiyanto, N Penggunaan Antibiotik untuk Terapi ISPA dan Diare di Puskesmas Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta. Skripsi Fakultas Farmasi. UGM.Yogyakarta. Sastramihardja, S.H Penggunaan Obat Yang Rasional di tempat PelayananKesehatan. Majalah Kedokteran Indonesia. Hal 26 vol 47. Shulman, S.T., Phair, J.P., Sommers, H.M Dasar-Dasar Biologi dan Klinis Penyakit Infeksi. Edisi IV. Gajah Mada University Press. Yogyakarta. Siregar, C.J.P., dan Lia, A Farmasi Rumah Sakit Teori dan Penerapan. Buku Kedokteran. EGC. Jakarta. Soejitno, S., Alkitri, A., Ibrahim, E Reformasi Perumahsakitan Indonesia. Edisi Revisi. Penerbit Grasindo. Jakarta. Sumarmo, S.PS., Herry, G., Sri, R.S.H Pemakaian Antibiotik di Bidang Pediatri. Edisi I. Ikatan Dokter Anak Indonesia. Jakarta. Tan H. T, Rahardja, K Obat-Obat Penting. Edisi Kelima. PT Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia. Jakarta. Wahyono, Djoko, Indri Hapsari, Ika Wahyu, 2004, Pola Pengobatan Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) Anak Usia Balita Rawat Jalan di Puskesmas I Purwareja Klampok Kabupaten Banjarnegara Tahun UGM. Yogyakarta. WHO Penanganan ISPA Pada Anak di Rumah Sakit Kecil Negara Berkembang. Penerbit Buku Kedokteran. EGC. Jakarta.

PHARMACY, Vol 05 No 01 April 2007

PHARMACY, Vol 05 No 01 April 2007 POLA PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT PNEUMONIA BALITA PADA RAWAT JALAN PUSKESMAS I PURWAREJA KLAMPOK KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2004 Indri Hapsari dan Ika Wahyu Budi Astuti

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan di RSUD Kabupaten Temanggung ini merupakan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan di RSUD Kabupaten Temanggung ini merupakan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian yang dilakukan di RSUD Kabupaten Temanggung ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan cross-sectional yaitu jenis pendekatan penelitian

Lebih terperinci

F. Originalitas Penelitian. Tabel 1.1 Originalitas Penelitian. Hasil. No Nama dan tahun 1. Cohen et al Variabel penelitian.

F. Originalitas Penelitian. Tabel 1.1 Originalitas Penelitian. Hasil. No Nama dan tahun 1. Cohen et al Variabel penelitian. 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) merupakan salah satu faktor yang menyebabkan kematian yang tersering pada anak-anak di negara yang sedang berkembang dan negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan anak merupakan suatu hal yang penting karena. mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak.

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan anak merupakan suatu hal yang penting karena. mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan anak merupakan suatu hal yang penting karena mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak. Bayi dan anak biasanya rentan terhadap penyakit infeksi salah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang berjudul Evaluasi ketepatan penggunaan antibiotik untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang berjudul Evaluasi ketepatan penggunaan antibiotik untuk BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian yang berjudul Evaluasi ketepatan penggunaan antibiotik untuk pengobatan ISPA pada balita rawat inap di RSUD Kab Bangka Tengah periode 2015 ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masalah besar yang harus benar-benar diperhatikan oleh setiap orang tua. Upaya

BAB I PENDAHULUAN. masalah besar yang harus benar-benar diperhatikan oleh setiap orang tua. Upaya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anak akan menjadi penerus bangsa, dengan punya anak yang sehat dan cerdas maka akan kuatlah bangsa tersebut. Selain itu kesehatan anak merupakan masalah besar yang

Lebih terperinci

EVALUASI POLA PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN ANAK PENDERITA DEMAM TIFOID DI INSTALASI RAWAT INAP RS SLAMET RIYADI SURAKARTA TAHUN SKRIPSI

EVALUASI POLA PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN ANAK PENDERITA DEMAM TIFOID DI INSTALASI RAWAT INAP RS SLAMET RIYADI SURAKARTA TAHUN SKRIPSI EVALUASI POLA PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN ANAK PENDERITA DEMAM TIFOID DI INSTALASI RAWAT INAP RS SLAMET RIYADI SURAKARTA TAHUN 2010-2011 SKRIPSI Oleh : AMILIA FITRIANGGRAINI K 100080186 FAKULTAS

Lebih terperinci

Antibiotic Utilization Of Pneumonia In Children Of 0-59 Month s Old In Puskesmas Kemiling Bandar Lampung Period Januari-October 2013

Antibiotic Utilization Of Pneumonia In Children Of 0-59 Month s Old In Puskesmas Kemiling Bandar Lampung Period Januari-October 2013 Antibiotic Utilization Of Pneumonia In Children Of 0-59 Month s Old In Puskesmas Kemiling Bandar Lampung Period Januari-October 2013 Advisedly, Tarigan A, Masykur-Berawi M. Faculty of Medicine Lampung

Lebih terperinci

dalam terapi obat (Indrasanto, 2006). Sasaran terapi pada pneumonia adalah bakteri, dimana bakteri merupakan penyebab infeksi.

dalam terapi obat (Indrasanto, 2006). Sasaran terapi pada pneumonia adalah bakteri, dimana bakteri merupakan penyebab infeksi. BAB 1 PENDAHULUAN Infeksi pada Saluran Nafas Akut (ISPA) merupakan penyakit yang umum terjadi pada masyarakat. Adapun penyebab terjadinya infeksi pada saluran nafas adalah mikroorganisme, faktor lingkungan,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Penyakit infeksi saluran pernafasan akut saat ini merupakan masalah

I. PENDAHULUAN. Penyakit infeksi saluran pernafasan akut saat ini merupakan masalah I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit infeksi saluran pernafasan akut saat ini merupakan masalah kesehatan utama di Indonesia. Pneumonia dapat terjadi sepanjang tahun dan dapat melanda semua usia.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dilakukan secara retrospektif berdasarkan rekam medik dari bulan Januari

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dilakukan secara retrospektif berdasarkan rekam medik dari bulan Januari 1. Sampel Penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sampel pada penelitian ini sebanyak 126 pasien. Pengambilan data dilakukan secara retrospektif berdasarkan rekam medik dari bulan Januari Juni

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) merupakan salah satu permasalahan kesehatan utama di Indonesia yang mempengaruhi tingginya angka mortalitas dan morbiditas.

Lebih terperinci

The pattern of acute respiratory infections treatment in children of 0 59 month s old in Puskesmas I Purwareja, Banjarnegara year of 2004.

The pattern of acute respiratory infections treatment in children of 0 59 month s old in Puskesmas I Purwareja, Banjarnegara year of 2004. Djoko Majalah Wahyono Farmasi Indonesia, 19(1), 20-24, 2008 Pola pengobatan infeksi saluran pernapasan akut anak usia bawah lima tahun (balita) rawat jalan di Puskesmas I Purwareja Klampok Kabupaten Banjarnegara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Infeksi saluran pernafasan adalah penyebab utama morbiditas dan mortalitas penyakit menular di dunia. Hampir empat juta orang meninggal akibat infeksi saluran nafas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diperkirakan kasus per penduduk per tahun, atau kurang lebih

BAB I PENDAHULUAN. diperkirakan kasus per penduduk per tahun, atau kurang lebih BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Demam tifoid dijumpai secara luas di berbagai negara berkembang (Riyatno dan Sutrisna, 2011). Perkiraan angka kejadian demam tifoid bervariasi dari 10 sampai

Lebih terperinci

Dian Rahayu Muliani D3 Farmasi Politeknik Medica Farma Husada Mataram ABSTRAK

Dian Rahayu Muliani D3 Farmasi Politeknik Medica Farma Husada Mataram ABSTRAK Tingkat Pengetahuan Pasien Tentang memahami Antibiotik efek di Apotek terapi obat Purnama yang dikonsumsi Pada Bulan April Tahun (Tjay dan 2016 Rahardja, 2002). Dian Rahayu Muliani D3 Farmasi Politeknik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang paling sering dijumpai pada pasien-pasien rawat jalan, yaitu sebanyak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang paling sering dijumpai pada pasien-pasien rawat jalan, yaitu sebanyak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di negara berkembang, hipertensi telah menggeser penyakit menular sebagai penyebab terbesar mortalitas dan morbiditas. Hal ini dibuktikan hasil Riset Kesehatan Dasar

Lebih terperinci

EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK ISPA NON-PNEUMONIA PADA PASIEN ANAK DI INSTALASI RAWAT JALAN RSUD SUNAN KALIJAGA DEMAK TAHUN 2013 SKRIPSI

EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK ISPA NON-PNEUMONIA PADA PASIEN ANAK DI INSTALASI RAWAT JALAN RSUD SUNAN KALIJAGA DEMAK TAHUN 2013 SKRIPSI EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK ISPA NON-PNEUMONIA PADA PASIEN ANAK DI INSTALASI RAWAT JALAN RSUD SUNAN KALIJAGA DEMAK TAHUN 2013 SKRIPSI Oleh : RIRIN DYAH AYU APRILIA K 100080057 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG PENYAKIT ISPA DI PUSKESMAS PEMBANTU SIDOMULYO WILAYAH KERJA PUSKESMAS DEKET KECAMATAN DEKET KABUPATEN LAMONGAN

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG PENYAKIT ISPA DI PUSKESMAS PEMBANTU SIDOMULYO WILAYAH KERJA PUSKESMAS DEKET KECAMATAN DEKET KABUPATEN LAMONGAN GAMBARAN PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG PENYAKIT ISPA DI PUSKESMAS PEMBANTU SIDOMULYO WILAYAH KERJA PUSKESMAS DEKET KECAMATAN DEKET KABUPATEN LAMONGAN Novita Fitrianingrum, Ati ul Impartina, Diah Eko Martini.......ABSTRAK.......

Lebih terperinci

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU RUMAH TANGGA TERHADAP PENGGUNAAN ANTIBIOTIK DI DESA KUTA MBELIN KECAMATAN LAU BALENG KABUPATEN KARO

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU RUMAH TANGGA TERHADAP PENGGUNAAN ANTIBIOTIK DI DESA KUTA MBELIN KECAMATAN LAU BALENG KABUPATEN KARO GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU RUMAH TANGGA TERHADAP PENGGUNAAN ANTIBIOTIK DI DESA KUTA MBELIN KECAMATAN LAU BALENG KABUPATEN KARO Rini Andarwati Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Medan Abstrak Penggunaan

Lebih terperinci

TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN TENTANG PEMAKAIAN ANTIBIOTIKA AMOXICILLIN DI RUMAH SAKIT UMUM Dr. H. KOESNADI BONDOWOSO TAHUN 2014

TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN TENTANG PEMAKAIAN ANTIBIOTIKA AMOXICILLIN DI RUMAH SAKIT UMUM Dr. H. KOESNADI BONDOWOSO TAHUN 2014 TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN TENTANG PEMAKAIAN ANTIBIOTIKA AMOXICILLIN DI RUMAH SAKIT UMUM Dr. H. KOESNADI BONDOWOSO TAHUN 2014 Dewi Rashati 1, Avia Indriaweni 1 1. Akademi Farmasi Jember Korespondensi :

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KESEMBUHAN PASIEN PENDERITA DEMAM TYPHOID DI RUANG PERAWATAN INTERNA RSUD KOTA MAKASSAR

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KESEMBUHAN PASIEN PENDERITA DEMAM TYPHOID DI RUANG PERAWATAN INTERNA RSUD KOTA MAKASSAR FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KESEMBUHAN PASIEN PENDERITA DEMAM TYPHOID DI RUANG PERAWATAN INTERNA RSUD KOTA MAKASSAR Siti Nasrah 1, Andi Intang 2, Burhanuddin Bahar 3 1 STIKES Nani Hasanuddin

Lebih terperinci

SWAMEDIKASI PADA PENGUNJUNG APOTEK DI APOTEK MARGI SEHAT TULUNG KECAMATAN TULUNG KABUPATEN KLATEN

SWAMEDIKASI PADA PENGUNJUNG APOTEK DI APOTEK MARGI SEHAT TULUNG KECAMATAN TULUNG KABUPATEN KLATEN SWAMEDIKASI PADA PENGUNJUNG APOTEK DI APOTEK MARGI SEHAT TULUNG KECAMATAN TULUNG KABUPATEN KLATEN Trias Apriliani, Anita Agustina, Rahmi Nurhaini INTISARI Swamedikasi adalah mengobati segala keluhan pada

Lebih terperinci

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PERTOLONGAN PERTAMA INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT( ISPA ) PADA BALITA

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PERTOLONGAN PERTAMA INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT( ISPA ) PADA BALITA GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PERTOLONGAN PERTAMA INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT( ISPA ) PADA BALITA Sugihartiningsih dan Lis Hartanti Prodi DIII Keperawatan Stikes PKU Muhammadiyah Surakarta ning71@yahoo.com

Lebih terperinci

PEMAKAIAN ANTIBIOTIK PADA KASUS DEMAM BERDARAH DENGUE ANAK DI RUMAH SAKIT ROEMANI SEMARANG TAHUN 2010

PEMAKAIAN ANTIBIOTIK PADA KASUS DEMAM BERDARAH DENGUE ANAK DI RUMAH SAKIT ROEMANI SEMARANG TAHUN 2010 Seminar Hasil-Hasil Penelitian LPPM UNIMUS 2012 ISBN : 978-602-18809-0-6 PEMAKAIAN ANTIBIOTIK PADA KASUS DEMAM BERDARAH DENGUE ANAK DI RUMAH SAKIT ROEMANI SEMARANG TAHUN 2010 Afiana Rohmani* dan Merry

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan desain cross-sectional. Pengambilan data dilakukan secara

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan desain cross-sectional. Pengambilan data dilakukan secara BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini berupa deskriptif non eksperimental dengan menggunakan desain cross-sectional. Pengambilan data dilakukan secara retrospektif berdasarkan

Lebih terperinci

Jurnal Farmasi Andalas Vol 1 (1) April 2013 ISSN :

Jurnal Farmasi Andalas Vol 1 (1) April 2013 ISSN : Jurnal Farmasi Andalas Vol 1 (1) April 2013 ISSN : 2302-8254 Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan Pasien HIV/AIDS di Poliklinik Khusus Rawat Jalan Bagian Penyakit Dalam RSUP dr. M. Djamil Padang

Lebih terperinci

KEPATUHAN PENGGUNAAN OBAT PADA PASIEN YANG MENDAPAT TERAPI ANTIBIOTIK DI PUSKESMAS MENDAWAI PANGKALAN BUN

KEPATUHAN PENGGUNAAN OBAT PADA PASIEN YANG MENDAPAT TERAPI ANTIBIOTIK DI PUSKESMAS MENDAWAI PANGKALAN BUN ARTIKEL PENELITIAN KEPATUHAN PENGGUNAAN OBAT PADA PASIEN YANG MENDAPAT TERAPI ANTIBIOTIK DI PUSKESMAS MENDAWAI PANGKALAN BUN Eli Beni Fauziah Mahasiswa Program Studi D-III Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan

Lebih terperinci

Sugiarti, et al, Studi Penggunaan Antibiotik pada Pasien Penyakit ISPA Usia Bawah Lima Tahun...

Sugiarti, et al, Studi Penggunaan Antibiotik pada Pasien Penyakit ISPA Usia Bawah Lima Tahun... Studi Penggunaan Antibiotik pada Pasien Penyakit ISPA Usia Bawah Lima Tahun di Instalasi Rawat Jalan Puskesmas Sumbersari Periode 1 Januari-31 Maret 2014 (Study of Antibiotics Use on ARI Patients in Under

Lebih terperinci

GAMBARAN KETEPATAN DOSIS PADA RESEP PASIEN GERIATRI PENDERITA HIPERTENSI DI RSUP Dr. SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN TAHUN 2010

GAMBARAN KETEPATAN DOSIS PADA RESEP PASIEN GERIATRI PENDERITA HIPERTENSI DI RSUP Dr. SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN TAHUN 2010 GAMBARAN KETEPATAN DOSIS PADA RESEP PASIEN GERIATRI PENDERITA HIPERTENSI DI RSUP Dr. SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN TAHUN 2010 Yetti O. K, Sri Handayani INTISARI Hipertensi merupakan masalah utama dalam kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Community Acquired Pneumonia (CAP) adalah penyakit saluran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Community Acquired Pneumonia (CAP) adalah penyakit saluran BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Community Acquired Pneumonia (CAP) adalah penyakit saluran pernafasan yang sering dialami oleh masyarakat dan berpotensi menjadi serius yang berhubungan dengan morbiditas

Lebih terperinci

Rini Damayanti, Sri Sugiarsi,Riyoko APIKES Mitra Husada Karanganyar ABSTRAK

Rini Damayanti, Sri Sugiarsi,Riyoko APIKES Mitra Husada Karanganyar ABSTRAK ANALISIS KUANTITATIF PADA DOKUMEN REKAM MEDIS PASIENINFEKSI SALURAN PERNAFASAN ATAS (ISPA) DI UNIT RAWAT INAP RSUD PANDAN ARANG BOYOLALITRIWULAN I TAHUN 2011 Rini Damayanti, Sri Sugiarsi,Riyoko APIKES

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pencegahan dan pengobatan penyakit (Depkes RI, 2009). yang tidak rasional bisa disebabkan beberapa kriteria sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. pencegahan dan pengobatan penyakit (Depkes RI, 2009). yang tidak rasional bisa disebabkan beberapa kriteria sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengobatan adalah ilmu dan seni penyembuhan dalam bidang keilmuan ini mencakup berbagai praktek perawatan kesehatan yang secara kontinu terus berubah untuk mempertahankan

Lebih terperinci

POLA PERESEPAN OBAT PADA PENDERITA REUMATIK DI APOTEK SEHAT FARMA KLATEN TAHUN 2010

POLA PERESEPAN OBAT PADA PENDERITA REUMATIK DI APOTEK SEHAT FARMA KLATEN TAHUN 2010 POLA PERESEPAN OBAT PADA PENDERITA REUMATIK DI APOTEK SEHAT FARMA KLATEN TAHUN 2010 Totok Hardiyanto, Sutaryono, Muchson Arrosyid INTISARI Reumatik adalah penyakit yang menyerang persendian dan struktur

Lebih terperinci

Jurnal Harapan Bangsa, Vol.1 No.1 Desember 2013 ISSN

Jurnal Harapan Bangsa, Vol.1 No.1 Desember 2013 ISSN PERBEDAAN TINGKAT PENGETAHUAN ORANG TUA TENTANG PENYAKIT ISPA PADA BALITA SEBELUM DAN SETELAH DIBERIKAN PENDIDIKAN KESEHATAN DI PUSKESMAS ARIODILLAH PALEMBANG TAHUN 2012 Oleh : Amalia Dosen STIK Bina Husada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Pneumonia adalah penyebab utama kematian anak di. seluruh dunia. Pneumonia menyebabkan 1,1 juta kematian

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Pneumonia adalah penyebab utama kematian anak di. seluruh dunia. Pneumonia menyebabkan 1,1 juta kematian BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pneumonia adalah penyebab utama kematian anak di seluruh dunia. Pneumonia menyebabkan 1,1 juta kematian balita tiap tahunnya. Jumlah ini melebihi angka kematian gabungan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di Indonesia, TB merupakan masalah utama kesehatan masyarakat. Jumlah pasien TB di Indonesia merupakan ke-3 terbanyak di dunia setelah India dan Cina dengan jumlah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan obat didefinisikan oleh World Health Organization (WHO)

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan obat didefinisikan oleh World Health Organization (WHO) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penggunaan obat didefinisikan oleh World Health Organization (WHO) sebagai pemasaran, distribusi, resep, dan penggunaan obat-obatan dalam masyarakat, dengan penekanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di Indonesia penyakit infeksi menjadi masalah utama dalam bidang kesehatan, sebab penyakit ini mempunyai angka kejadian yang cukup tinggi menyerang masyarakat

Lebih terperinci

GAMBARAN PENGOBATAN PADA PENDERITA ISPA (INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT) DI PUSKESMAS TRUCUK 1 KLATEN TAHUN 2010

GAMBARAN PENGOBATAN PADA PENDERITA ISPA (INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT) DI PUSKESMAS TRUCUK 1 KLATEN TAHUN 2010 GAMBARAN PENGOBATAN PADA PENDERITA ISPA (INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT) DI PUSKESMAS TRUCUK 1 KLATEN TAHUN 2010 Roy Yani Dewi Hapsari, Sunyoto, Farida Rahmawati INTISARI Infeksi Saluran Pernafasan Akut

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pneumonia, mendapatkan terapi antibiotik, dan dirawat inap). Data yang. memenuhi kriteria inklusi adalah 32 rekam medik.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pneumonia, mendapatkan terapi antibiotik, dan dirawat inap). Data yang. memenuhi kriteria inklusi adalah 32 rekam medik. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini mengevaluasi tentang penggunaan antibiotik pada pasien pneumonia di RSU PKU Muhammadiyah Bantul. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan terdapat 79 rekam

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada penelitian yang berjudul Evaluasi Ketepatan Penggunaan Antibiotik

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada penelitian yang berjudul Evaluasi Ketepatan Penggunaan Antibiotik BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pada penelitian yang berjudul Evaluasi Ketepatan Penggunaan Antibiotik untuk Pengobatan ISPA pada Balita Rawat Inap di RSUD Kab Bangka Tengah Periode 2015

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penggunaan suatu obat dapat berpengaruh terhadap kualitas pengobatan, pelayanan dan biaya pengobatan. Penggunaan obat merupakan tahap akhir manajemen obat. Penggunaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian non eksperimental dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian non eksperimental dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian non eksperimental dengan analisis data secara deskriptif analitik dengan penyajian data dalam bentuk kualitatif

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh : Octy Jen Camila K

SKRIPSI. Oleh : Octy Jen Camila K EVALUASI PENGGUNAAN OBAT ANTITUBERKULOSIS PADA PASIEN TUBERKULOSIS PARU DEWASA DI INSTALASI RAWAT JALAN BALAI BESAR KESEHATAN PARU MASYARAKAT KLATEN TAHUN 2011 SKRIPSI Oleh : Octy Jen Camila K 100 080

Lebih terperinci

Jangan Sembarangan Minum Antibiotik

Jangan Sembarangan Minum Antibiotik Jangan Sembarangan Minum Antibiotik Beragamnya penyakit infeksi membuat kebanyakan orang segera berobat ke dokter meski hanya penyakit ringan. Rasanya tidak puas jika dokter tidak memberi obat apapun dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masyarakat yang penting, khususnya di negara berkembang. Obat-obat andalan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masyarakat yang penting, khususnya di negara berkembang. Obat-obat andalan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyakit infeksi masih merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang penting, khususnya di negara berkembang. Obat-obat andalan untuk mengatasi masalah

Lebih terperinci

ANALISIS KUALITATIF PENGGUNAAN ANTIBIOTIK GOLONGAN SEFALOSPORIN DI RUMAH SAKIT X KUPANG

ANALISIS KUALITATIF PENGGUNAAN ANTIBIOTIK GOLONGAN SEFALOSPORIN DI RUMAH SAKIT X KUPANG ANALISIS KUALITATIF PENGGUNAAN ANTIBIOTIK GOLONGAN SEFALOSPORIN DI RUMAH SAKIT X KUPANG ABSTRAK Maria Roberty Tressy Da Helen Antibiotik ialah zat yang dihasilkan oleh suatu mikroba terutama fungi, yang

Lebih terperinci

Maulina. Mahasiswi Pada STIKes U Budiyah Banda Aceh D-III Kebidanan

Maulina. Mahasiswi Pada STIKes U Budiyah Banda Aceh D-III Kebidanan HUBUNGAN PENDIDIKAN, PARITAS DAN STATUS EKONOMI DENGAN KEJADIAN ISPA PADA ANAK 0-5 TAHUN DI PUSKESMAS KEUMALA 2013 Maulina Mahasiswi Pada STIKes U Budiyah Banda Aceh D-III Kebidanan menyebabkan kematian

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. besar di Indonesia, kasus tersangka tifoid menunjukkan kecenderungan

I. PENDAHULUAN. besar di Indonesia, kasus tersangka tifoid menunjukkan kecenderungan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Demam tifoid merupakan salah satu penyakit yang masih mengancam kesehatan masyarakat di Indonesia. Di Indonesia, penyakit ini bersifat endemik dan merupakan masalah kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Demam typhoid adalah suatu penyakit infeksi sistemik bersifat akut pada usus halus yang disebabkan oleh Salmonella enterica serotype typhi (Salmonella typhi) (Kidgell

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di Rumah Sakit Umum PKU

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di Rumah Sakit Umum PKU 25 BAB IV A. Karateristik Pasien HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di Rumah Sakit Umum PKU Bantul periode Desember 2016 - Februari 2017 terhadap 30 pasien TB Paru,

Lebih terperinci

STUDI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN IBU HAMIL DALAM MENGKONSUMSI TABLET BESI DI POLINDES BENDUNG JETIS MOJOKERTO.

STUDI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN IBU HAMIL DALAM MENGKONSUMSI TABLET BESI DI POLINDES BENDUNG JETIS MOJOKERTO. STUDI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN IBU HAMIL DALAM MENGKONSUMSI TABLET BESI DI POLINDES BENDUNG JETIS MOJOKERTO Ika Suhartanti *) ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Indikator WHO 1993 Indikator WHO 1993 adalah suatu metode untuk melihat pola penggunaan obat dan dapat secara langsung menggambarkan tentang penggunaan obat yang tidak sesuai.

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian 4.1.1 Ruang lingkup keilmuan Ruang lingkup keilmuan dalam penelitian ini adalah bidang ilmu Mikrobiologi Klinik dan ilmu penyakit infeksi. 4.1.2 Ruang

Lebih terperinci

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN PNEUMONIA PADA BALITA USIA 1-5 TAHUN DI PUSKESMAS CANDI LAMA KECAMATAN CANDISARI KOTA SEMARANG

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN PNEUMONIA PADA BALITA USIA 1-5 TAHUN DI PUSKESMAS CANDI LAMA KECAMATAN CANDISARI KOTA SEMARANG HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN PNEUMONIA PADA BALITA USIA 1-5 TAHUN DI PUSKESMAS CANDI LAMA KECAMATAN CANDISARI KOTA SEMARANG Defi Ratnasari Ari Murdiati*) Frida Cahyaningrum*) *)Akademi kebidanan

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERAN KADER DENGAN CAKUPAN PROGRAM IMUNISASI CAMPAK PADA BALITA. Kiftiyah

HUBUNGAN PERAN KADER DENGAN CAKUPAN PROGRAM IMUNISASI CAMPAK PADA BALITA. Kiftiyah HUBUNGAN PERAN KADER DENGAN CAKUPAN PROGRAM IMUNISASI CAMPAK PADA BALITA Kiftiyah Program Studi Kebidanan, STIKES Dian Husada Mojokerto Email : kiftiyah83@gmail.com ABSTRAK Imunisasi campak merupakan imunisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Demam tifoid termasuk dalam 10 besar masalah kesehatan di negara berkembang dengan prevalensi 91% pada pasien anak (Pudjiadi et al., 2009). Demam tifoid merupakan penyakit

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP ORANG TUA DENGAN UPAYA PENCEGAHAN KEKAMBUHAN ISPA PADA ANAK DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PURWANTORO I SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP ORANG TUA DENGAN UPAYA PENCEGAHAN KEKAMBUHAN ISPA PADA ANAK DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PURWANTORO I SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP ORANG TUA DENGAN UPAYA PENCEGAHAN KEKAMBUHAN ISPA PADA ANAK DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PURWANTORO I SKRIPSI Disusun Guna Memenuhi Sebagian Persyaratan Untuk Memperoleh

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif retrospektif non analitik

III. METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif retrospektif non analitik 44 III. METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif retrospektif non analitik yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama membuat gambaran

Lebih terperinci

EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN PNEUMONIA PEDIATRIK DI INSTALASI RAWAT INAP RSUP Dr. SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN TAHUN 2011 SKRIPSI

EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN PNEUMONIA PEDIATRIK DI INSTALASI RAWAT INAP RSUP Dr. SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN TAHUN 2011 SKRIPSI EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN PNEUMONIA PEDIATRIK DI INSTALASI RAWAT INAP RSUP Dr. SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN TAHUN 2011 SKRIPSI Oleh : NUVIA DHIAR SAPUTRI K100080169 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

Syntax Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia ISSN : e-issn : Vol. 2, No 4 April 2017

Syntax Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia ISSN : e-issn : Vol. 2, No 4 April 2017 Syntax Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia ISSN : 2541-0849 e-issn : 2548-1398 Vol. 2, No 4 April 2017 HUBUNGAN ANTARA KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT (ISPA) DENGAN PENGETAHUAN DAN POLA ASUH IBU

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI A. TINJAUAN PUSTAKA. pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna dengan menyediakan pelayanan

BAB II LANDASAN TEORI A. TINJAUAN PUSTAKA. pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna dengan menyediakan pelayanan digilib.uns.ac.id BAB II LANDASAN TEORI A. TINJAUAN PUSTAKA 1. Rumah Sakit Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna dengan

Lebih terperinci

ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN ORANG TUA TENTANG ISPA DI PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN

ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN ORANG TUA TENTANG ISPA DI PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN ORANG TUA TENTANG ISPA DI PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN Arina Futtuwah An-nisa *, Elvine Ivana Kabuhung 1, Bagus Rahmat Santoso 2 1 Akademi Kebidanan Sari Mulia Banjarmasin

Lebih terperinci

PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN PERILAKU PERAWAT

PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN PERILAKU PERAWAT PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN PERILAKU PERAWAT Devi Shintana O S* Cholina Trisa Siregar** *Mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara **Staf Pengajar Departemen

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Batuk pilek merupakan gangguan saluran pernafasan atas yang paling

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Batuk pilek merupakan gangguan saluran pernafasan atas yang paling 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Batuk pilek merupakan gangguan saluran pernafasan atas yang paling sering mengenai bayi dan anak. Bayi yang masih sangat muda akan sangat mudah tertular, penularan

Lebih terperinci

Nidya A. Rinto; Sunarto; Ika Fidianingsih. Abstrak. Pendahuluan

Nidya A. Rinto; Sunarto; Ika Fidianingsih. Abstrak. Pendahuluan Naskah Publikasi, November 008 Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia Hubungan Antara Sikap, Perilaku dan Partisipasi Keluarga Terhadap Kadar Gula Darah Penderita Diabetes Melitus Tipe di RS PKU

Lebih terperinci

PENGETAHUAN PASIEN TENTANG PENYAKIT GASTRITIS DI RSUD GAMBIRAN KOTA KEDIRI

PENGETAHUAN PASIEN TENTANG PENYAKIT GASTRITIS DI RSUD GAMBIRAN KOTA KEDIRI PENGETAHUAN PASIEN TENTANG PENYAKIT GASTRITIS DI RSUD GAMBIRAN KOTA KEDIRI Muhammad Mudzakkir, M.Kep. Prodi DIII Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan UN PGRI Kediri muhammadmudzakkir@yahoo.co.id ABSTRAK

Lebih terperinci

PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol. 4 No. 3 Agustus 2015 ISSN

PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol. 4 No. 3 Agustus 2015 ISSN 1) EVALUASI KERASIONALAN PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PENGOBATAN BRONKITIS KRONIK PASIEN RAWAT JALAN DI RSUP PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO PERIODE JUNI 2013-JUNI 2014 2) 1) Abraham Sanni 1), Fatimawali 1),

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup keilmuan dalam penelitian ini adalah bidang Ilmu. Mikrobiologi Klinik dan ilmu penyakit infeksi.

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup keilmuan dalam penelitian ini adalah bidang Ilmu. Mikrobiologi Klinik dan ilmu penyakit infeksi. BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian 4.1.1 Ruang lingkup keilmuan Ruang lingkup keilmuan dalam penelitian ini adalah bidang Ilmu Mikrobiologi Klinik dan ilmu penyakit infeksi. 4.1.2 Ruang

Lebih terperinci

EVALUASI KERASIONALAN PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN LANSIA DENGAN PNEUMONIA DI INSTALASI RAWAT INAP RSUP PROF. DR. R. D

EVALUASI KERASIONALAN PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN LANSIA DENGAN PNEUMONIA DI INSTALASI RAWAT INAP RSUP PROF. DR. R. D EVALUASI KERASIONALAN PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN LANSIA DENGAN PNEUMONIA DI INSTALASI RAWAT INAP RSUP PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO PERIODE JUNI 2013 JULI 2014 Lisa Citra N. Kuluri 1), Fatimawali

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. secara descriptive dengan metode cross sectional dan pengambilan data secara

BAB III METODE PENELITIAN. secara descriptive dengan metode cross sectional dan pengambilan data secara BAB III METODE PENELITIAN Desain penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian observational yang dirancang secara descriptive dengan metode cross sectional dan pengambilan data secara retrospective.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan laporan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 ISPA

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan laporan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 ISPA BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) adalah penyakit infeksi akut yang menyerang salah satu bagian / lebih dari saluran nafas mulai hidung alveoli termasuk adneksanya

Lebih terperinci

KETEPATAN DOSIS PERESEPAN SIRUP KOTRIMOKSAZOL PADA BALITA PENDERITA DIARE SPESIFIK DI PUSKESMAS ALALAK TENGAH BANJARMASIN

KETEPATAN DOSIS PERESEPAN SIRUP KOTRIMOKSAZOL PADA BALITA PENDERITA DIARE SPESIFIK DI PUSKESMAS ALALAK TENGAH BANJARMASIN ABSTRAK KETEPATAN DOSIS PERESEPAN SIRUP KOTRIMOKSAZOL PADA BALITA PENDERITA DIARE SPESIFIK DI PUSKESMAS ALALAK TENGAH BANJARMASIN Riska Ramdaniyah 1 ; Ratih Pratiwi Sari 2 ; Erwin Fakhrani 3 Ketepatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hijau atau dapat pula bercampur lendir dan darah atau lendir saja

BAB I PENDAHULUAN. hijau atau dapat pula bercampur lendir dan darah atau lendir saja BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diare merupakan keadaan frekuensi buang air besar lebih dari 4 kali pada bayi dan lebih dari 3 kali pada anak, konsistensi tinja encer, dapat berwarna hijau atau dapat

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Arikunto, S Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta

DAFTAR PUSTAKA. Arikunto, S Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta Astuti, AB. 2000. Hubungan Antara Dukungan Keluarga Dengan Penyesuaian Diri Perempuan pada Kehamilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sampai dengan lima tahun. Pada usia ini otak mengalami pertumbuhan yang

BAB I PENDAHULUAN. sampai dengan lima tahun. Pada usia ini otak mengalami pertumbuhan yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak dibawah lima tahun atau balita adalah anak berada pada rentang usia nol sampai dengan lima tahun. Pada usia ini otak mengalami pertumbuhan yang sangat

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN PENDAPATAN DENGAN KEPATUHAN DALAM PERAWATAN PASIEN DIABETES MELITUS DI RSUD dr. R. SOEDJATI PURWODADI

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN PENDAPATAN DENGAN KEPATUHAN DALAM PERAWATAN PASIEN DIABETES MELITUS DI RSUD dr. R. SOEDJATI PURWODADI HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN PENDAPATAN DENGAN KEPATUHAN DALAM PERAWATAN PASIEN DIABETES MELITUS DI RSUD dr. R. SOEDJATI PURWODADI Oleh; Sulistyarini 1), Basuki Rohmat 2) 1) Staf Pengajar STIKES An

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Infeksi saluran napas bawah masih tetap merupakan masalah utama dalam bidang kesehatan, baik di negara yang sedang berkembang maupun yang sudah maju. Data

Lebih terperinci

HUBUNGAN PEMBERIAN INFORMASI OBAT DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT ANTIBIOTIK PADA PASIEN RAWAT JALAN DI PUSKESMAS REMAJA SAMARINDA

HUBUNGAN PEMBERIAN INFORMASI OBAT DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT ANTIBIOTIK PADA PASIEN RAWAT JALAN DI PUSKESMAS REMAJA SAMARINDA HUBUNGAN PEMBERIAN INFORMASI OBAT DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT ANTIBIOTIK PADA PASIEN RAWAT JALAN DI PUSKESMAS REMAJA SAMARINDA Novia Ariani * dan Aditya Maulana Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin Jl. Flamboyan

Lebih terperinci

HUBUNGAN DUKUNGAN PASANGAN PENDERITA TB DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT PADA PENDERITA TB PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN TAHUN 2016

HUBUNGAN DUKUNGAN PASANGAN PENDERITA TB DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT PADA PENDERITA TB PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN TAHUN 2016 HUBUNGAN DUKUNGAN PASANGAN PENDERITA TB DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT PADA PENDERITA TB PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN TAHUN 2016 Yurida Olviani Universitas Muhammadiyah Banjarmasin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang semula hanya berfokus kepada pengelolaan obat (drug oriented)

BAB I PENDAHULUAN. yang semula hanya berfokus kepada pengelolaan obat (drug oriented) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelayanan kefarmasian merupakan salah satu kunci pokok suksesnya sistem kesehatan. Pelayanan kefarmasian telah mengalami perubahan yang semula hanya berfokus kepada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan rumah sakit yang didefinisikan sebagai kejadian tidak diinginkan yang

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan rumah sakit yang didefinisikan sebagai kejadian tidak diinginkan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Drug Related Problems (DRPs) merupakan penyebab kurangnya kualitas pelayanan rumah sakit yang didefinisikan sebagai kejadian tidak diinginkan yang menimpa pasien yang

Lebih terperinci

INTISARI KETEPATAN DOSIS PERESEPAN ANTIBIOTIK AMOXICILLIN

INTISARI KETEPATAN DOSIS PERESEPAN ANTIBIOTIK AMOXICILLIN INTISARI KETEPATAN DOSIS PERESEPAN ANTIBIOTIK AMOXICILLIN PADA PASIEN BALITA PENDERITA ISPA DI PUSKSMAS BASIRIH BARU BANJARMASIN Nurul Mardhatillah 1 ; Aditya MPP 2 ; Akhmad Fakhriadi 3 Infeksi saluran

Lebih terperinci

BAB I LATAR BELAKANG. bayi dan balita. Seorang bayi baru lahir umumnya akan buang air besar sampai

BAB I LATAR BELAKANG. bayi dan balita. Seorang bayi baru lahir umumnya akan buang air besar sampai BAB I LATAR BELAKANG A. Latar Belakang Penyakit diare merupakan salah satu penyakit yang sering mengenai bayi dan balita. Seorang bayi baru lahir umumnya akan buang air besar sampai lebih dari sepuluh

Lebih terperinci

Rasionalitas Penggunaan Antibiotika Pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 dengan Komplikasi Ulkus Diabetika

Rasionalitas Penggunaan Antibiotika Pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 dengan Komplikasi Ulkus Diabetika Rasionalitas Penggunaan Antibiotika Pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 dengan Komplikasi Ulkus Diabetika (Rationality Use Antibiotics In Patients Diabetes Mellitus Type 2 with Diabetic Ulcer Complications)

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Herdianti STIKES Harapan Ibu Jambi Korespondensi penulis :

PENDAHULUAN. Herdianti STIKES Harapan Ibu Jambi Korespondensi penulis : HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI SERTA PERAN KELUARGA TERHADAP UPAYA PENCEGAHAN PENULARAN PENYAKIT TUBERKULOSIS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PERAWATAN SUBAN KECAMATAN BATANG ASAM TAHUN 2015 Herdianti STIKES

Lebih terperinci

PROFIL PENGOBATAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA) PADA BALITA DI PUSKESMAS RAMBANGARU TAHUN 2015

PROFIL PENGOBATAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA) PADA BALITA DI PUSKESMAS RAMBANGARU TAHUN 2015 PROFIL PENGOBATAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA) PADA BALITA DI PUSKESMAS RAMBANGARU TAHUN 2015 Yorida Febry Maakh 1, Ivonne Laning 2, Rambu Tattu 3 1 Prodi Farmasi Poltekkes Kemenkes Kupang Email

Lebih terperinci

PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG PENYAKIT TUBERCULOSIS PARU

PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG PENYAKIT TUBERCULOSIS PARU PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG PENYAKIT TUBERCULOSIS PARU Siti Sarifah 1, Norma Andriyani 2 Prodi D III Keperawatan STIKES PKU Muhammadiyah Surakarta sitis88@gmail.com Abstrak Tuberkulosis paru merupakan

Lebih terperinci

PRATIWI ARI HENDRAWATI J

PRATIWI ARI HENDRAWATI J HUBUNGAN ANTARA PARTISIPASI PENGAWAS MENELAN OBAT (PMO) KELUARGA DENGAN SIKAP PENDERITA TUBERKULOSIS PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BANYUANYAR SURAKARTA SKRIPSI Untuk memenuhi persyaratan meraih derajat

Lebih terperinci

PARITAS DENGAN KEJADIAN BERAT BAYI LAHIR RENDAH DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT Dr. SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN TAHUN Sri Handayani, Umi Rozigoh

PARITAS DENGAN KEJADIAN BERAT BAYI LAHIR RENDAH DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT Dr. SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN TAHUN Sri Handayani, Umi Rozigoh PARITAS DENGAN KEJADIAN BERAT BAYI LAHIR RENDAH DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT Dr. SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN TAHUN 2008 Sri Handayani, Umi Rozigoh Program Studi DIII Kebidanan STIKES Muhammadiyah Klaten email:

Lebih terperinci

BAB 1 :PENDAHULUAN. masih merupakan masalah kesehatan utama yang banyak ditemukan di. hubungan status gizi dengan frekuensi ISPA (1).

BAB 1 :PENDAHULUAN. masih merupakan masalah kesehatan utama yang banyak ditemukan di. hubungan status gizi dengan frekuensi ISPA (1). BAB 1 :PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) adalah penyakit infeksi akut yang menyerang salah satu bagian atau lebih dari saluran nafas mulai dari hidung hingga alveoli,

Lebih terperinci

KAJIAN RASIONALITAS PENGGUNAAN ANTIBIOTIK DALAM TERAPI DEMAM TYPHOID PADA PASIEN ANAK RAWAT INAP DI RSUD Dr. M.M DUNDA LIMBOTO

KAJIAN RASIONALITAS PENGGUNAAN ANTIBIOTIK DALAM TERAPI DEMAM TYPHOID PADA PASIEN ANAK RAWAT INAP DI RSUD Dr. M.M DUNDA LIMBOTO KAJIAN RASIONALITAS PENGGUNAAN ANTIBIOTIK DALAM TERAPI DEMAM TYPHOID PADA PASIEN ANAK RAWAT INAP DI RSUD Dr. M.M DUNDA LIMBOTO Siti Nurmanti Badu, Teti Sutriyati Tuloli, Nurain Thomas *) *) Jurusan Farmasi,

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG TUBERKULOSIS (TB) DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN TB PARU DI RSUD CIDERES KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2015

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG TUBERKULOSIS (TB) DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN TB PARU DI RSUD CIDERES KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2015 HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG TUBERKULOSIS (TB) DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN TB PARU DI RSUD CIDERES KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2015 Oleh : Rina Nuraeni ABSTRAK Tuberkulosis (TB atau TBC) merupakan

Lebih terperinci

HUBUNGAN KOMUNIKASI TEURAPETIK BIDAN DENGAN KECEMASAN IBU BERSALIN DI RUANG KEBIDANAN DAN BERSALIN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN PIDIE

HUBUNGAN KOMUNIKASI TEURAPETIK BIDAN DENGAN KECEMASAN IBU BERSALIN DI RUANG KEBIDANAN DAN BERSALIN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN PIDIE Jurnal Kesehatan Masyarakat HUBUNGAN KOMUNIKASI TEURAPETIK BIDAN DENGAN KECEMASAN IBU BERSALIN DI RUANG KEBIDANAN DAN BERSALIN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN PIDIE RITA YUSNITA Mahasiswi D-III Kebidanan

Lebih terperinci

EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN INFEKSI SALURAN KEMIH DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SUKOHARJO TAHUN 2011 SKRIPSI

EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN INFEKSI SALURAN KEMIH DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SUKOHARJO TAHUN 2011 SKRIPSI EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN INFEKSI SALURAN KEMIH DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SUKOHARJO TAHUN 2011 SKRIPSI Oleh: EKA KURNIA SARI K. 100 080 001 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

KESESUAIAN DOSIS PEMBERIAN AMOXICILLIN PADA PASIEN ANAK DI POLI KIA PUSKESMAS PANJATAN I PERIODE OKTOBER-DESEMBER 2014

KESESUAIAN DOSIS PEMBERIAN AMOXICILLIN PADA PASIEN ANAK DI POLI KIA PUSKESMAS PANJATAN I PERIODE OKTOBER-DESEMBER 2014 Kesesuaian Dosis Pemberian Amoxcillin (Elif Nofiyani) 36 KESESUAIAN DOSIS PEMBERIAN AMOXICILLIN PADA PASIEN ANAK DI POLI KIA PUSKESMAS PANJATAN I PERIODE OKTOBER-DESEMBER 2014 APPROPRIATENESS OF DOSAGE

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. bawah 5 tahun dibanding penyakit lainnya di setiap negara di dunia. Pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. bawah 5 tahun dibanding penyakit lainnya di setiap negara di dunia. Pada tahun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pneumonia merupakan penyakit yang banyak membunuh anak usia di bawah 5 tahun dibanding penyakit lainnya di setiap negara di dunia. Pada tahun 2004, sekitar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tingkat kesehatan yang memadai di kalangan masyarakat. Kesehatan harus

BAB I PENDAHULUAN. tingkat kesehatan yang memadai di kalangan masyarakat. Kesehatan harus BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kualitas pelayanan kesehatan menjadi penunjang penting tercapainya tingkat kesehatan yang memadai di kalangan masyarakat. Kesehatan harus dipandang sebagai suatu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3. 1 Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan rancangan cross sectional. Pengambilan data yang dilakukan secara retrospektif melalui seluruh

Lebih terperinci